minpro dbd 2

25
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Demam berdarah dengue/ dengue hemorrhagic fever merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Asia tropik termasuk Indonesia. Beberapa dekade terakhir ini, insiden demam dengue menunjukkan peningkatan yang sangat pesat diseluruh penjuru dunia. Sebanyak dua setengah milyar atau dua perlima penduduk dunia beresiko terserang demam dengue dan sebanyak 1,6 milyar (52%) dari penduduk yang beresiko tersebut hidup di wilayah Asia Tenggara. WHO memperkirakan sekitar 50 juta kasus infeksi dengue tiap tahunnya. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DBD tahun 2010 di Asean, dengan jumlah kasus 156.086 dan kematian 1.358 orang. Di Rektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL kemkes RI), melaporkan kasus DBD tahun 2011 di Indonesia menurun dengan jumlah kasus 49.486 dan jumlah kematian 403 orang I. 2. Rumusan Masalah Data yang diperoleh di Puskesmas Cabenge menunjukkan angka penemuan kasus tersangka demam berdarah dengue mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut ini tabel mengenai jumlah kasus tersangka DBD dari tahun 2011-2015. 1

Upload: muh-wirasto-ismail

Post on 06-Sep-2015

351 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

dbd

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I. 1. Latar BelakangDemam berdarah dengue/ dengue hemorrhagic fever merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Asia tropik termasuk Indonesia. Beberapa dekade terakhir ini, insiden demam dengue menunjukkan peningkatan yang sangat pesat diseluruh penjuru dunia. Sebanyak dua setengah milyar atau dua perlima penduduk dunia beresiko terserang demam dengue dan sebanyak 1,6 milyar (52%) dari penduduk yang beresiko tersebut hidup di wilayah Asia Tenggara. WHO memperkirakan sekitar 50 juta kasus infeksi dengue tiap tahunnya.Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Indonesia menempati urutan tertinggi kasus DBD tahun 2010 di Asean, dengan jumlah kasus 156.086 dan kematian 1.358 orang. Di Rektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL kemkes RI), melaporkan kasus DBD tahun 2011 di Indonesia menurun dengan jumlah kasus 49.486 dan jumlah kematian 403 orang

I. 2. Rumusan MasalahData yang diperoleh di Puskesmas Cabenge menunjukkan angka penemuan kasus tersangka demam berdarah dengue mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berikut ini tabel mengenai jumlah kasus tersangka DBD dari tahun 2011-2015.

Pada tahun 2011 terdapat 2 kasus tersangka kasus DBD, kemudian pada tahun 2012 ditemukan 2 kasus tersangka DBD. Pada tahun 2013 terdapat peningkatan lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7 penderita tersangka DBD kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 3 kasus tersangka DBD. Kembali meningkat pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 17 tersangka kasus DBD dan pada pemeriksaan rapid tes IgG dan IgM terdapat 1 orang yang dinyatakan positif menderita DBD. I. 3. Tujuan

I. 3. 1. Tujuan Umum Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan cara memutuskan rantai penularan. I. 3. 2. Tujuan KhususSiswa-siswi dapat mengetahui dan memahami penyakit demam berdarah dengue secara umum yang meliputi pengertian, penyebab, cara penularan, ciri-ciri nyamuk aedes aegypti, tanda dan gejala, pertolongan pertama, serta mampu mengaplikasikan cara pencegahan penyakit demam berdarah dengue.I. 4. ManfaatI. 4. 1. Peserta Penyuluhan Kesehatan1. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa-siswi mengenai penyakit demam berdarah dengue.2. Meningkatnya kesadaran siswa-siswi untuk melakukan tindakan pencegahan dalam rangka memutuskan rantai penularan penyakit demam berdarah dengue.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAII.1. DEMAM BERDARAH DENGUEII.1.1DefinisiDemam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever/ DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.II.1.2EtiologiDemam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 yang semua nya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ini ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak.II.1.3PatofisiologiFenomena patofisiologi utama menentukan berat penyakit dan membedakan demam berdarah dengue dengan dengue klasik ialah tingginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Meningginya nilai hematokrit pada penderita dengan renjatan menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai hematokrit.Jika seseorang digigit nyamuk Aedes aegypti, maka virus dengue masuk bersama darah yang dihisapnya. Dalam tubuh nyamuk, virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk dan sebagian besar virus tersebut berada dalam kelenjar liur nyamuk. Dalam tempo 1 minggu, jumlahnya dapat mencapai ratusan ribu sehingga siap dipindahkan ke orang lain.7 Virus merupakan mikrooganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup. Maka demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu (host) terutama dalam mencukupi kebutuhan akan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan pejamu, bila daya tahan baik maka akan terjadi penyembuhan dan timbul antibodi, namun bila daya tahan rendah maka perjalanan penyakit menjadi makin berat dan bahkan dapat menimbulkan kematian.Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis infeksi dengue adalah hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory) dan hipotesis immune enhancement. Menurut hipotesis infeksi sekunder yang diajukan oleh Suvatte, sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan terpicu, menyebabkan proliferasi dan transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi IgG antidengue. Karena bertempat di limfosit, proliferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa. Pada penderita renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari pada 30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Renjatan yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian.Hipotesis immune enhancement menjelaskan menyatakan secara tidak langsung bahwa mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. Antibodi heterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk kompleks antigen-antibodi yang berikatan dengan reseptor dari membran leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme: 1) Supresi sumsum tulang2) Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi ( 20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Penurunan hemtokrit >20% setelah mendapatkan terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan hematokrit, cukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam berdarah dengue. Efusi pleura dan atau hipoalbumin, dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia, mendukung diagnosa demam berdarah dengue.

WHO (2004) membagi demam berdarah dengue menjadi 4 derajat berdasarkan tingkat keparahan, yaitu :

Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet. Derajat 2: Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain. Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.Derajat 4: Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. III.1.7PenatalaksanaanPada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang perawatan biasa. Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif. Untuk dapat merawat pasien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, cairan kristaloid dan koloid serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera dirawat bila terdapat tanda syok merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain perjalanan penyakit DBD sulit diramalkan. Pasien yang waktu masuk keadaan umumnya tampak baik dalam waktu singkat dapat memburuk dan tidak tertolong. Kunci keberhasilan tatalaksana DBD/SSD terletak pada ketrampilan para dokter untuk mengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan baik. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna. Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan sesuai rumus berikut 1500 + {20x(BB dalam kg 20)}, transfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit 20% 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa 5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa II.2. MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUEII.2.1Pendahuluan Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin untuk pencegahan. Disebabkan oleh Virus Dengue dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Terdapat 4 Serotipe : (Dengue -1, Dengue -2, Dengue -3 dan Dengue -4 ) termasuk dalam golongan Group B Arthropo Borne Virus ( Arbovirus ). Ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (dengue -3) sangat berkaitan dengan kasus DBD berat di Indonesia, disusul (dengue -2), (dengue -1) dan (dengue -4).II.2.2Gejala Demam Berdarah Dengue :

II.2.3Cara penularan Demam Berdarah Dengue

II.2.4Ciri dan Sifat Nyamuk Aedes Aegypti

Berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh tubuhnya

Menggigit pada pagi hari antara jam 06.00 -10.00 Kemudian sore hari antara jam 16.00 -18.00 Mampu terbang sampai sejauh 100 Meter Berkembang biak ditempat penampungan air dan barang bekas

Tidak dapat berkembang biak diselokan, got, kolam yg airnya langsung berhubungan dengan tanahII.2.5Daur Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti ( Betina ) Meletakkan telur pada tempat penampungan Air dan barang-barang bekas Tiap 2 Hari Nyamuk, menghisap darah manusia untuk mematangkan telur Perkembangan telur Nyamuk memerlukan waktu 7 10 Hari Umur Nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.II.2.6Pertolongan Pertama

II.2.7Pencegahan Demam Berdarah Dengue

BAB III

METODE

III. 1. Waktu dan Lokasi KegiatanIII. 1. 1. Waktu Kegiatan

Penyuluhan demam berdarah dengue dilaksanakan selama 3 (tiga) hari dimulai pada tanggal 9 - 12 Mei 2015.III. 1. 2. Lokasi Kegiatan

Penyuluhan hari pertama berlangsung pada tanggal 9 Mei 2015 bertempat di SMK Wiramandiri. Penyuluhan hari kedua berlangsung pada tanggal 11 Mei 2015 bertempat di SMP Negeri 1 Lilirilau. Penyuluhan hari ketiga berlangsung pada tanggal 12 Mei 2015 bertempat di Madrasah Tsanawiah Asadiyah.III. 2. Peserta Kegiatan

Peserta penyuluhan demam berdarah dengue adalah------------ peserta didik yang berasal dari tiga sekolah se-wilayah puskesmas Cabenge.III. 3. Manajemen Kegiatan

a. Pembukaan oleh Kepala Puskesmas dan Kepala Sekolah SMP/MTs dan SMK yang bersangkutanRangkaian pertama kegiatan penyuluhan kesehatan adalah pembukaan dan sambutan oleh Kepala Puskesmas Cabenge dan masing-masing Kepala Sekolah SMK Wiramandiri, SMP Negeri 1 Lilirilau dan Madrasah Tsanawiah Asadiyah. b. Pelaksanaan pre-test

Setiap peserta diminta untuk menjawab soal-soal yang berhubungan dengan materi penyuluhan kesehatan yaitu sebanyak 20 soal pilihan ganda yang terdiri dari 4 soal mengenai materi demam berdarah dengue dengan waktu 45 detik untuk masing-masing soal. c. Pemberian materi

Materi dalam penyuluhan kesehatan dibagi menjadi lima bagian yaitu Demam Berdarah Dengue, NAPZA, Bahaya Merokok, Sex Bebas dan HIV/AIDS. d. Pelaksanaan diskusi dan tanya jawabDiskusi dan tanya jawab dilaksanakan setelah pemberian ke lima materi penyuluhan, para peserta penyuluhan di berikan kesempatan untuk menanyakan materi penyuluhan kesehatan .e. Pelaksanaan post testSetiap peserta diminta untuk menjawab soal-soal yang berhubungan dengan materi penyuluhan kesehatan yaitu sebanyak 20 soal pilihan ganda yang terdiri dari 4 soal mengenai materi demam berdarah dengue dengan waktu 45 detik untuk masing-masing soal.f. Pemberian Hadiah/Door prizeAcara ditutup dengan pemberian hadiah/door prize bagi peserta penyuluhan yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang diberikan oleh pemateri.

BAB IV

HASIL

IV.1. Data Pengetahuan Penyuluhan Demam Berdarah DengueKegiatan penyuluhan hari pertama berlangsung pada tanggal 9 Mei 2015 bertempat di SMK Wiramandiri yang diikuti oleh 30 peserta didik. Pelatihan hari kedua berlangsung pada tanggal 11 Mei 2015 bertempat di SMP Negeri 1 Lilirilau diikuti oleh -----peserta didik. Pelatihan hari ketiga berlangsung pada tanggal 12 Mei 2015 bertempat di Madrasah Tsanawiah Asadiyah yang diikuti oleh 25 peserta didik.Data Peserta Penyuluhan Demam Berdarah Dengue:NoWaktu pelaksanaan (siswa) (siswa)Jumlah

1.Hari pertama181230

2.Hari kedua

3.Hari ketiga81725

Dari hasil pre test dan post test didapatkan data pengetahuan para peserta penyuluhan demam berdarah dengue berikut:

NoWaktu pelaksanaanPretest (%)Postest (%)

1.Hari pertama62, 8796,73

2.Hari kedua57,9688,51

3.Hari ketiga64,7195,86

BAB V

DISKUSI

Karakteristik Peserta

Jumlah peserta penyuluhan sebanyak --- siswa dari 3 sekolah sewilayah kerja Puskesmas Cabenge. Pada tanggal 9 Mei 2015, jumlah peserta sebanyak 30 siswa dengan 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Pada tanggal 11Mei 2015, jumlah peserta sebanyak 22 siswa dengan 14 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pada tanggal 12 Mei 2015, jumlah peserta sebanyak 25 siswa dengan 8 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.Pengetahuan Peserta Penyuluhan Demam Berdarah DengueDari hasil pretest yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan rata-rata para peserta didik sebelum dilaksanakan penyuluhan Demam Berdarah Dengue di SMK Wiramandiri adalah 62,87%. Setelah diberikan materi penyuluhan Demam Berdarah Dengue dan diberikan post tes kembali, terdapat peningkatan pengetahuan rata-rata peserta didik sebesar 96,73%.

Dari hasil pretest yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan rata-rata para peserta didik sebelum dilaksanakan penyuluhan Demam Berdarah Dengue di SMP Negeri 1 Liliriaja adalah 57,96%. Setelah diberikan materi penyuluhan Demam Berdarah Dengue dan diberikan post tes kembali, terdapat peningkatan pengetahuan rata-rata peserta didik sebesar 88,51%.

Dari hasil pretest yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan rata-rata para peserta didik sebelum dilaksanakan penyuluhan Demam Berdarah Dengue di Madrasah Tsanawiah Asadiyah adalah 64,71%. Setelah diberikan materi penyuluhan Demam Berdarah Dengue dan diberikan post tes kembali, terdapat peningkatan pengetahuan rata-rata peserta didik sebesar 95,86%.BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan presentase jawaban benar pada peserta yang mengikuti penyuluhan dapat disimpulkan bahwa: Terjadi peningkatan pengetahuan bagi peserta.VI.2. Saran

Setelah kegiatan penyuluhan ini diharapkan para peserta penyuluhan siswa-siswi SMK dan SMP/MTs dapat mengamalkan semua materi yang telah diberikan dan kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan secara berkala sebagai salah satu bentuk tindakan pecegahan penyakit menular maupun penyakit tidak menular di masyarakat, khususnya demam berdarah dengue.16

_1493707675.xls

_1493708793.xls