audit hutang jangka panjang kl 9

25
MAKALAH AUDIT PENGUJIAN SUBSTANTIF HUTANG JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG KELOMPOK 9 Famila Febri K. (13.0102.0113) Arina Manasika (13.0102.0137) Anggi Anggraini A. (13.0102.0148) Petriana Heski (13.0102.0156) Danik Tri Purwanti (13.0102.0158)

Upload: famila-febri

Post on 09-Jul-2016

90 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

MAKALAH AUDITPENGUJIAN SUBSTANTIF

HUTANG JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG

KELOMPOK 9Famila Febri K. (13.0102.0113)Arina Manasika (13.0102.0137)Anggi Anggraini A. (13.0102.0148)Petriana Heski (13.0102.0156)Danik Tri Purwanti (13.0102.0158)

 

FAKULTAS EKONAMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAGELANG 2016

Page 2: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

A. Pengertian

Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar oleh perusahaan atas

kegiatan perusahaan dalam usaha normalnya. Dalam pelaksanaan audit, seorang

auditor akan berusaha untuk melakukan pengujian pengendalian secara efektif.

Dalam pengujian akun hutang usaha ini sangat menentukan keberhasilan auditor

untuk untuk mengaudit investasi atau siklus pembayaran. Apabila pengujian ini

berhasil maka auditor akan mengurangi prosedur analitik dan pengujian terinci

atas saldo hutang usaha.

Huang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca

dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka

pendek perusahaan. Hutang usaha juga biasanya dipengaruhi oleh volume

transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan tetapi,

bila dibandingkan dengan audit atas saldo aktiva, audit atas hutang lebih

ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.

Alasannya adalah bahwa manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang,

maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan

posisi keuangan yang lebih menguntungkan. Metode pengujian terinci atas hutang

usaha yaitu :

1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usaha

2. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan pengujian

pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

3. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik

4. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo hutang usaha

Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca

Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan dini atas

hal-hal signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan akhir tahun (sebagai

contoh, transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, kondisi yang

berubah, pernyataan standar akuntansi yang baru, dan pos laporan keuangan yang

mungkin memerlukan penyesuaian). Di samping itu, banyak bagian perencanaan

audit, termasuk upaya memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,

2

Page 3: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

penentuan tingkat risiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantif atas

transaksi, dapat dilakukan sebelum tanggal neraca.

Penentuan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian

Hutang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah

saldo maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut.

Jadi, risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko

inheren, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang

berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

Perancangan Pengujian Substantif

Tujuan utama pengujian subtantif terhadap utang usaha adalah

membuktikan bahwa saldo akun utang usaha yang dicantumkan dalam neraca

mencerminkan saldo akun utang usaha yang sesungguhnya pada tanggal neraca

tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian subtantif yang

digolongkan ke dalam lima kelompok: (1) prosedur audit awal, (2) prosedur

analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun

rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.

Kelima kelompok pengujian subtantif tersebut untuk memverifikasi lima

asersi manajemen yang terkandung dalam akun Utang Usaha : (1) keberadaan dan

keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) kewajiban, dan (5) penyajian dan

pengungkapan.

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan utang usaha.

Sebelum auditor melakukan pengujian sebelum kewajaran saldo utang usaha

yang dicantumkan dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai

ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi utang

usaha yang disajikan dalam neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi

antara saldo utang yang dicantumkan dalam neraca dengan akun Utang Usaha

dalam buku besar dan selanjutnya ke register bukti kas keluar dan register

cek.

b. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian utang usaha yang

dicantumkan di neraca.

3

Page 4: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

Dalam pengujian subtantif terhadap utang pada umumnya, pengujian

ditujukan untuk menemukan kemungkinan adanya unrecorded liabilities.

Untuk membuktikan asersi keberadaan aktiva dan keterjadian transaksi yang

bersangkutan dengan utang lancar, auditor melakukan berbagai pengujian

subtantif berikut ini :

Pengujian analitik.

Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang

usaha.

Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha.

Konfirmasi piutang usaha.

Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang

diterima oleh klien dari krediturnya.

c. Membuktikan asersi kelengkapan utang usaha yang dicantumkan dalam

neraca.

Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum, utang usaha harus

disajikan di neraca pada fakta pada tanggal neraca atau dengan kata lain

sebesar jumlah yang menjadi kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal

neraca. Tidak seperti halnya dengan piutang usaha yang disajikan di neraca

dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya

piutang usaha, utang usaha disajikan di neraca pada jumlah kewajiban klien

pada tanggal neraca.

Dengan demikian tujuan pembuktian asersi penilaian tidak berlaku terhadap

saldo utang usaha pada tanggal neraca. Pembuktian asersi kelengkapan utang

usaha lebih ditujukan untuk mencari adanya unrecorded liabilites pada

tanggal tersebut. Untuk membuktikan bahwa utang usaha yang dicantumkan

di neraca mencakup semua kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal

neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan deangan utang usaha

dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan pengujian subtantif seperti yang

diatas.

Transaksi yang berkaiatan dengan timbul dan berkurangnya utang usaha

mempunyai pengaruh yang langsung terhadap perhitungan saldo utang usaha

4

Page 5: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

pada tanggal neraca, sehingga ketidaktepatan dalam penetapan pisah batas

transaksi yang bersangkutan dengan utang usaha akan berdampak langsung

terhadap perhitungan akun Utang Usaha dan pembelian (purchases). Oleh

karena itu salah satu pengujian subtantif untuk membuktikan asersi

kelengkapan utang usaha adalah pemeriksaan terhadap ketepatan pisah batas

transaksi yang bersangkutan dengan utang usaha.

d. Membuktikan asersi kewajiban klien atas utang usaha yang dicantumkan di

neraca.

Utang usaha yang ada pada tanggal neraca merupakan kewajiban klien

kepada kreditur pada tanggal tersebut. Untuk membuktikan kewajiban klien

yang terecrmin dalam utang usaha yang dicantumkan di neraca, auditor

melakukan pengujian subtantif berikut ini :

Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang

usaha.

Konfirmasi piutang usaha.

Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang

diterima oleh klien dari krediturnya.

e. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.

Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan

pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian terhadap utang usaha

diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan untuk membuktikan apakah unsur

utang usaha telah disajikan dan diungkapakan oleh klien di neracanya sesuai

dengan prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian subntantif untuk

membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca

adalah:

Konfirmasi utang usaha

Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang

diterima oleh klien dari krediturnya.

Pembandingan penyajian utang usaha di neraca dengan prinsip akuntansi

berterima umum yang diaudit dangan prinsip akuntansi berterima umum.

5

Page 6: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

B. HUTANG LANCAR (HUTANG JANGKA PENDEK)

Hutang lancar meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi di dalam periode

jangka pendek (1 tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus kegiatan

normal perusahaan) dengan cara mengurangi aktiva yang di kelompokkan dalam

aktiva lancar atau dengan cara menimbulkan hutang lancar yang lain.

Tujuan Pengujian Substantif terhadap Hutang usaha

a) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan hutang usaha

b) Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang

berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.

c) Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi

dan kelengkapan saldo hutang usaha yang disajikan di neraca.

d) Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca

e) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di

neraca

Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan

merupakan factor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek

perusahaan. Hutang usaha biasanya juga dipengaruhi oleh volume transaksi yang

tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Audit atas hutang lebih

ditekankan pada asersi kelengkapan karena jika manajemen termotivasi untuk

memanipulasi hutang maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar

dapat melaporkan posisi keuangan yang lebih menguntungkan.

1. Penentuan Risiko Deteksi

Hutang usaha dipengaruhi oleh transaksi pembelian maupun transaksi

pengeluaran kas. Jadi risiko pengujian rincian untuk asersi hutang usaha

dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko prosedur analitis dan factor-faktor risiko

pengendalian yang berkaitan dengan kedua kelompok transaksi tersebut.

2. Perancangan Pengujian Substantif

a. Prosedur Awal

Pengujian audit dimilai dengan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan

industry klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantive atas hutang

6

Page 7: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan

menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun

buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk

mengembangkan daftar jumlah yang terhutang pada tanggal neraca.

b. Prosedur Analitis

Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk mengembangkan

ekspektasi atas saldo akun hutang dan hubungan antara hutang usaha dengan

akun-akun kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Suatu penurunan

yang abnormal atas rasio perputaran hutang usaha atau kenaikan yang tidak

diharapkan atas rasio lancer dapat menjadi indicator bahwa kewajiban telah

ditetapkan terlalu rendah. Prosedur analitis akan dilakukan pada tahap akhir

penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian

rincian telah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam

laporan keuangan.

c. Pengujian Rincian Transaksi

1) Menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung.

Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke

dokumentasi pendukung dalam file klien seperti voucher, faktur penjualan,

laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri

ke dokumen transaksi pengeluaran kas seperti buku pengeluaran cek atau

memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga.

2) Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian.

Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaki

pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode

yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal-tanggal

laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat

jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya

mencakup periode antara 5-10 hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal

neraca. Dalam memeriksa dokumentasi harus diberikan pertimbangan

khusus atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.

3) Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas.

7

Page 8: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

Bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui

observasi langsung dan review atas dokumentasi internal. Pisah batas yang

tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat penting

untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca.

4) Melakukan pencarian hutang yang belum tercatat.

Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur

yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiaban signifikan

yang belum dicatat pada tanggal neraca.

d. Pengujian Rincian Saldo.

1) Konfirmasi hutang usaha.

Prosedur ini bersifat opsional karena konfirmasi ini tidak dapat menjamin

bahwa hutang yang belum dicatat akan dapat ditemukan dan bukti

eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk

mendukung saldonya. Konfirmasi hutang usaha direkomendasikan apabila

risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang

relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi

kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama

yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun

berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.

2) Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan pemasok.

Para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bias dijumpai

dalam file klien. Jumlah yang terhutang pada pemasok menurut daftar

hutang klien dapat direkonsiliasi dalan laporan tersebut. Bukti yang

diperoleh dari prosedur ini kurang dapat diandalkan karena laporan

pemasok telah dikirimkan kepada klien dan bukan langsung kepada

auditor. Selain itu laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok

tertentu.

e. Pembandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP.

Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat

sebagai kewajiban lancer. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di

muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan

8

Page 9: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

jasa di masa depan maka jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai

uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga

perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang mempunyai

hubungan istimewa, komitmen pembelian serta kewajiban kontinjen.

C. HUTANG JANGKA PANJANG

Dari sudut pandang pengauditan, utang wesel, utang hipotik, dan utang

obligasi mempunyai karakteristik yang sama. Pada umumnya, utang-utang

semacam ini (1) disertai dengan perjanjian tentang bunga yang disepakati, (2)

memerlukan persetujuan dari dewan komisaris, (3) mungkin disertai dengan

jaminan harta tetap atau bentuk lainnya. Tujuan audit atas rekening-rekening

tersebut biasanya dapat dicapai dengan mudah.

Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi berkaitan dengan

utang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali sangat signifikan.

Transaksi utang jangka panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir

tahun. Oleh karena itu, pengujian substantif atas saldo utang jangka panjang bisa

dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Pengujian atas biaya yang

berkaitan biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian atas saldo utang.

Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang

harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau hutang yang  jatuh

temponya lebih dari satu tahun. Transaksi utang jangka panjang: yang meliputi

utang obligasi, hipotik, wesel, dan pinjaman, beserta pembayaran pokok dan

bunganya.

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan

kegiatannya dengan menarik utang jangka panjang :

1) Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan aktiva lancar, sehingga alternatif yang masih

menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang

guna melunasi utang jangka pendeknya tersebut.

9

Page 10: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

2) Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana

yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya

dengan menambah saham yang beredar.

3) Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana akan lebih murah bila diperoleh

dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan

dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan deviden yang dibayarkan

kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan sebagai biaya dalam

laporan laba rugi, sehingga tidak dapat mengurangi besarnya pajak

penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan.

4) Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperoleh dengan cara

menyewa (lease) daripada membeli

Tujuan Pengujian substantif terhadap utang jangka panjang :

1) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan utang jangka panjang

2) Membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan

kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan

keterjadian transaksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang selama

tahun yang diaudit

3) Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit

dan kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan di neraca

4) Membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca

merupakan klaim kreditur terhadap aktiva entitas

5) Membuktikan kewajaran penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan

di neraca

6) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang

yang dicantumkan di neraca.

1. Penentuan Risiko Deteksi

Risiko deteksi untuk semua asersi yang berkaitan dengan saldo rekening

biasanya ditetapkan rendah karena sifat dan volume transaksi utang jangka

panjang relatif jarang, kecuali untuk asersi kelengkapan dan penilaian atau

10

Page 11: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

pengalokasian. Namun auditor harus tetap skeptis terhadap kemungkinan

terjadinya utang tidak dicatat.

2. Pengujian Substantif Utang Jangka Panjang

Kategori Pengujian SubstantifProsedur-prosedur awal 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha

klien untuk menentukan:a. Signifikansi berbagai sumber pembelanjaan (utang

dan ekuitas) bagi perusahaan klien.b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh

terhadap kebutuhan perusahaan akan pendanaan dan kemampuan untuk melunasi kewajiban utang maupun ekuitas

c. Standar industri mengenai seberapa jauh industri menggunakan pembelanjaan utang dan ekuitas serta dampak utang terhadap laba bersih.

2. Lakukan prosedur-prosedur awal atas saldo-saldo dan catatan utang jangka panjang yang akan diuji pada tahap berikutnya.a. Telusur saldo awal utang jangka panjang ke kertas

kerja tahun lalu.b. Review aktivitas dalam semua rekening utang jangka

panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan dan selidiki ayat-ayat jurnal yang nampak tidak biasa jumlah maupun sembernya.

c. Dapatkan daftar utang jangka panjang dari klien dan pastikan bahwa data dalam daftar sesuai dengan catatan akuntansinya dengan cara:- Periksa kebenaran penjumlahan menurun dan

mendatar dalam daftar, dan rekonsiliasi jumlah-jumlah tersebut dengan buku besar pembantu utang jangka panjang dan saldo di rekening kontrol.

- Periksa kesesuainan unsur-unsur dalam daftar dengan ayat jurnal di buku pembantu dan rekening kontrol di buku besar.

Prosedur analitis 3. Lakukan prosedur analitis.a. Hitung rasio-rasio: ROA, aliran kas bebas, utang

berbunga terhadap total aktiva, dsb.b. Analisis rasio-rasio dan hubungannya dengan prakiraan

berdasarkan pengalaman masa lalu, anggaran, industri, atau data lainnya.

Pengujian detil transaksi 4. Cocokkan ayat jurnal dalam rekening utang jangka panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan.

11

Page 12: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

Pengujian detil saldo 5. Review otorisasi dan perjanjian utang jangka panjang.6. Konfirmasi utang jangka panjang dengan kreditur atau

wali amanat (bond trustees).7. Lakukan perhitungan kembali biaya bunga.

Penyajian dan pengungkapan

8. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU.a. Tentukan bahwa saldo-sldo utang jangka panjang telah

diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam laporan keuangan.

b. Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan semua persyaratan, perjanjian, komitmen, dan ketentuan penghentian yang berkaitan dengan utang jangka panjang.

3. Prosedur-Prosedur Awal

Prosedur-prosedur awal sebagaimana berlaku untuk pengujian substantif atas

saldo rekening yang lain, juga berlaku untuk utang jangka panjang. Auditor harus

memahami bisnis dan bidang usaha klien, menentukan kebutuhan perusahaan

akan pembelanjaan dari luar, dan kemampuan untuk membayar utang-utangnya.

Oleh karena aktivitas pembelanjan jelas sangat berkaitan erat dengan aktivitas

investasi, maka auditor bisa melakukan kegiatan tersebut untuk kedua aktivitas ini

secara bersamaan.

Dalam prosedur inisial, hal yang pertama dilakukan auditor ialah memriksa

ketepatan matematis skedul pendukung dengan cara merekonsiliasi saldo dalam

skedul dengan saldo buku besar dan buku pembantu utang jangka panjang. Skedul

yang umum adalah daftar jumlah obligasi yang dipegang pemilik dengan register

yang disiapkan oleh bond trustee.

4. Prosedur Analitis

Bagian terpenting pengauditan utang jangka panjang panjang adalah

penentuan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan

prakiraan auditor. Pemahaman auditor atas bisnis dan bidang usaha klien serta

risiko prosedur analitis bisa mengarahkan pada prosedur-prosedur yang bisa

dilakukan auditor untuk menetapkan kewajaran informasi keuangan yang

berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga. Auditor juga harus

12

Page 13: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

menilai pengungkapan tentang saat jatuh tempo dan hal-hal penting lainnya sesuai

dengan isi perjanjian.

Sebagai bagian dari pertanggungjawaban auditor untuk menilai kelangsungan

hidup perusahaan klien, auditor harus mengevaluasi kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan aliran kas yang cukup untuk membayar bunga, utang yang

jatuh tempo, dan hal-hal lain sesuai dengan perjanjian. Pada waktu melaksanakan

prosedur analitis, auditor harus selalu bersikap skeptis professional dan

menyelidiki hal-hal yang tidak normal.

5. Pengujian Detail Transaksi

Dalam pengujian obligasi, auditor harus mendapatkan bukti mengenai nilai

nominal obligasi dan hasil bersih yang diperoleh dari penerbitan obligasi.

Penerbitan surat-surat utang harus ditelusur ke penerimaan kas yang dibuktikan

dengan tanda terima pembayaran dari broker. Pembayaran pokok pinjaman utang

jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher atau bukti

pengeluaran kas. Pembayaran untuk pelunasan utang dapat diperiksa juga dengan

menginspeksi sertifikat wesel atau sertifikat obligasi untuk memastikan bahwa

sertifikat-sertifikat tersebut telah diberi tanda “LUNAS” atau telah dibatalkan.

Apabila pembayaran pokok utang dilakukan secara angsuran, maka ketepatan

pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. maka ketepatan

pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. Obligasi mungkin juga

dikonversi menjadi saham. Apabila hal ini terjadi, maka auditor harus memeriksa

transaksi konversi tersebut dengan menginspeksi sertifikat obligasi yang

dibatalkan dan sertifikat saham yang bersangkutan.

Apabila bunga obligasi dibayar melalui pajak luar yang independen, maka auditor

harus memeriksa laporan pembayaran bunga yang dibuat agen. Pencocokan ayat-

ayat jurnal yang diposting ke dalam rekening utang jangka panjang ke dokumen

pendukungnya akan memberi bukti mengenai 4 asersi yaitu : 1) keberadaan atau

keterjadian 2) kelengkapan 3) hak dan kewajiban 4) penilaian atau pengalokasian

Dalam hal ini asersi kelengkapan yang dibuktikan melalui pencocokan ke

dokumen, hanya terbatas pada pembuktian bahwa ayat-ayat jurnal yang telah

mengurangi utang jangka panjang adalah pendebetan (pengurangan) yang sah dan

13

Page 14: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

benar. Namun pencocokan ke dokumen atas ayat-ayat jurnal tidak bisa

menemukan adanya utang jangka panjang yang tidak dicatat.

6. Pengujian Detail Saldo

a. Konfirmasi utang

Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai keberadaan dan termin

utang jangka panjang dengan pihak yang meminjamkan dana, seperti bank

dan bond trustee. Disamping itu auditor juga dapat meminta klien membuat

surat permintaan kepada pihak-pihak tersebut untuk menjawab konfirmasi

kepada auditor. Pengiriman surat dan penerimaan jawaban konfirmasi harus

dilakukan oleh auditor. Pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan

atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau

pengalokasian.

b. Review otorisasi dan kontrak

Bukti adanya otorisasi dapat dilihat dalam notulen rapat dewan komisaris.

Otorisasi pengeluaran utang jangka panjang meliputi referensi ke pasal

aturan hukum yang berkaitan dengan pembiayaan dengan pinjaman. Auditor

juga harus menelaah mengenai aspek hukum yang dapat terjadi apabila ada

masalah dengan pinjaman. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan

asersi keberadan atau keterjadiaan, hak dan kewajiban.

c. Vouching penjurnalan rekening utang jangka panjang

Auditor pertama kali melihat penjurnalan utang jangka panjang, dimana

selanjutnya auditor menelusuri keberadaan dokumen-dokumen

pendukungnya, seperti: cancelled check, voucher dan sertivikat penghentian

obligasi. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau

keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

d. Menghitung kembali biaya bunga

Biaya bunga dapat diverifikasikan dengan bukti dokumen dan perhitungan

kembali. Biaya bunga yang dibebankan dapat diverifikasi dengan

pengidentifikasian tanggal pembayaran bunga terakhir, dan menghitung

kembali jumlah yang dibukukan klien

7. Membandingkan Penyajian Dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

14

Page 15: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

Agar laporan keuangan lebih informatif maka perubahan pada setiap rekening

ekuitas pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut dapat

dilakukan pada batang tubuh laporan utama dengan memberikan catatan di

dalamnya atau disajikan ke dalam laporan terpisah. Pengungkapan yang berkaitan

dengan bagian ekuitas ini meliputi ketentuan opsi saham, dividen yang

tertunggak, nilai pari saham atau nilai yang ditetapkan, preferensi dalam

pembagian dividen dan likuiditas. Auditor mendapatkan bukti tentang asersi

penyajian dan pengungkapan melalui pengujian-pengujian diatas dan dari review

atas notulen rapat dan pencocokan ke rekening-rekening ekuitas pemegang saham.

15

Page 16: AUDIT Hutang Jangka Panjang Kl 9

Kesimpulan

Utang lancer memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik aktiva

lancar, yang berdampak terhadap pengujian substantive terhadap utang lancar.

Dalam menyajikan aktiva lancar, klien cenderung untuk menyajikan aktiva

tersebut lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya. Di lain pihak, dalam

menyajikan utang lancar, klien cenderung umum untuk menyajikan utang tersebut

lebih rendah dari jumlah yang seharusnya. Kecenderungan ini di dorong oleh

keinginan untuk menyajikan gambaran modal kerja perusahaan yang lebih baik.

Oleh karena itu, pengujian substantive terhadap utang lancar di tujukan untuk

menemukan adanya penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang

seharusnya.

Pengujian substantive terhadap utang usaha di tujukan untuk memperoleh

keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi bersangkutan dengan utang usaha,

membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan

dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan

transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi serta membuktikan kewajaran

penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.

16