asma akibat kerja

17
Rochmat Dendiansyah 12218110480 PENYAKIT AKIBAT KERJA ASMA AKIBAT KERJA

Upload: dendiansyah-soerakoesoemah

Post on 27-Sep-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyakit akibat kerja

TRANSCRIPT

Slide 1

Rochmat Dendiansyah12218110480PENYAKIT AKIBAT KERJA

ASMA AKIBAT KERJAAsma Akibat KerjaSuatu penyakit yang ditandai oleh gangguan aliran nafas dan hipereaktiviti bronkus yang terjadi akibat suatu keadaan di lingkungan kerja dan tidak terjadi pada rangsangan diluar tempat kerja.

Sifat-sifat agen penyebabAsma akibat kerja disebabkan oleh penyebab zat sensitisasi (contoh (tumbuhan: padi-padian, bulu teh, kayu cedar merah); (hewan: tikus, marmut); (senyawa organik: formaldehid, isosianat, toluen diisosianat, resin-resin epoksi); obat-obatan khususnya antibiotik; dan enzim (detergen yang berasal dari Bacillus subutilis, papain, pepsin,dll) maupun zat perangsang yang dikenal berada dalam pekerjaan atau lingkungan kerja.

Asma akibat kerja tersebut adalah asma bronkhial tetapi etiologinya bukan hanya allergen melainkan juga zat kimia perangsang (iritan). Meliputi: agen-agen alkali, asam dan oksidan kuat, dan debu inert dalam kadar sangat tinggi.Sumber dan kegunaanAgen-agen tadi banyak dipakai pada proses industri, beberapa diantaranya terdapat sebagai campuran yang tidak diinginkan. Zat-zat tersebut ditemukan pada: produksi dan pengolahan makanan, industri kayu dan mebel, penangkaran hewan, industri kimia, pekerjaan konstruksi, industri farmasi, produksi deterjen.

MaterialOccupational at riskMaterialOccupational at riskPlantsPlatinumPlatinum refinersWheatFarmersNickelWeldersTeaFood ProccessorsCobaltTool grindersCottonTextile workersEnzymesLatexHealth Care workersTrypsinPlastics & Rubber workersCoffee beanFarmersPapainFood ProccessorsAnimalsPectinaseFood ProccessorsDomestic animalsfarmersWood DustsBirdsPoultry breederOakWoodworkersPrawns, CrabsProccessorsMahoganyWoodworkersSilkwormsSilk sericulturesMulberryWoodworkersFishPostal workersDrugsMetalsSulfathiozolePharmaceuticalsChromiumChrome platersBenzyl PenicilinPharmaceuticalsPEKERJA BERESIKO TERPAPARMekanisme KerjaGangguan pernapasan yang disebabkan oleh agen-agen sensitisasi dan iritan ditandai dengan obstruksi saluran napas akut yang reversibel akibat bronkokonstriksi, edema dan peradangan saluran napas dan ekskresi mukus yang diinduksi oleh paparan terhadap agen-agen yang terkait dengan pekerjaan tersebut. Secara klinis gangguan-gangguan ini tidak berbeda dari tipe asma lainnya.Umumnya sensitisasi merangsang produksi suatu imunoglobulin spesifik pada individu yang rentan. Pada individu non-atopik, hipersensitivitas mungkin diperantarai antibodi imunoglobulin yang tersentisasi jangka pendek.Lanjutan...Allergen yang membangkitkan respons ini antara lain debu padi-padian, produk binatang, protein serangga, enzim dari B. subtilis, dan minyak jarak. Allergen ini biasanya mencetuskan reaksi asmatik segera, dimulai dalam beberapa menit hingga 30 menit setelah paparan. Reaksi lambat mungkin terjadi sekitar 4-8 jam setelah paparan.Iritan bekerja melalui trauma jaringan langsung. Suatu reaksi serupa asma dapat pula disebabkan paparan terhadap debu inert dalamkadar tinggi, terutama pada individu-individu dengan peningkatan reaktivitas bronkus non-spesifikPenilaian PaparanPenilaian lingkunganDalam hal iritan, penting dinilai kadarnya dalam udara dengan metode penilaian lingkungan yang lazim. Akan tetapi, untuk agen-agen yang menyebabkan reaksi hipersensitivitas hal ini mungkin tidak penting karena jumlah alergen yang sedikit sekalipun dapat membangkitkan gejala-gejala akut.Penilaian biologisUji-uji biologis yang dapat dipercaya hanya ada untuk sejumlah zat kimia. Bila ada antigen yang relevan, maka uji kulit dan penilaian IgE dapat menunjukkan adanya hipersensitivitas pada para pekerja yang bebas gejala, mencerminkan potensi alegenik agen tersebut.Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakn adalah berukuran 0,1 5 atau 10 mikron. Depkes mengisaratkan bahwa ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.Ambang Batas Debu

Hubungan Paparan efekUmumnya ada suatu korelasi yang baik antara kadar iritan dalam udara dan efek-efek yang merugikan. Hubungan semacam itu tidak ditemukan pada agen-agen sensitisasi.Efek KlinisGejala klinis hiperreaksi bronkus dan asma kimia identik dengan gejala asma bukan akibat kerja. Gejala-gejala itu adalah: dispnea, sesak napas, mengi dan gangguan fungsi paru tipe obstruktif. Foto sinar-X dada tidak memperlihatkan tanda-tanda patologi.Pada reaksi hipersensitivitas segera, serangan timbul dalam beberapa menit setelah paparan di tempat kerja, dan pasien membaik sekitar 2 jam setelah paparan pertama, seringkali setelah jam kerja/malam hari, dan pemulihan mungkin memerlukan waktu lebih dari 24 jam.Pemeriksaan KesehatanPemeriksaan kesehatan sebelum penempatan: riwayat medis (atopi kulit & sistem pernapasan), pemeriksaan fisik, uji fungsi paru.Pemeriksaan Berkalapemeriksaan berkala sama dengan pemeriksaan sebelum penempatan. Biasanya dilaksanakan dalam interval 1 tahun

Penanganan Kasus dan PengendalianPenanganan: Diberikan bronkodilator (obat yang membuka saluran pernapasan).Dalam kasus yang hebat dapat diberikan corticosteroid (melalui mulut atau di hirup).Individu yang sudah diketahui menderita asma akibat kerja hendaknya dijauhkan dari pekerjaan dengan paparan agen bersangkutan.

Pengendalian:Menurunkan pajanan, dapat berupa subsitusi bahan, memperbaiki ventilasi, automatis proses, mengurangi debu di tempat kerja.Memindahkan pekerja ke tempat yang bebas pajanan.Pengunaan APD yang tepat.Memodifikasi proses kerja sedemikian rupa agar hemburan debu berkurang.

PrognosisWalaupun pada kebanyakan individu gejala-gejala asma berhenti bila tidak ada paparan lebih lanjut, namun pada beberapa individu dapat terjadi asma yang memanjang tanpa adanya kontak pekerjaan lebih lanjut dengan agen penyebab. Pada kasus demikian perlu dicurigai adanya kontak lingkungan yang berkelanjutan dengan suatu agen yang ada dimana-mana, suatu iritasi non-spesifik, atau reaksi silang dengan alergen-alergen non-okupasional lainnya.Bila setelah serangan pertama asma, pasien tidak dijauhkan dari paparan selanjutnya, maka dapat terjadi kemunduran progresif fungsi paru dan gejala asma.Video asmaMyHEALTH - Asma.mp4TERIMA KASIHDaftar PustakaBaratawidjaja K, Harjono T. Asma Akibat Kerja.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi ketiga.Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2001Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja, WHO, Jakarta, EGC, 1995Karjadi T, Djauzi S. Dasar- Dasar Penyakit Akibat Kerja. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi IV. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2006Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemar UdaraPujiastuti, Wiwiek, Pusat Kesehatan Kerja,Depkes RI, 2002, Debu sebagai bahan pencemar yang membahayakan kesehatan kerja, http://www.depkes.go.idSumamur, 2009, Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja(Hiperkes), Jakarta, Cv Sagung Setuhttp://luviony-luny.blogspot.com/2011/06/asma.html