saraf sensorik dan motorik serta fungsi bahasa

33
SARAF SENSORIK DAN MOTORIK SERTA FUNGSI BAHASA 1. Nervus Olfaktorius Nervus olfaktorius adalah serabut-serabut saraf yang menghubungkan mukosa ruang hidung dan bulbus olfaktorius. Serabut-serabut tersebut merupakan juluran sentral dari sel saraf bipolar di mukosa ruang hidung. Serabut-serabut itu tak berselebung myelin, dan menyusun beberapa berkas saraf halus yang menembuh lamina kribrosa os etmoidalis untuk di bersinaps di bulbus olfaktorius. Berkas saraf yang tersusun oleh serabut sentral neuron-neuron tersebut dinamakan traktus olfaktorius. Pada korteks di mana jaras tersebut berakhir, ia bercabang dua. Terminalnya bersinaps dengan sel –sel di korteks periamigdalae dan prepiriformis. Korteks periamigdalae dan prepiriformis merupakan inti reseptif olfaktorik primer. Di belakang inti-inti tersebut terdapat daerah reseptif olfaktorik asosiatif, yaitu korteks entorinalis. Forniks merupakan jaras penghubung antara korteks olfaktorik dan hypothalamus. Impuls olfaktorik yang tiba di inti septal diintegrasikan dalam nucleus anterior talami dan girus singuli. Pengaruh bau terhadap fungsi autonom berwujud sekresi air liur dan lapar. Pencetusan impuls olfaktorik yang dipancarkan ke girus singuli mewujudkan timbulnya emosi yang terkait pada penghidu. 2. Nervus opticus

Upload: ahmad-syaukat

Post on 21-Oct-2015

214 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

SARAF SENSORIK DAN MOTORIK SERTA FUNGSI BAHASA

1. Nervus Olfaktorius

Nervus olfaktorius adalah serabut-serabut saraf yang menghubungkan mukosa ruang

hidung dan bulbus olfaktorius. Serabut-serabut tersebut merupakan juluran sentral dari

sel saraf bipolar di mukosa ruang hidung. Serabut-serabut itu tak berselebung myelin,

dan menyusun beberapa berkas saraf halus yang menembuh lamina kribrosa os

etmoidalis untuk di bersinaps di bulbus olfaktorius. Berkas saraf yang tersusun oleh

serabut sentral neuron-neuron tersebut dinamakan traktus olfaktorius. Pada korteks di

mana jaras tersebut berakhir, ia bercabang dua. Terminalnya bersinaps dengan sel –sel di

korteks periamigdalae dan prepiriformis. Korteks periamigdalae dan prepiriformis

merupakan inti reseptif olfaktorik primer. Di belakang inti-inti tersebut terdapat daerah

reseptif olfaktorik asosiatif, yaitu korteks entorinalis. Forniks merupakan jaras

penghubung antara korteks olfaktorik dan hypothalamus. Impuls olfaktorik yang tiba di

inti septal diintegrasikan dalam nucleus anterior talami dan girus singuli. Pengaruh bau

terhadap fungsi autonom berwujud sekresi air liur dan lapar. Pencetusan impuls

olfaktorik yang dipancarkan ke girus singuli mewujudkan timbulnya emosi yang terkait

pada penghidu.

2. Nervus opticus

Nervus opticus terdiri dari serabut-serabut aferen sel-sel ganglia di stratum optikum dari

retina. Impuls penglihatan dicetuskan oleh batang dan kerucut. Batang merupakan

penangkap rangsang penglihatan pada keadaaan kurang terang, sedangkan kerucut adalah

alat penangkap rangsang penglihatan pada keadaan terang benderang. Makula atau

macula lutea terletak di sebelah tempral dari papil nervus optikus. Warnanya lebih pucat

dari bagian retina lainnya. Pusatnya lebih pucat lagi dikenal sebagai fovea sentralis.

Cahaya yang tiba di retina diterima oleh batang dan kerucut sebagai gelombang cahaya.

Gelombang ini mencetuskan impuls yang dihantarkan oleh serabut-serabut di sel startum

optikum otak.

Nervus optikus memasuki ruang intracranial melalui foramen optikum, Di depan tuber

sinerium nervus optikus kiri dan kanan tergabung menjadi satu berkas untuk kemudian

Page 2: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

berpisah lagi dan melanjutkan perjalannya ke korpus genikulatum laterale dan kolikulus

superior. Tempat kedua nervi optisi bergabung menjadi satu berkas disebut kiasma.

Setelah mengadakan pergabungan tersebut, nervus optikus melanjutkan perjalannya

sebagai traktus optikus. Traktus optikus ialah berkas serabut optikus yang sebagian

berasal dari belahan nasal sisi kontralateral dan sebagian dari belahan temporal retina sisi

homolateral. Serabut-serabut optisi yang bersinaps di korpus genikulatum latele

merupakan jaras visual, sedangkan yang berakhir di kolikus superior menghantarkan

impuls visual yang membangkitkan refleks optosomatik. Setelah bersinaps di korpus

genikulatum laterale penghantaran impuls visual selanjutnya dilaksanakan oleh serabut-

serabut genikulokalkarina, yaitu juluran neuron korpus genikulatum laterale yang menuju

ke korteks kalkarinus. Korteks tersebut ialah korteks perseptif visyal primer (area 17).

Setibanya impuls visual di situ terwujudlah suatu perasaan atau sensasi. Denfan

perantaraan korteks area 18 dan 19 perasaan visual itu mendapat bentuk dan arti, yakni

suatu penglihatan

3. Nervus okulomotorius

Saraf otak ketiga merupakann berkas saraf somatomotorik dan viseromotorik , yang

berasal dari kelompok-kelompok inti –inti di kedua sisi garis tengah di bawah akuaduktus

sylvii. Serabut-serabut kortikonuklear kedua sisi, sebagian menuju ke inti somatomotorik

nervus okulomotoris pada tingkat inti, tetapi sebagian dari serabut kortikonuklear

meninggalkan pedinkulus serebri. Sebagian dari serabut-serabut berakhir langsung di inti

nervus okulumotoris dansebagain lainnya berakhir di interneuron. Akson-akson daro

kolom sel lateral, dorsal, ventral, dan medial bergabung dengan akson-akson dari kolom

sel sentral kaudal serta serabut –serabut parasimpatetik preganglionar dan dinamakan

radikses nervii okulumotori. Setelah keluar melalui permukaan ventralmesensefalon

berkas itu dikenal sebagai nervus okulomotoris. Nervus okulomotoris diapit oleh arteria

serebri posterior dan arteria serebri superior. Kemudian ia menembus dua mater di dekat

proses klinoideus posterior untuk memasuki dinding sinus kavernosus. Ia melanjutkan

perjalanannya ke rostral di dalam bagian atas dinding lateral sinus kavernosus. Di

eblajang fisura oribitalis ia meniggalkan dinding tersbut dan berada di daerah di mana di

sebelah medialnya terdapat sinus kavernosus dengan arteri karotis interna dan sebalah

Page 3: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

lateralnya lobus temporalis, lalu bercabang menjadi dua yaitu superior mensarafi m.

levator palpebrae superioris dan m. oblikus inferior. Cabang inferior mengandung

serabut-serabut viseromotorik yang disampaikan kepada ganglia siliare. M.rektus

superior melakukan elevasi bola mata. M. rektus medialis melaksanakan aduksi bola

mata. M.oblikus inferior melaksanakan elevasi bola mata, dan M. levator palpebrae

superioris mengangkat kelopak mata atas.

4. Nervus troklearis

Serabut-serabut yang menyusun nervus troklearis dari inti yang terletak di substansi

grisea mesensefalon sedikit lebih ke kaudan dari inti nervus okulomotori. Setelah keluar

dari inti, serabut-serabut tersebut melengkung ke dorsal dan selanjutnya ke medial lagi

untuk menyilang garis tengah di velum medulare anterior. Ia muncul pada permukaan

dorsal sisi kontralateral, tepat di belakang kedua kolikuli. Kemudian ia menjulur ke

ventral melalui tepi bebas pedunkulus serebri untuk tiba pada tempat di antara

pedunkulus serebri dan lobus temporalis. Di sini ia menembus daun bebas tentorium

serebeli untuk selanjutnya berjalan ke depan melalui dinding lateral sinus kavernosus,

meninggalkan dinding tersebut untuk menuju ruang orbita melalui fisura orbitalis

superior dan mengakhiri perjalannya pada muskulus oblikus superior.

5. Nervus Trigeminal

The trigeminal nerve atau saraf trigeminal (saraf kranial yang kelima, juga disebut kelima

atau hanya syaraf V) bertanggung jawab untuk sensasi di wajah. Indra informasi dari

wajah dan tubuh diproses oleh jalur paralel di sistem saraf pusat.

Saraf kelima pada dasarnya merupakan suatu saraf sensorik, tetapi juga memiliki fungsi

motorik tertentu (menggigit, mengunyah, dan menelan). Hal tersebut dibahas secara

terpisah.

Fungsi

Fungsi sensorik dari saraf trigeminal adalah dengan memberikan sentuhan, proprioseptif,

dan nociceptive afference dari wajah dan mulut. Sedangkan kulit kepala dan leher bagian

posterior dipersarafi oleh C2-C3, bukan oleh saraf trigeminal.

Page 4: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Fungsi motor mengaktifkan otot-otot pengunyahan, yang tensor timpani, tensor Veli

palatini, mylohyoid, dan perut anterior digastric.

Peripheral anathomy

Saraf trigeminal adalah yang terbesar dari saraf tengkorak. Namanya berasal dari fakta

bahwa ia memiliki tiga cabang utama: yang oftalmik saraf (V 1), berkenaan dgn rahang

atas saraf (V 2), dan saraf rahang (V 3). Berkenaan dgn rahang atas yang oftalmik dan

saraf sensorik murni. Yang rahang saraf telah baik sensoris dan fungsi motorik.

Tiga cabang berkumpul di ganglion trigeminal (juga disebut semilunar simpul saraf atau

ganglion gasserian), yang terletak di dalam gua Meckel, dan berisi sel tubuh serabut saraf

sensorik yang masuk. The trigeminal ganglion adalah analog dengan akar dorsal ganglia

dari sumsum tulang belakang, yang mengandung sel tubuh yang masuk serat sensorik

dari seluruh tubuh.

Dari ganglion trigeminal, satu akar sensorik besar memasuki batang otak pada tingkat

jembatan. Segera berdekatan dengan akar sensorik, akar motor yang lebih kecil muncul

dari jembatan pada tingkat yang sama.

Serat motor melewati ganglion trigeminal dalam perjalanan mereka ke perifer otot, tapi

sel tubuh mereka berada di inti motorik saraf kelima, jauh di dalam pons. Motor serat

didistribusikan (bersama-sama dengan serat sensoris) di cabang-cabang saraf rahang.

Kutaneus bidang distribusi (dermatom) dari tiga cabang saraf trigeminal yang tajam

perbatasan dengan tumpang tindih relatif kecil (tidak seperti dermatom di seluruh tubuh,

yang menunjukkan cukup tumpang tindih).

Cabang saraf trigeminal sensorik

1. Oftalmik, saraf yang membawa informasi sensorik dari kepala dan dahi, di atas

kelopak mata, konjungtiva dan kornea mata, hidung (termasuk ujung hidung, kecuali alae

nasi), mukosa hidung, sinus frontal, dan bagian dari the meninges (the dura dan

pembuluh darah).

Page 5: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

2. Saraf yang berkenaan dgn rahang atas, sensorik, membawa informasi dari kelopak

mata bawah dan pipi, nares dan bibir atas, gigi atas dan gusi, mukosa hidung, langit-

langit dan atap faring, yang berkenaan dgn rahang atas, ethmoid dan sphenoid sinus, dan

bagian-bagian Meninges

.

3. Mandibular, saraf sensorik membawa informasi dari bibir bawah, gigi bawah dan gusi,

dagu dan rahang (kecuali sudut rahang, yang disediakan oleh C2-C3), bagian telinga

eksternal, dan bagian-bagian meninges.

Motor cabang-cabang saraf trigeminal

Motor cabang-cabang saraf trigeminal didistribusikan di saraf rahang. Serat ini berasal

dari inti motorik saraf kelima, yang terletak di dekat nukleus trigeminus utama di

jembatan.

Saraf trigeminal dikatakan memiliki aferen somatik umum (indra) komponen, serta

viseral eferen khusus (motor) komponen. Cabang motor dari saraf trigeminal mengontrol

pergerakan delapan otot, termasuk empat otot-otot pengunyahan. Dengan pengecualian

tensor timpani, semua otot terlibat dalam menggigit, mengunyah dan menelan.

Sensasi

Ada dua tipe dasar sensasi: sentuhan / posisi dan sakit / suhu. Secara umum, sentuhan /

informasi posisi dibawa oleh serabut saraf bermyelin (cepat), sedangkan nyeri / suhu

informasi yang dibawa oleh serat saraf tidak bermyelin (lambat).

Istilah "sentuhan", sebagaimana digunakan dalam artikel ini, mengacu pada persepsi yang

rinci, informasi taktil lokal, seperti dua titik diskriminasi (perbedaan antara menyentuh

satu titik dan dua poin erat-spasi) atau perbedaan antara nilai amplas (kasar, sedang dan

baik).

Istilah "posisi", sebagaimana digunakan dalam artikel ini, merujuk pada sadar

proprioception. Proprioceptors (gelendong otot organ dan organ tendon Golgi)

memberikan informasi tentang posisi sendi dan pergerakan otot. Sebagian besar

Page 6: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

informasi ini diproses pada tataran bawah sadar (terutama oleh serebelum dan vestibular

nukleus). Namun, beberapa informasi ini tersedia pada tingkat sadar.

Dua jenis sensasi pada manusia, sentuhan / posisi dan sakit / suhu, diproses oleh jalur

yang berbeda di sistem saraf pusat.

6. Saraf Abducens (Saraf ke VI)

The abducens nerve atau abducent saraf (saraf kranial yang keenam, juga disebut keenam

atau hanya syaraf VI) adalah sebuah "somatik eferen" syaraf yang mengontrol pergerakan

otot tunggal, seperti otot rektus lateral mata

Peripheral anatomi

Abducens pada saraf batang otak terletak di persimpangan pons dan medula, medial ke

saraf wajah. Dalam rangka untuk mencapai mata, ia berjalan ke atas (superior) dan

kemudian membungkuk ke depan (anterior).

Saraf memasuki ruang subarachnoid ketika muncul dari batang otak. Dijalankan ke atas

antara pons dan clivus, dan kemudian menembus dura mater untuk menjalankan antara

dura dan tengkorak. Pada ujung kaku tulang temporal itu membuat tajam ke depan untuk

Page 7: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

masuk ke gua sinus. Dalam gua sinus itu berjalan bersama arteri karotid internal. Ini

kemudian memasuki orbit melalui fisura orbital superior dan innervates otot rektus lateral

mata.

Tentu saja panjang dari abducens saraf antara otak dan mata membuat rentan terhadap

cedera pada berbagai tingkatan. Misalnya, patah tulang temporal kaku selektif dapat

merusak saraf, seperti dapat aneurisma dari arteri karotis intracavernous. Lesi massa yang

mendorong ke bawah batang otak dapat merusak saraf dengan meregangkan antara titik

di mana ia muncul dari jembatan dan titik kait di mana di atas tulang temporal keras

seperti batu.

Anatomi

Inti abducens terletak di jembatan, di lantai ventrikel keempat, di tingkat colliculus

wajah. Akson dari saraf wajah loop di sekitar abducens inti, menciptakan sedikit tonjolan

(colliculus wajah) yang terlihat pada permukaan dorsal lantai ventrikel keempat.

Abducens nukleus yang dekat dengan garis tengah, seperti nukleus motor lain yang

mengendalikan gerakan mata (yang oculomotor dan trochlear nukleus).

Motor akson meninggalkan inti abducens menjalankan ventrally dan caudally melalui

jembatan. Mereka lulus lateral corticospinal saluran (yang berjalan longitudinal melalui

jembatan pada tingkat ini) sebelum keluar dari batang otak di persimpangan

pontomedullary.

Anatomi pusat saraf keenam memprediksi (benar) yang mempengaruhi infark dorsal pons

di tingkat inti abducens juga dapat mempengaruhi saraf wajah, menghasilkan wajah

ipsilateral palsy bersama-sama dengan rektus lateral palsy. Anatomi juga memprediksi

(benar) yang melibatkan infark ventral pons dapat mempengaruhi saraf dan keenam

saluran corticospinal secara bersamaan, menghasilkan kelumpuhan rektus lateral yang

terkait dengan hemiparesis kontralateral. Sindrom yang jarang terjadi ini yang menarik

berguna terutama sebagai ringkasan dari anatomi batang otak.

Page 8: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

7. Nervus Facialis

Nervus Facialis adalah saraf gabungan antara neuron motorik, yang menginervasai otot

ekspresi wajah ( kelenjar air mata dan kelenjar salvia ), dan neuron sensorik, yang

membawa informasi dari reseptor pengecap pada 2/3 bagian anterior lidah.

Nervus Facialis muncul sebagai dua akar dari permukaan anterior otak belakang diantara

pons medulla oblongata, berjalan ke lateral dalam Fossa Cranii Pasterior bersama N.

Vestibulo cochlearis dan masuk ke meatus internus dalam pars petrosa asis temporalis.

Pada dasar meatus saraf ini masuk ke dalam Canidis Facialis, berjalan ke lateral melewati

telinga dalam. N.Facialis menempel di telinga tengah dan aditus adantrum thympanicum

dan ke luar dari canalis melalui foramen stylomastoideum, kemudian berjalan ke depan

melalui glandula paratidea kea rah distribusinya.

Anatomi

Page 9: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Nervus Facialis mendapat pendarah dari 3 arteri yaitu:

1. Cabang anterior inferior cerebellum.

2. Petrosal bagian tengah meningeal.

3. Stylomastoideus dari arteri posterior auricularis.

Sedangkan untuk otot-otot wajah mendapat vaskularis dari arteri dan vena facialis.

8. Nervus Vestibulocochlearis

Saraf Vestibulocochlear (juga dikenal sebagai saraf pendengaran atau akustik) adalah dua

belas delapan tengkorak saraf, dan bertanggung jawab untuk transmisi suara dan

keseimbangan (balance) informasi dari telinga ke otak.

Struktur dan fungsi

Page 10: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Sepanjang saraf ini terdapat sel-sel sensorik (sel-sel rambut) dari telinga bagian dalam

mengirimkan informasi ke otak. Terdiri dari saraf koklea, membawa informasi tentang

pendengaran, dan saraf vestibular, membawa informasi tentang keseimbangan. Ini

muncul dari medula oblongata dan masuk ke dalam tengkorak melalui meatus akustik

internal (atau meatus auditori internal) dalam tulang temporal, bersama dengan saraf

wajah.

Innervations

Saraf Vestibulocochlear kebanyakan terdiri dari neuron bipolar dan terbagi menjadi dua

divisi besar pada saraf koklea dan saraf vestibular. Saraf di koklea perjalanan ke koklea

di telinga bagian dalam tempat ini terbagi untuk menciptakan spiral ganglia. Proses dari

ganglia spiral kemudian lanjutkan untuk mengakhiri pada organ Corti. Ini adalah bagian

dalam sel-sel rambut organ Corti yang bertanggung jawab untuk aktivasi reseptor aferen

dalam menanggapi gelombang tekanan mencapai basilar transduksi membran melalui

suara.

Saraf yang vestibular perjalanan ke sistem vestibular dari telinga bagian dalam. Rumah di

ganglion vestibular tubuh sel bipolar neuron dan proses meluas sampai lima indra organ.

Tiga dari krista ini terletak di ampullae dari kanal berbentuk setengah lingkaran. Sel-sel

rambut krista aferen mengaktifkan reseptor dalam menanggapi percepatan rotasi. Dua

yang lain alat indera yang diberikan oleh neuron vestibular adalah maculae dari saccule

dan utrikulus. Sel-sel rambut maculae aferen mengaktifkan reseptor dalam menanggapi

percepatan linear.

Page 11: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

9. Nervus Glosofaringeus

Nervus glosofaringeus terdiri dari serabut sensorik dan motorik. Ganglion untuk bagian

sensoriknya ialah ganglion petrosum. Serabut-serabut ganglion tersebut melintasi bagian

dorsolateral medula oblongata dan berakhir sepanjang nukleus traktus solitarius. Berkas

serabut itu terkumpul di sekitar nukleus traktus solitarius ikut menyusun traktus

solitarius. Sebagian dari serabut-serabut tesebut menuju ke nukleus doralis vagi. Serabut-

serabut motork nervus glosofaingeus berasal dari nukleus salivatorius inferior dan

sebagian dari nukleus ambiguus. Kedua jenis serabut muncul pada permukaan medula

oblongata di sulkus lateralis posterior. Bersama-sama dengan nervus vagus dan asesorius

ia meninggalkan ruang tengkorak melalui foramen jugulare.

Di leher nervus glosofaringeus membelok ke depan. Dalam perjalanannya ke bawah dan

ke depan itu, ia melewati arteria karotis interna dan vena jugularis interna. Kemudian ia

berjalan diapit oleh arteria karotis interna dan ekstera di samping laring. Di situ ia

bercabang-cabang dan menyarafi muskulus stilofaringeus dan selaput lendir farings.

Cabang-cabang lainnya menyarafi tonsil, selaput lendir bagin belakang palatum mole dan

1/3 bagian belakang lidah.

Page 12: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Nervus glosofaringeus merupakan saraf motok utama bagi faring yang memegang peran

penting dalam mekanisme menelan. Ia menyarafi otot stilofaringeus yang merupakan

levator dari faring yang berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke faring. Selain

tugas motorik, nervus glosofarigeus juga mengurus inervasi sensorik protopatik

permukaan orofaring dan pengecapan 1/3 bagian belakang lidah. Maka gangguan

terhadap nervus glosofaring akan menimbulkan: gangguan menelan (gangguan dari

nervus glosofaringeus dan nervus vagus), gangguan pengecapan, dan gangguan perasaan

protopatik di sekitar orofaring.

10. Nervus Vagus

Nervus vagus mengandung serabut somatosensorik, viserosensorik, somatomotorik, dan

viseromotorik. Nukleus ambiguus merupakan inti motorik nervus vagus dan

glosofaringeus. Serabut-searabut nukleus dorsalis vagi menyusun lintasan preganglionar

parasimpatetik yang menghantarkan impuls untuk menggalakkan kelenjar dan otot polos

visera serta pembuluh darah intratorakal dan intraabdominal. Serabut aferen yang

menyusun nervus vagus berinti di ganglion jugulare dan nodosum yang terletak di

foramen jugulare. Ganglion jugulare menerima impuls protopatik dari kulit liang telinga.

Ganglion nodosum menerima impuls aferen dari faring laring, esofagus, dan organ dalam

di dalam toraks dan abdomen. Juluran sentral kedua ganglion tersebut menuju ke nukleus

spinalis nervus trigeminus dan dari situ impuls dihantarkan oleh jaras trigeminotalamikus

ke VPM dan VPL.

Nervus vagus meninggalkan medula oblongata bersama-sama dengan nervus

glosofaringeus dan asesorius pada permukaan lateral, langsung di bawah korpus

restiforme. Ketiga nervus tersebut keluar dari ruang tengkorak melalui foramen jugulare.

Nervus vagus turun ke leher berada di belakang arteria dan vena jugularis interna.

Selanjutnya ia tetap berada di belakang vena jugularis eksterna. Di dalam ruang toraks

nervus vagus kiri dan kanan mempunyai anatomi yang berbeda. Nervus vagus kanan

mengikuti vena kava dari belakang sampai ke bronkus kanan. Sebagian bercabang-

cabang untuk menyarafi permukaan posterior paru dan sebagian lainnya berjalan di

belakang oesefagus untuk beranastomosis dengan cabang-cabang nervus vagus kiri yang

berada di depan esofagus. Disitu kedua nervus vagus menyusun pleksus esofagus

Page 13: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

posterior. Nervus vagus kiri berjalan di antara arteria karotis komunis dan arteria

subklavia. Di depannya terdapat nervus frenikus. Ia melewati tepi lateral arkus aorta dan

setinggi bronkus kiri ia bercabang-cabang untuk menyarafi permukaan posterior paru dan

sebagian lainnya berjalan di depan oesefagus. Disitu serabut-serabutnya beranastomosis

dengan serabut vagus kanan dan dengann demikian mereka menyusun pleksus esofagus

anterior.

Setinggi arkus aorta, nervus vagus kiri memberikan cabang yang berbalik ke atas melalui

kolong arkus aorta. Cabang ini dinamakan nervus rekurens. Cabang nervus vagus kanan

yang bernama nervus rekuren dekstra berbalik ke atas melalui permukaan bawah arteria

subklavia. Kedua nervi rekurens menyarafi semua otot larings kecuali otot krikotiroideus

dan sfingter faring serta krikofaringeus.

Bersama dengan esofagus-nervus vagus kanan di belakangnya dan nervus vagus kiri di

depannya- mereka menembus diafragma melalui hiatus esofagus dan tiba di ruang

abdomen. Dalam perjalanan sepanjang toraks dan abdomen, nervus vagus kanan dan kiri

membentuk pleksus-pleksus. Di dalam toraks terbentuk pleksus esofagus, pleksus

pulmonalis anterior dan posterior. Di dalam abdomen nervus vagus kiri memberikan rami

gastrisi anterior. Yang kanan menjulurkan rami gastrisi posterior. Untuk hepar kedua

nervi vagi mengeluarkan cabang-cabang hepatis, untuk lien cabang-cabang lienales dan

untuk ginjal rami renales. Sebagian besar dari nervus vagus abdominalis menuju ke

ganglion soliaka, yang merupakan pemancar impuls viseromotorik vagus untuk usus

kecil dan besar.

Semua lesi radikular yang mengganggu nervus vagus, selalu melibatkan juga nervus

glosofaringeus karena kedua saraf otak bersama-sama meninggalkan inti mereka. Baru

setelah mereka keluar dari foramen jugulare, masing-masing melanjutkan perjalanannya

sendiri-sendiri. Maka, semua manifestasi akibat lesi intrakranial yang mengganggu

nervus vagus selalu berkombinasi dengan manifestasi gangguan nervus glosofaringeus.

Paralisis faring timbul karena lesi pada nervus vagus sebelum meninggalkan foramen

jugulare. Pada keadaan tersebut daya pendorong makanan ke arah esofagus hilang,

sehingga faring tertimbun dengan lendir dan makanan. Karena lesi nervus vagus tersebut,

Page 14: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

palatum mole, sfingter laring dan otot krikofaringeus menjadi lumpuh. Jika faring

lumpuh bilateral, menelan sama sekali tidak bisa. Jika faring lumpuh unilateral

menimbulkan kesulitan dalam menelan makanan. Karena itu faring mudah dirangsang

oleh sisa makanan dan lendir sehingga sering timbul batuk.

Paralisis laring juga dapat terjadi akibat gangguan nervus vagus. Serabut-serabut nervus

vagus yang mensyarafi muskulus krikotiroideus, yang bertindak selaku penegang pita

suara, meninggalkan berkas induk nervus vagus sebagai nervus laringeus superior.

Aduktor dan abduktor pita suara disarafi oleh cabang-cabang nervus rekurens yang

dikenal sebagai nervus laringeus rekurens. Lesi di lintasan kortikolobularis yang

menghubungi inti nervus vagus, tidak menimbulkan gejala-gejala paralisis laring, Pada

lesi infranuklearis dan nuklearis, manifestasi paralisis laring adalah jelas. Tetapi

gejalanya bisa mereda dan akhirnya hilang karena daya kompensasi otot-otot laring yang

masih utuh dan besar sekali.

Jika nervus laringeus rekurens mengalami kerusakan pada salah satu sisi, suara akan

menjadi lemah dan menelan agak sukar. Dalam beberapa hari gangguan tersebut hilang

berkat kompensasi otot-otot sisi yang sehat. Karena itu lesi terhadap nervus laringeus

rekurens secara unilateral seringkali luput didiagnose. Jika di samping itu nervus

laringeus superior juga ikut terkena maka kesulitan dalam menelan menjadi suatu

kenyataan, dan di samping itu didapati tenaga untuk batuk berkurang dan suara menjadi

lemah dan serak. Kompensasi dari otot-otot laring pada sisi yang sehat, bisa

menghilangkan gejala-gajala tersebut. Kelumpuhan laring bilateral karena lesi nuklear

atau infranuklear pada kedua sisi, menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: suara

lemah tetapi ucapan kata-kata terang, nafas memburu pada waktu mengeluarkan tenaga

dan stridor inspirasi, selanjutnya mengeluarkan lendir atau dahak dengan jalan berbatuk

sangat sukar. Paralisis laring bisa timbul tanpa proses patologik yang nyata. Biasanya ia

sembuh dengan sendirinya.

11. Nervus Asesorius

Nervus asesorius ialah saraf somatomotorik mutlak. Ia berinti di medula spinalis dan

medula oblongata. Sel-sel di kornu anterius C1 sampai C5 menyumbangkan juluran

Page 15: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

mereka untuk menyusun bagian spinal nervus asesorius. Inti bulbaris nervus asesorius

terletak di belakang nervus ambiguss. Bagian spinalnya masuk ke ruang intrakranial

melalui foramen magnum dan menggabungkan diri pada bagian bulbari untuk keluar

ruang tengkorak melalui foramen jugulare. Di situ ia berdampingan dengan nervus vagus

di satu sisi dan dengan nervus glosofaringeus di lain sisi. Setelah tiba di wilayah leher ia

diapit oleh arteri karotis interna dan vena jugularis interna. Kemudian ia berjalan di

belakang muskulus sternokleidomastoideus dan sekaligus menyarafi otot tersebut. Lebih

jauh ke bawah, ia memberikan cabang-cabang ke muskulus trapezius.

Kelumpuhan unilateral muskulus sternokleidomastoideus menyebabkan kepala tidak bisa

berputas ke arah kontralateral terhadap lesi. Kelumpuhan muskulus trapezius sesisi dapat

diperlihatkan ileh sikap bahu dan skapula. Bahu sisi yang lumpuh lebih rendah dan

bagian bawah dari skapula terletak lebih dekat pada garis tengah bagian atasnya.

Kelumpuhan bilateral muskulus sternokleidomastoideus dan trapezius dapat dijumpadi

pada motoneuron disease, distrofia muskulorum progresiva, dan miopati tiritoksika.

Dalam hal tersebut kedua otot yang disarafi nervus asesorius tidak dapat menegakkan

leher dan karena itu kepala menunduk ke depan.

12. Nervus Hipoglosus

Nervus hipoglosus berinti di nukleus hipoglosus yang terletak disamping bagian dorsal

fasikulus longitudinalis medialis pada tingkat kaudal medula oblongata. Radiksnya

melintasi substansia retikularis di samping fasikulus longitudinalis medialis, lemniskus

medialis, dan bagian medial piramis. Ia muncul pada permukaan ventral dan melalui

kanalis hipoglosus keluar dari tengkorak. Di leher ia turun ke bawah melalui tulang hioid.

Dari situ membelok ke medial menuju ke lidah. Dalam perjalanan ke situ ia melewati

arteri karotis interna dan eksterna, dan terletak di bawah otot digastrikus dan

stilohioideus. Otot-otot lidah yang menggerkkan lidah terdiri dari muskulus stiloglosus,

hipoglosus, genioglosus, longitudinalis inferior, dan longitudinalis superir. Mereka semua

dipersarafi oleh nervus hipoglosus.

Lesi nervus hipoglosus sering terletak di perifer. Maka artrofi otot cepat terjadi. Garis

tengah menjadi cekung, belahan lidah yang lumpuh menjadi tipis dan keriput. Pada

Page 16: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

kelumpuhan unilateral, lidah akan menyimpang ke sisi yang lumpuh apabila lidah

dikeluarkan. Karena lidah berperanan dalam mekanisme menelan dan artikulasi, maka

gejala-gejala kelumpuhan paralisis nervus hipoglosus berupa sukar menelan dan bicara

pelo. Kedua gejala itu lebih mengganggu jika kelumpuhannya bilateral. Bicara pelo dapat

juga terjadi kendati pun lidah tidak lumpuh namun kelelusasaannya terbatas karena

frenula lingua mengikat lidah sampai ujungnya. Dalam hal tersebut huruf mati sukar

diucapkan sebagaimana mestinya. Penderita hemiparesis kiri atau kanan, kebanyakan

menjadi pelo pada tahap dini setelah mengalami "stroke". Kemudian gangguan artikulasi

itu hilang. Lain halnya bila terdapat kelumpuhan unilateral lower motoneuron,

penderitanya akan tetap pelo. Proses patologik yang sering mengganggu bagian perifer

nervus hipoglosus ialah infiltrasi karsinom nasofarings, siringobulbi, dan infeksi

retrofaringeal.

Fungsi Bahasa

Page 17: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Hubungan Otak dan Fungsi Bahasa

Otak terdiri dari dua belahan (hemisfer) yakni, hemisfer kiri dan kanan. Fungsi otak

kiri terutama berperan dalam perkembangan bahasa dan bicara, karena mengatur

kemampuan berbicara, pengucapan kalimat dan kata, pengertian pembicaraan orang,

mengulang kata dan kalimat, disamping kemampuan berhitung, membaca, dan

menulis.

Fungsi otak kanan berperan dalam bahasa non verbal seperti penekanan dan irama

kata, pengenalan situasi dan kondisi, pengendalian emosi, kesenian, kreativitas, dan

berpikir holistik.

Kedua belahan otak berhubungan melalui suatu jalinan serabut saraf, dan kerja sama

terjadinya melalui suatu bagian yang disebut korpus kalosum, walau pada

kenyataannya dalam aktivitas tertentu hanya salah satu belahan otak yang berperan

Hemisfer kiri dan kanan

(Sumber: Eric Jensen, Barin-Based Learning, 2008)

Page 18: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Perkembangan kedua belahan otak akan mengalami spesialisasi atau lateralisasi.

Pada usia kurang lebih dua tahun, hemisfer kanan lebih berkembang selanjutnya

hemisfer kiri. Oleh karena itu, pada periode ini anak lebih sering menggunakan

tangan kirinya. Biasanya para orang tua mengarahkan agar menggunakan tangan

kanan. Namun, bagi anak yang memunyai kecenderungan kidal bila dipaksa pindah

tangan akan mengalami gangguan berbahasa. Karena anak kidal fungsi bicara dan

bahasanya berasal dari hemisfer kanan.

Hemisfer kiri memang dominan untuk bicara-bahasa, tetapi tanpa aktivitas hemisfer

kanan, maka seseorang akan menjadi monoton tak ada prosodi, tak ada lagu kalimat;

tampak adanya emosi; tanpa disertai isyarat-isyarat  bahasa. Fungsi bicara-bahasa

dipusatkan pada hemisfer kiri bagi orang yang tidak kidal. Hemisfer kiri ini disebut

dengan hemisfer dominan bagi bahasa, dan korteksnya dinamakan korteks bahasa.

Hemisfer dominan secara morfologis lebih berat, lebih besar girusnya dan lebih

panjang. Hemisfer kiri memunyai arti penting bagi bicara-bahasa, juga berperan

untuk fungsi memori verbal. Sementara hemisfer kanan berfungsi untuk emosi, lagu,

isyarat (gesture), baik yang emosional maupun verbal.

  Hemisfer dominan

1. Yule (1985) fungsi bagian tertentu pada satu daerah otak yang mengalami kerusakan

akan digantikan oleh penggantinya di bagian otak yang lain.

2. Whitaker (1977) menyatakan kandungan dalam otak yang menyusun perilaku manusia

melibatkan keterkaitan beberapa wilayah otak.

3. Krashen (1977) mengatakan bahwa meskipun terdapat keunggulan pada hemisfer kiri,

tetapi tidak semua aspek bahasa dibatasi pada hemisfer kiri itu. Lebih lanjut krashen

mengatakan bahwa cara kerja hemisfer tertentu pada setiap orang dapat bervariasi

dalam dua hal berikut:

a.         Orang-orang tertentu kemampuan berbahasanya dikendalikan oleh hemisfer kiri dan

orang-orang tertentu lainnya oleh hemisfer kanan.

Page 19: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

b.       Sebagian orang lebih cenderung pada penggunaan salah satu hemisfer kiri atau kanan,

secara lebih siap untuk fungsi kognitif.

Gangguan cara berbahasa dinamakan afasia. Lebih tepat untuk menggunakan istilah

disfasia, karena umumnya kemampuan untuk berbahasa tidak hilang secara mutlak.

Tetapi afasia sudah umum digunakan baik untuk afasia ringan maupun afasia berat.

Sindrom afasia dapat dibagi dalam afasia motorik dan afasia sensorik atau afasia

ekspresif dan reseptif. Lesi yang menimbulkan afasia motorik terletak di sekitar daerah

Broca. Afasia motorik terberat ialah jika penderita sama sekali tidak dapat mengeluarkan

kata-kata. Adakalanya hanya dapat mengucapkan "ya" saja, sambil menganggukkan

kepalanya. Namun demikian ia masih mengerti bahasa verbal dan visual. Pada afasia

motorik umumnya kemampuan untuk menulis kata-kata masih tidak terganggu, tetapi

bisa juga terjadi adanya agrafia (hilangnya kemampuan untuk ekspresi dengan tulisan).

Afasia motorik yang ringan ialah afasia nominatif atau afasia amnestik. Penderitanya

tidak bisa menemukan simbolik verbal dari benda yang diperlihatkan kepadanya. Ia tahu

abstraksi benda tersebut dalam pikirannya, tetapi lafal dari abstraksi itu tidak bisa

dinyatakan. Misalnya penderita diminta untuk menyebut nama benda yang disodorkan

kepadanya. Ia bisa menjawab "itu...itu, tulis-tulis" tetapi ia tidak bisa temukan atau

ucapkan kata "pensil". Baru setelah dibantu dengan mengucapakan suku kata pertama

"pen....", penderita dapat meneruskannya "pen...sil". Lesi yang dapat menimbulkan afasia

nominatif itu terletak di luar area broca, tetapi juga di luar area wernicke. Lesi tersebut

diketemukan di daerah antara daerah Broca dan Wernicke.

Afasia motorik yang mencerminkan kerusakan terhadap seluruh korteks daerah Broca

ialah afasia pada mana penderita tidak bisa melakukan ekspresi dengan cara apapun , baik

dengan cara verbal maupun dengan cara visual. Afasia motorik pada mana penderita

tidak bisa mengucapkan satu kata apapun, namun masih bisa mengutarakan fikirannya

dengan jalan tulis-menulis bisa timbul akibat lesi di masa puti daerah broca. Oleh karena

itu afasia motorik dinamakan juga afasia motorik subkortikal. Jika seorang penderita

afasia motorik masih bisa membeo, namun tidak mampu lagi untuk mengeluarkan kata-

kata sebagai cara ekspresi aktifnya, maka afasia motorik semacam itu disebabkan oleh

suatu lesi kortikal yang agak besar di daerah antara daerah Broca dan Wernicke. Afasia

Page 20: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

motorik berat dengan masih adanya kemampuan untuk membeo ini dinamakan afasia

motorik transkortikal.

Tergolong dalam afasia motork adalah juga akalkulia ekspresif fan agrafia ekspresif,

yang berarti hilangnya kemampuan untuk ekspresi dengan menggunakan simbolik

matematika dan huruf disebabkan lesi yang berkorelasi dengan gangguan yang terletak di

lobus frontalis yang berdampingan dengan korteks motorik.

Afasia sensorik atau afsia perseptif dikenal juga sebagai afasia Wernicke, kemampuan

untuk mengerti bahasa verbal dan visual tergantung atau hilang sama sekali. Tetapi

kemampuan untuk secara aktif mengucapkan kata-kata dan menulis kata-kata masih ada,

kendatipun apa yang diucapkan dan ditulis tidak mempunyai arti sama sekali. Penderita

dengan afasia perseptif tidak mengerti lagi bahasa yang didengarnya, walaupun ia tidak

tuli. Ia pun

tidak mengerti

lagi isi surat

yang

dibacanya,

walaupun ia

tidak buta

huruf.

Penyimpanan

("storge")

berikut proses

"coding" dari apa yang didengar dan ditulis terjadi di daerah antara bagian belakang lobus

temporalis, lobus oksipitalis, dan lobus parietalis. Jika daerah tersebut rusak proses

"decoding" pun tidak akan menghasilkan apa-apa. Ibaratnya gudang yang bisa dibuka

dengan kunci yang masih kita miliki tetapi isi gudangnya atau gudangnya sendiri sudah

terbakar habis. Daerah tersebut dikenal sebagai daerah Wernicke. Dan daerah itu dapat

diumpamakan dengan gudang pengertian. Hancurnya gudang pengertian berarti

hilangnya daya untuk mengerti apa yang dibicarakan dan apa yang ditulis.

Page 21: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa

Semacam afasia sensorik yang ringan, yang dikenal dalam bahasa inggris sebagai tuli

kata-kata (word-deafness), bisa dijumpai. Dalam hal tersebut, penderita sama sekali tidak

bisa mengerti bahasa verbal yang didengarnya, tetapi ia masih bisa mengerti bahasa

tertulis dengan baik. Juga afasia sensorik yang dinamakan "buta kata-kata" ("word

blindness") pada mana bahasa verbal masih bisa dimengerti, tetapi bahasa visual tidak

mempunyai artibaginya, jarang dijumpai. Tuli kata-kata dan buta kata-kata timbul akibat

lesi kecil di sekitar daerah Wernicke yang terletak baik di lobus temporalis ataupun

parietalis bahkan lobus oksipitalis.

Kerusakan daerah Broca(apasia broca)

Kerusakan daerah Wernicke

(apasia wernicke)Menghalangi seseorang untuk

menghasilkan sebuah ujaranKehilangan pemahaman

kemampuan berbahasa

Seseorang dapat memahami bahasa

Seseorang dapat berbicara dengan sangat jelas, tetapi kata-kata yang dibuat tidak masuk akal. Ini yang disebut dalam berbicara dengan “salad kata”  karena itu kelihatan kata-kata semuanya dicampurkan seperti sayuran di dalam salad.

Kata-kata tidak dibentuk dengan baik

Ujaran pelan dan menyatu

Sumber: Mardjono, Mahar Prof.Dr. & Sidharta, Priguna Prof.Dr.. 2012. Neurologi Klinis Dasar.

Jakarta: Dian Rakyat.

Page 22: Saraf Sensorik Dan Motorik Serta Fungsi Bahasa