bab 2 : mengenalkan pemetaan partisipatif

26
Seri Panduan Pemetaan Partisipatif No. 2 ini, 2 MENGENALKAN PEMETAAN PARTISIPATIF Apa yang dimaksud dengan fasilitator Perencanaan dan pelaksanaan pertemuan kampung Memfasilitasi pengenalan pemetaan partisipatif

Upload: jaringan-kerja-pemetaan-partisipatif

Post on 21-Apr-2017

76 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Seri Panduan Pemetaan

Partisipatif No. 2 ini,

2MENGENALKAN

PEMETAAN

PARTISIPATIF

Apa yang dimaksud dengan

fasilitator

Perencanaan dan pelaksanaan

pertemuan kampung

Memfasilitasi pengenalan

pemetaan partisipatif

Page 2: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

MEMPERKENALKAN IDE

PEMETAAN

KESEPAKATAN-KESEPAKATAN

KAMPUNG YANG PENTING

PELATIHAN TEHNIK PEMETAAN

PERENCANAAN KEGIATAN

MEMETAKAN PENGETAHUAN

LOKAL / SURVEY PEMETAAN

MENGGAMBAR PETA

MEMAHAMI PEMETAAN

PARTISIPATIF

“Kesepakatan antar

warga kampung untuk

melakukan Pemetaan

Partisiatif adalah hal yang

sangat penting.

Pertemuan warga

kampung adalah tempat

terbaik untuk mencari

kesepakatan antar warga”

Seri Panduan Pemetaan

Partisipatif No. 2 ini menjelaskan tentang:

! Cara merencanakan

pertemuan warga

kampung! Cara memfasilitasi

pertemuan dengan baik! Cara menjadi seorang

fasilitator pertemuan

yang baik ! Cara mengenalkan

Pemetaan Partisipatif ! Proses pertemuan

yang harus dijalani

sampai pada suatu

kesepakatan untuk

MEMERIKSA PETA, PENGESAHAAN

PETA DAN PENYUSUNAN

Untuk lebih memahami tahap-tahap pemetaan partisipatif,

lihat juga bagan pada bagian belakang kotak kemasan Seri

Panduan Pemetaan Partisipatif ini

Page 3: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Seri Panduan Pemetaan PartisipatifNo. 2 - MENGENALKAN PEMETAAN PARTISIPATIF

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

Diterbitkan oleh Garis Pergerakan,

Jalan Cigadung Selatan I No 31

Bandung, 40191

Phone +62 - 22 - 2505531

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Rahmat Hidayat, dkk

Seri Panduan Pemetaan Partisipatif

Bandung; Garis Pergerakan, 2005

188 hlm.; 14 cm x 21 cm

ISBN: 979-25-4761-4

Cetakan Pertama, Maret 2005

Editor:

Rahmat Hidayat

Wisnu Adhi

Dianto Bachriadi

Penyusun Materi:

Ita Natalia

Restu Achmaliadi

Imam Hanafi

Hilma Safitri

Idham Kurniawan

Albertus Hadi Pramono

Grafis:

Rahmat Hidayat

Terranova Waksman

Page 4: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Fasilitator

Dalam proses pemetaan

partisipatif, baik itu

dalam mengenalkan apa

itu pemetaan partisipatif

kepada masyarakat

maupun dalam

pelaksanaannya oleh

masyarakat, diperlukan

seorang FASILITATOR

FASILITATOR adalah orang

yang memfasilitasi atau

memandu dan membantu untuk

mempermudah berbagai proses

pertemuan dalam kegiatan

1

Page 5: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Seorang fasilitator, sebaiknya :

Mengenal dengan baik

masyarakat yang akan difasilitasi

Memiliki kemampuan untuk

memfasilitasi

Mengerti tentang apa itu peta

dan pemetaan

Mengetahui pentingnya peta dan

kegunaannya

Tugas dan Peran Fasilitator

Mengawal proses dan alur pertemuan

Menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan

Memastikan semua proses berjalan lancar

Membantu menggali permasalahan dan penyelesaiannya

Membantu dan mempermudah proses pertemuan

Menampung masukan dari warga dan merangkum

kesepakatan-kesepakatan warga

2

Page 6: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Fasilitator tidak boleh:

Memotong pembicaraan orang lain

Terlalu banyak bicara sendiri (kecuali membicarakan masalah-

masalah yang penting)

Pembawaannya tegang, tidak santai, tidak ramah dan tidak

boleh marah

Mau menang sendiri

Gugup dan takut memimpin pertemuan

Tidak boleh menggunakan bahasa yang sulit dimengerti

warga

Tidak boleh menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan

Fasilator boleh melakukan:

Mengecek silang informasi yang ada

Memancing diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan kunci

Menawarkan alur dan agenda petemuan

Menggali informasi

Memberikan saran, masukan dan informasi penting lainnya

Jadi fasilitator tidak boleh

3

Page 7: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Kalau tugasnya seperti itu,

diperlukan orang

berpendidikan tinggi untuk

menjadi fasilitator, sementara

di desa kami tidak ada orang

yang seperti itu.....

Tidak harus orang luar, bahkan akan jauh

lebih baik jika fasilitator dalam kegiatan

Pemetaan Partisipatif adalah anggota

Menjadi fasilitator

kelahatannya sulit......

Tapi jika anda telah

mempelajari buku

panduan ini dengan

rajin, anda akan dapat

menjadi fasilitator

yang baik

4

Page 8: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Memperkenalkan Pemetaan

Partisipatif Secara Informal

Memperkenalkan pemetaan partisipatif

kepada masyarakat dapat dimulai

dengan melakukan pertemuan informal

beberapa warga, atau dalam

obrolan sehari-hari

Penjelasan mengenai manfaat peta atau cerita tentang

pemetaan di daerah lain berikut hasil positif dari peta tersebut

dapat manambah ketertarikan warga desa untuk melakukan

Untuk selanjutnya, karena kegiatan pemetaan

partisipatif harus melibatkan seluruh anggota

masyarakat desa/kampung maka harus dilaksanakan

pertemuan resmi (formal), sehingga gagasan

mengenai pemetaan dapat dikenalkan secara

lengkap dan didiskusikan oleh seluruh warga

5

Page 9: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Mempersiapkan Pertemuan

Kampung

Untuk mengenalkan pemetaan Partisipatif, diperlukan

adanya sebuah pertemuan tingkat Kampung atau Desa

Dalam mengenalkan ide / gagasan

pemetaan partisipatif ini kita tidak

harus menyiapkan pertemuan

yang khusus, kecuali karena alasan

waktu atau hal-hal yang sangat

mendesak.

Kita dapat memanfaatkan peristiwa-peristiwa lokal dalam

kegiatan pertanian, atau upacara ritual keagamaan tertentu. Hal ini

adalah momentum yang bisa dimanfaatkan untuk

memperkenalkan pemetaan partisipatif.

Tanyakan sebelumnya kepada

mereka jika ada kegiatan khusus

atau pekerjaan yang bersamaan

waktunya dengan tanggal Jadwalkan pertemuan

itu dan tanggal yang

dapat diterima oleh

sebagian besar

Baru kemudian tentukan

tanggal pertemuan

tersebut.

6

Page 10: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Menentukan Tempat dan Waktu

Pertemuan

Setelah waktu pertemuan telah ditentukan, sebarkanlah

undangan atau pengumuman seminggu sebelumnya agar

seluruh warga kampung mengetahui informasi tersebut

Pertemuan

bisa dilakukan Dimana

sebaiknya

pertemuan

Mesjid atau

tempat ibadah

Rumah Gedung

Balai Adat

Tanah lapang

Tempat pertemuan bisa dimana saja, yang penting orang-orang

yang mau datang (orang tua, remaja, anak-anak, ibu-ibu,

pemerintah desa, kepala adat dan siapa saja) merasa nyaman dan

leluasa untuk datang

7

Page 11: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Perlengkapan Apa Saja yang Diperlukan

Saat pertemuan

1. Pesiapkanlah bahan-bahan atau alat tulis, seperti papan

tulis, kertas plano, spidol atau kapur tulis

2. Persiapkan juga bahan-bahan atau informasi yang

menunjang diskusi, seperti

Peta

Kebijakan-

kebijakan/peraturan

pemerintah mengenai

tanah-tanah atau

sumber daya alam

yang kita kuasai

INGAT....!!!!

Kalau semua bahan

tersebut tidak tersedia,

tidak apa-apa... Yang

penting pertemuan bisa

8

Page 12: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Siapa Yang Diharapkan Hadir

dalam Pertemuan ?Siapa saja yang

boleh menghadiri

Pertemuan ini harus melibatkan seluruh warga

masyarakat. Akan sangat baik kalau semua

pihak dapat menghadiri pertemuan ini, mulai

dari Kepala Desa, Pak Camat dan tokoh-tokoh

masyarakat lainnya. Seluruh warga Desa baik itu

bapak-bapak atau ibu-ibu,

pemuda dan pemudi.

Bahkan baik juga mengundang

warga desa tetangga

SEMAKIN BANYAK WARGA DESA

YANG HADIR DALAM PERTEMUAN,

Kehadiran penduduk desa/kampung tetangga juga

sangat penting karena kita membutuhkan pengetahuan

mereka tentang batas-batas wilayah desa kita dengan

Selama ini perempuan selalu menjadi aktor yang sering

terlupakan, PASTIKAN mereka menghadiri pertemuan ini,

karena kitapun akan membutuhkan pengetahuan mereka

9

Page 13: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Hal-hal Penting Lainnya Dalam

PertemuanSebelum memulai pertemuan, ada baiknya dilakukan rembukan

kecil antara fasilitator, sesepuh desa dan panitia untuk

menentukan apa yang harus dilakukan dan siapa yang

Menentukan siapa yang menjadi fasilitator, siapa yang membantu

mencatat di papan tulis dan siapa yang membantu fasilitator

untuk mengingatkan waktu dan siapa yang akan membuka

pertemuan tersebut

Pertemuan yang difasilitasi

dengan baik memungkinkan

setiap kelompok masyarakat

yang ada dapat

menyuarakan harapan dan

keinginan mereka, sehingga

hasil pertemuan dan

kesepakatan yang dibuat

merupakan gambaran dari

seluruh kelompok yang ada.

Pertemuan pertama ini tidak

hanya untuk mengenalkan

pengertian dan maksud dari

kegiatan pemetaan

partisipatif, tetapi juga

mengenai kegunaan dan

proses yang harus dilalui

sebelum keputusan untuk

melakukan pemetaan di ambil

10

Page 14: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Memulai Fasilitasi

- Sebagian besar peserta diskusi memahami

masalah yang terjadi di daerahnya.

- Sebagian peserta pertemuan memahami

maksud dan tujuan dari kegiatan pemetaan

dalam kaitannya dengan masalah-masalah

setempat, terutama berkaitan dengan pe-

ngelolaan sumber daya alam (tanah, hutan,

pesisir dan laut) baik klaim kepemilikan

maupun penggunaannya.

- Memutuskan bersama apakah pemetaan bisa

menjadi alat yang dapat membantu masyarakat

menguasai sumber daya alam (tanah, hutan,

pesisir, dan laut) baik klaim kepemilikan mau-

pun kesempatan untuk ikut serta dalam

pemanfaatannya.

- Bagaimana dan siapa yang akan menentu-

kan penggunaan peta-peta yang dihasilkan.

- Siapa yang akan bertanggungjawab dalam

pengorganisasian kegiatan pemetaan ter-

sebut.

- Informasi apa dan wilayah mana yang ingin

digambarkan dalam peta. Gambaran ten-

tang informasi dan wilayah yang akan dipe-

takan akan berkaitan erat dengan tema-

Beberapa hal penting yang perlu dicapai

dalam pertemuan kampung yang pertama

ini adalah :

Ini akan menjadi pegangan bagi

fasilitator untuk memandu

pertemuan

11

Page 15: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Menentukan Tema dan Acara

Siapkanlah tema/judul pertemuan sesuai dengan hasil-hasil

diskusi yang pernah dilakukan sebelumnya, baik secara resmi

maupun tidak

Menyiapkan tema/judul pertemuan

Jadwal acara pertemuan dapat dibuat dengan urutan

Pembukaan

Perkenalan

Maksud dan tujuan pertemuan

Harapan dan kekhawatiran

Menyepakati jadwal pertemuan

Agenda inti pertemuan

Diskusi, masukan, saran dan tanggapan

Rencana tindak lanjut

Evaluasi

Menyiapkan acara pertemuan yang nantinya akan

INGAT..!!! AWAL PERTEMUAN INI JANGAN DULU DIARAHKAN PADA

RENCANA PEMETAAN, TETAPI UNTUK MENGGALI LEBIH DALAM

TENTANG PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP WILAYAH HIDUP

MEREKA, SUMBER-SUMBER PENGHIDUPAN, PERAN MASYARAKAT

12

Page 16: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Sebelum membuka acara, fasilitator terlebih

dahulu menyampaikan kata pengantar berupa

latar belakang diadakannya pertemuan

tersebut, sebagai tanda dimulainya acara

Pembukaan

Pembukaan ini biasanya berupa

sambutan dari para pemimpin/pemuka,

tokoh masyarakat/desa/adat mengenai

pentingnya pertemuan tersebut

Perkenalan

Untuk mencairkan suasana, fasilitator dapat mengajak semua

peserta untuk memperkenalkan diri satu persatu. Acara ini juga

bisa dijadikan sebagai waktu untuk membangun rasa saling

percaya antar peserta.

Acara ini juga dapat dikemas dalam bentuk permainan

Maksud dan Tujuan Pertemuan

Untuk lebih memfokuskan acara pertemuan pada acara pokok,

fasilitator bisa menyampaikan/menguraikan latar belakang

pertemuan, persoalan-persoalan umum yang terkait dengan tujuan

13

Page 17: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Harapan dan Kekhawatiran

Pada bagian ini, fasilitator dapat menggali apa yang menjadi

harapan masyarakat mengenai wilayah hidup mereka, serta

menggali juga kekhawatiran-kekhawatiran masyarakat, sehingga

dapat diketahui motivasi peserta yang hadir dalam pertemuan.

Saya sangat berharap pertemuan ini dapat

menggali kembali pengetahuan-pengetahuan

lokal yang berhubungan dengan pengelolaan

sumber daya alam yang selama ini telah banyak

yang hilang. Kalau generasi muda telah

melupakannya, saya khawatir wilayah yang

selama ini kita kelola dapat beralih tangan

kepada orang-orang/pihak yang tidak peduli

Kesepakatan Waktu dan Alur Pertemuan

Tawarkan kepada peserta mengenai draft alur pertemuan ini.

Tujuannya adalah untuk memancing masukan, sehingga apa yang

ditawarkan oleh fasilitator dapat ditangkap dan dimengerti oleh

peserta. Dalam bagian ini juga harus dibangun sebuah “kontrak

belajar” yang berisi aturan yang berlaku saat pertemuan (kapan

waktu istrahat, waktu selesainya pertemuan dan sebagainya)

“Tawarkanlah kepada peserta apakah

pertemuan itu dapat diselesaikan

pada hari itu atau keesokan harinya...”

Bagamana kalau pertemuan kali ini tidak dapat

diselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan?

14

Page 18: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Agenda Pertemuan

Agenda ini merupakan bagian utama dalam sebuah pertemuan.

Seorang fasilitator harus dapat mengajak peserta untuk

menggambarkan kondisi wilayah mereka dan gambaran kehidupan

mereka. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu

dilakukan oleh masyarakat kedepannya.

Dalam menggali permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, mintalah

kepada peserta untuk menggambarkan bagaimana kehidupan mereka

yang berhubungan dengan wilayahnya, pada masa lalu, kondisi sekarang

Untuk itu, mulai berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan kunci seperti

Apa harapan/cita-cita masyarakat terhadap

wilayah mereka beberapa tahun kedepan?

Bagaimana kondisi wilayah dan kehidupan

mereka dulu? Dan bagaimana kondisi sekarang?

Adakah masalah-masalah penting (tanah, air,

hutan, pendidikan, pertanian, kebun dll) yang

dihadapi saat ini?

Berikanlah beberapa contoh

(keberhasilan/kegagalan/konflik pengelolaan,

penyebab dan dampak yang ditimbulkan) di

daerah lain. Dari sini akan terlihat pandangan

peserta terhadap wilayah hidup mereka

(kondisi dulu, sekarang dan kedepan)

FASILITATOR BERTUGAS MEMBERIKAN PERTANYAAN PANCINGAN

UNTUK MEMPERTAJAM SUATU MASALAH DAN MENGGIRING KEMBALI

KE DISKUSI AWAL JIKA TANGGAPAN DARI PESERTA SUDAH

MELENCENG DARI TEMA DISKUSI.

USAHAKAN UNTUK SELALU MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG

MENGUNGKAPKAN PEMIKIRAN MEREKA DAN BUKAN PERTANYAAN

YANG HANYA MEMBUTUHKAN JAWABAN YA DAN TIDAK

15

Page 19: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Diskusi, Masukan, Saran dan Tanggapan

Dalam bagian ini, setelah semua permasalahan dapat diketahui,

mulailah mendiskusikan kira-kira hal apa saja yang dapat

dijadikan sebagai jalan keluar.

Misalnya : masyarakat harus melakukan apa? Strategi apa yang

Dalam pertemuan ini, terutama pada bagian nomor 6 dan

nomor 7, seorang fasilitator harus benar-benar memandu

jalannya diskusi. Kalau memungkinkan semua peserta,

baik itu laki-laki maupun perempuan, harus bisa

menyampaikan pengetahuannya mengenai wilayah,

saran-saran dan tanggapan terhadap semua

permasalahan.

Jangan lupa..!!!!

Harus ada orang yang bertugas

mencatat jalannya diskusi baik itu

di papan tulis, kertas plano atau di

buku catatan tergantung pada

ketersediaan perlengkapan yang

Pada akhir diskusi, seorang fasilitator harus dapat

menarik kesimpulan dari berbagai tanggapan dan

saran dari peserta. Kemudian kesimpulan itu

dipaparkan kepada seluruh peserta

16

Page 20: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Menentukan Apakah Pemetaan

Setelah acara diskusi (agenda utama) selesai dilakukan dan

semua peserta berhasil merumuskan permasalahan dan

jalan keluarnya, penting untuk didiskusikan dan diputuskan

bersama apakah pemetaan partisipatif harus dilakukan atau

Nah.., Ternyata permasalahan yang dihadapi

oleh masyarakat kita adalah semakin

berkurangnya kesempatan masyarakat dalam

ikut melakukan pengelolaan terhadap sumber

daya alam diwilayah kita.

“Apakah kita harus membuat peta untuk

proses perencanaan pengelolaan wilayah kita

ke depan?”

HARUS...!!!!!Dan ini keputusan bersama

17

Page 21: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Tapi Pak.., Sekarang sudah terlalu sore.

Berdasarkan kesepakatan kontrak belajar

kita bisa lanjutkan pertemuan esok hariBaiklah kalau semua

peserta menghendaki.

Kita lanjutkan esok

hari. Pertemuan hari ini

kita tutup dengan do’a

yang dipimpin oleh

tokoh kampung

Baiklah kita sudah putuskan bersama bahwa

masyarakat akan membuat peta sendiri. Tetapi

untuk itu kita harus kembali berdiskusi agar

terdapat persamaan pemahaman seluruh

warga tentang apa itu peta? Apa manfaatnya?

Dan bagaimana masyarakat akan

Setelah selesai acara

pertemuan, buatlah ringkasan

hasil diskusi dan kalau

memungkinkan fotocopylah

secukupnya untuk dibagikan

pada acara esok hari sebagai

bahan diskusi selanjutnya,

18

Page 22: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Pertemuan Lanjutan: Fasilitasi

Sebelum memasuki acara diskusi, tampilkan dalam kertas plano

dan uraikan kembali poin-poin hasil diskusi kemarin secara

singkat untuk mengingatkan kembali peserta pertemuan

Tujuan pertemuan hari ini adalah

bagaimana masyarakat betul-betul

memahami apa yang dimaksud peta

dan pemetaan partisipatif

Hal-hal yang penting disampaikan

fasiltator kepada peserta pertemuan

Jelaskan dengan benar bahwa peta yang dibuat oleh

masyarakat berbeda dengan peta yang dibuat oleh

pemerintah. Pastikan mereka memahami bahwa peta

yang dibuat oleh masyarakat, menunjukan pengetahuan

lokal yang dimilikinya serta menggambarkan kepedulian

mereka atas tanah dan wilayahnya.

Jelaskan juga, bahwa ketepatan hasil peta dari pemetaan

partisipatif sangat ditentukan oleh partisipasi

(keterlibatan) penuh dari seluruh anggota masyarakat

tersebut.

Yakinkan bahwa masyarakat desa/kampung bisa

mempelajari cara-cara membuat peta mulai dari

pengukuran dilapangan sampai dengan penggambaran

peta.

19

Page 23: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Membangun Pemahaman Tentang Peta:

Ajaklah masyarakat berdiskusi untuk untuk menggali dan

membangun pemahaman bersama tentang manfaat peta

dan dampak pemetaan, sehingga keputusan untuk

memilih pemetaan dalam mencapai tujuan yang

diharapkan betul-betul dilakukan dengan pemahaman

Pada bagian ini fasilitator harus mampu

menggali pemahaman peserta

pertemuan mengenai peta dan

manfaatnya. Ajaklah peserta pertemuan

untuk menjelaskan arti peta, dan

tampunglah semua pendapat peserta

tersebut. Kemudian simpulkanlah

Pada saat diskusi, fasilitator harus mampu membangun

kepercayaan diri peserta untuk mengemukakan pendapat.

Karena biasanya masyarakat desa/kampung sangat sulit untuk

berbicara pada pertemuan resmi.

Misalnya dengan tidak langsung mengatakan pendapat peserta

Fasilitator juga harus mampu mencairkan suasana

sehingga pertemuan tidak tegang. Misalnya dengan

melontarkan pernyataan-pernyataan yang bisa

mengundang tawa peserta.

Acara pertemuan boleh santai yang penting

20

Page 24: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Merumuskan Manfaat Peta Bersama-

Setelah semua peserta memahami arti peta dan manfaatnya

berdasarkan kesimpulan diskusi.

Acara selanjutnya yang juga sangat penting adalah merumuskan

manfaat peta menurut pendapat peserta pertemuan berkenaan

dengan permasalahan yang terjadi diwilayahnya.

Untuk mencapai hasil diskusi yang memadai, peserta diskusi

dapat dibagi kedalam beberapa diskusi kelompok yang

Kelompok diskusi 1

Membahas tujuan pembuatan

peta dan kepada siapa peta itu

Kelompok diskusi 2

Membahas pemanfaatan peta

Kelompok diskusi 3

Membahas pemanfaatan peta

Setelah acara diskusi

kelompok selesai, masing-

masing perwakilan

kelompok dapat

memaparkan hasil

diskusinya untuk dibahas,

ditanggapi, dilengkapi oleh

seluruh peserta pertemuan

21

Page 25: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Menuangkan Pemahaman Wilayah

Peta sketsa dapat dijadikan alat untuk menunjukan

pemahaman masyarakat mengenai wilayah dimana mereka

hidup. Dengan mengambar peserta akan lebih mudah

menuangkan pengetahuannya daripada bercerita. Peta

sketsa ini juga, nantinya akan menjadi acuan pembuatan

peta berskala.

Langkah-langkah selanjutnya

Langkah-langkah selanjutnya yang harus

ditempuh setelah pertemuan ini dianggap

selesai dan mendapatkan hasil yang

Menentukan jadwal pelatihan pemetaan, agar masyarakat

kampung memahami cara penggunaan alat-alat pemetaan

seperti kompas, GPS dan klinometer

Menentukan jadwal pertemuan selanjutnya, yaitu pertemuan

untuk membuat perencanaan pemetaan partisipatif

1

2

Perbanyaklah hasil pertemuan ini sejak hari pertama sampai hari

kedua, kemudian bagikan kepada seluruh peserta agar mereka

selalu bisa mengontrol dan ingat terhadap hal-hal yang perlu

22

Setelah psoses pertemuan ini selesai,

aturlah jadwal pertemuan selanjutnya untuk membahas perencanaan

kegiatan pemetaan partisipatif

(baca seri panduan pemetaan partisipatif No. 3)

Page 26: Bab 2 :  Mengenalkan Pemetaan Partisipatif

Berapa banyak sih biasanya

pertemuan kampung yang

dilakukan dalam proses

Pertemuan ketiga:

Mengecek informasi yang diperlukan sebelum tahap

penyelesaian akhir (dilakukan setelah kegiatan

pemetaan di lapangan selesai).

Pertemuan keempat:

Pengesahan peta dan mendiskusikan strategi serta

rencana tindak lanjut penggunaan peta.

Pertemuan pertama:

Mensosialisasikan gagasan mengenai pemetaan

kepada seluruh anggota masyarakat dan mem-

buat keputusan-keputusan awal yang penting dalam

Pertemuan kedua:

Membuat rencana pemetaan yang akan dilakukan.

Biasanya 4 kali

pertemuan...

23