bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2010-2-00443-sk...

24
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah adalah istilah yang mengacu kepada tekanan yang diberikan oleh cairan darah kepada dinding pembuluh darah ketika sedang mengalir di dalamnya, atau dengan kata lain tekanan yang dirasakan oleh dinding pembuluh darah akibat dari darah yang mengalir di dalamnya. Besarnya tekanan ini bervariasi seiring dengan mengecilnya ukuran pembuluh darah. Tekanan paling besar dialami oleh pembuluh arteri dan yang paling kecil dialami oleh pembuluh halus (vein). Nilai tekanan darah yang diukur dalam dunia kedokteran adalah tekanan yang dialami oleh pembuluh arteri. Alat untuk mengukur tekanan darah disebut dengan sphygmomanometer, dan satuan yang digunakan adalah mmHg (milimeter of hydrargyrum). Gambar 2.1. Sphygmanometer

Upload: truongthuan

Post on 11-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tekanan Darah

2.1.1 Teori

Tekanan darah adalah istilah yang mengacu kepada tekanan yang diberikan oleh

cairan darah kepada dinding pembuluh darah ketika sedang mengalir di dalamnya, atau

dengan kata lain tekanan yang dirasakan oleh dinding pembuluh darah akibat dari darah

yang mengalir di dalamnya. Besarnya tekanan ini bervariasi seiring dengan mengecilnya

ukuran pembuluh darah. Tekanan paling besar dialami oleh pembuluh arteri dan yang

paling kecil dialami oleh pembuluh halus (vein). Nilai tekanan darah yang diukur dalam

dunia kedokteran adalah tekanan yang dialami oleh pembuluh arteri. Alat untuk

mengukur tekanan darah disebut dengan sphygmomanometer, dan satuan yang

digunakan adalah mmHg (milimeter of hydrargyrum).

Gambar 2.1. Sphygmanometer

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

6

Tekanan darah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.

Tekanan sistolik adalah tekanan yang dihasilkan pada saat jantung mulai berdenyut dan

berkontraksi memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan tekanan diastolik adalah

tekanan yang dihasilkan pada saat jantung berelaksasi setelah berdenyut. Keduanya

memiliki nilai yang selalu berubah-ubah setiap kali jantung berdenyut. Perubahan

tersebut juga dapat disebabkan oleh beberapa macam faktor lain, seperti stress, perasaan

tidak nyaman, kandungan nutrisi dalam makanan, konsumsi obat-obatan, penyakit, dan

olah raga. Pengukuran nilai tekanan darah sebaiknya diambil ketika pikiran dalam

keadaan rileks dan posisi tubuh dalam keadan senyaman mungkin, serta tidak

mengkonsumsi produk yang mengandung kafein, nikotin, dan alkohol dalam kurun

waktu 30 menit.

Gambar 2.2 Contoh grafik perubahan tekanan darah seseorang dalam 1 hari

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

7

Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas

adalah bertekanan sistolik kurang dari 120 mmHg. Bila nilai sistoliknya berkisar antara

120 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami Prehypertension, di mana tekanan

darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang dianjurkan, tetapi tidak cukup tinggi untuk

dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi (Hypertension). Tekanan darah tinggi

(Hypertension) dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tekanan darah tinggi tahap 1 dan tahap 2.

Bila nilai tekanan sistolik berada di antara 140 – 159 maka disebut tekanan darah tinggi

tahap 1 (Stage 1 Hypertension). Kondisi di mana nilai sistolik lebih tinggi dari 159

mmHg disebut dengan tekanan darah tinggi tahap 2 (Stage 2 Hypertension).

Tekanan diastolik berfungsi untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.

Orang sehat memiliki selisih nilai sistolik dan diastolik (pulse pressure) sekitar 40

mmHg. Bila nilai tersebut terlalu rendah, sekitar 25 mmHg atau kurang, berarti jantung

orang tersebut tidak kuat memompa darah. Nilai pulse pressure yang terlalu tinggi,

sekitar 60 mmHg atau lebih, menandakan bahwa dinding pembuluh darah orang tersebut

mulai mengeras.

Tabel 2.1 Kategori tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas

Kategori Tekanan sistolik (mmHg)

Normal <120

Prehypertension 120 – 139

Stage 1 Hypertension 140 – 159

Stage 2 Hypertension >159

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

8

Seseorang dengan tekanan darah yang terlalu rendah tidak langsung menandakan

bahwa orang tersebut mengalami tekanan darah rendah (Hypotension) dan harus segera

ditangani secara medis. Tekanan darah rendah baru dianggap sebagai masalah bila orang

tersebut mengalami gejala-gejala abnormal, seperti pusing, pingsan, mual, pandangan

kabur, dan sulit berkonsentrasi. Tekanan darah yang rendah menyebabkan kurangnya

suplai darah ke otak, sehingga sang penderita merasa lemas, pusing, dan terkadang

pingsan. Namun orang bertekanan darah rendah yang dapat bersikap seperti orang

normal memiliki tingkat risiko mengidap penyakit jantung yang lebih rendah dari orang

dengan tekanan darah normal.

Tekanan darah tinggi (Hypertension) lebih menyita perhatian, karena memiliki

dampak buruk bagi kesehatan. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan arteri menjadi

menegang, jantung bekerja makin keras, menebalkan otot jantung, dan membuat jantung

melemah seiring berjalannya waktu. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan serngan

jantung, stroke, dan gagal ginjal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan

tekanan darah seseorang, yaitu:

• Keturunan

Orang yang keluarganya memiliki sejarah bertekanan darah tinggi

memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk memiliki tekanan darah

tinggi dibandingkan orang normal.

• Umur

Semakin tua seseorang semakin kaku pembuluh darahnya, hal ini

menyebabkan jantung memompa darah lebih kuat dan meningkatkan

tekanan darahnya.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

9

• Jenis Kelamin

Pria lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita

sebelum umur 45 tahun. Sedangkan wanita lebih mungkin mengidap

tekanan darah tinggi dibandingkan pria setelah umur 64 tahun.

• Aktivitas fisik

Orang yang jarang beraktivitas fisik memiliki jantung yang berdetak lebih

cepat dari orang yang sering beraktivitas fisik, hal ini akan menaikkan

tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan

kemungkinan seseorang mengalami kelebihan berat badan.

• Berat badan

Orang yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas membutuhkan

darah dengan volume yang lebih besar dari orang normal. Kenaikan

volume darah ini akan meningkatkan nilai tekanan darah orang tersebut.

• Makanan

Makanan berlemak meningkatkan kandungan lemak dalam tubuh dan

menyebabkan pembuluh darah menebal dan jalur darah menyempit. Jalur

darah yang menyempit ini membuat jantung memompa lebih keras dan

meningkatkan tekanan darah. Makanan berlemak juga memungkinkan

seseorang untuk mengidap kelebihan berat badan.

• Kandungan garam

Terlalu banyak konsumsi garam akan membuat cairan dalam darah

meningkat untuk mengurangi kadar garam. Peningkatan cairan ini akan

meningkatkan kerja jantung untuk memompa darah, sehingga

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

10

meningkatkan tekanan darah. Kandungan garam dapat dikurangi dengan

mengkonsumsi potasium.

• Minuman beralkohol

Terlalu banyak konsumsi minuman beralkohol dapat meningkatkan

tekanan darah.

• Rokok

Kandungan zat kimia pada asap rokok dapat merusak pembuluh arteri.

Hal ini dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah sehingga

meningkatkan kerja jantung dan menyebabkan naiknya tekanan darah.

Faktor di atas menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi merupakan penyakit

yang bisa dikontrol dengan gaya hidup sehat namun tidak bisa disembuhkan karena

adanya faktor usia. Sebanyak 80% orang berusia 65 tahun ke atas mengidap tekanan

darah tinggi. Karena itu setiap orang disarankan untuk mengontrol gaya hidup mereka

sejak dini untuk menekan nilai tekanan darah mereka sekecil mungkin.

Tekanan darah tinggi tidak disertai gejala-gejala seperti penyakit pada umumnya,

sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah memeriksa tekanan darah

secara teratur baik dengan bantuan tenaga ahli maupun secara otodidak menggunakan

alat pengukur otomatis. Terdapat kasus di mana seseorang terdeteksi memiliki tekanan

darah tinggi ketika mengukur tekanan darahnya di fasilitas medis, seperti rumah sakit

atau puskesmas. Hal ini disebut dengan whitecoat hypertension, terjadi karena perasaan

gugup dan tidak nyaman yang timbul karena berada di fasilitas medis. Karena itu kaum

dokter menganjurkan setiap orang agar mengukur tekanan darah mereka di rumah,

karena suasana di rumah dapat memberikan perasaan nyaman dan rileks.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

11

2.1.2 Teknik Pengukuran Tekanan Darah

Secara garis besar ada 2 jenis teknik pengukuran tekanan darah, yaitu secara

invasive dan non-invasive. Pengukuran secara invasive dilakukan dengan cara

menusukkan jarum cannula ke pembuluh arteri. Kemudian cannula tersebut

dihubungkan melalui selang ke sebuah sistem yang memiliki electronic pressure

transducer, di mana sistem tersebut akan memonitor secara langsung tekanan dari aliran

darah yang mengalir pada selang. Keuntungan sistem invasive ini adalah keakuratan

yang tinggi dan kemampuan alat untuk memonitor tekanan darah secara real-time.

Kekurangannya adalah dibutuhkannya kemampuan yang memadai untuk melakukan

teknik ini dengan baik dan benar, serta besar dan kompleksnya alat yang digunakan

membuat teknik ini kurang sesuai untuk pemakaian yang mementingkan kepraktisan.

Teknik pengukuran ini biasanya digunakan di rumah sakit untuk kepentingan intensive

care medicine dan anesthesiology, beberapa pihak juga menggunakannya untuk

melakukan penelitian dan riset.

Teknik pengukuran secara non-invasive lebih mudah dan praktis bila

dibandingkan dengan pengukuran secara invasive, karena itu teknik pengukuran ini lebih

sering digunakan walaupun memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah. Teknik

pengukuran ini dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode auscultatory dan oscillometric.

1. Metode Auscultatory

Metode ini menggunakan 2 buah alat, yaitu sebuah sphygmomanometer dan

sebuah stetoskop. Pengukuran dilakukan dengan cara mengikat lengan dengan cuff yang

tersedia pada sphygmomanometer dan mendengarkan suara aliran darah pada pembuluh

arteri lengan dengan menggunakan stetoskop. Pertama cuff dilingkarkan di lengan atas

pengguna dan dipompa hingga tekanan pada sphygmomanometer menunjukkan angka di

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

12

atas 180 mmHg, hal ini mengakibatkan terhentinya aliran darah pada pembuluh arteri

lengan. Kemudian cuff dikempeskan perlahan-lahan dengan cara memutar kenop pada

pompa. Bila terdengar suara berdetak atau berdenyut berarti darah sudah mulai sedikit

mengalir pada pembuluh arteri. Nilai tekanan yang ditunjukkan oleh

sphygmomanometer ketka suara detakan pertama terjadi adalah nilai tekanan sistolik.

Bila tekanan pada cuff sudah cukup rendah maka darah dapat mengalir lagi dengan

lancar, dengan demikian suara berdetak tidak akan terdengar lagi. Tekanan yang

ditunjukkan oleh sphygmomanometer pertama kali suara menjadi tidak terdengar adalah

tekanan diastolik. Pengukuran dengan metode ini membutuhkan bantuan tenaga ahli

seperti dokter atau perawat yang sudah terlatih untuk melakukan pengukuran ini,

sehingga tingkat error dalam pengukuran sangat kecil.

Gambar 2.3 Metode pengukuran auscultatory

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

13

2. Metode Oscillometric

Metode ini mirip dengan metode auscultatory namun yang digunakan untuk

mendeteksi denyutan pembuluh darah bukan stetoskop tetapi sebuah sensor tekanan

yang terhubung dengan udara di dalam cuff, sensor ini juga berfungsi untuk mengukur

tekanan pada cuff. Umumnya metode ini menggunakan sebuah sphygmomanometer

digital yang sudah dilengkapi dengan cuff berikut sensornya, serta layar untuk

menampilkan hasil pengukuran. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti metode

auscultatory, ketika tidak ada darah yang mengalir di dalam pembuluh arteri, tekanan

udara pada cuff bernilai relatif konstan. Saat darah mulai mengalir, pembuluh arteri

mulai berdenyut dan mengakibatkan perubahan tekanan udara pada cuff. Kuatnya

denyutan berosilasi dari pelan menjadi semakin kuat kemudian memelan lagi sampai

menjadi stabil ketika darah sudah mengalir dengan lancar. Perubahan tekanan udara

pada cuff yang disebabkan oleh denyutan ini diubah oleh sensor menjadi sinyal listrik

dan dikalkulasi oleh sphygmomanometer digital untuk mendapatkan nilai sistolik dan

diastolik.

Metode ini biasanya dilakukan secara otomatis olah sphygmomanometer digital

sehingga menjadikan metode ini lebih praktis dan pengguna dapat melakukannya sendiri

di rumah. Namun kekurangannya adalah tingkat error yang lebih tinggi dibandingkan

dengan metode auscultatory, karena sphygmomanometer digital tidak dapat

membedakan denyutan yang terjadi secara alami dengan denyutan yang terjadi karena

pengguna bergerak ketika pengukuran dilakukan. Oleh sebab itu pengukuran dengan

metode ini mengharuskan pengguna untuk diam selama pengukuran dilakukan. Pada

umumnya sphygmomanometer digital dikalibrasi untuk mengecek keakuratan

pengukurannya. Kalibrasi yang dimaksud adalah membandingkan hasil pengukuran

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

14

sphygmomanometer digital dengan metode auscultatory yang dilakukan oleh dokter atau

perawat. Besarnya error yang masih dapat ditoleransi adalah 10 mmHg untuk tekanan

sistolik dan 5 mmHg untuk tekanan diastolik.

Gambar 2.4 Sphygmomanometer digital

2.2 Liquid Crystal Display (LCD)

Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi

untuk menampilkan output sebuah sistem dengan cara membentuk suatu citra atau

gambaran pada sebuah layar. Secara garis besar komponen penyusun LCD terdiri dari

kristal cair (liquid crystal) yang diapit oleh 2 buah elektroda transparan dan 2 buah filter

polarisasi (polarizing filter).

Gambar 2.5 Penampang komponen penyusun LCD

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

15

Keterangan:

1. Film dengan polarizing filter vertical untuk memolarisasi cahaya yang

masuk.

2. Glass substrate yang berisi kolom-kolom elektroda Indium tin oxide

(ITO).

3. Twisted nematic liquid crystal (kristal cair dengan susunan terpilin).

4. Glass substrate yang berisi baris-baris elektroda Indium tin oxide (ITO).

5. Film dengan polarizing filter horizontal untuk memolarisasi cahaya yang

masuk.

6. Reflektor cahaya untuk memantulkan cahaya yang masuk LCD kembali

ke mata pengamat.

Sebuah citra dibentuk dengan mengombinasikan kondisi nyala dan mati dari

pixel-pixel yang menyusun layar sebuah LCD. Pada umumnya LCD yang dijual di

pasaran sudah memiliki integrated circuit tersendiri sehingga para pemakai dapat

mengontrol tampilan LCD dengan mudah dengan menggunakan mikrokontroler untuk

mengirimkan data melalui pin-pin input yang sudah tersedia.

Gambar 2.6 Contoh citra yang terbentuk pada layar LCD

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

16

LCD yang ada dipasaran dikategorikan menurut jumlah baris yang dapat

digunakan pada LCD yaitu 1 baris , 2 baris , dan 4 baris yang dapat digunakan hingga 80

karakter. Umumnya LCD yang digunakan adalah LCD dengan 1 controller yang

memiliki 14 pin. Deskripsi pin dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.7 Konfigurasi pin LCD

Keterangan pin:

1. VSS : digunakan untuk menyalakan LCD (ground)

2. VDD : digunakan untuk menyalakan LCD ( +5 V )

3. VEE : digunakan untuk mengatur tingkat contrast pada LCD

4. RS : menentukan mode yang akan digunakan (0 = instruction input , 1 =

data input)

5. R/W : menentukan mode yang akan digunakan (0 = write , 1 = read)

6. EN : enable ( untuk clock )

7. D0 : data 0

8. D1 : data 1

9. D2 : data 2

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

17

10. D3 : data 3

11. D4 : data 4

12. D5 : data 5

13. D6 : data 6

14. D7 : data 7 ( MSB )

Sebelum dapat digunakan, ada beberapa langkah untuk mempersiapkan LCD

agar siap dipakai diantaranya adalah LCD init yang dibutuhkan untuk mengatur mode

agar sesuai dengan yang diinginkan. Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk proses init

adalah sebagai berikut :

1. Melakukan proses clear display

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

2. Melakukan function set

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 1 A B C 0 0

• Jika :

o A = 1 / 0 ( 1 = 8 bit , 0 = 4 bit )

o B = 1 / 0 ( 1 = 2 baris , 0 = 1 baris )

o C = 1 / 0 ( 1 = 5x10 dot , 0 = 5x7 dot )

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

18

3. Mengontrol display on / off

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 1 A B C

• Jika :

o A = 1 / 0 ( 1 = display on , 0 = display off )

o B = 1 / 0 ( 1 = cursor on , 0 = cursor off )

o C = 1 / 0 ( 1 = blinking on , 0 = blinking off )

4. Entry mode set

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

0 0 0 0 0 0 0 1 A B

• Jika :

o A = 1 / 0 ( 1 = increment , 0 = decrement )

o B = 1 / 0 ( 1 = shift , 0 = no shift )

Berikut ini adalah contoh program untuk melakukan proses init menggunakan C:

#define LCD_data P2 #define LCD_D7 P2_7 #define LCD_rs P1_0 #define LCD_rw P1_1 #define LCD_en P1_2 void LCD_init() { LCD_data = 0x38; //Function set: 2 line, 8-bit, 5x7 dots LCD_rs = 0; //Selected command register LCD_rw = 0; //We are writing in data register

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

19

LCD_en = 1; //Enable H->L LCD_en = 0; LCD_busy(); //Wait for LCD to process the command LCD_data = 0x0F; //Display on, Curson blinking command LCD_rs = 0; //Selected command register LCD_rw = 0; //We are writing in data register LCD_en = 1; //Enable H->L LCD_en = 0; LCD_busy(); //Wait for LCD to process the command LCD_data = 0x01; //Clear LCD LCD_rs = 0; //Selected command register LCD_rw = 0; //We are writing in data register LCD_en = 1; //Enable H->L LCD_en = 0; LCD_busy(); //Wait for LCD to process the command LCD_data = 0x06; //Entry mode, auto increment with no shift LCD_rs = 0; //Selected command register LCD_rw = 0; //We are writing in data register LCD_en = 1; //Enable H->L LCD_busy(); }

2.3 Komunikasi Serial Asinkron

Komunikasi serial asynchronous adalah jenis komunikasi serial yang tidak

menggunakan sinkronisasi clock eksternal untuk koordinasi timing dari bit antara

pengirim dan penerima. Pengiriman data pada komunikasi serial asinkron ditandai oleh

start bit yang bernilai 0. Selama transmisi belum dilakukan, jalur komunikasi selalu

bernilai 1. Pengiriman start bit langsung diikuti oleh pengiriman data bit dimulai dari

Least Significant Bit, kemudian dilanjutkan oleh parity bit dan stop bit.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

20

Gambar 2.8 Ilustrasi pengiriman sebuah data

Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka kedua pihak harus

menyamakan konfigurasi mereka, yang berupa:

• Baud rate

• Jumlah data bit

• Jumlah stop bit

• Parity bit

Baud rate digunakan untuk menentukan ke“lama”an (timing) dari sebuah bit.

Jumlah data bit berguna untuk menentukan jumlah bit yang merupakan data, bukan bit

penanda seperti parity bit atau stop bit. Parity bit berfungsi sebagai error checking,

untuk memastikan bahwa data bit yang diterima berjumlah sama dengan yang dikirim

dan dengan urutan yang sesuai. Stop bit menandakan bahwa transmisi telah selesai.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

21

2.4 Sensor Tekanan

Sensor tekanan adalah sensor yang berfungsi untuk besarnya tekanan suatu

fluida, seperti gas atau cairan. Nilai tekanan menyatakan besarnya suatu gaya yang

dibutuhkan untuk mencegah suatu fluida untuk menyebar, biasanya dinyatakan sebagai

gaya per luas daerah. Sensor tekanan akan menghasilkan sinyal listrik sesuai dengan

besar tekanan yang dialaminya.

Tipe pengukuran tekanan dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan acuan tekanan yang

digunakan:

• Tekanan absolut (absolute pressure)

Pengukuran pada tipe ini dilakukan dengan membandingkan tekanan

yang diukur dengan tekanan vakum (vacuum pressure).

• Tekanan diferensial (differential pressure)

Pengukuran pada tipe ini dilakukan dengan membandingkan tekanan

yang diukur dengan sebuah tekanan referensi.

• Tekanan ukuran (gauge pressure)

Pengukuran pada tipe ini dilakukan dengan membandingkan tekanan

yang diukur dengan tekanan atmosfir (1 atm).

Gambar 2.9 Ilustrasi tekanan yang diukur dengan acuannya

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

22

Di bawah ini adalah macam-macam teknologi transducer yang digunakan di

dalam sensor tekanan untuk merepresentasikan besar tekanan yang dialaminya menjadi

sinyal listrik:

• Strain Gauge

Tipe ini menggunakan strain gauge yang menempel pada sebuah

diafragma metal. Diafragma metal akan melengkung bila mendapat

tekanan dari luar, dan lengkungan ini akan memberikan tegangan (strain)

pada strain gauge yang tertempel pada diafragma. Penegangan ini akan

mengubah nilai resistansi dari strain gauge tersebut, serta mengubah

tegangan output dari sensor tekanan. Teknologi ini disebut juga sebagai

teknologi piezoresistive.

Gambar 2.10 Penampang teknologi strain gauge

• Capasitive

Tipe ini menggunakan sebuah diafragma tipis sebagai salah satu kepingan

kapasitor dan sebuah kepingan metal sebagai kepingan kapasitor lainnya.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

23

Tekanan yang diterima akan membengkokkan diafragma dan mengubah

nilai kapasitansi antara diafragma dan kepingan metal, serta mengubah

tegangan output dari sensor tekanan.

Gambar 2.11 Penampang teknologi capacitive

• Piezoelectric

Tipe ini menggunakan sifat alami elemen-elemen piezoelectric seperti

kristal, beberapa jenis keramik, dan benda-benda biologis, pada

umumnya yang digunakan adalah quartz. Elemen piezoelectric akan

menghasilkan potensial listrik bila mengalami perubahan bentuk akibat

terkena tekanan (stress).

Gambar 2.12 Penampang teknologi piezoelectric

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

24

2.5 Low Pass Filter

Low-Pass Filter (LPF) merupakan filter yang melewatkan sinyal yang lebih

rendah dari frekuensi cutoff dan melemahkan sinyal yang frekuensinya lebih tinggi dari

frekuensi cutoff. Frekuensi cutoff merupakan sebuah batas dalam respon frekuensi sistem

dimana filter mulai melemahkan atau melewatkan frekuensi sinyal input yang

bergantung dari jenis filter yang dipakai.

Gambar 2.13 Respon frekuensi LPF

2.6 High Pass Filter

High-Pass Filter (HPF) merupakan filter yang memiliki sifat berbanding terbalik

dengan Low-Pass Filter (LPF). Pada Low-Pass Filter (LPF) sinyal yang dilewatkan

adalah sinyal yang memiliki frekuensi lebih rendah dari frekuensi cutoff dan

melemahkan sinyal yang memiliki frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cutoff,

sedangkan pada High-Pass Filter (HPF) sinyal yang dilewatkan adalah sinyal yang

memiliki frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cutoff dan melemahkan sinyal yang

memiliki frekuensi lebih rendah dari frekuensi cutoff.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

25

Gambar 2.14 Respon frekuensi HPF

2.7 Sallen-Key Filter

Filter Sallen-Key adalah sebuah topologi filter elektronik yang digunakan untuk

mengimplementasikan filter aktif berorde dua dan terkenal karena kesederhanaannya.

Filter jenis ini diperkenalkan oleh R.P Sallen dan E.L. Key dari MIT Lincoln Laboratory

pada tahun 1955.

Berikut adalah gambar topologi filter Sallen-Key yang umum digunakan:

Gambar 2.15 Topologi filter Sallen-Key

Untuk mencari nilai frekuensi cutoff dari filter Sallen-Key ini dapat digunakan rumus

.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

26

2.8 Database

Database terdiri dari sekumpulan data yang terstruktur dan dapat dipakai sekali

atau lebih, khususnya dalam bentuk digital.

Pengertian lain dari database adalah susunan record data operasional lengkap

dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi

dengan menggunakan metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi

informasi yang optimal dan dibutuhkan oleh pengguna. Banyak sekali kegiatan manusia

yang menggunakan komputer sebagai sarana pengolahan data, sehingga diperlukan

suatu piranti lunak database. Jika dikaji lebih mendasar tentang batasan suatu database,

maka dapat disebutkan bahwa segala bentuk koleksi data adalah suatu database.

Salah satu komponen penting dalam penggunaan database adalah Database

Management System (DBMS). Database Management System (DBMS) bertugas untuk

menangani semua akses ke database dan bertanggung jawab untuk menerapkan

pemeriksaan otorisasi dan prosedur validasi. Salah satu piranti lunak yang banyak

digunakan untuk membuat sebuah database sederhana adalah Microsoft Access.

Program ini banyak dipakai karena kemudahannya dalam mengolah database, pengguna

yang tidak memahami tentang database dapat menggunakan program ini dengan mudah

karena adanya user interface yang membantu pengguna dalam mengolah data pada

database.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

27

2.9 Mikrokontroler MCF51JM128

Mikrokontroler MCF51JM128 mampu beroperasi dalam tegangan berkisar 2,7 V

– 5,5 V dengan kecepatan clock mencapai 50.33 MHz. MCF51JM128 menggunakan

CPU ( Central Processing Unit ) ColdFire v1 yang dikeluarkan oleh Freescale

Semiconductor dengan 32-bit RISC yang menyerupai arsitektur Motorola 68000.

Fitur - Fitur MCF51JM128:

• 128 Kbyte flash memory untuk menyimpan program.

• 16 Kbyte static RAM untuk menyimpan program dan variabel.

• Analog to digital converter sebanyak 28 channel dengan resolusi

mencapai 12-bit.

• 56 buah pin GPIO.

• 2 buah SCI (Serial Communication Interfaces) yang mendukung

protokol RS-232.

• 32 bit data register.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00443-SK bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Teori Tekanan darah

28

Gambar 2.16 Konfigurasi pin MCF51JM128

Dengan melihat gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi

pin JM128, penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Pin 3 berfungsi sebagai reset.

2. Pin 21 berfungsi sebagai VCC.

3. Pin 22 berfungsi sebagai ground.

4. Pin 37 berfungsi sebagai ADC channel 3.

5. Pin 38 berfungsi sebagai ADC channel 4.

6. Pin 63 berfungsi sebagai transmitter data

7. Pin 64 berfungsi sebagai receiver data