bab 2 landasan teori 2.1. psikologi perkembangan …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-3-00305-md bab...

26
31 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi Perkembangan Menurut Zimbardo (2000), psikologi perkembangan adalah ilmu ilmiah yang mempelajari tentang perubahan kemajuan psikologis yang terjadi pada manusia dalam setiap periode hidupnya. Perkembangan manusia adalah proses pertumbuhan dan perubahan seumur hidup manusia yang meliputi fisik, kognitif (intelektual) dan sosio emosional. Menurut Zimbardo (2000), teori psikologi perkembangan membagi periode perkembangan manusia menjadi 8 tahap utama yaitu: 1. Masa sebelum lahir sampai lahir (dalam kandungan) 2. Masa pertumbuhan dan awal masa berjalan (dari lahir sampai18 bulan) 3. Masa kanak-kanak awal (18 bulan sampai 6 tahun) 4. Masa kanak-kanak akhir (6 sampai 12 tahun) 5. Masa remaja (12 sampai sekitar 20 tahun) 6. Masa dewasa awal (20 sampai 45 tahun) 7. Masa dewasa tengah (45 sampai 65 tahun) 8. Masa dewasa akhir (65 tahun sampai meninggal) Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada perkembangan masa dewasa awal yaitu dari usia 20 tahun sampai 45 tahun.

Upload: buikhanh

Post on 17-Sep-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

31

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa

2.1.1. Psikologi Perkembangan

Menurut Zimbardo (2000), psikologi perkembangan adalah ilmu ilmiah yang

mempelajari tentang perubahan kemajuan psikologis yang terjadi pada manusia dalam

setiap periode hidupnya. Perkembangan manusia adalah proses pertumbuhan dan

perubahan seumur hidup manusia yang meliputi fisik, kognitif (intelektual) dan sosio

emosional.

Menurut Zimbardo (2000), teori psikologi perkembangan membagi periode

perkembangan manusia menjadi 8 tahap utama yaitu:

1. Masa sebelum lahir sampai lahir (dalam kandungan)

2. Masa pertumbuhan dan awal masa berjalan (dari lahir sampai18 bulan)

3. Masa kanak-kanak awal (18 bulan sampai 6 tahun)

4. Masa kanak-kanak akhir (6 sampai 12 tahun)

5. Masa remaja (12 sampai sekitar 20 tahun)

6. Masa dewasa awal (20 sampai 45 tahun)

7. Masa dewasa tengah (45 sampai 65 tahun)

8. Masa dewasa akhir (65 tahun sampai meninggal)

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian pada perkembangan masa

dewasa awal yaitu dari usia 20 tahun sampai 45 tahun.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

32

2.1.2. Karakteristik Individu pada Masa Perkembangan Dewasa Awal

Dalam kehidupan manusia selama masa dewasa awal, interaksi terjadi diantara berbagai

aspek perkembangan seperti fisik, intelektual, dan sosio emosional sangat jelas terlihat

dan menarik perhatian. Berbagai aspek ini terlihat perubahannya seiring dengan

berkembangnya kehidupan individu.

2.1.2.1. Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal

Dalam perkembangan fisik, masa dewasa awal usia 20-30 tahun merupakan masa

puncaknya. Ketangkasan jari tangan dan pergerakan tangan mulai menurun setelah usia

pertengahan 30 tahun (Troll dalam Papalia, 1995).

Kekuatan, koordinasi, kecerdasan, kecekatan dan ketangkasan tangan, kecepatan

merespon, ketajaman pandangan dan indera perasa semuanya berada di puncaknya

sebelum usia 30 tahun. Dan mulai menurun sekitar usia 40 tahun saat kecenderungan

menuju penurunan jarak pandang jauh yang membuat usia 40 tahunan mengenakan

kacamata untuk membantu ketajaman penglihatannya. Pendengaran berkurang dimulai

dari usia 25 tahun dan semakin nyata dan jelas setelahnya, khususnya terhadap suara

yang melengking (Papalia, 1995).

2.1.2.2. Perkembangan Kognitif (Intelektual) Masa Dewasa Awal

Menurut Wikipedia, perkembangan kognitif didefinisikan sebagai perkembangan

pemikiran, pemecahan masalah, membuat keputusan, konsep pengertian, proses

informasi, perkembangan bahasa, ingatan dan inteligensi dari masa kecil ke pubertas

sampai masa dewasa.

Piaget (dalam Papalia, 1995) menyatakan bahwa perkembangan kognitif dari

bayi sampai pubertas menghasilkan kombinasi kematangan dan pengalaman. Dalam

masa dewasa awal, pengalaman memainkan peranan penting dalam fungsi intelektual.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

33

Pengalaman orang dewasa menjadikan mereka untuk mengevaluasi ulang kriteria

mereka dalam menentukan apa yang benar dan adil. Pengalaman pula yang memiliki

peranan penting seorang dewasa dalam memecahkan masalahnya. Karena pengalaman

setiap orang dewasa berbeda-beda, maka efek yang ditimbulkan ke perkembangan

kognitifnya pun berbeda. Namun, dalam segi psikologis secara umumnya, dalam masa

perkembangan kognitif dewasa awal usia 20 tahunan sampai pertengahan 30 tahun,

kebanyakan orang dewasa akan berubah peran dan tanggung jawab menuju kematangan,

belajar berbisnis, memilih pekerjaan atau memiliki tujuan karir, mengejar pendidikan

yang lebih tinggi, dan menikah. Serta memperoleh atau membangun kemampuan, hobi

atau minat baru. Sementara di usia 40 tahunan, orang dewasa cenderung untuk lebih

mantap dan pasti dalam kehidupannya, membuat komitmen yang lebih dalam dalam

pekerjaan dan keluarganya, menyusun waktu untuk mencapai tujuan hidup lain yang

lebih spesifik (Havighurst dalam Wrightsman, 1994).

2.1.2.3. Perkembangan Sosio Emosional Masa Dewasa Awal

Dalam perkembangan sosio emosional, seorang dewasa akan mengalami perubahan

hubungan dewasa dengan orang tuanya, membangun hubungan yang dekat dan aman

dengan sekitarnya, bekerja sama dengan sekitarnya, memiliki kemampuan untuk

berhubungan lebih baik dengan orang lain, mengekspresikan dan mengatur emosi,

kemampuan untuk menghadapi kehidupan dengan sikap serius, serta kemampuan dan

kesediaan untuk mengatasi kesulitan.

Beberapa pemaparan aspek penting dalam perkembangan masa dewasa awal

diatas secara tidak langsung mempengaruhi orang dewasa dalam hal pembelajaran.

Dalam subbab selanjutnya, penulis akan membahas mengenai konsep pembelajaran

orang dewasa.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

34

2.2. Konsep Pembelajaran

2.2.1. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa

Salah satu aspek penting dalam pendidikan yang perlu mendapat perhatian adalah

konsep pembelajaran orang dewasa. Teori untuk mengajar orang dewasa disebut

andragogi. Andragogi berasal dari bahasa Yunani. Aner artinya orang dewasa dan

agogus artinya memimpin. Kalau ditarik dari pengertian pedagogi, maka andragogi

secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar dan belajar orang

dewasa, kebalikan dari pedagogi yang diartikan sebagai seni mengajar anak kecil.

Andragogi muncul pertama kali pada tahun 1833 di penulisan buku dari seorang

guru dari Jerman bernama Alexander Kapp. Beliau mengulas teori pendidikan Plato dan

membedakan andragogy (andr- berarti man-dewasa) dengan pedagogy (paid- berarti

child- anak-anak) dan agogos berarti petunjuk.

Semenjak itu konsep andragogi digunakan secara tidak teratur, lalu kemudian

baru dipopulerkan lagi oleh Malcolm S.Knowles pada tahun 1979 di Amerika Serikat.

Dan Knowles juga ditunjuk sebagai “Ayah Pembelajaran Orang Dewasa”.

Dalam bukunya The Modern Practice of Adult Education (1980), Knowles

menegaskan andragogi sebagai “seni pembelajaran orang dewasa”.

Asumsi-asumsi Knowles mengenai orang dewasa adalah sebagai berikut :

1. Konsep diri : ketika seseorang matang, konsep dirinya pindah dari seseorang

yang bergantung pada yang lain menjadi seseorang yang bisa mengarahkan

dirinya sendiri.

2. Pengalaman : seseorang yang matang sudah mengumpulkan dan memiliki

banyak pengalaman untuk belajar.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

35

Dalam situasi belajar, seorang dewasa diharapkan bisa menggunakan

pengalaman terdahulu untuk membantu orang dewasa belajar. Oleh karena itu,

pelajar dewasa menggunakan sekaligus pengalaman lama dan pengalaman

barunya untuk menganalisa pembelajaran.

3. Kesiapan belajar : mereka siap untuk belajar saat melihat adanya peran atau

tugas baru.

4. Orientasi belajar : orang dewasa belajar untuk memecahkan masalah dan

memperoleh pengetahuan baru secepatnya.

5. Motivasi belajar : saat seseorang dewasa, motivasi untuk belajar bisa saja datang

dari luar (seperti kenaikan pangkat, gaji tinggi, dan sebagainya), tetapi motivasi

pendorong dari dalamlah yang lebih berpengaruh (seperti kualitas kehidupan,

penghargaan dan sebagainya) (baru ditambahkan Knowles pada tahun 1984).

Orang dewasa adalah orang yang sudah matang baik secara fisik maupun

psikologis. Kematangan psikologis orang dewasa sebagai pribadi yang mampu

mengarahkan diri sendiri mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam

yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang

mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan, dipaksa atau dimanipulasi oleh orang

lain. Dengan demikian apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak

memungkinkan dirinya untuk menjadi dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya

tertekan dan merasa tidak senang, termasuk dalam hal belajar.

Secara jelas Knowles (1980) menyatakan apabila pelajar sudah berusia 17 tahun,

penerapan prinsip andragogi dalam kegiatan pembelajarannya menjadi suatu kelayakan.

Karena upaya membelajarkan orang dewasa berbeda dengan upaya membelajarkan

anak.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

36

Membelajarkan anak (pedagogi) lebih banyak merupakan upaya

mentransmisikan sejumlah pengalaman dan ketrampilan dalam rangka mempersiapkan

anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Sebaliknya, dalam pembelajaran

orang dewasa (andragogi) lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang

dewasa untuk menemukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam rangka

memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dialaminya. Ketepatan pendekatan yang

digunakan dalam suatu pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar.

Walaupun orang dewasa tidak secepat kanak-kanak dan remaja dalam hal

menyerap informasi, namun mereka dapat menukarnya dengan segudang pengalaman

yang dapat mendukung proses pembelajaran. Dewasa adalah seorang yang mempunyai

pengalaman dan kaya akan informasi. Kebanyakan orang dewasa sudah mendapat

pendidikan lewat pengalaman-pengalaman selama hidupnya. Menurut Knowles (1980),

bagi orang dewasa, proses belajar merupakan process of becoming a person, bukan

process of being shaped, karena identitas diri seorang dewasa sudah terbentuk dari

pengalaman masa lalu mereka.

Pengalaman orang dewasa merupakan sumber belajar yang penting.

Pembelajaran mereka akan lebih berkesan melalui teknik yang berasaskan pengalaman

seperti perbincangan dan penyelesaian masalah. Orang dewasa menghubungkan

pengetahuan dan informasi baru mereka dengan pengalaman-pengalaman mereka

terdahulu. Oleh karena itu, orang dewasa sangatlah menghargai pengalamannya dan jika

mereka tidak bisa menggunakan pengalaman-pengalaman mereka tersebut atau

pengalaman mereka ditolak, maka bisa disamakan bahwa mereka ditolak secara

individu.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

37

Mereka juga lebih kritis dalam menerima informasi baru, khususnya jika informasi

tersebut terlihat bertentangan dengan apa yang mereka percayai sebelumnya.

Kebanyakan pelajar dewasa mengalami keragu-raguan dan cemas mengenai usia

dan performa mereka. Mereka ini biasanya merasa kurang percaya diri, merasa bahwa

pengetahuannya kurang mencukupi dan ragu untuk berbicara di kelas. Mereka takut

berbuat kesalahan atau terlihat konyol atau gagal di depan yang lain. Mereka juga

merasakan kewajiban untuk memberikan kepuasan bagi instruktur mereka daripada

pelajar yang lebih muda. Mereka cenderung rendah hati terhadap kemampuan dan

pengalaman mereka. Dan mereka akan merasa tidak sabar jika mereka merasa bahwa

materi pembelajaran mereka tidak berguna bagi mereka.

Aslanian dan Brickell (1980) menyatakan bahwa 83% dari pelajar dewasa

mendeskripsikan bahwa “beberapa perubahan masa lalu, masa sekarang dan masa depan

dalam kehidupan mereka menjadi alasan untuk belajar”. Mereka menghadapi perubahan

yang di dalamnya mewajibkan mereka untuk belajar untuk membuat perubahan tersebut

sukses. Alasan orang dewasa untuk belajar bermacam-macam, yaitu perubahan karir,

pendapatan yang lebih baik, pencapaian aktualisasi diri, kebutuhan dengan rekan bisnis

dan teman, penghargaan untuk diri sendiri, memuaskan pikiran akan suatu hal atau

bahkan untuk suatu alasan yang sederhana, sebuah gelar. Bahkan ada orang dewasa yang

memang menyukai belajar dan ingin melakukannya sepanjang hidup mereka (Papalia,

1995).

Dalam penelitian, mayoritas orang dewasa (sebanyak 56%) mengatakan alasan

mereka untuk belajar adalah demi perubahan karir yang lebih baik. Mayoritas orang

dewasa yang belajar adalah wanita sebanyak 58% (Aslanian dan Brickell, 1980).

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

38

Sudah jelas bahwa orang dewasa belajar karena mereka ingin memperoleh dan

menggunakan pengetahuan. Orang dewasa memiliki kesadaran penuh dalam

mempelajari sesuatu yang baru.

Biasanya mereka mau mempelajari hal tersebut dikarenakan mereka ingin mendapatkan

pengetahuan ataupun skill dari hal yang mereka pelajari itu untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik atau memperbaiki kehidupan mereka di masa depan. Dari hal itu pula,

oleh karena itu orang dewasa siap untuk belajar.

Orang dewasa adalah pelajar yang bisa mengatur dirinya sendiri dan secara

umum mampu untuk memonitor kemajuan diri mereka sendiri dalam hal belajar. Saat si

pelajar semakin bertambah usianya, waktu semakin terbatas dan berharga (Draves,

1984) Mereka sangat menghargai waktu karena mengingat semakin bertambahnya usia

mereka dan kesadaran bahwa mereka tidak dapat mengembalikan waktu yang hilang.

Dalam teori andragoginya, Knowles juga menyebutkan bahwa anak kecil lebih

memiliki orientasi belajar dengan memusatkan pada subjeknya, sementara orang dewasa

lebih mengarah pada belajar untuk menyelesaikan masalah. Dan apa yang dipelajari dan

situasi belajar seperti apa, harus berdasarkan pada keinginan dan kebutuhan orang

dewasa tersebut. Perlu juga dipahami apa pendorong bagi orang dewasa yang belajar,

apa hambatan yang dialaminya, apa yang ingin dipelajarinya, apa yang diharapkannya,

bagaimana seorang dewasa dapat belajar dengan paling maksimal dan sebagainya.

Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan

pendirian yang berbeda. Dengan terciptanya suasana belajar yang baik, orang dewasa

dapat mengemukakan isi hati dan isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun

mereka saling berbeda pendapat. Orang dewasa harus memiliki perasaan bahwa dalam

suatu situasi belajar yang bagaimanapun, mereka boleh berbeda pendapat dan boleh

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

39

berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu sanksi (dipermalukan, dicemooh, dan

sebagainya).

Dengan menanamkan sikap seperti ini, maka halangan psikologis kurang percaya diri

yang ada di kebanyakan orang dewasa belajar akan hilang, dan bisa mempercepat

kemajuan pembelajaran mereka.

Menurut Lunandi dalam bukunya Pendidikan Orang Dewasa (1993), kemampuan

orang dewasa belajar dapat diperkirakan sebagai berikut : (a) 1% melalui indera perasa,

(b) 1,5% melalui indera perasa, (c) 3,5% melalui indera penciuman, (d) 11% melalui

indera pendengaran, dan (e) 83% melalui indera penglihatan. Selain itu, orang dewasa

belajar lebih efektif apabila ia dapat melihat sekaligus mendengarkan.

2.2.2. Perbandingan Pembelajaran antara Anak Usia Sekolah dengan Orang

Dewasa

Belajar bahasa adalah proses seumur hidup, dimulai dari bulan pertama dalam hidup dan

terus berlanjut sampai dewasa. Dalam masa kanak-kanak awal, kemajuan seseorang

paling banyak adalah dalam hal mempelajari bahasa. Dalam usia 6 tahun, seorang anak

sudah menguasai pengucapan dasar dan dasar tata bahasa. Juga menguasai lebih dari

10.000 kata kosakata dasar (90%) dalam bahasa asli mereka (Corsini, 1994).

Anak sebelum usia sekolah memperoleh sebagian besar bahasa pertamanya

secara informal dari orang-orang sekitarnya, televisi, ataupun di lingkungan. Mereka

belajar bahasa tanpa suatu kesadaran dan tanpa suatu usaha.

Banyak teori yang mengatakan bahwa dalam mempelajari bahasa asing, anak

kecil lebih sukses jika dibandingkan dengan orang dewasa. Salah satu teori yang

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

40

terkenal adalah dari seorang ahli bahasa bernama Eric Lenneberg dalam bukunya

Biological Foundation of Language (1967) yang menyatakan bahwa masa kritis dalam

mempelajari suatu bahasa berakhir di sekitar umur 12 tahun atau masa pubertas.

Beliau menyatakan bahwa bila tidak mempelajari sebuah bahasa asing sebelum umur

tersebut, maka perolehan bahasa akan mengalami kesulitan. Karena menurutnya, otak

anak umur di bawah 12 tahun masih dalam masa perkembangan sehingga akan lebih

mudah untuk mempelajari suatu bahasa.

Secara logika, dalam ilmu syaraf, fungsi otak dari anak usia sebelum pubertas

lebih ‘plastis’ dalam arti masih berkembang. Dan setelah usia pubertas lewat, maka otak

secara bertahap akan kehilangan ‘plastisitas’nya dan kematangan akan menghentikan

masa kritis perolehan bahasa asing. Pada saat ini, struktur otak yang biasanya digunakan

untuk belajar dan memroses bahasa akan kehilangan fungsinya dan digantikan oleh

fungsi lainnya.

Pendukung utama teori masa kritis adalah seorang ahli bahasa yang terkenal

yaitu Noam Chomsky. Chomsky (dalam Crain, 2000) menyatakan bahwa otak manusia

memiliki language acquisition device (LAD : alat untuk memperoleh bahasa), yaitu

sebuah mekanisme atau proses yang menyebabkan anak untuk mengembangkan

kemampuan bahasanya. Menurut teori ini, semua anak terlahir dengan universal

grammar (tata bahasa umum) yang mana membuat mereka bersifat menerima terhadap

seluruh bahasa. Oleh karena latar belakang ini, maka anak kecil dengan mudah

menyerap sebuah bahasa saat mereka terekpos oleh bahasa tersebut.

Teori ini juga didukung dengan studi yang dilakukan oleh Johnson dan Newport

(1989) yang membahas mengenai maturational state hypothesis (hipotesis tingkatan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

41

kematangan) yang menyatakan bahwa saat masa awal kehidupan (dari bayi sampai

pubertas) manusia memiliki kemampuan terbaik untuk memperoleh bahasa.

Kemampuan ini menghilang seiring dengan meningkatnya kematangan.

Mereka juga menyatakan bahwa pelajar yang terekspos bahasa asing di masa dewasa

menunjukkan performa yang lebih rendah daripada mereka yang terekspos di masa kecil

awal.

David Singleton (1995) menyatakan bahwa dalam mempelajari bahasa asing,

‘semakin muda = lebih baik’. Tetapi beliau juga mengatakan banyak pengecualian,

menambahkan bahwa 5% dari pelajar bahasa asing dewasa menguasai bahasa asing

dengan fasih walaupun mereka mulai mempelajarinya saat mereka sudah dewasa, jauh

sesudah masa kritis berlalu.

Banyak penelitian yang juga menunjukkan bahwa teori masa kritis ini tidaklah

sepenuhnya benar. Penelitian oleh seorang profesor dari Harvard, Chaterine E.Snow

(2002) menunjukkan bahwa dalam mempelajari bahasa asing, walaupun anak kecil

memiliki keuntungan dapat mencapai pelafalan native speaker, namun sesungguhnya

orang dewasa lebih cepat dalam mempelajari bahasa. Dan dalam mempelajari bahasa

asing, antara orang dewasa dan anak kecil memiliki keuntungan dan kerugiannya

masing-masing.

Tabel berikut di bawah ini merupakan perbandingan pembelajaran antara anak

kecil dengan orang dewasa.

Anak Kecil Orang Dewasa

a. Pembelajarannya berpusat pada subjek a. Pembelajarannya berpusat pada

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

42

pelajaran, bersifat kompetitif dan formal. masalah, bersifat respektif dan informal.

b. Pelajarannya bersifat transmisi, guru

berkata, murid mendengarkan.

b. Pelajarannya bersifat diskusi dan

pembicaraan masalah dengan teknik

pengalaman.

c. Bergantung pada orang dewasa untuk

mengatur hidupnya dan memutuskan apa

yang mereka mereka pelajari dan

menganggapnya penting karena diberitahu

bahwa itu penting dan akan

menguntungkan mereka di masa depan.

c. Bergantung pada diri sendiri untuk

mengatur hidupnya, menentukan sendiri

apa yang ingin mereka pelajari dan kuasai.

Mengetahui apa saja yang mereka

butuhkan untuk menunjang kehidupannya

di masa depan.

d. Belum memiliki pengalaman hidup, oleh

karena itu mereka cenderung terbuka

terhadap informasi baru dan siap untuk

menerimanya. Tanpa ragu mereka akan

belajar apa disuruhkan oleh orang tuanya

dan menyerap informasi walaupun tanpa

secara detil.

d. Memiliki banyak pengalaman hidup,

menggunakan pengalaman baru dan lama

sekaligus untuk menyerap informasi.

Walaupun mereka cenderung lebih lama

dalam menyerap informasi baru yang

diberikan, namun seorang dewasa benar-

benar menyerap dengan detail seluruh

informasi yang diberikan.

e. Sistem kognitif anak-anak yang belum

berkembang sempurna, belum memiliki

kemampuan untuk membuat teknik dan

strategi untuk kemajuan belajar mereka.

e. Sistem kognitif orang dewasa sudah

berkembang sempurna sehingga mereka

bisa membuat teknik dan strategi

bagaimana cara terbaik mereka untuk

mendapat hasil yang baik dalam belajar.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

43

f. Anak kecil belajar karena disuruh oleh

orang tuanya dan belum memikirkan hasil

pembelajarannya akan digunakan untuk

apa.

f. Orang dewasa berharap bahwa hasil

pembelajarannya itu dapat digunakan

sesegera mungkin dalam waktu dekat.

g. Anak-anak lebih mampu untuk

memahami kata dan mendengar perbedaan

kecil dalam bunyi yang seringkali

dilewatkan oleh orang dewasa yang mana

menyebabkan pemahaman lebih sulit. Dan

mereka lebih bersedia untuk

bereksperimen dengan suara atau

rangkaian bunyi-bunyi asing.

g. Dalam hal menguasai tata bahasa,

mereka lebih maju dibandingkan dengan

anak kecil, karena kemampuan sistem

kognitif mereka sudah berkembang matang

dan dapat memroses bahasa dalam level

lebih tinggi (pemahaman hubungan

kalimat dan kosakata serta struktur bahasa)

dan kemampuan untuk menerjemahkan.

h. Anak kecil belajar tanpa kesadaran dan

mereka dapat menggunakan sebagian besar

waktu mereka untuk belajar. Mereka tidak

butuh motivasi untuk mempelajari bahasa

asing, dimana kesuksesan pembelajaran

orang dewasa sebagian juga tergantung

dari motivasi mereka untuk

mempelajarinya.

h. Orang dewasa belajar dengan kesadaran

penuh dan motivasi. Motivasi sangat

mendukung orang dewasa dalam belajar

dan membantu mereka untuk maju

(perasaan akan keberhasilan, penghargaan

terhadap diri sendiri, kehidupan yang

lebih baik dan sebagainya).

i. Anak kecil lebih sulit untuk beradaptasi

dengan kelas baru dan metode pengajaran

yang asing dan baru.

i. Orang dewasa lebih mudah beradaptasi

dengan metode pembelajaran dan suasana

kelas yang baru dan asing.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

44

j. Anak kecil belajar tanpa paksaan dan

kesungguhan. Konsentrasi anak kecil

sering terpecah, karena anak kecil di dalam

kelas lebih tertarik melihat teman

sekelasnya melakukan apa daripada

memperhatikan apa yang diucapkan oleh

guru.

j. Orang dewasa belajar dengan sungguh-

sungguh dan berkonsentrasi dalam

mempelajari suatu hal baru untuk tujuan

yang jelas dan berguna bagi keperluan

hidup mereka. Mereka akan mengeluarkan

kemampuan terbaiknya jika melihat

adanya keuntungan dari hasil belajarnya

dapat membuat hidupnya lebih baik.

k. Anak-anak dapat berbicara dengan

lantang dalam bahasa asing, mereka dapat

bertanya kapanpun dan dimanapun tanpa

harus khawatir akan membuat kesalahan.

Walaupun mereka salah berbicara, mereka

tidak merasakan malu atau apapun.

k. Orang dewasa lebih condong untuk

merasa tidak percaya diri dan malu dalam

berbicara bahasa asing, mereka takut akan

membuat kesalahan dan terlihat konyol di

hadapan orang lain.

l. Anak dalam usia masa kritis yang

mempelajari bahasa asing mendapatkan

satu keuntungan yang pasti yaitu pelafalan

bahasa asing yang fasih seperti native

speaker. Penelitian oleh Oyama (1976)

menyatakan bahwa semakin muda

seseorang belajar bahasa asing, maka

mereka akan semakin mendekati kefasihan

pelafalan seperti seorang native speaker.

l. Walaupun orang dewasa menghasilkan

pelafalan dengan aksen bahasa ibunya,

tetapi secara keseluruhan mereka dapat

menguasai bahasa asing dengan fasih.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

45

Chaterine E.Snow juga memberikan bukti-bukti yang menentang teori masa

kritis. Dalam penelitiannya yang membandingkan antara anak kecil dan orang dewasa

belajar bahasa asing, membuktikan bahwa pelajar di atas usia masa kritis (pubertas atau

12 tahun) memiliki performa yang lebih baik daripada anak kecil di bawah kondisi

terkontrol, kecuali dalam hal pelafalan.

Dalam bukti-bukti tersebut jelas memperlihatkan bahwa tidak ada masa kritis untuk

mempelajari bahasa asing. Bahwa tidak ada penetapan dalam batas kapan seharusnya

seseorang mempelajari bahasa asing. Tetapi, memang ada banyak sekali perbedaan

antara pelajar dewasa dan pelajar anak dalam mempelajari suatu hal yang baru seperti

kimia, musik, matematika, dan sebagainya termasuk bahasa. Dalam hal belajar, orang

dewasa memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Dan semua keuntungan

dan kerugian itu memiliki variasi dalam berbagai usia pula.

Robertson (2002) mengamati bahwa dalam memperoleh kesuksesan dalam

mempelajari bahasa asing tidak hanya dilihat dari faktor usia saja, bahwa banyak faktor

utama lain yang mempengaruhi perolehan bahasa asing tersebut seperti motivasi diri,

kecemasan, kemampuan pemahaman dan pengekspresian, pengaturan dan komitmen

waktu dan sebagainya.

Beberapa keahlian menguasai bahasa asing memang lebih baik jika diperoleh saat

usia muda, namun beberapa juga lebih baik diperoleh di saat usia dewasa. Anak usia

sekolah lebih unggul dari pelajar dewasa dalam pemahaman pendengaran dan

kemampuan berkomunikasi (kefasihan berbicara dan aksen, yang mana bisa diperoleh

dari pendidikan informal), dimana keuntungan pelajar dewasa adalah pemahaman

membaca dan kemampuan akademik bahasa (kemampuan menerjemahkan dan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

46

kemampuan lain yang dapat diperoleh dari pendidikan formal) (Cummins, dalam Taylor

1990).

Jika seorang anak belajar bahasa asing dalam masa usia 6-12 tahun, biasanya

mereka berbicara dengan kefasihan tanpa disertai aksen bahasa ibunya. Tetapi bila

pembelajaran ditunda sampai setelah usia 12 tahun, maka aksen bahasa asli akan jelas

terlihat (Birdsong dalam Smith, 2005).

Penelitian beliau mengindikasikan bahwa masa kritis memang ada di sekitar usia 6-12

tahun. Ini disebabkan karena seiring dengan bertambahnya usia, kita kehilangan

kapasitas untuk mengadaptasi otak kita dari pelafalan bahasa asli ke pelafalan bahasa

asing yang baru (seperti konsonan dan vokal).

Teori ini didukung oleh Kennedy (dalam Smith, 2005) yang menyatakan jika

sistim pelafalan sudah terpaku mati dalam otak kita, maka bahasa asli kita akan menolak

segala jenis perubahan ataupun penambahan yang mencakup segala bunyi baru atau

pelafalan baru dari bahasa asing. Ditambah dengan faktor fisik seperti otot bicara. Saat

usia muda, otot yang mengontrol logat bicara kita masih lunak dan bisa dilatih dan bisa

mencapai pelafalan seperti native. Dan selanjutnya dengan bertambahnya usia, maka

otot-otot pun semakin melemah dan kaku. Inilah sebabnya mengapa dalam usia masa

kritis, anak-anak lebih mudah mencapai pelafalan bahasa asing seperti native tetapi tidak

dengan orang dewasa.

Penelitian oleh Coppetier dan Scovel (1981) menyatakan bahwa bahkan pelajar

bahasa asing dewasa yang sudah di tingkat kemahiran tinggi tidak berperfoma secara

sempurna dalam pelafalan. Oyama (1976) menyatakan pelajar bahasa asing dewasa

hampir selalu memiliki aksen bahasa ibu mereka dalam pengucapan bahasa asing yang

mereka pelajari, aksen mereka hampir selalu dapat dikenali bahkan termasuk mereka

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

47

yang berbicara dengan tata bahasa yang sempurna. Berbeda dengan anak kecil di bawah

usia pubertas yang mempelajari bahasa asing, mereka hampir tidak memiliki aksen

dalam pelafalan bahasa asing yang mereka peroleh. Ini menjelaskan pengalaman melihat

anak kecil berbicara bahasa asing dengan natural dan melihat orang dewasa berbicara

bahasa asing dengan aksen yang tidak natural. Namun bagi anak kecil yang ingin

memperoleh pelafalan seperti native harus diekspos secara cukup untuk memperoleh

pelafalan yang alami.

Orang dewasa memiliki kemajuan yang lebih cepat dalam masa pembelajaran

bahasa asing di tahap awal, tetapi bagi mereka yang menerima ekspos bahasa asing

secara alami selama masa kecilnya, secara hebat dapat meraih level yang lebih tinggi

dalam pelafalannya (Krashen, Long, dan Scarcella, 1979). Singleton (1995) menyatakan

bahwa tidak ada masa kritis untuk belajar kosakata bahasa asing bagi orang dewasa.

Perbedaan gaya belajar orang dewasa yang belajar secara analisis dan anak kecil

yang belajar secara natural adalah hal yang membedakan pembelajaran bahasa dan

perolehan bahasa mereka.

2.2.3. Faktor Halangan dalam Proses Belajar Orang Dewasa

Menurut Verner dan Davidson dalam Lunandi (1993) ada 6 faktor utama yang secara

fisik dan psikologis dapat menghambat orang dewasa dalam belajar:

1. Dengan bertambahnya usia, titik dekat penglihatan atau titik terdekat yang dapat

dilihat secara jelas mulai bergerak menjauh. Pada usia 20 tahun, seseorang dapat

melihat jelas suatu benda pada jarak 10 cm dari matanya. Sekitar usia 40 tahun,

titik dekat penglihatan itu sudah menjauh sampai 23 cm.

2. Begitu pula dengan titik jauh penglihatan. Seiring dengan bertambahnya usia,

titik terjauh yang dapat dilihat secara jelas mulai berkurang, yakni makin pendek.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

48

Sekitar usia 40 tahunan, kesulitan untuk membaca huruf kecil adalah umum.

Karena disebabkan oleh penambahan ukuran lensa yang ditambah dengan otot

mata yang melemah yang mengakibatkan mata untuk sulit memfokuskan objek

(Berk, 2003).

3. Makin bertambah usia, makin besar pula jumlah penerangan yang diperlukan

dalam suatu situasi belajar. Kalau seseorang pada usia 20 tahun memerlukan 100

watt cahaya, maka pada usia 40 tahun diperlukan 145 watt cahaya dan pada usia

70 tahun seterang 300 watt baru cukup untuk dapat melihat secara jelas.

4. Pendengaran atau kemampuan menerima suara berkurang dengan bertambahnya

usia. Pada umumnya seseorang mengalami kemunduran dalam kemampuannya

membedakan nada secara tajam pada tiap dasawarsa dalam hidupnya. Pria

cenderung lebih cepat mundur dalam hal ini daripada wanita. Hanya 11% dari

orang berusia 20 tahun yang mengalami kurang pendengaran. Sampai 51% dari

orang yang berusia 70 tahun ditemukan mengalami kurang pendengaran.

5. Kemampuan untuk membedakan bunyi juga semakin mengurang dengan

bertambahnya usia. Dengan demikian bicara orang lain yang terlalu cepat makin

sukar ditangkapnya dan bunyi sampingan dan suara di latar belakangnya bagai

menyatu dengan bicara orang. Makin sukar pula membedakan bunyi konsonan

seperti t, g, b, c, dan d.

6. Makin bertambah usia, lebih sulit untuk membedakan warna-warna lembut, hal

ini disebabkan oleh menguningnya kornea atau lensa mata, sehingga cahaya yang

masuk agak terasing. Untuk jelasnya perlu digunakan warna-warna cerah yang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

49

kontras untuk alat-alat peraga.

Selain halangan-halangan di atas, orang dewasa belajar juga memiliki halangan-

halangan lain, yaitu orang dewasa yang mempelajari suatu hal cenderung membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk menyerap informasi-informasi baru di dalam otaknya.

Mereka tidak sebaik anak muda dalam mengingat kembali hal yang sudah dipelajari.

Kecepatan bekerja otak menurun seiring bertambahnya usia. Juga adanya penurunan

kecepatan di pergerakan dan waktu bereaksi. Menurunnya proses kecepatan otak

menyulitkan orang dewasa yang berusia 40 tahunan untuk membagi perhatian dan

konsentrasi mereka dalam belajar. Juga lebih menyulitkan dalam hal mengubah dari

tugas yang satu langsung ke tugas yang lain (Berk, 2003).

Jika dibandingkan dengan anak muda, dalam mempelajari sesuatu orang dewasa

akan mengalami krisis percaya diri. Kecemasan merupakan salah satu faktor penting

yang menentukan apakah seseorang dapat sukses dalam hal belajarnya atau tidak. Orang

dewasa biasanya akan lebih takut akan kegagalan dan terlihat atau terdengar konyol di

hadapan orang lain (Twyford dalam Smith, 2005). Ini bisa menghalangi kemajuan

seseorang dalam belajar. Kurangnya percaya diri seperti ini lebih menghalangi orang

dewasa dalam belajar daripada penurunan fisik itu sendiri.

Selain perubahan fisik berpengaruh dalam kemampuan belajar, faktor usia pun

bisa menyebabkan fungsi otak juga menurun seperti kapasitas ingatan, kecepatan

menghitung, kecepatan mengingat kembali dan sebagainya. Selain itu juga, hambatan

seperti gangguan sirkulasi darah, depresi, stress ataupun penyakit kronis bisa menjadi

halangan bagi seorang dewasa untuk belajar (Merriam, 2001).

Edward L.Thorndike (1927) melaporkan bahwa kemampuan untuk belajar

menurun perlahan sebanyak 1% setiap tahunnya setelah usia 25 tahun. Bagi sebagian

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

50

orang dewasa, mempelajari suatu bahasa asing yang baru merupakan pekerjaan yang

sulit. Setiap tahunnya, jutaan pelajar SMU dan mahasiswa yang mempelajari bahasa

asing, hanya sedikit dari mereka yang benar-benar fasih.

Orang dewasa dapat menggunakan kemampuan intelektualnya yang sudah matang

untuk menggantikan kemampuan memori mereka yang menurun dan kontrol motor

mereka (Steinburg dalam Taylor, 1990).

Dan juga walaupun orang dewasa tidak secepat anak muda dalam hal belajar, namun

mereka bisa menambal kekurangan ini dengan kayanya pengalaman mereka yang

terkadang bisa membantu mereka dalam menganalisis permasalahan. Walaupun orang

dewasa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar, namun mereka mempelajari

hal tersebut di level yang lebih dalam dan relevan dengan hal lainnya.

Penelitian menunjukkan dengan bertambahnya usia jika orang dewasa menjaga

kesehatannya dan tetap aktif secara mental, maka kemampuan intelektual dan

kemampuan belajarnya tidak akan menurun (Ostwald dan Williams, 1981)

2.3. Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin merupakan bahasa utama bagi suku Han, yang juga merupakan bahasa

nasional Negara China. Bahasa Mandarin atau Putonghua adalah Standar Bahasa

Mandarin yang dipakai sekarang ini, sesuai dengan dialek dari bagian utara.

2.3.1. Huruf Han

Menurut Wikipedia, tulisan huruf Mandarin berasal dari China sekitar 3500 tahun yang

lalu. Memiliki sekitar 5000 karakter umum yang digunakan untuk mewakili sebuah

morfem. Tidak seperti huruf abjad, huruf Mandarin tersusun dari karakter. Kombinasi

dari berbagai karakter menghasilkan huruf Han.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

51

Kebanyakan dari huruf Han tersusun dari satu atau dua karakter, sebagian besar

dari karakter tersusun dari satu atau dua radikal akar. Sekitar 90% dari karakter huruf

Mandarin disusun dan dikembangkan menurut prinsip 形声 (xíng shēng), yaitu prinsip

yang memiliki unsur simbol dan unsur nada yang tergabung menjadi satu membentuk

satu huruf baru. Cara dari prinsip ini adalah menggunakan satu bentuk radikal yang

memiliki arti dan satu karakter lagi yang dibaca sama sesuai radikalnya.

Pengertian dan pemakaian prinsip ini sangat leluasa digunakan.

2.3.2. Keistimewaan Karakteristik Bahasa Mandarin Dibandingkan dengan

Bahasa Asing Lain

Bahasa Mandarin merupakan salah satu dari bahasa asing yang sulit dipelajari

bersamaan dengan bahasa Jepang, bahasa Korea dan bahasa Arab. Tidak semua bahasa

asing sulit untuk dipelajari, tergantung bahasa ibu si pelajar tersebut. Seorang Indonesia

akan lebih mudah mempelajari bahasa Inggris yang menggunakan bahasa alfabet yang

sama dibandingkan jika mempelajari bahasa Mandarin yang menggunakan bahasa

simbol. Seorang Amerika akan lebih mudah mempelajari bahasa Spanyol jika

dibandingkan dengan seorang Jepang.

Dengan banyaknya karakteristik dan keistimewaan tersendiri yang terdapat

dalam bahasa Mandarin menjadikan bahasa ini merupakan bahasa yang sulit bagi orang-

orang yang ingin mempelajarinya. Beberapa karakteristik bahasa Mandarin yang

istimewa sekaligus merupakan aspek kesulitan dalam mempelajarinya adalah sebagai

berikut :

1. Huruf Han yang merupakan tulisan bahasa Mandarin menggunakan huruf

simbol. Sistem tulisan bahasa Mandarin menggunakan karakter dan setiap

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

52

karakter mewakili morfem atau suku kata. Total karakter huruf Han yang ada

sebanyak 47035 kata dalam kamus Kangxi (Wikipedia). Karakter umum yang

biasa digunakan sekitar 1400-2500 huruf.

2. Penulisan huruf Han memiliki aturan dalam menulis setiap susunan guratan.

Guratan yang ditulis harus berdasarkan urutan-urutan tertentu dan jika salah atau

kurang guratan maka arti dari huruf tersebut pun akan berbeda atau salah.

3. Bahasa Mandarin memiliki 4 intonasi nada. Setiap huruf dengan nada yang

berbeda memiliki arti yang berbeda. Dan ada banyak suku kata dengan bunyi dan

pelafalan yang sama namun dengan arti yang berbeda. Contoh 跟 (gēn) yang

mempunyai arti mengikuti dengan 根 (gēn) yang mempunyai arti akar tumbuhan.

Total tulisan pinyin (ejaan) dengan arti yang ada sebanyak 1382 pinyin (ejaan).

4. Dalam mempelajari bahasa Mandarin, kita harus membiasakan lidah untuk

membedakan huruf konsonan dengan jelas seperti j, q, zh, ch, sh, z, s, c, x, dan

sebagainya. Untuk menguasai hal ini, harus banyak berlatih dengan

mengucapkannya dengan berulang-ulang.

5. Jika sudah mempelajari cukup kosakata yang umum, secara perlahan sudah bisa

membaca sebuah paragraf atau kalimat. Tetapi bentuk penulisan kalimat dalam

bahasa Mandarin merupakan kalimat yang mengalir dengan karakter tanpa

menggunakan spasi untuk membagi-bagi kalimat tersebut kedalam kata atau

frase. Untuk bisa membaca dengan lancar, si pembaca harus bisa dengan cepat

mengenali yang mana kata ganti kata benda, kata depan, kata bilangan, kata

singkatan dan sebagainya. Dan banyak huruf Mandarin dalam kalimat yang

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

53

disingkat seperti 已经(yǐ jīng) menjadi 已 (yǐ).

6. Untuk melihat suatu huruf dalam kamus, membutuhkan waktu dan kecepatan

mencari. Karena mencari huruf Mandarin di dalam kamus, pertama harus

menemukan radikal akar dari karakter tersebut, kemudian baru mencarinya

dengan huruf pinyin (ejaan). Hal itu membutuhkan waktu dibandingkan dengan

mencari arti kata dalam bahasa alfabet.

7. Keistimewaan dari grammar bahasa Mandarin adalah peraturannya tidak terlalu

ketat. Tidak ada perubahan dalam kata benda dan tidak menggunakan perbedaan

bahasa bagi wanita dan pria. Bahasa Mandarin sangat bergantung pada ketepatan

pengaturan huruf dan kegunaan kata itu sendiri, tepatnya pada penggunaan

partikel yang mengindikasikan sebuah tindakan atau kejadian yang sudah terjadi

(了 le), yang sedang terjadi (着 zhē) ataupun yang sudah dialami (过 guò).

8. Seperti yang kita ketahui, otak kita terbagi menjadi 2 bagian yaitu otak sebelah

kiri (left hemisphere) dan otak sebelah kanan (right hemisphere). Seperti yang

diketahui, kemampuan untuk berbahasa berada di otak sebelah kiri. Di 95%

orang bertangan kanan, bagian kiri otaknya dominan untuk bahasa. Bahkan di

60-70% orang bertangan kidal, otak kirinya juga dominan untuk bahasa. Setiap

bagian dari otak terbagi untuk beberapa fungsi, seperti di otak kanan yang lebih

berfungsi untuk spatial abilities (kemampuan yang berhubungan dengan ruang

atau tempat), pengenalan wajah, imaginasi visual, dan musik. Sementara otak

kiri lebih mempunyai fungsi yaitu untuk bahasa, matematika dan logika.

Mempelajari bahasa Mandarin tidak sama seperti mempelajari bahasa Inggris.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

54

Bahasa Mandarin merupakan bahasa simbol dan juga bahasa ucapan. Peneliti Dr.

Sophie Scott dari Wellcome Trust dari Inggris, menemukan bahwa orang yang

mempelajari bahasa Mandarin menggunakan kedua bagian otaknya untuk

memahami bahasa tersebut. Dibandingkan dengan bahasa Inggris sebagai bahasa

alfabet yang hanya menggunakan satu sisi dari otaknya yaitu sebelah kiri yang

memang berfungsi untuk memroses bahasa. Perbedaan intonasi nada dalam

bahasa Mandarin dipercaya oleh para peneliti menjadi alasan mengapa orang

yang belajar Mandarin menggunakan kedua bagian otaknya untuk

memahaminya. Karena otak sebelah kanan biasanya dihubungkan dengan fungsi

untuk memproses musik atau nada. Penelitian lain (Hatta, Tzeng, Hung, Cotton

& Wang dalam Taylor, 2001) menemukan bahwa untuk memproses sebuah

karakter dalam bahasa Mandarin menggunakan otak sebelah kanan, yang mana

salah satu fungsinya adalah imaginasi visual atau gambar. Sementara memroses

dua buah karakter huruf Mandarin, menggunakan otak sebelah kiri. Dengan

penjelasan sebagai berikut jika kita mencari arti sebuah karakter di dalam kamus,

kita akan mengingatnya dengan otak sebelah kanan yang berfungsi sebagai

imaginasi visual atau gambar. Tetapi jika kita membaca dua buah karakter,

proses itu akan beralih ke otak sebelah kiri yang mana fungsinya adalah untuk

memroses tata bahasa. Oleh karena itu mempelajari bahasa Mandarin yang

merupakan bahasa simbol, bahasa alfabet (pinyin), dan bahasa yang

menggunakan intonasi untuk pengucapannya, serta membutuhkan kedua bagian

otak untuk memahami keseluruhannya, menjadikan bahasa Mandarin lebih sulit

untuk dipelajari.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

55

2.4. Kerangka Pemikiran Peneliti

Dalam penelitian ini, penulis membahas mengenai proses belajar orang dewasa.

Mengingat bahasa Mandarin merupakan bahasa yang cukup penting dan banyak orang

dewasa yang mulai mempelajarinya di masa sekarang ini dan di masa depan nantinya,

maka menginspirasi penulis untuk memilih tema kesulitan orang dewasa dalam

mempelajari bahasa Mandarin. Penulis memfokuskan penelitian ini pada orang dewasa

awal dalam cakupan usia 20-45 tahun yang belajar bahasa Mandarin di tempat kursus di

Jakarta.

Dalam penelitian ini, penulis memasukkan teori perkembangan orang dewasa

awal, konsep pembelajaran orang dewasa awal, dan teori faktor halangan orang dewasa

belajar. Penulis juga membandingkan pembelajaran antara anak kecil dengan orang

dewasa untuk memperlihatkan apa perbedaan pembelajaran dan perolehan bahasa asing

antara anak kecil dan orang dewasa. Karena ada teori yang mengatakan bahwa belajar

bahasa asing sebelum usia pubertas (12 tahun) lebih mudah daripada usia dewasa.

Teori oleh Eric Lenneberg menyatakan bahwa masa kritis (critical period) untuk

mempelajari bahasa asing harus dilakukan sebelum usia 12 tahun atau masa pubertas,

karena otak anak usia di bawah 12 tahun masih berkembang sehingga mengakibatkan

kemudahan dalam hal belajar bahasa. Teori lain yang menentang teori tersebut adalah

penelitian dari Chaterine E.Snow yang menyatakan bahwa dalam mempelajari bahasa

orang dewasa dan anak kecil memiliki keuntungan dan kerugiannya tersendiri. Begitu

pula dengan Robertson yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesuksesan belajar

bahasa tidak hanya dilihat dari faktor usia saja. Banyak faktor lain yang juga

mempengaruhi perolehan bahasa asing.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-3-00305-MD Bab 2.pdf · LANDASAN TEORI 2.1. Psikologi Perkembangan Orang Dewasa 2.1.1. Psikologi

56

Dalam penelitian ini, penulis membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok I (20-34 tahun) dan kelompok II (35-45 tahun), karena faktor halangan untuk

dewasa usia 20 tahun berbeda dengan usia 40 tahun. Selain ingin mengetahui secara

umum kesulitan orang dewasa awal di Jakarta yang mempelajari bahasa Mandarin,

penulis juga ingin meneliti apakah halangan belajar dewasa usia 20 tahun dengan usia 40

tahun sama ataukah berbeda dilihat dari halangan segi fisik dan psikologisnya. Penulis

menggunakan metode kuesioner dengan menyebarkan kuesioner kepada 120 orang (60

orang dewasa usia 20-34 tahun dan 60 orang dewasa usia 35-45 tahun) yang belajar

bahasa Mandarin di berbagai tempat les di Jakarta. Untuk bagian landasan teori, penulis

menggunakan metode kepustakaan untuk mendapatkan berbagai sumber teori. Selain

teori-teori yang telah disebutkan di atas, penulis juga memasukkan karakteristik

keistimewaan bahasa Mandarin dibandingkan dengan bahasa asing lain yang mana

menyebabkan bahasa Mandarin lebih sulit untuk dipelajari dibandingkan dengan bahasa

lain bagi pelajar yang bahasa ibunya merupakan bahasa alfabet.