bab 2 landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-00058...5 bab 2 landasan teori...

37
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet, Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds (2010: 14), internet adalah jaringan komputer yang terbesar di dunia. Terdiri dari ribuan jaringan yang saling terkoneksi, dimana semua pihak pengguna bebas melakukan pertukaran informasi. Menurut Turban (2010:49), internet adalah kumpulan dari manusiapengguna komputer yang berdiri sendiri namun terhubung antara satu sama lain melalui sebuah lingkungan jaringan global. Jadi, internet adalah jaringan komputer yang berdiri sendiri dengan lingkup terbesar dan digunakan oleh manusia dalam kegiatan pertukaran informasi dalam lingkungan jaringan yang global. Internet merupakan sarana perantara bagi manusia pengguna teknologi digital dalam melakukan kegiatan di dalam dunia maya. 2.1.2 Intranet Menurut Stair dan Reynolds (2010: 15), intranet adalah sebuah jaringan internal yang berbasis pada teknologi web yang mengizinkan orang-orang di dalam sebuah organisasi untuk saling bertukar informasi dan mengerjakan proyek. Menurut Turban (2010:49),intranet adalah jaringan perusahaan ataupun pemerintah yang menggunakan tools dalam internet, seperti webbrowser dan internetprotocol. Jaringan intranet ini menjadi sarana perusahaan sebagai media komunikasi dan kolaborasi. Sedangkan menurut O’Brien dan Marakas (2011:229), pengertian intranet adalah sebuah jaringan di dalam sebuah organisasi yang menggunakan teknologi internet (seperti web browser dan server, TCP / IP protokol jaringan, penerbitan dokumen HTML hypermedia dan database, dan lainnya) untuk menyediakan lingkungan internet dalam perusahaan untuk berbagi informasi, komunikasi, kolaborasi, dan dukungan dari proses bisnis.

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Internet, Intranet, dan Extranet

2.1.1 Internet

Menurut Stair dan Reynolds (2010: 14), internet adalah jaringan komputer yang

terbesar di dunia. Terdiri dari ribuan jaringan yang saling terkoneksi, dimana semua

pihak pengguna bebas melakukan pertukaran informasi.

Menurut Turban (2010:49), internet adalah kumpulan dari manusiapengguna

komputer yang berdiri sendiri namun terhubung antara satu sama lain melalui sebuah

lingkungan jaringan global.

Jadi, internet adalah jaringan komputer yang berdiri sendiri dengan lingkup

terbesar dan digunakan oleh manusia dalam kegiatan pertukaran informasi dalam

lingkungan jaringan yang global. Internet merupakan sarana perantara bagi manusia

pengguna teknologi digital dalam melakukan kegiatan di dalam dunia maya.

2.1.2 Intranet

Menurut Stair dan Reynolds (2010: 15), intranet adalah sebuah jaringan internal

yang berbasis pada teknologi web yang mengizinkan orang-orang di dalam sebuah

organisasi untuk saling bertukar informasi dan mengerjakan proyek.

Menurut Turban (2010:49),intranet adalah jaringan perusahaan ataupun

pemerintah yang menggunakan tools dalam internet, seperti webbrowser dan

internetprotocol. Jaringan intranet ini menjadi sarana perusahaan sebagai media

komunikasi dan kolaborasi.

Sedangkan menurut O’Brien dan Marakas (2011:229), pengertian intranet

adalah sebuah jaringan di dalam sebuah organisasi yang menggunakan teknologi

internet (seperti web browser dan server, TCP / IP protokol jaringan, penerbitan

dokumen HTML hypermedia dan database, dan lainnya) untuk menyediakan

lingkungan internet dalam perusahaan untuk berbagi informasi, komunikasi, kolaborasi,

dan dukungan dari proses bisnis.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

6

Jadi,Intranet adalah sebuah jaringan yang digunakan untuk berkomunikasi dan

berkolaborasi dengan dukungan teknologi internet dalam ruang lingkup internal sebuah

organisasi atau perusahaan. Adanyaintranet dalam perusahaan membantu

mempermudah karyawan dalam melakukan fungsinya masing-masing sehingga akses

atas data yang diperlukan sampai komunikasi antar divisi dapat menjadi lebih cepat dan

aman.

2.1.3 Extranet

Menurut Stair dan Reynolds (2010: 15), extranet adalah sebuah jaringan

internal yang berbasis pada teknologi web yang memungkinkan pihak-pihak luar yang

terpilih, seperti mitra bisnis dan konsumen, untuk mengakses sumber daya yang

diijinkan oleh intranet perusahaan

Menurut Turban (2010: 49),extranet adalah jaringan yang menggunakan

internet untuk menghubungkan beberapa intranet secara aman.

Menurut O’Brien dan Marakas (2011: 232),extranet adalah penghubung

jaringan yang menggunakan teknologi internet untuk menghubungkan intranet dari

suatu bisnis dengan intranet dari pelanggan, pemasok atau mitra bisnis lainnya.

Berdasarkanbeberapa pendapat diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

ekstranet adalah jaringan yang menggunakan teknologi internet untuk menghubungkan

beberapa intranet dari suatu bisnis seperti pelanggan, pemasok atau mitra bisnis

lainnya.Ekstranet dapat membantu jalannya proses bisnis sehingga hubungan

komunikasi dan pertukaran informasi antar berbagai pihak yang terkait berjalan secara

lancar, konfidensial dan aman tanpa tersebar ke publik.

2.2 Konsep World Wide Web

Menurut Turban (2010: 680) Internet berfungsi sebagai mekanisme pengiriman,

sedangkan World Wide Web (Web, WWW, atau W3) adalah aplikasi yang menggunakan

fungsi-fungsi pengiriman tersebut. web adalah sistem dengan standar yang diterima

secara universal untuk menyimpan, menelusuri, memformat, dan menampilkan

informasi melalui arsitektur client/server, menggunakan fungsi-fungsi transpor dari

internet

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

7

Teknologi World Wide Web diciptakan oleh Timothy Berners-Lee, yang pada tahun

1989 mengusulkan jaringan global dari dokumen hiperteks yang akan memungkinkan

para peneliti fisika bekerja sama. Beberapa istilah-istilah dalam World Wide Web yang

umum adalah:

1. Hypertext Markup Language (HTML)

Bahasa pemrograman yang digunakan di web, yang memformat dokumen dan

memadukan link hyperteks dinamis ke dokumen-dokumen lainnya yang disimpan di

dalam komputer.

2. Standard Generalized Markup Language (SGML)

Bahasa pemrograman berbasis teks untuk mendeskripsikan isi dan struktur dari

dokumen digital; HTML dikembangkan dari bahasa ini.

3. Home Page

Tampilan layar grafis dan teks yang menyambut pengguna dan menjelaskan organisasi

yang membuat halaman tersebut.

4. Situs web

Semua halaman web dari perusahaan atau individu tertentu.

5. Uniform Resource Locator (URL)

Serangkaian huruf yang mengidentifikasi alamat dari sumber tertentu di web.

6. Hypertext Transport Protocol (HTTP)

Standar komunikasi yang digunakan untuk mentransfer halaman di bagian WWW di

internet; HTTP mendefinisikan bagaimana pesan diformat dan dikirim.

7. Browser

Aplikasi peranti lunak yang umumnya digunakan oleh pengguna untuk mengakses web.

2.3 Sistem Informasi

Menurut Stair dan Reynolds (2010: 10), sistem informasi adalah seperangkat

elemen yang saling terhubung atau komponen yang

mengumpulkan(input),memanipulasi(process), menyimpan dan menyebarkan (output)

data dan informasi, menyediakan sebuah reaksi koreksi (mekanisme umpan balik)

untuk mencapai sebuah objektif.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

8

Menurut O’Brien dan Marakas (2011: 4) sistem informasi dapat berupa

kombinasi terorganisir dari manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber

daya data, dan kebijakan dan prosedur untuk menyimpan, mengambil, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Jadi, sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir dari seperangkat

elemen yang saling terhubung atau komponen yang

mengumpulkan(input),memanipulasi(process),menyimpan dan menyebarkan (output)

data dan informasi.

2.3.1 Pengertian Sistem

Menurut O’Brien dan Marakas (2011:26) Sistem adalah sekelompok komponen

yang saling bekerja sama menuju tujuan bersama dengan input dan menghasilkan

output dalam proses transformasi yang terorganisir. Sistem memiliki tiga komponen,

diantaranya :

1. Input : Melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem

untuk diproses.

2. Process: Melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

3. Output : Melibatkan pemindahan elemen yang telah diproduksi oleh ke tujuan akhir.

2.3.2 Pengertian Informasi

Menurut Rainer dan Cegielski (2011: 201), informasi adalah data yang sudah

diolah sehingga memiliki arti dan bernilai bagi penerimanya.

2.3.3 Peran Dasar Sistem Informasi Dalam Bisnis

Menurut O’Brien dan Marakas (2011: 8) terdapat tiga alasan mendasar untuk

semua aplikasi bisnis dalam teknologi informasi. Mereka dapat ditemukan dalam tiga

peran penting yang dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis

mendukung proses bisnis dan operasional. Tiga peran penting tersebut :

• Mendukung proses bisnis

Pelanggan berhubungan langsung dengan sistem informasi tempat mereka

melakukan transaksi atau belanja. Contohnya, kebanyakan toko ritel kini menggunakan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

9

sistem informasi berbasis komputer untuk membantu mereka mencatat pembelian

pelanggan, menelusuri persediaan, membayar pegawai, membeli barang dagangan baru,

serta untuk mengevaluasi tren penjualan.

• Mendukung pengambilan keputusan

Sistem informasi juga membantu para manajer toko dan praktisi bisnis lainnya

membuat keputusan yang lebih baik. Contohnya, keputusan mengenai lini barang

dagangan apa yang perlu ditambah atau dihentikan atau mengenai jenis investasi apa

yang mereka butuhkan, biasanya dibuat setelah analisis diberikan oleh sistem informasi

berbasi komputer.

• Mendukung keunggulan kompetitif

Mendapatkan kelebihan strategis atas para pesaing membutuhkan penggunaan

yang inovatif atas teknologi informasi. Contohnya, manajemen toko mungkin membuat

keputusan atas memasang kios dengan layar sentuh dalam semua toko mereka yang

terhubung dengan situs web e-commerce mereka untuk belanja secara online.

2.4 Konsep persediaan

2.4.1 Definisi persediaan

Menurut Taylor III, persediaan merupakan stok barang yang disimpan oleh suatu

perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan (2004: 364).

2.4.2 Jenis persediaan

Menurut Heizer dan Render (2009: 82-83), terdapat empat jenis persediaan yaitu :

1. Persediaan bahan mentah (raw material inventory)

Persediaan bahan – bahan yang biasanya dibeli, tetapi belum memasuki proses

manufaktur.

2. Persediaan barang setenga jadi (working in process-WIP inventory)

Produk – produk atau komponen – komponen yang tidak lagi merupakan bahan

mentah, tetapi belum menjadi barang jadi.

3. MRO

MRO adalah persediaan – persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharan,

perbaikan, operasi (maintenance, repair, operating - MRO) yang dibutuhkan untuk

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

10

menhaga agar mesin – mesin dan proses – proses tetap produktif. MRO ada karena

kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa perlengkapan

tidak diketahui.

4. Persediaan barang jadi

Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu

pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena permintaan pelanggan

di masa mendatang tidak diketahui.

2.4.3 Biaya dalam persediaan

Menurut Taylor III (2004: 366) terdapat tiga biaya dasar yang berhubungan dengan

persediaan. Biaya – biaya ini terdiri dari :

1. Biaya Penyimpanan (Carrying Costs)

Biaya penyimpanan merupakan biaya menyimpan barang dalam persediaan. Biaya ini

berubah tergantung tingkat persediaan dan biasanya dengan perode waktu barang yang

disimpan, yaitu seakin besar tingkat persediaan sepanjang waktu, semakin tinggi biaya

penyimpanannya.

Biaya penyimpanan biasanya dinyatakan dalam dua cara. Bentuk yang paling umum

adalah dengan mengalokasikan total biaya penyimpanan, yang ditentukan dengan

menjumlahkan setiap biaya yang telah disebutkan sebelumnya, atas dasar unit selama

suatu periode, misalnya sebulan, atau setahun. Dalam bentuk ini, biaya pentimpanan

dinyatakan dalam bentuk jumlah dolar per unit setiap tahun, misalnya $10 per tahun.

Sebaliknya biaya pentimpanan kadang kala dinyatakan sebagai persentase nilai barang

atau persentase dari nilai persediaan rata – rata. Secara umum diestimasikan bawhwa

biaya penyimpanan mencapai antara 10% - 40% dari nilai perolehan persediaan.

2. Biaya Pemesanan (Ordering Costs)

Biaya pemesanan merupakan biaya yang terkait dengan pembelian kembali untuk

mengisi persediaan yang dimiliki. Biaya ini biasanya dinyatakan dengan jumlah dolar

per pesanan dan besarnya tidak tergantung dengan kuantitas pesanan. Jadi, biaya

pemesanan dapat berubah tergantung dari berapa kali pesanan dibuat (atau jika

kuantitas pesanan meningkat, biaya pemesanan meningkat).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

11

Biaya pemesanan biasanya bersifat berlawanan dengan biaya penyimpanan. Jika

jumlah yang dipesan bertambah, frekuensi pemesanan berkurang karenanya

mengurangi biaya pemesanan per tahun. Namun, memesan dalam jumlah banyak

menyebabkan tingginya tingkat persediaan dan biaya penyimpanan yang tinggi. Secara

umum, ketika kuantitas pesanan meningkat, biaya pemesanan tahunan turun sementara

biaya penyimpanan tahunan meningkat.

3. Biaya Kekurangan (Shortage Costs)

Biaya kekurangan, juga disebut biaya kehabisan stok, terjadi jika permintaan

pelangan tidak dapat dipenuhi karena kurangnya persediaan di tangan. Jika kekurangan

ini menyebabkan hilangya penjualan secara permanen, maka biaya ini juga

menyebabkan berkurangnya keuntungan. Kekurangan juga menyebabkan

ketidakpuasan pelanggan dan hilangnya nama baik yang dapat menyebabkan hilangnya

pelanggan dan penjualan di masa yang akan dating

2.4.4 Tujuan persediaan

Menurut Taylor III(2004: 367), tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk

memiliki sistem pengendalian persediaan yang akan memberikan indikasi berapa

banyak persediaan yang harus dipesan dan kapan pesanan dilakukan untuk

meminimumkan jumlah ketiga biaya persediaan (biaya penyimpanan, biaya pemesanan,

dan biaya kekurangan.

Sementara menurut Heizer dan Render(2009: 82), tujuan dari manajemen

persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan

pelayanan pelanggan.

2.5 Konsep e-business

Menurut Rainer dan Cegielski (2011: 201),e-businessadalah konsep yang agak

lebih luas dari e-commerce. Disamping pembelian dan penjualan barang dan jasa, e-

business juga mengacu melayani pelanggan, berkolaborasi dengan mitra bisnis dan

melakukan transaksi elektronik dalam sebuah organisasi.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

12

Menurut Turban (2010: 47) e-business adalah definisi yang lebih luas dari e-

commerce yang melibatkan tidak hanya kegiatan jual beli barang dan jasa, tetapi juga

pelayanan pelanggan, berkerjasama dengan rekan bisnis dan melakukan transaksi

elektronik dalam organisasi. E-business dapat memiliki beberapa bentuk, bergantung

pada tingkat digitalisasi (perubahan dari manual ke digital) dari: (1) produk atau jasa,

(2) proses bisnis, dan (3) metode penyampaian. Bila ketiga dimensi tersebut masih

dilakukan secara manual, berarti kegiatan bisnis masih dilakukan secara tradisional.

Bila sebagian dari ketiga dimensi tersebut sudah dilakukan secara digital, berarti

kegiatan bisnisnya merupakan partiale-business. Bila ketiga dimensi tersebut sudah

dilakukan secaraelektronik, berarti bisnisnya sudah dapat dikategorikan sebagai pure e-

business.

Jadi, e-businessadalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan bisnis

seperti transaksi barang atau jasa, pelayanan pelanggan, hingga kerjasama dengan mitra

bisnis yang menggunakan media elektronik dengan sarana teknologi internet sebagai

penghubungnya.

E-business berdasarkan transaksi dan hubungan antar pihak yang terlibat dapat

dikelompokkan menjadi:

• Business to business (B2B)

Model e-business dimana semua peserta yang berpartisipasi di dalamnya terdiri dari

organisasi ataupun unit bisnis.

• Business to customer (B2C)

Model e-business dimana perusahaan menjual kepada individu. Electronic tailing bisnis

retail secara online, biasanya berupa B2C.

• Business to business to customer (B2B2C)

Model e-business dimana perusahaan menyediakan barang atau jasa kepada perusahaan

lain yang menyediakan produk dan jasa tersebut kepada individu.

• Customer to business (C2B)

Model e-business dimana individu menggunakan internet untuk menjual produk atau

jasa mereka kepada perusahaan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

13

• Intrabusiness electronic commerce (IEC)

Kategori e-business yang melibatkan semua kegiatan internal perusahaan, termasuk

pertukaran barang, jasa, dan informasi antara unit dalam organisasi.

• Business to employee (B2E)

Model e-business dimana organisasi menyediakan produk, jasa, dan informasi kepada

pekerja mereka sendiri.

• Customer to customer (C2C)

Model e-businessdimana seorang pelanggan melakukan penjualan langsung kepada

pelanggan lain.

• Collaborative commerce

Model e-business dimana individu ataupun kelompok berkomunikasi dan berkolaborasi

secara online.

• Electronic learning

Model e-business yang memungkinkan penyampaian informasi secara online untuk

tujuan pelatihan ataupun pendidikan.

• Electronic government (e-Gov)

Model e-businessdimana pemerintah menyediakan atau membeli barang, jasa, atau

informasi dari ataupun kepada perusahaan maupun individu.

2.6 Supply Chain Management

Menurut Chaffey (2011:312), Supply Chain Management berkaitan dengan

koordinasi dari seluruh aktivitas supply sebuah organisasi mulai dari pemasoknya dan

pengiriman produk hingga mencapai pelanggan.

Gambar 2.1 memperkenalkan para aktor utama dalam supply chain. Dalam Gambar

2.1(a) aktor utama dari supply chain adalah organisasi yang menghasilkan sebuah

produk dan/atau menberikan servis.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

14

Gambar 2. 1 Aktor utama supply chain

Sumber gambar: Chaffey (2011: 312)

Menurut Stevenson (2009:512), Supply Chain Management merupakan

koordinasi strategi terhadap rantai pasokan untuk suatu tujuan dalam pengintegrasian

pasokan dan permintaan manajemen.

Menurut O’Brien dan Marakas (2011: 330),Supply Chain

Managementmerupakansistem perusahaan lintas fungsional yang menggunakan

teknologi informasi untuk membantu mendukung dan mengelola hubungan antara

beberapa perusahaan, proses bisnis, dan para pemasok, pelanggan, serta mitra bisnis.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa, Supply

Chain Management merupakan koordinasi strategi terhadap aktivitas bisnismulai dari

pemasok hingga produk mencapai pelanggan.

2.6.1 Tujuan Supply Chain Management

Menurut Turban (2010: 289),Supply Chain Management bertujuan untuk

meminimalkan persediaan, mengoptimalkan produksi, meminimalkan waktu produksi,

mengoptimalkan distribusi dan logistik,mempercepat proses pemenuhan pesanan, dan

pengurangan biaya yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut secara umum.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

15

2.7 Supply Chain

Menurut Turban (2010: 278),supply chain adalah aliran material, informasi,

uang, dan jasa dari supplier bahan baku ke pabrik, ke gudang, sampai pelanggan akhir.

2.7.1 Pembagian Supply Chain

Menurut Turban (2010: 288), secara umum, supply chain dapat dibagi menjadi

tiga bagian utama, yaitu:

• Upstream supply chain

Bagian upstream dari supply chain terdiri dari aktivitas yang melibatkan

perusahaan dengan pemasoknya (dapat berupa perusahaan manufaktur maupun jasa).

Kegiatan utama dalam supply chain bagian upstream adalah procurement yang

merupakan proses dimana perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan

untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya (dapat berupa

produk,keterampilan,kemampuan,fasilitas) yang diperlukan perusahaan untuk

melakukan proses bisnis utama mereka).

• Internal supply chain

Bagian internal dari supply chain melibatkan semua proses internal yang

dilakukan untuk mengubah input dari supplier menjadi output yang dihasilkan

perusahaan. Aktivitas internal utama ini jugaa dikenal dengan istilah valuechain, yang

merupakan penghubung antara pelanggan (B2C) dan pemasok (B2B) yang dalam

hubungannya mengubah produk dan jasa yang didapatkan dari supplier menjadi produk

dan jasa yang memiliki nilai bagi pelanggan.

• Downstream supply chain

Bagian downstream dari supply chain melibatkan semua aktivitas yang

bertujuan untuk menyampaikan produk akhir perusahaan ke pelanggannya. Perhatian

utama dalam bagian downstream dari supply chain dipusatkan pada kegiatan distribusi,

penyimpanan atau pergudangan, transportasi, dan layanan pasca penjualan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

16

2.7.2 Push and Pull Supply Chain Models

Menurut Chaffey (2011: 324) perubahan dalam pemikiran supply chain, dan

juga dalam pemikiran komunikasi marketing, adalah perpindahan dari model push pada

penjualan kepada model pull atau kombinasi dari pendekatan push-pull.

Model push diilustrasikan oleh perusahaan manufaktur yang mungkin

mengembangkan suatu produk yang inovatif, mengidentifikasi target pasar yang sesuai

dan menghasilkan alur distribusi untuk mendorong produk kedalam pasar - gambar.

2.2(a). Motivasi tipikal untuk pendekatan push adalah untuk mengoptimalkan proses

produksi untuk biaya dan efisiensi.

Model pull adalah sebuah fokus dalam kebutuhan pelanggan dan dimulai

dengan analisis dari kebutuhan mereka melalui riset pasar dan kerjasama dengan

pelanggan dansupplier secara dekat dalam pengembangan produk yang baru(Gambar

2.2).

Gambar 2. 2 Push and pull approaches

Sumber gambar: Chaffey (2011: 325)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

17

2.8 Electronic Supply Chain Management

Menurut Turban (2010: 309) Electronic Supply Chain Management adalah

penggunaan teknologi secara kolaboratif untuk meningkatkan operasi aktivitas supply

chain dan juga aktivitas dalam Supply Chain Management.

2.8.1 Infrastruktur untuk E-Supply Chain Management

Menurut Turban(2010:311) Aktivitas kunci dijelaskan dengan menggunakan

berbagai infrastruktur dan alat-alat. Berikut ini adalah unsur-unsur infrastruktur utama

dan alat-alat dari e-Supply Chain:

• Electronic Data Interchange .

EDI adalah alat utama yang digunakan oleh perusahaan besar untuk

memfasilitasi hubungan rantai pasokan. Banyak perusahaan beralih dari internal EDI

ke internet berbasis EDI.

• Extranets

Tujuan utama mereka adalah untuk mendukung komunikasi dan kolaborasi

antar organisasi.

• Intranets

Ini adalah jaringan internal perusahaan untuk berkomunikasi dan

berkolaborasi.

• CorporatePortals

Ini menyediakan sebuah gateway untuk kolaborasi eksternal dan internal.

• Workflow system and tools

Ini adalah sistem yang mengelola arus informasi di dalam organisasi.

• Groupware and other collaborative tools

Sejumlah besar alat-alat memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara dua

pihak dan antara anggota kecil maupun kelompok besar.

2.8.2 Kunci Sukses e-Supply Chain Management

Menurut Turban (2010: 309) kesusksesan suatu e-Supply Chain Management

tergantung pada:

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

18

• Kemampuan semua mitra rantai pasokan untuk melihat mitra kolaborasi sebagai aset

strategis.

Ini adalah integrasi yang erat dan kepercayaan antara mitra dagang yang

menghasilkan kecepatan, ketangkasan, dan biaya yang rendah.

• Strategi rantai pasokan yang didefinikan dengan baik

Ini termasuk pemahaman yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan yang ada,

perencanaan artikulasi terdefinisi dengan baik untuk perbaikan, dan membangun tujuan

lintas organisasi untuk kinerja rantai pasokan. Komitmen eksekutif senior sangat

penting dan harus tercermin melalui alokasi yang tepat dari sumber daya dan penetapan

prioritas.

• Visibilitas informasi sepanjang seluruh rantai pasokan.

Informasi tentang persediaan pada berbagai bagian dari rantai, permintaan

produk, perencanaan dan pengaktifan kapaitas, sinkronisasi dari aliran material, waktu

pengiriman, dan informasi relevan lainnya harus dapat dilihat oleh semua anggota dari

rantai pasokan pada waktu tertentu. Oleh karena itu, informasi harus dikelola secara

baik dengan kebijakan yang ketat, disiplin, dan pengawasan sehari-hari.

• Kecepatan, biaya, kualitas, dan layanan konsumen.

Ini adalah metrik dimana rantai pasokan diukur. Konsekuensinya, perusahaan

harus bisa menetapkan pengukuran untuk masing-masing dari keempat metrik,

bersama-sama dengan tingkat target yang harus dicapai. Tingkat target harus menarik

bagi mitra bisnis.

• Mengintegrasikan rantai pasokan yang lebih erat.

Sebuah e-supply chain akan mendapatkan keuntungan dari integrasi yang lebih

kuat, baik di dalam perusahaan dan seluruh perluasan perusahaan terdiri dari pemasok,

mitra dagang, penyedia logistik, dan saluran distribusi.

2.8.3 Keuntungan e-Supply Chain Management

Menurut Pujawan(2005: 258-260), beberapa manfaat dari e-Supply Chain

Management :

1. Menurunkan biaya.

2. Memperoleh akses pasar.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

19

3. Gerakan mencegah kompetitor (pre-emption of competition).

4. Mencari aset strategis.

5. Rasionalisasi untuk meningkatkan efisiensi.

2.9 Metode-Metode Peramalan

Metode peramalan digunakan agar peramalan jumlah permintaan suatu barang

maupun jasa dimasa yang akan datang dapat direncanakan dan hasil yang diperoleh

tidak jauh menyimpang dari actual yang terjadi.

Menurut Heizer dan Render (2009: 168) terdapat dua metode peramalan

berdasarkan metode yang digunakan, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif.

2.9.1 Metode Peramalan Kualitatif

Metode peramalan kualitatif yaitu metode yang menggabungkan faktor seperti

intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk

meramal. Terdapat empat teknik peramalan kualitatif, yaitu:

• Juri dari opini eksekutif

Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi

umumnya digabungkan dengan model statistik, dikumpulkan untuk mendapatkan

prediksi permintaan kelompok.

• Metode Delphi

Ada tiga jenis partisipan dalam metode Delphi: pengambil keputusan, karyawan,

dan responden. Pengambil keputusan biasanya terdiri atas 5 hingga 10 orang pakar

yang akan melakukan peramalan. Karyawan membantu pengambilan keputusan dengan

menyiapkan, menyebarkan, mengumpulkan, serta meringkas sejumlah kuisioner dan

hasil survei. Responden adalah sekelompok orang yang biasanya ditempatkan di tempat

yang berbeda dimana penilaian dilakukan. Kelompok ini memberikan input pada

pengambil keputusan sebelum peramalan dibuat.

• Komposit tenaga penjualan

Dalam pendekatan ini, setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan

yang dapat ia capai dalam wilayahnya. Kemudian, peramalan ini dikaji untuk

memastikan apakah peramalan cukup realistis. Kemudian, peramalan tersebut

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

20

digabungkan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan secara

keseluruhan.

• Survei pasar konsumen

Metode ini meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelianmereka di

masa depan. Hal ini tidak hanya membantu dalam menyiapkan peramalan, tetapi juga

memperbaiki desain produk dan perencanaan produk baru.

2.9.2 Metode Peramalan Kuantitatif

Metode Peramalan Kuantitatif yaitu metode yang menggunakan model

matematis yang beragam dengan berdasarkan data masa lalu untuk meramalkan

permintaan dimasa yang akan datang. Ada tiga kondisi yang diterapkan pada metode

ini, yaitu:

1. Informasi mengenai keadaan pada waktu yang tersedia.

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik (angka).

3. Waktu yang akan datang (disebut asumsi kontinuitas).

Metode peramalan secara kuantitatif menurut Heizer dan Render (2009:170)

meliputi:

1. Rata-rata bergerak (Moving Average)

Peramalanrata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual masa lalu untuk

menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat mengasumsikan

bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang kita ramalkan.Secara

matematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan periode

mendatang) dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah periode dalamrata-rata bergerak.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

21

2. Rata-rata bergerak tertimbang (Weighted Moving Average)

Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk

menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Praktik ini membuat teknik

peramalan lebih tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih dekat

mendapatkan bobot yang lebih berat. Pemilihan bobot merupakan hal yang tidak pasti

karena tidak ada rumus untuk menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot

yang digunakan membutuhkan pengalaman. Rata-rata bergerak dengan pembobotan

atau rata-rata bergerak tertimbang dapat digambarkan secara matematis sebagai berikut:

3. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)

Penghalusan eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak

dengan pembobotan yang canggih tetapi masih mudah digunakan. Metode ini

menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus penghalusan

eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Peramalan baru = peramalan periode lalu + α (permintaan sebenarnya periode terakhir –

peramalan periode terakhir).

Dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dipilih oleh

peramal yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan diatas dapat pula ditulis

dengan:

Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)

Keterangan:

Ft = peramalan baru

Ft-1 = peramalan sebelumnya

α = konstanta penghalusan (pembobotan) (0 ≤ α ≤ 1)

At-1 = permintaan aktual periode lalu

Konsep ini tidak rumit. Prediksi terakhir untuk permintaan sama dengan prediksi

lama, disesuaikan dengan sebagian diferensiasi permintaan aktual periode lalu dengan

prediksi lama.

Pendekatan penghalusan eksponensial mudah digunakan dan telah berhasil

diterapkan pada hampir setiap jenis bisnis. Walaupun demikian, nilai yang tepat untuk

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

22

konstanta penghalusan dapat membuat diferensiasi antara peramalan yang akurat dan

yang tidak akurat. Nilai α yang tinggi dipilih pada saat rata-rata cenderung berubah.

Nilai α yang rendah digunakan saat rata-rata cukup stabil. Tujuan pemilihannilai untuk

konstanta penghalusan adalah mendapatkan peramalan yang paling akurat. Nilai α yang

paling banyak digunakan adalah yang berada dalam jarak 0,05 sampai 0,50 untuk

aplikasi bisnis.

4. Penghalusan eksponensial dengan tren (Exponential Smoothing with Trend)

Penghalusan eksponensial yang sederhana gagal memberikan respons terhadap

tren yang terjadi. Inilah alasan penghalusan eksponensial harus diubah saat ada tren.

Untuk memperbaiki peramalan, maka digunakan model penghalusan eksponensial yang

lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri pada tren yang ada. Idenya adalah menghitung

rata-rata data penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan

(lag) positif atau negatif pada tren. Dengan penghalusan eksponensial dengan

penyesuaian tren, estimasi rata-rata, dan tren dihaluskan. Prosedur ini membutuhkan

dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren. Kemudian, dihitung

rata-rata dan tren untuk setiap periode.

Ft = α (At-1) + (1 – α)(Ft-1 + Tt-1)

T t = β (Ft – Ft-1) + (1 – β) Tt-1

Keterangan:

Ft = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri pada

periode t

Tt = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t

At = permintaan aktual pada periode t

α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ α ≤ 1)

β = konstanta penghalusan untuk tren (0 ≤ β ≤ 1)

Jadi, terdapat tiga langkah menghitung peramalan dengan yang disesuaikan

dengan trenadalah sebagai berikut:

• Menghitung Ft, peramalan eksponensial yang dihaluskan untuk periode t,menggunakan

persamaan Ft.

• Menghitung tren yang dihaluskan, Tt, menggunakan persamaan Tt.

• Menghitung peramalan dengan tren, FITt, dengan rumus FITt = Ft + Tt.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

23

5. Regresi Linear (Linear Regression)

Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat digunakan untuk mengukur

ada atau tidaknya korelasi antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau lebih

maka sudah selayaknya apabila kita ingin mempelajari bagaimana variabel-variabel itu

berhubungan atau dapat diramalkan.

Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam

persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel.

Hubungan fungsional antara satu variabel prediktor dengan satu variabel kriterium

disebut analisis regresi sederhana (tunggal), sedangkan hubungan fungsional yang lebih

dari satu variabel disebut analisis regresi ganda.

Persamaan garisnya dapat dinyatakan sebagai:

ŷ = a + bX

Keterangan:

ŷ = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi (variabel terikat)

a = perpotongan sumbu Y

b = koefisien regresi/slop

Y = nilai variabel terikat yang diketahui

X = nilai variabel bebas yang diketahui

b = kemiringan garis regresi (tingkat perubahan pada y untuk perubahan di x)

n = jumlah data atau pengamatan

Empat pendekatan pertama di atas termasuk dalam model analisis yang bersifat

time series, sedangkan pendekatan yang kelima biasanya disebut dengan pendekatan

asosiatif (hubungan sebab akibat).

Metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu:

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

24

• Model Deret Waktu(Time-Series)

Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan

fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa yang terjadi selama kurun

waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan.

Menganalisis time series berarti membagi data masa lau menjadi komponen-komponen,

dan kemudian memproyeksikannya kemasa depan.

Time Series mempunyai empat komponen:

1. Tren merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun.

2. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti hari,

minggu, bulan, kwartal.

3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi beberapa tahun. Siklus ini biasanya

terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting dalam analisis dan

perencanaan bisnis jangka pendek.

4. Variasi acak merupakaan satu titik khusus dalam data yang disebabkan oleh

peluang dan situasi yanhg tidak biasa. Variasi acak tidak mempunyai pola khusus jadi

tidak dapat diprediksi.

Metode-metode yang dapat digunakan dalam hal ini dapat berupa rata-rata bergerak,

penghalusan eksponensial, model matematika dan metode box-jenkins.

• Model Asosiatif (Hubungan Sebab Akibat)

Model asosiatif(atau hubungan sebab akibat),seperti regresi

linear,menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi

kuantitas yang sedang diramalkan.

Dengan mengolah data yang sudah ada sebelumnya melalui deret waktu dan

metode sebab akibat, maka akan diperoleh hasil peramalan.

2.9.3 Mengukur kesalahan peramalan

Menurut Nachrowi D, dan Hardius Usman (2004:239) menyatakan bahwa

sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara sederhana, apakah

suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan membuat peramalan data

yang sedang kita analisa atau tidak. Minimal prosedur ini dapat digunakan sebagai

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

25

indikator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak. Dan teknik yang

mempunyai MSE terkecil merupakan ramalan yang terbaik.

Heizer danRender (2009:177) mengemukakan bahwa, tiga dari perhitungan yang

paling terkenal adalah deviasi mutlak rerata (Mean Absolute Deviation= MAD) dan

kesalahan kuadrat rerata (Mean Squared Error= MSE).

1. Deviasi Mutlak Rerata (Mean Absolute Deviation = MAD)

MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan untuk

sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai absolut dari tiap

kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n).

2. Kesalahan Kuadrat Rerata (Mean Square Error = MSE)

MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan keseluruhan.

MSE merupakan rata-rata selisih kuardrat antara nilai yang diramalkan dan yang

diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia cenderung menonjolkan

deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.

2.10 Metode Analisa

2.10.1 Metode Economic Order Quantity

EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan

paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, didasarkan pada beberapa asumsi:

• Jumlah permintaan diketahui dan sifatnya konstan

• Lead Time, yaitu waktu diantara pemesanan pesanan dan penerimaan pesanan diketahui

dan konstan

• Penerimaan persediaan dilakukan secara keseluruhan dalam satu waktu

• Potongan kuantitas tidak dimungkinkan (tidak mungkin diberikan diskon)

• Variabel biaya yang ada adalah biaya penempatan pesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan persediaan (holding or carrying cost)

• Pengaturan dilakukan supaya kekurangan stok dapat diatasi

Berdasarkan pendapat Pardede, (2005:422) menyatakan bahwa Economic Order

Quantity (EOQ) menunjukkan sejumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali

pemesanan agar biaya persediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

26

Berikut rumus yang biasa digunakan dalam perhitungan persediaan:

EOQ = Q* =

Annual setup cost =

Annual holding cost =

Total unit cost = Unit cost (D)

I = ½ Q*

Keterangan:

Q* = jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)

D = permintaan per periode

S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

H = biaya penyimpanan per unit per tahun

Q = jumlah unit per pesanan

TC = biaya total

I = rata-rata tingkat persediaan (average inventory)

N = jumlah pemesanan yang diperkirakan selama setahun

T = waktu antara pesanan yang diperkirakan

2.10.1.1 Re-order Point

Siagian (2005:178) mengemukakan bahwa ROP adalah titik/tingkat persediaan,

dimana pemesanan kembali harus dilakukan.

Heizer dan Render mengemukakan bahwa tingkat (titik) persediaan dimana perlu

diambil tindakan untuk mengisi kekurangan persediaan pada barang tersebut.Titik

pemesanan kembali harus ditentukan dengan tepat sehingga kedatangan atau

penerimaan barang yang dipesan tepat waktu.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

27

Persamaan matematis untuk menghitung ROP adalah:

ROP = (d x L) + SS

Permintaan perhari, dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan

jumlah hari kerja per tahun:

d =

Keterangan:

ROP = reorder point

d = permintaan per hari

L = lead time

SS = safety stock

2.10.1.2 Lead Time dan Safety Stock

Pada proses pemesanan barang, di mulai dari memesan sampai barang tersebut

datang/siap digunakan diperlukan jangka waktu yang bisa bervariasi dari beberapa jam

sampai beberapa bulan. Perbedaan waktu antara saat memesan barang sampai saat

barang datang dikenal dengan istilah waktu tunggu (lead time).Lead time sangat

dipengaruhi oleh ketersediaan dari barang itu sendiri dan jarak pembeli dengan

pemasok.

Adanya lead time tersebut menyebabkan perusahaan harus mempunyai

persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama menunggu barang datang.

Persediaan itu disebut sebagai persediaan pengaman (safety stock).

Menurut Freddy Rangkuty (2004:10),safety stock adalah persediaan tambahan

yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan

bahan.Safety stock adalah persediaan barang minimum untuk menghindari terjadinya

kekurangan barang. Terjadinya kekurangan barang disebabkan antara lain karena

kebutuhan barang selama pemesanan melebihi rata-rata kebutuhan barang, yang dapat

terjadi karena kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau karena jangka waktu

pemesanannya terlalu panjang dibanding dengan kebiasaan. Safety stock yang terlalu

banyak mengakibatkan perusahaan menanggung biaya penyimpanan yang terlalu

mahal, tetapi jika terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya atau

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

28

kerugian karena kekurangan barang. Untuk menghitung besarsafety stockdapat

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode perbedaan pemakaianmaksimum dan rata-rata.

Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaianmaksimum

dengan pemakaianrata-rata dalam jangka waktu tertentu, kemudian selisih tersebut

dikalikan dengan lead time.

Safety stock = (Pemakaian maksimum – Pemakaian rata-rata) Lead Time

b. Metode statistika yang berdistribusi normal.

Safety stock = Z

Dimana:

Z = standar normal (diperoleh dari tabel distribusi normal. Misalnya, Z = 95%, ini

berarti tingkat pelayanan sebesar 95% dari permintaan atau penjagaan terhadap

kemungkinan terjadinya stock out hanya 5%)

= standar deviasi

L = lead time

2.10.2 P – Model

P-model mengacu pada aturan pemesanan yang bersifat regular mengikuti suatu

periode yang tetap, tetapi kuantitas dari barang yang dipesan berbeda-beda. Namun,

kesulitan dalam pengimplementasian teknik ini adalah diskontinuitas permintaan

kebutuhan bersih, sehingga interval pemesanan yang telah ditentukan sebelumnya tidak

berlaku lagi.

Perhitungan jumlah pemesanan yang optimal adalah sebagai berikut :

*)(2

1

*

2*

)*(*

dTSSI

LTzsSS

HD

ST

ISSLTdQ

+=

+=

=

−++=

I = Persediaan dalam stock

T* = Selang waktu pemesanan kembali

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

29

L = Waktu pengiriman

s = Standar deviasi

SS = Safety Stock

d = Permintaan rata-rata

2.10.3 Metode Min-Max

Indrajit dan Djokopranoto (2003:38), menyatakan bahwa dalam konsep

minimum maksimum ini, peninjauan dilakukan secara terus menerus, yang berarti

setiap kali harus dipesan, maka harus dipesan.

Konsep minimum maksimum menekankan bahwa sejumlah persediaan harus

ditentukan jumlah minimum dan maksimumnya, mengingat tingkat permintaan tidak

tentu (fluktuatif), sehingga persediaan harus selalu ada dan jumlah yang dipesan

bersifat tetap, disini yang bersifat tetap adalah titik pemesanan ulang disesuaikan

dengan jumlah minimum maksimum.

Cara kerja sistem ini yaitu apabila persediaan telah melewati batas minimum dan

mendekati batas safetystock maka reorder harus dilakukan. Jadi batas minimum

(minimumstock) merupakan batas tingkat reorder. Batas maksimum (maximumstock)

adalah batas kesediaan perusahaan untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk

persediaan bahan baku. Jadi dalam hal ini yang terpenting adalah batas minimum dan

maksimum untuk dapat menentukan orderquantity. Dalam menghitung safetystockpada

metode ini dibutuhkan rata-rata permintaan per bulannya.

Metode ini mempunyai beberapa persamaan dalam perhitungannya seperti

berikut:

Safety stock : SS =

Minimum stock = (DL) + SS

Maximum stock = 2(DL) + SS

Order quantity : Q* = Max stock – Min stock

Banyak pemesanan : N=

Average interval control : I =SS + (½ Q*)

Turn over ratio : TOR =

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

30

Total inventory cost : TC(Min-Max) =

Keterangan:

Q* = jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)

D = permintaan per periode

Co = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

Cc = biaya penyimpanan per unit per tahun

Q = jumlah unit per pesanan

TC = biaya total

I = rata-rata tingkat persediaan (average inventory)

N = jumlah pemesanan yang diperkirakan selama setahun

T = waktu antara pesanan yang diperkirakan

2.10.4 Preliminary Steps

Menurut Ross (2003: 131) dalam mencapai penentuan keputusan strategi e-

Supply Chain Management(e-SCM), ada 5 tahapan yaitu :

1. Energize the Organization

Agar perusahaan siap dalam menerima e-SCMmaka perusahaan harus

memperoleh dukungan dari manajemen puncak selaku pelopor dalam perubahan.

Manajemen puncak harus memperoleh pendidikan dasar tentang Supply Chain

Managementdan e-business. Setelah itu manajemen puncak harus menjadi sponsor

dalam usaha pengembangan strategi e-Supply Chain Management. Selain itu mereka

juga harus memastikan bahwa strategi e-businessterintegrasi baik dengan supply chain

perusahaan dan merancang infrastruktur serta pengembangan anggaran untuk

implementasi e-SCM. Setelah adanya dukungan dari manajemen puncak, langkah

selanjutnya adalah manajemen puncak harus menyemangati dan mengintegrasikan

sumber daya manusia perusahaan dengan e-SCM. Agar semua pihak yang terkait

dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan implementasi e-SCM.

2. Enterprise Vision

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

31

Visi perusahaan mendefinisikan perilaku dari kemampuan persaingan yang

dimiliki dalama infrastruktur yang sekarang dan di jaringan supply chain. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetitif dari bisnis yang dilakukan yang

bertujuan memperdalam tingkat kesadaran akan pentingnya e-businessbagi

perusahaan. Dan menentukan langkah – langkah penting yang diperlukan untuk

membangun e-SCM yang efektif dan bagaimana menerjemahkan ke dalam proses

yang lebih spesifik yang berdasarkan pada internet untuk mencapai visi yang ada.

3. Supply Chain Value Assesment

Perusahaan harus menentukan proses apa yang mendukungkeunggulan

kompetitif untuk dikonversikan ke dalam bentuk e-business.Salah satu cara yang dapat

dilakukan untukmencocokkan inisiatif penerapan teknologi, proses bisnis, dan

visistrategis adalah dengan menggunakkan Supply Chain Value

Assessment(SCVA).Tujuan dari tahap ini untuk menentukan danmengindentifikasikan

inisiatif e-business yang perlu diambil agardapat memberikan manfaat maksimal dan

keuntungan terbesarbagi perusahaan.

4. Opportunity Identification

Pada tahap ini akan timbul beberapa pilhan inisiatif yang mungkin untuk

dilakukan dan peluang apa saja yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini memungkinkan

perusahaan utuk memulai proses dalam menentukan jenis implementasi e-SCM yang

diinginkan, peluang kompetitif yang ditimbulkan, dan perkiraan biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan.

5. Strategy Decision

Tahap terakhir ini, para eksekutif perusahaan dapat berfokus pada

inisiatif dan pemanfaatan peluang yang dipilih dengan memulai proses perencanaan.

Keputusan yang dibuar harus berfokus pada manfaat dan keuntungan yang diharapkan.

Tujuan dari inisiatif e- SCM adalah memanfaatkan kekuatan bersama antara anggota

dalam supply chain untuk meningkatkan keuntungan dalam pasar ataupun menyadari

cara baru untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

32

2.10.5 Five Forces Porter

Menurut David (2009:145) model lima kekuatan porter tentang analisis

kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan

strategi di banyak industri. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat beragam dari

satu insutri ke industri lain. Dampak kolektif dari kekuatan kompetitif begitu brutal di

beberapa industri hingga pasarnya menjadi tidak menarik dari sudut pandang pencarian

laba. Persaingan antar perusahaan yang sudah ada sangat ketat, pesaing baru bisa saja

masuk ke industri dengan relatif mudah, dan baik pemasok maupun konsumen dapat

memiliki daya tawar yang sangat besar menurut porter. Hakikat persaingan disuatu

industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan, diantaranya :

1. Persaingan antar perusahaan sejenis

2. Potensi masuknya pesaing baru

3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti

4. Daya tawar pemasok

5. Daya tawar konsumen

Gambar 2. 3 Model 5 Kekuatan Porter

2.11 Analisa dan Perancangan Sistem

2.11.1 Definisi OOAD ( Object Oriented Analysis and Design)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 60),object oriented analysis

(OOA) memberikan definisi atas semua jenis objek yang bekerja didalam sistem dan

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

33

interaksi user yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas. Selain itu ada object oriented

design (OOD) yang didefinisikan sebagai semua objek yang dibutuhkan untuk

melakukan komunikasi dengan orang dan perangkat dalam sistem serta menunjukan

cara objek melakukan interaksi dalam penyelesaian tugas.

2.11.2 UML ( Unified Modelling Language )

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 48) UML adalah sekumpulan

rangkaian standar yang berada di dalam konstruksi model dan notasi yang

dikembangkan dengan cara khusus di dalam pengembangan berorientasi objek.

2.11.3 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 242-244), use caseadalah suatu

kegiatan yang dikerjakan sistem, secara umum berjalan dengan cara menanggapi

permintaan user. Use case diagram adalah diagram di dalam use case yang

menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem yang bekerja selama use

case itu berlangsung.

Pada tabel 2.1 berikut ini.terdapat notasi di dalam use case diagram.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

34

Tabel 2. 1 Notasi Use Case Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd. (2009: 242)

2.11.4 Domain Class Diagram

Domain class diagram, menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 187),

adalah sebuah UML class diagram yang menggambarkan proses bekerja problem

domain classes, associations, dan attributes.

Pada tabel 2.2 berikut ini.terdapat deskripsi gambar di dalam use case diagram.

Tabel 2. 2 Notasi domain class diagram

Deskripsi Gambar

Class Class

-Attribute

+operation()

Multiply 0…1 Zero or One

1 One and the only one

1…1

One and the only one

(Alternate)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

35

0…* Zero or More

* Zero or More (Alternate)

1…* One or more

Communication

Sumber:Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 192)

Keterangan tambahan mengenai isi dari domain class diagram:

• Attribute : karakteristik dari sebuah objek yang memiliki nilai seperti ukuran,

bentuk, warna, lokasi dan lain sebagainya.

• Class : Tipe atau klasifikasi dari objek yang sama.

• Methods :Behaviorsatau operasi sebagai gambaran apa yang dapat dilakukan

oleh sebuah objek.

• Message : Komunikasi dari objek yang saling berhubungan.

2.11.5 Design Class Diagram

Design class diagram, menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 192),

adalahclass diagram yang diperbaiki menjadi lebih baik dan digunakan sebagai

representasi kelas – kelas yang berada di dalam sistem baru. Tujuan utama dari diagram

ini adalah untuk mendokumentasikan dan mendeskripsikan kelas – kelas yang

digunakan untuk membangun sistem baru.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

36

Gambar 2. 4 Design class diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2009:419)

2.11.6 Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 242),System Sequence

Diagramdigunakan sebagai diagram yangmenggambarkan aliran informasi yang

mengalir dalam sistem.

Tabel 2. 3 Notasi System Sequence Diagram

Actor

Input Massage

A return value

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

37

An Object

(Representing The Automated System)

Object Lifeline

Optional Note

(Explaining something in diagram)

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 242)

Penggunaan notasi di atas jika digambarkan pada sebuah contoh maka akan seperti

pada gambar 2.4 berikut.

Gambar 2. 5 Contoh System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 253).

Contoh Three Layered Sequence Diagram dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

38

Gambar 2. 6Three Layered Sequence Diagram

Sumber: Satzinger (2009: 452)

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

39

2.11.7 Package Diagram

Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 457), berpendapat bahwa Package Diagram

adalah sebuah diagram level tinggi (high-level diagram) yang memperbolehkan

desainer untuk mengasosiasikan class-class pada kelompok yang saling berkaitan.

Terdapat 3 bagian untuk mengilustrasikan tiga lapisan desain yang meliputi view layer,

domain layer dan data access layer. Pada gambar 2.7 merupakan contoh dari Package

Diagram :

Gambar 2. 7Package Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson dan Burd (2009:459)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

40

2.11.8 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009: 531), User Interface mencakup

input dan output yang membutuhkan sedikit keterlibatan dari manusia. Input ini dapat

diambil secara otomatis menggunakanscanner. Banyak output yang dapat dianggap

sebagai User Interface apabila secara utama bekerja untuk mengirim pesan atau

informasi ke sistem lain atau apabila mereka menghasilkan laporan atau dokumen

untuk aktor – aktor yang ada tanpa adanya keterlibatan manusia di dalamnya.

Jadi, User Interface adalah sebuah sistem yang memiliki sedikit interaksi

manusia untuk memasukan input dan mengeluarkan hasil berupa output.User Interface

meliputi input-input dan output-output yang membutuhkan keterlibatan yang minim

dari manusia. Pengambilan input-input ini dapat diambil secara otomatis dengan

menggunakan alat khusus input seperti scanner atau alat-alat sejenis lainnya. Banyak

output yang dianggap sebagai User Interface apabila mereka secara primer mengirim

pesan atau informasi ke sistem lain atau apabila mereka mengeluarkan laporan-laporan,

dokumen untuk aktor-aktor tanpa adanya kerlibatan manusia di dalamnya. Sehingga

bila disimpulkan maka User Interface adalah bagian dari sistem informasi yang

membutuhkan interaksi dari manusia untuk memasukkaninput dan menghasilkan

output.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00058...5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet , Intranet, dan Extranet 2.1.1 Internet Menurut Stair dan Reynolds

41

2.12 Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 8 Kerangka Pemikiran