bab ii tinjauan pustaka -...

29
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan dari lingkungan sekolah. Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan Basuki (1991) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada umumnya. Perpustakaan juga diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994). Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber daya pendidikan yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Departemen

Upload: trinhdiep

Post on 01-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Salah satu jenis perpustakaan adalah

perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah

merupakan suatu bagian penting dari komponen

pendidikan yang keberadaannya tidak dapa dipisahkan

dari lingkungan sekolah.

Dalam buku Pengantar Ilmu Perpustakaan

Basuki (1991) perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah

dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan,

dengan tujuan utama membantu sekolah untuk

mencapai tujuan khusus sekolah dan pendidikan pada

umumnya. Perpustakaan juga diartikan sebuah

ruangan atau gedung yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya

disimpan menurut tata susunan tertentu yang

digunakan pembaca bukan untuk dijual (Basuki:1994).

Undang-undang nomor 25 tahun tahun 2000

tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas)

menjelaskan bahwa perpustakaan merupakan sumber

daya pendidikan yang penting dalam upaya

meningkatkan kualitas Pendidikan Prasekolah,

Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Renstra

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Departemen

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

12

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa kegiatan pokok

dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan

Prasekolah, Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah diantaranya adalah peningkatan penyediaan

penggunaan dan perawatan sarana dan prasarana

pendidikan, termasuk buku dan alat peraga

pendidikan, perpustakaan dan laboratorium bagi

sekolah negeri dan swasta secara bertahap.

Suryana (1997:1) mengemukakan bahwa,

“Perpustakaan sekolah adalah sebuah ruangan atau

gedung yang berisi buku–buku dan bahan lainnya yang

disusun secara sistematis”. Berdasarkan pendapat

diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah

selain sebagai tempat untuk menyimpan koleksi juga

secara aktif menjadi sumber informasi bagi

penggunanya. Sedangkan menurut Surachman

(2007:2) pengertian perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang

kedudukan dan tanggung jawabnya kepada Kepala

Sekolah, yang melayani sivitas akademika sekolah yang

bersangkutan.

Pendapat lain yang menguraikan tentang

pengertian perpustakaan sekolah dijelaskan oleh

Sutarno (2006) yang menyatakan perpustakaan sekolah

merupakan salah satu sarana dan fasilitas

penyelenggara pendidikan sehingga setiap sekolah

memiliki perpustakaan yang memadai.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

13

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah

perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah yang

merupakan bagian internal dari sekolah yang menjadi

sumber dan sarana belajar untuk membantu dan

mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Sebagai sarana dalam mendukung proses

kegiatan belajar mengajar perpustakaan sekolah juga

memiliki tujuan, fungsi dan manfaat yang cukup besar

bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

2.1.1.1. Tujuan Perpustakaan Sekolah

Menurut Yusuf (2007) tujuan perpustakaan

sekolah adalah sebagai berikut: (1) ,emdoromg dan

mempercepat penguasaan teknik membaca para siswa,

(2) membantu menulis kreatif para siswa dengan

bimbingan guru dan pustakawan, (3) menumbuh

kembangkan minat dan kebiasaan membaca para

siswa, (4) menyediakan berbagai sumber informasi

untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum, (5)

mendorong, menggairahkan, memelihara, member

semangat membaca dan belajar bagi para siswa, (6)

memperluas, memperdalam, dan memperkaya

pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku

yang mengandung informasi IPTEK, (7) member

hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnyabuku-buku dan sumber

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

14

bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti

fiksi, cerpen, dan lainnya.

Kemudian Sutarno (2006) “tujuan perpustakaan

adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik,

terpelajar, terbiaa membaca dan berbudaya tinggi”.

selanjutnya Rachmad (2007) menyatakan bahwa

perpustakaan sebagai sumber belajar dan bagian

integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber

belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan

belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan

sekolah yang bersangkutan.

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah

menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu

pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan

kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa

dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan

kebiasaan positif lainnya serta menjadikan

perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi

mereka.

2.1.1.2. Fungsi Perpustakaan sekolah

Menurut Surachman (2007:2) perpustakaan

sekolah sebagai sarana sumber belajar memiliki fungsi

sebagai berikut : (a) Pusat kegiatan belajar mengajar

untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum

sekolah, (b) pusat penelitian sederhana yang

memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas dan

imajinasinya, (c) pusat membaca buku-buku yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

15

bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku

hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.

Sedangkan Kurniati (2007:9) berpendapat secara

garis besar tugas dan fungsi perpustakaan adalah : (a)

Sebagai pusat belajar mengajar, perpustakaan sekolah

membantu program pendidikan pada umumnya serta

sesuai tujuan kurikulum masing-masing.

Mengembangkan kemampuan anak menggunakan

sumber informasi. Bagi guru perpustakaan sekolah

merupakan tempat untuk membantu guru mengajar,

juga tempat bagi guru untuk memperkaya

pengetahuan, (b) membantu anak didik memperjelas

dan memperluas pengetahuannya tentang suatu

pelajaran dikelas dan mengadakan penelitian di

perpustakaan, (c) mengembangkan minat, kemampuan

dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan

mandiri, (d) membantu anak mengembangkan bakat,

minat dan kegemarannya, (e) membiasakan anak untuk

mencari informasi di perpustakaan kemudian anak

mencari informasi dalam perpustakaan akan

menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya, (f)

perpustkaan sekolah merupakan tempat memperoleh

bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan fiksi,

(g) perpustakaan sekolah memperluas kesempatan

belajar bagi murid-murid.

Menurut Bafadal (2005) fungsi perpustakaan ada

5 yaitu:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

16

a) Fungsi Edukatif

Perpustakaan sekolah menyediakan buku-buku

baik fiksi maupun non fiksi. Adanya buku tersebut

membiasakan murid-murid belajar mandiri tanpa

bimbingan guru, baik secara individual maupun

kelompok.

b) Fungsi Informatif

Perpustakaan yang menyediakan bahan-bahan baik

buku maupun bukan buku seperti majalah,

bulletin, surat kabar, kliping, peta, bahan-bahan

cetak, CD, dan kaset. Semua ini akan memberikan

informasi yang diperlukan oleh siswa.

c) Fungsi Tanggung Jawab Administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di

perpustakaan sekolah meliputi pengelolaan koleksi,

sirkulasi, keanggotaan dan sebagainya, dimana

setiap ada pinjaman dan pengembalian buku selalu

dicatat oleh petugas perpustakaan.

d) Fungsi Riset

Perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka

yang lengkap, murid-murid dan guru dapat

mengumpulkan data atau keterangan-keterangan

yang perlukan.

e) Fungsi Rekreatif

Berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat

dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang

seperti pada waktu istirahat dengan membaca

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

17

buku-buku, novel, roman, majalah, surat kabar dan

sebagainya.

Dari beberapa fungsi tersebut maka dapat dilihat

bahwa seharusnya perpustakaan menjadi bagian

integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya

menjadi srana pelengkap bagi keberadaan sebuah

sekolah.

2.1.2 Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar

manfaat yang artinya guna atau faedah, yang

mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti proses atau

perbuatan memanfaatkan. Dalam Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer (2002) disebutkan bahwa

pemanfaatan memiliki makna “proses, cara atau

perbuatan memanfaatkan”. Pengertian di atas

menekankan bahwa pemanfaatan adalah tindakan

yang sengaja dilakukan oleh individu untuk

mendapatkan faedah atau manfaat. Lebih lanjut

Poerwadarminto (2002:125) pemanfaatan adalah suatu

kegiatan, proses, cara atau perbuatan menjadikan

suatu yang ada menjadi bermanfaat. Sedangkan

kemanfaatan itu sendiri menurut Chin dan Todd (1995)

kemanfaatan dapat berupa kemanfaatan suatu faktor

seperti pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,

meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan

meningkatkan kinerja pekerjaan.

Dalam kaitanya dengan pemanfaatan

perpustakaan sekolah beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan merupakan suatu

cara atau proses kegiatan yang dilakukan individu atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

18

siswa dalam memanfaatkan segala fasilitas, sarana dan

prasarana yang ada di perpustakaan sekolah untuk

mendukung proses kemajuan belajarnya. Kemanfaatan

yang didapat dari pemanfaatan perpustakaan sekolah

bisa berupa mempermudah siswa dalam mencari

referensi belajarnya, lebih efektif dalam belajar karena

semua fasilitas dan informasi sudah disediakan dan

dapat dicari di perpustakaan, sehingga mampu

meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut.

Indikator pemanfaatan perpustakaan, Komariah

(2009) adalah frekuaensi seseorang memanfaatakan

perpustakaan dan tujuan dia memanfaatkan

perpustakaan. lebih lanjut menurut Agustin (2003),

bahwa indikator dalam pemanfaatan perpustakaan

diantaranya frekuensi dan intensitas. Dari pernyataan

di atas dapat ditarik pengertian bahwa kualitas

penggunaan perpustakaan dapat dilihat dari frekuensi

pemanfaatan perpustakaan, intensitas pemanfaatan

perpustakaan, dan motif atau tujuan pengguna dalam

memanfaatkan perpustakaan, dalam hal ini

perpustakaan sekolah.

Menurut Handoko dalam Handayani (2007 : 28)

dari segi pengguna, pemanfaatan koleksi perpustakaan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor internal yang meliputi: (1). Kebutuhan,

yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan

akan informasi, (2). Motif, merupakan sesuatu yang

melingkupi semua penggerak, alasan atau

dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

19

(c). Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu

b. Faktor eksternal yang meliputi: (1). Kelengkapan

koleksi, yaitu banyaknya koleksi yang dimanfaatkan

informasinya oleh mahasiswa, (2). Keterampilan

pustakawan dalam melayani pengguna, yaitu

keterampilan pustakawan dalam melayani

mahasiswa dapat dilihat melalui kecepatan mereka

dalam memberikan layanan, (3). Keterbatasan

fasilitas dalam pencarian kembali ini yang menjadi

fasilitas pencarian informasi adalah sarana akses

koleksi perpustakaan.

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan

koleksi perpustakaan dengan beberapa cara yaitu

membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi

perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan

bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki

makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh

pengguna dengan menggunakan berbagai jenis koleksi

yang ada di perpustakaan.

Upaya meningkatkan pemanfaatan perpustakaan

sekolah tidak lepas dari peningkatan mutu layanan

perpustakaan sekolah oleh pustakawan. Kualitas

layanan pada perpustakaan sangat identik dengan

kepuasan pengguna terhadap layanan perpustakaan.

Dwijati (2006) mengatakan bahwa keberhasilan

perpustakaan sangat ditentukan oleh kualitas layanan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

20

yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas

dapat diidentifikasikan melalui kepuasan pengguna.

Didalam sebuah organisasi atau penyedia jasa

informasi mempunyai tujuan untuk memberikan

kepuasan pengguna dalam pelayanan produk atau jasa

yang diberikan kepada pengguna. Di dalam

perpustakaan, kepuasan pengguna merupakan aspek

terpenting dalam pengolahan perpustakaan karena

dengan kepuasan pengguna tersebut perpustakaan

akan mengetahui nilai kelayakan pada informasi yang

diberikan. “ costumer satisfaction is the costumer’s

overall feeling of contentment with a costumer interaction.

Costumer satisfaction recognizes the difference between

costumer expectations and costumer perception” ( Harris,

2003).

Dalam definisi tersebut dijelaskan adanya

harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan atau

persepsi pada komponen kepuasan pelanggan. Semakin

berkualitas jasa layanan yang diberikan oleh pengguna

maka akan tercipta kepuasan yang dirasakan oleh

pengguna dan akan memberikan nilai positif terhadap

perpustakaan sehingga akan menumbuhkan loyalitas

dalam diri pengguna perpustakaan. Kepuasan

pengguna akan terjadi apabila informasi yang

diperlukan akan terpenuhi sesuai dengan harapan dan

keinginan dari pengguna perpustakaan. Faktor-faktor

yang menyebabkan kepuasan pengguna: (a) kebutuhan

dan keinginan yang berkaitan, (b) pengalaman masa

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

21

lalu untuk mengkonsumsi produk, (c) pengalaman dari

orang lain dalam menceritakan produk, (d) komunikasi

melalui iklan dan pemasaran.

2.2. Perpustakaan Sekolah Ideal

Perpustakaan sekolah yang baik dan

memuaskan bagi para pengguna bersifat relatif, tetapi

bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan

sama sekali. Relatif ini disebabkan oleh kondisi dari

masing – masing sekolah.

Perpustakaan sekolah mempunyai peran

penting dalam membuka cakrawala masyarakat masa

kini yang berbasis informasi. Oleh karena itu, maka

perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke

semua peralatan elektronik.

Perpustakaan yang ideal harus berpedoman

pada Standar Nasional Perpustakaan. Dalam Undang-

Undang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab II pasal 11

ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustkaan

terdiri dari : Standar koleksi perpustakaan, standar

sarana dan prasarana, standar pelayanan

perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar

penyelenggaraan dan standar pengelolaan.

2.2.1. Standar Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi yang memadai dapat menjamin

tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.

Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011 Koleksi

perpustakaan meliputi:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

22

a. buku (buku teks, buku penunjang kurikulum,

buku bacaan, buku referensi dan buku biografi);

b. terbitan berkala (majalah, surat kabar);

c. Audiovisual;

d. layanan teknologi informasi dan komunikasi.

Sedangkan untuk jumlah koleksi perpustakaan

sekolah :

a. Perpustakaan memperkaya koleksi dan menyediakan

bahan perpustakaan dalam berbagai bentuk media dan

format sekurang-kurangnya :

1) buku teks 1 eksemplar per mata pelajaran per

peserta didik

2) buku panduan pendidik 1 eksemplar per mata

pelajaran per guru bidang studi

3) buku pengayaan dengan perbandingan 70%

nonfiksi dan 30% fiksi, dengan ketentuan bila 3

sampai 6 rombongan belajar jumlah buku

sebanyak 1.000 judul, 7 sampai 12 rombongan

belajar umlah buku sebanyak 1.500 judul, 13

sampai 18 rombongan belajar jumlah buku

sebanyak 2.000 judul, 19 sampai 27 rombongan

belajar jumlah buku sebanyak 2.500 judul.

b. Perpustakaan menambah koleksi buku per tahun

dengan ketentuan semakin besar jumlah koleksi

semakin kecil presentase penambahan koleksinya

(1.000 judul penambahan sebanyak 10%; 1.500 judul

penambahan sebanyak 8%; 2.000 judul sampai dan

seterusnya penambahan sebanyak 6%).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

23

c. Perpustakaan melanggan minimal tiga judul majalah

dan tiga judul surat kabar.

2.2.2.Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan Sekolah Menurut Standar Nasional Perpustakaan 2011

standar sarana dan prasarana perpustakaan meliputi:

a. Gedung/ruang

- Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang

cukup untuk koleksi, staf dan pemustakanya dengan

ketentuan bila 3 sampai 6 rombongan belajar seluas

112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar seluas 168

M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2,

19 sampai 27 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar

minimal ruang perpustakaan 5 M2.

- Pengaturan ruang secara teknis mengikuti

ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No.24

Tahun 2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana

Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah(SMA/MA).

b. Area

Gedung/ruang perpustakaan sekurang-

kurangnya meliputi: area koleksi, area baca, area kerja,

dan area multimedia.

c. Sarana

Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan

sekurang-kurangnya meliputi: Rak buku (15 buah),

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

24

rak majalah (1 buah), rak surat Kabar (1 buah), meja

baca (15 buah), kursi baca (30 buah), kursi kerja (3

buah), meja kerja (3 buah), lemari katalog (1 buah),

lLemari (2 buah), papan pengumuman (1 buah), meja

sirkulasi (1 buah), majalah dinding (1 buah), rak buku

referensi (2 buah), perangkat komputer dan mejanya

untuk keperluan administrasi (1 buah), perangkat

komputer, meja dan fasilitas akses internet untuk

keperluan pemustaka (2 buah), perangkat komputer,

meja dan fasilitas katalog publik online untuk

keperluan pemustaka (1 buah), TV (1 buah), pemutar

VCD/DVD (1 buah), tempat sampah (3 buah), jam

dinding (2 buah).

d. Lokasi perpustakaan

Lokasi perpustakaan berada di pusat kegiatan

pembelajaran dan mudah dilihat serta mudah

dijangkau oleh peserta didik, pendidik dan tenaga

kependidikan.

2.2.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah

a. Jam buka perpustakaan

Perpustakaan menyediakan layanan kepada

pemustaka sekurang-kurangnya delapan jam per

hari kerja.

b. Jenis layanan perpustakaan

Jenis layanan perpustakaan sekurang-

kurangnya meliputi : layanan baca di tempat,

layanan sirkulasi, layanan referensi, ayanan

teknologi informasi dan komunikasi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

25

c. Program wajib kunjung perpustakaan

Sekolah memiliki program wajib kunjung

perpustakaan sekurang-kurangnya satu jam

pelajaran/kelas/minggu.

d. Program iiterasi informasi

Perpustakaan memiliki program Iiterasi

informasi sekurang-kurangnya empat kali setahun

untuk setiap tingkatan kelas.

e. Promosi perpustakaan

Perpustakaan melakukan promosi

perpustakaan sekurang-kurangnya dalam bentuk:

brosur/selebaran, daftar buku baru, majalah

dinding perpustakaan, lomba yang berkaitan

dengan pemanfaatan perpustakaan.

f. Laporan kegiatan layanan (statistik)

Perpustakaan membuat laporan kegiatan

layanan perpustakaan (statistik) sekurang –

kurangnya berupa laporan bulanan dan laporan

tahunan.

g. Kerjasama perpustakaan

Perpustakaan melakukan pengembangan

perpustakaan dengan cara mengadakan kerjasama

dengan: perpustakaan sekolah lain, perpustakaan

umum, komite sekolah, lembaga yang berkaitan

dengan pendidikan.

h. Integrasi dengan kurikulum

1) Perpustakaan melakukan kegiatan yang

terintegrasi dengan kurikulum sekolah meliputi:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

26

kegiatan mendorong kegemaran membaca

melalui: lomba sinopsis, gelar wicara (talk show)

tentang buku, lomba mengarang berbagai

bentuk tulisan (puisi, prosa, esai).

2) Pembelajaran bidang studi di perpustakaan di

bawah asuhan guru dan pustakawan.

3) Pengajaran program Iiterasi informasi.

4) Terlibat dalam merencanakan perangkat

pembelajaran.

5) Membantu guru mengakses dan

mendayagunakan informasi publik.

6) Menyelenggarakan kegiatan membaca buku

elektronik.

7) Membantu guru mengidentifikasi materi

pengajaran.

8) Membantu guru mengidentifikasi sumber

rujukan dan referensi materi pengajaran

Menurut Darmono dalam pelaksanaannya,

kegiatan pelayanan perpustakaan harus

memperhatikan asas layanan sebagai berikut:

a. Selalu berorientasi kepada kebutuhan dan

kepentingan pemakai perpustakaan.

b. Layanan diberikan atas dasar keseragaman,

keadilan, merata dan memandang pemakai

perpustakaan sebagai suatu kesatuan yang

menyeluruh dan tidak dipandang secara

individual.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

27

c. Layanan perpustakaan dilandasi dengan tata

aturan yang jelas dengan tujuan untuk

mengoptimalkan fungsi layanan. Peraturan

perpustakaan perlu didukung oleh semua pihak

agar layanan perpustakaan dapat berlanjut

dengan baik.

Layanan dilaksanakan dengan mempertimbangkan

faktor kecepatan, ketepatan dan kemudahan dengan

didukung oleh administrasi yang baik.

2.2.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

Jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah

Perpustakaan dikelola oleh tenaga perpustakaan

sekurang-kurangnya 1 orang. Bila perpustakaaan

sekolah/madrasah memiliki lebih dari enam

rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki

tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya 2

orang. Kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah

minimal diploma dua di bidang ilmu perpustakaan. Gaji

tenaga perpustakaan tidak tetap minimal setara dengan

upah minimum regional (UMR).

Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh

pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang

tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus

mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk

memahami apa arti pendidikan sesungguhnya.

Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka

menolong.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

28

2.2.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah/madrasah memiliki visi,

misi dan kebijakan pengembangan (strategis) yang

dituangkan secara tertulis dan disyahkan oleh kepala

sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah

seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai

dasar pengelolaannya, yaitu :

a. Perencanaan perpustakaan meliputi : visi, misi,

tujuan dan sasaran perpustakaan

b. Pengorganisasian meliputi: struktur organisasi,

sumber daya manusia, bahan pustaka,

tempat/ruang perpustakaan, dan mekanisme

kerja perpustakaan

c. Pelaksanaan meliputi: layanan teknis dan

layanan baca

d. Pengendalian meliputi: pengawasan dan

pelaporan.

Menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4)

perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum

yaitu: (1) Fungsi edukatif , keseluruhan fasilitas dan

sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama

koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa

sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan

dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan;

(2) Fungsi informatif, mengupayakan penyediaan

koleksi perpustakaan yang bersifat ”memberi tahu”

akan hal – hal yang berhubungan dengan kepentingan

para siswa dan guru; (3) Fungsi rekreasi, sebagai

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

29

pelengkap untuk memenuhi kebutuhan sebagian

anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual;

(4) Fungsi riset atau penelitian, koleksi perpustakaan

sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu

dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

2.3. Reward (Penghargaan) 2.3.1. Definisi Penghargaan

Maslow (dalam Wantah, 2005) mengatakan

bahwa penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan

pokok yang mendorong seseorang untuk

mengaktualisasikan dirinya. Penghargaan adalah

unsure disiplin yang sangat penting dalam

mengambangkan diri dan tingkah laku anak. Seseorang

akan terus berupaya untuk meningkatkan dan

mempertahankan disipin apabila pelaksanaan disiplin

itu menghasilkan prestasi dan produktivitas yang

kemudian mendapatkan penghargaan.

Indrakusuma (2001), menyatakan bahwa

penghargaan merupakan hadiah terhadap hasil-hasil

yang baik dari anak dalam proses pendidikan.

Penghargaan merupakan hal yang menggembirakan

bagi anak dan dapat meningkatkan motivasi untuk

melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Lebih

lanjut Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

penghargaan adalah alat untuk mendidik anak-anak

supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan

atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Artinya

penghargaan harus memiliki nilai mendidik. Mendidika

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

30

disini tidak hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga

dalam artian mendidik siswa dalam bertingkah laku

yang baik.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan

bahwa penghargaan adalah suatu hal yang positif yang

diperoleh anak karena anak telah mempu

menunjukkan perbuatan atau pekerjaan yang baik.

Pemberiaan penghargaan kepada anak dapat

meningkatkan rasa percaya diri dan anak akan

memiliki kecenderungan untuk terus berupaya

melakukan kegiatan dan kerja yang baik serta akan

melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku.

2.3.2. Fungsi Penghargaan

Purwanto (2006) menjelaskan bahwa

penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat

lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi

kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras

kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi.

Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan

aturan yang berlaku.

Wantah (2005) mengemukakan fungsi dari

pemberian penghargaan adalah sebagai berikut.

1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. P[enghargaan yang diberikan kepada anak menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan oleh anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan memperoleh kepuasan, dan kepuaan itu akan mempertahankan, memperkuat, dan mengembangkan tingkah laku yang baik.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

31

2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk mengulangi atau mempertahankan yang disetujui secara social. Pengalaman anak mendapat penghargaan yang menyenangkan akan memperkuat motivasi anak untuk bertingkah laku yang baik. Dengan adanya penghargaan anak akan berusaha sedenikian rupa untuk berperilaku lenih baik agar mendapatkan penghargaan.

3) Penghargaan berfungsi memperkuat perilaku yang disetujui secara sosioal. Apabila anak berperilaku sesuai yang diharapkan secara berkesinambungan dan konsisten, ketika perilaku itu dihargai, anak akan merasa bangga. Kebanggan itu akan menjamin anak untuk terus mengulangi dan bahkan meningkatkan kualitas perilaku tersebut.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa

pemberian penghargaan dapat dapat memberikan

kepuasan kepada anak, kepuasan tersebut akan

mendorong motivasi kepada anak untuk terus

melakukan hal-hal yang baik bahkan meningkatkan

kualitas perilaku tersebut.

2.3.3. Macam-Macam Penghargaan

Indrakusuma (2001) menjelaskan macam-macam

bentuk penghargaan antara lain: pujian, penghormatan,

hadiah, dan tanda penghargaan.

1) Pujian Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali, dan sebagainya. Selain berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda, misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol),dengan menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.

2) Penghormatan Penghormatan berbentuk penghormatan ada dua macam. Pertama, bentuk penobatan, yaitu anak mendapatkan penghormatan di depan teman-temannya. Seperti di hadapan teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau di depan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

32

teman dan orang tuanya. Misalnya pada acara pembagian raport diumumkan dan ditampilkan siswa yang memperoleh rangking terbaik. Kedua, penghormatan dalam bentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan seuatu. Misalnya, siswa yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

3) Hadiah Hadiah adalah penghargaan dalam bentuk barang. Penghargaan yang berbentuk barang ini yang disebut penghargaan materiil. Hadiah dalam bentuk barang ini dapat terdiri dari alat-alat sekolah (pensil, penggaris, buku pelajaran, kaos, permainan, juga bias berupa uang).

4) Tanda penghargaan Jika hadiah adalah penghargaan yang berupa barang, tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut. Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya. Penghargaan ini disebut juga penghargaan simbolis. Penghargaan simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat surat tanda jasa, sertifikat, piala, dan sebagainya.

Purwanto (2006) memberikan pendapat tentang

macam-macam penghargaan antara lain:

1) Guru mengangguk-angguk sebagai suatu tanda senang dan membenarkan jawaban yang berikan oleh siswa.

2) guru memberikan kata-kata menggembirakan (pujian)

3) penghargaan dapat berupa pekerjaan. Misalnya siswa diberikan soal yang sulit untuk dikerjakan karena soal yang mudah berhasil dikerjakan.

4) Penghargaan yang ditujukan kepada seluruh kelas, misalnya bernyanyi atau berwisata bersama

5) Penghargaan dapat berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, missal pensil, buku,dan benda menarik lainya.

Berdasarkan uraian di atas, penghargaandapat

berbentuk pujian, penghormatan, hadiah, serta

tanda penghargaan. Penghargaan tersebut akan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

33

membuat siswa senang dan berusaha untuk

berperilaku lebih baik.

2.3.4. Syarat-Syarat Penghargaan

Memberikan penghargaan bukanlah hal yang

mudah. Perlu adanya syarat yang harus diperhatikan

oleh guru dalam memberikan penghargaan. Purwanto

(2006) menyebutkan syarat-syarat penghargaan adalah

sebagai berikut:

1) Untuk memberikan penghargaan yang pedagogis, guru harus mengenal betul-betul siswanya

2) Penghargaan yang diberikan kepada siswa janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi siswa yang lain.

3) Penghargaan diberikan dengan hemat, artinya tidak terus menerus atau terlalu sering

4) Jangan member penghargaan dengan menjanjikan terlebih dahulu sebelum siswa menunjukkan prestasi kerjanya

5) Guru harus hati-hati dalam memberikan penghargaan, jangan sampai penghargaan yang diberikan dianggap sebagai upah dari jerih payah yng telah dilakukan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, agar pemberian

penghargaan dapat dilakukan dengan baik, maka guru

harus memahami syarat-syarat pemberian penghargaan

dengan baik. Dengan demikian kebermaknaan dari

pemberian penghargaan tersebut akan dapat diterima

dengan baik oleh siswa.

2.3.5. Reward Dapat Meningkatkan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Banyak hasil kajian ilmiah yang membuktikan

bahwa dengan memberikan reward atau penghargaan

kepada siswa mampu meningkatkan pemanfaatan,

minat dan motivasi siswa dalam memanfaatkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

34

perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan Ratnawati (2014) membuktikan bahwa

maksimalisasi program reward mampu meningkatkan

minat belajar bahasa Indonesia kelas IV di Sekolah

Dasar, dampak positifnya para siswa lebih aktif dan

rajin ke perpustakaan untuk belajar dan meminjam

buku. Hal tersebut menekankan dengan

memaksimalkan program reward mulai dari

memberikan penghargaan kepada pengunjung teraktif,

memperbaikai fasilitas termasuk melengkapi koleksi

perpustakaan, memperbaiki layanan perpustakaan.

dangan perbaikan semacam itu ternyata berdampak

positif dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Lebih lanjut Suwajiningsih (2012) pemberian

reward kepada siswa yang memanfaatkan

perpustakaan sebagai sumber belajar di MTs Negeri 2

Semarang terbukti mampu memotivasi siswa sehingga

berdampak pada meningkatnya jumlah pengunjung

perpustakaan sekolah. Setyowulandari dan Suharso

(2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara pemberian reward dengan peningkatan

minat kunjungan mahasiswa ke Perpustakaan

Politeknik Semarang

Beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan

bahwa dengan memberikan stimulus berupa reward

maka akan memberikan dampak pada meningkatnya

minat atau motivasi peserta didik dalam belajar

maupun memanfaatkan perpustakaan. Hal tersebut

sesuai dengan pandangan Pavlov dalam teorinya yang

terkenal dengan Classical Conditioning, Pavlov

beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat

dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

35

lingkungan (dalam Nurhidayati, 2012). Teori behavior

ini menjelaskan bahwa untuk membentuk tingkah laku

atau karakter individu maka perlu dilakukan

pengondisian, pengaturan lingkungan sedemikian rupa

sehingga individu tersebut merasa tertarik ataupun

larut dalam suatu sistem atau mekanisme yang

dibentuk. Oleh karena kebiasaan yang dilakukan

individu secara terus menerus akan terbentuk suatu

tingkah laku, sikap atau karakter sesuai dengan

kondisi yang diharapkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

dengan memberikan stimulus berupa reward mampu

memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu mampu

mengubah tingkah laku atau kebiasaan siswa yang

sebelumnya jarang memanfaatkan perpustakaan

sekolah menjadi sering dan intensif memanfaatkan

perpustakaan sekolah.

2.4. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi Program

Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI Ma’arif

Giriloyo 1 Bantul. Hasil penelitian yang didapatkan

diantaranya adalah (1) minat belajar Bahasa Indonesia

siswa kelas IV sebelum diterapkan program reward,

minat belajar para siswa masih rendah dan setelah

diterapkannya program tersebut minat belajar para

siswa dikatakan menigkat, (2) Maksimalisasi program

reward diperpustakaan dalam rangka meningkatkan

minat belajar Bahasa Indonesia siswa antara lain:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

36

display buku, menjalin kerjasama dengan

perpustakaan keliling, promosi perputakaan melalui

leaflet dan pameran buku baru, member motivasi dan

tugas kepada siswa, memberi reward, memberikan

pelayanan lebih baik, program membaca maasl dan

lomba madding, (3) dampak positif adalah para siswa

lebih aktif dan rajin ke perpustakaan untuk belajar dan

meminjam buku, prestasi siswa semakin meningkat.

Penelitian di atas menjelaskan upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa

Indonesia dengan cara maksimalisasi program reward.

Tindakan yang dilakukan meliputi memperbaiki kondisi

perpustakaan sesuai dengan aspek-aspek standar

perpustakaan ideal, memeberikan reward sebagai

stimulus minat siswa dalam memanfatkan peputakaan.

Upaya tersebut berhasil dibuktikan dengan

meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan oleh

siswa dan meningkatnya prestasi belajar siswa dengan

mendapatkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia di atas

KKM.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suharso

dan Setyowulandari (2014) tentang Strategi Pemberian

Reward Untuk Meningkatkan Minat Kunjung

Mahasiswa di Perpustakaan Politeknik Negeri

Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan diantaranya

adalah (1) pemberian reward untuk meningkatkan

minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan Politeknik

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

37

Negeri Semarang tergolong dalam kategori baik, hal ini

dibuktikan dengan hasil kuesioner dengan perolehan

nilai 11% menyatakan sangat setuju, 48% menyatakan

setuju, 38% menyatakan tidak setuju, dan 4%

menyatakan sanat tidak setuju, (2) terdapat hubungan

yang positif antara pemberian reward dengan

peningkatan minat kunjungan mahasiswa ke

perputakaan Politeknik Negeri Semarang. Hal ini

terbukti dari hasil analisis statistik dengan korelasi

product moment diperoleh r hitung = 0.836 dan r tabel =

0.202, dengan sig 0.000.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah pada jenis penelitiannya. Penelitian

ini menggunakan kuantitatif dengan memberikan

kuesioner kepada responden, yang menyatakan bahwa

mahasiswa paling banyak menyatakan setuju dengan

adanya reward yaitu sebesar 48%. Hasil penelitian ini

memperkuat penelitian sebelumnya yang menyatakan

bahwa dengan reward mampu meningkatkan minat

belajar siswa.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian

yang dilakukan Pitaloka (2005) tentang hubungan

pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi

belajar siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas II SMA

Negeri 3 Medan yaitu sebanyak 523 orang. Pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Cohran

sehingga diperoleh sampel 80 orang. Dalam penelitian

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

38

ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian adalah intensitas siswa datang ke

perpustakaan, tujuan datang ke perpustakaan, fasilitas

dan jenis koleksi perpustakaan, manfaat perpustakaan

bagi siswa dan suasana perpustakaan. Untuk melihat

hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan

prestasi belajar siswa maka dilakukan uji korelasi

sehingga diperoleh hasilnya adalah 53,44 %.

Berdasarkan uji korelasi tersebut, maka terdapat

hubungan yang kuat antara pemanfaatan

perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa.

Selain itu, berdasarkan uji signifikansi terdapat

hubungan yang signifikansi antara pemanfaatan

perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa

SMA Negeri 3 Medan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Indriyaningsih (2009) tentang pengaruh pemanfaatan

koleksi perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa

pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Batusangkar Sumatera Barat. Populasi penelitian

adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Batusangkar yaitu

sebanyak 656 orang. Pengambilan sampel dilakukan

berpedoman pada pendapat Arikunto sehingga

diperoleh sampel 164 orang. Dalam penelitian ini

indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian adalah intensitas siswa datang ke

perpustakaan, koleksi perpustakaan, pelayanan

perpustakaan, pustakawan, nilai rapor dan peringkat

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10665/2/T2_942014703_BAB II... · yang diberikan, sedangkan pelayanan yang berkualitas dapat diidentifikasikan

39

kelas. Berdasarkan hasil analisis regresi linier

sederhana menunjukkan pemanfaatan koleksi

perpustakaan sekolah berpengaruh positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan

koefisien determinasinya adalah 0,415 artinya

kontribusi yang dihasilkan oleh varian dari

pemanfaatan koleksi perpustakaan terhadap prestasi

belajar siswa adalah sebesar 41,5 % .

2.5. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan, maka hipotesis tindakan yang diajukan

adalah reward dapat meningkatkan pemanfaatan

perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat