petunjuk teknis budidaya aneka tanaman sayuranmalut.litbang.pertanian.go.id/images/stories/...syarat...

69
ISBN : 978-602-6864-12-3 PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA ANEKA TANAMAN SAYURAN Oleh : Himawan Bayu Aji Mardianah Hermawati Cahyaningrum Winda Zainiyah Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2 0 1 8

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ISBN : 978-602-6864-12-3

    PETUNJUK TEKNIS

    BUDIDAYA ANEKA TANAMAN SAYURAN

    Oleh : Himawan Bayu Aji Mardianah Hermawati Cahyaningrum Winda Zainiyah

    Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Balai Besar Pengkajian dan PengembanganTeknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2 0 1 8

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    1 KRPL BPTP Malut 2018

    KATA PENGANTAR Sujud syukur ke hadirat Allah SWT karena atas

    limpahan berkah dan rahmatNya buku Petunjuk Teknis Budidaya Aneka Tanaman Sayuran ini dapat diselesaikan.

    Tanaman sayuran merupakan komoditas potensial untuk mendukung Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Maluku Utara. Pemahaman yang benar tentang teknologi budidaya sayuran menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat kelompok penerima manfaat. Hal inilah yang mendasari disusunnya buku petunjuk teknis budidaya aneka tanaman sayuran.

    Buku petunjuk teknis yang memuat informasi dan petunjuk teknologi budidaya berbagai komoditas sayuran ini disusun sedemikian rupa sehingga cukup aplikatif untuk dipraktekkan di lapangan. Diakui bahwa kumpulan teknologi budidaya aneka sayuran ini masih jauh dari sempurna sehingga diharapkan adanya berbagai masukan yang konstruktif dari semua pihak.

    Dalam kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas terbitnya petunjuk teknis budidaya aneka tanaman sayuran.

    Maluku Utara, Juli 2018 Kepala BPTP Maluku Utara Dr. Ir. Bram Brahmantiyo, MSi NIP. 19650506 199003 1 002

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    2 KRPL BPTP Malut 2018

    DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................. 1 Daftar Isi ....................................................................... 2 BAWANG MERAH .......................................................... 3 CABAI MERAH ................................................................ 7 BAYAM ........................................................................ 13 SELADA ........................................................................ 16 SELEDRI ....................................................................... 20 TOMAT ........................................................................ 24 MENTIMUN .................................................................. 29 KACANG PANJANG ....................................................... 33 KUBIS .......................................................................... 37 OYONG ........................................................................ 41 PARIA .......................................................................... 44 TERUNG ....................................................................... 49 KUBIS BUNGA ............................................................... 53 PAKCHOI....................................................................... 58 KANGKUNG ................................................................. 62

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    3 KRPL BPTP Malut 2018

    1. BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Ketinggian ideal untuk pertumbuhan optimal bawang merah berkisar antara 0 sampai dengan 450 m dpl. Tanaman ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari maksimal dengan suhu udara 25-32 0c. Tanaman bawang merah sensitive terhadap intensitas curah hujan yang tinggi.

    Secara fisik tanah lembab, struktur remah, dengan tekstur sedang, drainase/aerasi yang baik, mengandung bahanorganik yang cukup, dan pH tanah netral (5,6– 6,5) sesuai untuk tanaman bawang merah.

    Bawang merah dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman yang mempunyai tajuk kurang rimbun seperti cabai. Sementara waktu tanam bawang merah yang baik adalah pada musim kemarau dengan ketersediaan pengairan cukup. TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih Benih bertmutu tinggi akan menentukan tinggi rendahnya produksi yang dihasilkan. Umbi yang baik untuk benih diupayakan dari tanaman yang sudah tua umurnya,

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    4 KRPL BPTP Malut 2018

    minimal 70 hari. Benih yang dipilih harus sehat, bernas, warna cerah dan mengkilat. Umbi bibit sudah siap ditanam apabila telah disimpan selama 2-4 bulan sejak panen. Cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah diletakkan di atas para-para dapur sehingga diharapkan bisa sering terkena asap. Persemaian Media semai dibuat dari campuran pupuk organik, pasir, dan tanah yang telah diayak. Perbandingan media adalah 1:1:1 dengan ketebalan ± 8 cm dalam keadaan lembab dan diberi naungan. Selanjutnya benih ditanam pada bedengan persemaian di mana sebelumnya telah direndam di dalam larutan Previcur N untuk mencegah penyakit. Persiapan Lahan

    Untuk lahan kering dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 20-30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 25 cm. Sedangkan untuk lahan sawah bedengan berukuran lebar 1,75 cm, tinggi parit 50-60 cm, dan lebar parit 40-50 cm. sementara panjang menyesuaikan ukuran lahan, diupayakan arah bedengan membujur dari timur ke barat supaya penyinaran optimal. Lahan tanam harus bersih dari sisa-sisa tanaman karena bisa menjadi media tumbuh Fusarium sp. Pada tanah masam dibutuhkan penambahan kapur dolomit 14 hari sebelum penanaman dengan dosis 1-1,5 ton/ha/th untuk dua musim tanam

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    5 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemupukan Pemupukan terdiri dari pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik sebagai pupuk dasar berupa kotoran sapi (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan TSP (120-200 kg/ha). Pupuk dasar ini disebar merata lima hari sebelum tanam. Sementara pupuk anorganik berupa Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha). Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada umur 30 hari setelah tanam, masing-masing 0,5 dosis. Penanaman

    Bibit umur 2-3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3-4 helai, dipindahkan pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 20x20 cm. Penyulaman dilakukan apabila ada bibit mati atau tidak tumbuh. Pemeliharaan Bawang merah tidak menyukai banyak air, namun tetap membutuhkan air terutama pada saat musim kemarau. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma, bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Periode kritis karena kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi, sehingga dapat menurunkan produksi. Untuk mengatasi masalah ini perlu pengaturan dan frekuensi pemberian air pada tanaman bawang merah.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    6 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Beberapa tindakan pengendalian OPT antara lain

    dengan : a. Tindakan pencegahan hama dan penyakit yang perlu

    dilakukan adalah menjaga sanitasi, aerase, dan drainase lahan.

    b. Pengendalian secara kultur teknis; pemupukan berimbang, penggunaan varietas tahan OPT, dan penggunaan musuh alami (parasitoid, predator dan patogen serangga).

    c. Pengendalian secara mekanik, yaitu dengan pemotongan daun yang sakit dan penggunaan feromon seks serta light trap.

    d. Penggunaan bio-pestidsida (pestisida nabati) e. Pengendalian dengan pestisida kimia harus dilakukan

    dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval, maupun waktu aplikasi.

    Panen Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu 1) mencabut seluruh tanaman beserta akarnya, 2) memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah. Tanaman bawang merah dipanen pada umur > 70 hari setelah tanam atau secara fisik ditunjukkan dengan daun agak menguning, pangkal daun sudah lemas/kempes, umbi sudah muncul jelas dipermukaan dan berwarna merah dan sebagian besar tanamansudah ada rebah. Panen sebaiknya dilakukan dalam keadaan tidak hujan untuk mencegah serangan penyakit umbi.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    7 KRPL BPTP Malut 2018

    Pasca Panen Pengeringan bawang dilakukan dengan menjemur

    secara bertahap mulai dengan menjemur bagian daunnya dan umbi bawang merah tidak terkena sinar matahari langsung selama 3-7 hari. Pembalikan dilakukan setiap 2-3 hari sampai susut bobot umbi mencapai 25-40% dengan kadar air 80-84%. Lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua, busuk atau sakit.

    Apabila tidak langsung dijual, umbi bawang merah disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di gudang khusus, pada suhu 25-30 0C dan kelembaban yang cukup rendah (± 60-80%). Supaya tidak cepat layu tempatkan bawang merah pada tempat yang teduh dengan disemprot air menggunakan hand sprayer untuk menjaga kelembaban. Untuk pengemasan dapat menggunakan tempat yang sirkulasi udaranya terjaga dengan baik. 2. CABAI MERAH (Capsicum annuum)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Secara umum cabai dapat dibudidayakan pada dataran rendah hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.000 m dpl, temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    8 KRPL BPTP Malut 2018

    tidak terlalu tinggi. Tanaman cabai merupakan jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari penuh. Jenis tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman cabai adalah tanah sawah maupun tanah tegalan dengan struktur tanah remah (draenase baik) dan kaya bahan organik, pengairan cukup, serta pH netral (6-7). Budidaya cabai di tanah sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sementara di tegalan pada awal musim hujan. Sehingga diharapkan tanaman cabai tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan air. TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih dan Persemaian

    Benih yang baik berasal dari biji murni, sehat, berasal dari benih unggul serta mempunyai daya berkecambah tinggi (Amin, H. 2007). Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat (50°C) atau larutan Previcur N (1 cc/l) selama ± 30 menit. Benih disebar secara merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah halus dan pupuk organik/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni basah selama 3 hari supaya benih cepat berkecambah.

    Bedengan persemaian diberi naungan dari kasa/plastik transparan kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7 hari setelah semai, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/polibag dengan media tanah halus dan pupuk organik. Media tanam dijaga kelembabannya sehingga perlu dilakukan penyiraman sesuai kondisi media tanam. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 30 hari setelah semai.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    9 KRPL BPTP Malut 2018

    Persiapan Lahan 1. Lahan Sawah

    Tanah diolah sampai gembur hingga kedalaman 30-40 cm kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m, tinggi 30 cm, dan antar bedengan dibuat parit dengan kedalaman dan lebar 50 cm. Dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 50 cm x 40 cm. Pada tanah masam perlu dilakukan pengapuran pada saat olah tanah menggunakan kapur pertanian/dolomit dengan dosis 1 ton/ha untuk setiap kenaikan 1 digit pada 30 hari sebelum tanam. 2. Lahan Tegalan Tanah diolah sampai gembur hingga kedalaman 30-40 cm kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 m, tinggi 30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 50 cm x 70 cm. 3. Menggunakan Mulsa Plastik Mulsa digunakan untuk menjaga kelembaban, mengurangi pencucian unsur hara oleh hujan, dan mengurangi pertumbuhan gulma. Mulsa dapat berupa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) pada musim kemarau, yang diberikan dua minggu setelah tanam atau berupa mulsa plastik hitam perak untuk musim kemarau dan musim hujan. Pemasangan sebaiknya dilakukan pada saat terik matahari antara pukul 14.00-16.00 agar plastik tersebut memuai sehingga dapat menutup tanah dengan rapat. Jarak tanam disesuaikan dengan lahan yang digunakan apakah di sawah atau di tegalan. Penanaman

    Waktu ideal untuk penanaman adalah di pagi atau sore hari. Umur cabai yang sudah dapat ditanam adalah

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    10 KRPL BPTP Malut 2018

    umur 17-23 hari atau tanaman cabai mempunyai daun 2-4 helai. Bibit cabai yang siap dipindahkan segera disiram secukupnya dan sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida dengan dosis 0,5-1,0 g/l air selama 30 menit untuk mencegah penularan hama dan penyakit. Pemilihan waktu tanam juga tergantung dari jenis lahan di mana pada lahan sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan. Sedangkan pada lahan kering cocok ditanam pada awal musim hujan. Untuk menjaga kelembaban tanah bedengan disiram sampai kapasitas lapang (lembab tetapi tidak becek). Pemupukan

    Pupuk dasar yang diberikan berupa pupuk kandang sapi sebanyak 20-40 ton/ha dan pupuk buatan TSP 200-225 kg/ha diberikan sebelum tanam. Pupuk susulan berupa Urea 100-150 kg/ha, ZA 300-400 kg/ha, dan KCl 150-200 kg/ha diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam. Waktu pemupukan disesuaikan dengan ketersediaan air di mana keadaan air tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Pemberian pupuk bisa denga cara ditugal sedalam 5-15 cm dan ditutup kembali dengan tanah atau dengan cara dikocorkan langsung di sekitar perakaran tanaman. dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun yang dijual dipasaran. Pemeliharaan Penyulaman dilakukan paling lambat 1-2 minggu setelah tanam untuk mengganti bibit yang mati atau sakit. Pengairan diberikan dengan cara digenangi, disiram , atau irigasi tetes. Penggemburan tanah dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau pemupukan susulan.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    11 KRPL BPTP Malut 2018

    Penyiangan dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh di

    areal tanam, karena secara tidak langsung gulma dapat mendorong pertumbuhan penyakit. Pemberian ajir dilakukan untuk menopang berdirinya tanaman. Tunas air yang tumbuh di bawah cabang utama sebaiknya dipangkas. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    OPT utama yang menyerang tanaman cabai diantaranya; lalat buah, layu fusarium, kutu daun, ulat grayak, layu bakteri, dan sebagainya. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Lalat buah Pengendalian dilakukan secara terpadu dengan cara pergiliran tanaman yang bukan tanaman inang, mengumpulkan buah cabai yang terserang lalu dimusnahkan atau menggunakannya sebagai bahan pembuatan pestisida nabati; pemasangan perangkap beracun metil eugenol serta disemprot dengan insektisida sesuai dosis anjuran. Layu fusarium Penyakit disebabkan cendawan yang bersifat tular tanah. Gejala serangan adalah terjadinya pemucatan warna tulang-tulang daun dan diikuti dengan merunduknya tangkai-tangkai daun. Pengendalian dilakukan dengan perlakuan benih direndam dalam larutan fungisida 15 menit. Pengapuran tanah sebelum tanam dengan dolomit pada tanah yang ber pH rendah. Cara lainnya yaitu dengan aplikasi trikoderma yaitu jamur baik yang bersifat antagonis terhadap cendawan merugikan di dalam tanah. Kutu Daun Pengendalian secara terpadu dilakukan dengan cara kultur teknis yaitu menanam tanaman perangkap (trap crop) di

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    12 KRPL BPTP Malut 2018

    sekeliling kebun cabai misalnya jagung. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida yang efektif. Ulat Grayak Pengendalian terpadu yang dilakukan adalah kultur teknis, hayati, dan kimiawi. Cara kultur teknis dengan menjaga kebersihan kebun dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang menjadi tempat persembunyian hama. Cara hayati dengan menyemprotkan cairan berbahan aktif Bacilus thuringiensis. Cara kimiawi dengan menyemprotkan insektisida sesuai dosis anjuran. Layu bakteri Penyebaran penyakit dapat melalui benih, bibit, bahan tanaman yang sakit, dan residu tanaman. Pengendalian terpadu dilakukan dengan penggunaan varietas resisten, perlakuan benih dengan cara direndam dalam bakterisida Agrimycin 0,5 g/L selama 5-15 menit. Panen

    Umumnya panen cabai pertama kali pada umur 70-75 hari setelah tanam di dataran rendah dan pada umur 90-105 hst di dataran tinggi, dengan interval panen 3-5 hari sekali. Panen cabai dipilih pada tingkat kemasakan 85-90% saat warna buah merah kehitaman. Pasca Panen

    Buah rusak yang disebabkan oleh hama penyakit sebaiknya langsung dimusnahkan. Buah yang akan dijual segar sebaiknya dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen setengah matang. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.

    Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah sehat, bentuk normal dan baik dengan buah

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    13 KRPL BPTP Malut 2018

    kwalitas tidak baik. Pengemasan cabai untuk ekspedisi jarak jauh sebaiknya menggunakan kemasan yang diberi ventilasi cukup. Apabila hendak disimpan sebaiknya disimpan di tempat penyimpanan yang kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara. 3. BAYAM (Amaranthus spp. L) SYARAT PERTUMBUHAN

    Bayam termasuk tanaman dataran tinggi namun dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1.000 m dpl dan sesuai ditanam pada hampir setiap jenis tanah. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur/remah dan cukup subur pada pH netral. Waktu tanam bayam yang ideal adalah pada awal musim hujan antara bulan atau pada awal musim kemarau. Tanaman ini juga membutuhkan penyinaran matahari secara penuh.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih Tanaman bayam dikembangbiakkan secara vegetatif/biji. Biji bayam yang dijadikan sumber benih harus berumur tua (3 bulan). Daya simpan benih muda cenderung tidak lama dan daya kecambah juga cepat

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    14 KRPL BPTP Malut 2018

    menurun. Benih bayam yang cukup tua dapat disimpan lama sampai satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi. Persiapan Lahan

    Lahan diolah terlebih dahulu dengan kedalaman 20-30 cm supaya gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan arah membujur dari Timur-Barat supaya mendapat penyinaran penuh. Lebar bedengan 100 cm, tinggi 30 cm sementara Jarak antar bedengan 30-40 cm. Pemupukan

    Apabila kondisi tanah miskin bahanorganik maka bedengan diberi pupuk kandang ayam dengan dosis 10 ton/ha. Sebagai starter berikan Urea dengan dosis 30 g/m2, TSP 20 g/m2 dan KCl 10 g/m2. Pupuk disebar merata dan dicampur pada bedengan atau bisa juga dicampur dengan air kemudian dikocorkan di atas bedengan.

    Penanaman

    Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menyebar biji langsung pada bedengan, menyebar langsung pada larikan/barisan, dan melalui persemaian lebih dahulu. a. Benih disebar langsung secara merata di atas

    permukaan bedengan kemudian ditutup tipis dengan tanah (untuk bayam cabut).

    b. Benih disebarkan pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tipis tanah.

    c. Benih disemai, kemudian setelah tumbuh (± 10 hari), bibit dibumbun dan dipelihara selama kurang lebih 3

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    15 KRPL BPTP Malut 2018

    minggu, selanjutnya pindahkan ke lapangan dengan jarak tanam 50 cm x 30 cm (untuk bayam petik).

    Pemeliharaan

    Bayam cabut jarang terserang penyakit tular tanah sehingga tidak perlu rotasi adanya tanaman. Tanaman bayam dapat tetap berproduksi dengan baik apabila tingkat kesuburan tanah dapat dipertahankan melalui pemupukanorganik/anorganik.

    Tanaman bayam yang masih muda (sampai 1 minggu psetelah tanam) memerlukan air sekitar atau 4 l/m2/hari. Menjelang dewasa kebutuhan air mencapai 8 l/m2/hari. Penyiangan rumput secara khusus perlu dilakukan pada pertanaman bayam cabut. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    Jenis hama utama tanaman bayam yaitu ulat daun, kutu daun, pengorok daun, dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.) Pengendalian bisa menggunakan insektisida yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi, insektisida nabati atau insektisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu penggunaan.

    Sementara itu penyakit umunya kurang berdampak pada tanaman terutama jika drainase baik, cahaya matahari maksimum, dan pemupukan tidak terlalu banyak.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    16 KRPL BPTP Malut 2018

    Panen Pemanenan bayam cabut dilakukan apabila

    tingginya mencapai ± 20 cm, yaitu pada umur antara 21-28 hari setelah tumbuh. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur antara 30-45 hari setelah tanam dengan interval panen seminggu sekali. Pasca Panen

    Penanganan pasca panen bayam terutama bertujuan untuk mempertahankan kesegarannya, yaitu dengan cara menempatkan bayam yang baru dipanen di tempat lembab/berair, merendam bagian akarnya, dan ekspedisi tempat-tempat yang jauh dilakukan secepatnya.

    4. SELADA (Lactuca sativa)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Selada tumbuh optimal di lahan subur dataran tinggi yang kaya akan humus, pasir atau lumpur. Di dataran rendah kropnya kecil–kecil dan cepat berbunga. Suhu ideal

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    17 KRPL BPTP Malut 2018

    untuk pertumbuhan berkisar 15-20 0C, pH tanah dikisaran 5-6,5. Waktu tanam terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih dan Persemaian Beberapa benih selada yang umum dibudidayakan diantaranya adalah : a. Selada mentega atau selada daun, di mana bentuk

    kropnya bulat tetapi lepas/keropos. b. Selada krop, dimana bentuk kropnya bulat, lonjong

    dan kropnya padat/kompak. c. Kebutuhan benih sebanyak ± 400 g biji/ha

    Biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi lebih baik disemaikan terlebih dahulu. Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan fungisida sistemik kemudian dikeringkan. Benih disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah dengan pupuk organik (1:1), kemudian ditutup dengan alang-alang atau jerami kering selama 2-3 hari. Sebaiknya bedengan persemaian diberi naungan/atap dan dijaga kelembabannya. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan dari daun pisang/polibag dengan media yang sama.

    Persiapan Lahan Tanah diolah sedalam 20-30 cm hingga gembur,

    selanjutnya ditambahkan pupuk kandang sapi ± 10 ton/ha dan dicampur merata. Buat bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm sementara panjang

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    18 KRPL BPTP Malut 2018

    menyesuaikan ukuran lahan, namun tidak terlalu panjang untuk memudahkan perawatan. Jarak antar bedengan dibuat dengan ukuran 30 cm, sedangkan jarak tanam 25 x 25 cm. Apabila benih akan di tanam langsung, maka dibuat alur/garitan dengan cangkul yang dimiringkan. Jarak antara garitan ± 25 cm. Bedengan dibuat membujur dari timur ke barat supaya penyinaran optimal. Untuk tanah masam ditambahkan kapur dolomit sebanyak 1,5 t/ha pada 3-4 minggu sebelum tanam. Penanaman Penanaman secara langsung dilakukan dengan cara benih ditabur dalam garitan yang telah ditentukan. Apabila melalui persemaian, bibit dipindahkan ke bedengan setelah berumur 3-4 minggu dengan 4-5 helai daun. Jarak tanam 25 x 25 cm atau menyesuikan dengan ketinggian varietas, di mana semakin tinggi varietas maka semakin lebar jarak tanam. Pemupukan Aplikasi pupuk organik (kandang ayam) dilakukan 5 hari sebelum penanaman dengan dosis 4 kg/m2. Pemupukan N sebagai pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan dosis 60 kg/ha atau setara dengan 300 kg Za/ha atau 150 kg urea/ha. Waktu pemberian bisa dilakukan 2 kali dengan selang 2 minggu. Pupuk diletakkan secara larikan di dekat barisan tanaman (5 cm) Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    19 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemeliharaan Penyiraman dilakukan tiap hari sampai selada tumbuh normal, kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam dan penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 12 hari setelah tanam. Penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara langsung. Penyiangan dilakukan sesuai kondisi pertumbuhan gulma dan sebelum waktu pemupukan pertama serta kedua. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    OPT penting yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun (Myzus persicae), ulat daun, dan belalang. Pengendalian OPT dapat dilakukan secara mekanis atau pestisida nabati, biologi, piretroid sintetik/kimia. Apabila terpaksa bisa menggunakan pestisida kimia dengan memperhatikan ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu, interval aplikasi, dan cara aplikasi. Sementara penyakit yang sering menyerang tanaman selada yaitu busuk akar karena Rhizoctonia sp., bercak hitam daun, dan cacar daun.

    Panen dan Pasca Panen

    Tanaman selada dapat dipanen setelah berumur ± 2 bulan. Panen dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal batang atau mencabut batang tanaman. Tanaman yang baik dapat menghasilkan ± 15 ton/ha. Selada cepat layu, supaya tetap segar dan menjaga kwalitas maka selada harus direndam di dalam air dan secepatnya dikirim ke tempat tujuan.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    20 KRPL BPTP Malut 2018

    5. SELEDRI (Apium graveolens L. Dulce)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Seledri merupakan tanaman yang peka terhadap lingkungan. Budidaya seledri sangat baik di dataran tinggi 1.000-1.200 m dpl, namun demikian juga bisa ditanam di dataran rendah dengan memberi naungan sebagai penahan sinar matahari dan menjaga kelembaban. Seledri kurang tahan hujan oleh karena itu curah hujan optimum berkisar 60-100 mm/bulan. Untuk mendapatkan mutu produksi yang tinggi, seledri membutuhkan temperatur berkisar antara 16-21 0C. Tanah yang baik untuk pertumbuhan seledri adalah yang mampu menahan air, berdrainase baik dan pH tanah berkisar antara 6-7. Karena memiliki sistem perakaran dangkal, seledri menghendaki air yang selalu tersedia. Irigasi tetes merupakan alternatif sistem pengairan yang direkomendasikan karena efisien.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih dan Persemaian

    Benih seledri dapat diperoleh dengan cara vegetatif (anakan) atau generatif (biji). Benih seledri disemai di bedengan persemaian di dalam alur/larikan

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    21 KRPL BPTP Malut 2018

    sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm, sebelum disemai, benih direndam dalam larutan fungisida sistemik. Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab. Untuk menjaga kelembaban, persemaian dibuatkan naungan alami dari jerami/alang-alang.

    Perkecambahan seledri berlangsung sangat lambat dan memerlukan waktu antara 7-12 hari setelah semai. Penanaman benih diupayakan tidak terlalu dalam supaya mempercepat pertumbuhan kecambah. Pada umur 60 hari setelah semai, tanaman seledri dipindahkan ke lapangan.

    Persiapan Lahan Tanah di olah sampai gembur kemudian dibuat

    bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, panjang disesuaikan, dan jarak antar bedengan 50 cm. Bedengan diberi naungan dengan tinggi 1-1,5 m. Buat lubang-lubang tanam dalam bedengan dengan jarak tanam 50-70 cm (antar barisan) x 12-20 cm (dalam barisan). Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha, dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam. Penanaman

    Cabut bibit yang bermutu baik dari tempat persemaian saat umur bibit mencapai 40 hari setelah semai atau mempunyai daun 3-4 helai. Kemudian rendam akar dalam larutan pestisida sekitar 20 menit. Selanjutnya memindahkan bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan, satu bibit per lobang tanam, dengan jarak tanam: 25 x 30 cm; 20 x 20 cm atau 15 x 20 cm (tergantung

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    22 KRPL BPTP Malut 2018

    varietas). Siram bedengan sampai lembab, dan berikan mulsa jerami padi kering di permukaan bedengan dengan tujuan menjaga kelembaban. Pemupukan

    Tanaman seledri membutuhkan zat hara dalam jumlah banyak. Pupuk organik sebanyak 30 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan 5-7 hari sebelum penanaman dan diaduk merata dengan tanah permukaan bedengan. Selanjutnya pada umur 2 minggu setelah tanam ditambahkan N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg per hektar secara larikan dekat tanaman.

    Pupuk susulan berikutnya larutkan 2-3 kg pupuk NPK Mutiara kedalam 200 liter air dan berikan secara kocor diantara barisan tanaman dengan interval 7 hari sekali. Dapat juga ditambahkan pupuk cair dosis 0,3 ml/m2 yang dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam dengan interval 12 hari sekali.

    Pemeliharaan Penanganan gulma harus segera dilakukan pada seledri yang ditanam dengan cara benih langsung karena pertumbuhan kecambahnya sangat lambat. Ini dimaksudkan supaya tidak mengganggu fase awal pertumbuhan. Sementara untuk tanaman seledri dari bibit persemaian penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, penyiangan berikutnya sesuai kondisi gulma. Penyulaman dilakukan pada umur 7-14 hari setelah tanam. Di awal masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, selanjutnya menyesuaikan kondisi tanah supaya tetap lembab.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    23 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) OPT penting yang menyerang tanaman seledri

    antara lain lalat pengorok daun, ulat tanah, keong, kutu daun tungau bercak daun bakteri, busuk lunak bakteri, penyakit fusarium, penyakit hawar serkospora, rebah kecambah, busuk akar, dan berbagai macam virus. Pengendalian OPT dilakukan dengan cara mekanis maupun pestisida tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan pestisida yang ramah lingkungan dan aman, mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

    Panen dan Pasca Panen

    Tanaman seledri biasanya dipanen ketika sebagian besar tanaman dianggap telah mencapai fase layak jual. Tanaman seledri yang ditanam tanpa melalui pesemaian dapat dipanen pada umur 160-180 hari setelah tanam, sedangkan seledri dari bibit persemaian dipanen pada umur 90-125 hari setelah tanam. Seledri potong dipanen dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang. Seledri umbi dipanen dengan memetik daun-daunnya dan dilakukan secara periodik (4-8 hari sekali) sampai tanaman kurang produktif. Hasil panen diseleksi dengan cara membuang tangkai daun yang cacat atau terserang hama. Untuk membersihkan dari kotoran/tanah dan residu pestisida, seledri dicuci dengan air mengalir atau disemprot kemudian tiriskan di rak-rak. Sortasi berdasarkan ukuran/jenis yang seragam dan penimbangan sesuai dengan kebutuhan pasar.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    24 KRPL BPTP Malut 2018

    6. TOMAT (Lycopersicon lycopersicum L.)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Tomat dapat ditanam pada dataran tinggi maupun dataran rendah di lahan sawah maupun lahan kering. Media tanam yang disukai tanaman ini adalah gembur, subur, aerase/draenase baik, tidak tergenang, banyak mengandung humus dan pH tanah berkisar antara 5-7. Temperatur optimum untuk pertumbuhan tomat antara 21-24 0C. Waktu tanam diperhitungkan berdasarkan kemungkinan bahwa waktu berbunga dan berbuah jatuh dimusim kemarau tetapi masih ada hujan meskipun sedikit.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih Benih tomat dapat diperolah secara generatif (biji). Kebutuhan benih berkisar 300 gr/ha tergantung jarak tanam. Benih yang bermutu diperoleh dari buah tomat yang sehat dan matang penuh, lalu diperam 3 hari sampai lunak. Keluarkan biji kemudian fermentasikan biji sampai terpisah dari lendirnya, cuci, dan jemur biji sampai kadar air tersisa 6%.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    25 KRPL BPTP Malut 2018

    Persemaian Benih yang akan disemai diberikan perlakuan

    dengan merendam dalam larutan Previcur N (1 ml/l) atau air hangat (50°C) selama 1-2 jam untuk mencegah penyakit. Benih disemai pada tempat yang sudah disiapkan (bedengan/polibag/wadah) dengan media tanah dan pupuk organik perbandingan 1:1 kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Media persemaian diberi naungan dari plastik transparan serta ditutup dengan screen untuk mencegah serangan OPT. Saat bibit berumur 7-8 hari setelah semai kemudian dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah+pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah memiliki 4-5 helai daun.

    Persiapan Lahan

    Pengolahan tanah sampai gembur kemudian bedengan membujur dari timur ke barat untuk mendapatkan penyinaran penuh. Ukuran bedengan lebar 120-140 cm, tinggi 40-50 cm pada musim penghujan dan 0-20 cm pada musim kemarau, jarak antar bedengan 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan. Usahakan bukan lahan bekas tanaman solanaceae untuk memutus mata rantai OPT. Pada kondisi tanah masam ditambahkan kapur pertanian dolomit (1 ton setiap kenaikan 1 digit) 4 minggu sebelum penanaman. Kapur diratakan dan diaduk sedalam lapisan ± 30 cm secara merata. Jarak tanam antar barisan 60-80 cm dan jarak dalam barisan 40-50 cm.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    26 KRPL BPTP Malut 2018

    Penanaman Penanaman bibit tomat dilakukan 3-4 minggu

    setelah pengapuran. Bibit tomat berumur 3-4 minggu dari persemaian ditanam dalam lubang tanam yang sudah disediakan. Penanaman sebaiknya pada sore hari saat matahari tidak terlalu terik kemudian diberi naungan daun-daunan, disiram untuk menjaga kelembaban tanah setiap pagi dan sore hari. Penutup dibuka setelah tanaman berumur 4-5 hari setelah tanam.

    Pemupukan

    Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang sapi sebanyak 30 ton/ha atau kira-kira 1 kg/ lubang tanaman. Sementara untuk pupuk anorganik tunggal yaitu Urea 125 kg/ha, ZA 300 kg/ha, TSP 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha.

    30 ton pupuk organik, pupuk TSP, KCl, dan setengah dosis pupuk Urea serta ZA, diberikan pada tiap lubang tanam (2-7 hari sebelum tanam) sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk Urea dan ZA diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm di kiri dan kanan tanaman tomat. Penggunaan Mulsa

    Mulsa plastik hitam perak dipasang sebelum penanaman untuk musim kemarau dan musim hujan. Selain bahan tersebut juga bisa menggunakan mulsa alami dari jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) untuk musim kemarau dan diberikan dua minggu setelah tanam tomat.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    27 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemeliharaan Penyiraman dilakukan setiap hari sesuai kondisi media tanam sampai tanaman tomat tumbuh normal. sedangkan pada saat berbunga siram 2 hari sekali hingga berbuah. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tidak tumbuh atau mati sampai tanaman berumur 14 hari. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan pemberian pupuk susulan.

    Perompesan tunas-tunas yang tidak menghasilkan bunga dan buah. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali, sehingga hanya tertinggal satu sampai tiga cabang utama dalam satu pohon. Pengajiran dilakukan untuk menopang tanaman agar tidak roboh. Tanaman diikatkan pada ajir yang terbuat dari bambu atau kayu setinggi tanaman secara longgar, sehingga tanaman cukup leluasa berkembang. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    Hama penting tanaman tomat antara lain: a) Thrips spp (daun bergaris kecil berwarna perak dan layu); b) Heliothis armigera (buah menjadi busuk dan rontok, juga menyerang pucuk cabang); c) Agrotis epsilon (daun tinggal rangkanya); dan d) Nematoda (Meloidogyna sp.) menyerang akar tanaman sehingga muncul binti-bintil.

    Sedangkan Penyakit penting tanaman tomat antara lain: a) Fusarium oxysporum (tulang daun menguning dan tangkai merunduk, tanaman kerdil, buah terbentuk tetapi kecil-kecil); b) Pseudomonas solanacearum (kelayuan dimulai dari bagian pucuk dan merambat keseluruh bagian tanaman, batang menjadi lembek); c) Phytoptora infestans (bercak daun pada ujung dan pinggir daun sebelah bawah yang meluas keseluruh

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    28 KRPL BPTP Malut 2018

    daun). Pengendalian OPT bisa secara mekanis, menggunakan musuh alami, feromon sex. Apabila serangan sudah melampaui luka ekonomik menggunakan jenis pestisida yang aman, mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval, dan waktu aplikasinya

    Panen dan Pasca Panen

    Pemanenan perdana buah tomat dilakukan pada saat umur tanaman 60-90 hari setelah tanam (disesuaikan dengan kondisi tanaman dan varietas). Setiap 2-3 sekali dapat dilakukan pemanenan dengan 10-15 kali pemetikan buah. Buah tomat yang akan dipanen sudah masak 30%. Jumlah buah yang yang dapat dipanen dari setiap tanaman sehat berkisar 1-2 kg. Pengemasan menggunakan peti dari kayu atau bambu untuk pengiriman jarak jauh dengan kapasitas paling banyak 30 kg.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    29 KRPL BPTP Malut 2018

    7. MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

    SYARAT PERTUMBUHAN Mentimun dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian di antara 200-800 m dpl, namun demikian pertumbuhan optimal terdapat pada ketinggian 400 m dpl. Tanaman ini cocok tumbuh pada tanah gembur banyak mengandung BO, mudah mengikat air, dan solum tanah dalam. Kebutuhan air sedang yaitu berkisar antara 200-400 mm/bulan dan pH netral (6-7). Lama penyinaran matahari kurang dari 12 jam sehingga akan lebih banyak membentuk bunga jantan. TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih

    Perkecambahan dilakukan di dalam bak dengan ukuran disesuaikan kebutuhan. Media tanam berupa pasir lembut (telah diayak) dengan ketebalan 8 cm. Buat alur di atas media tanam dengan kedalaman 1 cm dan jarak tanam antar alur 5 cm sementara panjang disesuaikan dengan panjang bak. Benih ditanam secara rapat dan merata ditutup dengan media dan disiram sampai kondisi lembab.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    30 KRPL BPTP Malut 2018

    Persemaian Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke

    polibag semai dan diletakkan di rumah bibit yang terlindung dari sinar matahari, hujan dan juga OPT. Rumah bibit terbuat dari bambu dengan atap plastik. Lebar 1,2 m, tinggi bagian depan 1,5 m dan bagian belakang 1 m sedangkan panjang disesuaikan dengan keperluan. Di dalam rumah bibit dibuat rak-rak/bangku yang digunakan untuk meletakkan polibag semai. Setelah bibit berumur 12 hari atau berdaun 3-4 helai bibit mulai dipindahkan ke lapangan. Persiapan Lahan

    Tanah diolah dengan kedalaman 30-35 cm kemudian dicampur dengan pupuk kandang dengan dosis 20 ton/ha 3 minggu sebelum tanam. Tambahkan kapur pertanian (kalsit/dolomit) pada pH masam. Bedengan dibuat dengan lebar 100 cm, tinggi 20 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan, namun tidak terlalu panjang untuk memudahkan perawatan. Sedangkan jarak antar bedengan dibuat dengan ukuran 30 cm. Penanaman Bibit yang siap ditanam berumur ± 22 hari setelah semai atau memiliki 2-3 helai daun. Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur 20-23 hari) siap ditanam. Penanaman bisa menggunakan beberapa cara antara lain : a) Tanam baris dengan jarak antar tanaman 30x40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda), lubang tanam berupa alur; b) Tanam persegi panjang dengan jarak tanam 80x50 cm (menggunakan sistem rambatan para-para), c) Tanam persegi panjang dengan

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    31 KRPL BPTP Malut 2018

    jarak tanam 90x60 cm (menggunakan sistem rambatan piramida). Pemupukan

    Pupuk yang digunakan antara lain; pupuk kandang (1,5 kg/tanaman), Urea (225 kg/ha), ZA (150 kg/ha), KCl (525 kg/ha). Pemupukan dilakukan dua tahap yaitu setengah dosis sebelum tanam dan setengah dosis lainnya pada saat umur tanaman mencapai 30 hari setelah tanam. Pupuk ditempatkan di sekitar batang utama dengan cara ditugal kedalaman 4 cm pada jarak 10-15 cm. Pemupukan juga bisa diberikan dengan dikocor apabila di musim kering. Pemeliharaan

    Pemasangan mulsa baik dari plastik hitam perak ataupun jerami dilakukan sebelum bibit mentimun dipindahkan ke lapangan. Jarak tanam dibuat sesuai dengan yang dikehendaki. Pemasangan rambatan bisa dilakukan saat tanaman sudah memasuki umur 5 hari setelah tanam. Sistem rambatan dibuat dengan mempertimbangkan kemudahan perawatan, dan kemudahan mendapatkan bahan untuk rambatan.

    Tanaman diikat dengan rambatan setiap 2 ruas di bagian bawah buku-buku batang. Perompesan terhadap bunga yang tumbuh sampai ruas ketiga dari bawah, bunga jantan, dan bila pada suatu buku terdapat beberapa bunga, maka dipilih satu bunga sehat. Perompesan daun dilakukan saat tanaman memasuki umur 1,5 bulan pada daun tua dekat permukaan tanah. Perompesan cabang air yaitu tunas yang tumbuh di ketiak daun.

    Penyulaman dilakukan terhadap bibit tanaman yang sakit, mati atau tidak berkembang secara normal.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    32 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengairan diberikan secukupnya dan sebaiknya di pagi hari, serta menyesuaikan kondisi kelembaban /kandungan air media tanam. Pengairan intensif dilakukan pada saat pembungaan dan pembentukan buah.

    Penyiangan gulma dan menjaga sanitasi dilakukan untuk mencegah serangan OPT dan persaingan dalam mendapatkan hara bagi tanaman. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    Beberapa OPT utama yang berpotensi menyerang mentimun antara lain adalah; Kumbang Mentimun (Aulacophora sp.), Kumbang Totol Hitam, (Henosepilachna sp.), penyakit dumping-off yang disebabkan oleh Pythium sp, dan mosaik mentimun yang disebabkan oleh CMV. Pengendalian bisa secara fisik/mekanis, pestisida (nabati/biologis/piretroid sintetik), kimia, dan penggunaan varietas tahan.

    Panen dan Pasca Panen

    Umur panen mentimun berkisar antara 75-85 hari setelah tanam dengan masa panen 1,5 bulan. Interval panen dapat dilakukan setiap hari, di mana setiap panen 1-2 buah/tanaman. Buah mentimun layak petik adalah buah yang masak penuh dengan warna yang seragam mulai dari ujung hingga ujung buah dan mencapai panjang optimal sesuai dengan varietasnya. Buah yang dipetik terlalu awal akan mudah keriput, sedang bila terlalu lambat dipetik buah akan terasa pahit. Pemetikan yang menggunakan gunting/pisau sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk menghindari penguapan berlebihan.

    Mentimun sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari secara langsung

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    33 KRPL BPTP Malut 2018

    karena mudah kehilangan air. Tempat pengemasan diberi ventiasi supaya sirkulasi udara tetap terjaga.

    8. KACANG PANJANG (Vigna sinensis)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Secara umum kacang panjang dapat dibudidayakan pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan adalah Regosol, Alluvial dan Latosol. Tanah yang baik untuk petumbuhan kacang panjang yaitu gembur, solum tanah dalam, dan tanah mudah mengikat air. pH tanah yang diharapkan dari tanaman ini agak masam-netral (5,5-6,5) dengan temperatur berkisar antara 18-32 0C. Kelembaban udara antara 60-80%, kebutuhan air sedang 600-2.000 mm/tahun. Panjang penyinaran matahari 16 jam/hari. TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih

    Tanaman kacang panjang diperbanyak dengan biji atau generative. Beberapa varietas/kultivar kacang panjang, antara lain KP-1 (lokal Bekasi), KP-2 (lokal Bogor) yang toleran terhadap hama penggerek polong (Maruca testulalis) dan penyakit busuk polong (Colletotrichum

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    34 KRPL BPTP Malut 2018

    lindemuthianum). Benih kacang panjang dipilih yang sehat dan bebas dari serangan OPT. Kebutuhan per hektar benih kacang panjang adalah 20 kg.

    Persiapan Lahan

    Lahan dibersihkan dan diolah sempurna sampai pada kedalaman 30 cm hingga gembur. Bedengan dibuat dengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, panjang menyesuaikan lahan dan jarak antar bedengan 50 cm. Pada tanah masam ditambahkan kapur pertanian (dolomit/kalsit) 3 minggu sebelum tanam sebanyak 1 ton/ha untuk setiap kenaikan 1 digit. Kapur dicampur merata dengan tanah hingga kedalaman olah.

    Penanaman

    Jarak tanam tergantung pada tipe tanaman untuk tipe merambat 20x50 cm, 30x40 cm, 40x60 cm sedangkan untuk tipe tegak 20x40 cm, 30x60 cm. Lubang tanam dibuat sedalam 3-5 cm dengan cara ditugal dan dalam setiap bedengan hanya memuat 2 baris tanaman Kacang panjang. Benih yang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji.

    Pemupukan

    Pemupukan menggunakan pupuk organik (kandang) sebanyak 10-15 ton/ha sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang dicampur dengan tanah lapisan atas 3 minggu sebelum penanaman. Tambahkan juga pupuk anorganik TSP (75-100 kg/ha), KCl (75-100 kg/ha) dan Urea (25-30 kg/ha) diberikan pada lubang tanam 3 hari sebelum tanam dengan cara ditugal Pupuk susulan berupa Urea

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    35 KRPL BPTP Malut 2018

    dengan dosis 25-30 kg/ha, diberikan 3 minggu setelah tanam. Pemeliharaan Tanaman tidak boleh mengalami kekeringan sehingga harus dilakukan penyiraman setiap hari sampai benih tumbuh. Pemasangan ajir setinggi ± 2 m saat tinggi tanaman 25-30 cm untuk menjaga dari kerebahan. Setiap 4 batang turus diikat menjadi satu untuk tempat tanaman merambat. Pemangkasan daun bisa dilakukan apabila vegetasi tanaman terlalu subur/rimbun. Pengguludan dilakukan setelah pemberian pupuk susulan dengan tinggi 20-25 cm. Penyiangan dilakukan pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam atau menyesuaikan dengan kondisi gulma. Memperbaiki aerase dan draenase dengan membuat saluran pembuangan/parit. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    Lalat bibit (Ophiomya phaseoli Tryon). Gejala serangan: bintik-bintik putih sekitar tulang daun, daun berwarna kekuningan, pangkal batang muncul pembengkakan perakaran sekunder, dan pertumbuhan terhambat. Pengendalian: Pergiliran tanaman di luar famili kacang-kacangan.

    Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Gejala: Menyerang daun (berlubang ukuran acak) dan polong daun, biasanya terjadi serangan berat di musim kemarau.

    Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Gejala serangan : pertumbuhan terlambat karena hama menghisap cairan sel tanaman. Kutu berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: Pergiliran tanaman di luar famili kacang-kacangan.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    36 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengendalian: Rotasi tanaman, kultur teknis, penanaman serempak.

    Ulat bunga (Maruca testualis). Gejala serangan: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga sanitasi kebun.

    Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L). Gejala serangan: Terdapat lubang-lubang pada biji, kerusakan mencapai 90%. Pengendalian: Menjaga sanitasi dengan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji pada benih.

    Penyakit Antraknose (jamur Colletotricum lindemuthianum). Gejala serangan: Tumbuh kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman.

    Penyakit mozaik (virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala serangan: Muncul gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan pada daun-daun muda. Pengendalian: Menggunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun, tanaman yang terserang dimusnahkan.

    Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum). Gejala: tanaman layu mendadak dan pada serangan berat mengakibatkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan pemusnahan. Panen dan Pasca Panen

    Kacang panjang mulai dipanen setelah berumur 50-60 hari setelah tanam (sesuai varietas) atau secara fisik ukuran polong sudah maksimal, mudah dipatahkan serta biji di dalamnya tidak menonjol. Pemanenan baik dilakukan

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    37 KRPL BPTP Malut 2018

    pada pagi/sore hari dan dapat dilakukan setiap minggu, selama 1-2 bulan.

    Keterlambatan panen polong muda akan menyebabkan polong berserat dan liat. Umur simpan kacang panjang relatif pendek, sehingga cepat layu. Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi. Polong kacang panjang diikat dengan bobot sesuai permintaan pasar dan siap dipasarkan.

    9. KUBIS (Brassica oleracea L.) SYARAT PERTUMBUHAN

    Kubis dapat dibudidayakan di dataran tinggi maupun dataran rendah disesuaikan dengan varieats yang akan ditanam. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kubis adalah tanah yang banyak mengandung humus, gembur, poros dengan tingkat kemasaman tanah (pH) tanah netral. Tanaman ini dapat diusahakan sepanjang tahun dengan pemeliharaan yang intensif, tetapi waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    38 KRPL BPTP Malut 2018

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih

    Varietas yang direkomendasikan adalah Green Coronet, Gloria Osena, dan KK-Cros. Kebutuhan benih untuk luasan satu hektar adalah 200-250 g tergantung jarak tanam. Bibit yang berusia 3-4 minggu setelah semai atau mempunyai daun 4-5 helai siap untuk ditanam di bedengan.

    Persiapan Lahan

    Lahan untuk budidaya terlebih dahulu dibersihkan dari sisa tanaman kemudian diolah sampai kedalaman 20-30 cm hingga gembur. Apabila kondisi tanah masam maka ditambahkan kapur pertanian (dolomit/kalsit) 1,5-2 ton/ha 4 minggu sebelum penanaman atau bersamaan saat olah tanah. Untuk memudahkan perawatan dan meminimalkan pertumbuhan gulma dapat menggunakan mulsa plastik hitam perak. Sebelum ditutup dengan mulsa tanah disiram sampai kondisi lembab.

    Penanaman Lubang tanam dibuat dengan jarak 40/50/60 cm dalam barisan dan 70 cm antar barisan. Jarak tanam pada musim hujan dibuat renggang sementara di musim kemarau dibuat rapat untuk menjaga kelembaban tanah. Bibit yang akan ditanam dilubang tanam dilepaskan terlebih dahulu dari polibag. Bibit yang sudah ditanam disiram secukupnya sehingga tanah menjadi lembab. Waktu ideal untuk peananaman adalah pada sore hari.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    39 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemupukan Pupuk yang akan ditambahkan adalah pupuk organik sebanyak 20-30 ton/ha. Sedangkan pupuk anorganik terdiri dari Urea sebanyak 100 kg/ha, ZA 250 kg/ha, TSP atau SP-36 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 g + ZA 9 g, TSP 9 g (SP-36), dan KCl 7 g. Pemupukan lanjutan pertama dilakukan saat umur tanaman 25 hari setelah tanam dan berikutnya dilakukan setiap 10 hingga 15 hari sekali.

    Pupuk kandang (1 kg), setengah dosis pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan sebelum tanam pada tiap lubang tanam sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g per tanaman) diberikan setelah tanaman berumur empat minggu. Pemeliharaan

    Pada awal masa tanam, penyiraman dilakukan secara rutin pada pagi dan sore sehari 2 kali apalagi jika di musim kering. Sedangkan di musim hujan menyesuaikan dengan kondisi tanah. Setelah tanaman berumur sekitar 30 hari setelah tanam, penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali dan disesuaikan dengan kelembaban tanah.

    Apabila pada umur 2 minggu setelah tanam ada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal segera disulam. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua atau menysuaikan kondisi pertumbuhan gulma.

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    OPT yang biasa menyerang tanaman kubis antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun dan penyakit embun

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    40 KRPL BPTP Malut 2018

    tepung. Pengendalian OPT bergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah: bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda, tanaman dicabut dan dimusnahkan. Apabila harus menggunakan pestisida, gunakan yang aman, mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida harus dilakukan dengan bijak baik jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasi. Panen dan Pasca Panen

    Kubis dapat dipanen setelah umur 80-105 hari setelah tanam atau pinggir daun krop terluar di bagian atas krop telah melengkung ke luar, kropnya besar, penuh dan padat. Pada waktu panen diikursertakan 4 helai daun hijau untuk membuat perlindungan krop supaya tidak mudah rusak. Bila pemungutan terlambat krop akan pecah dan kadang-kadang busuk. Hindari krop memar atau luka agar tidak mudah busuk/rusak. Amati penyakit busuk lunak (erwinia carotovora) serta busuk hitam (xanthomonas camprestris), apabila daun kubis terinfeksi harus segera dibuang.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    41 KRPL BPTP Malut 2018

    10. OYONG (Luffa acutangula) SYARAT PERTUMBUHAN

    Tanaman oyong merupakan tanaman merambat dan dapat tumbuh secara normal pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Tanaman menyukai jenis tanah yang subur, remah, banyak mengandung humus, tata air, dan udara di dalam tanah baik, serta pH berkisar antara 5,5–6,8. Jenis tanah yang sesuai adalah liat berpasir. Tanaman oyong dapat dibudidayakan pada lahan sawah atau lahan kering dengan iklim kering namun membutuhkan ketersediaan air yang cukup sepanjang musim. Suhu udara 18-240C sementara kelembaban berkisar antara 50-6% merupakan kondisi udara ideal bagi pertumbuhannya.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih dan Persemaian

    Kebutuhan benih tanaman oyong dapat dipenuhi sendiri melalui benih yang berasal dari panen oyong tua saat umur sudah mencapai lebih dari 110 hari. Secara fisik oyong yang bisa dijadikan sumber benih berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Biji yang akan digunakan sebagai sumber benih dikelurakan dan dikeringkan sampai rendemen 8%. Benih yang sudah jadi

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    42 KRPL BPTP Malut 2018

    disimpan dalam wadah tertutup rapat yang telah diberikan abu sekam/arang.

    Benih (2-3) disemai ke dalam polibag berdiameter 5 cm yang telah diisi media tanam. Media tanam persemaian menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapangan pada saat jumlah daun 3-5 helai atau pada umur 15-20 hari setelah semai. Selain dengan cara di atas benih oyong dapat ditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para untuk tempat merambatnya sulur.

    Persiapan Lahan Sistem Bedengan

    Tanah diolah hingga gembur, selanjutnya bedengan dibuat dengan ukuran lebar 260 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 60 cm sementara panjang disesuaikan dengan ukuran lahan tersedia. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 200 cm x 60 - 100 cm dan setiap lubang diberi pupuk kandang/organik 1 - 2 kg. Sistem Guludan Tanah diolah sampai gembur, kemudian dibuat guludan dengan ukuran lebart 60 cm, tinggi 30 cm, jarak antar guludan 140 cm sedangkan panjang menyesuaikan lahan. Setiap lubang taam ditambahkan pupuk kandang/ organik 1 - 2 kg. Sistem Lubang Tanam Terlebih dahulu olah tanah sampai gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran 200 cm x 60-100 cm. Tambahkan pupuk kandang/organik 1-2 kg/lubang tanam.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    43 KRPL BPTP Malut 2018

    Penanaman Benih menggunakan persemaian dapat langsung

    dipindahkan ke lahan tanam sementara benih yang ditanam secara langsung di mana setiap lubang ditanami 2-3 biji dan ditutup tanah tipis. Pemasangan para-para dilakukan saat umur tanaman mencapai 10-15 hari setelah tanam. Pemupukan

    Dosis pemupukan sesuai dengan jenis pupuk tersedia. Apabila pupuk tersedia adalah NPK (16:16:16) maka dibutuhkan 300 kg + Urea 100 kg per hektar. Pemupukan dilakukan pada saat 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing-masing seperlima takaran. Memasuki musim kemarau pemupukan idealnya dilakukan secara kocor agar mudah diserap perakaran. Pemeliharaan

    Pemeliharaan tanaman melalui pemangkasan vegetasi yang terlalu rimbun. Penyiraman intensif dilakukan pada saat musim kemarau sementara pada musim hujan menyesuaikan dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiangan menyesuaikan dengan pertumbuhan gulma baik dengan manual (cangkul/tangan) atau herbisida.

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    OPT yang biasa menyerang tanaman oyong diantaranya ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, kumbang daun, busuk daun, embun tepung, antraknos, layu bakteri, dan virus mosaik. Pengendalian disesuaikan dengan OPT yang menyerang. Apabila menggunakan pestisida,

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    44 KRPL BPTP Malut 2018

    dianjurkan pestisida yang relatif aman dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.

    Panen dan Pasca Panen

    Pemanenan buah oyong pertama kali dilakukan pada saat tanaman berumur 40-70 hari setelah tanam. Ciri fisik buah oyong yang siap di panen adalah buah berukuran optimal, tidak terlalu muda juga tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah.

    Buah oyong rentan mengalami kerusakan sehingga untuk memperpanjang umur simpan dibutuhkan perlakuan pengemasan yang baik. Umur penyimpanan bisa mencapai 3 minggu pada suhu ideal (12-160C). 11. PARIA/PARE (Momordica charantia L.) SYARAT PERTUMBUHAN

    Tanaman paria/pare dapat tumbuh dengan baik pada berbagai ketinggian hingga 1.000 m dpl. Tanah lempung berpasir kaya bahan organik, tata udara dan tata air yang baik sangat cocok untuk pertumbuhannya. Tingkat

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    45 KRPL BPTP Malut 2018

    kemasaman tanah ideal yang dibutuhkan tanaman ini berada pada kisaran 5-6. Sementara penyinaran tidak terlalu memerlukan sinar matahari (dapat ditanam di tempat teduh) karena tanaman pare memerlukan sedikit penyinaran matahari. TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih

    Benih paria diambil langsung dari pohon dengan syarat buah tua normal, sehat, produksi tinggi dan tidak pernah terkena penyakit. Benih yang akan digunakan dikeluarkan terlebih dahulu dari buah tua terpilih. Biji yang berlendir merah dikeluarkan kemudian dicuci hingga biji berwarna coklat. Biji paria yang sudah bersih tersebut selanjutnya dikeringkan dengan cara dibungkus kertas dan diletakkan di bawah sinar matahari langsung selama 3-4 hari atau sampai kadar air 6,0 %. Persemaian Media tanam menggunakan campuran pupuk kandang/organik dan tanah subur dengan perbandingan 1:1. Media tanam selanjutnya dimasukkan ke dalam polibag diameter 10 cm kemudian disiram sampai kondisi lembab. Benih ditanam dengan posisi berdiri dengan kedalaman ± 1 cm dan ditutup tipis dengan media tanam. Penyiraman dilakuan setiap sore dengan menyesuaikan kondisi kelembaban media tanamnya. Benih siap dipindahkan ke lahan pertanaman pada umur 14 hari setelah semai.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    46 KRPL BPTP Malut 2018

    Persiapan Lahan dan Pemupukan Pengolahan tanah menggunakan cangkul atau alat sejenis hingga gembur. Tambahkan pupuk kandang /organik sebanyak 10-15 ton/ha kemudian dicampur merata atau bisa juga dengan menempatkannya di lubang tanam yang telah dibuat. Selanjutnya dibuat bedengan berukuran 1,5-2,5 m, panjang sesuai dengan kondisi lahan, tinggi 20-30 cm disesuaikan dengan musim. Di dalam 1 bedengan terdapat 2 baris tanaman. Jarak tanam berukuran 0,45 m/0,60 m/0,75 m/1 m dalam barisan dan 120-150 cm antar barisan. Penanaman

    Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan disemai terlebih dahulu atau dengan ditanam langsung di lahan pertanaman. Penanaman dengan menggunakan sistem persemaian dilakukan pada musim kemarau untuk mengurangi resiko benih tidak tumbuh. Media semai yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang komposisi 1:1 dimasukkan ke dalam polibag. Tanam 2-3 benih ke dalam media semai sedalam ± 3 cm. Pemindahan bibit ke lahan tanam setelah berumur ± 21 hari setelah semai atau berdaun 3-4 helai.

    Sementara itu penanaman lagsung di lokasi tanam diaplikasikan pada musim penghujan. Tanam 2-3 benih ke dalam lubang yang sudah dibuat sedalam ± 3 cm. Perkecambahan terjadi pada umur kurang lebih 7 hari setelah tanam. Setelah tanaman mempunyai 4 daun sejati, maka sisakan satu tanaman yang sehat pada setiap lubang tanam.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    47 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemeliharaan Tanaman Paria termasuk tanaman yang tidak

    tahan terhadap kekeringan sehingga membutuhkan pengairan di musim kemarau. Sementara untuk menjaga draenase tanah di musim hujan dibutuhkan guludan.

    Pengendalian gulma dapat memanfaatkan mulsa plastik hitam perak atau penyiangan bersamaan pada saat pembumbunan seminggu sekali atau tergantung kondisi gulma.

    Pembuatan para-para/rambatan dimaksudkan untuk menopang pertumbuhan tanaman dan buah, memudahkan pemanenan, memudahkan pengendalian OPT. Para-para/rambatan setinggi 1,5-2 m dapat berupa ajir dari bambu atau kayu diberikan saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam.

    Penyulaman untuk menggantikan bibit mati atau membuang benih/bibit yang tumbuh secara tidak sehat. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur 21-42 hari setelah tanam untuk membuang percabangan tidak produktif.

    Pemupukan susulan pertama diberikan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam. Sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sampai tanaman berumur 4 bulan. Pupuk susulan berupa NPK (15:15:15) 5-10 g/tanaman.

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    Hama penting yang sering ditemukan adalah lalat buah, Epilachna sp., kutudaun, trips, tungau dan siput. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan merawat tanaman dengan baik. Sementara untuk

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    48 KRPL BPTP Malut 2018

    pengendalian menggunakan pestisida selektif atau penggunaan perangkap feromon sex.

    Penyakit yang umum ditemukan berupa embun tepung, layu bakteri, layu fusarium, serkospora, dan virus (CMV). Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan merawat tanaman dengan baik. Pengendalian menggunakan fungisida secara selektif. Panen dan Pasca Panen

    Umur panen buah paria setelah tanaman berumur sekitar 60 hari setelah tanam. Panen konsumsi dilakukan saat buah masih muda, dan keriputnya masih rapat. Panen sebaiknya menggunakan pisau atau gunting yang tajam dan steril. Panen dapat dilakukan berulang-ulang untuk merangsang pembentukan buah baru. Produksi buah berkisar 10-12 buah per tanaman atau 10–15 ton/ha. Sortasi memisahkan buah yang rusak dan berpenyakit diperlukan untuk menjaga kwalitas produksi. Buah paria cenderung mudah rusak sehingga dibutuhkan ruang penyimpanan pada suhu rendah (12-130C) dan kelembaban tinggi (85-90%).

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    49 KRPL BPTP Malut 2018

    12. TERUNG (Solanum melongena) SYARAT PERTUMBUHAN

    Tanaman terung cocok dibudidadayakan pada daerah beriklim tropis, mendapatkan penyinaran matahari cukup, dan suhu optimum yang baik berkisar antara 25-300C. Sementara dari sisi fisik tanah tanaman ini dapat tumbuh baik pada tanah yang remah atau kandungan pasirnya tinggi. Kemasaman tanah ideal berkisar antara 5-6 dengan kondisi draenase dan aerase tanah baik. Dalam kondisi tanah jenuh air maka pertumbuhannya akan terhambat dan rentan terhadap serangan penyakit.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih Untuk memperoleh bibit terung ungu yang bagus harus dari benih terong yang berkwalitas. Benih diperoleh dari buah masak sempurna secara fisiologis dicirikan dengan warna kulit buah menguning minimum 75%. Saat pengambilan bakal calon benih pengambilan sebaiknya menggunakan alat potong (pisau/gunting) untuk menghindari kerusakan dahan. Benih di persemaian tumbuh kurang lebih 10 hari setelah disemai

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    50 KRPL BPTP Malut 2018

    Persemaian Untuk memecah masa dormansi sebelum disemai, benih direndam dalam air hangat (500C) atau larutan Previkur N selama 1-2 jam kemudian ditiriskan. Media persemaian terdiri dari kombinasi tanah dan pupuk organik/kandang dengan komposisi 1:1. Benih disebar pada permkaan bedengan kemudian ditutup dengan dedaunan selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan transparan kemudian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Pemindahan bibit ke polibag saat bibit berumur 7-8 hari setelah semai dengan media yang sama. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi kelembaban media tanam. Bibit dipindahkan ke areal tanam setelah berumur ± 35 hari setelah semai atau mempunyai jumlah daun 4-5 helai. Persiapan Lahan

    Penyiapan lahan tanam diawali dengan pegolahan tanah dengan kedalaman ± 30 cm. Selanjutnya bedengan dibuat dengan ukuran lebar 120 cm sementara panjang menyesuaikan ketersediaan lahan. Parit dibuat antar bedengan dengan lebar 30 cm dan kedalaman 20-30 cm. Di antara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 20-30 cm. Pupuk kandang/kompos diberikan 0,5-1 kg per lubang minimal 1 minggu sebelum tanam. Pada tanah masam bisa ditambahkan kapur pertanian dolomit/kalsit.

    Penanaman Jarak tanam dalam barisan 50-70 (tergantung varietas) dan jarak antar barisan 80-90 cm, dan pada tiap bedengan terdapat dua baris tanaman. Bibit yang telah mempunyai 4 atau lebih helai daun dapat dipindahkan ke

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    51 KRPL BPTP Malut 2018

    lokasi pertanaman. Untuk menjaga kelembaban media tanam maka perlu dilakukan penyiraman secukupnya karena tanaman sensitif terhadap kekeringan dan kelebihan air.

    Pemupukan

    Aplikasi pemupukan anorganik dilakukan saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Dosis pupuk N dan K dengan perbandingan 1:1 diberikan sebanyak 10 kg /tanaman di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm dari pangkal batang Pemupukan berikutnya yaitu ZA 150 kg dan ZK 150 kg diberikan saat tanaman berumur 2-3 bulan. Pemupukan pada musim kemarau dianjurkan dengan cara dikocor supaya lebih cepat diserap sistem perakaran tanaman.

    Pemeliharaan

    Pemeliharaan yang perlu dilakukan dengan seksama antara lain; Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual atau dengan cangkul. Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, difokuskan pada musim kemarau. Draenase perlu dibuat untuk menghadapi musim hujan. Pemangkasan tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh. Perompesan yaitu pengurangan daun/vegetasi tanaman yang tumbuh terlalu subur. Pemasangan ajir untuk menopang tanaman yang relatif tinggi dan berbuah banyak.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    52 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hama yang biasa menyerang tanaman terung

    antara lain kutu daun (Myzus persicae), kutu kebul (Bemisia tabaci), pengorok daun (Liriomyza sp.), dan oteng-oteng (Epilachna sp.). Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha. Kalau harus menggunakan insektisida gunakan insektisida yang aman dan selektif seperti insektisida nabati, biologi atau insektisida piretroid sintetik.

    Sementara Penyakit yang umum menyerang tanaman terung yaitu antraknose, busuk buah, busuk leher akar, layu bakteri, dan bercak daun. Pengendalian dilakukan dengan menanam perbaikan drainase, menjaga kelembaban, varietas tahan, jarak tanam agak lebar, pergiliran tanaman, memusnahkan tanaman sakit. Apabila harus menggunakan pestisida gunakan pestisida yang aman dan selektif seperti pestisida nabati, biologi atau pestisida piretroid sintetik. Panen dan Pasca Panen

    Pemanenan pertama kali dilakukan saat tanaman berumur tiga bulan. Secara fisik buah siap panen berukuran maksimum, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Buah terung yang baik adalah buah yang padat dan permukaan kulitnya mengkilat. Panen yang baik menggunakan alat seperti pisau atau gunting tajam dan dilakukan pada pagi atau sore hari saat sinar matahari belum terlalu terik. Buah yang sudah dipanen harus segera dipasarkan atau disimpan di tempat yang teduh. Panen setiap minggu dapat dilakukan sekali atau dua kali.

    Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah. Penanganan harus dilakukan secara berhati-hati

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    53 KRPL BPTP Malut 2018

    selama proses pengemasan untuk menghindari kerusakan buah. 13. KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L) SYARAT PERTUMBUHAN

    Kubis bunga sesungguhnya merupakan sayuran daerah sub tropis sehingga bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian 1.000-2.000 mdpl dengan suhu optimum 16-240C. Namun untuk saat ini telah ditemukan kultivar baru yang dapat dibudidayakan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl) dan tahan terhadap temperatur tinggi. Pada dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan pembentukan bunga dan umur panen lebih lama.

    Tanaman sayur ini dapat tumbuh subur pada lahan yang banyak mengandung humus, gembur, dan pasiran. Tanah ideal untuk pertumbuhannya adalah tanah lempung berpasir dengan emasaman tanah berkisar antara 6-7. Dengan pemeliharaan yang intensif kubis bunga dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan atau musim kemarau.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    54 KRPL BPTP Malut 2018

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih dan Persemaian

    Benih direndam di dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan (Previcur N (1 cc/l) atau di dalam air hangat 500C selama 1 jam. Untuk memilih benih yang baik maka benih direndam dalam larutan air garam, benih yang baik akan tenggelam sementara benih kurang baik akan mengambang. Untuk memecah masa dormansi benih direndam selama ± 12 jam agar benih cepat berkecambah.

    Benih disebar merata pada bedengan pesemaian dengan media berasal dari tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1). Persemaian ditutup dengan daun ilalang/daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan transparan dan ditutup menggunakan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam polibag dengan media yang sama. Dilakukan penyiraman untuk menjaga kelembaban media tanam. Penyiraman menggunakan sprayer supaya tidak merusak media tanam. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3-4 minggu atau sudah memiliki 4-5 helai daun.

    Persiapan Lahan Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekstur dan fisik tanah supaya gembur sehingga memudahkan penetrasi sistem perakaran tanaman. Tanah harus bersih dari sisa-sisa tanaman supaya tidak menjadi sumber penyakit kemudian dicangkul hingga kedalaman 20 cm karena perakaran tanaman ini tidak terlalu dalam. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 60-70 cm (antar barisan) dan 40-50 cm (dalam barisan). Penambahan kapur pertanian dolomit/kalsit pada pH tanah masam dengan

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    55 KRPL BPTP Malut 2018

    dosis 1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan tanah.

    Penanaman Jarak tanam 40 x 60 cm untuk jenis bertajuk lebar dan 50 x 70 cm untuk jenis bertajuk tegak. Bibit yang sudah memiliki 4-5 helai daun siap ditanam di lokasi tanam. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat matahari tidak terik.

    Pemupukan Pemupukan menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang kambing 20 t/ha atau pupuk kandang sapi 30 t/ha, atau pupuk kandang ayam 40 t/ha.

    Sebagai pupuk dasar pupuk anorganik meliputi pupuk N (Urea 4 gr dan ZA 9 gr), TSP (9 gr), dan KCl (7 gr). Pupuk kandang (1 kg), setengah dosis pupuk N (Urea 2 g dan ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan pada tiap lubang tanam sebelum tanam sebagai pupuk dasar. Sedangkan setengah bagian pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g per tanaman) dijadikan pupuk susulan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam. Untuk hasil yang lebih baik dapat ditambahkan pupuk cair 5 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam. Pemeliharaan

    Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi atau sore hari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal sampai kubis tumbuh normal. Pada musim kemarau penyiraman 1-2 kali sehari terutama saat fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    56 KRPL BPTP Malut 2018

    Penyulaman dilakukan pada tanaman rusak atau mati, sampai tanaman berumur kira-kira 14 hari setelah tanam.

    Penyiangan dan penggemburan dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Penyiangan dan penggemburan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif (memasuki fase pembungaan) penyiangan dihentikan.

    Perompesan sedini mungkin supaya ukuran dan kwalitas bunga optimal. Setelah terbentuk massa bunga, daun tua diikat agar massa bunga ternaungi dari cahaya matahari untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

    OPT yang biasa menyerang tanaman kubis bunga antara lain ulat plutella, ulay croci, ulat tanah, kutu daun, ulat jengkal, ulat grayak, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun, penyakit embun tepung, dsb.

    Pengendalian OPT disesuaikan dengan OPT yang menyerang. Beberapa metode pengendalian hama meliputi; pergiliran tanaman dengan tanaman selain family Cruciferae, memanfaatkan musuh alami. Pengendalian penyakit diatasi dengan menjaga sanitasi, menggunakan bibit bebas penyakit, rotasi tanaman, menghindari luka pada tanaman, sterilisasi media semai/lahan, pengapuran pada tanah masam dan memusnahkan tanaman yang terserang penyakit.

    Pestisida digunakan apabila tanaman menalami luka secara ekonomi. gunakan jenis pestisida yang aman

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    57 KRPL BPTP Malut 2018

    mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen

    Pemanenan Kubis bunga dilakukan apabila bunga sudah padat dan kompak atau pada umur 60-90 hari setelah tanam. Panen dilakukan dengan memotong bagian pangkal batang dan sisakan 6-7 helai daun sebagai pembungkus bunga. Keterlambatan pemanenan bisa mengakibatkan bunga tidak rata, berbulu, dan merekah. Apabila bunga merekah maka tangkai bunga akan memanjang dan muncul kuntum-kuntum bunga.

    Waktu panen ideal adalah pada pagi atau sore hari ketika matahari belum terik. Tanaman yang baru dipanen disimpan di tempat yang terlindungi dari paparan sinar matahari supaya tidak cepat layu. Sortasi dilakukan dengan memisahkan bunga yang sehat dengan bunga rusak / sakit. Pengemasan menggunakan wadah yang mempunyai sistem sirkulasi udara yang baik.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    58 KRPL BPTP Malut 2018

    14. PAKCHOI (Brassica sinensis L) SYARAT PERTUMBUHAN

    Pakchoi merupakan tanaman yang cocok ditanam di dataran tinggi (1.000-1.200 m dpl). Namun demikian beberapa kultivar cocok ditanam di dataran rendah baik tropis maupun sub tropis. Tanaman ini membutuhkan tanah kaya unsur hara, penyinaran matahari serta kebutuhan air yang cukup. pH/kemasaman tanah berkisar antara 5,5-6. TEKNOLOGI BUDIDAYA Persemaian

    Sebelum penyemaian disiapkan terlebih dahulu media persemaian berupa campuran pupuk organik dengan tanah dengan perbandingan 1:1 yang ditempatkan pada kotak/baki persemaian. Media tumbuh dibasahi secukupnya secara merata, kemudian benih disebar merata dan ditutup tipis dengan tanah halus. Sebelum benih disebar terlebih dahulu direndam di dalam larutan Previkur N (0,1%) selama 1-2 jam kemudian ditiriskan. Setelah kering benih disebar kemudian ditutup dengan daun pisang atau ilalang. Setelah berumur 2-3 hari setelah semai benih bertunas seluruhnya kemudian kotak/baki

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    59 KRPL BPTP Malut 2018

    tempat persemaian diberikan naungan dari daun pisang atau plastik. Memasuki umur 7 hari setelah semai saat bibit memiliki daun 3-4 helai yang selanjutnya dipindahkan ke dalam bumbunan polibag. Bumbunan ditempatkan di lahan persemaian yang diberi naungan atap plastik transparan. Bibit dipindahkan ke lahan penanaman pada saat umur mencapai 10-15 hari setelah pembumbunan. Kebutuhan benih berkisar antara 400-1.000 gr/ha.

    Persiapan Lahan Persiapan lahan merupakan salah satu tahapan budidaya yang penting untuk diperhatikan. Pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah sampai gembur hingga kedalaman 30 cm. Selanjutnya dibuat bedengan membujur dari timur ke barat supaya penyinaran optimal. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm panjang menyesuaikan lahan tapi diupayakan tidak lebih dari 10 m dan jarak antar bedengan 50 cm. Saluran draenase juga perlu dibuat untuk mencegah air tergenang. Lubang pada bedengan dibuat dengan ukuran jarak tanam 30x30 cm. Pada kondisi lahan masam dibutuhkan penambahan kapur pertanian dolomit/kalsit 1,5 t/ha 2-4 minggu sebelum tanam.

    Penanaman Bibit yang telah berumur 22 hari setelah semai atau berdaun 3-4 helai siap dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan dengan jarak tanam yang telah ditentukan. Bibit yang akan dijadikan bahan tanam dipilih yang batangnya tumbuh dengan tegak, daunnya berwarna hijau segar, serta tidak terserang OPT. Saat pemindahan bibit

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    60 KRPL BPTP Malut 2018

    dari polibag ke lubang tanam diupayakan supaya tanah yang melekat pada akar tidak pecah. Pemupukan

    Satu minggu sebelum tanam berikan pupuk kandang ayam dengan dosis 10-20 t/ha. Dua minggu setelah tanam berikan pupuk susulan berupa Urea 100 kg/ha (10 gr/m2) atau NPK Mutiara 50 kg/ha (5 gr/m2). Agar pupuk lebih cepat diserap perakaran tanaman maka pemberian pupuk secara larikan disamping barisan tanaman. Sementara pada musim kemarau bisa diberikan dengan cara dikocor. Selanjutnya dapat ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 10 dan 20 hari setelah tanam. Pemeliharaan Penyiraman dilakukan secara teratur khususnya pada musim kemarau karena tanaman ini sangat bergantung pada ketersediaan air. Penyiraman dilakukan dari awal tanam sampai panen. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman rusak, tidak tumbuh atau mati. Penyulaman dilakukan maksimal 7 hari setelah tanam.

    Penyiangan umumnya dilakukan 2-4 kali selama masa tanam, tetapi untuk efisiensi disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di lapangan.

    Penjarangan terhadap tanaman yang tidak diharapkan dapat dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    61 KRPL BPTP Malut 2018

    Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) OPT yang biasa menyerang tanaman pakchoi

    adalah ulat daun kubis, siput, dan cacing bulu. Sementara jenis penyakit yang biasa menyerang tanaman ini antara lain adalah serangan jamur dan bakteri.

    Pengendalian dilakukan dengan menjaga sanitasi lahan, dan drainase. Apabila serangan sudah menyebabkan luka ekonomik maka dapat menggunakan pestisida nabati, biopestisida, dan pestisida kimia. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah tepat pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen

    Pakchoi dapat dipanen pada umur ± 45 hari setelah tanam tergantung varietas dan perawatannya. Kapasitas produksi pakchoi jenis kecil berkisar antara 10-20 t/ha sedangkan pakchoi jenis besar antara 20-30 t/ha. Dalam suhu ruangan sayuran mudah mengalami kerusakan sementara pada suhu 0 0C sayuran pakchoi mampu bertahan hingga 10 hari. Untuk menjaga kwalitanya sebaiknya ditempatkan di wadah yang sirkulasi udaranya lancar.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    62 KRPL BPTP Malut 2018

    15. KANGKUNG (Ipomoea sp.)

    SYARAT PERTUMBUHAN

    Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair.

    Syarat tumbuh tanaman kangkung cukup mudah untuk disiapkan. Untuk jenis kangkung air dibutuhkan ketersediaan air yang cukup. Sementara untuk kangkung darat apabila kelebihan atau kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan, namun demikian tetap memerlukan kecukupan air. Kangkung dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Pada dataran rendah, biasanya kangkung ditanam di kolam, pingiran sungai, rawa-rawa atau bisa juga di tegalan. Waktu tanam yang baik adalah pada musim kemarau untuk kangkung air dan pada musim hujan untuk kangkung darat.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    63 KRPL BPTP Malut 2018

    TEKNOLOGI BUDIDAYA Benih/Bibit

    Kangkung darat dapat diperbanyak melalui cara vegetatif (stek batang) maupun generatif (biji), tetapi dianjurkan untuk menggunakan cara generatif supaya bisa memilih benih yang berkwalitas tinggi dan seragam. Bibit yang baik akan tumbuh tegak tidak menjalar. Varietas yang mempunyai daya adaptasi baik adalah varietas Sutra dan lokal Subang. Kebutuhan benih untuk luasan satu hektar sekitar 10 kg.

    Sementara untuk kangkung air karena tempat hidupnya di perairan maka perbanyakan bibit biasanya secara vegetatif (stek batang). Bibit stek yang baik mempunyai ukuran panjang 20-30 cm dan kebutuhan bibit sebanyak 16 stek/m2 Persiapan Lahan Kangkung Darat Lahan dibersihkan dari seresah tanaman dan diolah sampai gembur hingga kedalaman 20-30 cm. kemudian dibuat bedengan membujur dari timur ke barat dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tersedia tetapi tidak lebih dari 10 m. Jarak antar bedengan 30 cm dimaksudkan untuk jalan pemeliharaan dan saluran draenase. Apabila tanah dalam keadaan masam maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit/kalsit) dengan dosis 1,5 t/ha dan diberikan 30 hari sebelum penanaman. Kangkung Air Lahan diolah sempurna sampai gembur hingga kedalaman 20-30 cm. kemudian membuat bedengan dengan ukuran lebar 200-300 cm, dan panjang disesuaikan

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    64 KRPL BPTP Malut 2018

    lahan tersedia. Bedengan digenangi dengan air sampai ketinggian air mencapai 5 cm. Diupayakan membuat pintu masuk dan keluar supaya air mengalir dengan lancar dan terus berganti. Penanaman

    Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Jarak lubang tanam 20x20 cm, tiap lubang berisi 2-6 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau sistem baris.

    Untuk kangkung air waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik. Stek-stek kangkung air ditanam pada lumpur kolam atau sawah yang dangkal dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.

    Pemupukan

    Untuk pertanaman kangkung air, pemberian pupuk kandang jarang dilakukan. Namun demikian apabila akan menggunakan pupuk kandang maka 7 hari sebelum penanaman tambahkan pupuk kandang sebanyak 10 t/ha. Sedangkan untuk pupuk anorganik berupa 50-100 kg N/ha diberikan setelah tanaman tumbuh.

    Pada kangkung darat pupuk kandang ayam/kuda/kambing sebanyak 10 ton/ha. Pupuk anorganik (urea) ditambahkan sebagai starter pada umur tanaman 10 hari setelah tanam. Sebaiknya pupuk kandang dan pupuk anorgnik dicampur sampai merata sebelum aplikasi. Pupuk yang sudah dicampur kemudian diberikan secara larikan di sebelah barisan tanaman. Untuk produksi yang lebih tinggi bias ditambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 7 dan 14 hari setelah tanam.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    65 KRPL BPTP Malut 2018

    Pemeliharaan Pemeliharaan yang perlu dilakukan terutama

    adalah menjaga kelembabam media tanam pada kangkung darat. Apabila tidak turun hujan, harus segera dilakukan penyiraman. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pengendalian gulma pada waktu tanaman masih muda atau belum menutup tanah dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit Pemeliharaan pada kangkung air meliputi menjaga kelancaran aliran air keluar-masuk, membersihkan gulma yang tumbuh disekitar tanaman, dan penyulaman terhadap bibit tidak sehat, rusak atau mati. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hama utama tanaman kangkung antara lain kutu daun (Myzus persicae Sulz), ulat grayak (Spodoptera litura F), dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang batang tanaman kangkung antara lain penyakit karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans.

    Apabila diperlukan penggunaan pestisida, sebaiknya digunakan pestisida yang benar-benar aman dan cepat terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati ataupun insektisida piretroid sintetik.bPenggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval, dan waktu aplikasinya. Panen dan Pasca Panen

    Pemanenan mulai bisa dilakukan setelah tanaman berumur 25-30 hari setelah tanam. Cara pemanenan kangkung yang berasal dari benih/biji berbeda dengan yang berasal dari stek. Untuk untuk tanaman yang berasal

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    66 KRPL BPTP Malut 2018

    dari biji, panen dimulai setelah berumur 60 hari setelah tanam. mulai dapat dipangkas ujungnya sepanjang kurang lebih 20 cm, agar tanaman banyak bercabang. Pada saat pemetikan diusahakan masih tersisa 2-3 cm dari jarak batang ke akarnya supaya tanaman bisa tumbuh dan dipanen kembali. Panen selanjutnya dapat dilakukan dengan jalan memangkas ujung percabangan setiap 15 hari sekali. Tanaman yang sudah mulai berbunga dibuang karena sudah tidak produktif lagi. Peremajaan/penggantian tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 tahun.

    Setelah dipanen dan sebelum dipasarkan sebaiknya kangkung hasil panen dicuci bersih menggunakan air mengalir dan bersih untuk menghilangkan kotoran dan kontaminen beracun yang mungkin melekat. Setelah dibersihkan tempatkan kangkung di tempat yang sejuk, lembab dan terhindar paparan sinar matahari secara langsung.

  • Petunjuk Teknis Aneka Budidaya Sayuran

    67 KRPL BPTP Malut 2018

    DAFTAR PUSTAKA Cahyono B. ____ . Kacang Panjang (Teknik Budidaya dan

    Analisis Usaha Tani). Aneka Ilmu. Cahyono B. ____ . Timun. PT Pabelan Cerdas Nusantara.

    Solo. Djatnika I., at all. 2015. Inovasi Hortikultura Pengungkit

    Peningkatan Pendapatan Rakyat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.

    Hanifah WV., 2013. Ayo Memproduksi Sendiri Benih

    Sayuran. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

    Iritani G. 2012. Vegetable Gardening Menanam Sayuran

    diPekarangan Rumah. Yogyakarta, Indonesia Thera. Mardiharini M., Humaedah U. 2013. Mengenal Rumah

    Pangan lestari (RPL) & Kawasan Rumah Pangan Lestari (RPL & KRPL). Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Pen