bab ii kajian pustaka a. persepsi 1. pengertian...

32
10 Muhamad Iqbal Anshari,2013 Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan rrgambaran keseluruhan yang berarti. Adapun Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005) dalam jurnal psikologi (2009).

Upload: dinhcong

Post on 15-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

10

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Menurut Kotler (2000) dalam jurnal psikologi (2009) persepsi sebagai

proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi untuk menciptakan rrgambaran keseluruhan yang

berarti. Adapun Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) mendeskripsikan

persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana

individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar

memberi makna kepada lingkungan mereka.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita

terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang

sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini,

akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai

buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang

memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu kemudian

mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara

saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.

Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali

bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005) dalam jurnal

psikologi (2009).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

11

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi

merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan

gambaran yang berarti.

2. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport dalam jurnal psikologi (2009) proses persepsi merupakan suatu

proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan

individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur

bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala

akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya

komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang

berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.

Walgito dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa terjadinya

persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman

atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat

indera manusia.

b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

12

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,

merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang

diterima reseptor.

d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu

berupa tanggapan dan perilaku.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses

persepsi melalui tiga tahap, yaitu:

a. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial

melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula

pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi.

c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,

cakrawala, serta pengetahuan individu.

Menurut Newcomb dalam jurnal psikologi (2009), ada beberapa sifat yang

menyertai proses persepsi, yaitu:

a. Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

b. Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam

arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi

tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

13

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama

dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Thoha (1993) dalam jurnal psikologi (2009) berpendapat bahwa persepsi

pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan

kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik.

Dijelaskan oleh Robbins (2003) dalam jurnal psikologi (2009) bahwa

meskipun individu-individu memandang pada satu benda yang sama, mereka

dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk

membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :

a. Pelaku persepsi (perceiver)

b. Objek atau yang dipersepsikan

c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau

gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan

orang tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia.

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

14

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins, 2003).

Gilmer dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan bahwa persepsi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan

pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena

ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi,

maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan

individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya

lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu.

Dalam kenyataannya situasi dan stimulus yang sama, dapat dipersepsikan

secara berbeda oleh setiap orang. Hal ini terjadi karena setiap orang memiliki

pengalaman dan latar belakang yang berbeda (Milton 1981:23). Selain itu persepsi

dipelajari berdasarkan kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang

akan memiliki stimulus sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor Internal

Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara

lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang

ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

15

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas

fungsi psikologis.

b. Faktor Eksternal

Faktor dari luar yang terjadi dari pengaruh lingkungan adalah

Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin

besar intensitas stimulus luar, semakin besar juga perhatian pada stimulus

tersebut.

Keberlawanan atau kontras

Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus atau suatu hal yang berlawanan

biasanya akan banyak menarik perhatian

Pengulangan

Situasi stimulus yang sering diulang-ulang akan mendapat perhatian yang

lebih besar

Hal yang baru

Suatu hal atau stimulus yang belum pernah diketahui atau dilihat akan

lebih menimbulkan keinginan untuk lebih diperhatikan.

c. Faktor Situasi

Aspek situasi yang ada dalam organisasi kerja merupakan iklim atau kultur

organisasi yang memiliki kaitan dalam proses “perceptual” seperti posisi

pekerjaan, lingkungan organisasi, manajemen organisasi, mempengaruhi

seseorang terhadap konsep-konsep kerja misalnya kebijaksanaan organisasi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

16

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendukung seseorang untuk dapat menerapkan konsep atau nilai kerja tertentu,

maka akan semakin tumbuh nilai positif tentang konsep tersebut.

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor kebutuhan,

motivasi, proses belajar dan kepribadian.

4. Aspek-aspek Persepsi

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai

komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport dalam jurnal

psikologi (2009) ada tiga yaitu:

a. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang

dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian

akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

b. Komponen Afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya

evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem

nilai yang dimilikinya.

c. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang

berhubungan dengan obyek sikapnya.

Baron dan Byrne, juga Myers dalam jurnal psikologi (2009) menyatakan

bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap,

yaitu:

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

17

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan

dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang

merupakan hal yang negatif.

c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap

objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap.

Rokeach dalam jurnal psikologi (2009) memberikan pengertian bahwa

dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen konatif, yaitu

sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk berperilaku. Ini berarti

bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predis posisi untuk

berbuat atau berperilaku.

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung

komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu

merupakan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada

suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut

yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap

obyek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

18

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen

tersebut.

B. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Dalam Oemar Hamalik (65:2003) Motivasi adalah suatu perubahan

energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan

dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Komponen-komponen motivasi

Motivasi memiliki dua komponen, yakni : komponen dalam (inner

component). komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan

merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang

diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tingkah lakunya, sedangkan

komponen luar adalah tujuan yang hedak dicapai.

Fungsi Motivasi

Fungsi motivasi adalah :

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

tidak akan timbul suatu perbuatan/tindakan/

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah,artinya mengarahkan perbuatan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan

c. Motivasi berfungsi sebaai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

19

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Jenis-jenis Motivasi

Berdasarkan pengertian di atas dan analisa tentang motivasi yang telah

dibahas diatas, maka dapat dibagi menjadi dua jenis :

a. Motivasi intrinstik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja

dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga

disebutka motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya, yang timbul dalam

diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.

Motivasi intrinsik bersifat nyata dan motivasi sesungguhnya atau disebut

istilah : Sound motivation

Jenis motivasi ini timbul dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan

dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan dalam diri sendiri

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor

dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan sebab tidak semua pekerjaan

dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhannya.

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,

apakah karena adanya ajakan, suruhan tau paksaan dari orang lain sehingga

dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Menurut Maslow dan Rogers dalam (Dimiyati, 2006) mengakui

pentingnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Menurut Maslow setiap individu

bermotivasi untuk mengaktualisasikan diri. Ciri tersebut adalah

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

20

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berkemampuan mengamati suatu realitas secara efisien, apa adanya, dan

terbatas dari subjektivitas

Dapat menerima diri sendiri dan orang lain secara wajar

Berperilaku spontan, sederhana, dan wajar

Terpusat pada masalah atau tugasnya

Memiliki kebutuhan privasi atau kemandirian yang tinggi

Memiliki kebebasan dan kemandirian terhadap lingkungan dan

kebudayaannya ; ia mampu mendisiplinkan diri, aktif, dan bertanggung

jawab atas dirinya. Penghormatan berlebihan, pemberian status,

popularitas dianggap kurang penting dibandingkan dengan

perkembangan diri

Dapat menghargai dengan rasa hormat dan penuh gairah

Dapat mengalami pengalaman puncak, seperti terwujud dalam

kreativitas, penemuan, kegiatan intelektual, dan kegiatan persahabatan

Memiliki rasa ketertarikan, solidaritas kemanusiaan yang tinggi

Dapat menjalani hubungan pribadi yang wajar

Memiliki watak terbuka dan bebas prasangka

Memiliki standar kesusilaan yang tinggi

Memiliki rasa humor terpelajar

Memiliki kreativitas dalam bidang kehidupan, seperti dalam

pengetahuan, kesenian, atau keterampilan hidup

Memiliki otonomi yang tinggi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

21

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Teori Motivasi Model ARCS keller

Model pembelajaran ARCS merupakan suatu bentuk pendekatan

pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi serta lingkungan belajar

dalam mendorong dan mempertahankan motivasi siswa untuk belajar (Keller,

1987) pada teori motivasi ARCS (2010). Model pembelajaran ini berkaitan erat

dengan motivasi siswa terutama motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang

baru.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan

Nasional (2008:28) pada teori motivasi ARCS (2010) motivasi sangat penting

dalam belajar karena motivasi dapat mendorong siswa mempersepsi informasi

dalam bahan ajar. Sebagus apa pun rancangan bahan ajar, jika siswa tidak

termotivasi maka tidak akan terjadi peristiwa belajar karena siswa tidak akan

mempersepsi informasi dalam bahan ajar tersebut. Sebagai upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa guna meningkatkan prestasi/hasil belajar

siswa khususnya dalam mata pelajaran akuntansi dengan pokok bahasan jurnal

umum, maka penerapan model pembelajaran ARCS ini sangat efektif

dipergunakan karena model pembelajaran ARCS ini disesuaikan dengan

kebutuhan ataupun minat siswa.

ARCS sendiri adalah akronim dari bentuk sikap siswa yakni attention

(perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction

(kepuasan). Jadi, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran ARCS

adalah suatu bentuk pembelajaran yang mengutamakan perhatian siswa,

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

22

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyesuaikan materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa,

menciptakan rasa percaya diri dalam diri siswa, dan menimbulkan rasa puas

dalam diri siswa tersebut. Model pembelajaran ini menarik karena

dikembangkan atas dasar teori-teori dan pengalaman nyata intsruktur sehinga

mampu membangkitkan semangat belajar siswa secara optimal dengan

memotivasi diri siswa sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal. Menurut

Awoniyi, dkk (1997:30) pada teori motivasi ARCS (2010) model pembelajaran

ARCS ini mempunyai kelebihan yaitu sebagai berikut:

Memberikan petunjuk: aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus

dilakukan oleh siswa

Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori

yang penerapannya kurang menarik

Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran

berpusat pada siswa

Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali

materi lainnya yang pada hakekatnya kurang menarik

Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari

karakteristik siswa-siswa agar strategi pembelajaran lebih efektif

Selanjutnya Awoniyi, dkk (1997:31) menjelaskan bahwa selain

mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai

kekurangan. Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu:

Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

23

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit

dijadikan penilaian

a. Komponen Model Pembelajaran ARCS

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, model pembelajaran ARCS

terdiri dari empat komponen. Keempat komponen model pembelajaran ARCS

tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Attention (perhatian)

Perhatian adalah bentuk pengarahan untuk dapat berkonsultasi/

pemusatan pikiran dalam menghadapi siswa dalam peristiwa proses belajar

mengajar di kelas.

Perhatian dapat berarti sama dengan konsentrasi, dapat pula menunjuk

pada minat ”momentain” yaitu perasaan tertarik pada suatu masalah yang

sedang dipelajari (WS. Winkel, 100) pada teori motivasi ARCS (2010).

Konsentrasi/perasaan siswa dan minat dalam belajar bisa dilihat dari

siswa yang perasaannya senang akan membantu dalam konsentrasi belajarnya

dan sebaliknya siswa dalam kondisi tidak senang maka akan kurang berminat

dalam belajarnya dan mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi terhadap

pelajaran yang sedang berlangsung.

Gangguan belajar siswa ini biasanya bersumber dari dua faktor yaitu

faktor eksternel dan faktor internal. Faktor internal yaitu faktor dari luar diri

siswa dan faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa.

Perhatian diharap dapat menimbulkan minat yaitu kecenderungan subjek

yang menetap untuk merasa tertarik pada pelajaran/pokok bahasan tertentu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

24

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan merasa senang mempelajari materi itu yang baru dan dapat berperan

positif dalam proses belajar mengajar selanjutnya.

Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi untuk

menjaga dan meningkatkan perhatian siswa yaitu sebagai berikut:

Gunakan metode penyampaian dalam proes pembelajaran yang

bervariasi (kelas, diskusi kelompok, bermain peran, simulasi, curah

pendapat, demontrasi, studi kasus).

Gunakan media (media pandang, audio, dan visual) untuk

melengkapi penyampaian materi pembelajaran.

Bila merasa tepat gunakan humor dalam proses pembelajaran.

Gunakan peristiwa nyata, dan contoh-contoh untuk memperjelas

konsep yang digunakan.

Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan siswa.

2. Relevance (relevan)

Relevance yang dimaksud di sini dapat diartikan sebagai keterkaitan atau

kesesuaian antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman

belajar siswa. Dari keterkaitan atau kesesuaian ini otomatis dapat

menumbuhkan motivasi belajar di dalam diri siswa karena siswa merasa

bahwa materi pelajaran yang disajikan mempunyaai manfaat langsung secara

pribadi dalam kehidupan sehari-hari siswa. Motivasi siswa akan bangkit dan

berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu

memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang

diyakini atau dipegangnya.suciati dan udin syarifuddin winatasyaputra (R.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

25

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Angkowo dan A. Kosasi, (2007:40-41) pada teori motivasi ARCS (2010)

mengemukaan bahwa strategi untuk menunjukan relevensi adalah sebagai

berikut:

Sampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan

setelah mempelajari materi pembelajaran ini bearti guru harus

menjelaskan tujuan intruksional.

Jelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan atau sikap serta nilai

yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan

dalam pekerjaan dan kehidupan nanti.

Berikan contoh, latiha atau tes yang lansung berhubungan dengan

kondisi siswa.

3. Confidence (percaya diri)

Demi membangkitkan kesadaran yang kuat di dalam proses belajar

mengajar siswa yang selama ini lebih banyak dikuasai guru (teacher’s

centered) dan lebih memproduk penghafal kata-kata bukan pada kemampuan

bagaimana belajar dan akhirnya setelah siswa tamat tidak bisa berbuat apa-

apa dan tidak ada kemampuan “problem solving” di tengah masyarakat yang

plural heterogen dan banyak masalah, maka guru harus menggunakan strategi

yang efektif.

Menurut Keller (1987) pada teori motivasi ARCS (2010) strategi yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah sebagai

berikut:

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

26

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak

pengalaman siswa, misal dengan menyusun materi pembelajaran

agar dengan mudah difahami, di urutkan dari materi yang mudah

ke sukar. Dengan demikian, siswa merasa mengalami keberhasilan

sejak awal proses pembelajaran.

Susunlah kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang

lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu

banyak konsep baru dengan sekaligus.

Meningkatkan harapan untuk berhasil, hal ini dapat dilakukan

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes pada

awal pembelajaran. Hal ini akan membantu siswa mempunyai

gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.

Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menggunakan

strategi yang memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan siswa

sendiri.

Tumbuh kembangkan kepercayaan diri siswa dengan menganggap

siswa telah memahami konsep ini dengan baik serta menyebut

kelemahan siswa sebagai hal-hal yang masih perlu dikembangkan.

Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar

siswa mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh

ini

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

27

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Satisfaction (kepuasan)

Kepuasan yang dimaksud di sini adalah perasaan gembira, perasaan

ini dapat menjadi positif yaitu timbul kalau orang mendapatkan

penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada

perasaan percaya diri siswa nantinya dengan membangkitkan semangat

belajar

C. Persepsi dan Motivasi

Walgito (1993) dalam jurnal psikologi (2009) mengemukakan bahwa

persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya

stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam

menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu

melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan

alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia

luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat

indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah

pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan

dengan apa seseorang akan bertindak.

Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Gilmer dalam jurnal psikologi

(2009) menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses

persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

28

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda

satu sama lain.

Senada dengan pendapat Milton 1981:23. persepsi dipelajari berdasarkan

kegunaan dan kepentingan dirinya. Untuk itu seseorang akan memiliki stimulus

sesuai dengan kebutuhannya. Proses pemilihan ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

1. Faktor Internal

Beberapa faktor dalam diri seseorang mempengaruhi proses persepsi antara

lain kebutuhan, motivasi, proses belajar dan kepribadian. Semua faktor yang

ada dalam diri individu membentuk adanya perhatian terhadap suatu objek

sehingga menimbulkan adanya persepsi. Hal ini berdasarkan kompleksitas

fungsi psikologis.

2. Faktor Eksternal

3. Faktor Situasi

Begitu pula penelitian yang di lakukan oleh Deddy (2007:198) Motivasi

merupakan satu faktor internal yang penting. Dua orang bujangan yang tidak

saling mengenal di sebuah pesta pernikahan, satu sedang menganggur dan satunya

lagi sudah mapan namun sudah kebelet untuk punya istri, akan mempersepsi

seorang wanita menarik yang sedang membicarakan pekerjaan kantornya dengan

cara yang berlainan. Si penganggur akan cenderung tertarik pada pekerjaannya,

berharap siapa tahu wanita itu dapat membantunnya memperoleh pekerjaan di

kantornya. Sedangkan peria yang satunya lagi cenderung tertarik pada

penampilannya yang mungkin ia anggap sebagai calon ideal untuk menjadi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

29

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

istrinya. Ketika kita menghadiri suatu pertemuan di kantor, keseriusan kita

mengikuti acara tersebut juga bergantung pada motivasi kita. Bila pembicaraan

mengupas masalah kenaikan pangkat atau kenaikan gaji yang merupakan

kepentingan kita, kita mungkin memperhatikan pembicaraan tersebut. Namun bila

pada saat yang sama, istri anda sedang hamil tua dan bayi yang dikandungnya bisa

lahir setiap saat, kemungkinan perhatian anda akan terpecah.

Berdasarkan hal tersebut salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

sesorang yaitu motivasi yang ada dalam masing-masing individu, sehingga kesan

yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.

D. Pendidikan dan Pelatihan

1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan (disingkat dengan Diklat) adalah suatu proses

penyampaian pengetahuan dan keterampilan serta pembinaan sikap dan

kepribadian peserta latih (tenaga kerja) yang dilaksanakan secara terbimbing dan

terpadu oleh pelatih/widyaiswara yang telah berpengalaman dan kompeten serta

memiliki kualitas dalam jangka waktu tertentu.

Pelatihan atau training, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan

sebagai pelajaran unutk membiasakan atau memperoleh suatu keterampilan.

Pengertian ini mengandung arti bahwa pelatihan erat kaitannya dengan

kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ini tergambar dalam

pengertian pelatihan yang dikemukakan Flippo (1961) dalam Ikka Kartika

(2006:8), bahwa pada dasarnya pelatihan merupakan suatu usaha pengetahuan

dan keterampilan agar karyawan dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

30

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lebih jauh lagi Mills (1973) menjelaskan bahwa pelatihan yang dibarengi

dengan penuh pengertian merupakan pendidikan lanjutan dan menjadi dasar

yang lebih luas sehingga pekerja akan lebih terampil, lebih bahagia dalam

pekerjaannya itu dan akan membuat dirinya sadar terhadap kesempatan-

kesempatan untuk mencapai kemajuan atau bahkan untuk merubah latihannya

sesuai dengan yang diinginkannya. Lebih lanjut Mills menyatakan bahwa tujuan

pelatihan adalah untukmenolong peserta pelatihan agar mereka memperoleh

skills, sikap, kebiasaan berfikir dan kualitas watak yang memungkinkan mereka

dapat memahami pekerjaannya dan dapat melakukan secara efisien dan

memuaskan.

Dari pendapat-pendapat tersebut seolah-olah tampak bahwa pelatihan

ditekankan pada perolehan pengetahuan dan keterampilan dalam lingkup

pekerjaan tertentu, padahal menurut Jucius (1962) pelatihan juga mencakup

pengembangan bakat. Ia menekankan bahwa pelatihan menunjukkan setiap

proses untuk mengembangakan bakat, keterampilan dan kemapuan pegawai

unntuk meningkatkan penyelenggaraan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut Ikka Kartika (2006:8)

mengemukakan pelatihan mencakup tiga aspek pokok yaitu perolehan

pengetahuan, keterampilan dan pengembangan bakat dalam upaya meningkatkan

kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan tertentuatau pekerjaan yang spesifik.

Dalam pengertian ini juga tersirat bahwa upaya perolehan pengetahuan dan

keterampilan ini dilakukan melalui suatu upaya sengaja, terorganisir, sistematik,

dalam waktu relatif singkat, dan dalam penyampaiannya menekankan pada

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

31

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

praktek daripada teori. Dampak dari pealtihan adalah meningkatnya kinerja

seseorang yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap efisiensi dan

efektivitas kerjanya serta perkembangan lingkungan kerjanya.

Peserta pelatihan terdiri dari semua unsur tenaga kerja, baik yang telah

bekerja maupun yang disiapkan untuk menjadi tenaga kerja. Tenaga kerja

sebagai peserta pelatihan pada gilirannya akan menempati kedudukan sebagai

pengelola, pelaksana, pengawas maupun sebagai teknisi terampil, yang

memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang dituntut oleh masing-

masing pekerjaan tersebut.

Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam ruang lingkup sebagai

berikut:

a. Pendidikan dan Pelatihan bagi jenjang ketenagaan unsur pimpinan yang

kelak akan bertugas sebagai pengelola atau pemimpin

b. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga unsur staf pimpinan yang akan

bertugas sebagai staf manajemen

c. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga yang dipersiapkan untuk menmpati

pekerjaan sebagai pelaksana teknis

d. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pengawas yang disiapkan sebagai

tenaga pengawas atau superior

e. Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga terampil yang disiapkan untuk

mengerjakan pekerjaan yang menuntut keterampilan tangan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

32

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Fungsi Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Oemar hamalik (2003:37) Pendidikan dan pelatihan memiliki

beberapa fungsi, ialah : fungsi edukatif, fungsi pembinaan, fungsi secara

marketing, dan fungsi administratif. Fungsi-fungsi ini saling berkait mengait

antara satu dan yang lainnya, yang terarah pada pengembangan ketenagaan.

Setiap program Diklat mencakup keempat fungsi tersebut secara terpadu.

Fungsi edukatif ialah untuk mempersiapkan tenaga yang terdidik dan

terlatih yang memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan sesuai dengan

tugas-tugas kerja.

Fungsi pembinaan adalah bertujuan membina dedikasi, loyalitas dan

disiplin mental spiritual dan moral serta semangat kerja, sehingga berdayaguna

bagi perusahaan dan bagi dirinya sebagai masyarakat.

Fungsi pemasaran (social marketing) yang bertujuan menyebarluaskan

dan menyampaikan pesan-pesan perusahaan dan masyarakat pemakai.

Fungsi administratif, hasil pelatihan merupakan bahan untuk melengkapi

data ketenagaan tentang pribadi dan kemampuan seorang karyawan, yang kelak

akan digunakan sebagai bahanpertimbangan bagi pimpinan mengenai yang

bersangkutan misalnya unutk promosi, mutasi, pembinaan karier, kaderisasi dan

sebaginya.

3. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Tujuan pendidikan dan pelatihan di lihat dari konteks secara umum dan

secara khusus. Pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan tenaga

kerja sebagai tenaga terdidik dan terlatih. Secara umum, setiap tenaga kerja

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

33

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan manusia terdidik sebagaimana dipersyaratkan bagi semua warga

negara Indonesia.

Secara khusus, tujuan pendidikan dan pelatihan harus dilihat dalam

konteks kepentingan organisasi, seperti : manajer, supervisor, staf, tenaga teknis,

pemasaran, dan sebagainya. Pendidikan dan pelatihan bertujuan unutk

meningkatkan kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan kualifikasi

jabatan dan pekerjaannya.

Menurut pendapat Handoko (2001:103) disebutkan :

“Ada dua tujuan utama program latihan dan pengembangan karyawan, yaitu :

untuk menutup gap antara kecakapan atau kemampuan karywan dengan

permintaan jabatan serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitaskerja

karyawan dalammencapai sasaran-sasaran kerja yang telah ditetapkan.”

Berbeda dengan pendapat Moekijat (1991:19) dalam Oemar hamalik

(2003) bahwa tujuan umum pelatihan adalah :

a. Untuk mengembangkan keahlian,sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif,

b. Untk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan secara rasional,

c. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan

kerjasama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan.

Menurut Moenir (1983:162) tujuan penyelenggaraan pendidikan dan

latihan dalam suatu organisasi adalah:

a. Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan dalam

menjalankan tugas/ pekerjaan, naik pekerjaan lama maupun baru,

baik dari segi peralatan maupun metoda.

b. Menyalurkan keinginan pegawai untuk maju dari segi kemampuan

dan memberikan rasa kebanggaan kepada mereka.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat mengemukakan bahwa

tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu untuk Memelihara dan meningkatkan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

34

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kecakapan atau kemampuan baik dalam pengatahuan ataupun keterampilan

sehingga dapat menjalankan tugas/ pekerjaan secara cepat dan efektif.

4. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Manulang (1982), mafaat yang diperoleh dari adanyan latihan

mencakup :

a. Memudahkan pelaksanaan tugas

Melalui latihan atu pendidikan seseorang lebih mudah dalam

melaksanakan tugasnya dan menjamin tersedianya tenaga-tenaga dalam

perusahaan yang mempunyai keahlian

b. Membantu stabilitas pegawai

Memalui latihan stabilitas pegawai dapat dijaga dan mendorong

karyawan untuk betah bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Apalagi

karyawan dilatih untuk mewujudkan promosi dari dalam perusahaan

(promotion from within) maka cara bekerja dan moral mereka dapat

diperbaiki

c. Bekerja lebih efisien

Apabila karyawan menerima latihan di bawah pengawasan instruktur

ahli maka karyawan akan berkembang lebih cepat dan lebih baik serta bekerja

lebih efisien

Handoko (2001) berpendapat bahwa latihan dan pengembangan karyawan

akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:

a. Menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek

Para karyawan perlu dilatih untuk mengurangi atau menghilangkan

kebiasaan kerja yang jelek atau untuk mempelajari keteampilan baru yang

dapat meningkatkan prestasi kerja

b. Karier jangka panjang

Latihan atau pengembangan mempunyai berbagai manfaat karier jangka

panjang yang membantu karyawan untuk tanggung jawab yang lebih besar

di waktu yang akan datang.

c. Mengurangi pemborosan, ansensia, keluhan yang berkepanjangan dan

perputaran tenaga kerja

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

35

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Komponen pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

a. Tujuan

Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksanaannya

terlebih dahulu disusun perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan akhir

apabila proses pendidikan dan latihan kembali maka akan terlihat bahwa tujuan

proses akhir tersebut adalah “perubahan tingkah laku yang diharapkan”. Ini

berarti bahwa pendidikan pada hakikatnya bertujuan mengubah tingkah laku

sasaran pendidikan. Tingkah laku baru itu dirumuskan dalam suatu tujuan

pendidikan.

Menurut Notoatmodjo (2003:41) yaitu : “tujuan pendidikan adalah suatu

deskripsi dari pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan sebagainya yang

diharapkan akan memiliki sasaran pendidikan pada periode tertentu.”

Tingkat tujuan pendidikan menurut Notoatmodjo (2003:42) yaitu:

“tujuan Pendidikan Nasional, Tujuan Institusional, Tujuan anatara, Tujuan

Instruksional.”

Isi rumusan tujuan dalam pendidikan harus bersifat komprehensif, artinya

mengandung aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ketiga aspek ini

harus terdapat baik dalam tujuan yang bersifat umum maupun tujuan yang

bersifat khusus.

b. Materi

Materi pelatihan merupakan pokok bahasan yang mengacu pada bidang-

bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dirancang untuk

memberikan bekal kemampuan bagi peserta. Pokok-pokok bahasan tersebut

dapat diperoleh dari sejumlah referensi terpilih yang relevan untuk menunjang

kelengkapan dan kevaliditasan materi.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

36

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Materi yang dibahas harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Bukan hanya pada tujuan saja, pilihan materi bergantung pada isi

pelatihan, desain instruksional dan alat bantu pelatihan. Selain itu rumusan

materi harus tersusun sesuai struktur materi yang telah terintegrasi di mana

memenuhi kebutuhan peserta akan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

Berdasarkan uraian di atas, penentuan materi pelatihan telah sesuai

dengan kriteria perumusan, seperti yang dinyatakan oleh Hamalik (2000:46)

bahwa :

“dalam menyusun materi atau kurikulum harus memenuhi beberapa

kriteria yaitu : (1) jenis kemampuan yang hendak dikembangkan, (2) jenis

program pelatihan, (3) tingkat perkembangan peserta didik, dan (4) jenis mata

pelatihan yang diberikan”

Prinsip-prinsip perumusan materi meliputi :

Materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang

peserta pelatihan

Materi dipilih secara cermat dan diorganisir dengan

mempertimbangkan aspek kemanfaatan bagi peserta.

Materi yang diberikan haruslah bermanfaat bagi peserta.

c. Metode

Selain kurikulum proses belajar mengajar termasuk dalam pendidikan

dan pelatihan, metode juga alat pendidikan yang berperan penting.

Bagaimanapun pandainya seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah

laku, tidak terlepas dari metode dan alat bantu yang digunakan.

Menurut Notoatmodjo (2003:59) tentang pengelompokan jenis metode

belajar mengajar adalah :

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

37

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metoda belajar mengajar, yaitu:

Metoda Dedaktik (One way method)

Metode ceramah

Siaran melalui radio

Pemutaran film/slide

Penyebaran pamflet, booklet, poster

Metode Sokratik (Two waymethod)

Demosntrasi

Diskusi

Role playing

Seminar

Simposium

Lokakarya

Latihan lapangan

Tugas perorangan

Studi kasus

Field trip

Sistem modul

Panel

Brain storming

Buzz group

Sosio drama

Proyek

Konferensi

Forum

Debat

Pendapat diatas hanya mengemukakan cara penyampaian bahan

pengajaran kepada peserta pendidikan, dan itu hanya teori. Adapun hasil

metode yang diterapkan masih tergantung pada faktor lain, yaitu pribadi

pengajar yang menggunakan metode itu. Bagaimanapun metode baru tidak

lepas dari metode ceramah.

d. Media

Media adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Alat bantu ini lebih sering

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

38

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan

sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran

Masing-masing alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip, bahwa

pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui

panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu

maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang di

dapat. Dengan kata lain alat peraga ini dimaksudkan untuk mengarahkan indera

sebanyak mungkin terhadap suatu obyek, sehingga mampu mempermudah

persepsi.

Setiap alat peraga mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam

membantu persepsi seseorang. Edgar dale membai alat peraga menjadi 11

macam, yaitu :

Menurut (Wina Sanjaya, 2008:165) Kerucut pengalaman ini dianut

secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa

memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang

dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman

Sadiman (2002:8)

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

39

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami

sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui

media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret

siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung,

maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin

abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan

bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.

Menurut Hamalik (1993:60) media pendidikan yang dipilih dikategorikan

sebagai berikut:

a. Media cetak

b. Media gambar

c. Media audio

d. Media visual

e. Media audiovisual

f. Media Proyeksi dan Non-proyeksi

Menurut Notoatmodjo (2003:73) manfaat alat bantu pendidikan adalah :

a. Menimbulkan minat dan sasaran pendidikan

b. Mencapai sasaran yang lebih besar

c. Membantu mangatasi hambatan bahasa

d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan

e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

f. Merangsang sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat

g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik/pelaku pendidikan

h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan

i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian mendalami

j. Membantu menegakkan pengertian diperoleh

e. Pelatih/instruktur

Menurut Notoatmodjo (2003:107) “Instruktur adalah guru, ia harus

profesional dalam keguruannya.” Seorang guru atau instruktur dituntut harus

selalu kreatif mengembangkan kemampuannya agar mampu menciptakan

pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

40

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiap sesi pelatihan seorang instruktur harus dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan cara memberikan kesan yang baik. Tindakan

instruktur di depan kelas menunjukan jenis suasana yang peserta inginkan.

Sesuai dengan pendapat Donaldson (1993:187) tentang sikap seorang

instruktur yaitu “jika bertindak rileks dan bersahabat, tersenyum dan membuka

pertemuan dengan cara hangat dan informal, maka partisipan akan merasa

senang dan lebih santai serta ingin berpartisipasi.” Guru sangat lah penting

dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

f. Evaluasi

Pendidikan apapun bentuk dan tingkatannya pada akhirnya akan menuju

pada suatu perubahan perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat.

Perubahan perilaku di sini mencakup pula perubahan/ peningkatan kemampuan

di tiga bidang yakni, kognitif, afektif fan psikomotor.

Seberapa jauh perubahan atau peningkatan itu terjadi, diperlukan suatu

mekanisme sitem atau alat ukur yang disebut dengan tes, evaluasi dan

pengukuran.

Tes mempunyai pengertian yang sempit, dan diartikan sebagai tugas-

tugas yang telah di bagukukan yang diberikan kepada sasaran belajar untuk

diselesaikan. Pengukuran meliputi segala cara untuk memperoleh informasi ini,

orang melakukan tes atau cara lain untuk memperoleh dan membuat keputusan

pendidikan. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi-

informasi yang diperoleh dari pengukuran ini dilakukan tes.

Menurut Notoatmodjo ((2003:82) bahwa:

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsia-research.upi.edu/operator/upload/s_ktp_0704623_chapter_ii.pdf · Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan

41

Muhamad Iqbal Anshari,2013

Hubungan Antara Persepsi Peserta Diklat Terhadap PenyelenggaraanProgram Pendidikan dan Pelatihan

Dasar Komputerdengan Motivasi Belajar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan di dalam proses belajar,

evaluasi juga diperlukan untuk mengukur kemampuan “leaner” atau

lulusan, dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana lulusan

atau program pendidikan itu mampu mengatasi masalah-masalah

kemasyarakatan, yang diterjemahkan di dalam kemampuan kerja

mereka.”

Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sifatnya terus menerus

dan harus direncanakan bersamaan waktu dan program pelatihan. Keseluruhan

proses harus dilaksanakan ilmiah, menggunakan sedapat-dapatnya

menggunakan metoda-metoda ujian yang tepat. Masing-masing program

pelatihan harus memiliki tujuan yang jelas, apabila evaluasi pelatihan itu

diharapkan adan manfaatnya. Kriteria yang digunakan harus sesuai dengan

tujuan program.

Evaluasi program erat kaitannya dengan perencanaan, manfaat

perncanaan pelatihan adalah diperolehnya pengetahuan tentang hasil-hasil yang

diinginkan setelah pelatihan.