laporan pemetaan cucook
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
KONSEP DESA SIAGA SEHAT JIWA
MENUJU KECAMATAN BANTUR BEBAS PASUNG 2019
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WONOKERTO
JUNI 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Departemen kesehatan menggunakan strategi Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat dalam mencapai visi Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat. Sejalan dengan strategi Depkes tersebut, paradigma kesehatan di Indonesia berfokus pada peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Kemandirian masyarakat dalam menangani masalah kesehatannya menjadi tujuan utama perawatan kesehatan di komunitas, yang sejalan pula dengan tema hari kesehatan sedunia Bekerja bersama untuk kesehatan (Working together for health). Pemberdayaan keluarga dan komunitas adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatannya (Depkes RI, 2008).
Pada langkah lebih lanjut dalam meningkatkan kemandirian masyarakat, Departemen Kesehatan telah merumuskan suatu visi dalam rangka mencapai tujuan tersebut.Visinya adalah Departemen Kesehatan Itu Adalah Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat, dengan Misi Membuat Masyarakat Sehat. Strateginya antara lainmenggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakatterhadap pelayanan yang berkualitas, meingkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasikesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. Dengan demikian, sasaran terpenting adalahPada Akhir Tahun 2015, Seluruh Desa Telah Menjadi Desa Siaga(Depkes RI, 2008).Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju Desa Siaga. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005).
Piramida pelayanan kesehatan jiwa yang ditetapkan oleh direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Depkes menjabarkan bahwa pelayanan kesehatan jiwa berkesinambungan
dari komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya. Pelayanan kesehatan jiwa dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan keluarganya, pelayanan oleh tokoh masyarakat formal dan nonformal diluar sektor kesehatan, pelayanan oleh Puskesmas dan pelayanan kesehatan utama, pelayanan di tingkat kabupaten/kota dalam bentuk kunjungan ke masyarakat, pelayanan di rumah sakit umum dalam bentuk unit rawat jalan dan inap serta pelayanan rumah sakit jiwa.
Masalah kesehatan terutama gangguan jiwa saat ini angka insidennya masih tinggi. Berdasarkan hasil survei kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menemukan bahwa 185 dari 1000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa. Hasil SKRT 1995 menunjukkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas adalah 140 per 1.000 penduduk dan 5-14 tahun sebanyak 104 per 1.000 penduduk (Maramis, 2006).
Masyarakat yang mampu mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut menjadi salah satu jawaban untuk mencegah timbulnya kejadian gangguan jiwa.Masyarakat diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang sudah sakit (menderita gangguan jiwa), dan mampu mencegah terjadinya gangguan jiwa baru dari masyarakat yang beresiko terjadi gangguan jiwa. Penanganan yang tepat terhadap penderita gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akan dapat menekan terjadinya kejadian gangguan jiwa (CMHN, 2005).
Puskesmas Wonokerto merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang berada di Kecamatan Bantur. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Wonokerto pada tahun 2013 tercatat 36.538 jiwa yang tersebar di 5 Desa yaitu Desa Rejosari, Pringgodani, Wonokerto, Rejoyoso, dan Karangsari(Puskesmas Wonokerto, 2013).Dimana luaspemukiman desa Rejosari adalah 231,7 hektar, memiliki batas wilayah sebelah utara Desa Sumberejo, Selatan Desa Bantur, sebelah Desa Pringgodani, dan timur Desa Sumberejo.
Menurut hasil analisa data interaksi yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa pada tahun 2013 ditemukan wanita bunuh diri tenggelam di dalam sumur, jumlah pasien gangguan jiwa yang terdata sampai saat ini adalah 10 pasien saja yang terdata,, selain itu masih terdapat pula warga yang masih di pasung. Dalam kaitannya dengan kasus ini, peran perawat sebagai pemberi layanan kesehatan dan advokat yang menjamin hak pasien jiwa untuk mendapatkan hak yang sama seperti masyarakat pada umumnya.
Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan dengan spesialisasi masalah jiwa yang bekerja di masyarakat dan bersama masyarakat, harus mempunyai kemampuan melibatkan peran serta masyarakat; terutama tokoh masyarakat, dengan cara melatih para tokoh masyarakat untuk menjadi kader kesehatan jiwa. Hal ini diperlukan agar masyarakat dekat dengan pelayanan kesehatan jiwa sehingga individu yang sehat jiwa tetap sehat, individu yang berisiko dapat dicegah tidak mengalami gangguan jiwa dan yang mengalami gangguan jiwa dapat sembuh atau mandiri (minimal 50%) dan dapat dilanjutkan perawatannya oleh kader kesehatan jiwa.
Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa.Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena kader dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal melalui penggerakan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mental serta pemantauan kondisi kesehatan penderita gangguan jiwa di lingkungannya.
Penderita gangguan jiwa sebenarnya tidak serta merta kehilangan produktifitasnya. Apabila mendapatkan perawatan dengan baik, penderita gangguan jiwa tersebut dapat menjalankan kegiatan sehari hari dan berpenghasilan (produktif) seperti anggota masyarakat yang lain. Hal tersebut berbeda apabila penderita tersebut tidak mendapatkan perawatan yang memadai sehingga harus dirawat di Rumah Sakit dan kelhilangan produktifitasnya.Kegiatan kesehatan jiwa masyarakat (keswamas) merupakan kegiatan yang tepat untuk dapat memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat tersebut dapat merawat penderita gangguan jiwa tetap berada di masyakarat tanpa kehilangan produktifitasnya.
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, sekiranya perlu penatalaksanaan lebih lanjut terkait masalah kesehatan jiwa di Kecamatan Bantur khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bantur, karena hal ini terkait juga dengan proses rujukan pasien ke Rumah Sakit Jiwa Lawang, Program Pengawasan Minum Obat Pasien, dan Poli Jiwa yang masih dalam tahapan perencanaan lebih lanjut. Oleh karena itu program Desa Siaga Sehat Jiwa patut untuk diajukan sebagai salah satu program Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Bantur.
1.2 Tujuan Kegiatan
I. Tujuan Umum
Tujuan dari kegiatan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa di Desa Rejosariadalah :
1) Terbentuknya desa siaga sehat jiwa yang anggotamasyarakatnya mampu merawat anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa secaramandiri melalui penerapan konsep dan prinsip manajemen keperawatan kesehatan jiwa
komunitas dan aplikasi asuhan keperawatan kesehatan jiwa komunitas.2) Terbentuknya poli jiwa di Puskesmas Wonokerto sebagai salah satu media yang memfasilitasi perawatan warga dengan gangguan jiwa
II. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam kegiatan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa di Desa Rejosariadalah :
1) Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan jiwa yang terkait dengan manajemen keperawatan kesehatan jiwa komunitas di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur.
2) Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah masalah pelayanan kesehatan jiwa yang terkait dengan manajemen keperawatan kesehatan jiwa komunitas di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur.
3) Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang telah ditetapkan
4) Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi komunitas di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur.
1.3 Manfaat Kegiatan
1. Bagi Puskesmas, manfaat dari pembentukan desa siaga sehat jiwa ini adalah membantu menyelesaikan masalah khususnya terkait dengan kesehatan jiwa secara operasional dari aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu, sehingga diharapkan dapat membantu puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, yang akhirnya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakit Radjiman Widyodiningrat Lawang, manfaat dari pembentukan desa siaga sehat jiwa ini adalah sebagai salah satu implementasi dari visi dan misi Rumah Sakit Radjiman Widyodiningrat Lawangmelalui program kerja di Unit Kesehatan Jiwa Masyarakat.
3. Bagi Desa Rejosari, Kecamatan Bantur pembentukan Desa Siaga Sehat jiwa ini adalah membantu menyelesaikan masalah yangterjadi di masyarakat, khususnya kesehatan jiwa sehingga dapat mendukung terbentuknyaDesa Siaga Sehat Jiwa.
4. Bagi masyarakat, manfaat dari pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa ini adalah menambahwawasan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan jiwa. Masyarakat menjadi siagaterhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat.
1.4 Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan berlangsung selama 3 minggu (2 Juni-21 Juni 2014) dengan jadwal sebagai berikut :
HariKegiatanPembicara/
Petugas
Minggu 1Kunjungan ke Kepala Desa:
1. Perkenalan tim dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat
2. Penjelasan maksud dan tujuan kegiatan
3. Pendataan data Demografi
4. Pembagian desa kelolaan- Perangkat Desa
- Preseptor akademik
- Presepti
Desa
Analisis data pasien gangguan jiwa dan resiko di desa Rejosari secara door to doorPresepti
Puskesmas
1. Perkenalan tim dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat
2. Penjelasan maksud dan tujuan kegiatanPresepti
Internal Tim :
1. Persiapan internal tim untuk membentuk Desa Siaga Sehat Jiwa- Persepti
Minggu 2Kegiatan pelatihan deteksi dini keluarga sehat jiwa di dua desa yang akan dibuka (desa Bantur dan Bandungrejo)
Susunan acara :
1. Pembukaan
2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat yang akan dilatih sebagai kader kesehatan jiwa dengan menggunakan kuisioner
3. Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa dengan materi:
a. Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa
b. Deteksi keluarga sehat, keluarga beresiko masalah psikososial, dan kelompok keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat
c. Mekanisme rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa yang ada di masyarakat
d. Cara menggerakkan pasien untuk TAK dan rehabilitasi
e. Cara melakukan kunjungan rumah pasien mandiri
f. Cara pendokumentasian kegiatan kader kesehatan jiwaPresepti
Tokoh Masyarakat
Preseptor klinik
Desa
Validasi data pasien gangguan jiwa dan resiko di desa secara door to doorPresepti
(Desa)
Mengambil data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah disebar di kader per posyandu
Mengolah data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah diisi kader per posyandu- Presepti
Desa
Validasi data pasien gangguan jiwa dan resiko di secara door to door- Presepti
Puskesmas
Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa- Presepti
(Desa)
1. Deteksi keluarga dengan metode door to door2. Perencanaan Strategi Asuhan Keperawatan
3. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas- Prsepti
(Desa)
Mengambil data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah disebar di kader per posyandu di kedua dusun
Mengolah data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah diisi kader per posyandu- Presepti
(Desa dan Puskesmas)
Supervisi dari pihak kampus terkait program komunitas jiwa serta asuhan keperawatan jiwa pasien kelolaanPresepti
Preseptor akademik
Preseptor klinik
Minggu ke-3 Puskesmas
Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa- Presepti
(Desa)
Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas
Evaluasi Hasil Kegiatan Pelatihan- Presepti
Presepti
Analisa Data Pemetaan
Presentasi Laporan Kegiatan CMHN di tingkat Kecamatan Bantur
Launching Poli jiwa dari pihak Puskesmas kepada pihak Kecamatan an Kelurahan Persepti
Aparat Desa
Aparat Kecamatan
Pihak puskesmas
Perwakilan Kader Kesehatan Jiwa masing masing desa
Preseptor akademik
Preseptor klinik
Presepti
Penutupan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desa Siaga
Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Depkes RI, 2006).Menurut Bambang Hartono (Kepala Pusat Promosi Kesehatan) Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan mencegah serta mengatasi masalah masalah kesehatan
2.2 Desa Siaga Sehat Jiwa
Desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan ,di mana desa yang penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong menuju Desa Sehat. Desa Siaga Sehat Jiwa adalah bagian terintegrasi dari Desa Siaga, yang penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri (Keliat dkk, 2007)
2.3 Tujuan Desa Siaga
1. Tujuan umum : terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya
2. Tujuan khusus :
1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat
2) Meningkatnya kemampuan dan kemuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan
3) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, dan lainnya)
4) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
5) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
6) Meningkatnya kemandirian masyarakat dea dalam pembiayaan kesehatan
7) Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008).
2.4 Kriteria Desa Siaga
a. Ada forum masyarakat desa (FMD)
b. Adanya pelayanan kesehatan dasar (Polindes, Pustu, Bidan, Praktek Swasta, dokter praktek)
c. Adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu dan Poskesdes
d. Adanya pengamatan kesehatan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat seperti masalah kesehatan penyakit menular, keluarga keluarga yang gangguan jiwa.
e. Ada pembinaan dari puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kegawatdaruratan bagi ibu dan bayi
f. Ada sistem siaga bencana oleh masyarakat
g. Ada pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
h. Mempunyai lingkungan yang sehat
i. Masyarakat berperilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)(Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008)
2.5 Indikator Keberhasilan Desa Siaga
1. Indikator Masukan (Input)
Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa; ada/tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya; ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat; ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).
2. Indikator Proses
Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa, berfungsi/tidaknya Poskesdes, berfungsi/tidaknya UKBM yang ada, berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana; berfungsi/ tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat.3. Indikator Keluaran (Output)
Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembanagn Desa Siaga yaitu cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes, cakupan pelayanan UKBM UKBM lain, jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan.
4. Indikator Dampak
Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di desa dalama rangka pengembangan desa Siaga yaitu jumlah penduduk yang menderita sakit, jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa
(Depkes RI, 2006)
2.6 Program Desa Siaga Sehat Jiwa
Departemen Kesehatan berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa. Desa-desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan diberi nama Desa Siaga. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk juga gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju desa sehat.
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat 2019. Kecamatan sehat 2019 merupakan gambaran kesehatan masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai lingkungan sehat dengan penduduknya yang perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Desa Siaga Sehat Jiwa yang merupakan suatu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang mempunyai visi memelihara kesehatan jiwa masyarakat dan mengoptimalkan kemampuan hidup pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat.
2. Misi pelayanan
Misi pelayanan keperawatan kesehatan di Desa Siaga Sehat Jiwa adalah pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai masyarakat sehat jiwa melalui pengembangan program CMHN dan pembentukan kader kesehatan jiwa.
3. Strategi pelayanan
Untuk mencapai visi dan misi desa siaga sehat jiwa maka strategi yang disiapkan adalah penyusunan dan pelaksanaan beberapa program/kegiatan kesehatan jiwa (CMHN) di desa siaga sehat jiwa. Fokus utama program CMHN di desa siaga adalah :
a. Kegiatan perawat CMHN.
1) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok masyarakat yang sehat :
Keluarga dengan bayi
Keluarga dengan kanak-kanak
Keluarga dengan usia pra sekolah
Keluarga dengan usia sekolah
Keluarga dengan remaja
Keluarga dengan dewasa muda
Keluarga dengan dewasa
Keluarga dengan lanjut usia
2) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang risiko masalah psikososial :
Kehilangan bentuk, struktur, fungs tubuh
Kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai, pekerjaan, tempat tinggal, sekolah, harta benda
3) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang mengalami gangguan jiwa :
Pasien dengan Perilaku kekerasan
Pasien dengan Isolasi sosial
Pasien dengan Harga diri rendah
Pasien dengan Halusinasi
Pasien dengan Kurang Perawatan Diri
4) Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) bagi pasien gangguan jiwa mandiri
5) Kegiatan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
6) Asuhan keperawatan untuk keluarga pasien gangguan jiwa
.
b. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa :1) Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa: sehat, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa
2) Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia
3) Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial
4) Menggerakkan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat
5) Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok dan Rehabilitasi
6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa yang telah mandiri
7) Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN
8) Mendokumentasikan semua kegiatan
9) Melaporkan hasil survei
Kegiatan diatas dilakukan secara bergiliran dalam satu bulan.
Minggu kedua : kegiatan nomor 1, 6, 7,8
Minggu ketiga : kegiatan nomor 1, 6, 7,8, 9
Latihan 1 SHAPE \* MERGEFORMAT
(Keliat dkk, 2011).
2.7 Deteksi Keluarga Di Desa Siaga Sehat Jiwa
Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.
1) Pengertian
Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa.
2) Tujuan
Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan melalui :
a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa
b. Jumlah keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial
c. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa
3) Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga
2) Kader mempelajari tandatanda orang/keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial atau orang/keluarga yang mengalami gangguan jiwa
3) Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa
4) Melakukan kontrak/janji untuk bertemu dengan pasien dan keluarga
b. Pelaksanaan
1) Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa
2) Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk di kelola bersama)
3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga
Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan perlu mengetahui tanda tanda/perilaku yang menunjukkan individu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa (tabel 3.1 dan tabel 3.2)
4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan keluarga yang tinggal diwilayahnya menjadi 3 kelompok :
a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang; baik risiko masalah psikososial (lihat tabel 1) maupun gangguan j NM,iwa (lihat tabel 2)
b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang mempunyai kondisi sesuai tabel 1
c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (perilaku seperti pada tabel 2)
c. Pelaporan
1) Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya
2) Kader mencatat data data keluarga yang mempunyai risiko masalah psikososial
3) Kader mencatat data data keluarga yang mengalami gangguan jiwa
4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing masing kelompok dicatat
5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang bertanggungjawab(Keliat dkk, 2011)2.8 Karakteristik Keluarga yang Berisiko Mengalami Masalah Psikososial, Gangguan Jiwa dan Sehat Jiwa
a. Risiko terjadinya masalah psikososial
Tabel 1
Risiko masalah psikososial
NOFAKTOR RISIKO
1
2
3
4
5
Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
Kehilangan pekerjaan,
Kehilangan harta benda,
Kehilangan anggota tubuh
Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rhematik
Hamil dan pospartum
b. Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul).Penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah.Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat table 2) (Keliat dkk, 2011).Tabel 2
Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa
NOCIRI PERILAKU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
Kemampuan melakukan kegiatan sehari hari (kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang
Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
Marah marah tanpa sebab
Bicara atau tertawa sendiri
Mengamuk
Menyendiri
Tidak mau bergaul
Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Latihan 1: Diskusikan dengan teman kelompok dan fasilitator pertanyaan dibawah ini.
SHAPE \* MERGEFORMAT
c. Sehat Jiwa
Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial.Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa (Keliat dkk, 2011).
2.9 Menggerakkan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti penyuluhan; sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya keluarga dengan anak bayi)
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan
4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Pelaporan
1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) (Keliat dkk, 2011).2.10 Penggerakan Kelompok Keluarga yang Berisiko Mengalami Masalah Psikososial
untuk Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko maslah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan
3. Pelaksanaan kegiatan
b. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga berisiko masalah psikososial (lihat tabel 1) untuk mengikuti penyuluhan
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan 1 hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan
4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
d. Pelaporan
1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)(Keliat dkk, 2011).
2.11 Penggerakan Kelompok Keluarga Gangguan Jiwa Untuk Penyuluhan Kesehatan, TAK Dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok keluarga yang mempunyai gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang mempunyai gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan jiwa.
Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang akan mengikuti penyuluhan
2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan
3) Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan untuk hadir
4) Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan,
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan,
b. Pelaksanaan
1. Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
2. Mengumpulkan peserta penyuluhan
3. Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4. Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan pertanyaan
c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)Latihan 2
SHAPE \* MERGEFORMAT
(Keliat dkk, 2011)
2.12 Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa Untuk Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakkan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi pasien untuk mengikuti kegiatan TAK dan Rehabilitasi oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan Rehabilitasi.
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan yang akan mengikuti TAK dan rehabilitasi
2) Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan Rehabilitasi
3) Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan) rehabilitasi
4) Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK untuk hadir
5) Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir
6) Kader mengingatkan pasien dan keluarga untuk hadir pada kegiatanTAK dan rehabilitasi yang akan dilaksanakan
7) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan rehabilitasi)
8) Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan rehabilitasib. Pelaksanaan
1) Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi
2) Mendampingi perawat CMHN yang melakukan kegiatan (TAK dan rehabilitasi)
3) Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan rehabilitasi)
c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader :TAK dan Rehabilitasi) (Keliat dkk, 2011).
2.13 Kunjungan Rumah
1. Pengertian
Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh perawat CMHN dan telah mandiri.Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali.Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien (lihat buku panduan supervisi kader).
2. Tujuan
Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien dirumah
3. Sasaran
Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara-suara (halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan supervisi kader), yang telah mandiri.
4. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan adalah :
1) Menyiapkan buku supervisi kader
2) Mempelajari isi buku
3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga
b. Pelaksanaan
1) Memberikan salam terapeutik
2) Melakukan perjanjian/kontrak
3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien
4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan pasien dan keluarga,
5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan tertentu
c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)
Latihan 3 SHAPE \* MERGEFORMAT
(Keliat dkk, 2011)
2.14 Rujukan Kasus
1. Pengertian
Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang bertanggungjawab.Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan rumah/deteksi keluarga kader menemukan :
Pasien mengalami kemunduran perilaku; berdasarkan penilaian terhadap perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader : supervisi pasien)
Pasien baru yang ditemukan
2. Tujuan
Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi
3. Pelaksanaan kegiatan
a. Persiapan
1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan baru
2) Kader mengisi format rujukan kasusb. Pelaksanaan
1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat CMHN
2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN
c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)
Latihan SHAPE \* MERGEFORMAT
2.15 Pendokumentasian
Pengertian
Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader (deteksi, penggerakkan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan jiwa).
Tujuan
Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik
Bentuk dokumentasi Bentuk dokumentasi laporan kader adalah :
Buku pegangan kader : deteksi keluarga
Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa
Surat rujukan (Keliat dkk, 2011)
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Krajan 1
Data Kesehatan Jiwa
NO.NAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.Rantina
HadiP/60
L/60RT 14 Rw 4
HT
HT
2.TuminiP/73RT 12Diabetes
3.SriyanahP/70Stroke
4.JumaiyaP/75Stroke
5.DelanL/70
6.JaetoL/58RT 13Stroke
7.SiuniP/62RT 10 RW 3Stroke
8MiranP/68RT 10
9LasiminL/65RT 10HT
10SakijanL/62RT 15DM
11SriyaniP/65RT 13HT
12AsihP/50RT 11Bronkhitis
13TupanL/50RT 11HT
14MistinP/38RT 11
15MartiP/65RT 11HT
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 559 orang, penduduk yang risiko psikososial 14 orang, dan terdapat 1 orang yang mengalami gangguan jiwa. 3.1.2 Krajan II
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.Ngateni P/65 03
2.SemiP/-03Halusinasi, RPK
3.Sujiono L/-03Epilepsi
4.Bandi L/64 01Epilepsi
5.Legini P/6001
6.Sumi P/7401
7.Sunarsih P/49 09HT (berobat ke RS.Kanjuruhan)
8.Poniyem P/55 09Hipertensi (berobat ke puskesmas)
9.Sulastri P/54 09Diabetes (berobat ke Bidan)
10.PardiL/60 09TBC (berobat Puskesmas)
11Girah P/82 09Hipertensi (berobat ke Puskesmas)
12Waginem P/79 09
13Karti P/55 09Hipertensi (berobat ke Puskesmas)
14Mistri P/57 09Asam urat (berobat ke Puskesmas)
15Suwarti P/54 09Hipertensi (berobat ke RS.Kanjuruhan)
16SandiL/12 09Retardasi Mental
17Ponijem P/8209
18Sumia P/79 09
19Endang P/24 01
20Krisna JL/607Autisme
21SriatinP/5707Darah tinggi / puskesmas
22Rini LarasatiP/4707Darah Tinggi / Puskesmas
23MariatunP/5107Paru-paru / puskesmas
24TukiniP/8407Asam Urat / puskesmas
25MisiyemP/5907Asam Urat dan agak tuna rungu
26NgatinemP/6707Darah tinggi dan kencing manis / puskesmas
27SianiP/4507Darah tinggi / puskesmas
28Ririn IstianahP/3307Ibu hamil / bidan
29SugiatiP/5608Asam urat / puskesmas
30Lasudi L/5708Stroke / puskesmas
31Diana P/1608Kehilangan orang yang disayangi (ayah)
32SuhariatiP/5908Asam urat / petugas kesehatan
33PurwantoL/3208Tuna netra
34TimanL/6408Paru-paru / petugas kesehatan
35Anik PatonahP/2808Belum punya anak
36SunartiP/4908Ditinggal meninggal bapaknya
37Sunarti P/4508Asam lambung (dr. Nunuk)
38PaitunP/6508Asam urat / puskesmas
39SukesiP/5208Jantung / dr. Paulina
40TuminiP/5508Ginjal / RSI
41KemberP/7108Stroke / RSI
42SukarmiP/6008Darah tinggi / petugas kesehatan
43TrianiP/4508Epilepsi
44SumiatiP/5408Asma / puskesmas
45SumarsihP/5708Rematik / petugas kesehatan
46SunarsihP/4506
47SuwardiL/5106
48TuminemP/7506
49KasnihP/5406
50Karjikun L/6806
51SukimanL/5606
52MurtianiP/4206
53WakidinL/7506
54SumarsonoL/8706
55SukaniP/6906
56PonidiL/8605
57TirtomoL/7905
58KasiyahP/7405
59SupardiL/2905
60SuwatiP/3605
61KastiP/7402
62MiarahP/5402
63CikrakP/7402
64Lasinem P/8402
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 521 orang, penduduk yang risiko psikososial 57 orang, dan terdapat 7 orang yang mengalami gangguan jiwa.
3.1.3 Krajan III
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.SumarohP/40RT 20 RW 6Hamil
2.RichaP/13RT 20
3.Novita SariP/17RT 20
4.SutianiP/62RT 20
5.WagimanL/60RT 20
6.WagirahP/57RT 20
7.MistiarmiP/42RT 20
8.Niti NgatemunL/75RT 20
9.SumirahP/70RT 20
10.SutomoL/80RT 20
11MukasanL/74RT 20
12SemiP/56RT 20
13SumardiL/27RT 20Jejaka
14BuaminL/78RT 20
15NgatminahP/75RT 20
16SlametL/48RT 20
17SutiahP/42 RT 20
18SukiL/67RT 20
19NawatiP/76RT 20
20SaunahP/70RT 20
21MisdiL/38RT 20
22TuminiP/60RT 20
23ResekP/60RT 20
24B. TumirahP/80RT 20
25SukawanL/46RT 20
26EniP/36RT 20
27SaminemP/47RT 20
28WagiranL/69RT 20
29SenantiP/68RT 20
30SriyatinP/40RT 20
31PoniminL/42RT 20
32MiantiP/60RT 20
33SumliyahP/67RT 20
34WagintenP/78RT 20
35Ida LasmaniP/31RT 20
36Karto TugimanL/69RT 20
37GintenP/71RT 20
38SatumahP/79RT 20
39SiyonoL/58RT 18Pernah Stroke
40B. MainiP/70RT 18 RW 5Stroke
41SutrisnoL/RT 18 RW 5
42SukarmiP/38RT 18 RW 5
43AmeliaP/6RT 18 RW 5
44PaidiL/73RT 18 RW 5
45KentiP/36RT 18 RW 5Janda
46BundariP/65RT 18 RW 5
47TunahP/38RT 18 RW 5
48B. LegimahP/70RT 18 RW 5
49TiniP/65RT 18 RW 5
50MinahP/80RT 18 RW 5V
51PonirahP/80RT 18 RW 5
52TutikP/24RT 18 RW 5
53SaminiPRT 18 RW 5
54WartiP/70RT 18 RW 5
55CrisyeL/17RT 18 RW 5
56ToriP/65RT 18 RW 5Janda
57SupiyahP/67RT 18 RW 5
58MuknurkiminL/59RT 18 RW 5
59SaminemP/57RT 18 RW 5
60YuliantoL/21RT 18 RW 5
61SutrisL/45RT 18 RW 5
62SriyaniP/41RT 18 RW 5
63B.LasiyemP/67RT 18 RW 5
64MulyonoL/46RT 18 RW 5
65MistriP/47RT 18 RW 5
66SunaimL/65RT 17 RW 5
67KastinP/51RT 17 RW 5
68SuliyadiL/42RT 17 RW 5V
69WinarsihP/40RT 17 RW 5
70AnggrainiP/16RT 17 RW 5V
71SatipL/54RT 17 RW 5
72JeminemP/49RT 17 RW 5
73IlaisahP/20RT 17 RW 5
74DarsonoL/55RT 17 RW 5Halusinasi, Isos
75KusenoL/65RT 17 RW 5
76WakinemP/56RT 17 RW 5
77Mul KamsunL/75RT 17 RW 5
78MiseniP/70RT 17 RW 5
79SukimanL/72RT 17 RW 5
80MusiniP/65RT 17 RW 5
81SupriadiL/50RT 17 RW 5PK verbal, waham curiga
82Sri MulyaniP/44RT 17 RW 5
83MistiP/65RT 17 RW 5
84KasnamL/70RT 17 RW 5
85PaimahP/40RT 17 RW 5
86Las kasihanL/45RT 17 RW 5
87PujiendriP/34RT 17 RW 5
88PonitiP/70RT 17 RW 5
89SanusiL/36RT 17 RW 5
90MunasidL/65RT 17 RW 5
91LasiyahP/60RT 17 RW 5
92PoniyahP/80RT 17 RW 5
93MusionoL/50RT 17 RW 5
94SusantiP/22RT 17 RW 5
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 304 orang, penduduk yang risiko psikososial 85 orang, dan terdapat 2 orang yang mengalami gangguan jiwa. 3.1.4 Balewarti I
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.Mufidatul M.P/0602Retardasi mental
2.SarimanL/7502Sesak nafas
3.SholehL/2702
4.BeqiahP/6102Rematik
5.AstianiP/7902Lumpuh
6.MaimunahP/4702Rematik
7.KamsitiP/6002Kencing manis
8.DulasanL/5102
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 248 orang, penduduk yang risiko psikososial 6 orang, dan terdapat 2 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.1.5 Balewarti II
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.BuadiL/5909Diabetes
2.SuyonoL/3211Menyendiri, kehilangan orang yang dicintai. Pernah berobatmedis + alternative
3.SiamiP/3411Keterbelakangan mental, tidak mau bicara
4.AsikL/-11Keterbelakangan mental
5.KamsiahP/7512
6.DomoL/6912
7.BuniaP/6812
8.TimunaP/7114
9.H. Fathur RohmanL/-14Pernah berobat ke Puskesmas Bantur
10.DahriyahP/-14
11.NgatiniP/4514
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 516 orang, penduduk yang risiko psikososial 9 orang, dan terdapat 2 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.1.6 Balewarti III
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.MistarL/2519Tumor mata
2.AriaP/4018Buta
3.PonintenP/4018Buta
4.BuangL/3020Pasung, PK
5.TartiP/2620
6.TrubusP/6420
7.SarmiP/5018Sakit menahun
8.WartiP/4518
9.Sofi18Buta
10.RutikP/3117
11.ParmiP/3716Kehilangan harta benda
12.Siti rohmahP/3818
13.FatimatizzzahrohP/1520
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 424 orang, penduduk yang risiko psikososial 11 orang, dan terdapat 2 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.1.7 Balewarti IV
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1H. Fatimah21
2Rafii21
3Sumrati22
4SiatiKrajan 1/21
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 336 orang, penduduk yang risiko psikososial 1 orang, dan terdapat 3 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.1.8 Balewarti VNONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.Fatimatus sahraP/1520
2.TrubusP/6420
3.TartiP/2620
4.BuangL/3020
5.Siti RohmahP/3820
SofiP/1320
6.WartiP/4520
7.SarmiP/5020
8.RutikP/3120
9.ParmiP/3720
10.PonintenP/4020
11.AsiaP/5020
12.MistarL/2520
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 341 orang, penduduk yang risiko psikososial 9 orang, dan terdapat 3 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.1.9 Kutukan
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.JeminahP/70RT3RW2Rematik
2.TakimL/46RT3RW2RM, Epilepsi
3.SuminiP/62RT3RW2TBC, Diabetes
4.SamadiL/70RT3RW2
5.SamaiL/63RT3RW2
PoniyemP/70RT3RW2Pikun
6.SiamahP/55RT3RW2
7.ParmunL/60RT3RW2Stroke
8.MartiahP/74RT3RW2Pikun
9.YahmanL/62RT3RW2Stroke, Diabetes
10.B WarniP/74RT3RW2Pikun
11.SupinP/58RT3RW2HT
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 504 orang, penduduk yang risiko psikososial 10 orang, dan terdapat 1 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.10 Jeding 1NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.MeseniL/5809Kencing manis, jantung
2.KusenoL/6508Darah tinggi, kencing manis
3.SaminemP/5908Darah tinggi, kencing manis
4.WagimanL/6008
5.GintenP/8508
SukiranL/6907Paru-paru
6.SariantoL/5407Kelenjar
7.SeniantoL/4807
8.NgateminL/6607Ginjal
9.SinemP/5907Darah tinggi
10.WakimanL/8407Paru-paru
11.NesaP/7906Paru-paru
12.WariantoL/6406Asam urat
13.RustianiP/5406Kencing manis, stroke
14.WawanL/2006Paru-paru
15.TukinahL/5806Stroke
16.SuwantoL/4506Kencing manis
17.SukadiL/4606Kencing manis
18.SujiatiP/3906Kencing manis
19.TunahP/7906TBC
20.PaidiL/8005Darah tinggi
21.B. RamuP/2505Kurang darah
22.SuminiP/6005Darah tinggi
23.JumiatiP/4005Kelenjar
24.SumatiP/6005Paru-paru
25.MisranL/8005Gatal-gatal
26.MiarjoL/8405Pernah berobat di RS Kanjuruhan
27.SaiahP/4705Kencing manis
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 848 orang, penduduk yang risiko psikososial 24 orang, dan terdapat 3 orang yang mengalami gangguan jiwa.3.11 Jeding II
NONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.SamsuriL/7019
2.MisarahP/6519
3.BunariL/6519
4.RohamaP/6019
5.H. SarmiL/7819
6.B. SarmiP/7619
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 329 orang, penduduk yang risiko psikososial 6 orang, dan tidak terdapat orang yang mengalami gangguan jiwa.3.12 Jeding IIINONAMAJENIS KELAMIN/ USIA
RTSTATUS
KETERANGAN
Gangguan Risiko
1.MuhariL/6722
2.Puput MulianiP/2021
3.SyofiP/1121
4.SutiniP/6022Tumor
Berdasarkan hasil pendataan oleh para kader dan setelah divalidasi ulang oleh mahasiswa CMHN, penduduk yang sehat berjumlah 407 orang, penduduk yang risiko psikososial 4 orang, dan tidak terdapat orang yang mengalami gangguan jiwa.3.2 Daftar Nama Pasien Gangguan JiwaNO.NAMAUMURPOSYANDURTKETERANGAN
1.DelanL/70Krajan 1
2.Ngateni P/65 Krajan 203
3.SemiP/-Krajan 203Halusinasi, RPK
4.Sujiono L/-Krajan 203Epilepsi
5.SandiL/12 Krajan 209Retardasi Mental
6.Krisna JL/6Krajan 207Autisme
7.TrianiP/45Krajan 208Epilepsi
8.KasnihP/54Krajan 206
9.DarsonoL/55Krajan 317 Halusinasi, Isos
10.SupriadiL/50Krajan 317 PK verbal, waham curiga
11.Mufidatul M.P/06Baliwarti 102Retardasi mental
12.SholehL/27Baliwarti 102Retardasi mental
13.SuyonoL/32Baliwarti 211Isos, DPD, Waham curiga
Menyendiri, kehilangan orang yang dicintai. Pernah berobat medis + alternative
14.SiamiP/34Baliwarti 211Retardasi mental, DPD,
15.AsikL/-Baliwarti 211Retardasi mental
16.BuangL/30Balewerti 320Pasung, PK
(saat ini sedang dirawat di RSSA)
17.RutikP/31Balewerti 317
18.RafiiBalewarti 421
19.SumratiBalewarti 422
20.SiatiBalewarti 4Krajan 1/21
21.RutikP/31Balewarti 520
22.Siti RohmahP/38Balewarti 520Waham, Halusinasi, DPD, RPK, HDR, Isos
23.PainiP/70Jeding 103Tidak mau bergaul, bicara sendiri
24.LasminahP/57Jeding 103Bicara sendiri
25.MuktianiP/60Jeding 104Tidak mau bergaul
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Jumlah penduduk sehat jiwa di desa Rejosari berjumlah 5337 orang
2. Jumlah penduduk risiko psikososial berjumlah 236 orang3. Jumlah pasien gangguan jiwa di desa Rejosari sebanyak 25 orang
Siapa yang harus bertanggungjawab terhadap kesehatan mental masyarakat ? bagaimana cara bp/ibu meningkatkan kesehatan mental keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar bp/ibu ?
Dapatkah bp/ibu membayangkan bila salah seorang tetangga dekat bp/ibu mengalami masalah kejiwaan ? Apa yang akan bp/ibu lakukan ?
Bila ada tetangga yang baru pulang dari rumah sakit jiwa, apa yang akan bp/ibu lakukan ?
Identifikasi apakah ada tetangga bp/ibu yang mempunyai perilaku seperti tertulis pada tabel 1 dan 2 ?
Bagaimana cara bp/ibu menilai perilaku seseorang yang termasuk sehat jiwa, berisiko mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa
Perlihatkan cara bp/ibu dalam mendeteksi adanya masalah psikososial atau gangguan jiwa
Sebagai kader apa yang dapat bp/ibu lakukan untuk menolong mereka?
Peragakan bagaimana bp/ibu mengundang keluarga untuk mengikuti penyuluhan
Peragakan bagaimana bp/ibu mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang menyendiri
Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang mendengar suara suara
Diskusikan hal hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari saat kunjungan rumah
Identifikasi kasus kasus yang membutuhkan rujukan
Peragakan bagaimana caranya bila bp/ibu melakukan rujukan kasus ke perawat CMHN