pemeriksaan cbr laboratorium-10

52
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM ( CALIFORNIA BEARING RATIO TEST ) Definisi : CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap beban standart dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Pengembangan (swell) adalah perbandingan antara perubahan tinggi selama perendaman terhadap tinggi benda uji semula (%). Maksud : Untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) suatu tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. Tujuan : Untuk menentukan besar daya dukung tanah dimana nilai CBR yang diperoleh kemudian dipakai sebagai input untuk perencanaan.

Upload: bayu-pamungkas-warman

Post on 28-Jan-2016

244 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pemeriksaan

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM

( CALIFORNIA BEARING RATIO TEST )

Definisi : CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara

beban penetrasi suatu bahan terhadap beban standart dengan

kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Pengembangan

(swell) adalah perbandingan antara perubahan tinggi selama

perendaman terhadap tinggi benda uji semula (%).

Maksud : Untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) suatu tanah

dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada

kadar air tertentu.

Tujuan : Untuk menentukan besar daya dukung tanah dimana nilai CBR

yang diperoleh kemudian dipakai sebagai input untuk perencanaan.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas ± 4,45 ton (10.000 lbs)

dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm/menit.

2. Cetakan logam berbentuk silinder (ø = 1,524 mm; H =177,8 mm), cetakan

harus dilengkapi dengan leher sambung (H = 50,8 mm) dan keping logam

yang berlubang-lubang (H = 9,53 mm dan ø = 1,59).

3. Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan ø = 150,8mm dan tinggi

H = 61,4 mm.

4. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan

yang berlubang-lubang dengan batang pengatur, tripod logam dan arloji

penunjuk.

Page 2: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

5. Alat penumbuk / hammer 10 lbs.

6. Keping beban dengan berat 5 lbs, ø = 194,2 mm dengan lubang yang

berdiameter ø = 54,00 mm.

7. Torak penetrasi dari logam ø 49,5 mm, luas 1935 mm² dan panjang tidak

kurang dari 101,6 mm.

8. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.

9. Alat perata

10. Bak perendaman.

11. Neraca ketelitian 0,1 dan 0,01 gram.

12. Pan besar.

13. Tin box.

14. Oven pengering 140º C.

15. Kertas pori.

16. Gelas ukur

17. Dongkrak

18. Stopwach

19. Saringan # 4

20. Sendok semen

BENDA UJI

Berupa contoh tanah dari lapangan (galian ± 1m) dan yang lolos saringan

no. 4, bila masih dalam keadaan lembab, maka dikeringkan terlebih dahulu

dengan dijemur atau dimasukkan kedalam oven, hingga menjadi gembur.

Bahan tambahan berupa Vaseline.

Page 3: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

C. PEMBAHASAN TEORI

Cara CBR ini dikembangkan oleh California State Highway Department

Sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (subgrade). Kemudian

cara ini dipakai dan diperkembangkan lebih lanjut oleh badab-badan lain,

terutama oleh U.S. Army Cocp of Engineeers.

Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi (disebut percobaan CBR)

dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak

dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR yang diperoleh kemudian

dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan diatas

lapisan yang nilai CBR-nya ditentukan. Jadi dianggap bahwa diatas suatu

bahan dengan nilai CBR tertentu, perkerasan tidak boleh kurang dari suatu

angka tertentu.

(Sumber : Wesley L.D.”Mekanika Tanah”)

Kekuatan tanah sangat tergantung sekali pada pemadatan yang baik. Tanah

yang tidak dipadatkan akan runtuh dengan cepat dibawah pengaruh lalu lintas.

Hal ini benar, walaupun tanah tersebut mempunyai nilai CBR laboratorium

yang tinggi karena nilai CBR tidak hanya tergatung pada jenis tanah, tetapi

juga pada tingkat pemadatan. Nilai CBR hanya akan tercapai dilapangan jika

pemadatan dilapangan itu baik.

Untuk menguji kepadatan dilapangan, metode kerucut tanah biasa

digunakan (AASHTO T 191). Suatu lobang digali pada lapisan yang telah

dipadatkan, menyeluruh melalui lapisan tersebut tetapi diusahakan sedapat

mungkin jangan lapisan dibawahnya. Material dari dalam lobang dikumpulkan

dengan hati-hati, dikeringkan lalu ditimbang.

Volume lobang diukur dengan mengisikan pasir yang diketahui kepedatan

gemburnya. Dengan mengetahui berat pasir yang mengisi lobang, hal ini

Page 4: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

memungkinkan menghitung volume lobang ini. Berat tanah yang digali dari

lobang dibagi dengan volume lobang, menunjukkan kepadatan tanah lapangan

tersebut. Kepadatan lapangan harus tidak kurang dari 95% Kepadatan Kering

Maksimum (MMD), dari AASHTO T 191, untuk timbunan secara umum dan

100% MDD untuk 30 cm langsung dibawah lapisan perkerasan.

(Sumber : Manu Agus Iqbal,”Pelaksanaan Konstruksi Jalan”)

Harga CBR ialah harga daya dukung relatif (dalam %) terhadap harga

standar, yaitu harga CBR = 100%. Harga CBR = 100% adalah sama dengan

harga perlawanan dipermukaan lapisan tanah/perkerasan bila alat CBR yang

berebentuk piston luas 3 Inchi ditekan kedalam tanah sehingga :

- Penetrasi 0,1 inchi menghasilkan perlawanan 3000 pounds

(atau r = 1000 psi ), atau

- Penetrasi 0,2 inchi menghasilkan perlawanan 4500 pounds

(atau r = 1500 psi ).

Harga CBR = 100% ini umumnya didapatkan pada lapisan kerikil batu

pecah kelas A telah dipadatkan sesuai kepadatan maksimumnya. Bila alat test

CBR diujikan diatas lapisan tanah dan kemudian didapat harga sebagai berikut

- Penetrasi 0,1 inchi, perlawanan = 500 lbs (= pounds).

- Penetrasi 0,2 inchi, perlawanan = 800 lbs (= pounds).

Jadi CBR 0,1 inchi = (500/3000) x 100% = 16,7%, atau

CBR 0,2 inchi = (800/4500) x 100% = 17.8%

Harga tanah adalah yang terkecil dari dua harga tersebut (=16.7%).

Pada pelaksanaan test CBR dilapangan, banyak dijumpai kesulitan. Selain

relatif sulit, banyak makan waktu, kurang praktis, dan sangat terpengaruh

kondisi coaca. Oleh sebsb itu pendataan CBR lapangan basanya dilakukan

secara tak langsung, dengan bantuan alat Dynamic Cone Penetration (DPC).

Page 5: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Alat DPC ini berbentuk seperti tombak yang ditumbukkan pada permukaan

lapisan tanah subgrade. Dari sulit mudahnya pemancangan alat DPC pada

tanah subgrade dapat dihasilkan daya dukung tanah dasar (juga harga CBR)

sangat dipengaruhi oleh :

a. Kepadatan tanah, makin padat makin tinggi daya dukungnya,

b. Kadar air, makin tinggi kadar air biasanya makin kecil daya dukungnya.

Jadi agar dipadatkan daya dukung yang lebih tinggi, tanah lapisan

perkerasan harus dipadatkan. Kadar air lebih berpengaruh pada tanah lempung

dan lanau, sedangkan untuk tanah pasir dan kerikil umumnya kadar air tidak

begitu mempengaruhi daya dukung tanah.

(Sumber : Suryadharma Hendra dan Benediktus Susanto, “Rekayasa Jalan Raya”)

Page 6: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Perhitungan kadar air

- No. tin box = 1

Berat tin box = 12,65 gr

Berat tin box + tanah basah = 40,79 gr

Berat tin box + tanah kering = 31,90 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (40,79 - 31,90)gr

= 8,89 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (31,90 – 12,65) gr

= 19,25 gr

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 8,89 x 100 %

19,25

= 44,18 %

- No. tin box = 2

Berat tin box = 14,77 gr

Berat tin box + tanah basah = 33,36 gr

Berat tin box + tanah kering = 27,55 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (33,36 - 27,55)gr

= 5,81 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (27,55 – 14,77) gr

= 12,78 gr

Page 7: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 5,81 x 100 %

12,78

= 45,46 %

- No. tin box = 3

Berat tin box = 13,00 gr

Berat tin box + tanah basah = 26,32 gr

Berat tin box + tanah kering = 22,10 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (26,32 – 22,10)gr

= 4,22 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (22,10 – 13,00) gr

= 9,10 gr

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 4,22 x 100 %

9,10

= 46,37 %

- No. tin box = 4

Berat tin box = 13,45 gr

Berat tin box + tanah basah = 25,11 gr

Berat tin box + tanah kering = 21,35 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (25,11 - 21,35)gr

= 3,76 gr

Page 8: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (21,35 – 13,45) gr

= 7,90 gr

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 3,76 x 100 %

7,90

= 47,59 %

- No. tin box = 5

Berat tin box = 13,40 gr

Berat tin box + tanah basah = 25,20 gr

Berat tin box + tanah kering = 22,30 gr

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (25,20 - 22,30)gr

= 2,90 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (22,30 – 13,40) gr

= 8,90 gr

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 2,90 x 100 %

8,90

= 32,58 %

- No. tin box = 6

Berat tin box = 13,30 gr

Berat tin box + tanah basah = 27,34 gr

Berat tin box + tanah kering = 23,74 gr

Page 9: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Berat air = (B.tin box + tanah basah) – (B. tin box + tanah kering)

= (27,34 - 23,74) gr

= 3,60 gr

B.contoh tanah kering = (B. tin box + tanah kering) – (Berat tin box)

= (23,74 – 13,30 ) gr

= 10,44 gr

Kadar air (W) = B. air x 100%

B. tanah kering

= 3,60 x 100 %

10,44

= 34,48 %

Kadar air rata-rata

- Wa = W1 + W2

= 44,18 + 45,46

2

= 44,82 %

- Wb = W3 + W4

= 46,37 + 47,59

2

= 46,98 %

- Wc = W5 + W6

= 32,58 + 34,48

2

= 33,53 %

Page 10: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

D. JALANNYA PERCOBAAN

A Untuk contoh tanah yang dipadatkan:

1. Contoh tanah diambil kira-kira 15 kg, lalu disaring dengan saringan no.4

(#4).

2. Tanah tersebut dicampur dengan air sampai kadar air optimum atau kadar

air yang dikehendaki. Menurut percobaan, 100 gram tanah membutuhkan

air sebanyak 20 cc.

3. Setelah didapat kadar air yang dikehendaki, contoh tanah diaduk hingga

merata basahnya dan dimasukkan ke dalam kantong plastik (tertutup) dan

didiamkan selama 24 jam.

4. Cetakan (mold) dipasang pada keping alas kemudian ditimbang.

Masukkan piringan pemisah (spacer disk) diletakkan diatas keping alas

dan kertas saring diletakkan diatasnya.

5. Contoh tanah yang sudah disimpan selama 24 jam lalu dipadatkan di

dalam cetakan (mold) dengan cara pemadatan seperti pada percobaan

pemadatan tanah (modifield / standard).

6. Setelah proses pemadatan selesai, leher penyambungan dibuka, tanah yang

berlebihan diratakan dengan pisau perata. Kelebihan tanah diambil sedikit

untuk dicari kadar airnya.

7. Setelah diratakan, alas dan piringan pemisahnya dilepas lalu cetakan

(mold) dan isinya ditimbang.

8. Kertas filter diletakkan di atas keping atas yang berlubang, kemudian mold

dibalik hingga tanah yang padat itu menyentuh kertas filter.

9. Kemudian alat CBR disiapkan untuk diadakan test terhadap kekuatan

tanah dalam mold. Percobaan penetrasi dapat dilakukan.

Page 11: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

B. Untuk contoh tanah yang direndam:

1. Untuk memperhitungkan pengaruh air terhadap kekuatan tanah maka

contoh tanah untuk percobaan CBR harus direndam di dalam air selama 4

hari ( 4x 24 jam) sebelum dilakukan percobaan penetrasi.

2. Keping alas berikut cetakan (mold) dan contoh tanah ditimbang, lalu

batang pengatur dan keping yang berlubang diletakkan di atas contoh

tanah di dalam mold.

3. Di atasnya diletakkan beban-beban yang berlubang untuk mencapai berat

beban yang diperlukan (di dalam perconbaan dipakai beban 10 lbs).

4. Contoh tanah tersebut beserta beban direndam di dalam air yang telah

tersedia dalam bak perendaman (dibiarkan dipakai keluar masuk secara

bebas melalui atas dan bawah contoh tanah). Contoh tanah dibiarkan

dalam keadaan terendam selama empat 4 hari ( 4 x 24 jam ) dengan tetap

di dalam mold/ cetakan. Permukaan air selama perendaman harus tetap (±

2,5 cm diatas benda uji ).

5. Setiap hari selama perendaman, dicatat pengembangan yang terjadi, yang

diukur menggunakan alat pengukur pengembangan (swell).

6. Setelah sampai hari keempat contoh tanah dalam mold dikeluarkan dari

tempat perendaman dan air yang berada di atas permukaan mold dibuang

dengan cara dimiringkan (± 15 menit ). Kemiringan ini harus dijaga agar

permukaan contoh tanah tidak terganggu.

7. Kemudian beban diambil dari keping alas, lalu cetakkan beserta isinya

ditimbang.

8. Setelah ditimbang percobaan penetrasi dapat dilakukan.

Page 12: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

C. Percobaan Penetrasi:

1. Untuk contoh tanah yang direndam:

a. Keping pemberat diletakkan diatas permukaan benda uji dengan

berat minimal 10 pound (4,5 kg) atau sesuai dengan beban perkerasan.

b. Beban-beban tambahan dipasang untuk mendapatkan pembebanan

yang diperlukan, diatas contoh tanah dengan mempergunakan beban

10 lbs.

c. Penunjuk beban (proving ring) dan arloji penunjuk penetrasi diatur

pada nol titik.

d. Pembebanan diberikan secara teratur dengan memutar tungkai

pemutar yang ada, sehingga kecepatan tetap 0,05 inch / menit.

Pembacaan beban penetrasi dicatat pada waktu menunjukkan: 0,25

menit, 0,5 menit. 1 menit, 1,5 menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 6

menit, 8 menit dan 10 menit.

e. Setelah itu contoh tanah dikeluarkan dari mold dan diambil sedikit

untuk menghitung kadar airnya.

2. Untuk contoh yang dipadatkan / tidak direndam:

Percobaan penetrasi adalah kebalikan dari pada yang direndam. Untuk

contoh tanah yang dipadatkan, piston diletakkan pada permukaan yang

diratakan dengan pisau (bagian atas).

E. CATATAN

1. Bila dikehendaki harga CBR dapat diperiksa pada kadar air atau berat

kering yang berlainan.

Page 13: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

2. Untuk menentukan CBR rencana ada beberapa cara, yaitu:

a. Dengan cara Penetapan Tabel Perkerasan Bina Marga.

b. Dengan cara AASHTO : T – 193 – 74

c. Dengan Tabelaris 2H

d. Dengan cara USBR

3. Berat isi kering dihitung dengan kadar air pada waktu perendaman.

F. PERHITUNGAN

Untuk tanah yang dipadatkan/tidak direndam ( unsoaked )

d = berat isi kering

d = Wb Wb = berat tanah basah

(1+w).V w = kadarair

V = volume tanah pada mold

Compection = d yang diperoleh x 100% d yang dikehendaki

Harga CBR = Test unit load x 100% Standart unit load

G. CARA MEMBUAT SAMPLE DENGAN KADAR AIR OPTIMUM

1. Lakukan pencocokan warna sample dengan sample dalam botol.

2. Hitung banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air optimum.

- Kadar air asli A %

- Kadar air yang diinginkan B % ( kadar air optimum ).

- Diperlukan sample 4000gr

- Penambahan air = 4000 x 1 - 100 + A gr 100 + B

Page 14: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

PERHITUNGAN CBR LABORATORIUM

A. UNTUK TANAH YANG TAK TERENDAM (UNSOAKED)

a. Contoh tanah 10 pukulan

Kadar air

Tin box 1 Berat tin box = 12,65 gr

Berat tin box + tanah basah = 35 gr

Berat tin box + tanah kering = 28,4 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (28,4 – 12,65)gr

= 15,75 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (35 – 28,4)gr

= 6,6 gr

Kadar air ( w1 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 6,6 x 100%

15,75

= 41,90%

Tin box 2 Berat tin box = 14,77 gr

Berat tin box + tanah basah = 36,07 gr

Berat tin box + tanah kering = 31 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (31 – 14,77)gr

= 16,23 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (36,07 – 31)gr

= 5,07 gr

Kadar air ( w2 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

Page 15: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= 5,07 x 100%

16,23

= 31,24%

Kadar air rata-rata (w) = w1 + w2

2

= ( 41,90 + 31,24 ) %

2

= 36,57 %

Berat isi

Berat cetakan = 3532 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7320 gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

= ( 7320 – 3532 )gr

= 3788 gr

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah Volume cetakan

= 3788 2357,45

= 1,61 gr/cm3

Page 16: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 % 100 + kadar air

= 1,61 x 100% 100 + 0,3657 = 1,60%

Nilai CBR Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 %

3 x 1000 = 1322,00 x 100 %

3000

= 44,07 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

= 1718,59 x 100 %

4500

= 38,19 %

b. Contoh tanah 25 pukulan

Kadar air

Tin box 3 Berat tin box = 13 gr

Berat tin box + tanah basah = 33,35 gr

Berat tin box + tanah kering = 26,85 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (26,85 – 13)gr

= 13,85 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (33,35 – 26,85)gr

= 6,5 gr

Kadar air ( w3 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 6,5 x 100%

13,85

= 46,93%

Page 17: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Tin box 4 Berat tin box = 13,45 gr

Berat tin box + tanah basah = 27,1 gr

Berat tin box + tanah kering = 22,4 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (22,4 – 13,45)gr

= 8,95 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (27,1 – 22,4)gr

= 4,7 gr

Kadar air ( w4 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 4,7 x 100%

8,95

= 52,51%

Kadar air rata-rata (w) = w3 + w4

2

= ( 46,93 + 52,51 ) %

2

= 49,72 %

Berat isi

Berat cetakan = 4755 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7785 gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

= ( 7785 – 4755 )gr

= 3030 gr

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

Page 18: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah

Volume cetakan

= 3030 2357,45

= 1,28 gr/cm3

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 %

100 + kadar air

= 1,28 x 100%

100 + 0,4972

= 1,27%

Nilai CBR

Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 %

3 x 1000

= 793,20 x 100 % 3000 = 26,44 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

= 1057,60 x 100 %

4500

= 23,5 %

P E N G E M B A N G A N

Tanggal 12-11-2003 13-11-2003 14-11-2003 15-11-2003Jam 14.00 14.00 14.00 14.00Pembacaan 4 95 97 98

Page 19: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

b. Contoh tanah 55 pukulan

Kadar air

Tin box 5 Berat tin box = 13,4 gr

Berat tin box + tanah basah = 29,25 gr

Berat tin box + tanah kering = 24,25 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (24,25 – 13,4)gr

= 10,85 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering) = (29,25 – 24,25)gr

= 5 gr

Kadar air ( w5 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 5 x 100%

10,85

= 46,08%

Tin box 6 Berat tin box = 13,3 gr

Berat tin box + tanah basah = 28,08 gr

Berat tin box + tanah kering = 23,45 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (23,45 – 13,3)gr

= 10,15 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (28,08 – 23,45)gr

= 4,63 gr

Kadar air ( w6 ) = berat air x 100% berat tanah kering

= 4,63 x 100%

10,15

= 45,61%

Page 20: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Kadar air rata-rata (w) = w5 + w6

2

= ( 46,08 0 + 45,61 ) %

2

= 45,84 %

Berat isi

Berat cetakan = 3788 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7215 gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

= ( 7215 – 3788 )gr

= 3427 gr

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah

Volume cetakan

= 3427 2357,45

= 1,45 gr/cm3

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 %

100 + kadar air

Page 21: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= 1,45 x 100% 100 + 0,4584

= 1,44%

Nilai CBR

Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 % 3 x 1000

= 1850,79 x 100 %

3000

= 61,69 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

= 2115,19 x 100 %

4500

= 47 %

P E N G E M B A N G A N

B. UNTUK TANAH YANG TERENDAM (SOAKED)

a. Contoh tanah 10 pukulan

Kadar air

Tin box 1 Berat tin box = 10,3 gr

Berat tin box + tanah basah = 25 gr

Berat tin box + tanah kering = 20,8 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (20,8 – 10,3)gr

= 10,5 gr

Tanggal 12-11-2003 13-11-2003 14-11-2003 15-11-2003Jam 14.00 14.00 14.00 14.00Pembacaan 0 73 84 85

Page 22: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (25 – 20,8)gr

= 4,2gr

Kadar air ( w1 ) = berat air x 100% berat tanah kering = 4,2 x 100%

10,5

= 40%

Tin box 2 Berat tin box = 9 gr

Berat tin box + tanah basah = 24,5 gr

Berat tin box + tanah kering = 19,5 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (19,5 – 9)gr

= 10,5 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (24,5 – 19,5)gr

= 5 gr

Kadar air ( w2 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 5 x 100%

10,5

= 47,62%

Kadar air rata-rata (w) = w1 + w2

2

= ( 40 + 47,62 ) %

2

= 43,81 %

Berat isi

Berat cetakan = 3532 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7363gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

Page 23: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= ( 7363 – 3532 )gr

= 3831 gr

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah Volume cetakan

= 3831 2357,45

= 1,63gr/cm3

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 % 100 + kadar air

= 1,63 x 100% 100 + 0,4381

= 1,62 %

Nilai CBR

Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 % 3 x 1000

= 1057,60 x 100 %

3000

= 35,25 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

Page 24: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= 1454,20 x 100 %

4500

= 32,32 %

b. Contoh tanah 25 pukulan

Kadar air

Tin box 3 Berat tin box = 13,2 gr

Berat tin box + tanah basah = 34,4 gr

Berat tin box + tanah kering = 27,3 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (27,3 – 13,2)gr

= 14,1 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (34,4 – 27,3)gr

= 7,1 gr

Kadar air ( w3 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 7,1 x 100%

14,1

= 50,35%

Tin box 4 Berat tin box = 11,4 gr

Berat tin box + tanah basah = 33,7 gr

Berat tin box + tanah kering = 26,15 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (26,15 – 11,4)gr

= 14,75 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (33,7 – 26,15)gr

= 7,55 gr

Page 25: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Kadar air ( w4 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 7,55 x 100%

14,75

= 51,19%

Kadar air rata-rata (w) = w3 + w4

2

= ( 50,35 + 51,19 ) %

2

= 50,77 %

Berat isi

Berat cetakan = 4555 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7824 gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

= ( 7824 – 4555 )gr

= 2069 gr

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah Volume cetakan

Page 26: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

= 2069 2357,45

= 1,30 gr/cm3

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 % 100 + kadar air

= 1,30 x 100% 100 + 0,5077 = 1,29 %

Nilai CBR

Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 %

3 x 1000 = 793,20 x 100 %

3000

= 26,44 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

= 10597,60 x 100 %

4500

= 23,5 %

b. Contoh tanah 55 pukulan

Kadar air

Tin box 5 Berat tin box = 13,7 gr

Berat tin box + tanah basah = 34,63 gr

Berat tin box + tanah kering = 27,20 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (27,20 – 13,7)gr

= 13,5 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (34,63 – 27,20)gr

= 7,43 gr

Page 27: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Kadar air ( w5 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 7,43 x 100%

13,5

= 55,04%

Tin box 6 Berat tin box = 13,7 gr

Berat tin box + tanah basah = 30,6 gr

Berat tin box + tanah kering = 24,35 gr

Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)

= (24,35 – 13,7)gr

= 10,65 gr

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box + tanah kering)

= (20,6 – 24,35)gr

= 6,25 gr

Kadar air ( w6 ) = berat air x 100%

berat tanah kering

= 6,25 x 100%

10,65

= 58,69%

Kadar air rata-rata (w) = w5 + w6

2

= ( 55,04 + 58,69 ) %

2

= 58,87 %

Berat isi

Berat cetakan = 3788 gr

Berat cetakan + tanah basah = 7248 gr

Berat tanah basah = (Berat cetakan + tanah basah) – (Berat cetakan)

= ( 7248 – 3788 )gr

= 3460 gr

Page 28: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

Diameter cetakan (d) = 15,5 cm

Tinggi cetakan ( h ) = 17,5 cm

Tebal alas (spacer disk) = 5 cm

Tinggi mould ( t ) = ( tinggi cetakan ) – ( tebal alas )

= ( 17,5 – 5 )cm

= 12,5cm

Volume cetakan = ¼ d2 t

= ¼ .( 3,14 ) .( 15,5 )2 . (12,5 )

= 2357,45 cm3

Berat isi basah (w) = Berat tanah basah Volume cetakan

= 3460 2357,45

= 1,47 gr/cm3

Berat isi kering (d) = Berat isi basah x 100 % 100 + kadar air

= 1,47 x 100% 100 + 0,5887 = 1,46 %

Nilai CBR

Nilai CBR (0,1) = Test unit load CBR (0,1) x 100 %

3 x 1000 = 555,24 x 100 %

3000

= 18,51 %

Nilai CBR (0,2) = Test unit load CBR (0,2) x 100 %

3 x 1500

= 793,20 x 100 %

4500

= 17,63 %

Page 29: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

KESIMPULAN

1. Kekuatan tanah tergantung dari kadar airnya, makin tinggi kadar airnya

semakin kecil kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut.

2. Untuk memperkecil pengaruh air terhadap kekuatan tanah, maka tanah

sebaiknya dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan optimum.

3. Pada percobaan ini, didapat enam macam grafik hubungan antara beban

(lbs) dan penurunan (inch).

4. Dari hasil percobaan yang dilakukan maka nilai CBR yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

a. Untuk 10 pukulan (sebelum direndam)

- CBR (0,1) = 44,07 %

- CBR (0,2) = 38,19 %

Dengan kadar air = 36,57 %

Untuk 10 pukulan (sesudah direndam)

- CBR (0,1) = 35,25 %

- CBR (0,2) = 32,32 %

Dengan kadar air = 43,81 %

b. Untuk 25 pukulan (sebelum direndam)

- CBR (0,1) = 26,44 %

- CBR (0,2) = 23,50 %

Dengan kadar air = 49,72 %

Untuk 25 pukulan (sesudah direndam)

- CBR (0,1) = 26,44 %

- CBR (0,2) = 35,50 %

Dengan kadar air = 50,77 %

Page 30: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

c. Untuk 55 pukulan (sebelum direndam)

- CBR (0,1) = 61,69 %

- CBR (0,2) = 47,00 %

Dengan kadar air = 45,84 %

Untuk 55 pukulan (sesudah direndam)

- CBR (0,1) = 18,51 %

- CBR (0,2) = 17,63 %

Dengan kadar air = 56,87 %

5. Dengan nilai CBR yang kita peroleh, dapat ditentukan besarnya daya

dukung tanah, dan tebal lapisan perkerasan.

FAKTOR - FAKTOR KESALAHAN

1. Tidak sesuainya pemberian air untuk mendapatkan kadar air yang

diinginkan.

2. Pada saat penumbukkan, pukulan terhadap tanah tidak konstan atau tidak

merata sehingga pemadatannya tidak merata pula.

3. Kurang telitinya dalam pembacaan arloji pengukuran.

Kurang ketelitian dalam penimbangan.

4. Pengambilan tanah dalam oven, lebih atau kurang dari 24 jam.

5. Pembacaan stop watch yang kurang teliti.

Page 31: Pemeriksaan Cbr Laboratorium-10

6. Pada contoh tanah yang tidak terendam, nilai CBR sangat tinggi. Pada

percobaan ini didapat nilai CBR sangat tinggi pada 25 kali tumbukkan

pada kadar airnya 49,51 %.

7. Pengaruh perendamanadalah paling besar terhadap contoh tanah yang

dipadatkan dengan kadar air lebih kering dari optimum. Menurut

percobaan, pada 25 kali tumbukkan didapat berat isi kering 1,69 % pada

kadar air 51,67 %.

8. Berdasarkan grafik pengembangan, bahwa pada 25 kali tumbukkan dari

hari ke hari pembacaan dialnya makin naik. Dan pada 55 kali tumbukkan

pembacaan dialnya menurun.

6. .