bawang merah

5
7/21/2019 Bawang merah http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 1/5 Bawang merah & Bawang putih Dari riau sumatra Di susun Oleh : Indriyani Kelas VIII.7 SMP NEGERI 1 JAWILAN

Upload: nizarkasep

Post on 05-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

novel

TRANSCRIPT

Page 1: Bawang merah

7/21/2019 Bawang merah

http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 1/5

Bawang merah & Bawang

putih

Dari riau sumatra

Di susun Oleh : Indriyani

Kelas VIII.7

SMP NEGERI 1 JAWILAN

Page 2: Bawang merah

7/21/2019 Bawang merah

http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 2/5

Bawang Merah dan Bawang Putih (Sebuah Cerita Rakyat)

dan kain berwarna merah itupun hanyut terbawa arus deras

Cerita Rakyat: Bawang Putih dan Bawang Merah

Pada jaman dahulu kala, tersebutlah seorang gadis cantik dan baik budi yang bernama

Bawang Putih. Gadis ini tinggal bersama ibu dan kakak tirinya yang bernama BawangMerah. Bawang Putih diperlakukan dengan sangat kejam. Setiap hari ia harus mengerjakan

semua pekerjaan rumah, sementara kakak tirinya Bawang Merah, hanya bermalas-malasan.

Bila ia sedikit saja melakukan kesalahan, maka hukumanlah yang akan ia terima. Bawang

Putih selalu bangun pagi dan mengerjakan semua pekerjaan di rumah itu, lalu tidur lebih

malam dari ibu dan kakaknya. Pekerjaan rumah seperti tak pernah ada habisnya. Ada-ada saja

 pekerjaan yang diberikan oleh ibu dan kakaknya itu.

Sebelumnya, kehidupan Bawang Putih sangatlah bahagia. bunya seorang ibu yang sangat

sayang kepadanya. Ayahnya yang seorang saudagar kaya, juga mencintainya dengan luar

 biasa. Apalagi ia adalah anak semata wayang mereka. !esedihan Bawang Putih mulai datangketika ibunya sakit dan meninggal. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan seorang janda

 beranak satu yang tidak lain adalah tetangga mereka sendiri. Akhirnya, tinggalah Bawang

Merah dan ibu tirinya itu di rumah mereka. !esedihan dan kesengsaraan Bawang Putih

 berlanjut ketika ayahnya pergi berdagang. Selama ditinggal pergi ayahnya, ibu tiri dan

Bawang Merah selalu memperlakukannya dengan buruk. Bawang Putih tidak pernah berani

mengungkapkan kekejian ibu dan kakaknya itu kepada ayahnya. !eduanya selalu berlaku

 baik kepada Bawang Putih saat berada di depan ayahnya.

Situasi semakin buruk ketika ayahnya jatuh sakit dan akhirnya meninggal. !ini Bawang

Putih merasa sangat tersiksa. "ari-harinya menjadi suram. Badannya menjadi kurus kering

dan matanya semakin sayu. a sangat merindukan kehidupan sebelumnya yang sangat berbahagia bersama ibu dan ayah kandungnya.

Page 3: Bawang merah

7/21/2019 Bawang merah

http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 3/5

Suatu hari, saat itu matahari telah tergelincir dan menuju peraduannya di u#uk barat. Bawang

Putih diperintahkan oleh ibu tiri dan kakak tirinya Bawang Merah untuk mencuci pakaian di

sungai. $ucian kotor itu banyak sekali. !eranjang rotannya penuh dengan kain dan kebaya

ibunya dan Bawang Merah. bawang Putih tentu saja tidak berani menolaknya.

%i sungai Bawang Putih mencuci dengan hati-hati. a meletakkan keranjangnya di atas

sebuah batu besar dan mulai bekerja. &etapi, karena tubuhnya telah letih bekerja seharian, ia

menjadi kurang awas. Selembar kain milik ibu tirinya hanyut terbawa arus sungai yang deras.

Setelah menyadari bahwa kain ibunya hanyut, Bawang Putih berusaha mencarinya.

Bawang Putih berjalan di tepi sungai. a menyusuri arus dengan melompat dari satu batu ke

 batu lainnya. !akinya telah berdarah-darah dan sakit karena permukaan batu yang keras dan

tajam. &etapi Bawang Putih berusaha untuk mengatasi rasa sakitnya itu. a terus menyusuri

sungai sambil mengamati arus sungai. Siapa tahu, kain milik ibunya itu dapat ditemukannya

kembali. Bawang Putih sangat takut. 'ika ia tak bisa mendapatkan kain itu, entah hukum apa

yang akan menimpanya. bu dan Bawang Merah bisa sangat kejam. 'angan-jangan ia akandipukul lagi dengan sapu lidi dan tidak diberikan makanan seperti ketika seminggu yang lalu

tanpa sengaja telah menjatuhkan belanga berisi beras saat akan menanak nasi.

&elah cukup jauh Bawang Putih berjalan. a melihat seorang gembala sedang memandikan

kerbaunya. Bawang Putih segera memberi salam dan kemudian bertanya apakah gembala

tersebut melihat sepotong kain berwarna merah yang hanyut. Gembala ia mengiyakan. a

mengatakan bahwa baru saja ia melihat sepotong kain berwarna merah hanyut ke arah hilir,

tetapi karena arus yang deras ia tak bisa mengambilnya. Bawang Putih berterima kasih

kepada gembala kerbau itu dan melanjutkan pencariannya.

hampir semua perabotan dapur terbuat dari tulang-belulang

Beberapa jam kemudian, Bawang Putih melihat seorang nelayan sedang memancing di tepi

sungai. a segera menghampirinya. Bawang Putih mengucapkan salam dan bertanya apakah

nelayan itu melihat sepotong kain berwarna merah yang hanyut terbawa arus sungai.

&ernyata, seperti juga gembala kerbau, nelayan itu juga melihat kain merah itu hanyut. &etapi,

karena arus sungai yang sangat deras, ia tidak dapat mengambilnya. Buru-buru Bawang Putih

mengucapkan terima kasih. !emudian, ia segera melanjutkan kembali pencariannya.

Saat itu hari telah mulai gelap. Senja datang tak terasa. %i tepian sungai yang terlihat agak

menyeramkan dengan pohonnya yang besar-besar dan semak-semak yang rimbun, BawangPutih melihat seorang nenek yang terbungkuk-bungkuk sambil mencuci beras. Bawang Putih

Page 4: Bawang merah

7/21/2019 Bawang merah

http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 4/5

agak takut karena penampilan nenek itu tidak biasa. &ubuhnya besar dan wajah keriputnya

menakutkan. !alung dan gelangnya terbuat dari tulang-belulang. (enek tua itu ternyata

seorang raksasa. Akan tetapi, Bawang Putih memberanikan diri. Seseorang dengan

 penampilan buruk dan menyeramkan bisa saja berhati emas dan berbudi pekerti luhur. a

segera teringat ibu tiri dan kakaknya yang cantik tetapi berhati bengis.

Bawang Putih memberi salam kepada nenek raksasa itu. a kemudian menanyakan apakah

nenek itu melihat sepotong kain berwarna merah milik ibu tirinya yang hanyut di sungai.

'awaban nenek raksasa itu sangat menggembirakannya. (enek raksasa itu mengatakan bahwa

ia memang melihat kain merah itu tersangkut di semak-semak yang tumbuh hingga ke aliran

sungai yang deras itu. (enek raksasa itu telah mengambilnya dan menyimpannya. Bawang

Putih berterima kasih karena nenek raksasa itu telah mengambilkan kain merah itu. Bawang

Putih mengatakan bahwa ia akan dimarahi ibu tiri dan kakak tirinya jika saja kain itu tak

dapat ditemukannya.

Bawang Putih kemudian membantu nenek raksasa mencuci beras. a telah sangat terlatih

melakukan pekerjaan itu. Bawang Putih kemudian mengikuti nenek raksasa ke pondoknyayang ternyata letaknya tidak jauh dari tepi sungai itu.

"ari telah benar-benar malam. Gelap menyelimuti seluruh dataran. (enek raksasa itu

meminta Bawang Putih untuk bermalam saja di pondoknya. Bawang Putih kemudian diminta

menanak nasi dan memasak lauk pauk di dapur. Betapa kagetnya Bawang Putih ketika

mengetahui bahwa hampir semua perabotan dapur dan makan nenek raksasa itu juga terbuat

dari tulang-belulang seperti halnya kalung dan gelang yang dipakainya. Bawang Putih berdoa

semoga ia selalu dilindungi dari marabahaya. Akhirnya ia memasak juga. "atinya menjadi

tenang karena telah memasrahkan diri kepada Sang Pencipta. Setelah makanan tersaji, nenek

raksasa mengajak Bawang Putih makan bersama. Semalaman itu Bawang Putih tidur bersama

nenek raksasa di pondok kecil tepi sungai itu.

!etika matahari mulai menyingsing di u#uk timur, Bawang Putih terbangun. )umayan,

tubuhnya kini telah menjadi segar dan rasa sakit di kakinya berangsur sembuh. Bawang Putih

 berpamitan untuk pulang setelah nenek raksasa itu menyerahkan kain berwarna merah milik

ibu tirinya. !emudian, nenek raksasa itu juga memberi Bawang Putih sebuah hadiah. Bawang

Putih diminta memilih sebuah labu kuning dari dua buah labu yang ada di dapur. Bawang

Putih mengambil sebuah labu yang berukuran kecil dan meninggalkan labu yang berukuran

 besar. Bawang Putih mengucapkan terima kasih kepada nenek raksasa itu dan berjalan ke

arah hilir untuk kembali pulang.

Setibanya di rumah, ibu dan kakak tirinya telah menunggunya. !eduanya langsung memaki-

maki Bawang Putih. bu tirinya segera merenggut keranjang rotan di tangan Bawang Putih

dan mendapati sebuah labu kuning di dalamnya. Bawang Merah kemudian menyuruh

Bawang Putih membelah labu kuning kecil itu. &ernyata labu itu bukan sembarang labu.

!etika labu itu dibelah, tampaklah bermacam-macam perhiasan dari emas, intan, dan

 permata. 'umlahnya banyak sekali, penuh seisi labu. *uangan di dapur mereka itu seperti

 bercahaya terang karenanya. !eduanya segera mengambil perhiasan-perhiasan itu untuk

mereka sendiri. bu tirinya sangat senang. a lalu memaksa Bawang Putih menceritakan

 bagaimana ia bisa memperoleh labu berisi perhiasan itu.

Akhirnya, ibu tirinya membuat rencana bersama Bawang Merah. Bawang Merah akan pura- pura mencuci pakaian ke sungai lalu dengan sengaja menghanyutkan selembar kain berwarna

Page 5: Bawang merah

7/21/2019 Bawang merah

http://slidepdf.com/reader/full/bawang-merah-56da4ed3c36bd 5/5

merah milik ibunya di sungai. Begitulah, kemudian Bawang Merah menyusuri tepian sungai.

a bertemu dengan gembala kerbau, kemudian dengan nelayan yang sedang mengail ikan,

seperti yang dialami Bawang Putih, keduanya mengatakan bahwa mereka telah melihat kain

merah itu tetapi tidak dapat mengambilnya karena arus yang sangat deras.

Bawang merah akhirnya sampai di tempat nenek raksasa mencuci beras. Seperti juga yangdialami Bawang Putih, nenek raksasa itu mengatakan bahwa ia telah mengambil kain

 berwarna merah itu dari semak-semak yang tumbuh sampai ke arus sungai dan

menyimpannya di pondoknya. Bawang Merah kemudian dengan setengah hati membantu

nenek raksasa mencuci beras, lalu menanak nasi dan memasak lauk pauk. Pada dasarnya ia

memang gadis yang pemalas dan tak biasa bekerja. a sangat ketakutan dengan alat-alat dapur 

dan perabotan nenek raksasa yang terbuat dari tulang-belulang. &etapi, karena bayangan akan

memperoleh perhiasan yang banyak dan indah-indah, rasa takutnya itu ditekannya. Malam itu

Bawang Merah makan dan juga tidur bersama nenek raksasa.

!eesokan harinya, Bawang Merah bangun kesiangan. "ari telah pagi ketika ia membuka

mata. %ihadapannya, di dalam keranjang rotannya telah diletakkan kain berwarna merahmilik ibunya. (enek raksasa kemudian menyuruh Bawang Merah untuk segera pulang karena

ibunya pasti telah menunggunya dengan khawatir. &etapi Bawang Putih ingat, ia belum

mendapatkan labu kuning seperti yang diperoleh Bawang Putih.

Akhirnya Bawang Merah bertanya mengapa ia tidak diberikan labu kuning seperti Bawang

Putih. (enek raksasa itu tersenyum lalu menyuruh Bawang Merah untuk memilih salah satu

labu kuning yang ada di dapurnya. Segera saja Bawang Merah ke dapur dan mengambil labu

 berukuran besar dari labu lainnya yang berukuran kecil. %alam hati, Bawang Merah tertawa

senang, ia akan memperoleh perhiasan yang jauh lebih banyak karena labu itu sangatlah

 besar. !emudian, Bawang Merah segera pulang, bahkan lupa pamit dan memberi salam

kepada nenek raksasa itu.

Begitu besarnya labu kuning di keranjang rotannya itu, Bawang Merah sangat kesulitan

mengangkatnya. &etapi, bayangan akan banyaknya perhiasan indah dan mahal yang akan

diperolehnya membuat ia tetap berusaha mengangkatnya. Setelah bersusah payah, akhirnya

sampailah Bawang Merah di rumah. bunya sudah menyambutnya dengan senang. !eduanya

 pergi ke dapur dan segera membelah labu kuning yang amat besar itu. &etapi, siapa sangka,

isi labu kuning itu bukanlah perhiasan dari emas, intan dan permata. )abu itu penuh dengan

 binatang berbisa. Ada kalajengking dan lipan yang besar-besar, hingga ular-ular. 'umlahnya

sangat banyak. !eduanya sangat ketakutan, tetapi binatang-binatang berbisa itu sangat ganas.

!edua anak-beranak yang serakah dan jahat itu digigit binatang-binatang itu hingga tewas.+ajah dan sekujur tubuh keduanya membiru. Mungkin, itulah balasan untuk mereka berdua.

Akhirnya, semua perhiasan yang diperoleh Bawang Putih dan dikuasai ibu tiri dan saudara

tirinya itu kembali kepadanya. a akhirnya hidup bahagia selamanya tanpa ada lagi ibu tiri

dan kakak tiri yang selalu jahat kepadanya.