bab ii tinjauan pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1 pengertian...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Narasi
Pengertian Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau
serangakaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan
sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain.
Bahasanya berupa paparan yang gayanya bersifat naratif. Contoh jenis
karangan ini biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen (Widjono, 2007:
175).
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan
suatu kejadian seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri
peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi
adalah unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak
tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi
lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian
waktu (Keraf, 2001: 137).
Menulis pada dasarnya secara populer mendefinisikan narasi adalah
cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-urutan suatu (atau rangkaian)
kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian ini ada tokoh (beberapa tokoh)
dan tokoh ini mengalami dengan menghadapi suatu (serangkaian) konflik
10
dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan alur. Dengan
demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur.
2.1.2 Pengertian Karangan Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi
(Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi
dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah
proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan
dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan
dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf
narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal
Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang
memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun
peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal
yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita
atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari
waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.
11
2.1.3 Ciri-ciri Karangan Narasi
Ciri-ciri karangan narasi yaitu berupa cerita yang menggambarkan
suatu tokoh atau peristiwa sehingga dapat membetuk suatu alur yang dapat
dipahami, menurut (Keraf, 2000:136) ciri-ciri dari narasi yaitu sebagai
berikut:
a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. dirangkai dalam urutan
waktu.
b. berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
c. ada konfiks. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan
menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan
kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh (Atar
Semi, 2003: 31) sebagai berikut:
1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang
benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak
menarik.
4. Memiliki nilai estetika.
5. Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar
Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan
kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya,
Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
12
2.1.4 Tujuan Menulis Karangan Narasi Secara Fundamental
Tujuan menulis yaitu pada dasarnya merupakan upaya untuk
memberikan informasi secara benar terkait dengan suatu alur cerita,
menurut (Keraf, 2010:136) tujuan menulis narasi dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas
pengetahuan, memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
b. Langkah-langkah menulis karangan narasi
c. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan tetapkan
sasaran pembaca kita rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skema alur bagi peristiwa utama itu ke
dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
d. Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita susun tokoh dan perwatakan, latar, dan
sudut pandang.
2.1.5 Jenis-jenis Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan suatu bentuk cerita terhadap suatu
permasalahan. Jenis-jenis karangan narasi menurut (Suparno dan
Muhammad Yunus, 2007:111) secara lengkap dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis). Narasi Ekspositorik adalah narasi
yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang
kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan
13
suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang
ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan
narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga
berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan
dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat
2.1.6 Hakekat Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan
menulis tidak didapat secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar
dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan
berbahasa yang produktif dan reseptif. Menurut Byrne dalam Slamet
(2007: 141) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada
hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis
sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat
menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah
kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga
14
buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan
berhasil.
Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan
grafologi, kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf dan logika
berbahasa (Wagiran dan Doyin, 2005:2). Hakekat dalam menulis cerita
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut
kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,
2008:22) Selanjutnya (Suparno, 2007:1.3) menyatakan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
2) Tahap-Tahap Menulis
Kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal jika yang ditulis
adalah sebuah karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah siap
dikepala. Akan tetapi, kegiatan menulis itu adalah suatu proses yaitu
proses penulisan. Menurut (Kristiantari, 2011:104) ada beberapa tahap
menulis, diantaranya:
a. Tahap Persiapan: pada tahap ini siswa memilih topik, mengumpulkan
ide-ide, memilih bentuk yang sesuai, sehingga siswa telah mengetahui
apa yang akan ditulis dan bagaimana menuliskannya.
15
b. Tahap Inkubasi: pada tahap ini siswa mulai memikirkan masak-masak
gagasan yang muncul, disimpan, dan memikirkan waktu yang tepat
untuk menuliskannya. Ketika saat penulisan gagasan atau ide itu tiba,
maka semuanya akan mengalir begitu deras dan lancar.
c. Tahap Inspirasi: pada tahap ini siswa siap melahirkan gagasan atau ide
dan ada desakan yang kuat untuk segera menulis sehingga tidak bisa
ditunda lagi.
d. Tahap Penulisan: pada tahap ini siwa telah menuangkan gagasan atau
ide dalam bentuk tulisan sesuai dengan yang direncanakan. Pada tahap
ini, tulisan jangan dikontrol atau dinilai dahulu, tetapi membiarkan
semua keluar tanpa harus dinilai baik buruk hasilnya, yang masih
berupa sketsa-sketsa yang masih kasar.
e. Tahap Revisi: pada tahap ini siswa memperbaiki tulisan yang masih
kasar tersebut dengan membuang dan menambah sesuai apresiasi dan
pengetahuan dari komentar-komentar yang diberikan oleh teman dan
gurunya. Siswa menulis kembali tulisanya dengan baik, dan
mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai dan
membagikannya kepada teman sekelasnya. Pada tahap ini bentuk
tulisan terakhir yang dianggap telah mendekati bentuk idealnya.
3) Teknik Menulis
Keterampilan menulis memang memerlukan banyak aspek, namun
keterampilan ini harus tetap diberikan pada kelas dasar. Keterampilan
menulis memang perlu untuk dipelajari, sebab keterampilan ini merupakan
bagian penting dalam pembelajaran bahasa dan akan bermanfaat bagi
16
siswa. Menurut (Syarif, 2009:6) Kegiatan keterampilan menulis secara
umum dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu:
a. Menyalin (Copying)
Kegiatan menyalin tulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya
dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas I yang barubelajar menulis
kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan siswa menyalin langsung
sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru.
b. Menulis Terbimbing (Guided Writing) Teknik menulis secara
terbimbing dapat berupa wacana atu dialog pendek dengan beberapa
kata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
cara mendektekan sebagian kalimat, dan siswa diminta untuk
melengkapi dengan kata-kata mereka sendiri.
c. Menulis Kalimat (Substitution Writing) Kegiatan keterampilan menulis
dapat berupa kegiatan menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada
beberapa bagian yang diganti dengan hal yang serupa berdasarkan
situasi nyata.
d. Menulis Bebas (Free Writing) Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
memerlukan penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang cukup. Guru
dapat memberikansuatu model tulisan atau gambaran tentang topik
yang mungkin merupakan objek yang menarik bagi siswa.
4) Unsur-Unsur Cerita
Dalam menciptakan suatu karya sastra yang berupa cerita rekaan
seorang penulis atau pengarang agar dapat memperoleh hasil yang bagus
dan mudah dipahami oleh pembaca maka pengarang harusnya
17
menyertakan unsur-unsur instrisit yang ada dalam karyanya, unsur-unsur
yang terdapat pada sebuah cerita yaitu:
a. Alur (plot), adalah pengenalan timbulnya konflik, menuju kellimaks,
yang pada akhirnya menuju ke pemecahan masalah yangmerupakan
kekuatan sebuah cerita yang mengatur bagaimana tindakan-tindakan
yang bertalian satu dengan yang lain (Keraf, 2008:147-148).
b. Penokohan, yaitu pengisahan tokoh cerita yang bergerak dalam
rangkaian perbuatan atau pengisahan tokoh cerita yang terlibat dalam
suatu peristiwa dan kejadian (Suparno dan Yunus, 2008:4.41)
c. Latar (setting), adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa yang
dialami tokoh. (Suparno dan Yunus, 2008:4.42).
d. Sudut pandang (point of view), menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan kisah ini. Hal ini akan berdampak pada gaya dan corak
cerita (Kristiantari 2011:125)
5) Langkah-Langkah Menulis Cerita
Langkah-langkah menulis cerita tidak jauh berbeda dengan menulis
karangan pada umumnya menurut (Suparno dan Yunus, 2008:4.50)
Langkah-langkah menulis cerita adalah:
a. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan.
b. Menetapkan sasaran pembaca.
c. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan
d. dalam bentuk skema alur.
e. Membagi peristiwa utama kedalam bagian awal, bagian
pengembangan, dan bagian akhir cerita.
18
f. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa
sebagai pendukung cerita.
g. Menyusun tokoh, perwatakan tokoh, latar dan sudut pandang.
6) Manfaat Menulis
Tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung
(Tarigan, 2008:22-23). Menulis bermanfaat dalam memudahkan para
pelajar berpikir, menolong kita berpikir secara kritis, memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya
tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita
hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman serta dapat membantu kita
menjelaskan pikiran-pikiran kita. Sedangkan menurut Santosa (2008:6.14)
menulis dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan manfaat
menulis adalah memudahkan kita untuk berpikir kritis, memperdalam daya
tanggap atau persepsi kita, membantu menjelaskan isi pikiran-pikiran kita
serta dapat menggali pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat
memperluas wawasan seperti yang diuraikan sebagi berikut:
a. Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri yang ada dalam masing-
masing individu. Mampu mengembangkan berbagai gagasan secara
tertulis.
b. Memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. dapat
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan
secara tersurat
19
c. Dapat meninjau serta menilai gagasan secara lebih objektif akan
mempermudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisis
secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
d. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajarsecara
aktif dalam menemukan sekaligus memecahkan masalah
e. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir
serta berbahasa secara tertib. Latihan menulis dapat meningkatkan
kreatifitas berpikir,oleh karena itu di dalam proses penilaian pada
aspek kemampuan menulis cerita mempunyai beberapa aspek
penilaian.
2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian yang sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:
1. Maryani T. Pemama (2009) dalampenelitian yang berjudul
“Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui
Penggunaan Media Gambar Seri di kelas V SDN Cibulan Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti
bahwa penggunaan media gambar seri yang mampu meningkatkan
kemampuan menulis narasi di kelas V. Persamaan yang ada pada
penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu melihat kemampuan
20
menulis karangan narasi, sedangkan perbedaannya yaitu pada
penelitian Maryani T. Pemama untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis narasi dengan mengunakan media gambar seri
sedangkan peneliti ini meneliti pada matapelajaran Bahasa Indonesia
dan mendeskripsikan kempuan siswa kelas III SD Muhammadiyah 5
Malang.
2. Ade Kulsumawati dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio
Visual terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas
V MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan” (Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014)
hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah nilai hasil rata-
rata kelas eksperimen lebih besar yaitu sebesar 75,50, sedangkan nilai
rata-rata hasil belajar kelas control lebih kecil yaitu sebesar 70,37.
Hasil tersebut menyatakan bahwa penelitian yang dilakukuan berhasil
dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual
berpengaruh terhadap hasil ketrampilan menulis karangan narasi siswa.
Persamaan penelitian Ade Kulsumawati dengan penelitian ini yaitu
melihat kemampuan menulis karangan narsi dan manfaat dari menulis
karangan narasi, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Ade
Kulsumawati meneliti menggunaka media audio visual sedangkan
peneliti mendeskripsikan kemampun dan cara-cara menulis narasi pada
kelas III SD Muhammadiyah 5 Malang.
Sehubungan dengan hal tersebut peneliti merasa perlu menghubungkan
penelitian untuk mengetahui keterampilan menulis narasi anak dapat dicapai
21
secara mksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada
Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 5
Malang.
22
2.3. Kerangka Pikir
Pembelajaran bahasa Indonesia
Berbicara Membaca Menyimak
Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterampilan menulis narasi pada siswa Kelas III SD
Muhammadiyah 5 Malang?
2. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
menulis narasi pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah 5 Malang?
Deskripsi
Menulis
Eksposisi Argumentasi Narasi
Pendekatan penelitian yang digunakan kualitatif, dengan menggunakan
teknik pemgumpulan data yaitu meliputi wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data yaitu menggunakan langkah-langkah
yaitu reduksi data, penyajian data dan penyimpulan.
KESIMPULAN HASIL PENELITIAN