bab ii tinjauan pustaka a. retardasi...

25
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mental 1. Pengertian Retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ di bawah 70) yang disertai dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi adaptif, seperti keterampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat, penunjukkan diri, keterampilan akademis, pekerjaan, waktu senggang, dan kesehatan serta keamanan (King, 2000 dalam Videback, 2008). Retardasi mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun sosial. Kelainan ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan oleh ganggugan yang bermakna dalam intelegensia terukur dan perilaku penyesuaian diri (adaptif). Retardasi mental juga mencakup status sosial, hal ini dapat lebih menyebabkan kecacatan daripada cacat khusus itu sendiri. Karena batas-batas antara normalitas dan retardasi seringkali sulit digambarkan, identifikasi pediatri, evaluasi, dan perawatan anak dengan kesulitan kognitif serta keluarganya memerlukan tingkat kecanggihan teknis maupun sensitivitas interpersonal yang besar (Behrman, 2000). 2. Etiologi Kemungkinan meneumkan etiologi retardasi mental bergantung pada beratnya retardasi mental. Hanya kira-kira 50% kasus retardasi mental ringan yang etiologinya tidak diketahui. Kelainan kromoson adalah penyebab yang paling sering teridentifikasi, dengan penyebab utama adalah sindrom down dan sinar X fragil. Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal lain, cedera postnatal, sindrom

Upload: nguyencong

Post on 05-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Retardasi Mental

1. Pengertian

Retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ di bawah

70) yang disertai dengan keterbatasan yang penting dalam area fungsi

adaptif, seperti keterampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber

masyarakat, penunjukkan diri, keterampilan akademis, pekerjaan, waktu

senggang, dan kesehatan serta keamanan (King, 2000 dalam Videback,

2008).

Retardasi mental adalah keadaan yang penting secara klinis maupun

sosial. Kelainan ditandai oleh keterbatasan kemampuan yang diakibatkan

oleh ganggugan yang bermakna dalam intelegensia terukur dan perilaku

penyesuaian diri (adaptif). Retardasi mental juga mencakup status sosial,

hal ini dapat lebih menyebabkan kecacatan daripada cacat khusus itu

sendiri. Karena batas-batas antara normalitas dan retardasi seringkali sulit

digambarkan, identifikasi pediatri, evaluasi, dan perawatan anak dengan

kesulitan kognitif serta keluarganya memerlukan tingkat kecanggihan

teknis maupun sensitivitas interpersonal yang besar (Behrman, 2000).

2. Etiologi

Kemungkinan meneumkan etiologi retardasi mental bergantung pada

beratnya retardasi mental. Hanya kira-kira 50% kasus retardasi mental

ringan yang etiologinya tidak diketahui. Kelainan kromoson adalah

penyebab yang paling sering teridentifikasi, dengan penyebab utama

adalah sindrom down dan sinar X fragil. Penyebab retardasi mental lain

adalah cidera perinatal, sindrom genetikal lain, cedera postnatal, sindrom

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

9

alkohol fetus, infeksi intrauterin, dan kelainan metabolisme bawaan

(Batshaw, 1993 dalam Schwartz, 2005).

3. Patofisologi

Bagan 2.1 Patofisiologi Retardasi Mental (Mutaqqin, 2008)

Faktor Genetik

Kelainan jumlah dan

bentuk kromosom

Faktor Prenatal

Faktor Perinatal

Faktor Pascanatal

Gizi Mekanis Toksin Endokrin Radiasi Infeksi Stres Imunitas Anoksia embrio

Proses kelahiran yang lama

Posisi janin yang abnormal

Kecelakaan pada waktu lahir dan kegawatan fatal

Akibat infeksi Trauma kapitis

dan tumor otak Kelainan tulang

tengkorak Kelainan endokrin

dan metabolik, keracunan pada otak

Kerusakan pada fungsi otak: Hernisfer kanan : keterlambatan perkembangan motorik kasar dan halus Hernisfer kiri : keterlambatan perkembangan bahasa, sosial dan kognitif

Hubungan sosial

1. Risiko ketergantungan

2. Risiko cedera

Perkembangan

Keluarga

Fungsi intelektual 1. Kecemasan

keluarga 2. Kurang

pengetahuan 3. Koping

keluarga tak efektif

1. Gangguan komunikasi verbal

2. Gangguan bermain

3. Isolasi sosial 4. Kerusakan

interaksi sosial

Penurunan fungsi intelektual secara umum Gangguan perilaku adaptif sosial

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

10

4. Tingkatan

Tingkatan retardasi mental menurut kesepakatan Asosiasi

Keterbelakangan Mental Amerika Serikat (American Association of

Mental Retardation) seperti dikemukakan oleh Sarwono Sarlito Wirawan

(1999, dalam Sunaryo, 2004) sebagai berikut:

a. Retardasi mental lambat belajar (slow learner, IQ= 85-90)

b. Retardasi mental taraf perbatasan (borderliner, IQ= 70-84)

c. Retardasi mental ringan (debil atau moron) (mild, IQ= 55-69)

d. Retardasi mental sedang (moderate, IQ= 36-54)

e. Retardasi mental berat/ imbecile (sever, IQ= 20-35)

f. Retardasi mental sangat berat atau idiot (profound, IQ= 0-19)

5. Tanda-tanda Retardasi mental

Tabel 2.1. Tanda-tanda Fisik Atipik yang Dapat Dihubungkan dengan Bertambahnya Insiden Retardasi Mental

Tanda-Tanda Fisik Rambut Keriting ganda Halus, mudah putus, cepat abu-abu atau putih menyeluruh Jarang atau tanpa rambut

Tangan Metakarpal ke-4 atau ke-5 pendek Jari-jari tangan pendek, gemuk Jari-jari tangan panjang, tipis, meruncing Ibu jari tangan lebar Klinodaktili Kelainan dermatoglifik (misalnya triradius distal) Garis kult telapak tangan melintang Kelainan kuku

Mata Mikroftelmia Hipertelorisme Hipotelorisme Miring ke atas dan ke luar atau ke bawah dan ke luar Lipatan epikantus sebelah dalam dan sebelah luar Koloboma iris atau retina Binti-bintik Brushfield Pupil terletak eksentris

Kaki Metatarsal ke-4 atau ke-5 pendek Jari kaki tumpang tindih Jari kaki pendek, gemuk Ibu jari kaki besar dan lebar Garis kulit yang mengarah dari sudut jari kaki pertama dan kedua, terlihat dalam Kelainan dermatoglifik

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

11

Tanda-Tanda Fisik Nistagmus Telinga Pinna letak rendah Pembentukan heliks sederhana atau abnormal

Genetalia Genetalia yang tidak jelas Mikropenis Testis besar

Hidung Jembatan hidung rata Ukuran kecil Lubang hidung menghadap ke atas

Kulit Bintik-bintik cafe-au-lait Nevus depigmentasi

Wajah Panjang filtrum bertambah Hipoplasia maksila atau mandibula

Gigi Bukti adanya kelainan pembetukan email (enamelogenesis) Kelainan odontogenesis

Mulut Bentuk bibir atas V terbalik Lengkungan palatum lebar atau tinggi

Kepala Mikrokranium Makrokranium

(Behrman, 2009)

6. Pendidikan Retardasi Mental

Dahulu ketika pemahaman orang terhadap kondisi keterbelakangan mental

masih terbatas, anak atau individu yang mengalami kondisi ini seringkali

dijauhkan atau diasingkan dari pergaulan sosial. Mereka seringkali

dijauhkan atau diasingkan dari lingkungan sosial. Mereka seringkali tidak

mendapatkan perlakukan yang pantas karena dianggap gila dan tidak

memperoleh pendidikan yang layak karena keterbatasan kemampuan

intelektualnya. Namun, seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan

pemahaman mengenai keterbelakangan mental, semakin berkembang pula

institusi atau pendidikan yang disesuaikan dengan mereka. Salah satunya

adalah SLB C yang dikhususkan untuk anak dengan keterbelakangan

mental (Gunarsa, 2004).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

12

7. Dampak Retardasi Mental pada Keluarga

Orang yang paling banyak menanggung beban akibat retardasi mental

adalah orang tua dan keluarga anak tersebut. Individu dengan retardasi

mental memiliki keterbatasan kemampuan dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. Mereka membutuhkan waktu lama untuk bekerja dan rentang

waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikan tugas lebih lama dari

pada orang lain pada umumnya. Biasanya penderita retardasi mental

mempunyai keterbatasan intelegensi dan membutuhkan bantuan orang lain

guna beradaptasi dengan lingkungan dengan meningkatkan perilaku yang

kurang dan mengurangi perilaku yang berlebihan. Ketidaksesuian harapan

orang tua dengan potensi yang dimiliki anak cenderung menimbulkan

masalah di kemudian hari dalam proses perkembangan anak. Orang tua

mencemaskan masa depan anak sebagai salah satu proyeksi kecemasan

dirinya dituangkan pada anak. Akibatnya kecemasan orang tua

mempengaruhi kecenderungan untuk melindungi anak secara berlebihan

(Zahra, 2007).

Keluarga yang mempunyai anak dengan retardasi mental akan

memberikan perlindungan yang berlebihan pada anaknya sehingga anak

mendapatkan kesempatan yang terbatas untuk mendapatkan pengalaman

yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Semakin bertambahnya

umur anak retardasi mental maka para orang tua harus mengadakan

penyesuaian terutama dalam pemenuhan kebutuhan anak sehari-hari

(Mutaqqin, 2008).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

13

B. Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.

Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan

masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan

merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik

tingkah laku yang normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang

terganggu. Keduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan,

dari pertahananan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008).

Kecemasan bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala. Kebanyakan

orang mengalami kecemasan pada waktu-waktu tertentu dalam

kehidupannya. Biasanya, kecemasan muncul sebagai reaksi normal

terhadap situasi yang sangat menekan dan karena itu berlangsung sebentar

saja (Ramaiah, 2003).

Kecemasan adalah suatu keadaan tidak tentram dimana pasien merasakan

adanya bahaya yang akan datang. Ini adalah respons dasar terhadap segala

macam stress. Kecemasan dan ketakutan adalah reaksi umum terhadap

stress penyakit. Perasaan hilang kendali, bersalah dan frustasi juga turut

berperan dalam reaksi emosional pasien. Penyakit membuat pasien merasa

tidak berdaya. Menyadari akan terjadinya kematian tubuh membuat pasien

merasa cemas sekali (Swartz, 2005).

2. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Stuart & Sundeen (2007) sebagai berikut:

a. Kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar

dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

14

b. Kecemasan sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang

mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu

yang lebih terarah.

c. Kecemasan berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku

ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

d. Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah,

ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang

yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian.

Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya

kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Jika

berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan

yang sangat bahkan kematian.

3. Keluhan Gangguan Kecemasan

Hawari (2007) menyatakan bahwa pada gejala cemas, gejala yang

dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan psikik (ketakutan

dan kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan somatik

(fisik). Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang

mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

15

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain

sebagainya.

Selain keluhan-keluhan cemas secara umum di atas, ada lagi kelompok

cemas yang lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan

panik, gangguan phobik dan gangguan obsesif-kompulsif.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Suliswati (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang

dapat timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam selama kehidupan

tersebut dapat berupa:

1) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan

berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan atau situasional.

2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik antara keinginan dan kenyataan dapat

menimbulkan kecemasan pada individu.

3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan rasa ketidakmampuan

individu berpikir secara realitas sehinggga akan menimbulkan

kecemasan.

4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk

mengambil keputusan yang dampak terhadap ego.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

16

5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan

ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi

konsep diri individu.

6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani

stress akan mempengaruhi individu dalam berespons terhadap

konflik yang dialami karena pola mekanis koping individu banyak

dipelajari dalam keluarga.

7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan

mempengaruhui respon individu dalam berespons terhadap konflik

dan mengatasi kecemasannya.

8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah

pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzopin

dapat menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid

(GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang

bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang

dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Faktor presipitasi

kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:

1) Ancaman terhadap integritas fisik ketegangan yang mengancam

integritas fisik yang meliputi :

a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis

sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal

(misalnya: hamil)

b) Sumber ekternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan

bakteri, kekurangan nutrisi tidak adekuatnya tempat tinggal.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

17

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan

eksternal.

a) Sumber internal: kesulitan dalam hubungan interpersonal di

rumah dan di tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.

Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat

mengancam harga diri.

b) Sumber ekternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,

perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

Thallis (2005) menjelaskan terdapat dua ciri penting yaitu

ketidakmampuan mengendalikan pikiran buruk yang berulang-ulang dan

kecenderungan berpikir bahwa keadaan akan menjadi semakin buruk..

Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu frustasi, konflik, ancaman,

harga diri, dukungan sosial, dan lingkungan. yang diuraikan sebagai

berikut :

a. Frustasi

Frustasi (tekanan perasaan), rintangan terhadap aktivitas yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Frustasi adalah suatu proses

yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka bahwa akan

terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.

b. Konflik

Adanya dua kebutuhan atau lebih yang berlawanan dan harus dipenuhi

dalam waktu yang sama. Konflik adalah terdapatnya dua macam

dorongan atau lebih, yang bertentangan satu sama lain, dan tidak

mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

18

c. Ancaman

Adanya bahaya yang harus diperhatikan. Ancaman merupakan

peringatan yang harus diperhatikan dan diatasi agar tidak terlaksana.

Keadaan lingkungan yang mengancam atau membahayakan

keberadaan, kesejahteraan dan kenyamanan diri seseorang serta

kurangnya stimulus pada suatu masyarakat akan menimbulkan

perasaan kesepian, kesendirian, dan kecemasan.

d. Harga Diri

Suatu penilaian yang dibuat oleh individu tentang dirinya sendiri dan

dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungannya. Harga diri bukan

merupakan faktor yang dibawa sejak lahir tetapi merupakan faktor

yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman yang dimiliki

oleh individu-individu yang kurang mempunyai harga diri akan

menganggap bahwa dirinya tidak cakap atau cenderung kurang

percaya pada kemampuan dirinya dalam menghadapi lingkungan

secara efektif dan akhirnya akan mengalami berbagai kegagalan.

e. Dukungan Sosial

Dukungan sosial yang positif berhubungan dengan hilangnya

kecemasan, depresi, rasa jengkel, dan gejala-gejala jasmaniah pada

orang-orang yang sedang stres. Dukungan sosial dapat diperoleh dari

keluarga, sehingga dikatakan sebagai dukungan keluarga.

f. Lingkungan

Faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan adalah lingkungan di

sekitar individu. Adanya dukungan dari lingkungan dapat membuat

individu berkurang kecemasannya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

19

5. Respon individu terhadap kecemasan

Respon fisiologis kecemasan menurut Stuart & Sundeen (2007) yaitu:

a. Respons fisiologis terhadap cemas

Tabel 2.2 Respons Fisiologis Terhadap Kecemasan

Sistem tubuh Respons

Kardiovaskular Palpitasi, jantung “berdebar”, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan*, pingsan*, tekanan darah menurun*, denyut nadi menurun*

Pernapasan

Napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah

Neuromuskular

Refleks meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai melemah, gerakan yang janggal

Gastrointestinal

Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen*, mual*, nyeri ulu hati*, diare*

Saluran perkemihan

Tidak dapat menahan kencing*, sering berkemih*

Kulit Wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh,

* Respons parasimpatis

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

20

b. Respons perilaku, kognitif, dan afektif terhadap kecemasan

Tabel 2.3 Respons Perilaku, Kognitif dan Afektif Terhadap Kecemasan

Sistem tubuh Respons

Perilaku Gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mengalami cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi, sangat waspada

Kognitif Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberkan penilaian, preokupasi, hambatan berpikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk

Afektif Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, malu

6. Sumber dan mekanisme koping

Seseorang dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan

menggunakan atau mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari

sosial, intrapersonal dan interpersonal. Sumber koping diantaranya adalah

aset ekonomi, kemampuan memecahkan masalah, dukungan sosial budaya

yakini. Dengan integrasi sumber-sumber koping tersebut individu dapat

mengadopsi strategi koping yang efektif. (Suliswati, 2005).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

21

C. Persepsi

1. Pengertian

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan

yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat

indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus

tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi

(Walgito, 2002).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Ali (2004) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi faktor-faktor yaitu :

a. Ciri khas objek stimulus yang memberikan nilai bagi orang yang

mempersiapkannya dan seberapa jauh objek tertentu dapat

menyenangkan bagi seseorang

b. Faktor-faktor pribadi termasuk di dalamnya ciri khas individu, seperti

taraf kecerdasan, minat, emosional dan lain sebagainya.

c. Faktor pengaruh kelompok, artinya respon orang lain di lingkungannya

dapat memberikan arah kesuatu tingkah laku

d. Faktor perbedaan latar belakang tingkah laku kultural (kebiasaan)

3. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi

Objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau

reseptor, perlu dikemukakan antara objek dan stimulus itu menjadi satu

misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit

sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat

indera ditreuskan oleh syaraf sensoris ke otak proses ini disebut sebagai

proses psiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat

kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat dan apa yang

didengar atau apa yang diraba. Proses yang terjadi di otak atau dalam pusat

kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Dengan demikian dapat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

22

dikemukakan terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari

tentang misalnya : apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang diraba

yaitu stimulus yang ditrima oleh alat indera, proses ini merupakan proses

terakhir dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam

bentuk (Walgito, 2002).

D. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah dukungan yang terdiri dari atas informasi atau

nasihat verbal dan non verbal bantuan nyata atau tindakan yang diberikan

oleh keakraban sosial dan didapat karena kehadiran mereka dan

mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima

(Gottieb, 1983, dikutip Smet, 1994, dalam Nursalam & Kurniawati, 2007).

Dukungan merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang ketika

menghadapi masalah (kesehatan). Salah satunya kelebihan masyarakat di

Indonesia adalah kekerabatannya yang kuat, dapat dilihat dari ketika ada

anggota keluarga yang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit,

semua keluarga dan tetangga memberikan dukungan dengan menunggu/

tidur di rumah sakit secara bergantian (Ratna, 2010).

2. Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Dukungan Keluarga

Menurut Ratna (2010) faktor yang mempengaruhi efektifitas dukungan

keluarga sebagai berikut :

a. Pemberian dukungan sosial, lebih efektif dari orang-orang terdekat

yang mempunyai arti dalam hidup individu. Orang terdekat antara lain

orang tua bagi anak, istri untuk suami, teman dekat, saudara,

tergantung tingkat kedekatan antara keduanya.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

23

b. Jenis dukungan sosial: akan memiliki arti bila dukungan itu

bermanfaat dan sesuai dengan situasi yang ada

c. Penerima dukungan sosial, perlu diperhatikan juga karakteristik orang

yang menerima bantuan, kepribadian dan peran sosial penerima

dukungan.

d. Jenis dukungan yang diberikan, sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi.

e. Waktu pemberi dukungan, situasi yang tepat, hampir sama dengan

jenis dukungan, pemberi dukungan harus mempelajari waktu yang

tepat.

f. Lamanya pemberian dukungan, tergantung dari masalah yang

dihadapi, kadang bila kasusnya kronis, maka diperlukan kesabaran dari

pemberi dukungan, karena membutuhkan waktu yang cukup lama,

membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaika masalah atau

keluar dari masalah.

3. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Taylor et.al (1997) dalam Ratna (2010) bentuk dukungan

keluarga yaitu :

a. Perhatian secara emosi

Diekspresikan melalui kasih sayang, cinta atau empati yang bersifat

memberikan dukungan. Kadang dengan hanya menunjukkan ekspresi

saja sudah dapat memberikan rasa tentram. Bentuk dukungan berupa

perhatian secara emosi adalah memberikan semangat untuk tetap sabar

dalam mengasuh anak dengan retardasi mental, tetap melibatkan pada

acara atau kegiatan keluarga dan tidak mengucilkan dari pergaulan

keluarga.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

24

b. Bantuan instrumental

Barang-barang atau jasa yang diperlukan ketika sedang mengalami

masa-masa stress. Bentuk dukungan instrumental seperti memberikan

bantuan dana untuk merawat anak, mengantar mencari dokter untuk

perkembangan anak yang mengalami retardasi mental dan membantu

secara ekonomi.

c. Pemberian informasi

Informasi sekecil apapun merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi

pasien. Bentuk dukungan keluarga dalam pemberian informasi seperti

mencarikan informasi tentang sekolah untuk retardasi mental dan cara

mengasuh anak dengan retardasi mental.

d. Penilaian

Dukungan berupa saran dari teman, keluarga terhadap keputusan yang

diambil sudah tepat/ sesuai atau belum. Bentuk dukungan penilaian

adalah memberikan saran untuk menyekolahkan anak di sekolah

khusus.

4. Sumber Dukungan Sosial

a. Suami atau istri, secara fungsional otomatis adalah orang yang paling

dekat dan paling berkewajiban memberikan dukungan ketika salah

satunya mengalami kesulitan

b. Keluarga dan lingkungan, termasuk tenaga kesehatan/ perawatan

ketika dia sedang mendapat perawatan baik di rumah sakit maupun

komunitas.

c. Teman sebaya, atau sekelompok adalah tempat anggota kelompok

berinteraksi secara inten setiap saat. Solidaritas diantara mereka juga

tumbuh dengan kuat (Ratna, 2010)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

25

5. Pengaruh Dukungan Keluarga dengan Kesehatan

Menurut Ratna (2010) pengaruh dukungan sosial dengan kesehatan antara

lain :

a. Jaringan sosial terkecil adalah keluarga, sehingga dukungan dari

keluarga adalah hal yang penting, bahkan dapat membantu

mempercepat proses penyembuhan, tetapi sebaliknya klien dengan

keadaan keluarga yang kurang mendukung akan mempersulit proses

penyembuhan

b. Pada dasarnya secara alami setiap manusia mempunyai kemampuan

beradaptasi dan mengelola maupun menyelesaikan masalahnya

c. Dukungan yang diberikan tidak membuat seseorang menjadi

tergantung terhadap bantuan, tetapi harusnya menjadikan seseorang

menjadi lebih cepat mandiri karena yain akan kemampuannya, dan

mengerti akan keberadaannya

d. Teman asosiasi kerja, tetangga, jaringan kerja komunitas (kelompok

komunitas, pengajian), jaringan kerja profesioal, saudara, kelompok

sosial tertentu, merupakan pemberi dukungan sesuai dengan

kemampuannya.

e. Semakin banyak teman, semakin sehat

f. Silaturahmi, memperpanjang umur

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

26

E. Harga Diri Keluarga

1. Pengertian

Harga diri (self esteem) adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang

dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku

dengan ideal dirinya (Sunaryo, 2004).

Menurut Mubarak & Chayatin (2007) menjelaskan bahwa harga diri tinggi

adalah perasaan yang berakar pada penerimaan diri sendiri tanpa syarat.

Walaupun orang tersebut melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan,

ia tetap merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga. Harga diri

dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian dan akan

meningkat sesuai meningkatnya usia.

2. Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Menurut Kozier dan Erb (2007) ada empat elemen pengalaman yang

berhubungan dengan perkembangan harga diri, yaitu :

a. Orang-orang yang berarti atau penting

Seseorang yang berarti adalah seorang individu atau kelompok yang

memiliki peran penting dalam perkembangan harga diri selama tahap

kehidupan tertentu.Yang termasuk orang yang berarti adalah orang tua,

saudara kandung, teman sebaya, guru dan sebagainya. Pada berbagai

tahap perkembangan terdapat satu atau beberapa orang yang berarti.

Melalui interaksi sosial dengan orang yang berarti dan umpan balik

tentang bagaimana perasaan dan label orang yang berarti tersebut,

individu akan mengembangkan sikap dan pandangannya mengenai

dirinya.

b. Harapan akan peran sosial

Pada berbagai tahap perkembangan, individu sangat dipengaruhi oleh

harapan masyarakat umum yang berkenaan dengan peran spesifiknya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

27

Masyarakat yang lebih luas dan kelompok masyarakat yang lebih kecil

memiliki peran yang berbeda dan hal ini tampak dalam derajat yang

berbeda mengenai keharusan dalam memenuhi peran sosial. Harapan-

harapan peran sosial berbeda menurut usia, jenis kelamin, status sosial

ekonomi, etnik dan identifikasi karir.

c. Krisis setiap perkembangan psikososial

Di sepanjang kehidupan, setiap individu menghadapi tugas-tugas

perkembangan tertentu. Individu juga akan memiliki krisis disetiap

tahap perkembangannya. Jika individu tersebut gagal menyelesaikan

krisis tersebut dapat menyebabkan masalah dalam diri, konsep diri, dan

harga dirinya. Menurut

d. Gaya penanggulangan masalah

Strategi yang dipilih individu untuk menanggulangi situasi yang

mengakibatkan stress merupakan hal yang penting dalam menentukan

keberhasilan individu untuk beradaptasi pada situasi tersebut dan

menentukan apakah harga diri dipertahankan, meningkat atau

menurun.

3. Karakteristik Harga Diri

Frey dan Carlock (2005) mengungkapkan ciri-ciri individu dengan harga

diri tinggi, yaitu:

a. Menghargai dirinya sendiri

b. Menganggap dirinya berharga

c. Melihat dirinya sama dengan orang lain,

d. Tidak berpura-pura menjadi sempurna

e. Mengenali keterbatasannya

f. Berharap untuk tumbuh dan berkembang lebih baik lagi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

28

Sedangkan ciri-ciri individu dengan harga diri rendah, yaitu:

a. Secara umum mengalami perasaan ditolak

b. Memiliki perasaan tidak puas terhadap diri sendiri

c. Memiliki perasaan hina atau jijik terhadap diri sendiri

d. Memiliki perasaan remeh terhadap diri sendiri

Coopersmith (2002) mengemukakan ciri-ciri individu berdasarkan tingkat

harga dirinya, yaitu:

a. Harga diri tinggi

1) Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama

baiknya dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan

menghargai orang lain.

2) Dapat mengontrol tindakannya terhadap dunia luar dirinya dan

dapat menerima kritik dengan baik.

3) Menyukai tugas baru dan menantang serta tidak cepat bingung bila

sesuatu berjalan di luar rencana.

4) Berhasil atau berprestasi di bidang akademik, aktif dan dapat

mengekpresikan dirinya dengan baik.

5) Tidak menganggap dirinya sempurna, tetapi tahu keterbatasan diri

dan mengharapkan adanya pertumbuhan dalam dirinya.

6) Memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang

realistis.

7) Lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan

b. Harga diri rendah

1) Menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak

sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan hubungan sosial.

Hal ini sering kali menyebabkan individu yang memiliki harga diri

yang rendah, menolak dirinya sendiri dan tidak puas akan dirinya.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

29

2) Sulit mengontrol tindakan dan perilakunya tehadap dunia luar

dirinya dan kurang dapat menerima saran dan kritikan dari orang

lain.

3) Tidak menyukai segala hal atau tugas yang baru, sehingga akan

sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang

belum jelas baginya.

4) Tidak yakin akan pendapat dan kemampuan diri sendiri sehingga

kurang berhasil dalam prestasi akademis dan kurang dapat

mengekspresikan dirinya dengan baik.

5) Menganggap diri kurang sempurna dan segala sesuatu yang

dikerjakannya akan selalu mendapat hasil yang buruk, walaupun

dia telah berusaha keras, serta kurang dapat menerima segala

perubahan dalam dirinya.

6) Kurang memiliki nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi

yang kurang realisitis.

7) Selalu merasa khawatir dan ragu-ragu dalam menghadapi tuntutan

dari lingkungan.

4. Proses Pembentukan Harga Diri

Salah satu fungsi dari konsep diri adalah mengevaluasi diri, hasil dari

evaluasi diri ini disebut harga diri. Harga diri bukan merupakan faktor

yang dibawa sejak kecil, tetapi faktor yang dipelajari dan terbentuk

sepanjang pengalaman individu. Harga diri diperoleh melalui proses

pengalaman yang terus menerus terjadi dalam diri seseorang. Harga diri

terbentuk secara sosial. Keluarga menjadi struktur sosial yang penting,

karena interaksi antar anggota keluarga terjadi disini. Perilaku seseorang di

dalam keluarga dapat mempengaruhi perilaku anggota keluarga yang lain

(Frey & Carlock, 2005).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

30

5. Faktor Predisposisi Gangguan Harga Diri

Faktor predisposisi gangguan harga diri meliputi penolakan dari orang

lain, kurang penghargaan, pola asuh yang salah (terlalu dilarang, terlalu

dikontrol, terlalu dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten), persaingan

antara saudara, kesalahan dan kegagalan yang berulang, dan tidak mampu

mencapai standar yang ditentukan. Sedangkan perilaku yang muncul

berhubungan dengan harga diri rendah antara lain: mengkritik diri sendiri,

merasa bersalah dan khawatir, merasa tidak mampu, menunda keputusan,

gangguan berhubungan, menarik diri dari realita, merusak diri, membesar-

besarkan diri sebagai orang penting, perasaan negatif terhadap tubuh,

ketegangan peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik,

penyalahgunaan zat (Suliswati, 2005).

Retardasi mental merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya

gangguan harga diri. Orang tua yang mempunyai anak retardasi mental

merasakan dirinya mengalami kegagalan dan tidak mampu mencapai

standar yang telah ditentukan oleh dirinya. Aliran Kognitif (Bandura,

Rotter) yang berfokus pada peran dari proses kognitif atau kognisi dan dari

belajar melalui pengamatan (modeling) dalam perilaku manusia, contoh :

konsep atau cara pandang orang tua yang salah akan kehadiran anak

retardasi mental yang terkadang tidak diakui atau tidak adanya rasa

penerimaan diri sehingga dari sini timbul proses belajar dan kerangka

berpikir yang salah, tentang keberadaan anak retardasi mental yang

berdampak pada sisi psikologis sehingga anak akan merasa tertekan, harga

diri rendah di dalam lingkungan keluarganya.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

31

F. Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori Penelitian Sumber : Zahra (2007), Thalis (2005), Ratna (2010)

Faktor mempengaruhi kecemasan 1. Frustasi 2. Konflik 3. Ancaman 4. Lingkungan

Kecemasan Keluarga

Keterbatasan kemampuan melakukan aktivitas sehari-

hari

Anak Retardasi Mental

Masalah bagi keluarga: 1. Membutuhkan bantuan

keluarga 2. Ketidaksesuaian harapan

orang tua/ keluarga

6. Persepsi Dukungan keluarga Kecemasan tentang : 1. Masa depan anak 2. Pendidikan anak 3. Kehidupan anak 4. Kemandirian anak 5. Penghasilan anak

5. Harga diri

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retardasi Mentaldigilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-kukuhudiar... · Penyebab retardasi mental lain adalah cidera perinatal, sindrom genetikal

32

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian dijabarkan pada bagan berikut :

Bagan 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

H. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

1. Variabel bebas, yaitu persepsi dukungan keluarga dan harga diri

2. Variabel terikat, yaitu kecemasan keluarga

I. Hipotesa

Hipotesa penelitian ini terdiri dari :

1. Ada hubungan persepsi dukungan keluarga dengan kecemasan orang tua

dengan anak retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten

Pekalongan.

2. Ada hubungan harga diri dengan kecemasan orang tua dengan anak

retardasi mental di SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

Persepsi Dukungan keluarga

Kecemasan keluarga

Variabel bebas Variabel Terikat

Harga diri