persepsi masy-hutan_dayak bukit

Upload: agus-haryanto

Post on 14-Jul-2015

132 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    1/10

    v

    PERSEPSI MASYARAKAT DAYAK BUKIT DI DESA LOKLAHUNG .TERHADAP HUT AN LINDUNG DAN KONDISI SOSIAL EKONOMINYA

    Fonny RianawatiFakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

    . n . A. Yani Banjarbaru email:[email protected] No. Kontak : 08164551215Abstract: The objectives of this research is to study the perception of Dayak Bukit com-munity at Loklahung Village on protected forest around their settlement and their social-economic conditions.Perception of the respondents had been gained thru interview, and using the surveyingmethod (SSEKI) to study the social-economic conditions by collecting both primary andsecondary data.Result of the research show that the Dayak Bukit community had positive perception onthe protected forest is in positive category the forest function as a source of their life andthe function to protect the watershed/catchment area in the region.The genera1Jy social conditions which consist of the educational, the custom ritual, thehealth and the housing are in fair condition, but the institutions of village not be func-tioned. The economic condition is above the poverty line, because the community incomebe spread evenly among them.Keywords: protected forest, perception, social-economic.

    Peran masyarakat sangat dibutuhkandalam pembangunan atau pemeliharaan sum-ber daya hutan. Perkembangan penduduk jugaakan mempengaruhi pemanfaatan sumberdaya alam, khususnya sumber daya lahan.Manfaat hutan baik berupa hasil kayu, nonkayu maupun j asa hutan serta hubunganketerkaitan secara fungsional dan emosionalantara masyarakat dengan hutan disekitamyamemerlukan kajian khusus melalui surveisosial-ekonomi sebagai bahan penyusunanrencana maupun bahan evaluasi kebijakandalarn kegiatan pengelolaan hutan lestari danpembangunan kehutanan yang berkelanjutan. di Indonesia (Departemen Kehutanan, 2008).

    Perilaku masyarakat sekitar hutari da-lam pengelolaan dan pemeliharaan hutan me-rupakan salah satu faktor penentu dalam pro-duktivitas hutan. Pentingnya kelestarian hutanmembawa arti tersendiri bagi masyarakat,khususnya masyarakat Dayak Bukit Pegu-nungan Meratus. Menurut Mabarti (1982)masalah kesejahteraan masyarakat disekitarhutan diberbagai negara berkembang ternyata

    telah menimbulkan berbagai kesulitan danbencana baik terhadap lingkungan hidupmanusia maupun kelestarian sumber dayaalam khususnya hutan. Perlu adanya anekausaha kehutanan yang bersifat meningkatkankesejahteraan, karena meningkatnya kesejah-teraan masyarakat disekitar hutan akan ikutmenjamm kelestarian hutan (Soedjarwo,1985).

    Basil penelitian Rosniar (2006) yangmenggunakan lndeks Tekanan Penduduk me-nunjukkan bahwa pertambahan penduduk ma-syarakat Dayak Bukit Meratus yang berrnu-kim di sekitar hutan lindung Loksado me-ngancam keberadaan atau kelestarian kawas-an hutan lindung akibat semakin mening-katnya kebutuhan luasan lahan untuk aktivitasberladang dalam upaya memenuhi kebutuhankehidupan mereka.

    Dari pernyataan di atas dapat disim-pulkan bahwa perkembangan penduduksangat berpengaruh nyata terhadap kawasanhutan lindung Loksado yang berdampak ne-gatif terhadap kelestarian hutan lindung ters-

    mailto:email:[email protected]:email:[email protected]
  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    2/10

    DELEGASI Jurnaillmu AdministrasiNomor 1, Tahun VIII, April 2009 (67-76)

    ebut, Sernentara diketahui bahwa masyarakatDayak Bukit Pegunungan Meratus sangatbergantung hidup dari hutan lindung Loksado.Masyarakat Dayak Bukit Pegunungan Mera-tus masih memerlukan hutan untuk perl a-dangan gilir balik, tetapi di sisi lain merekajuga yang mengancam kelestarian hutan lin-dung tersebut.

    Mengacu pada permasalahan yang te-lah diuraikan maka penulis tertarik untukmelakukan penelitian mengenai persepsi dankondisi masyarakat Dayak Bukit PegununganMeratus di Desa LokLahung, sebuah desayang berlokasi pada Kawasan Hutan Lindung,Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu SungaiSelatan Provinsi Kalimantan Se1atan.

    Tujuan penelitian ini adalah menggalipersepsi masyarakat Desa Loklahung yangmerupakan sebagian dari suku Dayak BukitPegunungan Meratus terhadap keberadaankawasan hutan lindung yang semakin ter-degradasi yang merupakan sumber kehidupanmasyarakat ini dan mengetahui kondisi sosialekonomi rnereka.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapatbennanfaat untuk Pemerintah Daerah daninstansi-instansi atau pihak kehutanan yangberkepentingan dengan daerah tersebut seba-gai informasi dan bahan acuan untuk me-rumuskan pola pengelolaan hutan lindungyang berbasis masyarakat sehingga masya-rakat setempat ikut dilibatkan dalam penge-lolaan hutal~ lindung.

    METODE PENELITIANTempat dan Waktu Penelitian.

    Penelitian ini dilaksanakan di DesaLokLahung, Kecamatan Loksado, KabupatenHulu Sungai Seiatan, Kalimantan Selatan.Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 3(tiga) bulan, yaitu mulai bulan Mei sampaibulan Juli 2008, meliputi kegiatan pengurn-pulan data, pengolahan sampai penyusunanhasil penelitian,

    68

    Objek dan Peralatan Penelitian,Objekdalam penelitian ini adalah ke-

    lompok masyarakat Dayak Bukit di DesaLokLahung Kecamatan Loksado yang ~eradadisekitar kawasan hutan lindung PegununganMeratus.

    Peralatan yang akan digunakan dalampenelitian ini untuk pengumpulan data se-bagai berikut ;1.Kuisioner (daftar pertanyaan untuk mere-kam data primer)2. Kamera foto untuk dokumentasi3. Tape recorder untuk merekam wawancara4. Peta lokasi daerah penelitian5. Peralatan tulis-menulis untuk pencatatandataProsedur Penelitian1. Cara Pengambilan Sampel

    Penentuan sampel dari populasi dila-kukan dua tahap, yaitu penentuan lokasi(sampel area) dan penentuan responden (sam-pel individu).1.) Penentuan Lokasi : Pengambilan sampeluntuk lokasi dilakukan secara purposive sam-pling, artinya desa yang akan dijadikan lokasipenelitian dipilih secara sengaja dengan dasarbahwa desa yang. bersangkutan terdapat rna-syarakat dayak (bukit) yang bermukim danmasih terdapat hutan .lindung disekitar desatersebut.2.) Penentuan Responden: Penentuan res-ponden dilokasi penelitian tersebut dilakukansecara random sampling (acak) dengan pe-ngambilan sampe1 sebesar 15 % dari totalKepala Keluarga yang ada. Jumlah pendudukpada saat penelitian berjumlah 558 jiwa de-ngan 100 Kepala Keluarga, sehingga jumlahresponden yang digali persepsinya sebanyak15 orang.2. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan 2cara yaitu :

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    3/10

    Persepsi Masyarakat Dayak Bukit di Desa Loklahung (Fonny Rianawati) 69

    Tabel 1. Persepsi masyarakat dayak bukit meratus terhadap kawasan hutan lindungLoksado.No Topik Wawancara JumlahKategori Persepsi (orang)Baik Sedang Tidak

    baik1. Hutan merupakan sumber penghidupanbagi masyarakat2. Keberadaan hutan lindung di DesaLoklahung sangat penting bagi

    masyarakat dayak bukit meratus3. Hutan lindung Loksado merupakan suatukawasan hutan yang diperuntukkansebagai bagian yang penting dari DAS(SAmandit), karena sebagai suplai air danmencegah erosi/banjir. Jadi sangat pentinguntuk dij aga kelestariannya

    4. Sumber daya hutan merupakan sumberdaya alamyang dapat diperbaharui,namun demikian pemanfaatannya perludiatur, sebab bila tidak beberapa jenissumber daya alam dapat punah dan tidakdapat dihidupkan kembali

    1 5 0 0 1 51 5 o 1 5

    1 5 1 5o

    13 2 1 5

    Sumber : Pengolahan data primer, 2008

    1). Pengumpulan data primer : Pencatatandata primer dilakukan melalui teknik wawan-cara dengan responden berdasarkan daftarpertanyaan terstruktur meliputi 5 aspek sosialekonomi yang menjadi dasar untuk pengam-bilan data, yaitu aspek ekonomi, sosial buda-ya, lingkungan, kelembagaan dan partisipasimasyarakat. "Parameter yang diamati dalam penelitian iniadalah:a. Persepsi masyarakat terhadap kawasanhutan lindung saat inib. Kondisi sosial ekonomi masyarakat DesaLoklahung: Distribusi umur, tingkat pendidikan dan pe-kerjaan pokok responden Luas lahan huma/kebun Pendapatan dari lahan huma/ kebun Jumlah anggota keluarga Tingkat kesejahteraan

    2). Pengumpulan data sekunder : Pengurn-pulan data sekunder dilakukan dengan carapencatatan dari berbagai instansi terkait atauLembaga Swadaya Masyarakat (LSM), beru-pa monografi desa yang meliputi data jumlahpenduduk, geologi serta keadaan umum lain-nya, dan melalui studi pustaka dari sumber-sumber literatur yang berhubungan denganpenelitian ini.Analisis Data.

    Data primer dan sekunder yang diper-oleh selanjutnya di analisis secara deskriptifsesuai dengan tujuan penelitian dengan meng-gunakan metode analisis SSEKI (Survei So-sial Ekonomi Kehutanan Indonesia) yang ber-"isi 5 aspek beserta kriteria dan indikator yangtelah ditetapkan.Untuk mengetahui persepsi rnasya-rakat terhadap kawasan hutan lindung Lok-

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    4/10

    DELEGASI Jurnal IImu AdministrasiNomor 1, Tahun VIII, April 2009 (67-76)

    sado, maka dari hasil jawaban mereka dapatdibedakan dalam tiga kategori :a.) Persepsi baik, apabila mereka memahamidengan baik bahwa dirinya hidup dari sum-ber daya hutan dan menginginkan agar ka-wasan hutan lindung tersebut dikelola secaralestari.b.)Persepsi sedang, apabila mereka menyadaridirinya bergantung hidup dari sumber dayahutan tetapi tidak memahami kalau kawasanhutan lindung tersebut perlu dikelola secaralestari agar manfaatnya bisa diperoleh secaraberkelanjutan.c.)Persepsi tidak baik, apabila jawaban res-ponden masuk dalam kategori tidak sadarkalau dirinya hidup dari sumber daya hutan,atau ada kepentingan lain yang membuat me-reka cenderung beranggapan bahwa tidak per-lu menjaga kelestarian kawasan hutan lin-dung.

    HASIL PENELITIAN DAN.PEMBAHASANPersepsi Masyarakat

    Berdasarkan hasil pengolahan data,tidak terdapat persepsi yang termasuk dalamkriteria tidak baik. Persepsi dari respondentersebut disajikan pada Tabel 1.

    Hasil dari wawancara dengan 15 res-ponden Kepala Keluarga (KK) menunjukkanbahwa persepsi masyarakat Dayak Bukit Me-ratus terhadap kawasan hutan lindung adalahbaik dapat dilihat pada Tabel 1. Semua res-ponden sangat merasakan akan arti pentingkeberadaan kawasan hutan lindung loksadobagi mata pencahariannya, dapat dilihat padatopik wawancara nomor 1, 2, dan 3. Pada to-pik wawancara nomor 4 pemanfaatan sumberdaya hutan, 2 dad 15 responden rnengingin-kan agar pemungutan hasil hutan tidak perludiatur dengan alasan hasil hutan tidak akanpernah habis.

    Data Tabel 1 menjelaskan bahwa se-bagian besar dari masyarakat suku DayakBukit Meratus memahami dengan baik bahwa

    70

    dirinya hidup dari sumber daya hutan danmenginginkan agarkawasan hutan tersebutdikelola secara lestari. Mereka menilai bahwakeberadaan kawasan hutan lindung Loksadoselain menjaga tata air daerah aliran sungaiAmandit dan dapat mencegah terjadinya erosidan banj ir. Mereka mempunyai kecendrunganmenganggap bahwa apabila terjadi kerusakanpada hutan lindung akan mematikan sumberkehidupannya, seiain itu responden pada ke-lompok ini juga sangat responsif terhadapberbagai upaya dalam menjaga dan melesta-rikan kawasan hutan lindung Loksado misal-nya dalam pencegahan terjadinya kebakaranhutan, pencurian kayu dan upaya masyarakatuntuk membudidayakan tanaman langka se-perti Anggrek dan sebagainya.

    Kelompok responden dengan persepsisedang berjumlah 2 orang dari jumlah res-ponden. Responden pada kelompok kriteriaini hanya menyadari dirinya bergantung hidupdari sumber daya hutan tetapi tidak mema-hami kalau kawasan hutan lindung tersebutperlu dikelola secara lestari agar manfaatnyabisa diperoleh secara berkelanjutan. Merekacukup mengetahui bahwa Hutan LindungLoksado mempunyai peranan penting seba-gai pelindung dan pengatur tata air, untukmencegah erosi dan banjir dan menjaga keles-tarian biodiversity, akan tetapi kelompok ma-syarakat pada kriteria persepsi ini bisa di-katakan hanya dapat merasakan manfaat darikeberadaan kawasan Hutan Lindung Loksado,tanpa dapat memberikan gambaran konkritmengenai upaya-upaya dalam menjaga danmelestarikan kawasan Hutan Lindung Loksa-do.

    Perkembangan pembangunan diberba-gai bidang .dan terbukanya berbagai jalur in-forrnasi serta budaya dari luar ditambah de-ngan himpitan perekonomian yang tentunyadapat membawa berbagai dampak negatif,rnaka responden pada kelompok kriteria per-sepsi sedang sangatlah riskan dengan per-ubahan persepsi ataupun cara pandang. me-reka terhadap kawasan Hutan Lindung Loksa-

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    5/10

    Persepsi Masyarakat Dayak Bukit di Desa Loklahung (Fonny Rianawati)

    do. Hal tersebut tentunya perlu segera di-laksanakan kegiatan penyuluhan, pembinaanmaupun kegiatan pencerahan pandangan la-innya sehingga tidak terjadi pergeseran nilaipersepsi masyarakat Dayak Bukit Meratus kearah persepsi yang tidak baik.

    Berdasarkan penelitian Rosniar (2006)hubungan tekanan penduduk di Desa Lok-lahung pada tahun 199011991 sebesar 1,73dengan luas ladang 215,73 Ha, tahun 2000sebesar 2,04 denganluas ladang 27,454 Ha,tahun 2001 sebesar 2,45 dengan luas ladang17,882 Ha dan tahun 2003/2004.sebesar 3,32dengan luas ladang 14,515 Ha.Semakin besar jumlah penduduk makasemakin besar pula keperluan lahan per-ladangan. Luas lahan yang tersedia bersifattetap maka meningkatnya jumlah pendudukakan menyebabkan berkurangnya masa bera,dengan berkurangnya masa bera berarti kua-litas lahan semakin berkurang akibatnya be-kas areal perladangan akan berubah fungsimenjadi kebun atau dibiarkan saja menjadibelukar/hutan sekunder dengan tujuan untukmemperbaiki kualitas lahan, sehingga menye-babkan penyempitan lahan/areal perladangan.

    Hasil penelitian ini menunjukkanbah-wa ternyata perkembangan penduduk tidaksejalan dengan persepsi masyarakat. Akibatdari pertambahan penduduk terhadap luasanlahan tidak menunjukkan terjadinya penu-runan nilai pandanganlpersepsi masyarakatSuku Dayak Meratus terhadap kawasan hutanlindung Loksado, karena pertambahan pen-duduk mengakibatkan luasan lahan/areal per-ladangan semakin sernpi t.Aspek Ekonomi1. Pendapatan.

    Pendapatan petani terutama diperolehdari hasil menyadap karet dan kayu manis.Kebutuhan sandang serta biaya 'produksidi-penuhi dari hasil menyadap karet, kayu rnanisdan kemiri, Sedangkan sebagian besarkebu-

    71

    tuhan pangan dan papan dipenuhi oleh alam,yaitu dari berladang dengan sistern tebang ba-kar.

    Biaya produksi untuk pupuk dan obat-obatan hampir tidak ada, tetapi banyak yangpakai pestisida untuk membasmi rurnputpengganggu. Hal ini disebabkan pupuk yangditaburkan hanya sebagian yang dapat diseraptanarnan, sedangkan sebagiannya lagi ikut ter-erosi bersarsa aliran perrnukaan. Tidak meng-gunakan pupuk dalam berladang juga dise-babkan kebiasaan masyarakat Suku DayakMeratus yang menyimpan beras hasil panendan mengkonsumsi beras yang telah berumurpuluhan tahun, karena penggunaan pupuk ber-akibat rusaknya gabah yang mereka simpansehingga tidak dapat disimpan dalam waktuyang relatif lama.

    Rata-rata biaya produksi dari usahatani merupakanbiaya dad bibit padi dan upahpada saat panen. Saat panen diperlukan ten a-ga kerja yang lebih besar untuk mempercepatpelaksanaan pemanenan dan menghindari ru-saknya hasil panen oleh hama babi dan mo-nyet.

    Pendapatan rata-rata responden 'yangbersurnber dari usaha tani, tanaman padi dansayuran sebesar Rp 1.975.000,- per tahun,pendapatanrata-rata responden diluar usahatani dari penjualan lateks dad tanaman karetsebesar Rp 11.712.000,-. Perhitungan penda-patan itu diperoleh berdasarkan produksi rata-rata lateks sebesar 8 kg/hari/ha dengan hargalateks Rp 4000,- per kg, sedangkan penge-luaran (biaya) rata-rata usaha tani (untuk bibitdan upah) dan diluar usaha tani masing-ma-sing sebesar Rp582.000,- dan Rp 1.125.000,-

    Berdasarkan data pendapatan dan pe-ngeluaran yang diuraikan diatas, kemudianditentukan pendapatan bersih responden se-besar Rp 11.980.000,- per tahun. Apabila di-perhitungkan dengan jumlah rata-rata anggotakeluarga responden, yaitu sebanyak 2 orangmaka pendapatan bersih per kapita per tahun

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    6/10

    DELEGASI Jurnal Ihnu AdministrasiNomor 1, Tahun VIII, April 2009 (67-76)

    Tabel 2. Standar tingkat kehidupan petani

    72

    No Tingkat kehidupan Pendapatan perkapita/tahun (Kg beras)1 Di atas garis kerniskinan2 Miskin3 Miskin sekali4 Paling miskin

    > 320241 - 319181 - 241< 180

    Sumber : Sayogya (1986)

    penduduk Desa Loklahung diperkirakan Rp5.990.000,- per kapita per tahun atau samadengan 1996,7 kg beras/kapita/tahun, apabiladi hitung dengan harga beras setempat yaitusebesar Rp 3.000,- /kg. Standar tingkat kehi-dupan petani menurut Sayogya (1976) yangdikutip oleh Rosniar (2006) maka tingkat pen-dapatan petani di Desa Loklahung berada diatas garis kemiskinan (>320 kg beras perkapita per tahun). Standar tingkat kehidupanmasyarakat menurut Sayogya tersebut disaji-kan pada Tabel 2.Dibandingkan dengan standar pendapatanperkapita dari Bank Dunia yaitu US$ 2 perhari maka pendapatan petani perkapita dimendekati standar rata-rata kesejahteraan.2. Distribusi Pendapatan.

    Berdasarkan perhitungan KoefisienGini (KG) dengan persamaan :

    nKG = L (Xi + 1- Xi)(Yl + Yi +1), yanghasilnya 1 - {(0,2 - 0)(0 + 0,1130) +1 (0,4 - 0,2)(0,1130 + 0,2656) + (0,6 -0,4)(0,2656 + 0,4832) + (0,8 - 0,6)(0,4832 +0,728) + (1 - 0,8)(0,728 + 1)=0,16408. Nilaiini menunjukkan bahwa distribusi pendapatanresponden atau penduduk Desa Loklahungrelatif merata, karena nilai Koefisien Ginitersebut mendekati nol dan termasuk kedalamkriteria ketimpangan rendah.3. Sarana dan Prasarana Ekonomi.

    Sarana dan prasarana ekonomi ini ada-lah segal a fasilitas yang terdapat di Desa Lok-

    lahung yang terdiri dari sarana dan prasaranaperhubungan berupa jalan, sarana dan prasa-rana ekonomi rakyat berupa pasar, kios/warung, listrikrPl, TD), pipa air bersih dan sa-rana hiburan.

    Panjang jalan desa yang menghu-bungkan desa yang bersangkutan dengan ja-Ian utama (Ibu kota kecamatan) adalah ~ km,sebagian besar berupa jalan tanah Galan se-tapak) sepanjang 3 km dan sebagian kecilnyalagi berupa jalan beraspal sepanjang 2 krn.Keadaan jalan ini cukup baik untuk rnela-kukan aktivitas menggunakan sarana trans-portasi, karena jalan ini dapat dilalui ken-daraan roda empat dan roda dua.

    Di Desa Loklahung hanya terdapat 1pasar desa yang dilaksanakan setiap hari Ra-bu, dan terdapat warung/kios sebanyak 2 buahdengan kondisi cukup baik sebagai tempat un-tuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. De-ngan kondisi ini, khususnya sarana dan pra-sarana pasar perlu dibenahi, karena pasar ada-lah tempat transaksi kegiatan jual beli barang-barang konsumsi dan komoditas pertanian.Tidak berfungsinya Koperasi Unit Desa (KU-D) di desa Loklahung juga dapat dijadikanfaktor penyebab kurang baiknya pemasaranhasil pertanian penduduk.

    Sarana hiburan berupa radio dan te-Ievisi sudah dapat dijurnpai pada setiap rumahyang ada. di desa tersebut, yang tentunyacukup baik sebagai sumber informasi dan hi-buran bagipenduduk setempat dan diha-rapkan mampu berpengaruh terhadap daya

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    7/10

    Persepsi Masyarakat Dayak Bukit di Desa Loklahung (Fonny Rianawati)

    nalar, daya serap serta mengelola informasidan pendidikan.Aspek Sosialdan Budaya1. Tenaga Kerja.Aspek-aspek yang dinilai dalam kete-nagakerj aan terdiri dari Ratio Ketergantungan(DR), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK),Tingkat Pengangguran Terbuka (PT),Setengah Pengangguran (SP) dan Pengang-guran Kritis (SPK). Hasil analisis metodeSSEKI terhadapaspek-aspek ini menunjuk-kan:a. Nilai Ratio Ketergantungan (DR) = 0,4,nilai ini relatif kecil. Menurut kriteria metodeSSEKI, semakin tinggi nilai DR berarti se-makin buruk tanggungan penduduk usia kerja.Jadi pada Desa Loklahung kriterianya baik.b. Nilai tingkat partisipasi angkatan kerja(TPAK) = 53,1%. Menurut kriteria SSEKI,semakintinggi partisipasi angkatan kerja yangbenar-benar menghasilkan barang dan jasa,semakin baik kesejahteraan penduduk.c. Nilai tingkat pengangguran terbuka CPT),setengah pengangguran (SP) dan pengang-guran kritis (SPK) masing-masing adalah 12,5%, 8,6 % dan 5,7 %. Nilai-nilai ini relatifkecil, sehingga dapat dikatakan tingkat peng-angguran di Desa Loklahung relatif rendah.Menurut kriteria metode SSEKI, semakintinggi tingkat pengangguran memberikan in-dikasi bahwa pemanfaatan sumber daya ma-nusia semakin rendah.

    Rendahnya nilai ratio ketergantunganpenduduk, pengangguran terbuka, pengang-guran setengah terbuka dan penganggurankritis serta tingginya partisipasi angkatankerja untuk Desa Loklahung, menunjukkancukup besarnya peluang atau .kesempatantenaga kerja yang ada. Berdasarkan data matapencaharian penduduk di Desa Loklahung,maka jenis-jenis peluang kerja yang dapat di-masuki dan menyerap tenaga kerja adalahpertama sektor pertanian sebagai mata penca-

    73

    harian pokok yang terdiri dari tanaman karet,kayu manis, kerniri dan padi (bahuma), keduapekerjaan memungut hasil hut an non kayuberupa rotan/paikat, damar, dan madu, ketigaadalah pekerjaan sebagai tenaga harian ba-ngunan/konstruksi, keempat adalah jasa ang-kutan dan pedagang.2. Pendidikan.

    Aspek-aspek yang dinilai dalampendidikan terdiri dari Tingkat Buta Aksara(TBA), Tingkat Pendidikan CTP), sarana pen-didikan yang meliputi Sarana Pendidikan Fi-sik (SPF) dan sarana pendidikan tenaga pe-ngajar, kemudian Tingkat Partisipasi Sekolah(TPS) dan Tingkat Melanjutkan Sekolah(TMS). Hasil analisis metode SSEKI terhadapaspek-aspek ini menunjukkan :a. Nilai Tingkat Buta Aksara (TBA) = 7,45%, nilai ini relatif kecil atau tingkat buta ak-sara di Desa Loklahung relatif rendah, Menu-rut kriteria SSEKI, semakin rendah tingkatbuta aksara berarti semakin baik kualitas pen-duduk di desa tersebut.b. Nilai Tingkat Pendidikan (TP) = 85,71 %,artinya jumlah penduduk yang mengenyampendidikan relatif tinggi. Menurut kriteriaSSEKI, sernakin banyak jumlah pendudukyang mengenyam pendidikan yang tinggi ber-arti semakin baik kondisi pendidikan.c.Sarana pendidikan meliputi sarana pen-didikan fisik dan sarana pendidikan tenagapengajar, yang mana nilainya masing-masingadalah 33,66 dan 25,25. Nilai ini menggam-barkan bahwa keduanya memiliki ratio yangrendah. Menurut kriteria SSEKI terhadapsarana pendidikan fisik, sernakin tinggi ra-tionya berartikurang efektif bagi tujuan me-ngajar,sedangkan terhadap sarana pendidikantenaga pengajar, semakin tinggi ratio muridterhadap guru berarti semakin kurang efektifbagi tujuan belajar mengajar.d. Nilai Tingkat Partisipasi Sekolah (TPS) =92,62 %, nilai ini relatif tinggi. Menurut kri-

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    8/10

    DELEGASI Jurnal Ilmu AdministrasiNomor 1, Tahun VIII, April 2009 (67-76)

    teria SSEKI, semakin tinggi tingkat parti-sipasi sekolah berarti semakin banyak pendu-duk usia sekolah yang bersekolah, sehinggasemakin baik.e. Nilai Tingkat Melanjutkan Sekolah (TMS)= 92,57 %. Kriteria SSEKI menyatakan bah-wa semakin tinggi nilai ratio penduduk me-lanjutkan sekolah, hal itu semakin baik.

    Persentase keadaan dan jumlah pen-duduk berdasarkan pendidikannya maka ting-kat pendidikan masyarakat Desa Loklahungtermasuk kategori pendidikan tinggi,karena

    . i umlah penduduk yang tamat SD ke atas se-besar 74,19 %.Berdasarkan analisis SSEKI, keadaanpendidikan masyarakat Desa Loklahung cu-kup baik, dilihat dari tingkat buta aksara yangrendah, tingkat pendidikan yang tinggi, saranapendidikan fisik dan tenaga pengaj ar yangada, tingkat partisipasi sekolah SD dan ting-kat melanjutkan sekolah yang cukup baik.Namun demikian kualitas pendidikan yangada di Desa Loklahung masih perlu diting-katkan, dengan cara peningkatan mutu guruyang ada, penambahan dan pemberian ban-tuan berupa buku pelajaran dan alat peragapendidikan serta penyediaan meja, kursi danlemari.3. Upacara Adat.

    Kegiatan upacara adat yang masih di-lakukan oleh penduduk Desa Loklahung me-liputi kegiatan:a. Perkawinan, yang terdiri dari meminangdan penentuan hari perkawinan.b. Kelahiran, kegiatan menyambut bayi.c. Kernatian, kegiatan upacara mengantararwah.d. Pertanian perladangan, meliputi Batanung(pemilihan areal ladang), Manabas (member-sihkan semak belukar), Batabang (Pembuka-an lahan dengan menebang pohon besar), Ma-nyalukut (pembakaran lahan), Manugal (ba-nih ditugal), Marumput (membersihkan rum-put pengganggu), Basambu (manyambut ba-nih) biasanya selama 3 hari 3 malam, Manga-

    74

    tam (panen), Bawanang imahanyari baras)dilaksanakan 5 hari 5 malam, dan Aruh penu-tup (aruh ganal) dilaksanakan selama 7hari 7malam. Umumnya frekuensi pelaksanaanupacara perkawinan, kelahiran, kematian danpertanian masih sering dilakukan, sebab rna-syarakat Dayak Bukit di desa Loklahung rna-sih memegang teguh adat istiadat. Merekapercaya apabila ada yang melanggar, makaakan mendapat kutukan dad Yang Maha Kua-sa. Kutukan tersebut misalnya dapat berupaada yang sakit atau meninggal dunia dan ke-gagalan dalam berladang (bahuma) .4. Sarana dan Prasarana Sosial.

    Sarana dan prasarana sosial sepertitempat ibadah merupakan sarana pembinaanrohani dalam upaya memperoleh keseimbang-an hidup dalam bermasyarakat, dan saranaolahraga merupakan tempat kegiatan yangpositif bagi masyarakat. Tempat ibadah diDesa Loklahung hanya terdapat 6 buah balaiadat Kaharingan saja, sebab mayoritas pendu-duk Desa Loklahung beragama Dayak Kaha-ringan. Tempat olahraga hanya terdapat 1 la-pangan sepak bola yang berukuran kecil,Tempat rekreasi di Desa Loklahung terdapat 1buah air terjun, yang disebut dengan air terjunRiam Hanai. Banyak pengunjung dari luar de-sa (turis) yang datang ke tempat air terjun ter-sebut untuk rekreasi sambil menghilangkankejenuhan selama bekerja.Aspek Lingkungan.

    Aspek lingkungan merupakan salahsatu aspek yang berpengaruh terhadap kua-litas hidup dan kesehatan masyarakat di DesaLoklahung. Pada aspek ini yang dinilai adalahkesehatan yang meliputi sarana kesehatan(RS) dan tenaga kesehatan (RTK), keadaanperumahan dan keamanan hutan.

    Basil analisis memberikan nilai ratiosarana kesehatan (RS) = 1 /558 dan tenaga ke-sehatan (RTK) = 5 /558 . Kedua ratio ini mem-berikan gambaran bahwa untuksarana kese-hatan cukup baik, karena 1 sarana kesehatan

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    9/10

    Persepsi Masyarakat Dayak Bukit di Desa Loklahung (Fonny Rianawati)

    (Polindes) melayani 558 jiwa, sedangkan un-tuk ratio tenaga kesehatan memberikan gam-baran bahwa 5 orang tenaga kesehatan (1 Bi-dan, 4 Dukun bayi) melayani 558 jiwa.

    Atap rumah semua penduduk DesaLoklahung terbuat dari sirap dan seng, se-dangkan dinding rumah dan Iantai rumah ter-buat dari papan, sebagian rumah penduduksudah berlantai semen atau keramik padateras depannya. Kondisi perumahan pendudukrelatif cukup baik, hanya saja sanitasi rumahyang kurang sehat karena umumnya tanpaMCK, mereka masih bergantung pada airsungai. Gangguan terhadap hutan berupa pen-curian kayu, perambahan dan kebakaran re-latif rendah dantidak pernah terjadi di ka-wasan hutan lindung di Desa Loklahung ini,karena mereka sangat ketat menjaga hutanlindung tersebut dan siapapun baik pendudukdari daerah luar maupun penduduk Desa Lok-lahung sendiri apabila akan mengambil hasilhutan di kawasan hutan lindung harus seizindan sepengetahuan dari penghulu adat atauDamang di desa tersebut.

    Hasil wawancara rnemberikan gam-baran bahwa sebagian besar sumber air mi-num dan MCK berasal dari sungai. Sehu-bungan dengan hal ini Pemerintahtelah l11el11-berikan bantuan berupa pompaJselang airyang mengalirkan air sungai ke tempat pemu-kiman penduduk Desa Loklahung.

    Sarana dan tenaga kesehatan di DesaLoklahung cukup baik, hanya saja ada ken-dala yang dihadapi masyarakat yaitu masihterbatasnya obat-obatan dan peralatan medis.Kondisi perumahan cukup baik, karena padaumumnya rumah penduduk terbuat dari kayu,namun demikian pada umumnya perumahanmasyarakat masih tanpa MCK, hal ini kurangbaik bagi sanitasi lingkungan dan kesehatanmasyarakat. Kondisi ini memerlukan perhati-an dari berbagai pihak terkait untuk mengada-kan bimbingan dan penyuluhan kesehatan.

    75

    Aspek Kelembagaan.Lembaga-lembaga yang ada di Desa

    Loklahung adalah Badan Perwakilan Desa(BPD), KUD dan lembaga adat, namun "EPDdan KUD tidak berfungsi dengan baik, karenabelum ada pembinaan yang lebih intensif dariPemerintah setempat. Disamping itu ada pulalembaga keagamaan dan adat istiadat yangmerupakan lembaga informal yang berkern-bang dan berpengaruh di kalangan masyara-kat.Aspek Partisipasi,

    Di Desa Loklahung belum terbentukKe1ompok Tani Hutan (KTH) dan KANITAP,sementara penyuluh kehutananan/pertanianlsosial sangat j arang datang ke Desa terse-but.Namun keterlibatan pimpinan informaldalam setiap kegiatan di Desa tersebut .masihtinggi, ini merupakan salah satu bentuk par-tisipasi masyarakat dalam pembangunankehutanan.

    KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan.1. Persepsi masyarakat suku Dayak BukitMeratus terhadap kawasan hutan lindungLoksado adalah sangat positif (baik).2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat DesaLoklahung, dilihat dari aspek ekonominyaberada di atas garis kemiskinan. Pendapatanantar penduduk cukup merata. Sarana danprasarana perhubungan di Desa terse butberupa jalan, saranadan prasarana ekonomirakyat berupa pasar dan warung, Di DesaLoklahung menunjukkan cukup besarnyapeluang atau kesempatan tenaga kerja yangada terutama di sektor pertanian. Keadaanpendidikan masyarakat Desa Loklahungcukup baik, tingkat partisipasi sekolah SOdan tingkat melanjutkan sekolah yang cukuptinggi. Kemudian upacara-upacara adat di

  • 5/12/2018 Persepsi Masy-Hutan_Dayak Bukit

    10/10

    DELEGASI Jurnaillmu AdministrasiNomor 1, Tahun VIII, April 2009 (67-76)

    des a tersebut masih ada, sarana dan tenagakesehatan di Desa Loklahung cukup baik.Kondisi perumahan cukup baik dengan atapsirap dan seng serta lantai dan dinding rumahterbuat dari kayu, namun kekuranngannyaadalah tanpa MCK. Gangguan terhadap hutandalam bentuk pencurian, perambahan dankebakaran untuk daerah Desa Loklahungtidak terjadi. Lembaga-lembaga yang adaadalah BPD, KUD dan Lembaga Adat, namunkhusus untuk BPD dan KUD tidak berfungsidengan baik. Keterlibatan masyarakat dalamkegiatan kehutanan cukup baik, namun KTHdan KANIT AP di Desa tersebut belum ter-bentuk,Saran.

    Perlu adanya perhatian yang lebih se-ri us dari pemerintah setempat terhadap pe-laksanaan kegiatan-kegiatan penyuluhan danpembinaan dari instansi terkait terutama daripihak kehutanan, perIu di aktifkan kembalifungsi dari lembaga-lembaga yang sudahterbentuk, penyempitan lahan untuk perla-dangan karena pertambahan penduduk dapatmembahayakan kelestarian hutan lindungLoksado yang mengakibatkan terjadinya pe-nurunan terhadap persepsi masyarakat,

    DAFTAR PUSTAKABadan Litbang Kehutanan dan Perkebunan

    Dep.Hut.Bun Rl. 2000. Pusat Peneliti-an Sosial Ekonomi Kehutanan danPerkebunan, Bogor : Penerbit PSSE-Kl.

    Nainggolan, Asmil. 2003. Prilaku Masyara-kat Bukit Dayak Meratus TerhadapKawasan Hutandi Desa Lok LahungKecamatan Loksado Kabupaten HuluSungai Selatan Propinsi KalimantanSelatan. Skripsi, Banjarbaru : Fakul-tas Kehutanan UNLAM (Tidak dipu-blikasikan).

    76

    Nasendi, D.B. i96. Pedoman Survei Sosial-Ekonomi Kehutanan Indonesia (SSE-KI) Suatu Piranti Lunak Sosial DalamPengelolaan Hutan Lestari. MajalahKehutanan Indonesia Edisi 4.

    Radam, Noer'id. Haloi. 2001. Religi Masya-rakat Bukit. Yogyakarta ; Penerbit Ya-yasan Semesta,

    Rosniar, Y. 2006. Analisis PerkembanganPenduduk dan Pengaruhnya TerhadapAncaman Kelestarian Kawasan HutanLindung Loksado. Tesis, Banjarbaru :Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Ke-hutanan UNLAM.

    Sayogya, 1986. Garis Kemiskinan & UkuranTingkat Kesejahteraan Penduduk.Yogyakarta : P3PK Universitas GajahMada.

    Soemarwoto, O. 1980. Arti Kualitas Ling-kungan Hidup Manusia. Konferensi I,Jakarta : Pusat Studi LingkunganSeluruh Indonesia.

    Yayasan Cakrawala Hijau Indonesia, YayasanDalas Hangit, Lernbaga Pemberdaya-an Masyarakat Adat, Lembaga Advo-kasi Masyarakat Saijaan, Yayasan Di-namika lnovasi Swadaya dan YayasanKEHA TI. 2001. Menggali Kearifan diKaki Gunung Meratus dalam NoohalisM (ed). Banjarmasin ; Penerbit Grafi-ka Wangi Kalimantan.

    Yitno, A. 1996. Antropologi dan Masyara-kat desa Sekitar Rutan. Yogyakarta:Fakultas Sastra Universitas GajahMada.