bab i dbd

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dalam bahasa medisnya disebut Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan (Suriadi et al, 2001 : 4417). Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filiphina pada tahun 1953, Thailand pada tahun 1958, selanjutnya di Malaysia, Singapura dan Vietnam pada tahun 1953-1964. Sedangkan di Indonesia sendiri demam berdarah dengue pertama kali dijumpai di kota Surabaya pada tahun 1968 yang kemudian disusul di daerah- daerah lain. Jumlah penderita DBD menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dan penyakit ini banyak terjadi di kota-kota yang banyak penduduknya, akan tetapi penyakit ini juga banyak yang menyerang di pedesaan. Penyakit ini umumnya menyerang anak yang berumur 1-15 tahun. Akan tetapi DBD banyak juga menyerang pada golongan umur diatas 15 tahun (Purmany. Et. Al, 2005). Disamping faktor geografis, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam rangka pencegahan terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), serta pengetahuan masyarakat yang kurang tentang 1

Upload: ncimb-chasez-al-wahab

Post on 16-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

DHF

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau dalam bahasa medisnya disebut Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan (Suriadi et al, 2001 : 4417).Penyakit ini pertama kali ditemukan di Filiphina pada tahun 1953, Thailand pada tahun 1958, selanjutnya di Malaysia, Singapura dan Vietnam pada tahun 1953-1964. Sedangkan di Indonesia sendiri demam berdarah dengue pertama kali dijumpai di kota Surabaya pada tahun 1968 yang kemudian disusul di daerah-daerah lain. Jumlah penderita DBD menunjukan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dan penyakit ini banyak terjadi di kota-kota yang banyak penduduknya, akan tetapi penyakit ini juga banyak yang menyerang di pedesaan. Penyakit ini umumnya menyerang anak yang berumur 1-15 tahun. Akan tetapi DBD banyak juga menyerang pada golongan umur diatas 15 tahun (Purmany. Et. Al, 2005).Disamping faktor geografis, kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam rangka pencegahan terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), serta pengetahuan masyarakat yang kurang tentang bagaimana cara deteksi dini dan penanganan pertama kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktor-faktor ini juga yang menyebabkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi khususnya di Rumah Sakit Umum Kota Bandung.Melihat fenomena kasus diatas penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan asuhankeperawatan pada klien dengan demam berdarah melalui penyususnan karya tulis yang berjudul : Asuhan Keperawatan Pada An. D Usia 3 Tahun dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Ruang Mawar III Rumah Sakit Umum Kota Bandung

B. Tujuan1. Tujuan UmumMampu melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Ruang Mawar III RSU Kota Bandung. 2. Tujuan KhususPenulis dapat melakukan asuhan keperawatan yang meliputi :a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).d. Melaksanakan rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan meliputi upaya peningkatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).e. Melaksanakan evaluasi untuk menilai keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan pada An. D dengan Demam Berdarah Dengue (DBD).

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit1. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)Ada beberapa pengertian mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD), diantaranya :a. Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III dan IV yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes alboticpus (Soegijanto, 2003).b. DBD atau DHF ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut (Kristina et al, 2004).c. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan, lebam/ruam dan kadang-kadang mimisan, BAB darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock (Depkes RI, 1992 ).d. DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti yang betina (Suriadi : 2001).e. Demam Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus (Arif Mansjur : 2001).f. DBD adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypti dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik (Sir, Patrick manson, 2001).Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.2. Anatomi Fisiologi Sistem HematologiDarah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah. Cairan plasma sendiri merupakan cairan intravaskuler yang merupakan fraksi dari cairan ekstraseluler, sedangkan cairan yang terdapat unsur seluler darah merupakan bagian dari cairan intraseluler. Komponen seluler merupakan komponen yang menentukan jumlah Hematokrit atau disebut juga Packed Cell Volume (PCV ). Selain itu terdapat fragmen-fragmen sel yang tidak berinti yang disebut trombosit.a. TrombositTrombosit merupakan partikel kecil, berdiameter dua sampai empat mikron, yang terdapat di dalam sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi cepat dan mudah, jumlahnya selalu berubah berkisar antara 150.000 sampai dengan 450.000 per mm darah. Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila terjadi cedera vaskuler, trombosit mengumpul pada tempat cedera tersebut. Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit menyebabkan trombosit menempel satu dengan lainnya yang membentuk tambalan atau sumbatan yang sementara menghentikan perdarahan. Substansi lain dilepaskan dari trombosit dan memulai mekanisme rumit pembekuan darah yang disebut juga Clotting Cascade.Akan tetapi mekanisme pembekuan ini hanya efektif pada perdarahan intensitas kecil misalnya pada pembuluh darah kecil atau rembesan kapiler. Sedangkan pada perdarahan pembuluh darah besar atau arteri, mekanisme ini sulit mempertahankan kontinuitasnya oleh karena tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh jantung dan darah yang masih di dalam vaskuler.Apabila elemen seluler diambil dari darah, bagian cairan yang tersisa dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein, dan zat lain. Apabila plasma dibiarkan membeku , sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum. Serum mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, kecuali kandungan fibrinogen dan beberapa factor pembekuan. Protein plasma tersusun terutama oleh albumin dan globulin. Globulin tersusun atas fraksi alfa, beta dan gama yang dapat dilhat dari laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein.Gama globulin, yang tersusun terutama oleh anti bodi, dinamakan immunoglobulin. Protein ini dihasilkan oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam fraksi alfa dan beta adalah globulin transpor dan faktor pembekuan yang dibentuk di hati. Globulin transpor membawa berbagai zat dalam bentuk terikat sepanjang sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin, membawa tiroksin, dan transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk fibrinogen, tetap dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah sampai diaktifasi pada reaksi pada tahap-tahap pembekuan. Albumin terutama penting untuk pemeliharaan volume cairan dalam system vaskuler. Dinding kapiler tidak permeabel terhadap albumin, sehingga keberadaannya dalam plasma menciptakan gaya onkotik yang menjaga cairan dalam rongga vaskuler. Albumin, yang dihasilkan oleh hati, memiliki kapasitas mengikat berbagai zat yang ada dalam plasma. Dalam hal ini, albumin berfungsi sebagai protein transpor untuk logam, asam lemak, bilirubin dan obat-obatan, diantara zat lainnya. b. HematokritHematokrit yaitu suatu nilai kadar sel darah yang terdapat didalam plasma darah. Semakin tinggi nilai hematokrit, semakin tinggi viksositas atau kekentalan darah. Nilai hematokrit normal untuk pria berkisar antara 45 52%, sedangkan nilai hematokrit normal untuk wanita berkisar antara 36 48% (Brunner & Suddarth, 2001 : 928).

3. EtiologiPenyakit Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili Flaviviricae dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap 9 serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat (Hadinegoro et al, 2001).

4. Ciri-ciri nyamuk aedes aegyptiMenurut Nadezul (2007), nyamuk Aedes aegypti telah lama diketahui sebagai vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD, adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:a. Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.b. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.c. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.d. Menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-17.00.e. Nyamuk betina menghisap darah untuk pematangan sel telur, sedangkan nyamuk jantan memakan sari-sari tumbuhan.f. Hidup di genangan air bersih bukan di got atau comberan.g. Di dalam rumah dapat hidup di bak mandi, tempayan, vas bunga dan tempat air minum burung.h. Di luar rumah dapat hidup di tampungan air yang ada di dalam drum dan ban bekas.

5. PatofisiologiVirus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk aedes aegypti atau aedes albopictus. Organ sasaran dari virus adalah organ hepar, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh monosit perifer.Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibat penderita mengalami demam, sakit kepala, mula, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (ptekia), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali). Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok)Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan plasma) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DBD sangat dianjurkan untuk memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi yang terjadi. Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama kan tibul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak diatasi dengan baik (Soegijanto, 2003 : 14).

6. KlasifikasiBerdasarkan Patofisiologinya, DBD dapat diklasifikasikan menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia dan hemokonsentrasi.b. Derajat II : Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.c. Derajat III : Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi sempit (120 mmHg), tekanan darah menurun, (120/80 , 120/100 , 120/110, 90/70, 80/70, 80/0, 0/0).d. Derajat IV : Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru ( world Health Organization, 1997).

7. Manifestasi KlinikManifestasi klinis pada penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosa klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan gejala klinik dan laboratorium menurut WHO adalah :a. Gejala Klinik1) Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 40 C).2) Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie (bintik merah pada kulit), Purpura(pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis, Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis (pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin).3) Perdarahan pada hidung dan gusi.4) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.5) Pembesaran hati (hepatomegali).6) Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.7) Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.b. Laboratorium1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg.2) Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih. (Depkes RI, 2005).

8. Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan laboratorium ditemukan :a. Jumlah Tb lebih rendah dari normal ( 150.000 - 450.000/ mm3 )b. Kadar Ht menurun ( normal 35 48 % )

9. Dampak Terhadap Perubahan Struktur dan Fungsi TubuhDampak DBD terhadap perubahan struktur dan fungsi tubuh yaitu :a. Sistem PernafasanDapat terjadi peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan kebocoran plasma kemudian terjadi efusi pleura.b. Sistem PencernaaanDitemukan mual, muntah, perdarahan gusi, hematemesis, nyeri abdomen, nyeri ulu hati, hepatomegali, asites, konstipasi, diare, melena dan pembesaran limpa (splenomegali). c. Sistem KardiovaskularPeningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler akibat pengeluaran histamin, perdarahan, akibat trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan dan bila terjadi renjatan akan ditemukan penurunan tekanan nadi (< 20 mmHg), nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, CRT > 2 detik, akral dingin, hipotensi sampai terjadi DIC.d. Sistem IntegumenManifestasi perdarahan dibawah kulit seperti ptekia, ekimosis, hematoma dan purpura akibat dari penurunan trombosit. e. Sistem MuskuluskeletalNyeri otot dan tendon terutama dirasakan bila tendon dan otot perut ditekan. f. Sistem PerkemihanStatus homeostatis yang buruk akibat penurunan volume cairan tubuh oleh kebocoran plasma dan tidak tertanggulangi maka akan menyebabkan gangguan fungsi ginjal.g. Sistem NeurologiDitemukan nyeri kepala yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh dan klien gelisah saat terjadi renjatan.

10. PenatalaksanaanPenatalaksanaan DBD ditujukan untuk mengganti trombosit yang hilang. Pemberian paracetamol 10-15 mg/kg BB setiap 3-4 jam sekali dapat mengatasi panas tinggi diatas 38,5 C. Cairan kristaloid dapat mengantisipasi terjadinya syok. Jenis cairan yang dapat digunakan pada penatalaksanaan DBD yaitu :a. Ringer Laktat (RL)b. 5 % Dexstrose dalam larutan Ringer Laktatc. 5% Dekstrose dalam larutan Ringer Asetat

Tabel 2.1 : kebutuhan cairan untuk dehidrasi sedangBerat Badan (kg)Jumlah cairan ml/kg BB / hari

10100 per kg BB

10 201000 + 50 (diatas 10 kg)

> 201500 + 20 (diatas 20 kg)

(Sumber : Soegijanto, 2003)

BAB IIITINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus1. Pengkajiana. Pengumpulan data1) Identitas a) Identitas Klien Nama: An DUmur: 1 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamSuku / Bangsa: SundaDiagnosa Medis: DBDTanggal masuk RS: 30 06 2014 jam 19.00 WIBTanggal pengkajian : 04 07 2014 jam 08.00 WIBNo. Medrec: 059811Ruang perawatan : Mawar III RSU Kota Bandungb) Penanggung Jawab Nama : Tn SUmur : 30 tahunJenis Kelamin : Laki lakiPekerjaan: Karyawan SwastaAgama : IslamSuku / bangsa : Sunda Alamat : Jl. Andir Wetan no 08 Ujung Berung Kota Bandung.Hubungan dengan klien : Ayah

2) Riwayat Kesehatan Sekaranga) Alasan Masuk Rumah SakitPada hari kamis pagi tanggal 30 juni 2014 sekitar jam 08.00 WIB, orang tua klien mengatakan bahwa badan anaknya panas dan tidak ada nafsu makan selama 2 hari. Orang tua klien telah mencoba memberikan obat (paracetamol) kepada anaknya namun keluhan yang dirasakan tersebut tidak berkurang, sehingga sekitar jam 14.00 WIB, orang tua klien membawa anaknya ke RSU Kota Bandung. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dilakukan oleh bagian Medis di RSU Pindad Bandung didapatkan bahwa selain keluhan panas tersebut diatas, klien juga mengalami DBD (Tb : 44.000 mm3) dan disarankan untuk dirawat di rumah sakit, Klien dan keluarga menyetujuinya.b) Keluhan Utama Saat Di KajiPengkajian dilakukan 5 hari setelah pasien di rawat di rumah sakit yaitu pada tanggal 04 juli 2014. Keadaan umum klien terlihat lemah dan kurang nafsu makan, kurang nafsu makan klien dirasakan saat klien merasa lemah dan malas makan dan karena sakit yang diderita, klien terlihat pucat dan lemah karena kurang nafsu makan, klien merasa terganggu karena nafsu makan yang kurang dapat mengganggu pola aktivitas karena keadaan klien yang lemah, klien tidak mau makan pada saat jam makan atau porsi makan tidak habis.

c) Riwayat Kesehatan Masa LaluMenurut orang tua kien, sebelumnya klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang. Klien tidak memilki riwayat penyakit menular ataupun membahayakan lainnya, seperti TBC paru, DM, serta yang berhubungan dengan penyakit keturunan dan bawaan.d) Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut orang tua klien dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa dengan klien dan tidak ada riwayat anggota keluarga lainnya yang menderita penyakit sistemik yang berhubungan dengan keturunan dan bawaan (Hipertensi, Diabetes Melitus, Asma) serta penyakit menular.2) Riwayat Kehamilan dan Kelahirana) Prenatal:Pada saat hamil ibu tidak mempunyai riwayat penyakit apapun (demam, darah tinggi, dll), ibu hanya mengalami mual muntah pada trimester I. Selama masa kehamilan ibu sering memeriksakan kehamilannya secara rutin ke klinik kebidanan setiap satu bulan sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dengan hasil pemeriksaan presentasi normal. Ibu juga pernah melakukan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama masa kehamilan.b) Natal:Klien dilahirkan di RSU Kota Bandung melalui pembedahan Sectio Caesaria (SC) dengan presentasi normal. Pada saat lahir warna kulit klien kemerahan, Berat Badan 2800 gram dan Panjang Badan 48 cm. c) Post Natal:Ibu dan klien dirawat di RSU Kota Bandung selama 4 hari. Pada saat akan pulang, Berat Badan dan Panjang Badan klien belum ada perubahan, warna kulit merah muda.3) Riwayat Imunisasi dan Makanana) Riwayat ImunisasiIbu klien mengatakan klien sudah mendapatkan imunisasi, yaitu Polio, Hepatitis dan Campak.b) Riwayat MakananKlien mulai mendapat ASI sesaat lahir sampai usia 20 bulan. Klien pertama kali diberikan makanan tambahan pada usia 4 bulan dengan jenis makanan biskuit bayi yang dilunakkan. Pada usia 6 bulan mulai diberikan bubur bayi, kemudian dilanjutkan dengan nasi tim mulai usia 8 bulan sampai 1 tahun dan sekarang klien diberikan makanan nasi dengan lauk pauk.4) Riwayat Tumbuh Kembanga) PertumbuhanBerat badan sebelum sakit: 12 kgBerat badan setelah sakit: 10 kgTinggi badan: 70 cm b) Perkembangan(1) Motorik KasarMenurut orang tua klien, klien sudah mampu bermain sepeda. (2) Motorik HalusKlien sudah bisa mencoret-coret di kertas dengan menggunakan pulpen.(3) SosialisasiKlien selalu berinteraksi dengan orang tua dan selalu kooperatif dengan perawat bila diajukan pertanyaan atau tindakan.(4) BahasaKlien sudah lancar berbicara dengan bahasa indonesia.

(5) AktivitasMenurut orang tua klien, klien sudah bisa bermain sepeda di halaman rumah dan berlari di sekitar rumah.6) Pemeriksaan Fisika) Keadaan Umum(1) Kesadaran : Composmentis (sadar penuh)(2) Nadi: 110x/menit(3) Suhu: 38C(4) Respirasi: 30x/menitb) Pemeriksaan Head To Toe(1) KepalaBentuk kepala dan wajah simetris, warna rambut kemerahan dan kulit kepala kotor. (2) MataBentuk kedua mata simetris, konjungtiva masih pucat, rekasi pupil normal (bereaksi saat mengenai cahaya pada saat pemeriksaan), pergerakan bola mata simetris dan kelopak mata tidak ada masa.(3) TelingaBentuk kedua telinga simetris dan fungsi pendengaran baik, terbukti saat di panggil namanya. (4) HidungBentuk hidung simetris, pola nafas teratur, tidak ada sekret, tidak wheezing/ronkhi, R : 20x/menit.(5) MulutLetak bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak ada peradangan pada tonsil dan jumlah gigi lengkap.

(6) LeherTidak ada nyeri tekan pada saat menelan dan tidak ada pembesaran tiroid.(7) KulitWarna kulit sawo matang, lembut dan akral hangat.(8) DadaBentuk dan pergerakan dada simetris.(9) AbdomenPada saat di palpasi tidak ditemukan pembesaran hati dan perut. (10) EkstermitasEkstermitas atas : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, jumlah jari lengkap, lengan kanan terpasang infus.Ekstermitas bawah : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, jumlah jari lengkap.

7) Data PenunjangProsedur diagnostik medik laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap (HB, Leukosit, Hematokrit, Trombosit). Hasil pemeriksaan laboratorium An.D dengan DBDTanggalJenis PemeriksaanNilaiNilai Normal

30 Juni 2014HBLeukositHematokritTrombosit14,7 gr/dl13.400 /mm344 vol%75.000/mm3

14-16 gr/dl4000-11000/mm335-48 vol%150.000-450.000/mm3

01 Juli 2014HBLeukositHematokritTrombosit11,4 gr/dl7800 /mm334 vol%71.000/mm3

14-16 gr/dl4000-11000/mm335-48 vol%150.000-450.000/mm3

02 Juli 2014HBLeukositHematokritTrombosit11,5 gr/dl7400/mm335 vol%44.000/mm3

14-16 gr/dl4000-11000/mm335-48 vol%150.000-450.000/mm3

03 Juli 2014HBLeukositHematokritTrombosit

11,9 gr/dl9900/mm336 vol%101.000/mm3

14-16 gr/dl4000-11000/mm335-48 vol%150.000450.000/mm3

04 Juli 2014HBLeukositHematokritTrombosit12,4 gr/dl7200/mm337 vol%164.000/mm314-16 gr/dl4000-11000/mm335-48 vol%150.000-450.000/mm3

8) Pola Aktivitas Sehari-hariPola aktivitas minimum klien An. D sehari-hari (Minimum Daily Activity)

NoPola Aktivitas Sebelum SakitSetelah Sakit

1Nutrisi :a. Makan - Frekuensi - Jumlah - Jenis

- Keluhan

b. Minum - Frekuensi - Jumlah - Jenis - Keluhan

3 kali / hari1 porsi kecilNasi, sayur, lauk paukTidak adaTidak ada

6-7 botol / hari900-1000 ml SusuTidak ada

3 kali / hari porsiBubur, lauk pauk, biskuit, buahTidak nafsu makan

3-4 botol / hari 500 mlSusuTidak mau minum

2Eliminasi :a. BAB- Frekuensi- Warna- Konsistensib. BAK- Frekuensi- Warna- Keluhan

1 kali / hariKuningPadat

4-5 kali / hariKuning jernihTidak ada

2-3 hari / sekaliKuningLembek

5-6 kali / hariKuning jernihTidak ada

3Istirahat / Tidur- Tidur siang- Tidur malam- Keluhan2-3 jam8-9 jamTidak ada1 jam5-6 jamTampak gelisa

4Personal Hygiene- Mandi- Oral hygiene- Keramas- Gunting kuku2 kali / hari2 kali / hari1 kali / dua hari1 kali / minggu1 kali / hari (lap saja)Tidak pernahTidak pernahTidak pernah

5AktivitasOrang tua klien mengatakan aktivitas klien sehari-hari adalah bermain sepeda di halaman rumah.Klien tampak lemas, terbaring di tempat tidur dan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.

2. Analisa DataAnalisa data kasus An.D dengan DBDNoDataEtiologiMasalah

1DS :Orang tua klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang dan porsi makan tidak habis.DO : Nafsu makan klien tampak menurun. Porsi makan tidak habis. Terdapat penurunan BB selama sakit, BB sebelum sakit 12 kg, BB setelah sakit 11 kg.

Peningkatan produksi asam lambungTimbul keluhan mualNafsu makan menurun (anoreksia)Porsi makan tidak dihabiskanIntake nutrisi tidak adekuatPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhNutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2DS :Orang tua klien mengatakan anaknya masih terlihat lemas.DO : Klien tampak lemas. Klien hanya berbaring dan duduk ditempat tidur. Konjunctiva klien tampak pucat. Aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat.Infeksi virus denguePenurunan trombosit darah dan kebocoran plasmaKehilangan cairan dan pendarahanKelemahan fisikGangguan aktivitas sehari-hariGangguan aktivitas sehari-hari

3DS :Orang tua klien mengeluh cemas dan menanyakan tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap anaknya.DO :Orang tua klien terlihat cemas setiap akan dilakukan tindakan keperawatan terhadap anaknya.Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan tindakan perawatan yang dilakukanOrang tua klien menduga-duga dan merasa terancam dengan tindakan yang akan dilakukan terhadap anaknyaTimbul cemas Gangguan rasa aman cemas

4DS :Orang tua klien mengatakan klien belum pernah mandi selama sakit dan belum pernah memotong kuku.DO : Rambut dan gigi klien tampak kotor Kulit tampak kusam dan teraba lengket. Kuku tangan dan kaki tampak kotor.Kurangnya pengetahuan orang tua klien tentang cara perawatan diri anak sakitOrang tua klien tidak memberikan tindakan personal hygiene terhadap anaknyagangguan personal hygieneDefisit perawatan diri Defisit perawatan diri

3. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan An. D dengan DBD adalah :a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang kurang.b. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.c. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit dan perawatan yang dilakukan.d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan personal hygiene.

17