bab ii landasan teoritis -...

29
11 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kepala Sekolah Kepala Sekolah adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya. Pola kepemimpinan sangat berpe- ngaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemaju- an lembaga atau organisasi termasuk lembaga pen- didikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan mendorong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wahjo Sumijo (2003:83) kepala sekolah adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi suatu pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh bagi orang lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta didik.

Upload: trankhue

Post on 06-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

11

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah pemimpin bagi guru dan

peserta didiknya. Pola kepemimpinan sangat berpe-

ngaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemaju-

an lembaga atau organisasi termasuk lembaga pen-

didikan. Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara

atau usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan

mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan

mendorong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain

yang terkait untuk bekerja atau berperan serta guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Wahjo Sumijo (2003:83) kepala sekolah

adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang

diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat

diselenggarakannya proses belajar mengajar atau

tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang

memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima

pelajaran. Kepala sekolah merupakan kedudukan

resmi suatu pemimpin, maka perlu disadari bahwa

setiap kata yang terucap dan setiap langkah yang

dibuat, akan menimbulkan suatu pengaruh bagi orang

lain yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta

didik.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

12

Seorang pemimpin bagaimana pun tipikal dan

gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan

prinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan

membuat kepala sekolah menjadi pemimpin sejati,

yang diharapkan mampu menggerakkan atau memo-

tivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik. Dalam

pelaksanaannya keberhasilan kepala sekolah sangat

dipengaruhi oleh: (a) Kepribadian yang kuat; (b) penge-

tahuan yang luas; (c) keterampilan yang profesional

terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah,

antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki

keterampilan kemanusiaan, dan memiliki keteram-

pilan konseptual.

Kepala sekolah Taman Kanak-Kanak atau pe-

mimpin harus mempunyai kepimpinan. Kepemim-

pinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung

pada sudut pandang atau perspektif ahli/peneliti.

Misalnya dari perspektif individual dan fenomena yang

paling menarik perhatian mereka. Berikut ini beberapa

definisi kepemimpinan dari beberapa ahli.

Sergiovani (1992) mendefinisikan kepemimpinan

sebagai sebuah sikap yang menggambarkan perilaku,

bukan sejumlah keahlian dan sikap yang merupakan

bawaan sejak lahir maupun diperoleh kemudian.

Baginya, yang lebih penting dalam kepemimpinan di

sekolah adalah adanya hubungan antara anak-anak

dan orang dewasa belajar dan tetap belajar, serta

membangun komunitas belajar,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

13

Handoko (1995), kepemimpinan manajerial

dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan

dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang saling berhubungan tugas-

nya. Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut.

Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain,

bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk

menerima pengarahan dari pemimpin membantu

menentukan kedudukan pemimpin dan membuat

proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawah-

an/guru, semua fasilitas kepemimpinan seorang

kepala sekolah Taman Kanak-Kanak menjadi tidak

relevan. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu

pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara

pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin

mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai

kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota

kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan

pemimpin secara langsung, meskipun dapat juga

melalui sejumlah cara tidak langsung. Ketiga, pemim-

pin dapat menggunakan pengaruh, artinya pemimpin

dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan

dan juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan

melaksanakan perintahnya.

Menurut Purwanto (2003: 26) yang menyarikan

pendapat dari Atmosudirjo mengartikan kepemimpin-

an adalah suatu seni (art), kesanggupan (ability) atau

teknik (technique) untuk membuat sekelompok orang/

bawahan dalam organisasi formal atau para pengi-

Page 4: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

14

kut/simpatisan dalam organisasi informal mengikuti

atau menaati segala apa yang dikehendakinya, mem-

buat mereka begitu antusias atau bersemangat untuk

mengikuti atau bahkan mungkin berkorban untuknya.

Menurut Purwanto (2003: 26) kepemimpinan

adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk

mencapai tujuan kelompok secara sukarela. Kartono

(2001:49) juga berpendapat sama bahwa pada kepe-

mimpinan terhadap unsure-unsur, kemampuan mem-

pengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan

tingkah laku bawahan atau orang lain untuk men-

capai tujuan organisasi atau kelompok.

Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat

dikatakan bahwa kepemimpinan adalah: (1) seni

untuk menciptakan kesesuaian paham, (2) bentuk

persuasi dan inspirasi, (3) kepribadian yang mempu-

nyai pengaruh, (4) tindakan dan perilaku, (5) titik

sentral kegiatan kelompok, (6) hubungan kekuatan/

kekuasaan, (7) saran pencapaian tujuan, (8) hasil dari

interaksi, (9) peranan yang dipolakan, (10) inisiasi

struktur.

Semua orang adalah pemimpin. Guru adalah

pemimpin bagi peserta didiknya, Kepala sekolah

adalah pemimpin bagi guru dan peserta didiknya, ibu

pun pemimpin bagi anak-anaknya. Hampir setiap

orang adalah pemimpin di lingkungannya masing-

masing. Manusia adalah khalifah di muka bumi.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

15

Agustian (2005:96) menyatakn bahwa selama ini

banyak kekeliruan pemahaman tentang arti kepemim-

pinan. Pada umumnya orang melihat pemimpin adalah

sebuah kedudukan atau sebuah posisi semata,

sehingga berbagai cara dilakukan untuk menjadi

seorang pemimpin. Mulai dari membeli kedudukan

dengan uang, menjilat atasan, menyikut pesaing atau

teman, atau cara-cara lain demi mengejar posisi

pemimpin. Akibatnya melahirkan pemimpin yang tidak

dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, dan bahkan

dibenci.

Pola kepemimpinan akan sangat berpengaruh

bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan lem-

baga atau organisasi termasuk lembaga pendidikan.

Kepemimpinan dalam pendidikan adalah cara atau

usaha pemimpin untuk menggerakkan dengan mem-

pengaruhi, membimbing, mengarahkan dan mendo-

rong guru, staf, peserta didik, dan pihak lain yang

terkait untuk bekerja atau berperanserta guna men-

capai tujuan yang telah ditetapkan.

Makna kepala sekolah menurut Wahjosumidjo

(2003:83) adalah sebagai seorang tenaga fungsional

guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu

sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar

mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara

guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang

menerima pelajaran.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

16

Kepala sekolah merupakan kedudukan resmi

sebagai pemimpin, maka perlu disadari bahwa setiap

kata yang terucap dan setiap langkah yang dibuat,

akan menimbulkan suatu pengaruh kepada orang lain

yang berada di sekitarnya, yaitu guru dan peserta

didik. Seorang pemimpin, bagaimana pun tipikal dan

gaya memimpinnya, semua sangat tergantung dengan

prinsip yang dianut. Namun prinsip yang benarlah

yang akan membuat kepala sekolah menjadi pemimpin

sejati, yang diharapkan mampu menggerakkan atau

memotivasi guru sehingga memiliki kinerja yang baik.

Ditambahkan bahwa kata “memimpin” dalam

praktik organisasi mengandung konotasi menggerak-

kan, mengarahkan, membimbing, melindungi, mem-

bina, memberikan teladan, memberikan dorongan,

memberikan bantuan, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaanya, keberhasilan kepemim-

pinan seorang pemimpin dalam pendidikan sangat

dipengaruhi oleh: (a) kepribadian yang kuat, (b) ber-

pengetahuan yang luas, (c) ketrampilan profesional

yang terkait dengan tugasnya sebagai pemimpin,

antara lain: memiliki keterampilan teknis, memiliki

keterampilan hubungan kemanusiaan, dan memiliki

keterampilan konseptual.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam-

puan dan seni kepala sekolah dalam menggerakkan,

mengarahkan, mempengaruhi, membimbing, mem-

Page 7: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

17

bina, dan mendorong orang lain (guru, karyawan,

peserta didik, orang tua peserta didik, dan warga

sekolah lainnya) agar mau dan mampu bekerja atau

berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sekolah.

Definisi di atas hampir sama dengan definisi

kepemimpinan kepala sekolah dalam buku Panduan

Manajemen Sekolah. Dijelaskan dalam buku tersebut

bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau

usaha kepala sekolah dalam menggerakkan, membim-

bing, mempengaruhi, mendorong, dan mengarahkan

orang lain (guru, staf TU, peserta didik, orang tua

peserta didik dan stakeholders lainnya) untuk bekerja

dan berperan serta guna mencapai tujuan yang

ditetapkan sekolah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui

bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah kemam-

puan dan seni kepala sekolah sebagai tokoh kunci

dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menggerak-

kan semua SDM sekolah terutama guru untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sebagai tokoh kunci, kepala sekolah merupakan

pemimpin tertinggi di sekolah dan pemegang tanggung

jawab tunggal atas semua kegiatan sekolah. Untuk itu

agar berhasil dalam kepemimpinnya, kepala sekolah

sebagai pemimpin harus menjiwai dan senantiasa

menerapkan konsep filosofis kepemimpinan pendi-

dikan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung

Page 8: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

18

tulodho, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani

(Kartono 2001:285)

Di samping itu dalam paradigma baru pende-

katan MBS, kepala sekolah sebagai pemimpin harus

kreatif. Artinya kepala sekolah sebagai pemimpin

harus memiliki banyak gagasan dan inisiatif serta

mampu berpikir kreatif untuk mencari berbagai ke-

mungkinan pemecahan masalah dalam meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus berani

melakukan pembaharuan di sekolah dan membang-

kitkan semangat kerja guru dan stafnya. Ia juga harus

bersifat terbuka dan memberi dorongan serta kesem-

patan seluas-luasnya kepada seluruh warga sekolah

agar mau mengajukan gagasan-gagasannya dan ber-

patisipasi aktif dalam memajukan sekolah sehingga

setiap guru dan staf dapat terampil dan menunjukkan

potensi yang dimilikinya.

Pada umumnya pemimpin yang menerapkan

filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara memilki

sifat dan kepribadian yang teguh, bertanggung jawab,

selalu menjadi perintis atau pemrakarsa, membang-

kitkan semangat kerja, memiliki semangat juang dan

etos kerja yang tinggi, mampu berpikir serta bertindak

cepat dan tepat, dan memberi dorongan dan kebe-

basan yang luas kepada bawahannya.

Sifat dan kepribadian pemimpin yang menerap-

kan filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ter-

Page 9: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

19

nyata sesuai dengan ciri-ciri manajer atau pemimpin

kreatif yang dikemukakan Timpe (1999: 219). Disebut-

kan bahwa pada umumnya manajer, atau pemimpin

kreatif adalah orang yang penuh gairah, memancarkan

antusiasme yang menular (ing ngarso sung tulodho),

memberi semangat kepada orang-orang yang dipimpin-

nya serta memberi hidup kepada lingkungannya (ing

madya mangun karso), dan memiliki kepribadian dan

emosi yang baik, memberi kebebasan luas, memberi

kepercayaan penuh kepada orang-orangnya (tut wuri

handayani), dan mau menanggung resiko jika terjadi

kesalahan dan kegagalan dari bawahan melaksanakan

tugasnya,

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah

yang dapat menempatkan posisi dirinya sebagai

pemimpin kreatif, yaitu seorang pemimpin yang mem-

punyai sifat dan kepribadian yang kuat dan tangguh,

bertanggung jawab, mampu menjadi perintis atau

pemrakarsa pembaharuan di sekolah, membangkitkan

semangat kerja, memiliki semangat juang dan etos

kerja yang tinggi. Ia juga mampu berpikir dan bertin-

dak cepat serta memberikan dorongan dan kebebasan

luas kepada guru dan stafnya untuk mengembangkan

gagasan dan potensinya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa kepala sekolah adalah kepemimpinan kepala

sekolah adalah kemampuan dan seni kepala sekolah

dalam menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi,

Page 10: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

20

membimbing, membina dan mendorong orang lain.

Agar mau dan mampu bekerja atau berperan serta

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses

menciptakan sesuatu yang baru, berani mengambil

resiko, dan mendapatkan keuntungan. Kewirausahaan

menyangkut tiga perilaku yaitu kreatif, komitmen

(motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab), dan

berani mengambil resiko dan kegagalan. Kewira-

usahaan adalah proses inovasi dan kreasi. Orang yang

berwirausaha disebut wirausahawan (entrepreneur)

(Depdiknas 2009). Menurut Putra (2008) kewira-

usahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai

yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya

yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial,

psikis, dan sosial yang menyertai, serta menerima

penghargaan/imbalan moneter dan kepuasan pribadi.

Menurut Hakim (1984: 34), ada empat unsur

yang membentuk pola dasar kewirausahaan yang

benar dan luhur, yaitu: (1) sikap mental, (2) kepe-

mimpinan, (3) ketatalaksanaan, (4) keterampilan.

Dengan demikian, wirausahawan harus memiliki ciri

atau sifat tertentu sehingga dapat disebut wirausaha-

wan. Secara umum, seorang wirausahawan perlu

memiliki ciri percaya diri, berorientasi tugas dan hasil,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

21

berani mengambil resiko, memiliki jiwa kepemimpinan,

orisinalitas dan berorientasi masa depan.

Sunyoto dan Wahyuningsih (2009) memberikan

empat definisi tentang kewirausahaan:

(1) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan

kreativitas dan inovasi dalam memecahkan per-

soalan dan menemukan peluang untuk memper-baiki kehidupan; (2) kewirausahaan adalah mental

dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha mening-

katkan penghasilan; (3) kewirausahaan juga diarti-kan sebagai suatu sikap, jiwa dan kemampua

untuk menciptakan sesuatu yang baru yang

sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain; (4) kewirausahaan adalah suatu proses

seseorang guna mengejar peluang-peluang untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui

inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan

bahwa kewirausahaan adalah sikap seseorang yang

berusaha dengan keras untuk mendapatkan hal-hal

yang diinginkan dengan memberdayakan peluang-

peluang yang ada. Seseorang yang berusaha secara

mandiri, berani mengambil resiko, senang berpetu-

alang, senang menghadapi tantangan, innovator

dengan memperhatikan nilai waktu dan usaha, mem-

perkirakan keuangan, keuntungan finansial, kepuasan

pribadi, kebebasan, dan creator.

2.3 Wirausahawan

Istilah kewirausahawan berasal dari terjemahan

entrepeneurship, yang dapat diartikan sebagai “the

Page 12: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

22

book bone of economy” yaitu syaraf pusat perekono-

mian atau “tailbone of security” yaitu pengendali

perekonomian suatu bangsa (Soeharto Wirakusuma,

1997). Secara epistomologi, kewirausahawan merupa-

kan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

dan berbeda. Menurut Zimmerer (1996), kewirausa-

haan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk

memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan

peluang yang dihadapi setiap hari (applying creativity

and innovation to solve the problems and to exploit

opportunities that people face everyday). Kewirausa-

haan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi,

dan keberanian manghadapi resiko yang dilakukan

dengan cara kerja keras untuk membentuk dan

memelihara usaha baru.

Kreativitas, oleh Zimmerer (1996), diartikan

sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan

menemukan cara-cara baru dalam memecahkan

persoalan dan menghadapi peluang (creativity is the

ability to develop new ideas and to discover new ways

of looking at problems and opportunities), sedangkan

inovasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan

peluang untuk meningkatkan dan memperkaya

kehidupan (innovation is the ability to apply creative

solutions to those problems and opportunities to

enchance or to enrich people`s live). Menurut Levitt

yang dikutip Zimmerer (1996), kreativitas adalah

Page 13: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

23

berpikir sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah

melakukan sesuatu yang baru. Wirausaha akan ber-

hasil apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang

baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan

cara yang baru.

Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan

Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1965, men-

cantumkan pengertian wirausaha dan kewirausahaan

sebagai berikut:

Wirausaha adalah orang yang mempunyai sema-

ngat, sikap, perilaku dan kemampuan kewira-usahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan seseorang dalam mena-

ngani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan

cara kerja, teknologi dan produk baru dengan

meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Wirausaha mengarah kepada orang yang mela-

kukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemam-

puan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan

menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang

wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan menurut Suryana (2003:13) adalah

kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,

kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukes. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan

untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

(create new and different) melalui berfikir kreatif dan

inovatif. Pada hakikatnya kewirausahaan adalah sifat,

Page 14: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

24

ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan

dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia

nyata secara kreatif. Berdasarkan pemahaman terse-

but, Suryana (2003: 13) mengidentifikasi enam haki-

kat penting dari kewirausahaan sebagai berikut:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwu-judkan dalam perilaku yang dijadikan dasar

sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,

kiat, proses, dan hasil bisnis;

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan

berbeda (ability to create the new and different);

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerap-an kreativitas dan inovasi dalam memecahkan

persoalan dan menenumak peluang untuk

memperbaiki kehidupan;

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diper-

lukan untuk memulai suatu usaa (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth);

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam

mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan

sesuatu yang berbeda (innovative) yang

bermanfaat memberi nilai lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan

nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan

sumber – sumber melalui cara – cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai

tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara

mengebangkan teknologi bari, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru

untuk menghasilkan barang dan jasa yang

baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan

cara baru untuk memberikan kepuasan

kepada konsumen.

Berdasarkan pemahaman mengenai pengertian

kewirausahaan, maka kompetensi kewirausahaan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

25

kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai kemam-

puan kepala sekolah dalam menangani aktivitas yang

mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta

menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru

dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka mem-

berikan pelayanan yang lebih baik kepada stakeholder.

Dapat disimpulkan bahwa wirausahawan adalah se-

seorang yang mempunyai naluri kewirausahaan yaitu

inovatif, kreatif, berpikiran ke depan, selalu mencari

cara yang lebih baik, mengubah peluang menjadi

tantangan, dan selalu berpikiran positif.

2.4 Ciri Usahawan Sukses

Ada tiga ciri utama seorang entrepreneur menu-

rut Ciputra dalam Rokhmaniyah (2009). Pertama,

seorang entrepreneur mampu melihat peluang bisnis

yang tidak dilihat atau diperhitungkan oleh orang lain,

ia melihat kemungkinan dan memiliki visi untuk men-

ciptakan sesuatu yang baru yang memicu semangat-

nya untuk bertindak. Kedua, seorang entrepreneur

adalah orang yang bertindak untuk melakukan ino-

vasi, mengubah keadaan yang tidak/kurang menye-

nangkan menjadi keadaan yang diinginkan. Tindakan-

lah yang membuat entrepreneur menjadi inovator.

Ketiga, seorang entrepreneur adalah pengambil resiko,

baik resiko yang bersifat finansial (rugi), maupun yang

bersifat mental (gagal).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

26

Menurut Meredith et.al (dalam Tim Dosen

Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia 2009) dan Marbun dalam Alma (2009),

keberhasilan seorang wirausaha dapat dilihat dari

enam ciri. Keenam ciri tersebut meliputi percaya diri,

berorientasi tugas dan hasil, pengambil resiko, kepe-

mimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa

depan.

Seorang wirausaha memiliki daya inovasi yang

tinggi, dimana dalam proses inovasinya menunjukkan

cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan

pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas kepala

sekolah, kebanyakan di antaranya tidak menyadari

keragaman dan keluasan bidang yang menentukan

tindakannya guna memajukan sekolah. Mencapai

kesempurnaan dalam melakukan rencana merupakan

sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi

bukan merupakan sasaran yang realistik bagi keba-

nyakan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha. Bagi

kepala sekolah yang realistik hasil yang dapat diterima

lebih penting darippada hasil yang sempurna. Setiap

orang termasuk kepala sekolah yang kreatif dan

inovatif adalah individu yang unik dan spesifik

2.5 Kewirausahaan dalam Pendidikan

Pandangan berwirausaha, sekarang tampaknya

lebih maju dan memasuki sektor pemerintah (Alma,

2009). Di dalam dunia pendidikan, kewirausahaan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

27

merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh kepala

sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagi pimpin-

an sekolah.

Kewirausahaan di sini dalam makna untuk

kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan

untuk kepentingan pendidikan yang bersifat komer-

sial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang

diambil adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti

inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang

menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dan

memiliki naluri kewirausahaan; bukan mengkomer-

silkan sekolah. Semua karakteristik tersebut berman-

faat bagi kepala sekolah dalam mengembangkan

sekolah, mencapai keberhasilan sekolah, melaksana-

kan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin,

menghadapi kendala sekolah, dan mengelola kegiatan

sekolah sebagai sumber belajar siswa (Depiknas 2009).

Seorang wirausaha dapat terbentuk dengan

latihan, dan setiap institusi pendidikan meyakini

bahwa seorang entrepreneur itu dapat dibentuk atau

dilatih. Jadi, seorang kepala sekolah dapat menjadi

seorang entrepreneur, yang bertugas mewirausahakan

pendidikan di sekolahnya.

2.6 Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan

Kepala Sekolah

Murphy & Peck (1980:8) menggambarkan

delapan anak tangga untuk puncak karir. Delapan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

28

anak tangga ini dapat pula digunakan oleh seorang

kepala sekolah selaku wirausaha dalam mengembang-

kan profesinya. Kedelapan anak tangga yang dimak-

sud adalah:

(1) mau bekerja keras; (2) bekerjasama dengan

orang lain; (3) penampilan yang baik; (4) percaya

diri; (5) pandai membuat keputusan; (6) mau menambah ilmu pengetahuan; (7) ambisi untuk

maju; (8) pandai berkomunikasi.

Rokhmaniyah (2009) menyatakan bahwa penga-

matan sekilas di lapangan, selama ini menunjukkan

bahwa sebagian besar kepala sekolah agaknya masih

belum memainkan peranannya secara optimal. Salah

satunya ditunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai

entrepreneur belum mampu bertindak kreatif dan

inovatif, membaca peluang sekolah dalam meningkat-

kan minat calon siswa masuk ke sekolahannya,

bekerja sama dengan pengusaha, mengembangkan

unit produksi sekolah, memperbaiki sistem insentif,

dan memasarkan hasil unit produksi sekolah.

Sedangkan menurut Nyanyi (2009) menyimpul-

kan bahwa derajat entrepreneurship para kepala

sekolah dalam mengelola unit-unit usaha sekolah

pada SMK-SMK di kota Boyolali termasuk tinggi.

Penilitian ini hanya melihat penerapan di dalam

mengelola unit-unit usaha sekolah, sehingga hasil

penelitian ini masih sulit menggambarkan derajat

kewirausahaan kepala sekolah di dalam mengelola

sekolah secara keseluruhan. Belum tentu kepala

Page 19: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

29

sekolah mampu mengelola dengan baik unit-unit

usaha sekolah, maupun dalam mengelola seluruh

kegiatan atau bidang yang terdapat di sekolahannya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

derajat pelaksanaan kewirausahaan kepala sekolah

tidak bersifat mutlak di setiap daerah dan jenjang

pendidikan, akan tetapi bisa berbeda di setiap daerah

yang digunakan sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah, bahwa seorang kepala sekolah

harus memiliki lima kompetensi di antaranya: kepri-

badian, manajerial, kewirausahaan, supersvisi, dan

sosial. Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala

sekolah yang mendukung terhadap perwujudan

kompetensi kewirausahaan yaitu menciptakan inovasi

yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah,

bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/

madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang

efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya se-

bagai pemimpin sekolah/madrasah, pantang menye-

rah dan selalu mencari solusi terbaik dalam mengha-

dapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, dan

memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola

kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai

sumber belajar peserta didik (Aqib 2008).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

30

Berikut ini diuraikan kemampuan atau kinerja

kepala sekolah Taman Kanak-Kanak yang mendukung

terhadap perwurjudan kompetensi kewirausahaan

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 3 13 tahun 2007.

2.6.1 Menciptakan Inovasi yang Berguna bagi

Pengembangan Sekolah/Madrasah

Inovasi adalah fungsi utama kewirausahaan.

Inovasi adalah menciptakan sesuatu yang baru atau

tampil beda (Depdiknas 2009). Menurut Sunyoto dan

Wahyuningsih (2009) inovasi adalah penerapan praktis

dari gagasan-gagasan yang tercipta karena adanya

kreativitas yang tinggi. Zimmerer (dalam Alma 2009)

menyatakan bahwa: innovation is the ability to apply

creative solutions to those problems and opportunities to

enhance or to enrich people`s lives (inovasi adalah

kemampuan untuk menggunakan solusi kreatif dalam

mengisi peluang sehingga membawa manfaat dalam

kehidupan masyarakat). Ciri-ciri innovator antara lain

mengerjakan tugas dengan cara yang tidak umum,

menemukan masalah dan memecahkannya dengan

cara yang tidak umum, lebih tertarik pada hasil

daripada proses, tidak senang pada pekerjaan yang

bersifat rutinitas, kurang senang pada kesepakatan,

dan kurang sensitif pada orang lain.

Adapun cara melakukan inovasi di antaranya

mampu ke luar dari kawasan yang membuat nyaman,

Page 21: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

31

jangan berpikir apa adanya (yang sudah umum),

bergerak lebih cepat dibanding orang lain (pesaing)

agar tudak didahului orang lain, dengarkan ide

stakeholders sekolah, bertanyalah kepada warga

sekolah dan stakeholders apa yang perlu diubah di

sekolah ini secara berkala, dorong diri sendiri dan

orang lain untuk cepat bergerak tetapi selamat,

berharap untuk menang, dan memiliki kesehatan dan

kekuatan, dan rekreasi secukupnya untuk mendapat-

kan ide-ide baru.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan

untuk mengukur kemampuan melakukan inovasi

adalah adanya ide baru atau cara baru, kemampuan

berpikir ke depan, orientasi pada hasil, bergerak cepat,

dan kemauan mendengarkan ide atau masukan.

2.6.2 Bekerja Keras Untuk Mencapai Keberhasilan

Sekolah/Madrasah Sebagai Organisasi Pem-

belajaran Yang Efektif

Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009)

kerja keras adalah, dalam bekerja kita harus mem-

punyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk

mencapai sasaran yang ingin dicapai. Kerja keras ialah

kegiatan yang banyak menguras tenaga, pikiran, dan

waktu untuk menyelesaikan sesuatu (Depdiknas

2009). Sikap kerja keras dapat ditunjukkan dengan

memanfaatkan waktu yang optimum sehingga kadang-

kadang tidak mengenal waktu, jarak serta kesulitan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

32

yang dihadapi. Kerja keras, menanamkan keyakinan

bahwa banyak bukti keberhasilan seseorang karena

kerja keras, menanamkan keyakinan jika ingin jadi

orang harus menunjukkan kerja keras dan tidak

mengenal lelah.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan

untuk mengukur kegigihan dalam mencapai keber-

hasilan adalah berkerja keras, melakukan hal-hal yang

bermanfaat, menentukan target, dan menunjukkan

sikap kerja keras sebagai tauladan bagi bawahan.

2.6.3 Memiliki Motivasi yang Kuat untuk Sukses

dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan Fung-

sinya sebagai Pemimpin Sekolah/Madrasah

Motivasi adalah keinginan yang melatarbela-

kangi seseorang untuk melakukan sesuatu (Depdiknas

2009). Sedangkan Alma (2009) menyatakan motivasi

adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu, yang

tergantung kepada kekuatan motifnya (kebutuhan,

keinginan, dorongan atau impuls). Motivasi merupa-

kan salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja

keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharap-

kan. Pengetahuan tentang motivasi membantu para

kepala sekolah untuk menumbuhkan motivasi kerja

yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sebagai pemimpi sekolah/

madrasah. Teori cara memotivasi diri sendiri ini bukan

hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga bagi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

33

bawahan kepala sekolah/madrasah. Motivasi mem-

bantu wirausaha dalam menggunakan sikap mereka

untuk mengendalikan situasi.

Kepala sekolah sebagai wirausaha harus memi-

liki motivasi yang kuat untuk mencapai sukses.

Mereka bekerja keras untuk mencapai tujuan yang

mulia. Mereka menetapkan sendiri tujuannya dan ber-

usaha keras untuk mencapainya. Cara menumbuhkan

motiasi yang kuat untuk diri sendiri adalah berpikiran

positif, menciptakan perubahan yang kuat, memba-

ngun harga diri, banyak kelebihan sendiri yang tidak

dimiliki orang lain, memantapkan pelaksanaan dengan

jadwal yang jelas dan dilaksanakan, membina kebe-

ranian, kerja keras, bersedia belajar dari orang lain,

ingin selalu melakukan yang terbaik, dan membasmi

sikap suka menunda-nunda.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan

untuk mengukur adanya motivasi kuat untuk menca-

pai sukses adalah berpikiran positif, memberi dorong-

an positif kepada bawahan, menciptakan perubahan,

memiliki harga diri, memiliki kelebihan tertentu,

memiliki jadwal yang terencana (time schedule),

membina keberanian, kerja keras, dan bersedia belajar

dengan orang lain, melakukan yang terbaik, dan tidak

menunda-nunda pekerjaan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

34

2.6.4 Pantang Menyerah Dan Selalu Mencari Solusi

Terbaik Dalam Menghadapi Kendala Yang

Dihadapi Sekolah/Madrasah

Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009)

pantang menyerah adalah sikap mental yang mencer-

minkan ketabahan dan keteguhan serta kemampuan

memotivasi diri dalam menghadapi cobaan, rintangan,

gangguan, kegagalan dalam melakukan usaha untuk

meraih kesuksesan dan kemajuan untuk mencapai

tujuan yan diimpikan. Pantang menyerah adalah daya

tahan seseorang dalam bekerja keras sampai sesuatu

yang diinginkannya tercapai (Depdiknas 2009).

Pantang menyerah adalah kombinasi antara bekerja

keras dengan motivasi yang kuat untuk sukses. Orang

yang pantang menyerah selalu bekerja keras dan

motivasi kerjanya tak penah pudar. Kepala sekolah

perlu memiliki sifat pantang menyerah agar tidak

mudah putus asa dalam menghadapi kendala yang

dihadapi sekolah. Cara untuk menumbuhkan sifat

pantang menyerah adalah selalu menjaga kesehatan

tubuh agar tidak mudah letih atau sakit dan

menguatkan hati agar tidak mudah berputus asa

dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah menda-

patkan solusi terbaik dalam menghadapi kendala-

kendala di sekolah. Untuk mendapatkan solusi terbaik

tersebut minimal ada dua hal yang dapat dipraktikkan

yaitu kreativitas dan pemecahan masalah (solusi)

(Depdiknas 2009).

Page 25: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

35

Kreativitas adalah kemampuan untuk meran-

cang, membentuk, membuat, atau melakukan sesuatu

dengan cara baru atau berbeda (Depdiknas 2009).

Menurut Sunyoto dan Wahyuningsih (2009) kreativitas

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang

telah ada sebelumnya. Alma (2009) menyatakan

kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-

hubungan baru antara unsur, data, variabel yang

sudah ada sebelumnya.

Zimmerer (dalam Alma 2009) menyatakan bahwa

:creativity is the ability to develop new ideas and to

discover new ways of looking at problems and

opportunities (kreativitas adalah kemampuan untuk

mengembangkan ide baru dan menemukan cara baru

dalam melihat peluang ataupun problem yang

dihadapi). Kemampuan menghasilkan solusi yang

kreatif atas kebutuhan sekolah atau masalah yang ada

di sekolah dan memasarkannya. Sering menjadi

indikator pembeda antara kesuksesan dan kegagalan

dalam mewirausahakan sekolah. Juga membedakan

sekolah yang sudah tumbuh pesat dengan sekolah

yang biasa-biasa saja.

Agar memiliki kreativitas, kepala sekolah perlu

membuka pikiran dan mata. Seseorang yang kreatif

memiliki ciri-ciri yaitu cenderung melihat suatu

Page 26: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

36

persoalan sebagai tantangan untuk menunjukkan

kemampuan diri, cenderung memikirkan alternatif

solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh orang-

orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah

biasa dilakukan, tidak takut untuk mencoba hal-hal

baru, mau belajar mempergunakan cara, teknik dan

peralatan baru, tidak takut dicemoohkan oleh orang

lain karena berbeda dari kebiasaan, tidak malu

bertanya berbagai informasi tentang sesuatu hal yang

dianggap menarik, tidak cepat puas terhadap hasil

yang diperoleh, toleran terhadap kegagalan dan frus-

tasi, memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan

dengan tetap berdasar pada intergritas, kejujuran,

menjunjung sistem nilai, dan bertujuan positif, dan

tindakan yang dilakukan efektif, efisien, dan produktif.

Cara berkreativitas antara lain adalah mening-

katkan kesadaran, berarti belajar untuk memperhati-

kan hal-hal yang biasanya tidak kita hiraukan se-

hingga dapat membuka pikiran kita. Curah pendapat

(brain storming) adalah sebuah teknik untuk meng-

hasilkan banyak ide baru, mengubah ide-ide yang

sudah ada, mempelajari teknik berpikir kreatif dari

buku-buku, mengikuti diklat kreativitas dan mem-

praktikkannya, mencatat ide-ide baru kemudian

mengembangkannya, bergaul dengan orang-orang

yang kreatif, mengubah sudut pandang orang-orang

menjadi kreatif, mempelajari proses perubahan ide,

teratur berolahraga untuk menjaga kesehatan, apre-

Page 27: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

37

siasi terhadap seni, dan mencari pembimbing yang

dapat membantu menemukan ide baru.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan

untuk mengukur kegigihan dalam usaha untuk

menghadapi kendala adalah tidak mudah putus asa,

perhatian pada hal-hal yang sederhana, melakukan

curah pendapat (brain storming), mengubah ide-ide

yang sudah ada, mempelajari teknik berpikir kreatif

dari buku-buku atau orang lain, mengikuti diklat

kreativitas dan mempraktikkannya, mencatat ide-ide

baru kemudian mengembangkannya, bergaul dengan

orang yang kreatif dan mengubah sudut pandang

orang menjadi kreatif.

2.6.5 Memiliki Naluri Kewirausahaan dalam

Mengelola Kegiatan Produksi/Jasa Sekolah/

Madrasah sebagai Sember Belajar Peserta

Didik

Naluri atau jiwa kewirausahaan adalah sifat-

sifat yang dimiliki oleh seorang wirausaha. Setiap

kepala sekolah harus memiliki naluri kewirausahaan

sebagai sumber belajar peserta didik. Artinya, untuk

menghasilkan guru dan siswa yang bernaluri wira-

usaha sejak usia dini, maka kepala sekolah harus

menjadi contoh bagaimana kita bernaluri kewira-

usahaan. Sebelum naluri kewirausahaan kepala

sekolah menjadi contoh para guru dan siswanya,

maka kepala sekolah harus menilai potensi dirinya

Page 28: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

38

terlebih dahulu apakah ia memang sudah memiliki

jiwa kewirausahaan. Dengan penilaian ini, kepala

sekolah dapat merefleksikan dirinya untuk mening-

katkan naluri kewirausahaan.

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Depdiknas

2009) adalah: inisiatif, pantang menyerah (ulet),

memiliki standar mutu yang tinggi, hemat, selalu

mencari solusi terbaik (kreatif memecahkan masalah),

berani mengambil risiko yang diperhitungkan,

persuasif, berindak jika ada peluang, haus informasi,

sistematis, percaya diri, tegas, menggunakan strategi

yang berpengaruh, mandiri, optimis, dinamis, inovatif,

cerdik, mau belajar sepanjang hayat, supel atau luwes,

umpan balik ditanggapi responsif, berorientasi pen-

capaian tujuan, membangun masa depan, komunikatif

(termasuk pendengar yang baik), enerjetik, berorien-

tasi pada keuntungan, integritas, agresif, kompetetitif,

egoistis, petualang, perfeksionis, kooperatif, imajinatif,

pribadi yang menyenangkan, jujur, orientasi pada

perubahan, disiplin, visioner, pengelola perubahan,

ingin berpatisipasi, organisator, pekerja keras, motiva-

si kuat, antusias, dan negosiatif, mampu memasarkan

jasa/produk.

Dari ciri-ciri wirausaha yang disebutkan di atas

untuk kepala sekolah dibatasi pada inovatif, pekerja

keras, motivasi tinggi, pantang menyerah, selalu men-

cari solusi terbaik. Naluri kewirausahaan menyangkut

semua sifat-sifat di atas. Kepala sekolah itu berjiwa

kewirausahaan adalah mereka yang memiliki kebera-

Page 29: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5138/3/T2_942011076_BAB II.pdfprinsip yang dianut. Prinsip yang benarlah yang akan membuat kepala

39

nian, berjiwa kepahlawanan dan mengembangkan

cara-cara kerja mandiri. Untuk menjadi wirausaha

yang sukses harus memiliki pengetahuan kewirausa-

haan, keterampilan kewirausahaan, dan sifat-sifat

wirausaha.