bab ii tinjauan pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1 pengertian...

14
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Narasi Pengertian Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangakaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain. Bahasanya berupa paparan yang gayanya bersifat naratif. Contoh jenis karangan ini biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen (Widjono, 2007: 175). Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu (Keraf, 2001: 137). Menulis pada dasarnya secara populer mendefinisikan narasi adalah cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-urutan suatu (atau rangkaian) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian ini ada tokoh (beberapa tokoh) dan tokoh ini mengalami dengan menghadapi suatu (serangkaian) konflik

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Narasi

Pengertian Narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau

serangakaian kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan dari permulaan

sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain.

Bahasanya berupa paparan yang gayanya bersifat naratif. Contoh jenis

karangan ini biografi, kisah, roman, novel, dan cerpen (Widjono, 2007:

175).

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan

suatu kejadian seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri

peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi

adalah unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak

tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi

lebih mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian

waktu (Keraf, 2001: 137).

Menulis pada dasarnya secara populer mendefinisikan narasi adalah

cerita. Cerita ini berdasarkan pada urut-urutan suatu (atau rangkaian)

kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian ini ada tokoh (beberapa tokoh)

dan tokoh ini mengalami dengan menghadapi suatu (serangkaian) konflik

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

10

dengan tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini merupakan alur. Dengan

demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur.

2.1.2 Pengertian Karangan Narasi

Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan

menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman

manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).

Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan

sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi

(Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi

dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah

proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan

dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung-hubungkan

dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf

narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal

Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang

memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun

peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).

Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal

yang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita

atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari

waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

11

2.1.3 Ciri-ciri Karangan Narasi

Ciri-ciri karangan narasi yaitu berupa cerita yang menggambarkan

suatu tokoh atau peristiwa sehingga dapat membetuk suatu alur yang dapat

dipahami, menurut (Keraf, 2000:136) ciri-ciri dari narasi yaitu sebagai

berikut:

a. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. dirangkai dalam urutan

waktu.

b. berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?

c. ada konfiks. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan

menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan

kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh (Atar

Semi, 2003: 31) sebagai berikut:

1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.

2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang

benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau

gabungan keduanya.

3. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak

menarik.

4. Memiliki nilai estetika.

5. Menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar

Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan

kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya,

Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

12

2.1.4 Tujuan Menulis Karangan Narasi Secara Fundamental

Tujuan menulis yaitu pada dasarnya merupakan upaya untuk

memberikan informasi secara benar terkait dengan suatu alur cerita,

menurut (Keraf, 2010:136) tujuan menulis narasi dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas

pengetahuan, memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.

b. Langkah-langkah menulis karangan narasi

c. Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan tetapkan

sasaran pembaca kita rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan

ditampilkan dalam bentuk skema alur bagi peristiwa utama itu ke

dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita

d. Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukung cerita susun tokoh dan perwatakan, latar, dan

sudut pandang.

2.1.5 Jenis-jenis Karangan Narasi

Karangan narasi merupakan suatu bentuk cerita terhadap suatu

permasalahan. Jenis-jenis karangan narasi menurut (Suparno dan

Muhammad Yunus, 2007:111) secara lengkap dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis). Narasi Ekspositorik adalah narasi

yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang

suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang

kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

13

suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang

ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil

sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan

narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga

berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan

dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,

tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.

b. Narasi Sugestif. Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk

memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat

terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak

seolah-olah melihat

2.1.6 Hakekat Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan

menulis tidak didapat secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar

dan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan

berbahasa yang produktif dan reseptif. Menurut Byrne dalam Slamet

(2007: 141) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada

hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis

sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat

menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah

kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui

kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

14

buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan

berhasil.

Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan

grafologi, kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf dan logika

berbahasa (Wagiran dan Doyin, 2005:2). Hakekat dalam menulis cerita

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pengertian Menulis

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang

sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan,

2008:22) Selanjutnya (Suparno, 2007:1.3) menyatakan bahwa menulis

merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

2) Tahap-Tahap Menulis

Kegiatan menulis merupakan satu kegiatan tunggal jika yang ditulis

adalah sebuah karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah siap

dikepala. Akan tetapi, kegiatan menulis itu adalah suatu proses yaitu

proses penulisan. Menurut (Kristiantari, 2011:104) ada beberapa tahap

menulis, diantaranya:

a. Tahap Persiapan: pada tahap ini siswa memilih topik, mengumpulkan

ide-ide, memilih bentuk yang sesuai, sehingga siswa telah mengetahui

apa yang akan ditulis dan bagaimana menuliskannya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

15

b. Tahap Inkubasi: pada tahap ini siswa mulai memikirkan masak-masak

gagasan yang muncul, disimpan, dan memikirkan waktu yang tepat

untuk menuliskannya. Ketika saat penulisan gagasan atau ide itu tiba,

maka semuanya akan mengalir begitu deras dan lancar.

c. Tahap Inspirasi: pada tahap ini siswa siap melahirkan gagasan atau ide

dan ada desakan yang kuat untuk segera menulis sehingga tidak bisa

ditunda lagi.

d. Tahap Penulisan: pada tahap ini siwa telah menuangkan gagasan atau

ide dalam bentuk tulisan sesuai dengan yang direncanakan. Pada tahap

ini, tulisan jangan dikontrol atau dinilai dahulu, tetapi membiarkan

semua keluar tanpa harus dinilai baik buruk hasilnya, yang masih

berupa sketsa-sketsa yang masih kasar.

e. Tahap Revisi: pada tahap ini siswa memperbaiki tulisan yang masih

kasar tersebut dengan membuang dan menambah sesuai apresiasi dan

pengetahuan dari komentar-komentar yang diberikan oleh teman dan

gurunya. Siswa menulis kembali tulisanya dengan baik, dan

mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai dan

membagikannya kepada teman sekelasnya. Pada tahap ini bentuk

tulisan terakhir yang dianggap telah mendekati bentuk idealnya.

3) Teknik Menulis

Keterampilan menulis memang memerlukan banyak aspek, namun

keterampilan ini harus tetap diberikan pada kelas dasar. Keterampilan

menulis memang perlu untuk dipelajari, sebab keterampilan ini merupakan

bagian penting dalam pembelajaran bahasa dan akan bermanfaat bagi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

16

siswa. Menurut (Syarif, 2009:6) Kegiatan keterampilan menulis secara

umum dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu:

a. Menyalin (Copying)

Kegiatan menyalin tulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya

dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas I yang barubelajar menulis

kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan siswa menyalin langsung

sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru.

b. Menulis Terbimbing (Guided Writing) Teknik menulis secara

terbimbing dapat berupa wacana atu dialog pendek dengan beberapa

kata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan

cara mendektekan sebagian kalimat, dan siswa diminta untuk

melengkapi dengan kata-kata mereka sendiri.

c. Menulis Kalimat (Substitution Writing) Kegiatan keterampilan menulis

dapat berupa kegiatan menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada

beberapa bagian yang diganti dengan hal yang serupa berdasarkan

situasi nyata.

d. Menulis Bebas (Free Writing) Kegiatan ini merupakan kegiatan yang

memerlukan penguasaan kosa kata dan tata bahasa yang cukup. Guru

dapat memberikansuatu model tulisan atau gambaran tentang topik

yang mungkin merupakan objek yang menarik bagi siswa.

4) Unsur-Unsur Cerita

Dalam menciptakan suatu karya sastra yang berupa cerita rekaan

seorang penulis atau pengarang agar dapat memperoleh hasil yang bagus

dan mudah dipahami oleh pembaca maka pengarang harusnya

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

17

menyertakan unsur-unsur instrisit yang ada dalam karyanya, unsur-unsur

yang terdapat pada sebuah cerita yaitu:

a. Alur (plot), adalah pengenalan timbulnya konflik, menuju kellimaks,

yang pada akhirnya menuju ke pemecahan masalah yangmerupakan

kekuatan sebuah cerita yang mengatur bagaimana tindakan-tindakan

yang bertalian satu dengan yang lain (Keraf, 2008:147-148).

b. Penokohan, yaitu pengisahan tokoh cerita yang bergerak dalam

rangkaian perbuatan atau pengisahan tokoh cerita yang terlibat dalam

suatu peristiwa dan kejadian (Suparno dan Yunus, 2008:4.41)

c. Latar (setting), adalah tempat dan waktu terjadinya peristiwa yang

dialami tokoh. (Suparno dan Yunus, 2008:4.42).

d. Sudut pandang (point of view), menjawab pertanyaan siapakah yang

menceritakan kisah ini. Hal ini akan berdampak pada gaya dan corak

cerita (Kristiantari 2011:125)

5) Langkah-Langkah Menulis Cerita

Langkah-langkah menulis cerita tidak jauh berbeda dengan menulis

karangan pada umumnya menurut (Suparno dan Yunus, 2008:4.50)

Langkah-langkah menulis cerita adalah:

a. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan.

b. Menetapkan sasaran pembaca.

c. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan

d. dalam bentuk skema alur.

e. Membagi peristiwa utama kedalam bagian awal, bagian

pengembangan, dan bagian akhir cerita.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

18

f. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukung cerita.

g. Menyusun tokoh, perwatakan tokoh, latar dan sudut pandang.

6) Manfaat Menulis

Tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung

(Tarigan, 2008:22-23). Menulis bermanfaat dalam memudahkan para

pelajar berpikir, menolong kita berpikir secara kritis, memudahkan kita

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya

tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita

hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman serta dapat membantu kita

menjelaskan pikiran-pikiran kita. Sedangkan menurut Santosa (2008:6.14)

menulis dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulisan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan manfaat

menulis adalah memudahkan kita untuk berpikir kritis, memperdalam daya

tanggap atau persepsi kita, membantu menjelaskan isi pikiran-pikiran kita

serta dapat menggali pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat

memperluas wawasan seperti yang diuraikan sebagi berikut:

a. Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri yang ada dalam masing-

masing individu. Mampu mengembangkan berbagai gagasan secara

tertulis.

b. Memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai

informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. dapat

mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkan

secara tersurat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

19

c. Dapat meninjau serta menilai gagasan secara lebih objektif akan

mempermudah memecahkan masalah, yaitu dengan menganalisis

secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.

d. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajarsecara

aktif dalam menemukan sekaligus memecahkan masalah

e. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir

serta berbahasa secara tertib. Latihan menulis dapat meningkatkan

kreatifitas berpikir,oleh karena itu di dalam proses penilaian pada

aspek kemampuan menulis cerita mempunyai beberapa aspek

penilaian.

2.2. Kajian Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian yang sistematis tentang hasil-

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan

subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada

dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa

penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:

1. Maryani T. Pemama (2009) dalampenelitian yang berjudul

“Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Melalui

Penggunaan Media Gambar Seri di kelas V SDN Cibulan Kecamatan

Lemahsugih Kabupaten Majalengka” dalam penelitiannya terbukti

bahwa penggunaan media gambar seri yang mampu meningkatkan

kemampuan menulis narasi di kelas V. Persamaan yang ada pada

penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu melihat kemampuan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

20

menulis karangan narasi, sedangkan perbedaannya yaitu pada

penelitian Maryani T. Pemama untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis narasi dengan mengunakan media gambar seri

sedangkan peneliti ini meneliti pada matapelajaran Bahasa Indonesia

dan mendeskripsikan kempuan siswa kelas III SD Muhammadiyah 5

Malang.

2. Ade Kulsumawati dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio

Visual terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas

V MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan” (Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014)

hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah nilai hasil rata-

rata kelas eksperimen lebih besar yaitu sebesar 75,50, sedangkan nilai

rata-rata hasil belajar kelas control lebih kecil yaitu sebesar 70,37.

Hasil tersebut menyatakan bahwa penelitian yang dilakukuan berhasil

dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual

berpengaruh terhadap hasil ketrampilan menulis karangan narasi siswa.

Persamaan penelitian Ade Kulsumawati dengan penelitian ini yaitu

melihat kemampuan menulis karangan narsi dan manfaat dari menulis

karangan narasi, sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian Ade

Kulsumawati meneliti menggunaka media audio visual sedangkan

peneliti mendeskripsikan kemampun dan cara-cara menulis narasi pada

kelas III SD Muhammadiyah 5 Malang.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti merasa perlu menghubungkan

penelitian untuk mengetahui keterampilan menulis narasi anak dapat dicapai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

21

secara mksimal. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada

Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 5

Malang.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...eprints.umm.ac.id/37180/3/jiptummpp-gdl-widoindraj-51763-3-babii.pdf · dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan

22

2.3. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Indonesia

Berbicara Membaca Menyimak

Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterampilan menulis narasi pada siswa Kelas III SD

Muhammadiyah 5 Malang?

2. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

menulis narasi pada siswa Kelas III SD Muhammadiyah 5 Malang?

Deskripsi

Menulis

Eksposisi Argumentasi Narasi

Pendekatan penelitian yang digunakan kualitatif, dengan menggunakan

teknik pemgumpulan data yaitu meliputi wawancara, observasi dan

dokumentasi. Teknik analisis data yaitu menggunakan langkah-langkah

yaitu reduksi data, penyajian data dan penyimpulan.

KESIMPULAN HASIL PENELITIAN