bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nematoda usus yang siklus hidupnya tidak melalui tanah tetapi banyak
ditemukan adalah Enterobius vermicularis. Penularan Enterobius vermicularis
antara lain melalui tangan yang terkontaminasi dengan telur cacing, inhalasi debu
yang terkontaminasi dengan telur cacing serta retroinfeksi (Soedarto, 1992).
Enterobiasis sering menyerang pada anak-anak berumur 5-14 tahun (Soejoto dan
Soebari, 1996). Infeksi Enterobius vermicularis jarang menimbulkan kerusakan
yang berarti. Akibat migrasi di daerah perianal maka menimbulkan gatal-gatal
yang digaruk dapat menimbulkan infeksi sekunder. Gatal-gatal ini dapat
menimbulkan gangguan tidur penderita. Bila keadaan ini berlangsung terus
menerus dapat menurunkan kondisi kesehatan penderita (Hendrawan N, 1997).
Akhir-akhir ini banyak ditemukan obat-obat cacing (antelmintikum) yang
berspektrum lebar yang mempunyai kemampuan untuk berbagai spesies cacing
sekaligus. Piperazin merupakan obat lama yang tetap efektif untuk mengobati
penyakit Enterobiasis. Obat cacing lainnya adalah pirvinium pamoat,
mebendazol, pirantel pamoat dan tiabendozol. Adapun antelmintikum yang baru
umumnya diciptakan untuk mendapatkan antelmintikum yang luas spektrumnya
akan tetapi yang rendah efek sampingnya terhadap penderita (Soedarto, 1991).
Pengobatan infeksi cacing diusahakan pemakainya dengan tepat, baik takaran
maupun arah pengobatan yang dituju sehingga pengobatan harus dipantau dengan
cermat (Soedarto, 1991).
1
Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah sebelum dan setelah
pengobatan, dimana pemeriksaan sebelum pengobatan bertujuan untuk
mengetahui adanya infeksi enterobiasis dan jika positif terinfeksi penderita
diberi obat cacing yang berfungsi membunuh Enterobius vermicularis.
Sedangkan pemeriksaan setelah pengobatan bertujuan apakah obat cacing
yang diberikan efektif dalam membunuh cacing Enterobius vermicularis. Obat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah piperazin. Dipilih obat ini karena
obat ini yang sering digunakan oleh masyarakat setempat dan harganya juga
terjangkau disamping itu obat ini berbentuk sirup yang disukai oleh anak-
anak.
Menurut Soedarto; anak usia 5-14 tahun rentan terinfeksi cacing ini.
Anak usia SD termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi
terkena infeksi cacing. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai
angka infeksi enterobiasis. Penelitian dilakukan pada anak SD N Sukorejo
Demak. Penelitian dilakukan di SD ini karena lokasinya terletak di
perkampungan, dan anak-anak yang berada di sana kurang menjaga
kebersihan diri seperti mencuci sprei lebih dari 1 bulan dan tidak adanya
ventilasi udara yang memadai didalam ruangan.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan tentang efektifitas piperazin dalam membunuh Enterobius
vermicularis.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan terhadap masalah
yang akan diteliti yaitu tentang efektifitas obat piperazin dalam mengobati
infeksi enterobiasis.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas piperazin dalam membunuh cacing
Enterobius vermicularis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kejadian infeksi cacing Enterobius vermicularis
sebelum pengobatan pada siswa SD N Sukorejo
b. Untuk mengetahui kejadian infeksi cacing Enterobius vermicularis
setelah pengobatan dengan piperazin pada siswa SD N Sukorejo
c. Untuk mengetahui efektifitas piperazin untuk pengobatan Enterobiasis
3
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Dapat memberikan informasi tentang efektifitas piperazin yang
mempunyai kemampuan untuk memberantas / membasmi cacing
Enterobius vermicularis.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh obat-obat cacing
terhadap infeksi cacing Enterobius vermicularis.
4