bab ii tinjauan umum tentang pengawasan …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/120070-t...
TRANSCRIPT
18
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN UMUM
TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING
Globalisasi telah membawa berbagai dampak dalam kehidupan manusia di
muka bumi. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia, melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan
bentuk - bentuk interaksi yang lain, sehingga batas - batas suatu negara menjadi
bias.16
Pendapat lain menyatakan bahwa globalisasi adalah suatu proses masyarakat
dunia yang akan saling berhubungan di dalam semua fase kehidupannya. Dengan
demikian, terjadi saling kebergantungan dalam banyak hal : dalam bidang politik,
ekonomi, masyarakat, kebudayaan, teknologi, informasi, bahkan pertahanan dan
keamanan. Hal inilah yang mendorong banyak negara untuk mencari kesepakatan
dalam menyesuaikan di setiap bidang kehidupan dengan maksud mempermudah tata
pergaulan dunia.17
Keberadaan orang asing di suatu negara menjadi tanggung jawab dari negara
dimana orang asing itu berada, sedang negara dari orang asing tersebut juga
mempunyai tanggung jawab melindungi warganya yang berada di negara lain.
John Naisbit menangkap pesan penting bahwa perkembangan global
membawa pergeseran sistem nilai dari masyarakat tradisional yang berbasis pertanian
menjadi masyarakat modern yang memiliki kadar teknologi tinggi. Namun, harus
dipahami bahwa langkah perkembangan masyarakat di tiap - tiap negara tidaklah
sama, baik di negara maju, negara industri, maupun negara berkembang. Hal itu
16 Id.wikipedia.org/wiki/globalisasi 17 M.Iman Santoso,op.cit.hlm.123
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
19
Universitas Indonesia
terjadi akibat perbedaan budaya, tingkat kemajuan pendidikan, serta titik berat
tahapan pembangunan yang dilaksanakan. Pengalaman pembangunan nasional negara
maju tidak dapat begitu saja diterapkan di negara berkembang. Di samping itu,
pengaruh global tersebut membawa sistem nilai baru yang dapat menimbulkan
benturan dengan sistem nilai yang ada.18
Di samping itu terdapat pula dampak - dampak negatif akibat globalisasi,
seperti meningkatnya tindak-tindak pidana yang berskala internasional. Dengan
demikian peranan hukum internasional semakin meningkat, misalnya bagaimana
international crimes, transnational crimes, cyber crimes, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan hubungan antara negara secara bilateral dan multilateral dibentuk
dan diatur dalam hukum internasional.19
Globalisasi juga berakibat pada migrasi spontan, yang dimaksud migrasi
spontan di sini adalah mereka yang melakukan perpindahan melewati batas negara
secara ilegal.20
Negara dimana orang asing berada, selain mempunyai kewajiban untuk
menjamin kepentingan dan keamanannya, juga wajib melakukan pengawasan
terhadap orang asing yang berada di negaranya.
Orang asing yang berada di suatu negara lain, keberadaannya dapat ditinjau
dari 2 ( dua ) aspek yaitu :
1. Aspek keberadaannya atau izin tinggalnya ;
2. Aspek kegiatannya selama berada di negara tersebut.
Keberadaan orang asing di suatu negara dapat dilihat dari sah tidaknya izin
tinggal yang dimiliki oleh orang asing tersebut selama yang bersangkutan berada di
negara itu yang dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) kelompok orang asing. Keberadaan
orang asing di suatu negara lain dapat dibagi dalam 3 ( tiga ) golongan :
1. Orang asing yang mempunyai izin tinggal yang sah dan masih berlaku
18 Ibid 19 Ibid, hlm.124 20 M.Arif Nasution, Globalisasi dan Migrasi antar negara,Penerbit Alumni, Bandung,1999, hlm.2
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
20
Universitas Indonesia
2. Orang asing yang memiliki izin tinggal yang sah tetapi sudah tidak
berlaku
3. Orang asing yang tidak memiliki izin tinggal yang sah.
Kegiatan orang asing selama berada di suatu negara lain dapat melakukan
kegiatan yang berupa :
1. Kegiatan yang sesuai dengan izin yang diberikan dan sesuai dengan
maksud kedatangannya di wilayah negara yang didatangi ;
2. Kegiatan yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan dan maksud
kedatangannya ;
3. Kegiatan yang merugikan atau membahayakan negara yang didatangi.
Pengawasan adalah suatu proses kegiatan mengumpulkan data, menganalisa
dan menentukan apakah sesuatu yang diawasi sesuai dengan standar yang telah
ditentukan atau sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan orang asing meliputi aspek yang menyangkut aspek
keberadaannya dan aspek kegiatannya, yaitu suatu proses kegiatan di bidang
keimigrasian yang mengumpulkan data dan informasi, menganalisa dan menentukan
apakah keberadaan orang asing sejak masuknya di wilayah Indonesia telah sesuai
dengan norma - norma yang berlaku baginya.
Norma - norma yang diberlakukan bagi orang asing di Indonesia antara lain
norma hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti yang
menyangkut izin keberadaannya ( izin keimigrasian ), izin kegiatannya seperti yang
menyangkut ketenaga kerjaan, mengikuti pendidikan dan sebagainya. Selain itu juga
norma-norma yang menyangkut norma agama dan sosial budaya lainnya yang
berlaku di Indonesia.
Jika terjadi penyimpangan terhadap norma - norma tersebut, terhadap orang
asing yang bersangkutan akan diambil tindakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, baik yang berupa tindakan justisial ataupun tindakan keimigrasian.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
21
Universitas Indonesia
Menurut Undang - undang tentang Keimigrasian, Pengawasan Orang Asing di
Indonesia meliputi : 21
a. Masuk dan keluarnya orang asing ke dan dari wilayah Indonesia ;
b. Keberadaan serta kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.
Pengawasan terhadap masuk dan keluarnya orang ke dan dari wilayah
Indonesia dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Jika pada
pemeriksaan imigrasi terdapat penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh
orang asing yang akan masuk ke wilayah Indonesia, Pejabat Imigrasi akan menolak
memberikan Izin Masuk dan memerintahkan yang bersangkutan meninggalkan
wilayah Indonesia melalui alat angkut yang membawanya .
Pengawasan terhadap keberadaan orang asing menyangkut izin keberadaan
atau izin tinggalnya di wilayah Indonesia yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi, baik
yang berupa izin yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi atau di Kantor Imigrasi.
Pengawasan ini merupakan pengawasan yang bersifat administratif dengan
data yang lengkap yang berada di Imigrasi.
Rangkaian tugas pengawasan terhadap orang asing dilakukan sejak ia
mengajukan permohonan visa di tiap-tiap perwakilan RI di luar negeri. Pemeriksaan
terhadap permohonan visa merupakan salah satu bentuk seleksi dalam proses
administratif.
Rangkaian tugas ini berlanjut pada saat orang asing memasuki wilayah
Indonesia melalui TPI ( Tempat Pemeriksaan Imigrasi ). Disini petugas imigrasi
kembali melakukan seleksi dengan mencocokkan data identitas pada paspor dengan
pemegangnya, isi Kartu Embarkasi/Debarkasi ( E/D Card ), Daftar Penangkalan, tiket
kembali ke negara asal atau negara lain, dan visa yang dimiliki.
21 Pasal 38 ayat 2 UU No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
22
Universitas Indonesia
Apabila semua syarat telah dipenuhi, terhadap pemegang visa diberikan Izin
Masuk berupa cap kedatangan. Hal yang sama dilakukan ketika orang asing yang
sama hendak keluar dari wilayah Indonesia dengan melihat apakah termasuk dalam
daftar pencegahan atau tidak.
Untuk melaksanakan pengawasan orang asing, selama ia berada dan tinggal di
Indonesia, telah dikeluarkan Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi
Nomor F-338.IL.01.10 Tahun 1995 tentang Tata cara Pengawasan Orang Asing. Di
dalam juklak tersebut, tanggung jawab pengawasan orang asing di Indonesia terletak
pada Pejabat Imigrasi di TPI, Kantor Imigrasi, Kantor Wilayah Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, dan Direktorat Jenderal Imigrasi.
Agar pengawasan dapat berjalan maksimal, maka diperlukan juga fungsi
manajemen. Menurut Henry Fayol yaitu planning, organizing, commanding,
coordinating, controlling.22
Planning atau perencanaan yang dimaksud adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Jadi, dengan fungsi planning
yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi, menetapkan peraturan-peraturan pelaksanaan yang harus dituruti.
Dalam hal pengawasan, perencanaan itu mutlak harus dilaksanakan. Sebelum
melakukan pengawasan, harus dilakukan dahulu perencanaan. Dalam hal ini,
perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan kegiatan pengawasan yang akan
dilaksanakan, objek yang akan diawasi, dan siapa saja yang akan mengawasi.
Organizing adalah mengelompokan kegiatan yang diperlukan, yakni
penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi - fungsi dari setiap unit yang ada
dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antar masing -
masing unit tersebut.
Dalam hal pengawasan, organizing adalah menyusun unit-unit yang akan
mengawasi serta menyusun pembagian tugas antar unit.
22 M.Manullang, Dasar-Dasar Manejemen, Gajah Mada University Press,2006, hlm.7
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
23
Universitas Indonesia
Commanding, yaitu fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah - perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing - masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar - benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Dalam hal pengawasan, adanya seorang pemimpin yang akan memberi
perintah, arahan dan intruksi agar kegitan pengawasan yang sedang dilaksanakan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen
untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Dalam melakukan pengawasan, koordinasi itu harus dilakukan agar tujuan
pengawasan dapat tercapai. Koordinasi yang dilakukan adalah koordinasi antar
instansi yang berhubungan dengan kegiatan pengawasan.
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah
satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, sehingga apa yang
dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai
tujuan yang sudah digariskan semula.
Sehingga pengawasan merupakan salah satu fungsi dari manajemen dan agar
pengawasan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan,
maka juga diperlukan manajemen pengawasan yang baik.
Perencanaan berhubungan erat dengan fungsi pengawasan karena dapat
dikatakan rencana itulah sebagai standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Demikian pula fungsi pemberian perintah berhubungan erat
dengan fungsi pengawasan karena sesungguhnya pengawasan itu merupakan follow
up dari perintah - perintah yang sudah dikeluarkan. Apa yang sudah diperintah
haruslah diawasi, agar apa yang diperintahkan itu benar - benar dilaksanakan.
Sesuai dengan batasan - batasan diatas, maka pengawasan dapat diartikan
sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
24
Universitas Indonesia
menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan rencana semula.
Jelas kiranya, dari berbagai batasan pengawasan diatas bahwa tujuan utama
dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Untuk dapat benar - benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka
pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan - kelemahan serta
kesulitan - kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan
penemuan - penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik
pada waktu itu ataupun waktu - waktu yang akan datang.
Dalam manajemen controlling atau pengawasan, sering juga disebut
pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan
penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke jalan yang benar dan dengan maksud tercapai tujuan yang sudah
digariskan semula. Dalam melaksanakan kegiatan controlling, atasan mengadakan
pemeriksaan, mencocokan, serta mengusahakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai.23
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang
direncakan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem pengawasan itu benar-
banar efektif artinya dapat merelisasikan tujuannya, maka suatu sistem pengawasan
setidak - tidaknya dapat melaporkan adanya penyimpangan - penyimpangan dari
rencana . Apa yang telah terjadi dikembalikan ke tujuan semula. 24
Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada kegiatan manusia,
sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan - kegiatan dalam badan usaha atau
organisasi yang bersangkutan. Oleh karena para pegawai, kegiatan atau tugas - tugas
23 Ibid, hlm.12 24 Ibid, hlm.174
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
25
Universitas Indonesia
tergambar dalam pola organisasi, maka suatu sistem pengawasan harus dapat
memenuhi prinsip dapat merefleksikan tujuan dari organisasi. 25
Demikian juga halnya dalam pelaksanaan tugas pengawasan, untuk
mempermudah pelaksanaan dalam merealisasi tujuan harus pula dilalui beberapa fase
atau urutan pelaksanaan. Proses pengawasan dimanapun juga atau pengawasn yang
berobjekkan apapun terdiri dari fase sebagai berikut :
a. Menetapkan alat pengukur ( standar ).
b. Mengadakan penilaian ( evaluate ).
c. Mengadakan tindakan perbaikan ( corrective action ).
Terdapat beberapa jenis - jenis pengawasan, terjadinya perbedaan pendapat
tersebut, terutama karena perbedaan sudut pandang atau dasar perbedaan jenis - jenis
pengawasan tersebut. Ada empat macam dasar penggolongan jenis pengawasan,
yakni :26
a. Waktu pengawasan
Berdasarkan bila pengawasan dilakukan, maka macam-macam
pengawasan itu dibedakan atas : ( a ) pengawasan preventif dan ( b )
pengawasan represif. Yang dimaksud dengan pengawasan preventif
adalah pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan,
sedangkan pengawasan represif adalah pengawasan setelah rencana sudah
dijalankan.
b. Objek pengawasan
Berdasarkan objek pengawasan, pengawasan daopat dibedakan atas
pengawasan di bidang-bidang sebagai berikut : ( 1 ) produksi, ( 2 )
keuangan, ( 3 ) waktu, dan ( 4 ) manusia dengan kegiatan - kegiatannya.
25 Ibid, hlm.175 26 Ibid, hlm.176
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
26
Universitas Indonesia
c. Subjek pengawasan
Bilamana pengawasan itu dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang
mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dapat dibedakan atas :
( 1 ) pengawasan intern dan ( 2 ) pengawasan ekstern. Dengan
pengawasan intern dimaksud pengawasan yang dilakukan oleh atasan dari
petugasa bersangkutan. Suatu pengawasan disebut pengawasan ekstern,
bilamana orang-orang yang melakukan pengawasan itu adalah orang -
orang di luar organisasi bersangkutan.
d. Cara pengumpulan fakta guna pengawasan
Berdasarkan cara bagaimana mengumpulkan fakta - fakta guna
pengawasan, maka pengawasan itu dapat digolongkan atas :
1) Personal observation
2) Oral report
3) Written report
4) Control by exception
2.1. Pengawasan dalam Hukum Administrasi Negara
Paulus E Lotulung mengemukakan beberapa macam pengawasan dalam
administrasi negara, yaitu : 27
a. Pengawasan intern
Pengawasan yang dilakukan oleh badan yang secara organisatoris /
struktural masih termasuk dalam lingkungan pemerintahan sendiri.
b. Pengawasan ekstern
Pengawasan yang dilakukan oleh organ atau lembaga-lembaga yang
secara organisatoris / struktural berada di luar lingkungan pemerintahan.
27 Ridwan HR, op.cit, hlm.312
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
27
Universitas Indonesia
Ditinjau dari segi waktu dilaksanakan, pengawasan dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu28 :
a. Pengawasan a-priori
Pengawasan yang dilaksanakan sebelum dikeluarkannya keputusan atau
ketetapan pemerintah
b. Pengawasan a-posteriori
Pengawasan yang dilaksanakan sesudah dikeluarkannya keputusan atau
ketetapan pemerintah.
Pengawasan ekstern di atas, di dalam prosesnya sebagai syarat bagi
dimungkinkannya dikenakannya sanksi, sekaligus pelaksanaan pengawasan itu dapat
mendukung penegakan hukum ( handhaving ).
Pengawasan tersebut tidak perlu terdapat dugaan terjadinya suatu tindak
pidana, namun hanya memegang fungsi kontrol.
Para pegawai yang diberikan kewenangan untuk melakukan fungsi
pengawasan ini, juga dibebani untuk pengusutan terhadap tindak pidana. Pegawai
inilah yang dimaksudkan dalam Kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana. Agar
mereka dapat menjalankan tugas, diatur bahwa kewenangan para pengawas dan atau
pegawai pengusut adalah diatur berdasarkan peraturan perundang - undangan. Azas
negara hukum menyertai bahwa mereka hanya memiliki kewenangan khusus terhadap
warga sejauh hal itu mengalir dari undang - undang.
Di Indonesia, berdasarkan pasal 6 ayat 1 huruf b KUHAP ditetapkan pejabat
pegawai negeri sipil tertentu adalah termasuk petugas penyidik, selain pejabat polisi.
Pasal 2 ayat 1 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 menetapkan
bahwa pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diangkat sebagai petugas penyidik,
adalah, sekurang-kurangnya berpangkat Pengatur Muda Tingkat I ( golongan II/b )
atau yang disamakan dengan itu.
28 Ibid, hlm.312
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
28
Universitas Indonesia
Sesuai ketentuan Pasal 7 ayat ( 2 ) KUHAP, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
( PPNS ) dalam melakukan penyidikan tindak pidana berada dibawah koordinasi dan
pengawasan Penyidik Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI ), bentuk koordinasi
dan pengawasan tersebut disebutkan dalam Pasal 107 Ayat ( 1,2,3 ) Hukum Acara
Pidana ( KUHAP) , yaitu :
Pasal 107 ayat ( 1 ) untuk kepentingan penyidikan, Penyidik Kepolisian
Republik Indonesia ( POLRI ) memberikan petunjuk kepada Penyidik Pegawai
Negeri Sipil ( PPNS ) dan memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan,
Pasal 107 ayat ( 2 ) Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) melaporkan
kepada Penyidik Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI ) tentang adanya suatu
tindak pidana yang sedang disidik, jika dari penyidikan itu oleh Penyidik Pegawai
Negeri Sipil ( PPNS ) ditemukan bukti yang kuat untuk mengajukan tindak pidananya
kepada penuntut umum.
Pasal 107 ( 3 ) Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) jika telah selesai
melakukan penyidikan, hasil penyidikan tersebut harus diserahkan kepada penuntut
umum melalui Penyidik Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI ).
2.2. Pengawasan dalam Hukum Keimigrasian Indonesia
Berdasarkan Pasal 2 ayat ( 1 ) Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.02-PW.09.02 Tahun 1995 tentang Tata Cata Pengawasan, Pengajuan Keberatan
Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian, bentuk pengawasan terdiri atas
pengawasan administratif dan pengawasan lapangan.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
29
Universitas Indonesia
Pengawasan Administratif adalah pengawasan yang dilakukan melalui
penelitian surat - surat atau dokumen, berupa pencatatan, pengumpulan, pengolahan
data, dan penyajian maupun penyebaran informasi keberadaan atau kegiatan Orang
Asing29
Pengawasan administratif ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Penyusunan daftar nama orang asing, yaitu pembuatan daftar orang asing
sejak memasuki wilayah Indonesia dan kemudian memperoleh
perpanjangan izin kunjungan. Daftar ini dapat disusun secara manual
ataupun elektronis, kecuali orang asing pemegang BVKS ( Bebas Visa
Kunjungan Sementara ).
2. Kartu Pengawasan, yaitu setiap pemberian izin keimigrasian dibuatkan
kartu pengawasan yang selanjutnya disimpan dengan cara disusun
menurut tanggal habis masa berlaku izin keimigrasian dan tanggal
keberangkatan.
3. Pengawasan Pemegang Izin Kunjungan meliputi kegiatan sebagai berikut :
- Pengawasan atas pemegang izin kunjungan menjadi tugas Kantor
Imigrasi yang memberikan izin masuk:
- Pengawasn ini baru beralih kepada Kantor Imigrasi ( Kanim ) lain,
apabila izin kunjungan diperpanjang oleh Kanim yanh bukan pemberi
izin masuk.
4. Pengawasan Pemegang Izin Tinggal Terbatas mencakup kegiatan sebagai
berikut :
- Pengawasan orang asing pemegang izin tinggal terbatas dilakukan
oleh Kantor Imigrasi yang memberikan izin tinggal terbatas
29 Pasal 1 angka (1) Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.02-PW.09.02 Tahun 1995 tentang Tata Cata Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
30
Universitas Indonesia
menyangkut keabsahan dokumen keimigrasian orang asing yang
bersangkutan, kelayakan dan boanfiditas sponsor yang mendatangkan
orang asing tersebut.
- Demikian juga untuk pemberian perpanjangan izin tinggal terbatas,
jajaran imigrasi ( pejabat ) diharuskan meneliti manfaat dan
keuntungan dari orang asing tersebut untuk tetap diberi izin tinggal di
Indonesia.
Dalam hal pindah pekerjaan atau alih sponsor, yang perlu diperhatikan adalah:
- Hubungan perusahaan lama dengan perusahaan baru;
- Apakah pada perusahaan baru tenaga orang asing yang bersangkutan
benar-benar dibutuhkan;
- Persetujuan sponsor lama untuk bekerja pada peruashaan baru;
- Jumlah maksimum tenaga kerja asing yang diperkenankan pada
perusahaan baru;
- Catatan perubahan pada kartu pengawasan dan buku perusahaan; dan
- Apabila tidak memenuhi persyaratan, izin tinggal orang asing yang
bersangkutan dicabut dan dsalam waktu 14 (empat belas ) hari
diperintahkan untuk segera meninggalkan wilayah Indonesia.
Pengawasan administratif dilaksanakan di tempat - tempat pemberian
pelayanan keimigrasian, yaitu : Perwakilan Repiblik Indonesia, Direktorat Jenderal
Imigrasi, Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM RI, Kantor Imigrasi,
Tempat Pemeriksaan Imigrasi, dan tempat - tempat lain. Namun, pada kenyataannya
bahwa sistem pengawasan administratif ini tidak mampu menjangkau semua orang
asing yang masuk dan berada di Indonesia. Terlebih berdasarkan kebijakan
pemerintah ada 48 negara yang warganya diberikan fasilitas bebas visa untuk datang
dan masuk serta berada di Indonesia.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
31
Universitas Indonesia
Dengan demikian, warga dari negara yang diberi fasilitas BVKS tidak lagi
diseleksi melalui permohonan aplikasi visa. Para pemegang BVKS cukup
menunjukkan paspor di TPI. Apabila nama yang bersangkutan tidak tercantum dalam
daftar cegah tangkal maka kepadanya dapat diberikan izin tinggal selama 60 ( enam
puluh ) hari.
Tidak ada kewajiban bagi orang asing itu untuk mendaftarkan diri atau
melaporkan diri ke Kantor Imigrasi sehingga kartu pengawasan atas nama mereka
tidak pernah tercantum disana.
Maka, pengawasannnya sangat bergantung pada kejelian Petugas Imigrasi
yang ada di TPI, baik di bandara maupun di pelabuhan laut, ketika meneliti data yang
telah diterakan pada E/D Card dan mencocokkan dengan data paspor serta tampilan
fisik orang asing yang bersangkutan, baik pada saat masuk maupun pada saat akan
meninggalkan wilayah Indonesia. Sementara itu, pengawasan selanjutnya bergantung
pada pengawasan lapangan.
Pengawasan Lapangan adalah pengawasan yang dilakukan berupa
pemantauan, patroli, razia, dengan mengumpulkan bahan keterangan, pencarian orang
dan alat bukti yang berhubungan dengan tindak pidana Keimigrasian30
Dalam pelaksanaan pengawasan lapangan, pihak keimigrasian melakukan
kerjasama dengan instansi terkait yang dikenal dengan Tim Koordinasi Pengawasan
Orang Asing ( Tim Sipora ) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan
HAM Nomor M-68.PR.09.03 tanggal 12 Juni 2003 tentang Sususnan Tim Koordinasi
dan Pengawasan Orang Asing Tingkat Pusat .
Manfaat tim ini bukan hanya melaksanakan tugas pengwasan orang asing ,
melainkan juga membentuk jalinan kerjasama, harmonisasi peraturan dan
pelaksanaannya. Untuk pelaksanaan kegiatan koordinasi pengawasan orang asing
30 Ibid Pasal 1 angka (2)
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
32
Universitas Indonesia
dengan instansi terkait, telah dibentuk Sekretariat Tetap di Direktorat Jenderal
Imigrasi agar koordinasi pengawasan orang asing tidak hanya dilakukan sekali dalam
setahun, tetapi dapat dilakukan setiap waktu.
Dengan demikian, mekanisme pertukaran informasi dan pengambilan
keputusan dalam rangka pengawasan orang asing dapt berjalan efektif. Pembentukan
Tim Sipora diatur untuk tingkat pusat, provinsi, kabupaten / kodya.
Pembahasan beralih pada rangkaian tugas penindakan orang asing.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor : M.02-PW.09.02 tanggal 14
Maret 1995 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan
Tindakan Keimigrasian, penindakan terhadap orang asing yang melanggar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dapat melalui dua cara berikut ini :
a. Tindakan yustisial, yang artinya setiap pelanggaran diajukan ke
pengadilan.
b. Tindakan keimigrasian, yaitu tindakan administratif dalam bidang
keimigrasian di luar proses peradilan.
Pengenaan tindakan keimigrasian merupakan bentuk tindakan hukum yang
prosesnya tidak melalui pengadilan tetapi langsung secara administratif melalui
keputusan pejabat administrasi negara ( Pejabat Imigrasi ), dengan dasar hukumnya
Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor : F-314.Il.02.10 Tahun
1995 tentang Tata Cara Tindakan Keimigrasian.
Tindakan keimigrasian dapat dilakukan terhadap orang asing pemegang izin
keimigrasian atau yang tanpa izin keimigrasian. Tindakan keimigrasian tersebut dapat
berupa31 :
a. Penolakan masuk / tanda bertolak;
31 loc.cit Pasal 42 ayat (2)
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
33
Universitas Indonesia
b. Pembatasan, perubahan atau pembatalan izin keberadaan;
c. Larangan untuk berada di suatu atau beberapa tempat tertentu di wilayah
Indonesia; atau
d. Pengusiran atau deportasi dari wilayah Indonesia, atau penolakan masuk
ke wilayah Indonesia.
Adakalanya pelaku tindak pidana imigrasi dihukum lewat proses pengadilan,
kemudian setelah menjalani hukuman, dikenakan tindakan keimigrasian. Pejabat
yang berwenang yang melakukan tindakan keimigrasian adalah :
a. Pejabat Imigrasi di TPI, sepanjang menyangkut penolakan izin masuk
serta penangguhan pemberian tanda bertolak;
b. Kepala Kantor Imigrasi terhadap orang asing pemegang izin singgah dan
izin kunjungan yang berada di wilayah kerjanya;
c. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
terhadap orang asing pemegang izin singgah, izin kunjungan dan izin
tinggal terbatas di wilayah kerjanya;
d. Direktur Jenderal Imigrasi cq Direktur Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah RI.
Pengawasan lapangan dilakukan di tempat-tempat beradanya orang asing
berupa : alat angkut, kantor, perusahaan, hotel dan sejenisnya.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
34
Universitas Indonesia
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
Pada saat ini era globalisasi sangatlah menyita perhatian dunia internasional.
Globalisasi dengan di dukung oleh kemajuan teknologi dan informasi telah membuat
suatu perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dengan kemajuan
teknologi ini membuat akses informasi semakin mudah dan cepat. Arus globalisasi ini
menimbulkan peningkatan lalu lintas orang, barang, jasa masuk ataupun keluar dari
wilayah suatu negara sehingga dapat merubah perekonomian serta perubahan perilaku
masyarakat yang mana tidak selalu berdampak positif. Dampak negatif seperti
dominasi perekonomian nasional oleh perusahaan transnasional yang bergabung
dengan perusahaan Indonesia ( melalui penanaman modal asing dan atau penanaman
modal dalam negeri, pembelian saham atau kontrak lisensi ) dan munculnya
Transnational Organized Crime ( TOC ) mulai dari perdagangan wanita dan anak
anak, pencucian uang dari hasil kejahatan, penyelundupan narkotika dan obat obatan
terlarang dan imigran gelap sampai ke perbuatan terorisme internasional.
Dikarenakan posisi Indonesia yang strategis dan kepentingan manusia yang
semakin meningkat menyebabkan semakin meningkatnya juga arus masuk dan keluar
wilayah Negara Republik Indonesia yang membuat jajaran imigrasi harus bekerja
keras serta tetap memperhatikan selective policy atau kebijaksanaan yang dianut oleh
Pemerintah Republik Indonesia di bidang keimigrasian adalah kebijaksanaan saringan
yaitu Negara Republik Indonesia bukan negara migrasi ( migrant country ) yang
menampung orang asing untuk tinggal di Indonesia, oleh sebab itu orang asing yang
diizinkan masuk ke wilayah Indonesia hanyalah orang - orang asing yang bermanfaat
bagi kepentingan negara dan masyarakat, seperti orang asing yang berinvestasi untuk
menambah pemasukan devisa dari pajak dan tenaga ahli asing dalam rangka alih
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
35
Universitas Indonesia
tehnologi serta mereka yang tidak menimbulkan gangguan terhadap ketertiban dan
keamanan nasional serta menghormati menghargai kebudayaan masyarakat
Indonesia. Atau lebih tepatnya kebijaksanaan orang asing yang ingin masuk dan
menetap dalam wilayah Negara Indonesia, berdasarkan pertimbangan dari berbagai
segi, baik dari segi pengamanan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya bagi bangsa
dan Negara Indonesia32.
Politik imigrasi pada saat ini pun mengalami pergeseran yang mana
sebelumnya paradigma fungsi keimigrasian dalam pelaksanaan UU No.9 tahun1992
lebih menekankan efisiensi pelayanan untuk mendukung isu pasar bebas yang bersifat
global serta kurang memperhatikan fungsi penegakan hukum dan fungsi sekuriti,
namun saat ini harus diimbangi dengan fungsi sekuriti dan penegakan hukum.33
Dalam pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas orang yang
memasuki ataupun keluar wilayah Indonesia adalah merupakan salah satu
perwujudan dari kedaulatannya sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila
dan Undang - undang Dasar 1945 yang mana disebutkan bahwa “ Keimigrasian
adalah hal ikhwal lalu lintas orang masuk yang keluar atau masuk wilayah Indonesia
serta pengawasan orang asing di wilayah Indonesia ”34.
Dikaitkan dengan hal ikhwal keimigrasian maka eksistensi Negara sebagai
suatu negara yang berdaulat, adanya tujuan nasional untuk mensejahterakan
masyarakat Indonesia, adanya perlindungan segenap kepentingan bangsa Indonesia,
keikutsertaan dalam melaksanakan ketertiban dunia dalam hubungannya dengan
dunia internasional maka semua aspek keimigrasian harus didasarkan pada apa yang
telah digariskan dalam UUD 1945 sebagai dasar hukum untuk pengaturan
implementasi tugas tugas keimigrasian secara operasional. Didalam dasar dasar
pertimbangan Undang - undang no. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian disebutkan
32 Direktorat Jenderal Imigrasi, Lintas Sejarah Imigrasi Indonesia, Departemen Hukum dan HAM
RI, Jakarta, 2005. hlm 146. 33 Ibid, hlm 163. 34 Indonesia, Undang undang Nomor 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian, Pasal 1 angka 1.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
36
Universitas Indonesia
bahwa pengaturan dan pelayanan di bidang keimigasian merupakan hak dan
kedaulatan Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Undang -
undang Dasar 1945.
Dua hal yang sangat mendasar dalam hal pengertian keimigrasian Indonesia.
Hal pertama adalah aspek lalu lintas orang antar negara, sedangkan yang kedua
adalah menyangkut hal pengawasan orang asing yang meliputi pengawasan terhadap
keabsahan dokumen perjalanannya dalam memasuki ataupun keluar dari wilayah
Indonesia dan pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatannya selama berada di
Indonesia.
Pelaksanaan dari kebijakan nasional yang secara selektif menentukan orang
asing yang mana saja boleh masuk ke Indonesia dan sanksi hukum apa yang
dikenakan terhadap orang asing yang sudah berada di Indonesia dan apabila terjadi
pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur mengenai hal hal yang harus dipatuhi
selama Warga Negara Asing tersebut berada di Indonesia. Hal - hal mengenai
persyaratan prosedur larangan, sanksi hukum mengenai lalu lintas orang antar negara
inilah yang disebut Hukum Keimigrasian.
Hukum keimigrasian merupakan instrumen penegakan kedaulatan Negara
yang mengatur tata tertib lalu lintas orang antar Negara dan pengawasan orang asing
di Indonesia serta mengatur hal hal yang harus dipatuhi dan ditaati bersama. Undang -
undang keimigrasian no 9 tahun 1992 tentang keimigrasian mengatur sanksi yang
harus dijatuhkan terhadap siapa saja yang tidak mentaati aturan tersebut. Dengan
adanya sanksi terhadap pelanggaran ketentuan yang telah di atur maka hal tersebut
adalah suatu pelanggaran tindak pidana keimigrasian.
Untuk mengawasi keberadaan orang asing, ada dua hal yang menjadi sasaran
pengawasan terhadap orang asing di Indonesia, yaitu pengawasan terhadap
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
37
Universitas Indonesia
keberadaannya ( secara immigrator ) dan pengawasan terhadap kegiatan orang asing
selama berada di Indonesia35.
Dalam melaksanakan pengawasan orang asing perlu adanya suatu teori yang
menjadi kerangka berpikir dalam rangka melaksanakan pengawasan. Teori yang
digunakan adalah manajemen pengawasan dimana pengawasan merupakan bagian
sehingga segala tujuan yang direncanakan telah berjalan dengan baik. Perencanaan
dalam hal ini adalah tujuan pemerintah agar orang asing yang masuk keluar dan
melakukan kegiatan di dalam wilayah Indonesia adalah orang asing yang
mendatangkan keuntungan bagi bangsa Indonesia, bukan merupakan orang asing
yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di wilayah Indonesia.
Henry Fayol mengatakan pengawasan merupakan ” pengawasan adalah
kegiatan untuk memastikan bahwa semua berjalan sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan. ”
Aspek pengawasan kegiatan orang asing memerlukan suatu kegiatan
terkoordinir antar instansi dalam hal pelaksanaan pengawasannya. Dalam rangka
pengawasan orang asing Menteri membentuk tim Koordinasi pengawasan orang
asing bersama badan atau instansi pemerintah lainnya yang terkait sebagai pelaksana
pengawasan orang asing secara terkoordinasi yang disebut Koordinasi Pengawasan
Orang Asing ( SIPORA ) . Koordinasi pengawasan orang asing dilakukan secara
terpadu, dan SIPORA dibentuk di tingkat pusat, di tingkat Propinsi dan di tingkat
daerah.
Tim koordinasi tingkat Pusat dipimpin oleh Direktur Jenderal Imigrasi atau
pejabat Imigrasi yang ditunjuk. Untuk Tingkat Propinsi daerah tingkat I dipimpin
oleh Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM yang bersangkutan atau Pejabat
Imigrasi yang di tunjuk. Dan untuk daerah atau wilayah lain yang terdapat Kantor
Imigrasi dipimpin oleh Kepala Kantor Imigrasi yang bersangkutan.36
35 Undang Undang keimigrasian. Op .cit.. Pasal 38. 36 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1994,, op cit,. bagian Kelima.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
38
Universitas Indonesia
Mekanisme pelaksanaannya harus dilakukan dengan mengadakan koordinasi
dengan badan atau instansi pemerintah yang bidang tugasnya menyangkut orang
asing, badan atau instansi tersebut antara lain Departemen Luar Negeri, Departemen
Dalam Negeri, Departemen Pertahanan Keamanan, Departemen Tenaga Kerja,
Kejaksaan Agung, Badan Intelejen Negara dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Dalam keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.02-PW.09.02 Tahun 1995
Tentang Tata Cara Pengawasan, Pengajuan Keberatan Orang Asing dan Tingkat
Keimigrasian dapat diuraikan beberapa jenis pengawasan terhadap orang asing yaitu :
1. Pengawasan Administratif adalah pengawasan yang dilakukan melalui
penelitian surat - surat atau dokumen berupa catatan, pengumpulan,
pengolahan data dan penyajian maupun penyebaran informasi secara
manual dan elektronik tentang lalu lintas, keberadaan dan kegiatan orang
asing. Pengawasan administratif dapat dilakukan oleh pejabat atau
pegawai yang tidak memiliki kualifiaksi PPNS artinya pengawai tanpa
predikat PPNS dapat melakukan pengawasan administratif.
2. Pengawasan Lapangan adalah pengawasan yang dilakukan berupa
pemantauan, patroli, razia, dengan mengumpulkan bahan keterangan,
pencarian orang dan alat bukti yang berhubungan dengan tindak pidana
keimigrasian. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh PPNS Imigrasi
dengan dibantu beberapa personil, karena bila nantinya terdapat orang
asing yang tertangkap tangan melakukan pelanggaran keimigrasian yang
dapat menangkap hanyalah PPNS karena memiliki kewenangan atas
penangkapan, penyitaan, penggeledahan.
Pada kenyataannya SIPORA ini sangat bermanfaat dalam rangka pengawasan
orang asing di Indonesia. Salah satu contoh pengawasan bersama yang terjadi pada
saat itu adalah di sebuah salah satu tempat karaoke, Polisi menemukan wanita asing
berkebangsaan China yang bekerja sebagai penyanyi karaoke, kemudian Polisi
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
39
Universitas Indonesia
menyerahkan kepada pihak Imigrasi untuk memeriksanya. Ketika dihadapkan kepada
petugas Imigrasi, wanita asing tersebut harus menunjukkan dokumen
keimigrasiannya.
Kemudian ketika didapatkan surat perjalanannya, tertera dalam izin
keimigrasiannya, bahwa wanita asing tersebut berada di Indonesia dengan izin
kunjungan wisata, wanita asing tersebut telah melanggar UU No. 9 Tahun 1992,
Tentang Keimigrasian, Pasal 50 yang berbunyi :
“ Orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan
kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud pemberian izin keimigrasian yang
diberikan kepadanya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 ( lima ) tahun
atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- ( dua puluh lima juta rupiah ) ”.
Contoh kasus di atas menunjukkan bahwa kegiatan pemantauan keimigrasian
dan operasi lapangan yang berkaitan dengan penindakan keimigrasian yang terencana
dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang juga didukung oleh pengawasan
administratif dimana didalamnya terdapat data orang asing mengenai kegiatan dan
keberadaan orang asing di Indonesia serta keberadaan sponsornya, nantinya
pelaksanaan pemantauan keimigrasian dan operasi lapangan akan lebih terarah
sehingga kegiatan tersebut akan berjalan secara efektif.
Pada tingkat pusat, fungsi pengawasan keberadaan orang asing dilakukan oleh
Direktorat Intelijen dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi merupakan direktorat termuda
yang ada di jajaran Direktorat Jenderal Imigrasi. Direktorat ini dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM Nomor M.04.PR.07.10 tahun 2004
Tentang Organisasi Tata Kerja Departemen Kehakiman dan HAM.
Kegiatan Direktorat Intelijen Keimigrasian meliputi perencanaan kegiatan
intelijen, pengumpulan informasi, analisa informasi, produk intelijen dan distribusi
produk intelijen, networking dengan komunitas intelijen dan evaluasi kegiatan
intelijen, yang menyangkup tugas-tugas yang berkaitan dengan Keimigrasian.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
40
Universitas Indonesia
Tugas utama dari Direktorat Intelijen Keimigrasian merupakan sebagai
penyalur data – data atau informasi yang dianggap memiliki keterkaitan dengan
masalah keimigrasian maupun Informasi mengenai masalah keimigrasian yang
mutakhir yang harus segera ditanggapi. Hal ini merupakan kebutuhan dari Direktorat
Jenderal Imigrasi agar memiliki kemampuan menetukan kebijakan keimigrasian yang
tepat dalam menghadapi perkembangan permasalahan bangsa dan negara pada
umumnya dan permasalahan keimigrasian khususnya.
Dalam rangka pengumpulan informasi, terdapat beberapa hal sebagai kunci
utama yang perlu patut diberikan perhatian khusus sebagai pokok informasi yang
perlu diperoleh yaitu menyangkut hal-hal seperti : pelaku, modus, oknum, korban,
rute perjalanan, sarana yang digunakan, sponsor, jaringan, dan seterusnya. Setelah
informasi diperoleh, kemudian dianalisa oleh Analis intelijen guna menghasilkan
suatu produk intelijen.
Terdapat berbagai jenis produk intelijen untuk memenuhi berbagai keperluan
strategis dan taktis yang berbeda yang memiliki fungsi yang berbeda – beda pula.
Bentuk produk – produk intelijen tersebut yaitu :
a. Analisa Pola Kejahatan, berguna untuk memeriksa data mengenai peristiwa
kejahatan untuk memberikan informasi mengenai trend kejahatan, pelanggar
hukum, rangkaian atau pola sehingga dimungkinkan untuk memprediksi
kegiatan kejahatan di masa yang akan datang.
b. Profil Pasar, analisa mengenai pasar kriminal, misalnya jenis orang yang
rentan terhadap kejahatan keimigrasian. Profil ini berfokus pada komoditas
( misalnya paspor curian ) dan jasa ( misalnya penyelundupan manusia ).
c. Profil Bisnis Kejahatan, analisa dan uraian mengenai cara kerja tindak
kriminal, operasi dan tehniknya. Hal tersebut berguna untuk :
1. menentukan kerentanan
2. memberi gambaran mengenai latar belakang kegiatan investigasi
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
41
Universitas Indonesia
3. alat guna memprediksi prilaku
4. suatu fokus untuk pengumpulan data
d. Analisa Jaringan, gambaran umum mengenai jaringan kriminal khusus atau
e. hubungan antara orang dan organisasi yang terlibat di dalam kegiatan
kriminal. Analisa tersebut menjelaskan hubungan dan menyoroti kelemahan
yang dapat dipergunakan oleh aparat penegak hukum.
Sebagai suatu hasil proses intelijen, maka produk intelijen dapat digunakan
dalam berbagai fungsi. Fungsi dari produk intelijen yang telah dihasilkan adalah
sebagai suatu informasi yang dirancang untuk memberikan saran dalam mengambil
tindakan dan menyediakan strategi dalam menangani masalah keimigrasian.
Informasi ini menyediakan keterangan yang penting mengenai peristiwa dan trend
dalam pelanggaran ketentuan, seperti :
a. rute atau metode yang digunakan oleh imigran ilegal;
b. jaringan atau sindikat yang memberikan transportasi dan akomodasi;
c. warga negara yang rawan dalam melakukan pelanggaran keimigrasian;
d. visa yang melebihi batas waktu tinggal;
e. pelanggaran atau kejahatan keimigrasian yang menjadi trend.
Sehingga dalam melakukan proses intelijen sampai dengan dihasilkannya
suatu produk intelijen, maka harus dapat memenuhi unsur – unsur diatas yang akan
menegaskan fungsi dari suatu produk intelijen itu sendiri.
Setelah informasi maupun data – data diolah menjadi suatu produk intelijen,
maka produk intelijen itu akan didistribusikan ke Unit Pelayanan Teknis (UPT) baik
ke TPI maupun kantor imigrasi diseluruh Indonesia. Pelaksanaan pendistribusian
produk intelijen ini dilakukan dengan cara mengirimkannya melalui Sistem Intelijen
Keimigrasian dari Direktorat Intelijen Keimigrasian ke UPT – UPT di daerah. Hal ini
dimungkinkan karena telah tersedianya sistem jariang intelijen keimigrasian. Dimana
sistem jaringan ini telah dipasang di beberapa TPI utama di Indonesia, yaitu : Bandar
Udara Internasional Soekarno Hatta – Jakarta, Bandar Udara Internasional Ngurah
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008
42
Universitas Indonesia
Rai – Bali, Bandar Udara Internasional Juanda – Surabaya, Bandar Udara Polonia –
Medan, dan Pelabuhan Laut Internasional Batam Center – Batam, untuk sementara
jaringan intelijen keimigrasian baru terdapat pada TPI – TPI di atas. Sehingga data –
data dari TPI dapat segera di sampaikan ke Direktorat Inteljien Keimigrasian Sub
Direktorat Produksi Intelijen Keimigrasian yang akan di analisa oleh para intelijen
analis di Sub Direktorat Produksi Intelijen Keimigrasian. Hasil analisa yang berupa
produk intelijen akan di distribusikan kembali ke TPI melalui jaringan tersebut.
Sebagaimana diketahui bahwa suatu produk intelijen merupakan salah satu
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan maupun kebijakan pimpinan
dalam menghadapi masalah keimigrasian. Setelah produk intelijen didistribusikan ke
UPT, seyogyanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan oleh
pimpinan akan tetapi selama ini hasil dari produk intelijen yang telah dikirimkan ke
UPT belum dapat digunakan secara optimal. Hal ini dikarenakan tidak cukup
memadainya fasilitas jaringan dan para petugas intelijen yang masih terbatas serta
minimnya pengetahuan tentang masalah intelijen keimigrasian.
Sedangkan pada tingkat unit pelaksana tekhnis yaitu Kantor Imigrasi,
pengawasan orang asing dilakukan oleh seksi pengawasan dan penindakan
keimigrasian ( wasdakim ). Pengawasan pada Kantor Imigrasi dilakukan dengan
pengawasan administratif dan pengawasan lapangan.
Analisis Pelaksanaan..., Rudi Halomoan Tobing, Program Pascasarjana, 2008