bab 5
DESCRIPTION
bahanTRANSCRIPT
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
BAB 5RENCANA POLA RUANG
Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Tungkal Ilir merupakan rencana
distribusi peruntukkan ruang dalam BWP yang meliputi rencana
peruntukan ruang untuk fungsi Ruang Terbuka Hijau dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi Budidaya. Dalam hal ini Ruang terbuka
hijau terdiri dari kawasan lindung dan taman-taman kota. Rencana pola
ruang memiliki fungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan
sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam
wilayah BWP dan Sub BWP; mengatur keseimbangan dan keserasian
peruntukkan ruang; sebagai dasar penyusunan indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; serta sebagai
dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kecamatan.
Perencanaan pola ruang wilayah Kecamatan Tungkal Ilir dirumuskan
dengan berdasarkan kebijakan dan strategi penataan ruang perkotaan;
daya dukung dan daya tampung wilayah perkotaan; kebutuhan ruang
untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; serta
ketentuan peraturan perundang – undangan.
5.1 RENCANA KAWASAN LINDUNG
Pemanfaatan ruang kawasan lindung merupakan upaya
mewujudkan pemanfaatan ruang di kawasan lindung sebagaimana
yang telah direncanakan, dimana langkah kegiatan dapat berupa
mempertahankan yang sudah ada, alih fungsi lahan sesuai
peruntukannya ataupun memberikan fungsi lindung pada kawasan
budidaya.
Mengingat beberapa jenis kawasan lindung mempunyai tumpang
tindih fungsi dan peranannya masing-masing, maka pendelinasian
masing-masing kawasan didasarkan pada prioritas dalam
penempatan fungsi lindungnya, seperti yang termuat dalam Kepres
32 tahun 1990 yaitu : kawasan yang memberikan perlindungan
kawasan bawahnya terutama berkaitan dengan fungsi hidrologis
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
untuk mencegah banjir, menahan erosi dan sedimentasi, serta
mempertahankan fungsi peresapan bagi air tanah.
Kawasan yang berfungsi sebagai Suaka Alam dan Margasatwa untuk
melindungi keanekaragaman hayati, ekosistem dan keunikan alam.
Kawasan ini terdiri dari kawasan Cagar Alam Hutan Bakau Pantai
Timur.
Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi melestarikan fungsi
badan perairan dan kerusakan oleh kegiatan budidaya. Kawasan ini
terdiri dari Sempadan Pantai dan Sempadan Sungai.
5.1.1 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan
Bawahnya
Kawasan lindung yang memberikan perlindungan pada kawasan
bawahnya merupakan kawasan hutan yang memiliki sifat khas dan
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya
maupun kawasan bawahnya sebagai pengatur tata air, pencegah
banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.
Dengan ditetapkannya lokasi kawasan ini diharapkan dapat
mencegah terjadinya erosi tanah, bencana alam banjir,
sediementasi serta untuk menjaga fungsi hidrologi tanah dan
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air
permukaan.
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya terdiri
dari 2 jenis kawasan yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan
bergambut. Namun di Kecamatan Tungkal Ilir tidak terdapat
kawasan dengan kriteria penggunaan lahan sebagai mana tersebut
diatas.
5.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan Setempat
Pengelolaan Kawasan Lindung yang berfungsi untuk memberikan
perlindungan setempat lebih ditujukan untuk memberikan
perlindungan terhadap kawasan sekitarnya untuk mempertahankan
fungsi lindungnya serta pelestarian sumberdaya alam kawasan
sekitarnya.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Fungsi kawasan yang memberikan perlindungan setempat adalah
untuk menjamin kelestarian sumberdaya yang ada di wilayah
tersebut. Kawasan ini terdiri dari beberapa sub kawasan yaitu : (i)
Kawasan Jalur Hijau, (ii) Kawasan Sempadan Pantai, dan (iii)
Kawasan Sempadan Sungai.
1. Kawasan Sempadan Pantai
Maksud ditetapkannya Kawasan Sempadan Pantai adalah untuk
melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang dapat
mengganggu kelestarian fungsi pantai. Kawasan ini meliputi
Sempadan Pantai Desa Tungkal I, dengan luas areal mencapai
278 Ha (2.77% dari luas wilayah Kecamatan Tungkal Ilir).
Sempadan Pantai ditetapkan 500 meter diukur dari titik pasang
tertinggi kearah darat.
Berdasarkan tujuan pemantapan kawasan ini maka arah
pengelolaan kawasan Sempadan Pantai adalah :
Pencegahan kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang
dapat mengganggu kelestarian fungsi pantai.
Pengendalian kegiatan disekitar Sempadan Pantai.
Pengembalian fungsi lindung pantai yang mengalami
kerusakan.
2. Kawasan Sempadan Sungai
Tujuan ditetapkannya Sub Zona Sempadan Sungai adalah untuk
melindungi sungai dari kegiatan yang dapat merusak kualitas air
sungai, fisik tepi dan dasar sungai serta mengamankan aliran
sungai. Kawasan Sempadan Sungai meliputi Sempadan Sungai
Pengabuan dan Sempadan Sungai Betara. Sempadan Sungai
ditetapkan selebar 50 – 100 meter di kiri dan kanan sungai di
luar kawasan permukiman, dan 10 – 15 meter di kiri dan kanan
sungai di dalam kawasan permukiman.
Kawasan Sempadan Sungai berupa sempadan berjarak 100
meter dari bibir sungai besar meliputi :
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
a. Sungai Betara, dan
b. Sungai Pengabuan.
Kawasan yang diproyeksikan memiliki kawasan sempadan
sungai adalah Kelurahan Tungkal II, Kelurahan Kampung
Nelayan, Kelurahan Tungkal III, Kelurahan Patunas, Kelurahan
Tungkal IV Kota, Kelurahan Tungkal Harapan, Kelurahan Sungai
Nibung dan Desa Teluk Sialang, dengan luas wilayah kawasan
sempadan sungai mencapai : 428 Ha (4,26%) dari luas wilayah
Kecamatan Tungkal Ilir.
3. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Tungkal Ilir
ditetapkan dengan proporsi paling sedikit 30% dari luas kawasan
perkotaan BWP A meliputi : Kelurahan Tungkal Harapan,
Kelurahan Sungai Nibung, Kelurahan Tungkal IV Kota, Kelurahan
Sriwijaya, Kelurahan Tungkal III, Kelurahan Patunas, Kelurahan
Tungkal II dan Kelurahan Kampung Nelayan, dengan luas
wilayah kawasan perkotaan Kuala Tungkal mencapai 42,94 Km2
atau 42,8% dari total luas KecamatanTungkal Ilir.
Perencanaan RTH Kota harus dapat memenuhi kebutuhan warga
kota dengan berbagai aktifitasnya. Kepmen PU. No. 387 Tahun
1987, menetapkan kebutuhan RTH kota yang dibagi atas :
fasilitas hijau umum 2,3 m2/jiwa, sedangkan untuk penyangga
lingkungan kota (ruang hijau) 15 m2/jiwa.
Dengan demikian, secara menyeluruh kebutuhan akan RTH kota
adalah sekitar 17,3 m2/jiwa. RTH tersebut harus dapat
memenuhi fungsi kawasan penyeimbang, konservasi ekosistem
dan pencipta iklim mikro (ekologis), sarana rekreasi, olahraga
dan pelayanan umum (ekonomis), pembibitan penelitian
(edukatif), dan keindahan lansekap kota (estetis).
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Tabel 5.1Perkiraan Kebutuhan Fasilitas RTHDirinci per Desa/Kelurahan di Kecamatan Tungkal Ilir
Desa/Kelurahan
Kebutuhan RTH
L-I L-II L-III
(250 jiwa) (3.000 jiwa) (30.000 jiwa)
1. Tungkal Harapan 83 7 1
2. Sungai Nibung 24 2 0
3. Tungkal IV Kota 43 4 0
4. Sriwijaya 40 3 0
5. Tungkal III 57 5 0
6. Patunas 58 5 0
7. Tungkal II 72 6 1
8. Kampung Nelayan 65 5 1
9. Tungkal I 15 1 0
10. Teluk Sialang 20 2 0
Jumlah 476 40 4
Total
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012
Keterangan :
L-I : Rukun Tetangga
L-II : Rukun Warga
L-III : Kelurahan
L-IV : Kecamatan
Sebagaimana tujuan pembangunan wilayah Kecamatan Tungkal
Ilir yaitu penggerak kegiatan perdagangan dan jasa,
pengembangan sektor perikanan dan pariwisata sebagai potensi
andalan wilayah yang berwawasan lingkungan, atau sebagai kota
“perdagangan, pariwisata dan kelautan”, maka RTH dapat
digolongkan menurut fungsi dan kegiatannya sebagai berikut :
(1) Taman Monumen, dimana terdapat patung-patung bersejarah/
relegius yang akhirnya nampak menonjol diantara taman kota
yang ada misalnya : Taman Monumen Tugu Bupati
(Kepemimpinan) dengan patung setinggi 45 – 50 meter
sebagai peringatan atau penghargaan untuk jasa para
pemimpin daerah yang telah memberikan bakti dan
sumbangan pemikiran dalam mewujudkan pembangunan
daerah.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
(2) Taman Lingkungan, meliputi RTH yang umumnya dikelilingi
oleh jalan lingkungan dalam bentuk persegi, bundar dan oval.
Taman ini sering dimanfaatkan untuk menampung aktivitas
warga kota seperti : bersantai, bermain bagi anak-anak dan
berolahraga, yang seringkali menjadi rusak karena minimnya
sarana lapangan olahraga yang memadai.
(3) Taman Jalur Hijau Jalan, biasanya terletak pada median jalan
yang cukup lebar, bersifat pasif, namun karena kadang cukup
luas sesekali bisa dimanfaatkan pula untuk olahraga terbatas,
namun tentu saja tidak dianjurkan karena pasti
membahayakan.
(4) Taman ‘Rotonde’, yang bersifat pasif pula dan letaknya biasa
ada di persimpangan jalur lalu lintas, atau ‘Taman’traffic
islands’.
(5) Taman Bermain, dimana lokasi maupun bentuknya amat mirip
dengan Taman Lingkungan namun dibangun elemen khusus
sebagai sarana bermain anak-anak.
(6) Taman Kantor, biasanya merupakan ‘halaman’ kantor
pemerintahan yang sangat luas, dimana masyarakat umum
pun bisa memanfaatkan, seperti Taman Kantor Balai Kota atau
Taman Kantor Bupati.
(7) Taman Tepi Jalan, Viaduct, bersifat pasif untuk pengamanan
prasarana;
(8) Taman Stren (bantaran sungai), juga bisa merupakan ruang
yang cukup luas dan panjang, bahkan dipakai sebagai Taman
Rekreasi, seperti Taman Wisata Ancol Beach yang
dimanfaatkan sebagai kawasan ‘food court’ khas jajanan laut
atau kumpulan jajajan dari Negara-negara tetangga, seperti
Malaysia, India, China dan lain sebagainya.
4. Hutan Kota
Berdasarkan PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota maka
Hutan Kota merupakan suatu hamparan lahan yang
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam
wilayah perkotaan baik pada tanah Negara maupun tanah hak,
yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang
berwewenang.
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian,
keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang
meliputi unsure lingkungan, sosial dan budaya.
Fungsi hutan kota adalah :
Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
Meresapkan air;
Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik
kota; dan
Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Tanah yang dapat dijadikan atau diperuntukkan sebagai hutan
kota harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Terletak diwilayah perkotaan dari suatu kabupaten/ kota atau
provinsi.
b. Merupakan ruang terbuka hijau yang didominasi pepohonan,
c. Mempunyai luas yang paling sedikit 0,25 Ha dan mampu
membentuk dan memperbaiki iklim mikro, estetika dan
berfungsi sebagai resapan air.
Sejauh ini di wilayah Kecamatan Tungkal Ilir, belum tersedia
hutan kota sebagaimana dimaksud. Adapun kawasan atau areal
yang dapat diidentifikasi sebagai hutan kota yang memiliki sifat
dan fungsi kegunaan yang sama adalah areal hutan bakau yang
memiliki sebaran sepanjang Pantai Timur Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dengan luasan mencapai 87 Ha.
Dalam perencanaannya Hutan Kota di Kecamatan Tungkal Ilir
pada akhir tahun rencana akan dialokasikan disekitar Desa
Tungkal I, dimana fungsi Desa Tungkal I merupakan zona
peruntukkan kawasan rekreasi, industri, perkebunan dan
pariwisata, dengan luas peruntukan diperkirakan ± 20 Ha.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
5.1.3 Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam adalah kawasan yang
memiliki ekosistem khas yang merupakan habitat alami yang
memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang
khas dan keanekaragaman plasma nuftah. Perlindungan ini
ditujukan melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala
dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu
pengetahuan dan pembangunan pada umumnya.
1. Cagar Alam Hutan Bakau
Kecamatan Tungkal Ilir termasuk dalam pemanfaatan ruang
Cagar Alam Hutan Bakau yang memiliki sebaran sepanjang
Pantai Timur Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan luas 87
Ha. Kawasan Cagar Alam yang termasuk ke dalam tipologi
kawasan lindung adalah Kawasan Hutan Bakau Pantai Timur.
Usaha yang dilakukan terhadap kawasan pantai berhutan bakau
yaitu melestarikan keberadaan hutan bakau sebagai pembentuk
ekosistem hutan bakau dan tempat berkembang biaknya
berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan
pengikisan air laut serta pelindungan usaha budidaya
dibelakangnya.
2. Taman Wisata Alam
Hutan mangrove di pesisir Kecamatan Tungkal Ilir memiliki
spesies tumbuhan yang cukup lengkap, diantaranya bakau
merah (Rhizopora Sp), Api - api (Aviceniea Sp), pidada dan
nipah. Assosiasi nipah merupakan assosiasi murni dalam arti
hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan yaitu nipah (Nipah
fructicant). Komposisi ekosistem dari flora ini secara alami telah
berubah susunan karena sebagian tumbuhan tersebut ada yang
sudah rusak dan sebagian lagi telah dibudidayakan meskipun
tidak pada lapisan - lapisan yang semestinya.
Adapun luas areal hutan mangrove mencapai 865 Ha atau 8,62%
dari luas wilayah Kecamatan Tungkal Ilir terdapat di Desa
Tungkal I. Hutan mangrove merupakan habitat ikan/udang
berkembang biak yakni sebagai tempat pemijahan ikan
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
(spawning ground) dan tempat asuhan anak-anak ikan (nursery
ground). Hutan mangrove juga berfungsi untuk mencegah
terjadinya erosi/abrasi pantai, mencegah intrusi air laut,
meredam hantaman gelombang tsunami, serta memberikan
kesejukan terhadap udara di wilayah pesisir. Selain itu, hutan
mangrove juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi antara
lain sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan baku arang dan
lain-lain. Meskipun demikian, pemanfaatan nilai ekonomi hutan
mangrove tetap harus terkendali agar fungsi-fungsi ekologis
sebagaimana dipaparkan di atas tetap berlangsung baik.
Selain merupakan habitat ikan, udang dan biota perairan
lainnya, hutan mangrove juga merupakan habitat berbagai jenis
fauna pantai. Jenis - jenis fauna yang terdapat pada hutan
mangrove antara lain berbagai jenis burung, bangau hutan,
bangau putih, siput, mamalia (lutung), ular, kunang – kunang
dan lain-lain.
Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk
melestarikan lingkungan dan melindungi keanekaragaman biota
serta ekosistemnya. Berdasarkan tujuan ini kebijaksanaan yang
ditetapkan adalah :
Pengelolaan kawasan suaka alam (cagar alam dan taman wisata
alam) sesuai dengan tujuan perlindungannya masing-masing.
Pelarangan dilakukannya kegiatan budidaya apapun, kecuali
kegiatan yang berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah
bentang alam, kondisi penggunaan lahan serta ekosistem alami
yang ada pada tiap jenis kawasan suaka alam.
Pengelolaan zona-zona pemanfatan ruang untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan.
5.1.4 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang berpotensi
tinggi mengalami bencana alam banjir, beberapa kawasan yang
rawan terhadap bencana tersebut hendaknya dijadikan kawasan
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
lindung dan aktivitas pada kawasan tersebut dibatasi agar jatuhnya
korban akibat bencana alam dapat diminimalisir.
Secara alamiah pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi dan diatas normal, sehingga sistem pengaliran air yang
terdiri dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu
menampung akumulasi air hujan sehingga meluap. Kemampuan
daya tampung sistem pengaliran air berkurang akibat sedimentasi,
maupun menyempitan sungai akibat fenomena alam dan manusia.
Secara umum pada sebuah sistem aliran sungai yang memiliki
tingkat kemiringan (Gradien) sungai relative tinggi (lebih dari 30%)
apabila dibagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka
potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan
sungai yang relatif curam ini dapat dikatakan sebagai faktor “bakat”
atau bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor
pemicu.
Pada wilayah perencanaan daerah-daerah yang termasuk kawasan
rawan bencana banjir pada umumnya terdapat pada desa/
kelurahan di sepanjang jalur sungai baik Sungai Pengabuan dan
Sungai Betara. Sementara banjir yang disebabkan oleh adanya
faktor alam dan kelemahan infrastruktur drainase perkotaan di
wilayah perkotaan terdapat pada desa/ kelurahan sebagai berikut :
Kelurahan Sungai Nibung; sepanjang jalan 2 jalur atau Jl. Prof.
DR. Sri Sudewi Ms.
Kelurahan Tungkal Sriwijaya; di areal sekitar komplek
Perkantoran Jl Perdamaian.
Kelurahan Tungkal IV Kota, Kelurahan Kampung Nelayan; Jl.
Kemakmuran, Jl. Palembang, Jl. Kesejahteraan, Jl. Tangga Raja III,
Jl. Kapten Darham, Jl. Nusa Indah dan Jl. Pahlawan.
Kelurahan Patunas; Jl. Beringin dan sekitarnya.
Kelurahan Tungkal III; sepanjang Jl. Panglima H. Shaman, Jl. Jati
Mulya, Jl. Jati Agung dan sekitarnya.
Untuk mengatisipasi persolaan banjir yang terjadi di wilayah
perkotaan maka perlu adanya pertimbangan lokasi evakuasi,
dimana lokasi yang diharapkan dapat mampu sebagai tempat
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
evakuasi adalah stadion kota yang terletak di Kelurahan Tungkal IV
Kota atau gedung-gedung tinggi seperti Hotel, Perkantoran dan
Ruang Balai Pertemuan.
5.2 RENCANA KAWASAN BUDIDAYA
Perwujudan pemanfaatan ruang kawasan budidaya adalah proses
pengaturan dan atau pengelolaan Kawasan Budidaya berdasarkan
tujuan dan kriteria tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan,
yaitu yang telah dirumuskan diawal. Sedangkan komponen Kawasan
Budidaya yang tertuang dalam RDTR ini adalah meliputi : Kawasan
Pertanian, Kawasan Perkebunan, Kawasan Peternakan dan
Perikanan, Peruntukan Industri, Kawasan Pariwisata, Kawasan
Permukiman Perkotaan dan Pedesaan.
5.2.1Budidaya Pertanian
A. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Berdasarkan hasil analisis dan kriteria lahan di Kecamatan
Tungkal Ilir memiliki kesesuaian lahan untuk budidaya padi
sawah sebagian besar terdapat di Desa Kelurahan Tungkal I,
Desa Teluk Sialang, Kelurahan Sungai Nibung dan Kelurahan
Tungkal II dengan luas sebesar 600 Ha atau 6,5% dari luas
Kecamatan Tungkal Ilir.
Desa Teluk Sialang ditetapkan sebagai lokasi pertanian lahan
basah irigasi berkelanjutan dengan luas mencapai 1.059 Ha atau
seluas 10% dari luas Kecamatan Tungkal Ilir. Dari berbagai
kriteria lahan basah untuk mendukung sektor pertanian tanaman
pangan di Kecamatan Tungkal Ilir dimasa yang akan datang
maka alokasi dan penilaian terhadap kesesuaian dan
kemampuan lahan pada lokasi ini telah memenuhi kriteria,
pertimbangan ini juga agar pengembangan wilayah perkotaan
nantinya juga memperhatikan keseimbangan lahan terbangun
dan lahan budidaya pertanian yang dapat berfungsi sebagai
paru-paru perkotaan serta buffer (penyangga) ekosistem
perkotaan.
B. Kawasan Peruntukan Tanaman Perkebunan
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Tanaman perkebunan merupakan kegiatan yang paling banyak
dilakukan di Kecamatan Tungkal Ilir, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perkebunan rakyat yang diusahakan oleh penduduk.
Adapun komuditas yang dibudidayakan oleh penduduk di
Kecamatan Tungkal Ilir adalah perkebunan kelapa, pinang dan
sawit.
Berdasarkan analisis ternyata luas lahan yang mempunyai
kesesuaian lahan untuk pengembangan perkebunan, palawija
hampir menyebar luasannya di 10 desa/kelurahan di wilayah
Kecamatan Tungkal Ilir dengan luasan untuk tanaman
perkebunan kelapa mencapai 5.935 Ha dan 425 Ha untuk
tanaman perkebunan pinang. Jumlah luas keseluruhan tanaman
perkebunan di Kecamatan Tungkal Ilir mencapai 6.360 Ha atau
seluas 70% dari luas Kecamatan Tungkal Ilir.
Sebagaimana halnya terhadap peruntukan kawasan lahan
pertanian tanaman pangan diatas, apabila dimasa akhir tahun
rencana pembangunan Kecamatan Tungkal Ilir akan didominasi
oleh penggunaan lahan terbangun, maka alternatif arahan
penetapan lokasi perkebunan tetap dijaga keberadaannya,
kriteria lahan yang memenuhi persyaratan terhadap peruntukan
tanaman perkebunan dialokasikan pada Desa Teluk Sialang dan
Desa Tungkal I yang juga dapat berfungsi sebagai penyeimbang
ekosistem perkotaan atau sabuk hijau perkotaan.
C. Kawasan Peruntukan Peternakan
Wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan ternak
besar, perlu didukung oleh ketersediaan lahan yang sesuai untuk
pembudidayaan rumput, ini berarti membutuhkan ruang yang
relatif lebih banyak dibandingkan dengan ternak kecil.
Sedangkan untuk ternak unggas walaupun membutuhkan ruang
lebih sedikit, namun perlu diperhatikan faktor-faktor sampingan
misalnya pembuangan limbah, udara yang tidak sedap, agar
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
Kawasan peruntukan peternakan dialokasikan di Desa Teluk
Sialang, dikarenakan selain daerah yang strategis serta daya
dukung lahan memadai juga saat ini kegiatan peternakan
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
terbesar di Kecamatan Tungkal Ilir berada pada desa tersebut.
Hubungan keterkaiatan antara pengembangan sektor pertanian,
perkebunan dan peternakan ini memiliki keterkaitan hubungan
yang sangat kuat dan saling ketergantungan sehingga dapat
disimpulkan bahwa arahan penetapan lokasi budidaya pertanian
dapat disatukan pada lokasi yang memiliki kriteria geografis dan
karakteristik fisik lahan yang sama, hanya perbedaan alokasi
penempatan yang harus disesuaikan terhadap kebutuhan
pengembangan sektor kegiatan masing-masing.
Populasi ternak di Kecamatan Tungkal Ilir terdiri dari Ternak
Besar dan Ternak Kecil untuk jenis ternak Sapi, Kambing dan
Babi, serta unggas dengan sebaran di Kelurahan Tungkal IV
Kota, Kelurahan Tungkal III, Desa Tungkal I dan Desa Teluk
Sialang. Saat ini perkembangan pada kawasan perkotaan
Kelurahan Tungkal IV Kota dan Kelurahan Tungkal III cukup
tinggi oleh lahan terbangun serta perkiraan 10 sampai dengan
20 tahun yang akan datang maka perlu pertimbangan terhadap
zona kawasan peternakan yang diharapkan jauh dari
permukiman dan aktivitas kegiatan penduduk perkotaan.
5.2.2Peruntukan Kawasan Perikanan
Karena wilayah perencanaan terletak di wilayah pesisir Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, maka komoditi perikanan yang menonjol
adalah Perikanan Laut yakni di Kecamatan Tungkal Ilir dan Betara.
Selain itu setiap desa/ kelurahan yang dialui oleh sungai besar yaitu
Sungai Pengabuan dan Sungai Betara juga memproduksi perikanan
perairan umum seperti tambak dan budidaya kolam.
Berdasarkan hasil analisis luas lahan yang sesuai untuk
pengembangan budidaya perikanan darat hampir di semua desa/
kelurahan memiliki dan perikanan laut di wilayah perencanaan
terdapat didesa/ kelurahan yang berdekatan dengan pantai yang
memanfaatkan potensi tersebut, adapun desa/ kelurahan yang
berpotensi sebagai Kawasan Perikanan Laut adalah Kelurahan
Kampung Nelayan dan Desa Tungkal I.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab terdepan maka luas
Kelurahan Kampung Nelayan mencapai 1,33 Km2 dan Desa Tungkal I
seluas 46,78 Km2, untuk ke dua wilayah ini sebaiknya pembangunan
prasarana dan sarana disesuaikan terhadap kebutuhan potensi
andalan yang ingin ditonjolkan semisal : Kelurahan Kampung
Nelayan, direncanakan adanya pembangunan dermaga perikanan,
pembangunan tanggul sungai pengabuan dengan jaring pengaman
sampah agar pada saat pasang sampah-sampah tidak masuk
kewilayah permukiman, pelayanan air bersih, sanitasi yang baik
serta pasar lingkungan untuk menunjang hasil tangkap perikanan
masyarakat. Begitu juga terhadap pengembangan Desa Tungkal I
yang diperuntukkan sebagai kawasan industri, rekreasi, perkebunan
dan pariwisata; semua program pembangunan sebaiknya
disesuaikan dengan peruntukkan kawasan agar dapat
mengoptimalkan arahan perwujudan ruang dalam mendukung
peningkatan sektor andalan untuk meningkatkan pendapatan
ekonomi daerah.
5.2.3Kawasan Peruntukan Industri
Sektor sekunder lainnya yang sudah bergerak di Kecamatan Tungkal
Ilir adalah industri kecil, dimana didominasi lokasi industri rumah
tangga yang tercatat berjumlah 407 perusahaan. Sementara
industri kecil tersebar pada desa/ kelurahan di Kecamatan Tungkal
Ilir, dimana baik industri kecil dan rumah tangga yang terbesar
terdapat di Kelurahan Tungkal II dan Kelurahan Sungai Nibung.
Sebagaimana dalam meningkatkan usaha perekonomian
masyarakat di Kecamatan Tungkal Ilir, terhadap peruntukan
kegiatan industri maka jenis industri menengah - UMKM,
(agroindustri) yang dapat dikembangkan diwilayah Kecamatan
Tungkal Ilir. Adapun arahan pengembangan lokasinya, khusus
Kawasan Industri yang terkelola dengan managemen pemerintahan
daerah di alokasikan pada Kawasan Industri Desa Tungkal I dengan
luasan areal industri seluas 10 Ha dan 50 Ha lainnya merupakan
rencana alokasi ruang untuk kawasan industri di wilayah Kecamatan
Tungkal Ilir yang tersebar pada desa/ kelurahan dan merupakan
industri kecil/ industri kerajinan masyarakat (Home Industri).
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Kelengkapan sarana dan prasarana di Desa Tungkal I saat ini yaitu
telah tersedianya : Pelabuhan Roro, terletak di sebelah hilir
Pangkalan Pendaratan Ikan, PPI terletak di sebelah hilir Parit V Kuala
Tungkal, sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti dermaga
jetty, bangsal pelelangan ikan, kantor, ruang pertemuan nelayan,
show room, cool room, pabrik es, air bersih, generator dan fasilitas
lainnya.
PPI ini dibangun untuk mendukung program pengembangan
penangkapan ikan ke perairan lepas pantai dan Zona Ekonomi
Ekslusif Indonesia (ZEEI) serta menunjang ekspor hasil-hasil
perikanan baik segar/ beku maupun olahan. Sementara itu rencana
pengembangan Sub BWP A5 ke depan adalah : adanya
pembangunan kawasan dermaga pelabuhan, kawasan rekreasi dan
pariwisata, Pembangkit Tenaga Listrik, Mercusuar dan Etalase/
Showroom hasil kerajinan industri dari beberapa negara tetangga
seperti, Malaysia, Johor, dan Singapura.
5.2.4Kawasan Peruntukan Pariwisata
Hutan mangrove di pesisir Kecamatan Tungkal Ilir memiliki spesies
tumbuhan yang cukup lengkap, diantaranya bakau merah
(Rhizopora Sp), Api - api (Aviceniea Sp), pidada dan nipah. Assosiasi
nipah merupakan assosiasi murni dalam arti hanya terdiri dari satu
jenis tumbuhan yaitu nipah (Nipah fructicant). Komposisi ekosistem
dari flora ini secara alami telah berubah susunan karena sebagian
tumbuhan tersebut ada yang sudah rusak dan sebagian lagi telah
dibudidayakan meskipun tidak pada lapisan - lapisan yang
semestinya.
Adapun luas areal Hutan Mangrove mencapai 865 Ha atau 8,62%
dari luas wilayah Kecamatan Tungkal Ilir terdapat di Desa Tungkal I.
Hutan mangrove merupakan habitat ikan/udang berkembang biak
yakni sebagai tempat pemijahan ikan (spawning ground) dan
tempat asuhan anak-anak ikan (nursery ground). Hutan mangrove
juga berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi/abrasi pantai,
mencegah intrusi air laut, meredam hantaman gelombang tsunami,
serta memberikan kesejukan terhadap udara di wilayah pesisir.
Selain itu, hutan mangrove juga memiliki nilai ekonomis yang cukup
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
tinggi antara lain sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan baku
arang dan lain-lain. Meskipun demikian, pemanfaatan nilai ekonomi
hutan mangrove tetap harus terkendali agar fungsi-fungsi ekologis
sebagaimana dipaparkan di atas tetap berlangsung baik.
Selain objek wisata alam di Kecamatan Tungkal Ilir juga terdapat
objek wisata buatan yang cukup menjanjikan antara lain : Wisata
Bahari Pesisir Pantai, Pelabuhan Marina, Pelabuhan TPI dan
Pelabuhan RORO.
Kota Kuala Tungkal juga menjadi tempat kunjungan wisatawan baik
wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Wisatawan senang
berkunjung karena banyak keramaian yang sering dilaksanakan
oleh Pemda sendiri diantaranya Haul Kyai Besar ”Syekh Abdul Kadir
Jaelani”, Pasar Rakyat, acara Seni Budaya dalam rangka Ulang
Tahun Kemerdekaan dan Ulang Tahun Kabupaten Tanjung Jabung
Barat setiap tahunnya.
Agar objek wisata yang dimiliki Kecamatan Tungkal Ilir dapat
bermanfaat dan mampu memberikan konstribusi kepada PAD
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebaiknya dilakukan langkah-
langkah pembenahan secara menyeluruh pada semua sektor.
Sektor yang harus dibenahi secara menyeluruh tersebut adalah
sektor fisik objek wisata, kelembagaan, manajemen pengelolaan
objek wisata, keuangan, dan sebagainya yang dianggap perlu untuk
memprbaiki kinerja objek wisata tersebut.
Objek wisata yang akan dibangun
Untuk objek wisata yang akan dibangun, sebaiknya dilakukan kajian
yang mendalam dari segala bidang, diantaranya :
Maksud Pembangunan Objek wisata
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan
dalam perencanaan pengelolaan dan pembangunan Objek
wisata yang akan dibangun serta untuk kepentingan yang
lainnya, yang berminat untuk melakukan investasi dan berperan
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
dalam pembangunan Objek wisata, sehingga Objek wisata dapat
memenuhi dan memuaskan konsumen, diantaranya :
Terciptanya kualitas pelayanan yang baik kepada
masyarakat sebagai konsumen,
Terciptanya kondisi perekonomian yang kondusif, yang pada
akhirnya dapat memberikan kesejahteraan yang merata bagi
masyarakat sebagai konsumen maupun sebagai produsen.
Dapat memperbaiki perekonomian masyarakat, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan Pendapat Asli Daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Tujuan Pembangunan Objek wisata
Tujuan dari pekerjaan ini adalah memberikan arah bagi upaya
pengembangan dan pembangunan Objek wisata yang akan
dibangun sehingga memiliki daya tarik pada masyarakat untuk
berbelanja, yang dapat mendorong pertumbuhan sektor
perekonomian daerah, dapat meningkatkan sarana dan
prasarana dalam rangka menjalankan fungsi dan tugas
pemerintah dalam bidang perekonomian, dapat meningkatkan
hubungan yang kondusif antara unsur yang terkait untuk
mendorong usaha lainnya yang terkait dengan objek wisata
tersebut sehingga diharapkan dapat membuka lapangan kerja
baru.
Sasaran Pembangunan Objek wisata
Teridentifikasinya jenis kegiatan yang akan dilakukan di
Objek wisata yang akan dibangun dan layak dikembangkan.
Terumuskannya pedoman bagi pengembangan dan
pembangunan Objek wisata yang berfungsi juga wahana
pendidikan dan rekreasi.
Tersusunnya arah kebijakan, strategi, dan bentuk
implementasi program berdasarkan skala prioritas
pengembangan yang akan menjadi pedoman bagi
Pemerintah Daerah dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengembangan dan pembangunan Objek wisata.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Terwujudnya sarana dan prasarana perekonomian yang
kondusif dengan melibatkan peran serta semua komponen
yang terkait dalam kegiatan perekonomian yang kondusif,
produktif dan berkualitas yang pada akhirnya dapat
mendorong kegiatan pembangunan di daerah tersebut dan
pembangunan nasional pada umumnya.
5.2.5Kawasan Peruntukan Permukiman
Pola permukiman di kecamatan dan desa-desa pada wilayah
perencanaan membentuk pola linier ini diperlihatkan oleh suatu
permukiman yang berkelompok dengan pola perkembangannya
membentuk dan memanjang sepanjang tepian jalur-jalur aliran
sungai dan jaringan jalan yang ada, wilayah dalam pola linier yang
terbentuk merupakan koridor pengembangan yang banyak
mempengaruhi arah perkembangan tata ruang wilayah.
Disamping itu terdapat suatu bentuk pola permukiman yang teratur
yaitu pola permukiman yang diperlihatkan oleh permukiman-
permukiman Kota Kuala Tungkal pola permukiman ini biasanya
dibuat secara terpadu, dimana masing-masing dari unit rumah yang
dijadikan tempat kegiatan sosial (istirahat berkumpul dengan
keluarga) dikelilingi oleh lahan-lahan yang secara langsung
dijadikan sebagai tempat melakukan kegiatan ekonomi mereka.
Dari jumlah kebutuhan rumah berdasarkan pembagian proporsi
rumah berimbang sesuai tahapan analisis yang telah dilakukan
maka Kelurahan Sungai Nibung, Kelurahan Tungkal II dan Kelurahan
Patunas merupakan wilayah terbesar terhadap demand kebutuhan
unit rumah sampai dengan akhir tahun rencana. Hal ini menjadi
pertimbangan sebagai arahan penetapan kawasan perumahan pada
wilayah perkotaan dimasa yang akan datang, dikarenakan
ketersediaan lahan yang ada sangat terbatas pada pusat kota, serta
memberikan pemikiran alokasi penggunaan ruang alternatif
pengembangan permukiman baru, agar tidak terpusatnya
pembangunan hanya pada kawasan perkotaan saja dimana
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
nantinya dapat memberikan dampak negatif terhadap penataan
ruang wilayah.
Untuk itu desa/ kelurahan yang termasuk didalam kawasan
peruntukan permukiman perkotaan adalah Kelurahan Tungkal II dan
Kelurahan Sungai Nibung (Sub BWP A2). Luas lahan peruntukan
kawasan pemukiman di 2 kelurahan tersebut mencapai 29,35 Km2
atau seluas 30% dari luas wilayah Kecamatan Tungkal Ilir.
5.2.6Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
Pemanfaatan ruang untuk kawasan ruang terbuka non hijau
dilakukan dengan mengarahkan Kawasan Pujasera, Kawasan
Pertokoan dan Kawasan Pasar Kota ditata kembali sehingga dapat
dimanfaatkan untuk tempat berkumpul dan berinteraksi yang
memadukan ruang terbuka non hijau dengan didukung penyediaan
street furniture yang memadai.
Di dalam pengembangan ruang terbuka non hijau juga didorong
untuk dilakukannya konsep park and ride dimana Ruang Terbuka
Non Hijau Kawasan Pujasera, Kawasan Pertokoan dan Kawasan
Pasar Kota, diharapkan dapat memberikan ruang yang lebih luas
bagi sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan non bermotor seperti
sepeda, dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk menjaga iklim
mikro ruang terbuka non hijau dan mengoptimalkan kenyamanan
ruang.
5.2.7Ruang Untuk Evakuasi Bencana
Pemanfaatan ruang dengan arahan sebagai kawasan ruang
evakuasi bencana pada dasarnya dapat memanfaatkan ruang
terbuka ataupun ruang – ruang lainnya yang dapat dimanfaatkan
sebagai melting point. Kawasan ruang evakuasi diarahkan untuk
berkedudukan merata di seluruh wilayah perencanaan dan
memanfaatkan pos sektor pemadam kebakaran, lapangan terbuka,
sekolah, dan kompleks kantor pemerintahan. Adapun untuk resiko
kebakaran diarahkan pemanfaatan ruang terbuka hijau kota seperti
taman kota dan stadion kota. Untuk resiko bencana banjir diarahkan
pemanfaatan kawasan evakuasi vertikal dengan memanfaatkan
gedung – gedung tinggi di sekitar daerah aliran sungai.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
5.2.8Sektor Informal
Pemanfaatan ruang untuk kawasan sektor informal pada dasarnya
dimaksudkan untuk mengarahkan lokalisasi kegiatan sektor informal
untuk sore dan malam hari (bukan pemanfaatan ruang secara
penuh). Ruang bagi sektor informal diarahkan untuk berkedudukan
di Pujasera Kelurahan Tungkal IV Kota, atau perlu adanya suatu
konsep pengaturan kegiatan sektor informal yang ditata pada
koridor-koridor jalan utama dengan mempertimbangkan batasan
penggunaan ruang dan fasilitas penunjang seperti Disel yang secara
kolektif untuk penerangan, tempat kebersihan (sampah), tidak
mengganggu jalur pejalan kaki, area parkir kendaraan serta hanya
pada ruas jalan besar tidak pada jalan lingkungan atau kecil yang
dapat memberikan dampak kemacetan.
Pengaturan sektor kegiatan informal ini perlu dengan suatu
menejemen pengelolaan yang baik serta mempertimbangkan
keamanan dan kenyamanan pengunjung, membuat tempat tidak
permanen jika perlu adanya pertimbangan jenis makan yang
disajikan diminimkan tidak sejenis agar menghindari penumpukan
kegiatan jajanan.
Apabila kemampuan daya dukung lahan memadai serta adanya
kemampuan Pemda untuk mengelola tempat kawasan jajanan pada
setiap kelurahan atau tempat-tempat yang diaggap strategis ini
lebih memberikan ketertiban bagi pengguna ruang disektor
informal. Pertimbangan lain bahwa wilayah pusat perkotaan Kuala
Tungkal hanya seluas 49,24 Km2, adapun waktu tempuh antara
permukiman ke pusat kota tidak melebihi ± 15 menit, yang dapat
dicapai dengan mudah baik dengan kendaraan maupun berjalan
kaki, sehingga perencanaan kawasan-kawasan pusat jajanan dapat
dialokasikan pada setiap kelurahan dan ditata sedemikian baik
untuk lebih memberikan keleluasaan pada bahu-bahu jalan yg
sering dipergunakan dan memberikan kesan sempit dan semeraut.
5.2.9Peruntukan Pelayanan Umum
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Rencana pengembangan pelayanan fasilitas pendidikan di Kawasan
perencanaan meliputi tingkat pendidikan (TK s/d SMA dan
Perguruan Tinggi), untuk pengembangan fasilitas peribadatan yang
dikembangkan dikawasan perencanaan terdiri dari Mesjid dan
musholla, lebih jelasnya mengenai rencana pemenuhan kebutuhan
Luas lahan yang digunakan untuk fasilitas pelayanan umum seluas
100,50 hektar, dengan perincian sebagai berikut :
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
Sampai dengan akhir tahun rencana prediksi kebutuhan fasilitas
Taman Kanak-kanak (TK) dirinci per desa/ kelurahan di
Kecamatan Tungkal Ilir mencapai 119 unit yang tersebar di
setiap desa/ kelurahan sesuai dengan kebutuhan dan jumlah
penduduk pendukungnya.
2. Sekolah Dasar (SD)
Sampai dengan akhir tahun rencana prediksi kebutuhan fasilitas
Sekolah Dasar (SD) dirinci per desa/ kelurahan di Kecamatan
Tungkal Ilir mencapai 60 unit yang tersebar di setiap
desa/kelurahan sesuai dengan kebutuhan dan jumlah penduduk
pendukungnya.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/SMP)
Sampai dengan akhir tahun rencana prediksi kebutuhan fasilitas
SLTP/SMP dirinci per desa/ kelurahan di Kecamatan Tungkal Ilir
mencapai 20 unit yang tersebar di setiap desa/ kelurahan sesuai
dengan kebutuhan dan jumlah penduduk pendukungnya.
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/SMA)
Sampai dengan akhir tahun rencana prediksi kebutuhan fasilitas
SLTP/SMP dirinci per desa/kelurahan di Kecamatan Tungkal Ilir
mencapai 20 unit yang tersebar di setiap desa/ kelurahan sesuai
dengan kebutuhan dan jumlah penduduk pendukungnya.
5. Perguruan Tinggi/Akademi
Maka pada akhir tahun rencana, diperkiraan pelayanan sarana
perguruan tinggi di wilayah perencanaan perlu penambahan 2
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
PT/Akademi lagi, hal ini juga didukung dengan tersedianya
berbagai sarana PT/ Akademi di Provinsi Jambi sebagai wilayah
pelayanan regional, sehingga dapat memudahkan bagi
penduduk usia pendidikan terhadap kebutuhan sarana
Perguruan Tinggi/Akademi dimasa yang akan.
6. Sarana Peribadatan
Hasil analisa terhadap jumlah kebutuhan tempat peribadatan
sampai akhir tahun rencana jika dibandingkan dengan
ketersediaan sarana peribadataan yang ada saat ini di
Kecamatan Tungkal Ilir berdasarkan data tahun 2011 melebihi
kebutuhan, sehingga tidak perlu penambahan. Namun yang
perlu dilakukan adalah peningkatan kondisi bangunan dan
peningkatan pelayanan dari kegiatan agama yang ada.
7. Sarana Kesehatan Masyarakat
a. Balai Pengobatan
Fungsinya adalah untuk memberikan pelayanan terhadap
penduduk dalam bidang kesehatan. Titik beratnya adalah
terletak pada penyembuhan (curative) tanpa perawatan
(berobat pada waktu-waktu tertentu) dan juga untuk
vaksinasi (preventive).
Lokasinya harus terletak ditengah-tengah lingkungan
keluarga dengan radius pencapaian tidak boleh lebih dari
1.000 M. Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana
ini adalah 1.000 penduduk, dengan luas lahan 300 M2 dan
luas bangunan 150 M2. Untuk ketersediaan Balai Pengobatan
saat ini masih dirasakan belum mencukupi dan sebarannya
perlu disesuaikan dengan jumlah penduduk pendukung per
desa/kelurahan, perkiraan kebutuhan balai kesehatan ini
sampai dengan akhir tahun rencana masih cukup tinggi
sekitar 119 unit Balai Pengobatan.
b. Balai Kesehatan
Fungsi utamanya adalah untuk melayani ibu-ibu sebelum,
pada waktu, dan sesudah melahirkan serta melayani anak-
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
anak usia sampai dengan 6 tahun. Lokasi pembangunannya
harus terletak ditengah-tengah lingkungan penduduk dengan
radius pencapaian maksimum 2.000 M, serta minimum
penduduk yang terlayani adalah 10.000 penduduk. Lahan
yang dibutuhkan untuk fasilitas ini mencapai 1.600 M2.
Sampai dengan tahun rencana perkiraan kebutuhan fasilitas
pelayanan BKIA di wilayah Kecamatan Tungkal Ilir
diperkirakan penambahan 12 unit lagi, untuk melayani
penduduk pendukung sampai dengan tahun rencana 2032.
c. Puskesmas Pembantu
Fungsi utamanya adalah untuk membantu memberikan
pelayanan kepada penduduk dibidang kesehatan
(penyembuhan dan pencegahan), Puskesmas Pembantu
merupakan kepanjangan kegiatan dalam pelayanan
kesehatan Puskesmas. Minimum penduduk yang terlayani
adalah 30.000 dan lahan yang dibutuhkan adalah 1.200 M2.
Saat ini wilayah perencanaan telah terlayani dengan 8 unit
Puskesmas Pembantu, dari hasil proyeksi kebutuhan fasilitas
Puskesmas Pembantu sampai dengan akhir tahun rencana
dirasakan telah cukup memadai, hanya perlu peningkatan
pelayanan yang ada.
d. Puskesmas
Berperan fungsi yang sama dengan Puskesmas Pembantu,
hanya skala pelayanannya lebih luas (skala kecamatan).
Lokasi sarana ini sebaiknya terletak dipusat kecamatan atau
tempat khusus yang disediakan untuk sarana ini. Minimum
penduduk yang mendukung sarana ini 120.000 penduduk
dengan luas kebutuhan lahan 2.400 M2. Sebagaimana
terhadap ketersediaan pelayanan Puskesmas pembantu di
Kecamatan Tungkal Ilir, untuk kebutuhan Puskesmas
menurut penduduk pendukungnya di desa/kelurahan sampai
akhir tahun rencana telah mencukupi.
e. Rumah Sakit
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Fungsinya adalah memberikan pelayanan kepada penduduk
dibidang kesehatan (penyembuhan dan pencegahan). Lokasi
sarana ini sebaiknya terletak disekitar wilayah pusat kota,
agar mudah dalam tingkat pencapaiannya serta sebaiknya
dilalui oleh beberapa sirkulasi angkutan umum. Sampai
sejauh ini kebutuhan Rumah Sakit di wilayah perencanaan
dilayani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) K.H Daud
Arief yang terletak di Kelurahan Tungkal II. Maka diperkirakan
untuk ketersediaan RSUD di wilayah perkotaan Kecamatan
Tungkal Ilir dianggap telah memenuhi, dan apabila
diperlukan pengembangannya kedepan dapat berupa RS dan
Medical Center oleh pengembangan pihak swasta.
f. Apotik
Fungsi utama dari sarana ini adalah untuk melayani
penduduk dalam bidang obat-obatan, lokasinya sebaiknya
tersebar diantara kelompok-kelompok keluarga dan terletak
dipusat lingkungan. Minimum penduduk yang mendukung
sarana ini adalah 10.000 penduduk dan lahan yang
dibutuhkan adalah 350 M2. Diprediksikan diwilayah
perencanaan dibutuhkan 12 unit Apotik sampai dengan akhir
tahun rencana.
g. Praktek Dokter
Fungsi utama sarana Praktek Dokter adalah untuk melayani
penduduk dalam bidang kesehatan, lokasinya sebaiknya
tersebar diantara kelompok-kelompok keluarga dan terletak
dipusat lingkungan. Minimum penduduk yang mendukung
sarana ini adalah 10.000 penduduk dan lahan yang
dibutuhkan adalah 350 M2. Diprediksikan diwilayah
perencanaan dibutuhkan 12 unit sarana praktek dokter
sampai dengan akhir tahun rencana.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
Tabel 5.2
Luas Kawasan Lindung dan Peruntukkan Lainnya
Di Kecamatan Tungkal Ilir
No
JENIS KAWASAN Perkiraan Luas (Ha)
% thd luas Kecamata
nI KAWASAN YANG MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN KAWASAN BAWAHANNYA- -
1 Hutan Lindung Gambut - -
II KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT 1.526 15,21
1 Sempadan Pantai 278 2,77
2 Sempadan Sungai 428 4,27
3 RTH 800 7,98
4 Hutan Kota 20 0,20
III KAWASAN SUAKA ALAM DAN CAGAR ALAM 487 4,85
1 Cagar Alam Hutan Bakau 87 0,87
2 Taman Wisata Alam (Hutan Mangrove) 400 3,99
IV KAWASAN BUDIDAYA 2.818 28,09
1 Pertanian 600 5,98
2 Perkebunan 400 3,99
3 Peternakan 58 0,58
4 Perikanan 1.600 15,95
5 Industri 60 0,60
6 Pariwisata 100 1,00
V PERUNTUKKAN LAINNYA 5.200 51,84
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
1 Permukiman 2.500 24,92
2 Perdagangan dan Jasa 2.000 19,94
3 Prasarana dan Sarana Penunjang 500 4,98
4 Lahan Cadangan 200 1,99
LUAS WILAYAH KECAMATAN TUNGKAL ILIR 10.031 100,00
Sumber : Hasil Rencana Tahun 2012
5.3 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN TEPI AIR
(WATERFRONT CITY)
Rencana peruntukkan kawasan kota pantai dapat diarahkan pada 7
(tujuh) pengembangan, yaitu :
A. Kawasan Komersial (Commercial Waterfront)
Adapun kriteria pokok pengembangan kawasan komersial di
kota pantai adalah :
1. Harus mampu menarik pengunjung yang akan
memanfaatkan potensi kawasan pantai sebagai tempat
bekerja, belanja maupun rekreasi (wisata).
2. Kegiatan diciptakan tetap menarik dan nyaman untuk
dikunjungi (dinamis).
3. Bangunan harus mencirikan keunikan budaya setempat dan
merupakan sarana bersosialisasi dan berusaha (komersial).
4. Mempertahankan keberadaan golongan ekonomi lemah
melalui pemberian subsidi.
5. Keindahan bentuk fisik (profil tepi air) kawasan pantai
diangkat sebagai faktor penarik bagi kegiatan ekonomi,
sosial-budaya, dll.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
B. Kawasan Budaya, Pendidikan dan Lingkungan Hidup
(Cultural, Education, & Environmental Waterfront)
Kriteria pokok pengembangannya adalah :
1. Memanfaatkan potensi alam pantai untuk kegiatan
penelitian, budaya dan konservasi;
2. Menekankan pada kebersihan badan air dan suplai air bersih
yang tidak hanya untuk kepentingan kesehatan saja tetapi
untuk menarik investor;
3. Diarahkan untuk menyadarkan dan mendidik masyarakat
tentang kekayaan alam tepi air yang perlu dilestarikan dan
diteliti.
4. Keberadaan budaya masyarakat harus dilestarikan dan
dipadukan dengan pengelolaan lingkungan didukung
kesadaran melindungi/ mempertahankan keutuhan fisik
badan air untuk dinikmati dan dijadikan sebagai wahana
pendidikan (keberadaan keragaman biota laut, profil pantai,
dasar laut, mangrove, dll).
5. Perlu ditunjang oleh pemanfaatan ruang-ruang kawasan,
seperti penyediaan sarana untuk upacara ritual keagamaan,
sarana pusat penelitian yang berhubungan dengan
spesifikasi kawasan tersebut, dll.
6. Perlu upaya pengaturan/ penegendalian fungsi dan
kemanfaatan air/ badan air.
C. Kawasan Peninggalan Bersejarah (Historical/Herritage
Waterfront)
Kriteria pokok pengembangannya adalah :
1. Pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah (landscape,
situs, bangunan dll) dan/ atau merehabilitasinya untuk
penggunaan berbeda (modern);
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
2. Pengendalian pengembangan baru yang kontradiktif dengan
pembangunan yang sudah ada guna mempertahankan
karakter (ciri) kota;
3. Program-program pemanfaatan ruang kawasan ini dapat
berupa pengamanan pantai dengan pemecahan gelombang
untuk terjadinya abrasi (melindungi bangunan bersejarah di
tepi air), pembangunan tanggul, polder dan pompanisasi
untuk menghindari tyerjadinya genangan pada bangunan
bersejarah, dll.
D. Kawasan Wisata/ Rekreasi (Recreational Waterfront)
Kriteri pokok pengembangan kawasan rekreasi/ wisata di kota
pantai adalah :
1. Memanfaatkan kondisi fisik pantai untuk kegiatan rekreasi
(indoor atau aoutdoor);
2. Pembangunan diarahkan disepanjang badan air dengan tetap
mempertahankan keberadaan ruang terbuka;
3. Perbedaan budaya dan geografi diarahkan untuk menunjang
kegiatan pariwisata, terutama pariwisata perairan;
4. Kekhasan arsitektur lokal dapat dimanfaatkan secara
komersial guna menarik pengunjung.
5. Pemanfaatan kondisi fisik pantai untuk kegiatan rekreasi/
wisata pantai.
E. Kawasan Permukiman (Residential Waterfront)
Kriteria pokok pengembangan kawasan permukiman di kota
pantai adalah :
1. Perlu keselerasan pembangunan untuk kepentingan pribadi
(privat) dan umum.
2. Perlu memperhatikan tata air, budaya lokal serta
kepentingan umum.
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
3. Pengembangan kawasan permukiman dapat dibedakan atas
kawasan permukiman penduduk asli dan kawasan
permukiman baru.
4. Pada permukiman/ perumahan nelayan harus dilakukan
upaya penataan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan kawasan. Penempatan perumahan nelayan
baru hendaknya disesuikan dengan potensi sumberdaya
sekitar dan “market” hasil budidaya perikanan.
5. Program pemanfaatan kawasan yang dapat diterapkan untuk
kawasan permukiman penduduk asli (lama) antara lain :
revitalisasi/ penataan bangunan, penyediaan utilitas,
penanganan sarana air bersih, air limbah persampahan,
penyediaan dermaga perahu, serta pemeliharaan drainase.
6. Program pemanfaatan yang dapat diterapkan untuk kawasan
permukiman baru antara lain : penataan bangunan dengan
member ruang untuk public accses ke badan air, pengaturan
pengambilan air tanah, reklamasi, penaturan batas
sempadan dari badan air, program penghijauan sempadan,
dll.
F. Kawasan Pelabuhan dan Transportasi (Working and
Transportation Waterfront)
Kriteria pokok pengembangannya adalah :
1. Pemanfaatan potensi pantai untuk kegiatan transportasi,
pergudangan dan industri.
2. Pengembangan kawasan diutamakan untuk menunjang
ekonomi kota (negara) dengan memanfaatkan kemudahan
transportasi air dan darat.
3. Pembangunan kegiatan industry harus tetap
mempertahankan kelestarian lingkungan hidup;
271
Laporan Akhir – Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kota Jambi - Jambi
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN TUNGKAL ILIR
4. Program pemanfaatan ruang yang dapat diterapkan :
pembangunan dermaga, sarana penunjang pelabuhan
(pergudangan), pengadaan fasilitas transportasi, dll.
G. Kawasan Pertahanan dan Keamanan (Defence
Waterfront)
Kriteria pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan di
kota pantai :
1. Dipersiapkan khusus untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan bangsa-bangsa.
2. Perlu dikendalikan untuk alas an hankam dengan dasar
peraturan khusus;
3. Pengaturan tata guna lahan (landuse) untuk kebutuhan dan
misi hankam Negara.