bahan ajar pemeriksaan laboratorium

12
1 Modul Peserta Didik SISTEM KULIT DAN JARINGAN Pemeriksaan Mikrobiologi Kulit LABORATORIUM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012

Upload: ticegg

Post on 24-Oct-2015

345 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

Modul Peserta Didik

SISTEM KULIT DAN JARINGAN

Pemeriksaan Mikrobiologi Kulit

LABORATORIUM

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2012

2

DAFTAR ISI

Hal.

1. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan KOH .............................................. . 4

2. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Gram ............................................ . 5

3. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Giemsa .......................................... . 7

4. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Ektoparasit .................................... . 8

5. Prosedur dan Evaluasi pemeriksaan Zielh-Nielsen ................................. . 10

3

Modul

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI KULIT

TUJUAN UMUM

Pembelajaran modul ini dirancang untuk menyiapkan peserta didik agar mampu

melakukan prosedur dan interpretasi pemeriksaan mikrobiologi kulit.

TUJUAN KHUSUS PEMBELAJARAN

1. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan KOH;

2. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Gram;

3. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Giemsa;

4. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Ektoparasit;

5. Mampu melakukan dan menginterpretasi pemeriksaan Zielh-Nielsen.

STRATEGI / METODA PEMBELAJARAN

Introduksi

Pelatih memperkenalkan diri (jabatan dan tanggung jawabnya dalam proses

pembelajaran dan pelatihan) serta mengemukakan cara mencapai tujuan

pembelajaran dengan partisipasi penuh peserta didik.

Tujuan 1:

1. Melakukan pemeriksaan KOH;

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan KOH.

Tujuan 2:

1. Melakukan pemeriksaan Gram;

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Gram.

Tujuan 3:

1. Melakukan pemeriksaan Giemsa;

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Giemsa.

Tujuan 4:

1. Melakukan pemeriksaan Ektoparasit;

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Ektoparasit.

Tujuan 5:

1. Melakukan pemeriksaan Zielh-Nielsen;

2. Menginterpretasi hasil pemeriksaan Zielh-Nielsen.

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

Mampu melakukan prosedur pemeriksaan mikrobiologi kulit dan mampu

menginterpretasi hasil pemeriksaan.

REFERENSI BUKU WAJIB

1. Fitzpatrick TB, Freedberg IM, Eisen AZ, Austen KF, Wolff K. Dermatology in

general medicine. 6th ed. New York: McGraw-Hill, 2003

2. Trozak JD, et al. Dermatology Skill for Primary Care. Humana Press. New

Jersey. 2006

4

PROSEDUR DAN INTERPRETASI

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI KULIT

1. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan KOH

Pendahuluan Pemeriksaan KOH dilakukan sebagai penunjang diagnosis infeksi

dermatofitosis (tinea) dan non-dermatofitosis (pitiriasis

versicolor dan candida).

Peralatan dan

Bahan

1. Lampu periksa

2. Gelas obyek dan penutup

3. Scalpel no. 13-15

4. Larutan KOH 10-30%

5. Larutan alkohol

6. Lampu Bunsen

Teknis

Pemeriksaan

a. Daerah lesi yang telah dipilih dibersihkan dengan alkohol;

b. Pengambilan bahan kerokan dari skuama pada tepi lesi yang masih aktif (eritem);

c. Kerokan kulit ditampung langsung keatas gelas obyek dan

dikumpulkan dibagian tengah tipis-tipis, kemudian tutup

dengan gelas penutup;

d. Teteskan larutan KOH pada tepi gelas penutup sehingga memenuhi ruang antara gelas penutup dan gelas obyek;

e. Panaskan slide diatas api bunsen, hindari pemanasan;

berlebihan yaitu jangan sampai menguap karena dapat menimbulkan artefak;

f. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan

pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

Interpretasi Hypha dermatophytes

Bentuknya seperti benang panjang lurus atau berlekuk yang

seringkali bercabang-cabang dengan diameter yang uniform, warna terang dengan tepi agak gelap.

Hypha dan budding spores Candida

Disebut juga pseudo-hypha yang seringkali sulit dibedakan

dengan hypha dari dermatophytes. Bentuknya seperti benang

yang panjang, lurus atau berkelok dengan bentukan sel bulat atau oval (budding)

5

Hypha dan spora T. Versicolor

Bentuknya berupa benang pendek-pendek dan panjang

disertai dengan spora yang berkelompok dengan ukuran yang

sama. Kombinasi ini seringkali disebut spagetti and meatballs

appearance.

2. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Gram

Pendahuluan Pemeriksaan Gram dilakukan sebagai penunjang diagnosis

kelainan lesi kulit dan genital dengan penyebab bakteri.

Peralatan dan

Bahan

1. Lampu periksa

2. Gelas obyek dan penutup

3. Lidi kapas

4. Larutan Crystal violet (Gram A)

5. Larutan Lugol (gram B)

6. Larutan alcohol (gram C)

7. Larutan counter stain Safranin (gram D)

8. Lampu Bunsen

Teknis

Pemeriksaan

1. Daerah lesi yang telah dipilih dibersihkan dengan alkohol;

2. Pengambilan sediaan dilakukan dengan menggunakan lidi

kapas steril;

3. Sediaan didapat dengan mengusap pada dasar lesi yang

terdapat cairan atau discharge. Jika lesi sudah tertutup krusta, maka krusta dibersihkan terlebih dahulu;

4. Sediaan yang telah diambil diletakkan pada gelas obyek

dengan cara mengoleskan lidi kapas pada gelas obyek

secara satu arah;

5. Fiksasi spesimen melalui penghangatan/pemanasan dengan lampu Bunsen;

6

6. Gelas obyek digenangi dengan Crystal violet (Gram A), diamkan 1 menit kemudian bilas dengan air mengalir;

7. Gelas obyek digenangi dengan Lugol (Gram B), diamkan 1

menit kemudian bilas dengan air mengalir;

8. Dekolorisasi dengan tetesan alkohol atau ether-aceton

(Gram C) sampai tepat luntur, hentikan penetesan kemudian bilas dengan air mengalir;

9. Gelas obyek digenangi dengan counter stain Safranin (Gram D), diamkan 30 detik kemudian bilas dengan air mengalir

10. Biarkan sediaan mengering;

11. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan

pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

Interpretasi Bakteri gram negatif

Pada pewarnaan gram, bakteri gram negatif akan terwarna

merah

Bakteri gram positif

Pada pewarnaan gram, bakteri gram positif akan terwarna ungu

Leukosit

2) 1)

7

Clue cell pada Vaginosis Bakterial

Clue cell pada Vaginosis bakterial merupakan gambaran sel

epitel vagina yang tertutup oleh bakteri dengan pewarnaan gram yang bervariasi.

3. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Giemsa (Tzanck Test)

Pendahuluan Pemeriksaan Giemsa dilakukan sebagai penunjang diagnosis

kelainan kulit berupa vesikel maupun bula.

Peralatan dan

Bahan

1. Lampu periksa

2. Gelas obyek dan penutup

3. Gunting kecil berujung runcing

4. Scalpel no. 13-15

5. Kassa steril

6. Larutan Giemsa atau Wright atau Toluidin blue

Teknik

pemeriksaan

1. Pilihlah bulla atau vesikel yang utuh. Bila tidak dijumpai bulla

atau vesikel yang utuh, gunakan daerah erosi yang bersih atau membuat lesi baru dengan menggosok-gosok epidermis;

2. Dengan menggunakan scalpel atau gunting kecil berujung

runcing, angkat dinding bulla atau vesikel;

3. Hisap air/serum yang terdapat didalamnya dengan hapusan hasil kerokan diatas gelas obyek;

3) 4)

5) Keterangan Gambar :

1. Monosit

2. Limfosit

3. Basofil

4. Eosinofil 5. Neutrofil

8

4. Kerok dasar erosi bulla atau vesikel dengan menggunakan scalpel;

5. Sediaan yang telah diambil diletakkan pada gelas obyek

dengan cara membuat hapusan pada gelas obyek;

6. Fiksasi spesimen melalui penghangatan/pemanasan dengan lampu Bunsen selama 10 detik;

7. Gelas obyek digenangi dengan larutan Giemsa atau Wright

atau Toluidin blue, diamkan 20-30 menit, kemudian bilas dengan air mengalir;

8. Biarkan sediaan mengering;

9. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan

pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

Interpretasi Multinucleated giant cell

Sel ini jauh lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis

dan mengandung inti yang banyak didalam satu sel.

Sel acantholytic (Tzanck)

Sel ini adalah sel epidermis yang berbentuk bulat, dengan

pengecatan warna gelap dan sitoplasma dibagian tepi yang

tampak padat. Sel ini hampir tidak pernah dijumpai

berkelompok, biasanya soliter. Intinya gelap dibagian tepi

dan intinya relatif berukuran besar dibandingkan sitoplasma.

4. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Ektoparasit

Pendahuluan Pemeriksaan ektoparasit dilakukan sebagai penunjang diagnosis

kelainan kulit dengan kemungkinan karena infestasi parasit.

Peralatan dan

Bahan

1. Lampu periksa

2. Gelas obyek dan penutup

3. Gunting kecil berujung runcing

4. Scalpel no. 13-15

5. Pinset

6. Kaca pembesar (loupe)

7. Minyak immersi

9

Teknik

Pemeriksaan Scabies

1. Pilihlah lesi untuk pengambilan spesimen berupa

burrow/track, vesikel atau papul yang utuh tanpa ekskoriasi

juga dapat dipilih. Papul dengan keradangan hebat/bernanah

atau ekskoriasi tidak dijumpai parasit. Kutu/parasit scabies

pada umumnya banyak dijumpai didaerah akral, maka

pilihlah lesi yang terdapat di tangan, jari, pergelangan tangan, kaki dan penis;

2. Teteskan setetes minyak immersi pada daerah lesi atau di

scalpel yang ditujukan agar sampel tetap menempel pada scalpel;

3. Keroklah seluruh lesi dengan scalpel sampai timbul bintik perdarahan;

4. Alternatif lain dengan cara membuka burrow dengan jarum

dan membukanya. Cari dengan kaca pembesar kutunya yang

berupa bintik hitam di akhir burrow;

5. Letakkan dan/atau buat hapusan spesimen diatas gelas obyek;

6. Letakkan gelas penutup dan periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 10 kali.

Teknik

Pemeriksaan Pediculosis

1. Periksa dengan teliti baik ektoparasit (lice) dan telor (nits).

Lice seringkali bergerak disekitar kulit dan rambut. Nits

biasanya melekat di rambut dan seringkali di kira sisik dari

dandruff (ketombe) yang mudah dihilangkan;

2. Untuk lice, ambillah dengan pinset (forceps) dan letakkan diatas tetesan minyak immersi diatas gelas obyek;

3. Untuk nits, potong atau cabut rambut yang mengandung

telur tersebut dan letakkan diatas tetesan minyak immersi diatas gelas obyek;

4. Letakkan gelas penutup diatasnya dan periksa dibawah

mikroskop denganUntukAlternatif lain dengan cara membuka

burrow dengan jarum dan membukanya. Cari dengan kaca pembesar kutunya yang berupa bintik hitam di akhir burrow;

5. Letakkan dan/atau buat hapusan spesimen diatas helas obyek;

6. Letakkan gelas penutup dan periksa dibawah mikroskop

dengan pembesaran obyektif 10 kali.

Interpretasi

Sarcoptes scabiei

Betina dewasa berukuran 330-450 mikron x 250-350 mikron,

sedangkan jantang dewasa berukuran 200-240 mikron x 150-

200 mikron. S. scabiei dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2

pasang didepan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang

dibelakang dimana yang betina berakhir dengan rambut

sedangkan jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan

rambut dan pasangan kaki keempat berakhir dengan alat perekat.

10

Telur skabies dan skibala

Telur scabies berbentuk oval, transparan dengan ukuran lebih

0,1 sampai 0,15 mm, biasanya dijumpai lebih dari 2 telor

disertai dengan feces/skibala.

Pediculosis corporis

Terdapat 2 macam kutu yang tidak mudah dibedakan, yaitu

Phthirus pubis dan Pediculus humanus. Keduanya berwarna

gelap dengan panjang 3-4 mm dan mempunyai 3 pasang kaki

yang sama panjangnya. Pediculus humanus bagian perutnya

lebih panjang, sedangkan Phthirus pubis mempunyai perut yang lebih pendek.

Telur pediculosis (Nits)

Nits berukuran sekitar 0,16 cm dan mudah diidentifikasi.

Sering dijumpai melekat erat pada rambut. Warnanya

bervariasi (putih, abu-abu, coklat tua atau kadang

transparan).

5. Prosedur dan Evaluasi Pemeriksaan Zielh-Nielsen

Pendahuluan Pemeriksaan Zielh-Nielsen dilakukan sebagai penunjang

diagnosis kelainan kulit dengan kemungkinan penyebab bakteri tahan asam (Mycobacterium leprae).

Peralatan dan

Bahan

1. Lampu periksa

2. Gelas obyek dan penutup

3. Scalpel no. 11

4. Sarung tangan

5. Lampu Bunsen

6. Larutan alkohol

7. Larutan Zielh-Nielsen carbolfuchsin

8. Larutan methylene blue

Pediculus humanus Pthirus pubis Nits

11

Teknis

Pemeriksaan

1. Pemeriksaan spesimen dilakukan dibeberapa tempat, yaitu

mukosa hidung, cuping telinga dan beberapa lesi.

2. Pakailah sarung tangan;

3. Pilihlah lesi yang akan diperiksa dengan pertimbangan mudah ditekan dengan ibu jari dan telunjuk;

4. Jepit lesi dengan jari sampai pucat;

5. Didaerah lesi yang dipijit, buatlah incisi dengan scalpel memanjang lebih kurang 5 mm dengan dalam 3 mm;

6. Kerok lukanya di bagian dasar dan tepinya, agar didapatkan

sedikit jaringan dan eksudat;

7. Buatlah hapusan diatas gelas obyek;

8. Teteskan larutan carbolfuchsin pada slide, biarkan selama 20

menit atau panaskan diatas api bunsen selama 5 menit tetapi tidak boleh mendidih;

9. Teteskan larutan alkohol sampai tidak ada cat yang luntur (2-5 detik), kemudian cuci dengan air;

10. Teteskan larutan methylene blue selama 2 menit, kemudian

cuci dengan air, biarkan mengering;

11. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai dengan

pembesaran 100 kali sampai 400 kali.

Interpretasi Mycobaterium leprae

Berupa basil berwarna merah (basil tahan asam) berbentuk

batang dengan ukuran panjang 1-8 mikron, lebar 0,2-0,5

mikron dengan susunan berkelompok (globus) atau tersebar satu-satu.

Solid Globus

Perhitungan jumlah bakteri dalam lapangan pandang tanpa

melihat basil hidup (solid) atau mati (fragmented/granular) disebut Indeks Bakterial (IB) adalah sebagai berikut:

6+ = lebih dari 1000 basil rata-rata perlapangan pandang

5+ = 100-1000 basil rata-rata perlapangan pandang

4+ = 10-100 basil rata-rata perlapangan pandang

3+ = 1-10 basil rata-rata perlapangan pandang

2+ = 1-10 basil rata-rata per 10 lapangan pandang

1+ = 1-10 basil rata-rata per 100 lapangan pandang

Untuk menentukan hasil pengobatan lebih ditekankan pada

pemeriksaan jumlah basil yang hidup (solid) dan disebut

Indeks Morfologi (IM) yang dinyatakan dengan prosentase

(%) dengan rumus:

Jumlah basil solid x 100%

Jumlah basil solid + non solid

12