bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 saham ii.pdf · bab ii tinjauan pustaka 2.1...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990). Perusahaan tetap menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya dengan pertimbangan sebagai berikut (Sumantoro, 1990): a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan perusahaan. b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan. c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan perusahaan. Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990). Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial Public Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder.

Upload: nguyenliem

Post on 05-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Saham

Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada

pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990). Perusahaan tetap

menjual sahamnya kepada masyarakat meskipun hal tersebut dapat

mengurangi atau menghilangkan kekuasaan kontrol atas perusahaannya

dengan pertimbangan sebagai berikut (Sumantoro, 1990):

a. Untuk menghimpun dana yang diperlukan bagi pembelanjaan

perusahaan.

b. Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta

dalam pengelolaan dan perkembangan perusahaan.

c. Untuk lebih memberikan peluang untuk partisipasi pengelolaan

perusahaan.

Perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek yaitu tempat bertemunya

penjual dana dan pembeli dana yang di pasar modal atau Bursa tersebut

diperantarai oleh para anggota bursa selaku pedagang perantara perdagangan

efek untuk melakukan transaksi jual-beli (Sumantoro,1990).

Sekuritas atau saham yang telah dibeli di pasar perdana (Initial Public

Offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa efek atau pasar sekunder.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

2

Saat pertama kali sekuritas tersebut diperdagangkan di bursa efek biasanya

memerlukan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dari saat Initial

Public Offering. Pada waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di

bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi

bursa efek merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas

tersebut.

Saham disebut juga Variable Income Securities karena frekuensi dan

besarnya deviden yang diterima investor tidak tentu, hal ini dipengaruhi oleh

laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan. Bentuk saham adalah

selembar kertas yang didalamnya menerangkan bahwa pemilik kertas

tersebut adalah pemilik dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Saham ada tiga macam, yaitu saham biasa (common stock), saham preferen

(preferred stock) dan saham bonus (bonus stock) (Hartono, 2007).

Pada proses ini juga dapat dicatat bahwa penjualan saham kepada

masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk ikut serta menunjang

program pemerataan pendapatan kepada masyarakat luas pemegang saham.

Adapun jenis-jenis saham adalah sebagai berikut (Riyanto, 1995):

2.1.1.1 Saham Biasa (Common Stock)

Pemegang saham biasa hanya akan mendapat dividen pada akhir

tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan

keuntungan. Apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan keuntungan

atau mendapat kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat

dividen dan mengenai hal ini ada ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

3

perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat

ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar

dividen.

Adapun fungsi saham dalam perusahaan adalah:

1) Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai

alat untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.

2) Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.

3) Sebagai alat untuk mengadakan fusi atau kombinasi dari perusahaan-

perusahaan.

4) Sebagai alat untuk menguasai perusahaan.

2.1.1.2 Saham Preferen (Prefered Stock)

Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi“

tertentu dibandingkan dengan pemegang saham biasa, terutama dalam hal-

hal:

1) Pembagian Dividen

Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian

sisanya barulah disediakan untuk saham biasa. Dividen saham preferen

dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai nominalnya.

2) Pembagian Kekayaan

Apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan,

saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Tetapi di lain pihak

pemegang saham preferen juga ada kelemahannya dibandingkan

dengan pemegang saham biasa, karena pemegang saham preferen tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

4

mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Adapun

persamaannya adalah bahwa pemegang saham biasa maupun pemegang

saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan

mendapatkan keuntungan.

2.1.1.3 Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)

Jenis saham ini pada dasarnya sama dengan saham preferen.

Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham

preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif

apabila tidak menerima dividen selama beberapa waktu karena besarnya

laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis

saham ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan

berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-

waktu yang lampau.

Ada beberapa faktor berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

pasar modal (Husnan, 2003), antara lain:

a. Penawaran sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya perusahaan

yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal.

b. Permintaan sekuritas, faktor ini menunjukkan banyaknya anggota

masyarakat yang memiliki sejumlah dana yang cukup besar untuk

digunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Calon-calon

pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan

non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan. Sehubungan

dengan faktor ini, maka pendapatan per kapita suatu negara dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

5

distribusi pandapatan akan mempengaruhi besar kecilnya permintaan

akan sekuritas.

c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil dan mantap

akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya

akan mempengaruhi besarnya penawaran dan permintaan akan

sekuritas.

d. Hukum dan peraturan perundang-undangan, investor pada dasarnya

mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-

perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu kecepatan,

kelengkapan, dan kebenaran informasi menjadi hal yang sangat penting

untuk dihasilkan perusahaan, dan peraturan yang melindungi pemodal

dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan mutlak diperlukan.

e. Lembaga-lembaga pendukung pasar modal seperti BAPEPAM, bursa

efek, akuntan publik, wali amanat, notaris, konsultan hukum, dan

lembaga clearing. Lembaga-lembaga pendukung tersebut perlu bekerja

secara profesional agar informasi yang dihasilkan dan digunakan oleh

para pemodal untuk mengambil keputusan bisa diandalkan (reliable)

dan transaksi dapat diselesaikan secara cepat dan murah. Kedua faktor

tersebut diperlukan agar pasar modal dapat berfungsi dengan efisien.

2.1.2 Return (Keuntungan) Saham

Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan

investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan.

Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

6

resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha

menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan

konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat

keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan

dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata

return saham biasanya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode

tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga

saham sebelumnya.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum

terjadi namun di harapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi

(Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan

dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return)

adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa

mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,

return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Hartono, 2007).

Komponen return meliputi:

a. Capital Gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang

diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga

jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

7

b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara

periodik, misalnya berupa deviden. Yield dinyatakan dalam presentase

dari modal yang ditanamkan (Halim, 2003).

Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis

untuk mengukur nilai saham yang salah satunya adalah analisis fundamental.

Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada

pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue

bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai

yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk

memperkirakan return saham dapat menggunakan analisa fundamental yang

menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan

saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan

perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar,

hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah,

peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat

mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.

Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan,

tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk

menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang

terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, dan

profitabilitas. Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba

memperkirakan return saham dimasa yang akan datang dengan

mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

8

harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-

faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran return saham.

Return saham dapat diukur sebagai berikut (Hartono, 2007):

Keterangan:

Rit = Tingkat keuntungan saham i pada periode t.

Pit = Harga saham i pada periode t.

Pit – 1 = Harga saham sebelum periode t.

2.1.3 The Day of The Week Effect

The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari

Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan

(Damodaran, 1996). Biasanya return yang signifikan negatif terjadi pada

hari Senin sedangkan return positif terjadi pada hari – hari lainnya.

Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham merupakan

fenomena yang menarik untuk diperhatikan. Fenomena ini merupakan

bagian dari anomali teori pasar efisien. Pada teori pasar efisien menyatakan

bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun

fenomena day of the week effect menyatakan bahwa terdapat perbedaan

return untuk masing – masing hari perdagangan dalam satu minggu dimana

pada hari Senin cenderung menghasillkan return yang negatif.

Pada beberapa pasar modal terdapat kecenderungan return terendah

terjadi pada hari Senin kemudian meningkat pada hari – hari lainnya. Bukti

empiris lainnya membuktikan bahwa terjadi suatu pola aktifitas

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

9

perdagangan harian di NYSE yang dilakukan oleh investor individual,

dimana diperoleh hasil bahwa return saham pada hari Senin cenderung

negatif dibandingkan pada hari perdagangan yang lain. Sejalan dengan hasil

tersebut, Kamaludin (Iramani, 2006) menemukan adanya The day of the

week effect pada Bursa Efek Jakarta untuk periode 1999-2003 dimana

return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi pada hari Jumat.

2.1.4 The Monday Effect

The Moday effect adalah salah satu bagian dari The Day of The Week

Effect yaitu suatu seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar

effect (efek kalender) yang terjadi pada pasar financial yaitu ketika return

saham secara signifikan negatif paada hari Senin (Mehdian dan Perry dalam

Budileksmana, 2005).

Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar bentuk

lemah. Hipotesis efisiensi pasar bentuk lemah menganggap bahwa

informasi yang terkadung dalam harga saham historis adalah sepenuhnya

tergambarkan dalam harga saham yang sekarang dan informasi tersebut

tidak dapat digunakan untuk mendapatkan excess return (Elton dan Gruber

dalam Budileksmana, 2005). Untuk menguji mengenai hipotesis efisiensi

pasar bentuk lemah, dalam batas tertentu dapat digunakan model random

walk. Model random walk menganggap bahwa return adalah independen

dan return terdistribusi secara acak dari waktu ke waktu, sehingga return

pada masa lampau tidak berhubungan dengan return untuk masa

selanjutnya. Karena return bersifat random maka return pada masa lampau

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

10

tidak dapat digunakan untuk memprediksi return untuk masa selanjutnya

dan return tidak dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu.

Penelitian model random walk tentang The Monday Effect pertama kali

dilakukan oleh Fields (1931) yang kemudian dilanjutkan oleh French

(1980) serta Lakonishok dan Maberly (dalam Budileksmana, 2005) yang

membuktikan bahwa return pada hari Senin adalah berbeda dengan return

pada hari – hari lainnya. Dengan adanya seasonal anomaly (anomali

musiman) atau efek kalender pada pasar finasial, maka hal ini

menyebabkan return pada hari Senin adalah dapat diprediksi. Sehingga

akhirnya dapat dirancang suatu pedoman pasar yang dapat memanfaakan

pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Padahal pada

pasar yang efisien, seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan

harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaarkan untuk mendapatkan

abnormal return.

Penelitian di pasar modal Amerika Serikat menemukan bahwa The

Monday Effect adalah terkosentrasi pada hari Senin dua minggu terakhir

setiap bulannya. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sun

dan Tong (Budileksmana, 2005) yang menunjukkan bahwa The Monday

Effect adalah terkosentrasi pada dua Senin terakhir setiap bulannya.

Anomali The Monday Effect kemungkinan berhubungan dengan masalah

likuiditas dan perilaku unvestor individu di pasar. Pada hari Senin, investor

individual lebih banyak bertransaksi daripada investor institutusional dan

permintaan penjualan ternyata lebih mendominasi, Apabila investor

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

11

individu masuk atau keluar dari pasar karena alasan likuiditas dan likuiditas

bersifat musiman, maka pola perdagangan investor individual bersifat

musiman. Hal ini disebabkan banyaknya pembayaran bulanan yang harus

dilakukan pada saat mendekati akhir bulan sehingga pada saat tersebut

diperlukan likuiditas yang lebih intensif. Oleh karena itu, investor

individual cenderung membeli saham pada awal bulan dan menjualnya

pada akhir bulan (Budileksmana, 2005).

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Budileksmana (2005) juga

menunjukkan bahwa The Monday Effect berkorelasi positif terhadap return

pada hari Jumat minggu sebelumnya atau dapat dikatakan bahwa return

pada hari Senin tidak random dan dapat diprediksi secara sistematis

berdasarkan kondisi pasar hari Jumat minggu sebelumnya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Budileksmana (2005) dalam penelitian berjudul “Fenomena The Monday

Effect di Bursa Efek Jakarta” menyimpulkan bahwa return di Bursa Efek

Jakarta pada hari Senin berbeda dengan return pada hari – hari lainnya. Return

pasar di hari Senin cenderung memiliki return yang negatif atau dengan kata

lain, return pasar di BEJ dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender

tertentu. Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar

bentuk lemah disebabkan adanya return yang tidak random tetapi dapat

diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu. Selain itu, Budileksmana

(2005) juga menyimpulkan bahwa return pada hari Senin di BEJ dipengaruhi

oleh terjadinya return pada hari Jumat sebelumnya. Namun demikian,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

12

penelitian ini tidak dapat membuktikan hipotesisnya bahwa return yang

terendah pada hari Senin di BEJ terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir

setiap bulannya.

Iramani (2006) dengan penelitian berjudul “Studi tentang Pengaruh Hari

Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ” menyimpulkan bahwa hari

perdagangan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada BEJ.

Hasil empiris ini mendukung teori anomali pasar efisien atau the day of week

effect yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan dalam

seminggu terhadap return saham. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dan return hari

Selasa, dimana pada hari Senin return bernilai negatif dan pada hari Selasa

return bernilai positif. Hal ini membuktikan terjadinya Monday effect di BEJ.

Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Tahar dan Indrasari

(2004) yang menununjukkan adanya kecenderungan munculnya fenomena The

Monday Effect di Bursa Efek Jakarta, yaitu dengan adanya abnormal return

negatif pada hari Senin sedangkan untuk hari – hari yang lain menunjukkan

abnormal return yang negatif.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka dapat

dikemukan hipotesis sebagai berikut:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

13

2.3.1 Perbedaan Return saham pada hari Senin dan hari lainnya

The Monday effect adalah salah satu bagian dari The Day of The Week

Effect yaitu suatu seasonal anomaly (anomali musiman) atau calendar effect

(efek kalender) yang terjadi pada pasar financial yaitu ketika return saham

secara signifikan negatif paada hari Senin. Anomali tersebut melanggar

hipotesis mengenai efisiensi pasar bentuk lemah. Hipotesis efisiensi pasar

bentuk lemah menganggap bahwa informasi yang terkadung dalam harga

saham historis adalah sepenuhnya tergambarkan dalam harga saham yang

sekarang dan informasi tersebut tidak dapat digunakan untuk mendapatkan

excess return. The Monday Effect ditandai dengan nilai return negatif pada

hari Senin. Beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya The Monday

Effect disebabkan adanya aksi profit taking yang dilakukan para investor

pada hari Jumat pada minggu sebelumnya dan menjadi penyebab return

negatif pada hari Senin. Alasan lainnya adalah bahwa pada umumnya bahwa

perusahaan yang ingin menyampaikan informasi yang buruk (bad news)

akan menunggu waktu yang tepat yakni pada akhir pekan dengan tujuan

agar para investor memiliki waktu luang selama hari libur bursa (Sabtu dan

Minggu) untuk mengevaluasi kembali kinerja emiten terhadap informasi

yang ada tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis pertama dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Return di Bursa Efek Indonesia pada hari Senin berbeda dengan return

pada hari-hari lainnya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

14

2.3.2 Return Saham terendah terkosentrasi pada hari Senin dua minggu

terakhir setiap bulannya

The Monday Effect salah satunya ditandai dengan nilai return negatif

pada hari Senin minggu ketiga dan keempat setiap bulannya (Wang, Li &

Erickson dalam Budileksmana 2005). Hal tersebut terjadi akibat investor

individual lebih banyak bertransaksi daripada investor institusional dan

pola perdagangan investor individual adalah bersihat musiman yaitu

investor individual cenderung membeli saham pada awal bulan dan

menjualnya pada akhir bulan. Sedangkan return pada hari Senin minggu

pertama dan minggu kedua tidak signifikan bernilai negatif atau sama

dengan nol.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis kedua dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H2 : Return yang terendah pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia

terkonsentrasi pada Senin dua minggu terakhir setiap bulannya.

2.3.3 Pengaruh Return Hari Jumat Minggu Sebelumnya terhadap Return

Hari Senin

Indikasi The Monday Effect juga ditunjukkan dengan fenomena

bahwa return hari Jumat memberikan pengaruh terhadap return negatif pada

hari Senin dikarenakan terdapat fakta bahwa investor institusional

menghadapi biaya transaksi yang lebih rendah pada perdagangan saham

dalam jumlah besar daripada dalam julah kecil. Sehingga The Monday Effect

pada saham yang diperdagangkan dalam jumlah besar cenderung berkurang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,

15

karena semakin dominannya perdagangan oleh institusional pada saham

tersebut. Sedangkan pada saham yang diperdagangka dalam jumlah kecil

masih terdapat gejala The Monday Effect, karena investor individual lebih

sering melakukan perdagangan pada saham.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis ketiga dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H3 : Return pada hari Senin di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh

terjadinya return pada hari Jumat