bab ii tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Motorik kasar
1. Pengertian perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik adalah perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut
erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik otak.
Perkembangan motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan
melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan
tenaga karena dilakukan oleh otot yang lebih besar (Depkes, 2008,
dalam Sukesih 2009).
Motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang membutuhkan
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh atau gerakan yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh
(Kurniasih, 2008 dalam yuiniati, 2009).
2. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik
Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat
perkembangan motorik antara lain ialah (Rumini, dkk, 2004) :
a. Faktor genetik
Individu yang mempunyai beberapa faktor keturunan yang dapat
menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik,
cerdas, menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut
menjadi baik dan cepat.
b. Faktor kesehatan pada periode pranatal
Janin yang selama dalam kandungan dalam keadaan sehat, tidak
keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kurang vitamin, dapat
membantu memperlancar perkembangan motorik anak.
c. Faktor kesulitan dalam kelahiran
7
Bayi yang mengalami kesulitan dalam kelahiran, misalnya dalam
perjalanan kelahiran, kelahiran dengan bantuan alat (vacum, tang)
sehingga bayi mengalami kerusakan otak, akan memperlambat
perkembangan motorik bayi.
d. Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir
akan mempercepat perkembangan bayi.
e. Rangsangan
Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk
menggerakkan bagian tubuh, akan mempercepat perkembangan
motorik.
f. Perlindungan
Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu untuk
bergerak, misalnya anak hayanya digendong trus, ingin naik tangga
tidak boleh, akan menghambat perkembangan motorik anak.
g. Prematur
Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya
memperlambat perkembangan motorik.
h. Kelainan
Individu yang mengalami kelianan, baik fisik maupun psikis,
sosial, mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan
motorik.
i. Kebudayaan
Peraturan setempat dapat mempengaruhi perkembangan motorik
anak. Misalnya ada daerah yang tidak mengijinkan anak putri naik
sepeda, maka tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda tiga.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar
Faktor-faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat
perkembangan motorik antara lain ialah (Rumini, dkk, 2004) :
a. Faktor kesehatan dan gizi
8
Kecukupan pangan yang sesuai baik kualitas dan kuantitas
sangat penting dalam memicu perkembangan motorik kasar yang
normal. Pada malnutrisi protein kalori yang berat terjadi
keterlambatan dalam pertumbuhan tulang dan maturasi,
kelambatan penyatuan epivisi sekitar satu tahun dibandingkan
dengan anak gizi cukup, dan proses pubertas juga mengalami
keterlambatan. Banyak zat atau unsur yang penting untuk memicu
perkembangan motorik kasar bayi, yaitu yodium, kalsium, fosfor,
magnesium, besi, flour, dan juga beberapa macam vitamin, seperti
vitamin A, B12, C, dan D dapat mempengaruhi perkembangan
bayi.
4. Tahap perkembangan motorik kasar usia 7-8 bulan (Denver).
a. Usia 7-8 bulan
1) Bayi dapat duduk tanpa pegangan
2) Bayi dapat berdiri dengan berpegangan
3) Bangkit lalu duduk
4) Bangkit untuk berdiri
5. Cara mengukur perkembangan motorik kasar
a. Menggunakan denver development stress test (DDST).
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan terhadap perkembangan anak, tes ini bukanlah tes
diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan
cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata
DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 80-100% bayi dan
anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan
perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari
kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di usia 5-6 tahun
kemudian.
9
Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukkan bahwa
DDST tidak dapat mengidentifikasikan setengah dari anak yang
mengalami kelainan bicara. Frankerburg melakukan revisi dari
DDST tersebut diganti dengan denver II.
1) Aspek perkembangan yang dinilai
Semua perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang dsebut
sektor perkembangan, yang meliputi :
a) Personal sicial (perilaku sosial)
b) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
c) Language (bahasa)
d) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk
kotak persegi panjang horisontal yang berurutan menurut umur,
dalam lembar DDST. Pada umunnya pada saat waktu tes, tugas
yang perlu diperiksa pada waktu setiap kali skrining hanya
berkisar antara 25-30 tugas saja, sehingga tidak memakan
waktu lama hanya sekitar 15-20 menit.
2) Alat yang digunakan
a) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik,
kubus warna merah-kuning, hijau biru, permainan anak,
btol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
b) Lembar formulir DDST
c) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-
cara melakukan tes dan cara penilaiannya.
3) Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :
a) Tahap I : secara periodik dilakukan pada setiap anak yang
berusia:
(1) 3-6 buan
10
(2) 9-12 bulan
(3) 18-24 bulan
(4) 3-5 tahun
b) Tahap II : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap I. Kemudian
dilanjutkan pada tahap evaluasi diagnostik yang lengkap.
4) Cara penilaian
Buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana
melakukan penilaian apakah lulus (passed=P), gagal (fail=F),
atau anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas
(No.Opportunity=N.O). kemudian digaris sesuai umur
kronologisyang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah dihitung pada
masing-masing sektor, berapa yamg P dan berapa yang F,
selanjutnya berdsarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan
daalam : Normal, Abnormal, dan meragukan (Questionable)
dan tidak dapat dites (Untesteble)
a) Abnormal
(1) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada dua
sektor atau lebih.
(2) Bila dalam 1 sektor atau lebih di dapatkan 2 atau lebih
keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan
keterlambatan dan apad 1 swktor yang sama tersebut
tidak ada yang luluspada kontak yang berhubungan
dengan garis vertikal usia.
b) Meragukan
(1) Bila dalam 1 sektor mengalami 2 keter lambatan atau
lebih.
(2) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 1
keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada
11
yang lulus pada kontak yang berpotongan pada garis
verikal usia.
(3) Tidak dapat dites
(4) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes
menjadi abnormal atau meragukan.
c) Normal
Semua yang tidak tercantum didalam kreteria tersebut di
atas.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak
perlu ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan
30 hari untuk 1 bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun. Jika dalam
perhitiungan umum kurang dari 15 dibuletkan kebawah dan
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Agar
lebih cepat dalam melasanakan skrining, maka dapat digunakan
tahap praskrining dengan menggunakan :
a) DDST short form, masing-masing sektor hanya diambil 3
tugas 8 seluruhnya ada 12 bulan, yang ditanyakan pada
ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka
dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST
lengkap. Dari penelitian Frenkenburg didapatkan 25% anak
pada pemeriksaan DDST short from ternyata memerlukan
pemeriksaan DDST lengkap
b) PDQ (pra-screenning development questionnaire)
Bentuk koesioner ini digunakan orang tua yang
berkependidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang tua
dirumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10
pertanyaan pada koesioner yang sesuai dengan umur anak.
Kemungkinan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah
ditentukan, dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes
DDST lengkap (Marimbi, 2010)
12
B. MP-ASI
1. Pengertian MP-ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan dan minuman yang
mengandung gizi yang diberikan kepada bayi untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Makanan pendamping merupakan proses
perubahan dari asupan susu menuju ke makanan semi padat. Hal ini
dilakukan karena bayi membutuhkan lebih banyak gizi. Bayi juga
ingin berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan
yang berbentuk cairan semi padat dengan memindahkan makanan dari
lidah ke bagian depan dan belakang (Sukaca, 2009)
Pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap dan sesuai
dengan kemampuan bayi. Hal ini dimaksudkan agar kualitas dan
kuantitas untuk peertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan
bayi berkembang dengan pesat (Sukaca, 2009)
Seiring dengan bertambahnya usia anak, ragam makanan yang
diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang. Peran zat gizi ini
penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Dalam hal
pengaturan pola konsumsi makan, ibu mempunyai peran yang sangat
penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006
dalam Khandila, 2010).
2. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Menurut Marimbi 2010 tujuan pemberian makanan pendamping
ASI (MP-ASI) adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-
macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
13
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar
energi tinggi
3. Cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi
a. Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer
kemudian yang lebih kental secara berangsur-angsur.
b. Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar
dapat menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir
dan harus dicoba sedikit demi sedikit.
d. Dalam pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan
pada waktu lapar (Marimbi, 2010).
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan
pendamping ASI ( MP-ASI )
Pemberian makanan pendamping ASI terdapat beberapa tahapan
dalam pemberiannya yaitu :
a. Mutu bahan makanan, mutu bahan makanan yang baik sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan karena yang
tergantung di dalam makanan sangat tinggi.
b. Tekstur dan kekentalan makanan, bayi dengan tekstur makanan
lumat, cair akan membantu dalam proses makan secara bertahap.
c. Jenis makanan, bayi yang secara dini diperkenalkan satu per satu
jenis makanan supaya mengenal dengan baik sehingga nantinya
dengan perkembangan waktu dapat menerima makanan yang baru.
d. Jumlah atau porsi makanan, pemberian makanan secara bertahap
merupakan cara yang tepat dalam proses makanan. Jangan sekali
memaksa bayi untuk menghabiskan makanan karena akan
mengurangi rasa selera makan bayi.
e. Urutan pemberian MP-ASI, makanan yang diberikan secara
bertahap dan berurutan dari makanan yang ringan kemudian agak
padat, seperti maknan saring, nasi tim, sari jeruk dan jus kemudian
di lanjutkan sayuran dan daging.
14
f. Jadwal waktu makan, jadwal makan yang diperlukan bayi sangat
bervariasi tergantung tingkat lapar pada bayi. Jadwal yang sesuai
dengan keadaan lapar atau haus yang sngat berkaitan dengan
pengosongan lambung sehingga saluran cerna siap untuk makan (
Ferdinan, 2008 ).
5. Syarat-Syarat makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping pada anak harus memenuhi
beberapa syarat yang harus diperhatikan pada ibu, diantaranya adalah :
a. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan bayi.
b. Makanan yang disajikan dapat diterima dengan baik oleh organ
pencernaan bayi.
c. Makanan yang dsajikan aman dikonsumsi oleh bayi yaitu makanan
disajikan bebas dari gangguan pathogen dan organic lainnya bebas
dari racun dan bahan-bahan yang berbahaya lainnya.
Ditambahkan lagi menurut WHO ( 2003 ) tentang makanan
pendamping yang baik untuk bayi adalah :
a. Makanan yang dimakan dapat memenuhi kebutuhannya terutama
zat-zat besi, kalsium, vitamin A, B, C, D, dan K.
b. Bersih dan aman
1) Tidak ada pathogen misalnya tidak ada bakteri penyebab
penyakit, atau organisme penyebab penyakit.
2) Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya.
3) Makanan yang disajikan tidak terlalu panas.
4) Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas.
5) Makanan mudah dicerna oleh organ pencernaan.
6) Makanan disukai oleh anak.
7) Makanan tersedia dan mudah dijangkau.
6. Usia dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI )
Menurut Lewis ( 2004 ) dan Amalia ( 2006 ) kebutuhan nutrisi
yang harus dikonsumsi oleh bayi, yaitu :
15
a. Usia 0-6 bulan
Bayi hanya diberi ASI saja, lebih sering lebih baik karena
ASI banyak mengandung zat-zat antibody yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh, serta sangat baik untuk petumbuhan otak si bayi.
b. Usia 6-9 bulan
Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping pada usia 6
bulan lebih karena dalam hal ini alat cerna sudah berfunsi dengan
baik, makanan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung
beras, bubur encer, pisang lumat, dan pepaya lumat.
c. Usia 9-12 bulan
Bayi diberikan ASI dan makanan pendamping seperti
makanan bubur, nasi, dan menginjak usia 10 bulan bayi mulai
diperkenalkan makanan keluarga.
d. Usia 12-24 bulan
Bayi tetap diberikan ASI dan makanan lengkap sekurang-
kurangnya diberikan 3x sehari dengan porsi setengah makan tetap
diberikan makanan selingan 2-3x sehari.
7. Masalah yang sering timbul dalam pemberian MP-ASI
a. Alergi makanan dan susu
Anak yang alergi terhadap susu sapi pada umumnya juga
alergi terhadap makanan lapin. Inilah yang menjadi dasar mengapa
susu sapi dan makanan padat tidak boleh diberikan pada bayi
sebelum umur enam bulan.
b. Konstipasi
Sembelit atau konstipasi dapat dialami oleh bayi. Biasanya
dikarenakan terlalu banyak makanan padat yang dimakan oleh
bayi. Jika hal itu terjadai maka kurangilah makanan yang terlalu
padat dan buatlah lebih encer. Begitu juga penggunaan susu sapi
biasanya ibu suka membuat susunya lebih pekat sehingga membuat
konstipasi. Buatlah susu sesuai petunjuk penggunaan.
16
c. Bayi tersedak
Hati-hati jika bayi tersedak. Sebab akan membuat bayi
tidak nyaman. Mulailah ibu belajar mengenali makanan yang bisa
mengakibatkan anak anda tersedak, biasanya makanan keras, halus,
licin, kenyal, dan bulat penuh (Sukaca, 2009).
C. ASI Eksklusif
1. Pengertian ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI selama 6 bulan,
tanpa memberikan tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, dan air putih, serta tanpa memberikan makanan
tambahan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI). ASI dapat biberikan sampai anak usia 2 tahun
(Kristiyansari, 2009).
Pemberian ASI secara Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
menambahkan makanan dan minuman lain pada bayi berusia 0-6
bulan. Makanan dan minuman yang dimaksud adalah susu formula,
jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap pemberian ASI Eksklusif (Kodrat, 2010).
ASI Eksklusif atau atau lebih tepatnya pemberian ASI secara
Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
apapun seperti susu forrmula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan
makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan khusus
dibenarkan/dibolehkann mulai memberikan makanan padat setelah
usia 4 bulan tetapi belum berusia 6 bulan. Misalnya karena terjadi
peningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda-tanda lain yang
17
menunjukkan pemberian ASI Eksklusif tidak berjalan dengan baik
(Roesli, 2000).
2. Fisiologi laktasi ASI dipengaruhi oleh kerja gabungan antara hormon dan reflek.
Menurut Roesli (2000), selama kehamilan terjadi perubahan hormon
yang berfingsi mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk
memproduksi ASI. Terbentuknya hormon esterogen dan progesteron
berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah
hormon yang berfungsi untuk produksi ASI. Sebelum kehamilan
hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum
keluar karena masih dihambat oleh hormon esterogen dan progesteron
yang tinggi. Pasca persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun
drastis dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Pada waktu bayi
menghisap ASI, akan terjadi 2 reflek yang menyebabkan ASI keluar
pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat. Reflek-reflek tersebut
adalah :
a. Reflek prolaktin/ pembentukan produksi ASI Puting susu terdapat banyak ujung syaraf sensorik, bila
dirangsang akan timbul implus yang menuju hipotalamus
selanjutnya ke kelenjar hipofisis anterior yang mengeluarkan
hormon prolaktin. Hormon ini yang berperan dalam produksi ASI
tingkat alveoli. Dengan demikian makin sering rangsangan
penyusuan makin banyak pula produksi ASI (Roesli, 2000).
b. Let down reflek/ reflek aliran Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai
hipofisis anterior, tapi juga ke hipofisis posterior yang
mengeluarkan hormon oksitosin yang berfungsi memacu kontraksi
otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran ASI
sehingga ASI dipompa keluar (Roesli, 2000)
3. Macam-macam ASI Menurut Roesli (2000) ASI dibedakan menjadi 3, yaitu :
18
a. Kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama
sampai hari ke empat atau hari ke tujuh, berwarna kuning atau
dapat juga jernih. Ini lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab
mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat
membunuh kuman. Pada hari pertama dan kedua setelah
persalinan, meskipun ASI yang keluar sedikit, tetapi kolostrum
yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang
berusia 1-2 hari. Kolostrum lebih banyak mengandung protein
dibanding dengan ASI matang.
b. ASI transisi/ peralihan
ASI transisi adalah ASI yang keluar setelah kolostrum
sampai sebelum ASI matang. Dimulai sejak hari keempat atau hari
ketujuh sampai hari kesepuluh atau hari keempat belas, berwarna
kuning keputih-putihan. Kadar protein makin rendah sedangkan
kadar karbohidrat makin tinggi dengan volume yang makin
meningkat.
c. ASI matang/ mature
Merupakan ASI yang keluar sekitar hari keempat belas dan
seterusnya dengan komposisi relatif konstan, berwarna putih. Pada
ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup. ASI merupakan satu-
satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6
bulan.
4. Komposisi ASI
a. Karbohidrat
Karbohidrat ASI terasa manis dan segar, karena laktosa ASI
memang manis dan segar rasanya. Karbohidrat utma ASI adalah
laktosa (gula). Menurut Reosli (2000), ASI lebih banyak
mengandung laktosa dibanding dengan susu formula, atau sangat
menguntungkan karena laktosa ini difermentasikan menjadi asam
19
laktat. Adanya asam laktat memberi suasana asam, di dalam usus
memberikan kandungan, yaitu :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis.
2) Memacu prtumbuhan mikroorganisme yang memproduksi
asam organik dan mensintesis vitamin.
3) Memudahkan absorbsi dari mineral misalnya kalsium dan
magnesium. Laktosa relatif tidak larut sehingga waktu proses
digesti di dalam usus bayi lebih lama sehingga dapat diabsorbsi
dengan baik oleh usus bayi. Selain laktosa yang merupakan 7
% dari total ASI juga terdapat glukosa, galaktosa, dan
glukosamin yang merupakan produk-produk dari laktosa.
Galaktosa penting untuk pertumbuhan otak danmedulla spinalis
karena pertumbuhan di medulla spinalis dan sintesis
galaktosida di otak membtuhkan galaktosa. Sedangkan
glukosamin merupakan bifidus faktor, disamping laktosa yang
memacu pertumbuhan lactobacillus bifidus yang sangat
menguntungkan bayi (Roesli, 2000).
b. Protein dalam ASI
Protein adalah bahan baku untuk pertumbuhan. Protein ASI
yang utama adalah whey yang merupakan protein halus dan lembut
serta mudah dicerna. Sedangkan protein lainnya adalah : alfa
laktalbumin yang melindungi usus bayi dari bakteri, taurin
merupakan protein otak yang dibtuhkan untuk pertumbuhan otak,
susunan syaraf, juga penting untuk pertumbuhan retina. Kemudian
lysosyme yang merupakan satu kelompok antibiotik alami di dalam
ASI (Roesli, 2000).
c. Lemak dalam ASI
Lemak dalam ASI adalah komponen ASI yang dapat
beubah-ubah kadarnya. Kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan
kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. Perubahan kadar
lemak ini terjadi secara otomatis, dapat menyesuaikan diri dengan
20
jumlah kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dari hari
ke hari. Lemak utama ASI adalah ikatan panjang (omega-3,
omega-6, DNA, Arachidonic acid) suatu asam lemak esensial,
merupakan komponen penting untuk pembentukan selaput isolasi
yang melindungi selaput syaraf (mielinisasi) yang akan membantu
rangsangan menjalar cepat. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap
oleh bayi karena mengandung enzim lipase. Lemak juga
mengandung kolesterol yang berguna untuk meningkatkan
pertumbuhan otak bayi. Kandungan kolesterol dalam ASI
tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian pada saat pertumbuhan
otak yang cepat dibutuhkan kadar kolesterol yang tinggi.
Kolesterol juga diperkirakan berfungsi dalam pembentukan enzim
untuk metabolisme kolesterol yang akan mengendalikan kadar
kolesterol dikemudian hari, sehingga dapat mencegah serangan
jantung dan penebalan pembuluh darah (arteri dan sclerosis) pada
usia muda (Roesli, 2000).
d. Faktor pelindung dalam ASI
Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi
belum dapat membentuk kekebalannya sendiri secara sempurna.
ASI mampu memberikan perlindungan baik terhadap infeksi dan
bakteri secara aktif maupun pasif dan merangsang perkembangan
sistem kekebabalan bayi itu sendiri.
Kandungan zat anti infeksi dalam ASI menurut Suradi (2005),
yaitu :
1) Sel darah putih
ASI mengandung berjuta-juta sel hidup yang menyerupai
sel darah putih sehingga dinamakan sel-sel darah putih dalam
ASI. Sel ini beredar dari usus bayi dan membunuh kuman-
kuman jahat.
21
2) Immunoglobulin
Selain sel-sel darah putih yang hidup. ASI juga
mengandung immunoglobulin. Immunoglobulin adalah suatu
protein yang beredar dan bertugas memerangi infeksi yang
masuk dalam tubuh bayi. Dapat disamakan dengan anti biotik
alamiah yang tersebar di seluruh tubuh dan membunuh kuman-
kuman jahat.
e. Vitamin, mineral, dan zat besi ASI
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D
dan C tersdia dalam jumlah yang cukup, sedangkan vitamin B
(kecuali ribloflavin dan asam pantothenik) kurang. Kadar mineral
dalam ASI tergolong lengkap. Walaupun kadarnya relatif kurang,
tetapi cukup untuk bayi sampai 6 bulan. Total mineral selama
laktasi adalah konstan, tetapi beberapa yang spesifik kadarnya
tergantung dari diit dan stadium laktasi. Fe dan Cu paling stabil,
tidak dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik utama pada ASI
adalah Ca, K, Na dari asam klorida dan fosfat yang terbanyak
adalah kalsium sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan
bahan pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan
bahan tulang kadarnya dalam ASI cukup (Roesli, 2000).
f. Taurin
Fungsi taurin adalah berperan dalam perkembangan pada
mata si kecil. Pada mata, taurin banyak terdapat di retina, terutama
terkonsentrasi di epitel pigmen retina dan lapisan fotoreseptor.
Asupan taurin yang adekuat dapat menjaga penglihatan si kecil
dari gangguan retina. Salain itu taurin juga berperan dalam
perkembangan otak dan sistem saraf. Apabila si kecil mendapatkan
ASI, kebutuhan taurin tercukupi.
g. Lactobacillus
Lactobacillus dalam ASI berfungsi menghambat
petumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.Coli yang sering
22
menyebabkan diare pada bayi. Bayi yang lebih banyak yang
mengkonsumsi susu formula akan lebih sering mengalami diare
karena bakteri lactobacillus dalam susu sapi sangat sedikit.
5. Manfaat ASI
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mempunyai
manfaat yang besar, yaitu sebagai gizi dan dapat meningkatkan daya
tahan tubuh. ASI dapat menyempurnakan pertumbuhan bayi sehingga
lebih sehat dan cerdas. Memberikan prlindungan tehadap berbagai
penyakit terutama penyakit infeksi, karena tinggi akan zat kekebalan
serta memperindah kulit bayi, gigi, dan bentuk rahang. ASI selalu
tersedia dalam suhu yang tepat sehingga tidak akan mengecewakan
bayi karena harus menunggu. Bayi yang minum ASI tidak akan diare,
tidak akan sembelit, jarang terkena alergi dan menjalin hubungan yang
erat dan hangat dengan ibu (Roesli, 2000).
a. Manfaat utama ASI Eksklusif bagi bayi adalah :
1) Sebagai sumber zat gizi terbaik
ASI merupakan sumber zat gizi dan energi yang sangat
ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan
dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhan. ASI adalah
makanan bayi yang paling sempuna, baik kualitas maupun
kuantitas. Dengan melaksanakan tata laksana menyusui yang
tepat dan benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai
makanan tunggal bagi bayi normal sampai dengan usia 6 bulan.
Setelah 6 bulan bayi harus mulai diberi makanan padat
tambahan, tetapi ASI masih dapat diteruskan sampai usia 2
tahun atau lebih.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat
kekebalan atau daya tahan tubuh melalui plasenta, tetapi kadar
zat tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran bayi.
Selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh.
23
Kesenjangan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI,
sebab ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh
yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi,
bakteri, virus, dan jamur.
3) Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan
yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.
4) Mengurangi kejadian karies dentis
Kebiasaan minum susu dengan botol dan dot, terutama
pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak
dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk
akan merusak gigi.
5) Mempunyai efek psikologis yang membangun
Interaksi yang timbul waktu menyususi antara ibu dan bayi
akan menimbulkan rasa yang aman bagi bayi. Perasaan aman
ini penting untuk menimbulkan dasar kepercayaan bagi bayi.
6. Keunggulan ASI Eksklusif
Mengandung semua zat gizi dan zat kekebalan yang tidak dimiliki oleh
susu formula.
a. Komposisi berubah-ubah sesuai dengan usia bayi
b. ASI lebih mudah dicerna
c. ASI tidak pernah basi
d. ASI aman dan higienis
e. ASI tidak perlu dibeli dan praktis (Roesli, 2000)
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif
a. Perubahan sosial budaya
1) Ibu bekerja atau kesibukan lain
2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberi
susu botol
3) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya
24
b. Faktor psikologis
1) Takut kehilangan daya tarik sebagai wanita
2) Tekanan batin (kekhawatiran ibu menjadi orang tua)
c. Faktor fisik ibu : Ibu sakit seperti mastitis dan sebagainya
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan : Sehingga masyarakat kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian
ASI (Roesli, 2000).
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 kerangka teori
Sumber : Rumini (2004)
Faktor Mempengaruhi
Perkembangan Motorik bayi :
1. Faktor genetik
2. Faktor kesehatan pada periode
pranatal
3. Faktor kesulitan dalam
kelahiran
4. Kesehatan dan gizi
5. Rangsangan
6. Perlindungan
7. Prematur
8. Kelainan
9. Kebudayaan
Perkembangan motorik kasar bayi usia 7-8 bulan
ASI Eksklusif MP-ASI
Kesehatan dan Gizi
25
E. Kerangka Konsep
Variable independent Variabel dependent
Bagan 2.2 kerangka konsep
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Variabel independent dalam penelitian ini adalah MP-ASI
dan ASI Eksklusif.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar bayi usia 7-8
bulan.
G. Hipotesis
Menurut Notoatmodjo (2010), hipotesa penelitian adalah jawaban
sementara penelitian, patokan duga atau sementara, yang kebenaranya
akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Ada perbedaan perkembangan motorik kasar antara bayi usia 7-8 bulan
yang mendapat MP-ASI dan ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu kota Semarang.
ASI Eksklusif
MP-ASI
Perkembangan motorik
kasar bayi usia 7-8 bulan