bab ii tinjauan pustaka 2.1. tinjauan umum...

12
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower). Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenumindicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat,pompon).Pada abad ke-4 tanaman Krisan mulai dibudidayakan di Jepang dantahun 797 bunga Krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman Krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsea mengembangkan delapan varietas Krisan di Inggris. Jenis atau varietas Krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, Krisan dikembangkan secara komersial (Rukmana dan Mulyana, 1997). Krisan (Chrysanthemum morifolium R.) dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian 700-1.200 m dpl. Chrysanthemum morifolium termasuk dalam tanaman hari pendek (16 jam siang), yang berasal dari daerah sub tropis. Tanaman Krisan merupakan tanaman tahunan dan akan berbunga terus menerus, tetapi dibudidayakan sebagai tanaman semusim. Krisan dapat tumbuh pada semua jenis tanah, bila dikelola dengan baik (Kofranek, 1980). Jenis dan varietas tanaman Krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia terdiri atas:

Upload: truongxuyen

Post on 07-Mar-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Krisan

Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain

seruni atau bunga emas (Golden Flower). Krisan kuning berasal dari dataran Cina,

dikenal dengan Chrysanthenumindicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink)

dan C. daisy (bulat,pompon).Pada abad ke-4 tanaman Krisan mulai dibudidayakan

di Jepang dantahun 797 bunga Krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang

dengan sebutan Queen of The East. Tanaman Krisan dari Cina dan Jepang

menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil

dari Chelsea mengembangkan delapan varietas Krisan di Inggris. Jenis atau

varietas Krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17.

Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, Krisan

dikembangkan secara komersial (Rukmana dan Mulyana, 1997). Krisan

(Chrysanthemum morifolium R.) dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian

700-1.200 m dpl. Chrysanthemum morifolium termasuk dalam tanaman hari

pendek (16 jam siang), yang berasal dari daerah sub tropis. Tanaman Krisan

merupakan tanaman tahunan dan akan berbunga terus menerus, tetapi

dibudidayakan sebagai tanaman semusim. Krisan dapat tumbuh pada semua jenis

tanah, bila dikelola dengan baik (Kofranek, 1980).

Jenis dan varietas tanaman Krisan di Indonesia umumnya hibrida berasal

dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Krisan yang ditanam di Indonesia

terdiri atas:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

6

1. Krisan lokal (Krisan kuno) : Berasal dari luar negri, tetapi telah lama dan

beradaptasi di Indoenesia maka dianggap sebagai Krisan lokal. Ciri-cirinya

antara lain sifat hidup di hari netral dan siklus hidup antara 7-12 bulan dalam

satu kali penanaman. Contoh C. maximum berbunga kuning banyak ditanam

di Lembang dan berbunga putih di Cipanas (Cianjur).

2. Krisan introduksi (Krisan modern atau Krisan hibrida) : Hidupnya berhari

pendek dan bersifat sebagai tanaman annual. Contoh Krisan ini adalah C.

indicum hybr. Dark Flamingo, C. i.hybr. Dolaroid,C. i. Hybr. Indianapolis

(berbunga kuning) Cossa, Clingo, Fleyer (berbunga putih), Alexandra Van

Zaal (berbunga merah) dan Pink Pingpong (berbunga pink).

3. Krisan produk Indonesia : Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas telah

melepas varietas Krisan buatan Indonesia yaitu varietas Balithi 27.108,

13.97, 27.177, 28.7 dan 30.13A.

Chrysanthymum morifolium sebagai bunga potong sangat disenangi

konsumen di Indonesia, karena memiliki keistimewaan keindahannya dan

termasuk salah satu komoditi utama tanaman hias (Rukmana dan Mulyana, 1997).

Di Indonesia, permintaan terhadap bunga Krisan meningkat 25% per tahun,

bahkan menjelang tahun 2003 permintaan pasarnya meningkat 31,62%. Ekspor

bunga Krisan ke luar negeri seperti Belanda, Brunei, Singapura, Jepang, dan UEA

mencapai 1,44 juta tangkai (Stasiun Karantina Tumbuhan Soekarno Hatta 2003).

Permintaan pasar yang tinggi tersebut menjadikan tanaman Krisan mempunyai

prospek yang cerah untuk dikembangkan baik pada saat ini maupun yang akan

datang (Balai Penelitian Tanaman Hias 2000).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

7

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Krisan

Klasifikasi tanaman Krisan menurut Crater (1980), sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Asteraceae / Compositae

Familia : Compositae

Genus : Chrysanthemum

Species : Chrysanthemum morifolium Ramat

Genus Chrysanthemum terdiri atas lebih dari 100 spesies yang tersebar di

belahan bumi utara (Wodehouse, 1935). Sementara Chrysanthemum morifolium

memiliki 1000 varietas yang tersebar di seluruh dunia (Rukmana dan Mulyana,

1997). Untuk kepentingan identifikasi dan klasifikasi suatu tanaman, maka

diperlukan data-data tentang morfologi bunga. Dengan klasifikasi, maka suatu

kelompok tanaman dapat mudah dikenali (Jeffrey, 1982).

2.1.2. Syarat Tumbuh Krisan

Krisan dapat tumbuh baik di dataran tinggi (>700 mdpl ) dengan pH

tanah 5,5 - 6. Penanaman di daerah pegunungan dengan pH tanah 5 - 5,5 perlu

didahului dengan pengapuran. Krisan memerlukan tanah dengan kesuburan

sedang karena tanah yang subur akan mengakibatkan tanaman menjadi

rimbun. Apabila ditanam di pot pH media yang sesuai adalah 6,2 - 6,7. Secara

genetik Krisan merupakan tanaman hari pendek, untuk mendapatkan pertumbuhan

yang seragam dan produksi bunga yang tinggi, pertumbuhan vegetatifnya perlu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

8

diberi perlakuan hari panjang dengan penambahan cahaya lampu pijar

atau neon (Harry, 1994).

Untuk daerah tropis seperti di Indonesia suhu rata- rata harian di dataran

rendah terlalu tinggi untuk pertumbuhan tanaman Krisan, suhu udara di siang hari

yang ideal untuk pertumbuhan tanaman Krisan berkisar antara 200 – 260 C dengan

batas minimum 170 C dan batas maksimum 300 C. Suhu udara pada malam hari

merupakan faktor penting dalam mempercepat pertumbuhan tunas bunga. Suhu

ideal berkisar antara 160 –180 C bila suhu turun sampai dibawah 160 C, maka

pertumbuhan tanaman menjadi lebih vegetatif bertambah tinggi dan lambat

berbunga. Pada suhu tersebut intensitas warna bunga meningkat, sebaliknya bila

suhu malam terlalu tinggi dapat berakibat melunturnya warna bunga sehingga

penampilan tampak kusam walaupun bunganya masih segar (Hasim dan Reza,

1995).

Kelembaban udara antara 70% - 80% dinilai cocok untuk pertumbuhan

tanaman Krisan. Kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan transpirasi

(penguapan air) dari tanaman menjadi kecil dalam waktu pendek. Keadaan ini

membuat tanaman selalu dalam keadaan segar. Untuk waktu yang agak lama,

dengan tidak adanya sirkulasi air dalam tanaman menyebabkan penyerapan air

dan unsur hara terlarut dari dalam tanah juga sedikit. Kekurangan nutrisi

kebalikannya, kelembaban udara yang rendah menyebabkan transpirasi tanaman

menjadi tinggi. Air menguap dengan cepat melalui pori- pori daun dan perakaran

ini berarti menyerap air dari tanah. Bila tanaman terlambat mengganti defisit air

dalam pucuk - pucuk yang baru tumbuh menjadi layu atau mengeringnya tepian

daun yang sudah dewasa (Hasim dan Reza, 1995).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

9

2.2. Pertumbuhan Vegetatif Krisan

Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), pertumbuhan vegetatif tanaman

Krisan adalah minggu ke 2 sampai minggu ke 8 setelah tanam. Pertumbuhan

vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase ini

berhubungan dengan 3 proses penting; (1) pembelahan sel, (2) pemanjangan sel,

dan (3) tahap awal dari diferensiasi sel (Harjadi, 1989).

Harjadi (1989) menambahkan, pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-

sel baru. Sel-sel baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar,

karena dinding-dindingnya terbuat dari selulosa dan protoplasmanya kebanyakan

terbuat dari gula. Jadi, bila faktor-faktor lain dalam keadaan favorabel, laju

pembelahan sel tergantug pada persediaan karbohidrat yang cukup. Pembelahan

sel terjadi dalam jaringan-jaringan meristematik pada titik-titik tumbuh batang

dan ujung-ujung akar, dan pada kambium. Karena itu, jaringan-jaringan ini harus

dilengkapi dengan pangan yang dibentuk, hormon-hormon dan vitamin-vitamin

dengan tujuan untuk membuat sel-sel baru

Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini

membutuhkan (1) pemberian air yang banyak, (2) adanya hormon tertentu yang

memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan (3) adanya gula. Daerah

pembesaran sel-sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada

daerah ini membesar, vakuola-vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara

relatif mengisap air dalam jumlah besar. Akibat dari absorpsi air ini dan adanya

hormon perentang sel, sel-sel memanjang. Sebagai tambahan dari pertambahan

besar sel, dinding-dindingnya bertambah tebal, karena menumpuknya selulosa

tambahan yang terbuat dari gula (Harjadi, 1989).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

10

Tahap awal dari diferensiasi sel, atau pembentukan jaringan, terjadi pada

perkembangan jaringan-jaringan primer. Perkembangannya memerlukan

karbohidrat, seperti: penebalan dinding dari sel-sel pelindung pada epidermis

batang dan perkembangan pembuluh-pembuluh kayu baik di batang maupun di

akar. Jadi kalau suatu tanaman membuat sel-sel baru, pemanjangan sel-sel

tersebut, dan penebalan jaringan-jaringan, sebenarnya mengembangkan batang,

daun dan sistem perakarannya (Harjadi, 1989).

Jika laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan

berjalan cepat, pertumbuhan batang, daun dan akar juga berjalan cepat.

Sebaliknya, bila laju pembelahan sel lambat, pertumbuhan batang, daun dan

perakaran dengan sendirinya lambat juga. Karena pembelahan, pembesaran dan

pembentukan jaringan memerlukan persediaan karbohidrat dan karena karbohidrat

dipergunakan dalam proses-proses ini, perkembangan batang, daun dan akar

memerlukan pemakaian karbohidrat. Jadi dalam fase vegetatif dari suatu

perkembangan, karbohidrat dipergunakan dan tanaman menggunakan sebagian

besar karbohidrat yang dibentuknya (Anonim, 2008).

Untuk memperloleh kualitas Krisan yang baik tanaman perlu dipacu

pertumbuhan vegetatifnya dengan perlakuan penyinaran lebih lama dari panjag

hari normal. Penambahan cahaya dimaksudkan agar stadia vegetatif lebih lama,

sehingga akan dihasilkan tanaman Krisan bertangkai panjang, bunga lebih besar

dan tajuk rimbun untuk menunjang pertumbuhan bunga dan kekompakan

pertumbuhan bunga (Anonim, 2008).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

11

2.3. Medan Elaktromagnetik

2.3.1. Magnet

Menurut Kanginan (1996), kata magnet berasal dari Magnesia, tempat

dimana orang menemukan batu bermuatan pertama kali. Cina merupakan bangsa

yang pertama menggunakan batu bermuatan ini sebai kompas (petunjuk arah) baik

darat maupun di laut. Catatan sejarah menunjukan bahwa pelayaran antara

Kanton, Cina dan Sumatera pada tahun 1000 sudah dilakukan berdasarkan

petunjuk arah kompas magnetik.

Magnet banyak digunakan dalam perangkat elektronik seperti mikrofon,

telepon, bel listrik, dan banyak lagi peralatan elektronik lainnya. Magnet listrik

yang menghasilkan medan magnetik kuat dapat digunakan untuk mengangkat

sampah yang terbuat dari bahan logamyang sangat berat. Jenis-jenis magnet

terdiri dari magnet tetap, magnet tidak tetap dan magnet buatan.

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk

menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik). Jenis magnet tetap selama ini

yang diketahui terdapat pada Magnet neodymium yang merupakan magnet paling

kuat. Magnet neodymium juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo).

Magnet neodymium merupakan magnet sejenis magnet langka, terbuat dari

campuran logam neodymium, besi, dan boron yang membentuk struktur kristal

Nd2Fe14B tetragonal.

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk

menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah elektromagnet.

Bentuk magnet yang ada sekarang adalah magnet batang, magnet lingkaran,

magnet jarum (kompas). Cara membuat magnet antara lain: digosok dengan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

12

magnet lain secara searah, induksi magnet, magnet diletakkan pada solenoid

(kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan

dialiri arus listrik searah (DC).

Fenomena kemagnetan mula-mula diamati oleh orang Tionghoa yang

menemukan bahwa bila sebatang besi didekatkan pada sebatang magnet alam

maka akan menarik batang besi tersebut. Sekitar tahun 1819 diketahui hubungan

antara fenomena kelistrikan dengan fenomena kemagnetan. Beberapa ahli yang

termasuk memberikan sumbangan besar adalah :

1. Cristian Oerted (1770-1815) yang mengamati bahwa magnet yang berputar

(jarum kompas) akan mendeteksi apabila benda dekat kawat berarus listrik.

2. Michael Faraday (1791-1867) menemukan akan timbul arus sesaat dalam

sebuah rangkaian, apabila arus yang ada pada rangkaian didekatkan mulai

diputus atau disambung.

3. Fraday dan Herry (1797-1878) menunjukan bahwa arus listrik dapat

ditimbulkan dengan menggerak-gerakan magnet. Terjadinya kemagnetan

harus ada muatan listrik yang bergerak sehingga timbul gaya listrik yang

bergerak. Hal inin akan menimbulkan medan magnet dan medan listrik

(Kanginan,1996).

2.3.2. Medan Elektromagnetik

Medan elektromagnetik adalah medan fisik yang dihasilkan oleh objek

yang bermuatan listrik. Listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan

magnetik, dikenal sebagai gejala induksi magnet. Semakin besar arus istrik yang

mengalir, maka semakin besar juga medan magnetnya. Medan magnetik adalah

ruang di sekitar magnet dimana magnet-magnet lainnya yang diletakan dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

13

ruang ini akan mengalami gaya magnetik (Kanginan, 1996). Gejala induksi

magnet, dikenal sebagai Hukum Ampere (Kanginan, 1996). Umumnya induksi

magnet diukur sampai tingkat mikrotesla (µT). Selain Tesla, satuan yang dipakai

adalah Gauss (G). Jika diubah ke dalam Tesla, maka satu Gauss setara dengan 100

µT. Dalam penetuan satuan medan magnet atau induksi magnet B, diperoleh dari

muatan q yang bergerak dengan kecepatan v, sehingga akan mendapatkan gaya F

(Baafai, 2004).

F = qv . B

F merupakan gaya magnet dengan satuan Newton, sedangkan q adalah

muatan listrik dengan satuan Coulomb, dan B adalah medan elektromagnetik

dengan satuan Weber/m2 atau Tesla. Maka persamaan medan magnet dinyatakan

dengan (Wim Lavrijsen, 2004) :

𝐁 =𝒗𝒐𝒍𝒕 × 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌

𝒎𝟐

Sedangkan pada kawat melingkar persamaan medan elektromagnetik

yang digunakan adalah (Anonimus, 2014) :

𝐁 =𝝁𝟎 . 𝑰. 𝑵

𝑳

Dimana 𝝁o merupakan kerapatan permeabilitas (4𝝅×10-7), I merupakan

kuat arus listrik dengan satuan Ampere, N merupakan jumlah lilitan kawat dan L

adalah panjang dari solenoida dengan satuan Meter. Untuk menghasilkan medan

magnet, maka arus listrik harus mengalir. Semakin besar arus listrik yang

mengalir, semakin besar juga medan magnet yang dihasilkan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

14

2.4. Radiasi Medan Elektromagnetik

Radiasi merupakan perpindahan energi melalui ruang yang berasal dari

suatu sumber menuju objek lain yang menerima atau menyerapnya. Kebanyakan

energi radiasi diserap dan diubah oleh materi yang dikenai menjadi bentuk energi

yang lain (Sprawls, 2008). Radiasi medan elektromagnetik adalah kombinasi

medan listrik dan medan magnet yang merambat lewat ruang dan membawa

energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Radiasi medan elektromagnetik

digolongkan sebagai jenis radiasi non pengion atau tidak menyebabkan efek

ionisasi apabila terjadi interaksi terhadap materi. Penelitian teoritis tentang

radiasi elektromagnetik disebut elektrodinamik, sub-bidang elektromagnetisme

Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi

elektromagnetik. Ketika kawat (atau panghantar seperti antena)

menghantarkan arus bolak-balik, radiasi elektromagnetik dirambatkan pada

frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung pada situasi, gelombang

elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti partikel. Sebagai

gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang,

dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui

sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan

frekuensi gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hf, di mana E adalah

energi foton, h ialah konstanta Planck yaitu 6.626 × 10 −34 J·s dan f adalah

frekuensi gelombang. Einstein kemudian memperbarui rumus ini

menjadi Ephoton = hf.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

15

2.5. Pengaruh Medan Elektromagnetik Terhadap Tanaman

Menurut Aladjadjiyan (2007), pada tanaman terdapat juga sel yang

didalamnya memuat partikel-partikel yang memiliki muatan listrik. Interaksi

antara medan elektomagnetik luar dengan partikel-partikel yang mengandung

muatan listrik pada tanaman dapat mengakibatkan terserapnya energi medan

elektromagnetik. Energi tersebut akan diubah ke dalam bentuk senyawa kimia

sehingga dapat mempercepat proses-proses vital (reaksi kimia) yang terjadi di

dalam tanaman seperti fotosintesis. Partikel-partikel yang terdapat pada sel-sel

tanaman, bergerak dengan kecepatan tertentu. Ketika garis gaya magnet yang

tegak lurus dengan arah gerak partikel mengenai partikel di dalam sel tanaman,

maka partikel tersebut akan berputar dengan besar frekuensi yang berbanding

lurus dengan besar muatan listriknya dan kuat medan elektromagnetik yang

mengenainya.

Kajian mengenai dampak medan elektomagnetik terhadap mikroorganisme,

jaringan sel, dan sub seluler tanaman telah banyak dilakukan. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa medan magnet mempengaruhi berbagai aspek

pertumbuhan hingga berdampak pada peningkatan hasil panen (Agustina, 2008).

Dapak medan elektromagnetik terhadap tumbuhan tergantung pada kuat medan

elektromagnetik dan frekuensi yang diberikan, jenis tanaman yang dimagnetisasi,

dan lama waktu magnetisasi (Saragih dan Silaban, 2010). I Gede Ketut Sri

Budarsa et al. (2008) mengadakan studi tentang paparan medan elektromagnetik

saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) pada pertumbuhan sayuran caisim.

Dengan memaparkan medan elektromagnetik sebesar 0,033 mT, 0,05 mT, 0,1 mT

selama 24 jam penuh dalam jangka waktu empat minggu. Hasilnya adalah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisanerepo.unud.ac.id/11194/3/b4f6cdde3fb520390d4fcb6ca4ca40c7.pdf · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Krisan ... Balai Penelitian Tanaman

16

paparan medan magnet 0,033 mT sampai dengan 0,1 mT dapat menghambat

pertumbuhan tanaman caisim. Semakin tinggi paparan medan magnet

menyebabkan penurunan atau penyusutan luas daun, penurunan kandungan

klorofil daun, penurunan laju asimilasi bersih, dan penurunan berat kering daun.

Penelitian yang telah dilakukan pada saat perkecambahan maupun saat

sudah menjadi bibit sampai panen, menunjukan bahwa perlakuan pemaparan

medan elektromagnetik dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik secara

positif ataupun secara negatif. Sedangkan Saragih dan Silaban (2010), menguji

pengaruh medan magnet terhadap laju perkecambahan dan laju pertumbuhan

tanaman kedelai (Glycine max). Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah

dapat meningkatkan laju perkecambahan dan laju pertumbuhan kacang kedelai.

Dengan menggunakan kuat medan magnet 20 mT dengan waktu magnetisasi 30

menit. Penelitian yang lain pada kacang kedelai dilakukan oleh Fahmi (2006),

bahwa medan magnet memberikan pengaruh yang nyata terhadap indeks

perkecambahan, lebar berkas pengangkut,dan berat kering tanaman kedelai.

Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Winandari (2011),

membuktikan bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48 detik

pada benih tomat berpengaruh pada laju pertumbuhan tanaman tomat

(Lycopersicum esculentum Mill.), luas daun dan kandungan klorofil b pada daun

menjadi lebih baik. Sedangkan Pertiwi (2011), membuktikan bahwa pemaparan

medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48 detik dapat meningkatkan produktivitas

tanaman tomat.