bedah buku biografi 60 sahabat nabi myrna&ardian

51
BEDAH BUKU “BIOGRAFI 60 SAHABAT NABIMyrna muchiah vitri .s. Novi anwar ardiansyah

Upload: myrna-muchiah-muchiah

Post on 16-Aug-2015

55 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

BEDAH BUKU“BIOGRAFI 60 SAHABAT NABI”

Myrna muchiah vitri .s.

Novi anwar ardiansyah

SALMAN AL-FARISI”Pencari Kebenaran”””””

Pahlawan dari Negeri Persia →→→ Banyak ahli-ahli Islam.

Tahun ke-5 HijriahPerang Khandaq

Pimpinan yahudi Abu Sufyan dan Uyainah bin Hishn

Pasukan Quraisy dan Ghathafan dari luar

Quraidhah dari dalam

Al-Qur’an menggambarkan :

“Ketika mereka datang kepada kalian dari atas dan dari bawah kalian,ketika penglihatan kalian tidak terpusat,ketika hati kalian menyesak sampai ketenggorokan dan kjalian menyangka kepada Allah dengan bermacam-macam prasangka.” (Al-Ahzab:10)

Dua puluh empat ribu orang tentara bergerak ke arah Madinah untuk menghabisi

Muhammad ,para pengikutnya,dan agama Islam.

Seorang laki-laki jangkung berambut lebat tampil memberikan usulan.Dialah Salman Al-Farisi.Laki-laki

yang dihormati dan disayangi oleh Rasulullah.

Sewaktu menggali parit Salman tidak tinggal diam.ia ikut menggali tanah berbatu bersama

Rasulullah dan kaum muslimin yang lain membawa tembilan memecah bebatuan,dan

akhirnya menemukan batu yang besar.

Pukulan demi pukulan dilakukan oleh Rasulullah dan disetiap pukulan Rasulullah melihat tanda umat-umatnya akan menguasai

semua negri.

Salman lah yang mengajukan saran untuk membuat parit dan ia pula yang

menemukan batu besar yang telah menampakkan masa depan.

Cerita Salman masuk Islam

Salman duduk dibawah pohon rindang didepan rumahnya di kota Madain.menceritakan pengorbanannya mencari kebenaran.

Meninggalkan agama nenek moyangnya(agama persi)dan memeluk agama kristen dan akhirnya masuk ke agama Islam.

“Ia berasal dari wilayah isfahan,dari desa ‘’Ji’’,Ayahku seorang kepala wilayah.Ia adalah orang yang paling disayanginya.Ia membaktikan diri dalam dalam agama Majusi.Ia bertugas sebagai penjaga api peribadatan agar tetap menyala.

Ia mengirim kabar kepada rombongan Syam untuk menolongnya.

Sebelum Salman bertemu dengan Nabi Ibrahim ia bertemu dengan beberapa orang:

1.uskup pemilik gereja2.uskup kedua3.seseorang yang tinggal di Mosul4.Ahli ibadah di Nasibin5.Seseorang laki diAmuria,Romawi

Jiwa besar dan kemauan kuat menjadikannya mampu mengatasi semua rintangan.Mampu mengubah yang mustahil menjadi mungkin.

Sejak bertemu dengan Rasulullah dan beriman kepadanya,Salman hidup sebagai seorang muslim yang

merdeka,sebagai pejuang dan taat beribadah.

Gaji Salman Al-Farisi 4000-6000 dinar setahun.tapi,tidak sedikitpun ia ambil untuk

kepentingannya semua ia sedekahkan.

Pesan terakhir salman sebelum wafat :”Ingatlah Allah ketika kamu ingin sesuatu,ketika kamu memberikan keputusan,dan ketika membagi”

Diruangannya hanya ada satu piring dan satu baskom yang ia gunakan untuk tempat minum dan wudhu.walau demikian ia tetap menganggap dirinya boros.

Salman Al-Farisi adalah walikota Madain tetapi ia tidak menyukai jabatannya,karena menurutnya jabatan itu terasa manis saat

dipegang,dan pahit saat dilepas.

Saat ia sakit ia meminta istrinya untuk mengambil barang yang selama ini ia beri kepada istrinya untuk disimpan.Dan ternyata barang itu ialah wewangian

kasturi.ia meminta kepada istrinya untuk memercikkan wewangiaan itu kesekeliling tubuhnya karna,ia akan

didatangi makhluk Allah yang tidak makan,namun suka dengan wewangian.

---KISAH CINTA SALMAN ALFARISI.mp4

Zaid Bin Tsabit

-PENGHIMPUN KITAB SUCI AL-QURAN-

Seorang Anshar Dari Madinah

Pada saat terjadi perang Uhud

Dua Orang Pemuda Rafi’ Bin Khudaij dan Samurah Bin Juhud

Seorang Enam Anak Yang Masih Tinggal Diantaranya Zaid bin Tsabit Dan Abdullah bin Umar........

Memiliki Kepribadian Seorang Muslim

Zaid bin Tsabit Memiliki Kepribadian yang cemerlang

Pada Saat Wahyu Mulai diTurunkan

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang telah mengajar dengan pena. Mengajari manusia apa apa yang tidak diketahuinya”

Al-Quran tidak turun sekaligus atau sekali onggok, karena ia bukanlah kitab yang dikarang atau artikel yang disusun.....

Saat Terjadinya Perang Uhud (Video)

Abdurrahman Bin ‘Auf

“Apa sebabnya anda menangis, Hai Abu Muhammad...?”

“Kulihat Abdurrahman bin ‘Auf masuk surga dengan perlahan-lahan!”

Maka dialah r.a yang membaktikan harta kekayaannya dengan kedermawanan dan pemberian yang tidak terkira, dengan hati yang puas dan rela......

Kapan dan bagaimana masuknya orang besar ini kedalam islam?.....

“Sungguh kulihat diriku, Seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan dibawahnya emas dan perak”

Bagi Abdurrahman bin ‘Auf r.a. Bukan berarti rakus dan loba, bukan pula suka menumpuk harta atau hidup mewah dan ria!

Seorang yang memiliki watak dinamis

Persaudaraan yang mencapai kesempurnaanya

Perkataan seorang sahabat Anas bin Malik r.a meriwayatkan kepada kita

apa yang terjadi:

“... Dan berkatalah Sa’ad kepada Abdurrahman: “Saudara-ku, aku adalah penduduk madinah yang kaya raya, silahkan pilih separoh hartaku dan ambillah! Dan aku mempunyai dua orang istri, coba perhatian anda, akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperistrinya...!”Jawab Abdurrahman bin ‘Auf: “Moga-moga allah memberkati anda, isteri dan harta anda! Tunjukanlah letaknya dimana pasar agar aku dapat berniaga...!”

Berdagang Untuk Mencapai Ridha Allah

Menambahnya Kejayaan

Pada suatau hari ia mendengar Rasulullah saw bersabda:

“Wahai ibnu ‘Auf! Anda termasuk golongan orang kaya... Dan anda akan masuk surga secara perlahan-lahan....! Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, Pasti Allah mempermudah langkah anda...!”

Seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya

“Apa sebabnya anda menangis wahai abu muhammad...?” “Ujarnya: “Rasulullah saw. Telah wafat dan tak pernah beliau berikut ahli rumahnya sampai kenyang makan roti gandum, apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita...?”

Bukan Seorang yang sombong dan takabur

“Orang-orang yang membelanjakan hartanya dijalan allah kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah mereka nafqahkan itu dengan membangkit-bangkitkan pemberiannya dan tidak pula kata-kata yang menyakitkan, niscaya mereka beroleh pahal disisi tuhan mereka, mereka tidak usah merasa takut dan tidak pula berdukacita...!”

Abdurrahman bin ‘Auf bertangan Emas

SEKIAN TERIMAKASIH