analisis persepsi dan kepuasan
DESCRIPTION
skripsi ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN.TRANSCRIPT
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
1/110
ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA
TERHADAP PELAYANAN KUD GIRI TANI
KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
EMIL ABDILLA AMRUL
H34066039
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
2/110
i
RINGKASAN
EMIL ABDILLA AMRUL. H34066039. 2009. Analisis Persepsi dan Kepuasan
Anggota terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi
Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NETTI TINAPRILLA).
Koperasi merupakan sebuah lembaga yang memiliki dan dimiliki oleh
anggota. Koperasi beraktifitas di dalam bidang yang dinginkan oleh anggota.
Salah satu bidang yang digeluti oleh koperasi yaitu, pelayanan terhadap peternak
sapi perah. Di daerah Kabupaten Bogor, salah satu koperasi yang bergerak
dibidang peternakan sapi perah adalah Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri
Tani). KUD Giri tani berada di daerah Cisarua. Tujuan Penelitian ini adalah (1)Menganalis persepsi anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh KUD Giri Tani, (2) Menganalis kepuasan anggota peternak sapi
perah terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, dan (3)
Memberikan rekomendasi pelayanan KUD Giri Tani dimasa yang akan datang.
Penelitian dilakukan di seluruh wilayah kerja KUD Giri Tani, yang
meliputi dua kecamatan, yaitu Cisarua dan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Waktu penelitian ini dilakukan selama bulan Januari sampai dengan bulan Maret
2009. Responden di dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang
tergabung di dalam KUD Giri Tani yang masih memiliki sapi perah dan
berproduksi susu. Jumlah responden yang diambil sebanyak 58 responden dari
total 113 populasi. Responden merupakan anggota aktif KUD Giri Tani. Anggotaaktif adalah anggota yang masih melakukan transakai dan masih membayar
simpanan pokok dan wajib kepada KUD Giri Tani. Anggota aktif dibagi ke dalam
lima kelompok tani, yaitu: Baru Tegal 33 orang, Baru Sireum 11 orang, Bina
Warga 19 orang, Tirta Kencana 10 orang dan Mekar Jaya 41 orang. Kemudian
sampal dipilih dengan cara proporsional, sehingga diperoleh sample untuk setiap
kelompok tani yaitu: Baru Tegal 17 orang, Baru Siereum enam orang, Bina Warga
10 orang, Tirta Kencana 5 orang dan Mekar Jaya 20 orang.
Penelitian ini menggunakan alat analisis Importance Performance
Analysis (IPA) untuk mengukur persepsi anggota terhadap pelayanan KUD Giri
Tani. Alat analisis Costumer Satisfaction Index(CSI) digunakan untuk mengukur
tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani. Kepuasan peternakjuga diukur dengan menggunakan tingkat kesesuaian responden terhadap jawaban.
Nilai tingkat kesesuaian diperoleh dengan membagi total skor kinerja dengan total
skor kepentingan. Hasil perbandingan yang diperoleh kemudian dikali dengan 100
persen. Jika hasil akhir lebih besar dari 100 persen, maka kinerja atribut sudah
sesuai dengan keinginan responden dan sebaliknya.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi anggota terhadap kinerja pelayanan
KUD Giri Tani belum mampu melampaui tingkat kepentingan atribut.
Berdasarkan tanggapan yang diperoleh dari anggota dapat dilihat bahwa, lima
atribut menjadi prioritas utama, yaitu kecepatan menanggapi keluhan,
kualitas/mutu konsentrat, terapi/pengobatan ternak, menyediakan obat-obatan dan
jasa inseminasi buatan. Sementara itu atribut pelayanan KUD Giri Tani yang
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
3/110
ii
dapat dipertahankan adalah keramahan pengurus melayani anggota, penghubung
anggota dengan Industri Pengolahan Susu (IPS), penetapan harga susu dan
pengujian kualitas susu. Tingkat kesesuaian responden terhadap atribut tertinggi
diperoleh oleh atribut Waktu ketersediaan konsentrat dengan nilai sebesar 115,23
persen, berarti atribut ini sudah dikerjakan melebihi dari apa yang dinginkanresponden. Tingkat kesesuaian atribut terendah diporoleh oleh atribut bantuan
kredit dari koperasi dengan nilai sebesar 33,04 persen. Nilai atribut ini belum
mampu memenuhi keinginan responden. Nilai CSI untuk pelayanan KUD Giri
Tani adalah sebesar 66,68 persen. Indeks CSI yang diperoleh sudah termasuk ke
dalam kategori puas, akan tetapi masih memiliki jarak yang cukup jauh untuk
mencapai nilai tertinggi. Oleh karena itu, KUD Giri Tani harus meningkatkan
kualitas kinerja pelayanan kepada anggota, seperti mempercepat proses
menanggapi keluhan dari anggota, meninjau ulang hubungan dengan pemasok
konsentrat, menyediakan abat-obatan yang baik dan murah, menambah jumlah
tenaga medis ternak dan menambah jumlah inseminator. Upaya meningkatkan
kinerja pelayanan KUD Giri Tani diharapakan akan meningkatkan indekskepuasan anggota.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
4/110
iii
ANALISIS PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA
TERHADAP PELAYANAN KUD GIRI TANI
KABUPATEN BOGOR PROPINSI JAWA BARAT
EMIL ABDILLA AMRUL
H34066039
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
5/110
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Persepsi
dan Kepuasan Anggota Terhadap Pelayanan KUD Giri Tani Kabupaten Bogor
Propinsi Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, April 2009
Emil Abdilla Amrul
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
6/110
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kota Bukittinggi pada tanggal 14 Juli 1984. Penulis
merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ayah bernama Delyusri Amrul danBundo bernama Ermazaida.
Penulis mengawali pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 04 Salimpauang
di Tabek Patah, selesai pada tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan ke
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 02 Salimpauang di Lawang
Mandahiling, selesai pada tahun 1999. Setelah itu penulis melanjutkan ke Sekolah
Menengah Umum Negeri 01 Salimpauang di Tabek Patah dan selesai pada tahun
2002. Semua Sekolah penulis, mulai dari SD sampai SMU berada di daerahKecamatan Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Penulis Setelah lulus SMU mendapatkan kesempatan melanjutkan
pendidikan ke bangku perguruan tingggi. Melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB
(USMI), penulis diterima di Program Diploma jurusan Teknisi Medis Veteriner,
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan selesai pada tahun
2005. Selama kuliah di diploma penulis tidak pernah aktif di lembaga
kemahasiswaan. Penulis lebih banyak mengisi waktu luang dengan berjualan
pakaian di pasar kaki lima Sogo Jongkok Tanah Abang, sampai pada tahun 2005.
Setelah itu (semua pedagang sogo jongkok) di gusur, seiring dengan selesainya
proyek pembangunan pasar blok A Tanah Abang. Sedangkan sewaktu kuliah di
Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, penulis lebih fokus untuk
menyelesaikan kuliah.
Setelah diwisuda dari Program Diploma penulis mencoba memasuki dunia
kerja, mulai di Jakarta kemudian merantau ke Kota Medan. Akan tetapi, dari
pengalaman penulis dunia kerja lebih menyukai strata sarjana, maka penulis
memutuskan untuk mengikuti Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus di
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor pada tahun 2006.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
7/110
vi
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya sehingga skripsi
yang berjudul Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota terhadap PelayananKUD Giri Tani Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat dapat diselesaikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan
kepuasan anggota peternak sapi perah KUD Giri Tani terhadap kinerja pelayanan
yang dijalankan oleh KUD Giri tani.
Di dalam proses menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu
banyak kendala yang dihadapi. Sehingga tulisan ini belumlah memiliki
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yangmembangun kearah kesempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat untuk
dimasa yang akan datang. Saran dan kritikan yang membangun dapat disampaiakn
langsung kepada penulis atau dapat melalui e-mail di: [email protected]
Bogor, April 2009
Emil Abdilla Amrul
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
8/110
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas karunia tuhan yang begitu sempurna saat penulisan skripsi ini,
sebagai bagian dari rasa syukur penulis menyampaikan rasa terima kasih danpenghormatan yang tinggi kepada:
1. Ir. Netti Tinaprilla, MM untuk bimbingan beliau selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS untuk masukan dan koreksi beliau sewaktu ujian
sidang.
3. Dra. Yusalina, MSi untuk masukan dan koreksi beliau dalam hal teknik
penulisan skripsi ini.
4. Ayah-Bundo, Kakak-Adik, Keluarga Besar (Alm) Moh Zen Chatib Maradjo,
Clan Amrul untuk dukungan dan doa mereka kepada penulis. Semoga ini
menjadi persembahan yang terbaik untuk keluarga.
5. Seluruh staf, pengurus dan anggota KUD Giri Tani untuk kesempatan,
informasi dan dukungan yang diberikan.
6. Mbak Erna, Mbak Mia, Mas Heru Subekti, Mas Angga Suriahadi, Bang Aulia
Hasibuan, Ardiansyah, Edinho IP Hutagaol, Muhammad Haris dan Mochamad
Fajar Tirtayasa untuk diskusi dan masukkan dalam penulisan skripsi ini.
7. Anggreta Kadri, Manik Rentiana, Erni Siti Munigar, Fajar Subangkit, Meylani
Lestari, Maria Montesori, Nur Ayla Nasution untuk semangat yang diberikan
dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, April 2009
Emil Abdilla Amrul
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
9/110
i
DAFTAR ISI dfc
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. vii
I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
2.1 Peternakan Sapi Perah Di Indonesia .............................................. 8
2.2 Koperasi Susu Indonesia .................................................................. 10
2.3 Koperasi Indonesia .......................................................................... 12
2.3.1 Legalitas Koperasi ................................................................ 12
2.3.2 Prinsip-Prinsip Koperasi ...................................................... 12
2.3.3 Partisipasi Anggota Koperasi ............................................... 13
2.4 Analisis Kinerja Pelayanan .............................................................. 15
III KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................ 213.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 21
3.1.1 Konsep Evaluasi Kinerja ...................................................... 21
3.1.2 Konsep Pelayanan Koperasi ................................................. 23
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................... 25
IV METODE PENELITIAN .................................................................... 27
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 27
4.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27
4.3. Uji Validitas Kuesioner .................................................................. 28
4.4. Metode Analisis Data ..................................................................... 304.4.1 MetodeImportance Performance Analyssi ........................... 30
4.4.2 Metode Costumer Satisfaction Index .................................... 35
V GAMBARAN UMUM KUD GIRI TANI .......................................... 39
5.1 Sejarah KUD Giri Tani .................................................................. 39
5.2 Struktur Organisasi KUD Giri Tani ............................................... 40
5.3 Sumber Daya Manusia KUD Giri Tani .......................................... 42
5.4 Populasi Ternak Anggota KUD Giri Tani ..................................... 44
5.5 Keanggotaan KUD Giri Tani ......................................................... 44
5.6 Jumlah Simpanan Anggota KUD Giri Tani ................................... 47
5.7 Kegiatan Usaha KUD Giri Tani ..................................................... 47
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
10/110
ii
5.7.1 Unit Usaha Persusuan ........................................................... 47
5.7.2 Unit Usaha Makanan Ternak ................................................ 49
5.7.3 Unit Usaha Simpan Pinjam .................................................... 50
5.7.4 Unit Usaha Kesehatan Hewan .............................................. 51
VI PERSEPSI DAN KEPUASAN ANGGOTA PETERNAK SAPI
PERAH KUD GIRI TANI .................................................................... 52
6.1 Hasil Sebaran Kepentingan dan Persepsi Kinerja Atribut Pelayanan
KUD Giri Tani .................................................................................. 52
6.1.1 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian
Responden Kelompok Administrasi Koperasi ....................... 52
6.1.1.1 Kemudahan Proses Menjadi Anggota ........................ 53
6.1.1.2 Pencatatan Data Peternak ........................................... 53
6.1.1.3 Pelaksanaan Rapat Anggota ....................................... 53
6.1.2 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan KesesuaianResponden Kelompok Budaya Kerja Pengurus ..................... 54
6.1.2.1 Keramahan Pelayanan Pengurus ................................ 54
6.1.2.2 Kecepatan Menanggapi Keluhan ............................... 55
6.1.2.3 Ketepatan Menanggapi Keluhan ................................ 56
6.1.2.4 Penampilan dan Kerapian Pengurus .......................... 56
6.1.3 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan
Kesesuaian Responden Kelompok Pemasaran Susu .............. 56
6.1.3.1 Penghubung Anggota dengan IPS .......................... 57
6.1.3.2 Penetapan Harga Susu ............................................... 57
6.1.3.3 Pengujian Kualitas Susu ............................................ 58
6.1.4 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan KesesuaianResponden Kelompok Penjualan Konsentrat ......................... 58
6.1.4.1 Harga Jual Konsentrat ................................................ 59
6.1.4.2 Pemenuhan Kebutuhan Konsentrat ............................ 59
6.1.4.3 Kualitas/Mutu Konsentrat Yang Disediakan ............. 60
6.1.4.4 Waktu Ketersediaan Konsentrat................................. 60
6.1.5 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian
Responden Kelompok Bantuan Medis Ternak ....................... 61
6.1.5.1 Konsultasi Medis (keswan) Ternak ............................ 61
6.1.5.2 Terapi/Pengobatan Ternak ......................................... 62
6.1.5.3 Menyediakan Obat-obatan ......................................... 62
6.1.5.4 Menyediakan Peralatan Terapi Ternak ...................... 636.1.5.5 Jasa Inseminasi Buatan .............................................. 63
6.1.6 Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian
Responden Kelompok Keuangan Koperasi .......................... 63
6.1.6.1 Bantuan Kredit Dari Koperasi .................................. 64
6.1.6.2 Sisa Hasil Usaha Untuk anggota .............................. 65
6.2 Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi
Responden Terhadap Kinerja Atribut Pelayanan
KUD Giri Tani ................................................................................. 65
6.3. Tingkat Kesesuaian Atribut Pelayanan KUD Giri Tani .................. 77
6.4. Customer Satisfaction Index............................................................. 78
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
11/110
iii
VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 81
7.1 Kesimpulan .................................................................................... 81
7.2 Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 84
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
12/110
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Indikator Keberhasilan Koperasi Nasional Tahun 2005-2006 ........ 3
2. Indikator Keberhasilan Koperasi Propinsi Jawa Barat 2005-2006 . 3
3. Jumlah Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2007 (dalam orang) . 5
4. Jumlah Produksi Susu Segar KUD Giri Tani 2005-2007 ................ 6
5. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008*(dalam ekor) ...... 9
6. Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ton) ..... 9
7. Atribut Uji Validitas ........................................................................ 29
8. Atribut Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kinerja
Pelayanan KUD Giri Tani ............................................................... 31
9. Rentang Skala Kepuasan Responden .............................................. 38
10. Daftar Karyawan KUD Giri Tani Tahun 2009 ............................. 43
11. Populasi Ternak Sapi Perah KUD Giri Tani 2006 ........................ 44
12. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Giri Tani
Tahun 2005-2007 ......................................................................... 46
13. Jumlah Simpanan Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2006 ..... 47
14. Pendapatan Jasa Angkutan KUD Giri Tani Tahun 2005-2006 ...... 49
15. Daftar Merek dan Harga Konsentrat KUD Giri Tani Tahun 2009 50
16. Pendapatan Unit Usaha Kesehatan Hewan KUD Giri Tani
Tahun 2005-2006 ......................................................................... 51
17. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Administrasi Koperasi .................................................. 52
18. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Budaya Kerja Pengurus ................................................ 55
19. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Pemasaran Susu .......................................................... 57
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
13/110
v
20. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Penjualan Konsentrat .................................................... 59
21. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Bantuan Medis Ternak ................................................. 61
22. Sebaran Kepentingan, Persepsi Kinerja dan Kesesuaian Responden
Kelompok Keuangan Koperasi ...................................................... 64
23. Rata-rata Tingkat Kinerja dan Kepentingan Atribut Pelayanan
KUD Giri Tani .............................................................................. 66
24. Tingkat Kesesuaian Atribut Berdasarkan Jawaban Responden ...... 78
25. Costumer Satisfaction Index Atribut Pelayanan KUD Giri Tani .... 80
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
14/110
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.Diagram Alur Analisis Persepsi dan Kepuasan Anggota
terhadap Pelayanan KUD Giri Tani .................................................. 26
2. DiagramImportance and Performance Matrix ................................ 34
3. Struktur Organisasi KUD Giri Tani .................................................. 40
4. Diagram Kartesius Tingkat Kepentingan dan Tingkat Persepsi
Kinerja Pelayanan KUD Giri Tani .................................................... 67
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
15/110
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Uji Validitas ................................................................................... 87
2. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 89
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
16/110
1
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Koperasi pertama kali didirikan di Eropa pada abad ke-19. Kelahiran
koperasi dilatarbelakangi oleh kesenjangan kesejahteraan yang besar dalam
masyarakat Eropa, akibat kondisi pasar yang tidak adil pada waktu itu. Kemudian
koperasi digunakan sebagai alat kekuatan untuk melawan ketidakadilan pasar
tersebut. Kekuatan koperasi telah meraih posisi tawar dan kedudukan penting
dalam kebijakan ekonomi, termasuk dalam perundingan internasional (Soetrisno
2003).
Di Indonesia koperasi pertama kali diperkenalkan oleh R Aria
Wiriatmadja, seorang patih di Purwokerto pada tahun 1895 (Baswir 2000). Sejak
itu koperasi di Indonesia telah mendapatkan tempat khusus dalam perekonomian
bangsa Indonesia. Koperasi dinyatakan sebagai soko guru (tulang punggung)
perekonomian nasional di samping Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Swasta (Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian).
Definisi koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian yaitu, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Penafsiran yang paling tepat terhadap asas
kekeluargaan itu adalah koperasi, seperti yang sering dikemukan oleh Bung Hatta,
yang disebut sebagai perumus pasar tersebut (Rahardjo 2002).
Bagi Bung Hatta sendiri koperasi adalah sebuah lembaga yang didorong
oleh jiwa yang self-help, yaitu gerakan yang tolong diri sendiri, yang berani
bertanggung jawab dan mengatasi kesulitan diri sendiri lebih dahulu, dan akanmenemui zaman emasnya dimasa datang (Mutis 2002). Maka, tidak salah jika
koperasi dianggap sebagai lembaga yang berasal dari anggota dan untuk anggota.
Selain itu corak pergerakan koperasi juga tidak berorientasi pada
keuntungan, karena koperasi berkonsentrasi untuk meningkatkan keuntungan
yang diterima anggota, bukan dirinya sendiri, jika koperasi berorientasi
keuntungan, koperasi akan mengeksploitasi anggotanya (Baga 2003). Corak yang
unik seperti ini oleh seorang sosiolog Inggris, Anthony Giddens diistilahkan
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
17/110
2
sebagai the third way atau jalan ketiga antara pasar yang kapitalis dan sosialis
(Rahardjo 2002).
Sejak diperkenalkan di Indonesia, koperasi telah mengalami pergerakan
pasang dan surut di setiap periode pemerintahan. Sejak dari kolonialisasi Belanda,
pendudukan Jepang dan masa kemerdekaan. Oleh karena itu untuk memantapkan
pergerakannya, pada kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat,
tanggal 12 Juli 1947 dideklarasikan sebagai hari koperasi.
Mengingat perjalanan koperasi yang sudah sedemikian panjang,
diperlukan sebuah kegiatan evaluasi terhadap kinerja koperasi. Karena itu dari
kegiatan ini dapat diketahui sejah mana pencapaian koperasi dan bagaimana
pencapaiannya jika dibandingkan dengan target yang sudah ditentukan
sebelumnya. Sehingga evaluasi kinerja koperasi dapat meningkatkan kepercayaan
terhadap koperasi.
Untuk memantapkan kegiatan evaluasi koperasi di Indonesia, Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah telah mengeluarkan peraturan
Nomor: 22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman Pemeringkatan Koperasi.
PERMEN ini menjelaskan bahwa pemeringkatan koperasi adalah suatu kegiatan
penilaian terhadap kondisi dan atau kinerja koperasi melalui sistem pengukuran
yang obyektif dan transparan dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang dapat
menggambarkan tingkat kualitas dari suatu koperasi.
Berdasarkan PERMEN ini ada enam aspek koperasi yang dinilai, meliputi;
1) Aspek badan usaha aktif, 2) Aspek kinerja usaha yang semakin sehat, 3) Aspek
kohesivitas dan partisipasi anggota, 4) Aspek orientasi kepada pelayanan anggota,
5) Aspek pelayanan kepada masyarakat dan 6) Aspek kontribusi terhadap
pembangunan daerah. Enam aspek penilaian ini, akan menghasilkan limaklasifikasi kualitas, yaitu; 1) Koperasi dengan kualifikasi sangat berkualitas, 2)
Koperasi dengan kualifikasi berkualitas, 3) Koperasi dengan kualifikasi cukup
berkualitas, 4) Koperasi dengan kualifikasi kurang berkualitas dan, 5) Koperasi
dengan kualifikasi tidak berkualitas.
Saat ini dari data statistik, kinerja koperasi di Indonesia telah berkembang
dengan pesat dan ikut memberikan kontribusi dalam menggerakan perekonomian
nasional. Menurut data statistik perkoperasian Indonesia tahun 2007 yang
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
18/110
3
dikeluarkan oleh Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dapat
dilihat beberapa indikator keberhasilan koperasi yang mengalami peningkatan,
seperti; 1) Peningkatan jumlah koperasi, 2) Peningkatan jumlah anggota, 3)
Penyerapan tenaga kerja dan 4) Volume usaha koperasi.
Tabel 1.Indikator Keberhasilan Koperasi Nasional Tahun 2005-20061
No Indikator 2005 2006 Perubahan Persentase
1 Jumlah Koperasi 134.963 140.326 6.363 4,71
2Jumlah AnggotaKopersi 27.286.784 27.776.133 489.349 1,79
3Penyerapan TenagaKerja 308.771 350.435 41.664 13,49
4Volume Usaha Koperasi(dalam 000.000) 40.831.693,56 62.718.499,78 21.886.806,22 53,60
Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007)
Kinerja koperasi ditingkat nasional mengalami peningkatan pada seluruh
indikator keberhasilan koperasi. Persentase perubahan tertinggi dicapai oleh
peningkatan volume usaha koperasi. Peningkatan yang terjadi sebesar 53,60
persen. Hal yang sama juga terjadi di Propinsi Jawa Barat. Seluruh indikator
mengalami peningkatan, paningkatan penyerapan tenaga kerja oleh koperasi di
Propinsi Jawa Barat bahkan tertinggi di seluruh Indonesia. Jumlah tenaga kerja
yang dapat diserap mencapai 33.920 orang.
Tabel 2.Indikator Keberhasilan Koperasi Propinsi Jawa Barat Tahun 2005-20062
No Indikator 2005 2006 Perubahan Persentase
1 Jumlah Koperasi 19.759 20.562 803 4,06
2Jumlah Anggota
Koperasi 5.318.497 6.154.406 835.909 15,72
3Penyerapan Tenaga
Kerja 42.204 76.124 33.920 80,37
4Volume Usaha Koperasi(dalam 000.000) 7.459.416,96 8.878.128,56 1.418.711,60 19,01
Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2007)
1
http:// www.depkop.go.id Statistik Perkoperasian Indonesia Tahun 2007.2Loc.cit
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
19/110
4
Koperasi merupakan salah satu bentuk kelembagaan diantara sekian
banyak kelembagaan yang berperan dalam pengembangan sektor pertanian (Baga
2005). Termasuk bidang peternakan sapi perah (koperasi susu). Koperasi susu di
Indonesia saat ini sebagian besar masih berada di Pulau Jawa. Tersebar di tiga
provinsi seperti, Jawa Barat, Tengah dan Timur, dengan jumlah masing-masing
25, 25 dan 45 buah (Luthan 2008).
Berbeda dengan koperasi biasa, koperasi sapi perah atau koperasi susu
merupakan koperasi yang beranggotakan peternak sapi perah sebagai pengusaha
dan usahanya itu menunjang kehidupan koperasi. Sejauh ini ada dua bentuk
koperasi susu, yakni monofikasi atau koperasi susu yang hanya fokus kepada
usaha sapi perah. Sedangkan yang lain merupakan koperasi diversifikasi atau
koperasi susu yang membuka berbagai usaha (Yusdja 1997).
Keberadaan koperasi susu saat ini sangat dibutuhkan oleh peternak sapi
perah. Mengingat sebagian besar peternakan sapi perah di Indonesia didominasi
oleh peternakan rakyat. Dimana, skala usaha peternakan rakyat masih tergolong
kecil, yang hanya memiliki satu sampai sembilan ekor sapi (Yusdja 1997).
Peran koperasi susu bagi peternak sapi perah dapat berfungsi sebagai
wadah untuk berkumpul dan membangun kekuatan. Kemudian koperasi oleh
peternak sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai perantara peternak dengan
Industri Pengolahan Susu (IPS). Peran perantara ini dapat dikatakan bagian dari
pelayanan yang dilakukan oleh koperasi kepada peternak sapi perah yang menjadi
anggota.
Dari segi pelayanan, koperasi merupakan sebuah organisasi bisnis yang
bertujuan melayani anggota atau masyarakat yang bukan anggotanya. Kepada
anggotanya koperasi dapat berhubungan langsung dalam peningkatankesejahteraan dan meningkatkan skala usaha anggota koperasi. Sementara
pelayanan kepada masyarakat yang bukan anggota koperasi tetap dapat dijalani
oleh koperasi, karena koperasi juga harus tetap aktif dalam upaya mempertinggi
kualitas kehidupan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan oleh koperasi susu merupakan wujud dari
kebutuhan anggota. Sehingga anggota menjadi patokan dalam memberikan
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
20/110
5
pelayanan. Oleh karena itu, anggota berhak untuk memberikan penilaian baik atau
buruk terhadap pelayanan yang diberikan oleh koperasi.
Berdasarkan PERMEN Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah di atas, penilaian pelayanan koperasi kepada anggota merupakan
bagian dari penilaian kinerja koperasi. Peningkatan dari kinerja koperasi
diharapkan terjadi karena adanya peningkatan pelayanan yang diberikan oleh
koperasi.
1.2. Perumusan Masalah
Melihat perkembangan jumlah koperasi saat ini, seharusnya juga diikuti
oleh perkembangan kinerja pelayanan koperasi kearah yang lebih baik. Tetapi
selama ini koperasi menghadapi banyak kendala dalam perkembangannya, baik
dari segi sumberdaya manusia (SDM) atau sumber daya modal. Oleh sebab itu
koperasi tidak dapat menjalankan usahanya secara efektif dan efisien.
Saat ini jumlah anggota aktif (memiliki ternak dan memproduksi susu)
Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri Tani) sampai tahun 2007 tercatat
sebanyak 136 orang, dengan anggota yang mundur sebanyak 742 orang. Jumlah
anggota yang aktif terus mengalami penurunan dari tahun 2005 sampai tahun
2007.
Tabel 3. Jumlah Anggota KUD Giri Tani Tahun 2005-2007 (orang)
Tahun Aktif Tidak Aktif (mundur) Jumlah
2005 159 705 864
2006 n.a n.a 867
2007 136 742 878
Sumber: KUD Giri Tani (2008)
n.a : data tidak didapatkan
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
21/110
6
Begitu juga dengan volume produksi susu segar peternak anggota KUD
Giri Tani. Terjadi penurunan dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Besarnya
penurunan yang terjadi hampir mencapai 50 persen.
Tabel 4. Jumlah Produksi Susu Segar KUD Giri Tani 2005-2007
Tahun Jumlah (liter)
2005 1.698.138
2006 1.468.531
2007 914.924
Sumber : KUD Giri Tani (2008)
Permasalahan yang terkait dengan penurunan jumlah produksi susu dan
banyaknya anggota yang mundur diduga disebabkan oleh pelayanan yang belum
optimal dari KUD Giri Tani. Oleh sebab itu, melihat kondisi KUD Giri Tani saat
ini, maka perlu dilakukan kegiatan evaluasi sebagai alat untuk melihat seberapa
baik pelayanan KUD Giri Tani yang telah diberikan kepada peternak anggotanya.
Dari evaluasi ini juga dapat dilihat seberapa jauh kemampuan koperasi dalam
menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi dalam aktivitas usahanya.
Hasil dari analisis persepsi dan kepuasan anggota dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam membuat kebijakan dimasa yang akan datang. Sehingga
koperasi dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Dengan harapan, kebijakan
yang dibuat akan berujung kepada peningkatan keuntungan ekonomi bagi
anggotanya, di samping peningkatan jalinan kerja sama antar anggota dengan
pengurus.
Dengan demikian Penelitian ini di dalam rumusannya akan melihat:
1) Bagaimana persepsi anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani selama ini?
2) Bagaimana kepuasan anggota dari kinerja pelayanan yang diberikan oleh
KUD Giri Tani?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari permasalahan yang diangkat, penelitian ini betujuan untuk:
1) Menganalis persepsi anggota peternak sapi perah terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan oleh KUD Giri Tani,
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
22/110
7
2) Menganalis kepuasan anggota peternak sapi perah terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani, dan
3) Memberikan rekomendasi pelayanan KUD Giri Tani dimasa yang akan
datang.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah;
1) Sebagai bahan informasi bagi pengurus KUD Giri Tani mengenai
kondisi kinerja pelayanan koperasi mereka,
2) Sebagai penilaian terhadap kinerja pelayanan KUD Giri Tani kepada
anggotanya,
3) Memberikan bahan pertimbangan bagi KUD Giri Tani untuk membuat
kebijakan terkait kinerja pelayanan koperasi selanjutnya, dan
4) Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
23/110
8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peternakan Sapi Perah di Indonesia
Peternakan sapi perah di Indonesia sudah dimulai sejak zamankolonialisasi Belanda. Awalnya susu hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu
saja, karena orang Indonesia tidak menyukai susu, kalaupun mau, kondisi
ekonominya tidak memungkinkan mereka untuk membelinya, (Soedono et all.
2003). Saat ini peternakan sapi perah telah menyebar ke seluruh Indonesia,
termasuk Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
36/KPTS/TN.120/5/1990, secara garis besar peternakan sapi perah di Indonesiadibagi ke dalam dua kelompok, yaitu peternakan rakyat dan perusahaan
peternakan. Peternakan rakyat yaitu, usaha yang dilakukan oleh rakyat di samping
usahataninya sehingga sifat pemeliharaannya masih bersifat tradisional.
Sedangkan perusahaan peternakan yaitu, peternakan yang diselenggarakan untuk
suatu perusahaan komersial dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya dan mempunyai izin usaha serta dalam proses produksinya telah
menggunakan teknologi baru. Pengklasifikasian peternakan rakyat dan perusahaan
peternakan berdasarkan total jumlah sapi yang dipelihara. Jika kurang dari 20 ekor
di klasifikasikan sebagai peternakan rakyat, sedangkan perusahaan peternakan
memiliki lebih dari 20 ekor sapi (Pulungan dan Pambudy) dalam (Akilah 2008).
Jumlah peternak dan populasi sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun
terus bertambah, tapi produksi susunya tetap rendah, bahkan agak stagnan. Pada
1977 misalnya, di Indonesia tercatat sekitar 300 peternak sapi perah, lalu pada
2002 berkembang menjadi 86.000 peternak, dan 2006 menjadi 120.000 peternak.
Namun kenyataannya, peternakan dalam negeri hanya mampu memenuhi 30
persen dari 1.306 juta ton kebutuhan susu nasional. Sisanya, 70 persen, harus
diimpor dari Australia dan Selandia Baru (Kemal 2007). Sehingga jika dilihat dari
sisi konsumsi, Indonesia masih berada pada posisi net-consumer. Sampai saat ini
industri susu nasional masih sangat bergantung kepada impor bahan baku susu
(Daryanto 2007).
Di Propinsi Jawa Barat populasi sapi perah terus mengalami peningkatan
sejak tahun 2004, kecuali ditahun 2005 sempat terjadi penurunan populasi sapi
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
24/110
9
perah. Menurut perkiraan sampai tahun 2008 jumlah populasi sapi perah di
Provinsi Jawa Barat mencapai 117.059 ekor. Jumlah ini merupakan terbesar ke-
tiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan populasi sapi
perah nasional pada 2008 diperkirakan mencapai 407.767 ekor.
Tabel 5. Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ekor)3
Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008*
Jawa Timur 132,789 134,043 136,497 139,277 141,199
Jawa Barat 98,958 92,770 97,367 103,489 117,059
Jawa Tengah 115,155 114,116 115,158 116,260 134,060
Nasional 364,062 361,351 369,008 374,067 407,763
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2008)
Catatan: * Data Tahun 2008 adalah Perkiraan
Sementara dari sisi produksi susu segar, Propinsi Jawa Barat dari tahun
2004 juga mengalami peningkatan, dan sempat mengalami penurunan ditahun
2005. Ditahun 2008 perkiraan produksi susu segar mencapai 225.212 ton, kedua
terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur. Sementara produksi susu segar nasional
tahun 2008 diperkirakan mencapai 574.406 ton.
Tabel 6. Produksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008* (dalam ton)4
Provinsi 2004 2005 2006 2007 2008*
Jawa Timur 237,663 239,908 244,300 249,275 253,837
Jawa Barat 215,330 201,885 211,889 225,212 225,212
Jawa Tengah 78,259 70,693 130,896 70,419 71,286
Nasional 549,945 535,962 616,549 567,683 574,406
Sumber: Direktorat Jenderal Peternakan (2008)
Catatan: * Data Tahun 2008 adalah Perkiraan
Produksi susu segar Indonesia saat ini sebagian besar atau sekitar 91
persen dihasilkan oleh usaha rakyat dengan skala usaha satu sampai tiga ekor sapi
perah per peternak. Keberadaan peternak juga terpencar dibeberapa kawasan,
sehingga menjadi masalah bagi peternak dalam memasarkan produk susu mereka,
3
http://www.ditjennak.go.id Populasi Sapi Perah Nasional Tahun 2004-20084http://www.ditjennak.go.idProduksi Susu Segar Nasional Tahun 2004-2008
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
25/110
10
mengingat susu merupakan produk yang mudah rusak. Permasalahan seperti ini
membutuhkan penanganan agar pemasaran produk susu peternak dapat berjalan
dengan baik. Untuk itu dibuatlah koperasi yang mewadahi para peternak sapi
perah (Daryanto, 2007).
2.2. Koperasi Susu Indonesia
Koperasi sapi perah (susu) merupakan perusahaan yang bergerak di dalam
produksi susu segar dan kemudian dipasarkan ke industri susu sebagai bahan baku
susu olahan dan produk asal susu lainnya. Koperasi dalam memproduksi susu
segar bermitra dengan peternak rakyat yang menjadi anggota koperasi. Sebagai
anggota koperasi, peternak adalah juga pemegang saham melalui simpanan wajib
dan simpanan pokok dan sebagainya. Dengan demikian keberhasilan koperasi
dalam bisnis susu segar secara langsung merupakan keberhasilan para peternak
anggota itu sendiri. Sebaliknya jika terjadi kekeliruan dalam pengurusan koperasi
akan merugikan perkembangan peternak anggota koperasi (Trantono 2008).
Koperasi susu yang pertama kali muncul di Indonesia adalah Gabungan
Peternak Sapi Perah Indonesia Pangalengan (GPSPIP). Koperasi ini berdiri tahun
1949 di Pangalengan Jawa Barat. Kemudian pada tahun 1962 disusul oleh
koperasi Sinar Andani Ekonomi (SAE) di Pujon, Jawa Timur. Setelah itu disusul
dibeberapa daerah seperti Boyolali, Ungaran, Grati, Nongkojajar dan di daerah
lainnya.
GPSPIP sebagai koperasi susu pertama, terpaksa ditutup pada pertengahan
tahun 1960-an akibat kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang bergejolak pada
waktu itu. Kemudian didirikan kembali sebagai Koperasi Peternak Bandung
Selatan (KPBS) di Pangalengan pada tahun 1969. Bertahan sampai saat ini.Saat ini sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia merupakan
anggota koperasi susu. Dalam hal ini koperasi bertindak sebagai mediator antara
peternak dengan Industri Pengolahan Susu (IPS). Sehingga saat ini keberadaan
koperasi susu sangat menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah
penjualan susu, waktu penjualan dan harga yang akan diterima oleh peternak
(Daryanto 2007).
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
26/110
11
Kondisi seperti saat ini jauh lebih baik dari yang pernah terjadi pada awal
tahun 1980-an dimana pada waktu itu terjadi penurunan harga susu yang sangat
dalam, sehingga peternak mengalami kerugian yang besar. Menanggapi
permasalahan ini, kemudian pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama
(SKB) Tiga Menteri (Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian dan Menteri
Perdagangan dan Koperasi). SKB tersebut mewajibkan IPS di Indonesia untuk
menyerap produksi susu segar nasional sebagai pendamping susu impor sebagai
bahan baku. Dengan adanya peraturan ini telah memberikan peluang penjualan
susu segar hasil peternak pada tingkat kualitas dan harga yang lebih menarik dan
pola pemasaran yang lebih terjamin.
Penelitian (Erwin 2008) tentang analisis pengembangan usaha koperasi
susu di Kota Bogor, dapat dilihat kondisi koperasi susu saat ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor yang dihadapi koperasi berasal dari Internal dan
eksternal koperasi.
Internal koperasi menghadapi berbagai permasalahan yang menjadi
kelemahan koperasi, seperti, motivasi kerja karyawan yang rendah, penelitian dan
pengembangan belum mendapatkan perhatian yang khusus, kondisi keuangan
yang buruk, piutang pada peternak sangat besar, proporsi modal luar masih sangat
besar (sekitar 95 persen), tidak ada promosi untuk KPS Feed, penurunan
pemotongan dana operasional/liter susu, ketergantungan yang tinggi kepada
Industri Pengolahan Susu (IPS), jumlah karyawan yang tidak efisien dan
penurunan jumlah produksi susu peternak.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan koperasi diantaranyaJob description
koperasi sudah jelas, program kerja koperasi telah disetujui oleh anggota,
mekanisasi proses produksi pakan ternak, penerapan harga susu yang progresif,bonus dan penalti, kualitas susu telah memenuhi standar IPS, pengelola bebas
KKN, transaparan dan efisien, program pengendalian mutu susu, KPS memiliki
kawasan usaha peternakan, KPS menyediakan pakan dan administrasi yang
terkomputerisasi.
Faktor-faktor dari eksternal koperasi yang menjadi peluang seperti, lokasi
yang strategis (dekat dengan IPS), peningkatan konsumsi susu masyarakat,
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebutuhan gizi, iklim yang
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
27/110
12
mendukung, produksi susu belum memenuhi kebutuhan, kerjasama dengan dinas
peternakan dan lembaga lainnya dan perkembangan teknologi dibidang
peternakan.
Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman yaitu, suku bunga kredit
yang tinggi, pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA), lahan hijauan
berkurang, daya tawar koperasi kepada IPS masih lemah, harga susu impor lebih
murah dan tuntutan hukum pihak yang berwajib.
2.3. Koperasi Indonesia
2.3.1. Legalitas Koperasi
Landasan hukum (aspek legal) koperasi Indonesia adalah pedoman dalam
menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku
ekonomi lainnya (Baswir 2000). Sementara itu didalam UU No 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian di muat bahwa landasan koperasi di Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan.
Lebih lanjut (Baswir 2000), menjabarkan bahwa pancasila merupakan
landasan idiil dari koperasi, karena didasarkan atas pertimbangan bahwa pancasila
adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Serta nilai luhur yang
ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga
dengan UUD 1945 sebagai landasan struktural karena di dalamnya terdapat
berbagai ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia
dalam bernegara.
2.3.2. Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan yang
menjadi asas dasar bagi koperasi. Prinsip-prinsip koperasi mengatur hal-hal yang
meliputi hubungan antara koperasi dengan anggotanya, hubungan antara sesama
anggota, pengurusan koperasi itu sendiri dan tujuan koperasi yang akan dicapai.
Prinsip-prinsip koperasi yang dipahami akan membedakan sifat koperasi dengan
entitas bisnis yang tidak memiliki asas seperti koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi yang dikenal saat ini merupakan adaptasi dari
prinsip-prinsip pengembangan koperasi di Rochdale, Inggris. Kemudian prinsip-
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
28/110
13
prinsip koperasi Rochdale ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana
koperasi berada.
Menurut (Faugeut 1951) di dalam (Baswir 2000), sekurang-kurangnya ada
empat prinsip yang harus dipenuhi oleh koperasi:
1) Pengaturan tentang keanggotaan yang berdasarkan atas kesukarelaan
Keanggotaan koperasi harus bersikap sukarela. Dengan adanya unsur
kesukarelaan maka para anggota koperasi dapat memilih untuk menjadi angota
koperasi bila ia merasa bahwa koperasi dapat memperjuangkan kepentingan-
kepentingannya. Bila dalam kenyataannya anggota merasakan bahwa koperasi
tidak memenuhi aspirasinya, anggota yang bersangkutan dapat melakukan
permohonan untuk mengundurkan diri.
2) Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara paraanggota
Prinsip ini merupakan prinsip yang penting bagi koperasi. Dengan prinsip
ini koperasi menjadi lembaga ekonomi yang menjunjung nilai-nilai demokrasi.
Prinsip ini harus diterapkan dalam bentuk persamaan kepemilikan, persamaan hak
suara dan persamaan hak dalam mengelola koperasi.
3) Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasiSebagai sebuah perusahaan, koperasi dimiliki, dikelola dan diawasi oleh
para anggotanya. Sebagai bukti kepemilikan koperasi, setiap anggota dapat ikut
serta dalam penghimpunan modal. Kemudian setiap anggota yang memiliki
keterampilan dapat ditunjuk sebagai pengelola koperasi.
4) Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasilusaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh
anggotanya.
Prinsip ini merupakan dasar bagi koperasi dalam menentukan pembagian
sisai hasil usaha. Berbeda dari perusahaan perseroan, pembagian sisa hasil usaha
koperasi tidak didasarkan atas besarnya simpanan atau modal masing-masing
anggota koperasi. Melainkan berdasarkan atas partisipasi anggota dalam
memanfatkan jasa koperasi.
2.3.3. Partisipasi Anggota Koperasi
Di dalam (Baswir 2000), setiap warga negara Indonesia pada dasarnya
memiliki hak menjadi anggota koperasi. Tetapi karena koperasi adalah sebuah
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
29/110
14
badan hukum yang akan melakukan tindakan-tindakan hukum, yang benar-benar
dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu
melakukan tindakan hukum atau tindakan koperasi dan yang memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
koperasi itu.
Menurut (Hendar dan Kusnadi 2005) secara harfiah partisipasi berarti
mengikut sertakan pihak lain dalam pencapaian tujuan. Partisipasi itu sendiri
dibagi dalam tiga dimensi;
1) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya
Partisipasi dapat berupa dipaksakan (forced) dan sukarela (foluntary).
Partisipasi yang dipaksakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi yang
mengedepankan semangat sukarela (UU No 25 Th 1992 tentang Perkoperasian)
2) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya
Partisipasi dapat berupa formal dan informal. Dalam partisipasi formal
biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan
dan pelaksanaan setiap kegiatan. Sementara pada partisipasi yang bersifat
informal biasanya hanya dapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan dalam
bidang partisipasi.
3) Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya
Dari sudut pandang dimensi ini koperasi dapat dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang
dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan
secara langsung terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
Sedangkan partisipasi tidak langsung akan terjadi apabila ada wakil yang
membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. Wakil tersebutakan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih
tinggi tingkatannya. Pada koperasi partisipasi ini dapat dilakukan secara
bersamaan, bergantung pada situasi dan kondisi yang berlaku di koperasi.
4) Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya
Dari segi kepentingannya partisipasi dalam koperasi dapat dilihat berupa
partisipasi kontributif atau partisipasi intensif. Kedua jenis partisipasi ini akan
timbul jika anggota memiliki peran ganda sebagai pemilik sekaligus sebagai
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
30/110
15
pelanggan. Di dalam partisipasi kontributif, sebagai pemilik anggota memberikan
kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk
kontribusi keuangan dan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan
keputusan dan proses pengawasan terhadap berjalannya perusahaan koperasi. Di
dalam partisipasi intensif anggota yang juga merupakan pelanggan, anggota
memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan
dalam menunjang kepentingannya.
Penelitian Kurnia (2006), tentang partisipasi anggota koperasi tempe tahu
Indonesia (KOPTI) memperlihatkan bahwa partisipasi merupakan bagian dari
keberhasilan dalam mencapai tujuan koperasi. Partisipasi bermanfaat untuk
meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasinya. Partisipasi anggota
dibidang permodalan menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan
permodalan koperasi sehingga dana untuk pengembangan koperasi terus tersedia.
Penelitian Kurnia (2006) menduga variabel yang paling mempengaruhi
partisipasi anggota mengenai perkembangan KOPTI adalah tingkat pengolahan
dan tingkat pendidikan anggota, dari beberapa variabel seperti: umur, tingkat
pendidikan, masa keanggotaan, skala usaha anggota, tingkat pelayanan, tingkat
pengelolaan dan persepsi anggota tentang perkembangan KOPTI.
2.4. Analisis Kinerja Pelayanan
Penelitian Putra (2006) mengangkat topik tentang kinerja keuangan dan
kemampuan pelayanan koperasi produsen tempe tahu Indonesia (KOPTI)
Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan
digunakan metode Analisis Rasio, Analisis Trend dan persentase perkomponen.
Sementara, untuk mengukur kinerja pelayanan koperasi digunakan ImportancePerformance Analysis (IPA)dan Consumer Satisfaction Index (CSI).
Penelitian Putra (2006) menggunakan data primer yang diperoleh dari
survei secara acak kepada 40 responden (20 responden pengusaha tahu dan 20
responden pengusaha tempe) di setiap wilayah kerja, yang berjumlah tiga wilayah
kerja. Sementara data sekunder diperoleh dari laporan keuangan KOPTI dan
instansi terkait.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
31/110
16
Analisis kinerja pelayanan oleh Putra (2006) menggunakan 18 buah
variabel yang dikelompokkan dalam tiga kelompok:
1) Unit Usaha Simpan Pinjam
Unit ini terdiri dari empat variabel, yaitu: Prosedur memperoleh kredit,
Ketepatan waktu dalam memperoleh kredit, Ketepatan jumlah dalam memperoleh
kredit, dan Tingkat sukubunga pinjaman yang ditetapkan oleh KOPTI
2) Unit Usaha Pengadaan Kedelei
Unit ini terdiri dari 12 variabel, yaitu: ketepatan kualitas dalam
memperoleh kedelei, ketepatan jumlah dalam memperoleh kedelei, kecukupan
jatah kedelei dari koperasi, harga jual kedelei oleh koperasi, ketepatan waktu
dalam memperoleh kedelei, kesopanan dan keramahan petugas, pengetahuan
petugas mengenai informasi yang diperlukan anggota, kecepatan petugas
memberikan pelayanan, cara pembayaran kedelei, lokasi/jarak pelayanan anggota,
kenyamanan tempat pelayanan dan jam buka pelayanan.
3) Unit Usaha Warung Serba Ada (WASERDA)
Unit waserda ini memiliki dua variabel di dalamnya. Variabel yang
dimaksud yaitu: mutu bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan, dan
harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan.
Penelitian ini menggunakan 18 buah variabel yang diteliti menggunakan
IPA, empat buah variabel berada pada kuadran I diagram kartesius, yaitu:
ketepatan jumlah dalam memperoleh kredit, tingkat sukubunga pinjaman yang
ditetapkan oleh KOPTI, harga jual kedelei oleh koperasi dan ketepatan jumlah
dalam memperoleh kedelei. Variabel yang berada di kuadran II hanya ketepatan
kualitas dalam memperoleh kedelei. Di kuadran III terdapat variabel kenyamanan
tempat pelayanan, jam buka pelayanan, mutu bahan pembantu dan alat produksiyang disediakan, dan harga bahan pembantu dan alat produksi yang disediakan.
Variabel selebihnya berada di kuadran IV. Tingkat kepuasan konsumen koperasi
yang diukur dengan CSI diperoleh nilai sebesar 69,88 persen, atau berada pada
kategori puas.
Penelitian Cahliana (2008), mengangkat topik mengenai pelayanan publik
pemerintahan Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan dalam pengolahan data
yaitu uji validitas, uji realibilitas, skala likert, IPA dan CSI. Sumber data
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
32/110
17
penelitian diperoleh dari data primer yang berasal dari wawancara dengan instansi
pemerintah dan masyarakat. Khusus dengan masyarakat wawancara dipandu
dengan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, Dinas Cipta Karya,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor dan laporan penelitian terdahulu.
Pengumpulan data oleh Cahliana (2008), dilakukan di dua kecamatan di
Kabupaten Bogor, yaitu Kecamatan Cibinong dan Jasinga. Dari masing-masing
kecamatan kemudian dipilih dua buah kelurahan, dimana syarat pemilihan
kelurahan berdasarkan atas lokasi kelurahan. Lokasi kelurahan yang diambil
adalah yang jauh dari pusat pemerintahan dan yang dekat dari pusat pemerintahan.
Dari setiap kelurahan diambil sampel sebanyak 35 orang responden dengan teknik
Simple Random Sampling.
Atribut yang digunakan oleh Cahliana (2008) berjumlah 24 atribut,
yaitu:1) Fasilitas kantor pelayanan, 2) Kebersihan ruangan pelayanan, 3) Tempat
parkir yang tersedia, 4) Kenyamanan ruang tunggu pelayanan, 5) Kewajaran biaya
pelayanan, 6) Kepastian biaya pelayanan, 7) Prosedur pelayanan, 8) Kemampuan
petugas menyediakan pelayanan, 9) Tanggung jawab petugas menyediakan
pelayanan, 10) Kedisiplinan petugas pelayanan, 11) Pelayanan yang cepat, 12)
Kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat, 13) Aparat dan
petugas tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat, 14) Aparat dan petugas
cepat dalam penanganan keluhan masyarakat, 15) Pemberian informasi yang jelas
dan dimengerti oleh masyarakat, 16) Petugas ramah dan sopan dalam memberikan
pelayanan, 17) Kejujuran petugas pelayanan, 18) Keamanan dan kenyamanan
pelayanan, 19) Kepastian jadwal pelayanan, 20) Citra petugas dimata masyarakat,
21) Kemudahan dalam proses pelayanan, 22) Petugas pelayanan memahami
kebutuhan masyarakat, 23) Waktu tunggu untuk dilayani petugas, dan 24)Pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih.
Hasil dari pengolahan menggunakan IPA di Kecamatan Cibinong
menunjukkan tujuh atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas
pelayanan, pelayanan yang cepat, aparat dan petugas tanggap dalam penanganan
keluhan masyarakat, aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan
masyarakat, kepastian jadwal pelayanan, petugas pelayanan memahami
kebutuhan masyarakat dan pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
33/110
18
pilih. Di kuadran II terdapat enam atribut, yaitu: kemampuan petugas
menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas menyediakan pelayanan,
petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, kejujuran petugas
pelayanan, keamanan dan kenyamanan pelayanan, dan kemudahan dalam proses
pelayanan. Dikuadran III terdapat atribut fasilitas kantor pelayanan, kewajaran
biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kesibukan petugas tidak mengganggu
pelayanan masyarakat, citra petugas dimata masyarakat, waktu tunggu untuk
dilayani petugas. Dikuadran IV terdapat atribut kebersihan ruangan pelayanan,
tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu pelayanan, prosedur
pelayanan dan pemberian informasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat.
Sementara itu, hasil dari CSI di Kecamatan Cibinong diperoleh skor sebesar 60,71
persen, atau berada di level cukup puas.
Penelitian Cahliana (2008) yang dilakukan di Kecamatan Jasinga
menunjukkan tiga atribut berada di kuadran I, yaitu: kedisiplinan petugas
pelayanan, kepastian jadwal pelayanan dan aparat dan petugas tanggap dalam
penanganan keluhan masyarakat. Di kuadran II terdapat 10 atribut yaitu,
kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, prosedur pelayanan,
kemampuan petugas menyediakan pelayanan, tanggung jawab petugas
menyediakan pelayanan, pelayanan yang cepat, kejujuran petugas pelayanan,
pemberian pelayanan kepada masyarakat tanpa pilih-pilih, kemudahan dalam
proses pelayanan dan petugas pelayanan memahami kebutuhan masyarakat. Di
kuadran III terdapat delapan atribut yaitu, fasilitas kantor pelayanan, kebersihan
ruangan pelayanan, tempat parkir yang tersedia, kenyamanan ruang tunggu
pelayanan, waktu tunggu untuk dilayani petugas, citra petugas dimata masyarakat,
aparat dan petugas cepat dalam penanganan keluhan masyarakat dan pemberianinformasi yang jelas dan dimengerti oleh masyarakat. Di kuadran IV terdapat tiga
atribut yaitu, kesibukan petugas tidak mengganggu pelayanan masyarakat dan
keamanan dan kenyamanan pelayanan serta petugas ramah dan sopan dalam
memberikan pelayanan. Hasil penilaian CSI di Kecamatan Jasinga diperoleh nilai
67,63 persen. Level ini termasuk kategori puas.
Penelitian Shanty (2008), tentang kinerja dan faktor-faktor yang
mempengaruhi keanggotaan koperasi tani di Desa Cisarua, Kabupaten Bandung.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
34/110
19
Data yang digunakan berasal dari data primer dan sekunder. Data primer didapat
dari pengurus koperasi dan petani paprika yang menjadi anggota dan yang bukan
anggota koperasi tani. Data primer yang diambil berupa karakteristik petani,
seperti umur, pendidikan, pengalaman dan jumlah anggota keluarga. Kemudian
data primer tentang petani juga ditambah dengan data usahatani seperti,
produktifitas, biaya, harga, modal, luas lahan dan pendapatan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari laporan koperasi dan instansi-instansi yang terkait.
Dalam memperoleh data primer, Shanty (2008) mengelompokkan petani
paprika kedalam dua kelompok, yaitu petani paprika yang menjadi anggota dan
petani paprika yang tidak menjadi anggota koperasi tani. Dari masing-masing
kelompok diambil 20 orang sebagai responden. Pemilihan responden
menggunakan teknik Snow Ball Sampling, dimana seorang responden akan
menunjuk responden selanjutnya.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis kualitatif
deskriptif untuk melihat gambaran kinerja koperasi tani. Sedangkan analisis
kualitatif digunakan untuk melihat manfaat ekonomi yang diterima anggota.
Analisis kualitatif diolah dengan model logit.
Penilaian kinerja koperasi dilakukan dengan membandingkan hasil
indikator kinerja yang dianggap penting oleh koperasi dengan standar yang telah
ditetapkan oleh koperasi. Indikator yang digunakan adalah: 1) Jumlah anggota, 2)
Jumlah green house anggota, 3) Sisa Hasil Usaha (SHU) per anggota, 4) Rasio
Keuangan (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan aktivitas), 5) Volume usaha
koperasi, 6) Produksi paprika anggota, 7) Penjualan paprika, 8) Harga rata-rata
dan 9) Jumlah karyawan dan pengurus yang pendidikannya mencapai perguruan
tinggi.Hasil dari penelitian Shanty (2008) memperlihatkan bahwa jumlah
anggota dan SHU per anggota mengalami penurunan dan pencapaian kepemilikan
green houseoleh anggota hanya sebesar 12,96 persen, jauh dari target sebesar 50
persen. Kinerja keuangan koperasi dari rasio likuiditas pada tahun 2006
mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, akibat dari peningkatan
komponen persediaan dan hutang lancar koperasi. Dari rasio solvabilitas,
rentabilitas dan aktivitas, koperasi juga mengalami penurunan dari tahun
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
35/110
20
sebelumnya. Begitu juga dengan volume usaha koperasi belum dapat memenuhi
target pertumbuhan sebesar 50 persen, pencapaiannya hanya 12,59 persen.
Peningkatan indikator koperasi terjadi pada penjualan dan kualitas SDM koperasi.
Sintesis dari kondisi peternakan sapi perah di Indonesia saat ini adalah
sebagian besar masih dikelola oleh peternakan rakyat. Kondisi seperti ini menjadi
peluang bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang. Karena, koperasi memiliki
peran merangkum kekuatan peternak rakyat di dalam satu wadah, sehingga
peternak rakyat memiliki posisi tawar yang lebih besar (Erwin 2008).
Peran serta masyarakat juga menjadi faktor yang memberikan kekuatan
untuk membangun kekuatan koperasi. Mengingat masyarakat kita juga memiliki
nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi nilai dasar di dalam
koperasi. Tetapi, mengajak peternak rakyat untuk ikut berpartisipasi bukan hal
yang mudah. Mengingat latar belakang tingkat pendidikan peternakan rakyat
masih pada level yang rendah (Kurnia 2006), sehingga minim pengetahuan
tentang koperasi atau apatis terhadap koperasi. Begitu juga dengan pelayanan
koperasi masih dirasakan belum cukup memuaskan atau sering tidak mencapai
target koperasi itu sendiri (Shanty 2008). Sehingga sering menjadi penilaian yang
negatif bagi koperasi.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang terdahulu di
dalam mengukur tingkat persepsi dan kepuasan responden. Alat analisis pada
penelitian ini menggunakan metode IPA untuk melihat persepsi anggota dan CSI
untuk melihat tingkat kepuasan anggota. Kepuasan anggota pada penelitian ini
juga dilihat dengan menggunakan tingkat kesesuaian responden terhadap
kepentingan dan kinerja pelayanan. Penelitian ini mengukur persepsi dan
kepuasan responden yang menjadi anggota dari sebuah koperasi yang bergerakdibidang peternakan sapi perah. Penelitian yang menjadikan peternak sapi perah
sebagai responden sampai saat ini masih belum banyak dilakukan.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
36/110
21
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Evaluasi Kinerja
Di dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana persepsi anggota terhadap
tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan KUD Giri Tani. Dari hasil penelitian
ini juga akan dapat diukur kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani.
Dimana penilaian terhadap kinerja koperasi di dasari atas konsep kinerja dan
evaluasi koperasi.
Konsep kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun
sebelumnya. Dimana penerapan dari rencana dikerjakan oleh sumber daya yang
memiliki kapabilitas. Sementara itu kinerja di dalam sebuah organisasi dapat
dilihat dari proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan dari rencana.
Kinerja, hasil kinerja dan prestasi sering dijadikan terjemahan dari
performance. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan
bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron 1998,
diacu dalam Wibowo 2007),
Kemudian (Armstrong 2004 diacu dalam Wibowo 2007) lebih
menekankan lagi kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja
dalam suatu kerangka tujuan, standar dan persyaratan atribut-atribut yang
disepakati.Sedangkan kinerja koperasi secara kualitatif masih banyak mengalami
kendala internal maupun eksternal. Parameter kualitatif yang banyak digunakan
adalah sejauh mana koperasi mampu memberikan pelayanan dan manfaat kepada
anggotanya serta berapa tingkat partisipasi anggotanya terhadap kegiatan yang
diselenggarakan koperasi (Sutara 1997, diacu dalam Palapa 2006).
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
37/110
22
Keberhasilan koperasi dimasa mendatang dapat ditentukan oleh beberapa
prasyarat sebagai berikut (Sutara 1997 diacu dalam Palapa 2006):
1) Kesadaran akan kebutuhan anggota,
2) Pengetahuan dan pengertian dasar tentang koperasi,
3) Kejujuran dan ketulusan pengurus,
4) Staf yang jujur dan cakap,
5) Kemampuan berkembang,
6) Pasar, dan
7) Perundang-undangan.
Konsep kinerja selanjutnya memiliki keterkaitan dengan konsep evaluasi.
Karena, di dalam setiap melakukan aktivitas harus selalu dilakukan pengawasan,
pengkajian dan peninjauan terhadap sumber daya yang terlibat dalam aktivitas
tersebut. Karena dari pengawasan, Menurut (Wibowo 2007), dilakukan
pengukuran dan penilaian kinerja secara periodik.
Prediksi dapat dilakukan untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja,
apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana yang dapat mengganggu
pencapaian tujuan. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi, karena evaluasi akan
menghasilkan informasi penting yang berguna, misalnya sebagai umpan balik
(feed back) bagi formulasi atas implementasi strategi.
Buku Evaluasi Kinerja Perusahaan oleh Umar (2005), dijelaskan definisi
evaluasi sebagai suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana
suatu kegiatan telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu
standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta
bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-
harapan yang ingin diperoleh. Standar yang ditampilkan oleh (Umar 2005)didasari oleh standar yang dikeluarkan oleh Committee on Standard for
Educational Evaluationyang meliputi antara lain:
1) Utility(manfaat). Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk
pengamblan keputusan atas program yang sedang berjalan.
2) Accuracy (akurat). Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat
ketepatan yang tinggi.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
38/110
23
3) Feasibility (layak). Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat
dilaksanakan secara layak.
Hasil dari evaluasi yang dilakukan diharapkan berada diatas standar yang
ditetapkan. Tetapi bisa saja itu tidak terjadi. Menurut (Cronbach 1980, diacu di
dalam Umar 2005) standar yang digunakan untuk melakukan evaluasi mungkin
tidak sepenting konsekuensinya, jadi evaluasi yang baik adalah evaluasi yang
memberikan dampak positif pada perkembangan pelaksanaan suatu program.
3.1.2. Konsep Pelayanan Koperasi
Pelayanan menurut American Marketing Association pada dasarnya
merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu, proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk
fisik (Barkah 2004, diacu dalam Putra 2006).
Pelayanan dalam kegiatan koperasi merupakan wujud dari kebutuhan
anggota. Anggota menjadi patokan dalam memberikan pelayanan. Waluapun
Pelayanan yang diberikan oleh koperasi tidak hanya terbatas kepada anggota
koperasi saja. Tetapi pelayanan koperasi juga dapat dinikmati oleh masyarakat
luas. Walaupun usaha koperasi didasari oleh kondisi dan kebutuhan anggotanya.
Pelayanan koperasi akan berhubungan langsung dengan kepuasan
pelanggan koperasi. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan akan
meningkatkan nilai kepuasan yang diterima oleh pelanggan koperasi. Kepuasan
pelanggan secara harfiah punya makna tetap, yaitu suatu keadaan dimana
keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi, (Swasembada
2007).
Menurut (Kotler 1997, diacu dalam Rangkuti 2005), kepuasan pelanggan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan
antara prestasi atau produk yang dirasakan atau yang diharapkannya. Pada
dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaaan antara tingkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Sehingga, konsep kepuasan
pelanggan akan berhubungan erat dengan kinerja perusahaan
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
39/110
24
Sementara Rangkuti (2005) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai
respon pelanggan terhadap ketidak sesuaian antara tingkat kepentingan
sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannnya setelah pemakaian. Dan
faktor-faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan
mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa. Kepuasan
palanggan, selain dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, juga ditentukan oleh
kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat
situasi sesaat.
Melihat perkembangan sistem informasi yang saat ini semakin canggih
dan mutakhir, setiap orang dapat dengan mudah dan leluasa mendapatkan
informasi yang dinginkannya. Sehingga dari informasi yang didapat, konsumen
akan selalu menginginkan pelayanan yang lebih baik dari pada yang pernah
didapatkannya. Kondisi seperti ini sesuai dengan yang ditulis di dalam majalah
Swasembada (2007) bahwa, Kepuasan konsumen akan terus berkembang dari
waktu kewaktu. Fenomena seperti ini akan memberikan pengaruh terhadap
persepsi pelanggan kepada pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan
kepadanya. Untuk itu perusahaan melakukan penelitian untuk mengukur kepuasan
pelanggan, sehingga dapat memenuhi costumer expectation, langsung
mempengaruhi kinerja penjualan, Rangkuti (2005).
S ebagai lembaga ekonomi, koperasi juga melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan bisnis koperasi. Sehingga secara tidak langsung koperasi
memasuki kondisi persaingan dalam bisnis yang dijalankannya. Pelayanan yang
diperoleh oleh anggota koperasi yang bergerak dibidang peternakan sapi perah
dapat berasal dari proses mediasi antara peternak dengan Industri Pengolahan
Susu (IPS) yang dibangun oleh koperasi, atau sebagai penghubung antara peternakdengan penyedia faktor-faktor input peternakan sapi perah seperti pakan dan obat-
obatan, dan pelayanan medis atau konsultasi dari koperasi terhadap kesehatan
ternak mereka.
Untuk memenangkan persaingan, koperasi harus mampu memberikan
kepuasan bagi anggotanya. Karena jika tidak, anggota dalam kurun waktu tertentu
akan beralih kepada penyedia jasa yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Abidin
dalam majalah Swasembada (2007) bahwa kepuasan pelanggan sebagai sebuah
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
40/110
25
strategi jangka panjang, dimana hasilnya tidak dapat hanya dilihat berdasarkan
pengukuran jangka pendek. Oleh karena itu, perbaikan berkesinambungan
terhadap pelayanan pelanggan merupakan prioritas utama dan sebuah strategi.
Oleh sebab itu koperasi perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja
pelayanan yang diberikan kepada anggotanya. Karena evaluasi dapat melihat
persepsi anggota kepada kinerja pelayanan koperasi. Dari hasil evaluasi kinerja
pelayanan akan dapat dibuat kebijakan atau strategi baru yang berkaitan dengan
kepuasan anggota sebagai konsumen.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian mengenai analisis persepsi dan kepuasan anggota terhadap
pelayanan koperasi ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri
Tani). KUD Giri Tani merupakan sebuah koperasi primer yang mengakomodasi
kebutuhan peternak sapi perah, yang kemudian menjadi fokus pelayanan KUD
Giri Tani.
Hasil dari analisis yang dilakukan dapat menjadi bagian dari strategi
pengembangan usaha KUD Giri Tani. Kegiatan penelitian ini dimulai dari
pengidentifikasian jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani
kepada peternak anggota. Hasil identifikasi didapat dari observasi langsung dan
wawancara dengan pengurus koperasi dan peternak anggota koperasi.
Untuk memperoleh gambaran yang detil tentang pelayanan koperasi maka
dilakukan analisis terhadap pelayanan KUD Giri Tani. Analisis pelayanan ini
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengukur
tingkat kepentingan dan persepsi kinerja atribut pelayanan KUD Giri Tani.
Sementara untuk mengukur kepuasan anggota terhadap pelayanan KUD Giri Tani
digunakan metode Consumer Satisfaction Index (CSI).
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan seperti apa
persepsi kinerja dan kepentingan atribut serta bagaimana kepuasan peternak
anggota terhadap pelayanan yang diberikan oleh KUD Giri Tani. Hasil penelitian
ini dapat dijadikan rekomendasi untuk membuat kebijakan oleh KUD Giri Tani
dimasa yang akan datang.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
41/110
26
Gambar 1. Diagram Operasional Analisis Persepsi dan Kepuasan Pelayanan
KUD Giri Tani
KUD GIRI TANI
Jumlah anggota tidak aktif hampir lima kali
lipat dari jumlah anggota aktif Produksi susu anggota menurun hampir 50persen selama periode 2005-2007
Persepsi Anggota terhadapKinerja Pelayanan
KUD Giri Tani
Kepuasan Anggotaterhadap Kinerja
Pelayanan KUD Giri Tani
Metode
Importance Performance
Analysis(IPA)
Metode
Costumer Satisfaction
Index(CSI)
Rekomendasi
Kebijakan Pelayanan
KUD Giri Tani
KEOMPOK PELAYANAN KUD GIRI TANI
Administrasi Koperasi Budaya Kerja Pengurus Kelompok Distribusi Susu Penjualan Konsentrat Bantuan Medis Ternak
Keuan an Ko erasi
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
42/110
27
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Giri Tani (KUD Giri Tani)di daerah Cisarua, Kabupaten Bogor. Penelitian dimulai dari Januari 2009 sampai
dengan Maret 2009. Pemilihan KUD Giri Tani berdasarkan pertimbangan bahwa
koperasi ini merupakan koperasi primer yang telah memiliki badan hukum dan
salah satu unit usahanya bergerak di bidang peternakan sapi perah. Koperasi ini
merupakan salah satu koperasi di Kabupaten Bogor yang bergerak dibidang
peternakan sapi perah dan tergabung ke dalam Gabungan Koperasi Susu
Indonesia (GKSI) Jawa Barat (GKSI 2007).
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data deskriptif yang di peroleh dari survei
kepada peternak anggota. Survei dilakukan dengan mengambil contoh dari
sebagian unit observasi (sampling). Proses pengambilan data primer dilakukan
dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner kepada peternak anggota dan
pengurus koperasi. Sementara data sekunder diperoleh dari instansi terkait, studi
literatur, penelitian terdahulu, dokumentasi KUD Giri Tani dan hasil pengunduhan
dari internet.
Teknik yang digunakan di dalam penentuan responden yaitu Simple
Random Sampling.Awalnya responden dipilih yang masih aktif sebagai anggota
KUD Giri Tani. Anggota aktif merupakan anggota yang masih memiliki transaksi
dengan KUD Giri Tani dan masih membayar simpanan pokok dan wajib kepada
KUD Giri Tani. Jumlah anggota aktif saat penelitian ini dilakukan adalah 113
orang. Anggota aktif kemudian dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan
kelompok tani di KUD Giri Tani. Kelompok tani yang terdapat di KUD Giri Tani
yaitu, Kelompok Baru Tegal (33 orang), Baru Sireum (11 orang), Tirta Kencana
(10 orang), Bina Warga (19 orang) dan Mega Mendung (40 orang). Pada setiap
wilayah kerja diambil responden secara proporsional. Proses pengambilan
responden secara proporsional mendapatkan jumlah sampel untuk setiap
kelompoktani yaitu: Baru Tegal 17 orang, Baru Sireum enam orang, Tirta
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
43/110
28
Kencana lima orang, Bina Warga 10 orang dan Mega Mendung 20 orang. Total
responden yang didapat sebanyak 58 orang. Kemudian responden pada setiap
kelompok akan diambil secara acak.
4.3. Uji Validitas Kuesioner
Proses pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah atribut di dalam
kuesioner dianggap perlu oleh responden. Uji ini dilakukan kepada 20 orang
responden di luar responden yang digunakan untuk pengujian tingkat kepentingan
dan persepsi kinerja pelayanan KUD Giri Tani. Syarat responden uji validitas
adalah peternak sapi perah yang masih memiliki transaksi KUD Giri Tani dan
masih membayar simpanan pokok dan wajib kepada KUD Giri Tani.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q test.
Atribut yang disajikan di dalam kuesioner uji ini merupakan pelayanan-pelayanan
yang dilakukan oleh KUD Giri Tani. Responden diminta untuk memilih atribut
mana saja yang dianggap perlu dijalankan oleh KUD Giri Tani. Setiap jawaban
Ya akan diberikan skor 1, sedangkan untuk jawaban Tidak diberikan skor 0.
Kemudian atribut diuji, apakah layak atau tidak layak untuk dimasukkan ke dalam
kuesioner selanjutnya.
Berikut langkah-langkah pengolahan uji validitas atribut. Hasil
penghitungan pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Skripsi ini.:
1. Menentukan hipotesis yang dilakukan:
Ho: Kemungkinan semua atribut pelayanan KUD Giri Tani dianggap perlu
oleh seluruh responden
H1: Kemungkinan semua atribut pelayanan KUD Giri Tani dianggap tidak
perlu oleh seluruh responden
2. Mencari Q hitung dengan rumus:
Q hit =
( )
n
i
n
i
k
i
Ri
CiCi
Rik
k
i
kk
2
2
21
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
44/110
29
Dimana :
k : Jumlah atribut yang diuji
Ci : Jumlah skor atribut i
Ri : Jumlah skor responden i
3. Penentuan Q tabel dengan = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1
4. Hasil pengujian:
Tolak Ho dan terima H1, Jika Qhitung > Qtabel
Terima Ho dan tolak H1, jika Qhitung< Qtabel
.
Tabel 5 menunjukkan atribut-atribut yang diujikan di dalam uji validitas.
Atribut diperoleh dari studi literatur dan observasi langsung terhadap proses
pelayanan koperasi.
Tabel 7. Atribut Uji Validitas
No.Kode
AtributAtribut Pelayanan
Apakah Atribut Dianggap Perlu
Ya Tidak
1. A1 Kemudahan Proses Menjadi Anggota
2. A2 Pencatatan Data Peternak
3. A3 Pelaksanaan Rapat Anggota
4. B1 Keramahan Pengurus Melayani Anggota
5. B2Kecepatan Menanggapi KeluhanAnggota
6. B3 Ketepatan Menanggapi Keluhan Anggota
7. B4 Penampilan (Kerapian) Pengurus
8. C1 Penghubung Anggota Dengan IPS
9. C2 Penetapan Harga Susu
10. C3 Pengujian Kualitas Susu
11. D1 Penetapan Harga Jual Konsentrat
12. D2 Pemenuhan Jumlah Konsentrat13. D3 Kualitas/Mutu Konsentrat
14. D4 Waktu Ketersediaan Konsentrat
15. D5 Layanan antaran Konsentrat
16. E1 Konsultasi Medis (Keswan) Ternak
17. E2 Jasa Inseminasi Buatan (IB)
18. E3 Terapi/Pengobatan ternak
19. E4 Menyediakan Obat-obatan
20. E5 Menyediakan Fasilitas Terapi Ternak
21. F1 Bantuan Kredit Dari Koperasi
22. F2 Sisa Hasil Usaha Untuk Anggota
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
45/110
30
Hasil uji validitas menunjukkan satu atribut tidak valid (tidak dianggap
perlu oleh responden), yaitu: layanan antaran konsentrat, sehingga dikeluarkan
dari pertanyaan kuesioner analisis kepentingan dan persepsi kinerja KUD Giri
Tani. Atribut yang dianggap valid (dianggap perlu oleh responden), yaitu:
kemudahan proses menjadi anggota, pencatatan data peternak, pelaksanaan rapat
anggota, keramahan pengurus melayani anggota, kecepatan menanggapi keluhan,
ketepatan menanggapi keluhan, penampilan (kerapian) pengurus, penghubung
anggota dengan IPS, penetapan harga susu, pengujian kualitas susu, penetapan
harga jual konsentrat, pemenuhan jumlah konsentrat, kualitas/mutu konsentrat,
waktu ketersediaan konsentrat, konsultasi medis (keswan) ternak,
terapi/pengobatan ternak, menyediakan obat-obatan, menyediakan peralatan terapi
ternak, jasa inseminasi buatan, bantuan kredit dari koperasi dan sisa hasil usaha
untuk anggota
4.4. Metode Analisis Data
Penilaian kinerja pelayanan KUD Giri Tani menggunakan dua macam alat
analisis, yaitu Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat persepsi
peternak anggota terhadap kinerja dan kepentingan atribut pelayanan KUD Giri
Tani dan Costumer Satisfaction Index (CSI)yang digunakan untuk melihat tingkat
kepuasan anggota terhadap atribut pelayanan KUD Giri Tani.
4.4.1.Metode Importance Performance Analysis (IPA)
Pengukuran persepsi peternak anggota terhadap kinerja pelayanan KUD
Giri Tani dapat menggunakan metode Importance Performance Analysis atau
analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Teknik ini merupakan penerapan yangmudah untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat persepsi kinerja atribut
pelayanan yang berguna untuk pengembangan program KUD Giri Tani yang
efektif.
Penilaian tingkat persepsi anggota terhadap kinerja dan kepentingan
pelayanan KUD Giri Tani diambil dari data yang diperoleh dari peternak sapi
perah yang menjadi anggota KUD Giri Tani. Untuk penilaian tingkat kepentingan
kinerja pelayanan KUD Giri Tani diberikan skor terhadap masing-masing atribut.
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
46/110
31
Atribut yang digunakan untuk menganalisis tingkat persepsi kinerja, tingkat
pelayanan dan tingkat kepuasan pelayanan KUD Giri Tani diperoleh dari studi
literatur, observasi langsung proses pelayanan koperasi dan hasil uji validitas.
Definisi dari atribut dapat dilihat kuesioner penelitian ini pada Lampiran 2
.Atribut yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 8. Atribut Analisis Tingkat Kepentingan dan Persepsi Kinerja Pelayanan
KUD Giri Tani
A. Administrasi Koperasi
1. Kemudahan proses menjadi anggota
2. Pencatatan data peternak oleh koperasi
3. Pelaksanaan Rapat Anggota
B. Etos Kerja Pengurus
1. Keramahan pengurus melayani anggota
2. Kecepatan menanggapi keluhan
3. Ketepatan menanggapi keluhan
4. Penampilan (kerapian) pengurus
C. Distribusi Susu
1. Peranan mediasi koperasi
2. Penghubung anggota dengan IPS
3. Pengujian kualitas susu
D. Penjualan Konsentrat Ternak
1. Penetapan harga jual konsentrat
2. Pemenuhan jumlah konsentrat
3. Kualitas/mutu konsentrat
4. Waktu ketersediaan konsentrat
E. Bantuan Medis Ternak
1. Konsultasi medis (keswan) ternak
2. Jasa Inseminasi Buatan (IB)
3. Terapi/pengobatan ternak
4. Menyediakan obat-obatan
5. Menyediakan fasilitas terapi ternak
F. Keuangan Koperasi
1. Bantuan kredit dari koperasi
2. Sisa Hasil Usaha untuk anggota
-
5/28/2018 Analisis Persepsi Dan Kepuasan
47/110
32
Penilaian tingkat kepentingan disusun berdasarkan skala likert, yang
sengaja dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai
tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa, (Suprianto 2006). Penetapan
skor kepentingan adalah sebagai berikut:
1) Skor 1 untuk jawaban Sangat tidak penting,
2) Skor 2 untuk jawaban Tidak penting,
3) Skor 3 untuk jawaban Cukup penting,
4) Skor 4 untuk jawaban Penting,
5) Skor 5 untuk jawaban Sangat penting,
Tingkat persepsi terhadap kinerja pelayanan didapat dari penilaian peternak
anggota KUD Giri Tani. Skor untuk tingkat persepsi kinerja pelayanan adalah
sebagai berikut:
1) Skor 1 untuk jawaban Sangat tidak baik,
2) Skor 2 untuk jawaban Tidak baik,
3) Skor 3 untuk jawaban Cukup baik,
4) Skor 4 untuk jawaban Baik, dan
5) Skor 5 untuk jawaban Sangat baik.
Bobot yang diperoleh dari penilaian persepsi kinerja pelayanan KUD Giri
Tani merupakan bobot tanggapan responden terhadap kinerja pelayanan yang
telah dijalankan oleh KUD Giri Tani. Sedangkan bobot penilaian tingkat