askep kardiovaskuler presntsi.docx

27
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER Asuhan Keperawatan ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak Yang di ampu oleh Ika Purnamasari,S.Kep.Ns Disusun oleh : Fika Damayanti Huda Kurnia Putri Imam Aji Nurrodin Irwan Setyadi PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Upload: july-miss-goodbye

Post on 29-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: askep kardiovaskuler presntsi.docx

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER

Asuhan Keperawatan ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Yang di ampu oleh Ika Purnamasari,S.Kep.Ns

Disusun oleh :

Fika Damayanti

Huda Kurnia Putri

Imam Aji Nurrodin

Irwan Setyadi

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS SAINS AL – QURAN (UNSIQ)

DI WONOSOBO JAWA TENGAH

2013

Page 2: askep kardiovaskuler presntsi.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani,

sehingga kita dapat menyelesaiakan tugas makalah keperawatan Anak tentang “ ASUHAN

KEPERAWATAN BAYI DAN ANAK Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler” beserta salam

kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam

yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih

banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita.

Amin.

Wonosobo, 29 Maret 2013

Page 3: askep kardiovaskuler presntsi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 1% bayi baru lahir menderita kelainan jantung bawaan atau penyakit jantung

kongenital. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak-kanak.

Sebagian lagi tanpa gejala sama sekali.ada pula gejala langsung terlihat begitu bayi lahir dan

memerlukan tindakan medis secepatnya. Kelainan Jantung Bawaan adalah kelainan atau

ketidaksempurnaan struktur jantung dan perangkatnya yang dibawa sejak lahir.

Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah besar

yang sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung bawaan

tersebut dapat dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru

bermanifestasi secara klinis setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan

beberapa tahun.

Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa

menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan

operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung

bawaan pada anak dan pada orang dewasa.

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam

mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah.

Jantung merupakan salah satu organ yang tidak  pernah beristirahat Dalam keadaan fisiologis,

pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan

menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini

mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan

pada kinerja jantung.

Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami

masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan

rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka kejadian penyakit jantung semakin

meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah

gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga,

kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food

yang notabene banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung.

Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan

istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi.

Page 4: askep kardiovaskuler presntsi.docx

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan sistem kardiovaskuler.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari sistem kardiovaskuler.

b. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari gangguan sistem kardiovaskuler.

c. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari gangguan sistem kardiovaskuler.

d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari gangguan sistem kardiovaskuler.

e. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak tentang “ Asuhan Keperawatan

Pada Bayi Dan Anak Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler”

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh yaitu dapat menambah pengetahuan seputar asuhan keperawatan

klien dengan Gagal jantung.

Page 5: askep kardiovaskuler presntsi.docx
Page 6: askep kardiovaskuler presntsi.docx

BAB II

KONSEP DASAR

A. Anatomi Fisiologi

Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya

dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung

mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal

dan otak. Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke

seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.

Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Ukuran jantung manusia mendekati

ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″

(9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua

paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal

notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari

midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting

susu sebelah kiri.

Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium

dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan

sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.

Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan antara

atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain adalah katup yang

menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau

bicuspid.

Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara

ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang

menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.

Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah

kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung

diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk

keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot

yang disebut muskulus papilaris.

Page 7: askep kardiovaskuler presntsi.docx

B. GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

1. Penyakit Jantung Kongenital

Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan

malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit

jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak

dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan

ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui

seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda (IPD FKUI,1996)

2. CHF (Congestive Heart Failure)

Congestive Heart Failure atau Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan

jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan

oksigen dan nutrisi. (Brunner & Suddarth, hal. 805).

Congestive Heart Failure adalah kondisi kardiovaskuler dimana jantung tidak mampu

memompa adekuat sejumlah darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan tubuh

(Lewis, 2000).

Gagal jantung kongestif adalah sindrom yang karena kegagalan pompa atau kontraktil

jantung sehingga tidak dapat memasok aliran darah yang cukup ke jaringan atau tidak dapat

mempertahankan curah normal hanya dengan mekanisme kompensasi sehingga menimbulkan

kesukaran ( Rudolph, 2006).

C. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia kerusakan pola mungkin

terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu

atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.

2. Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur

katub atau penurunan kontraktilitas ventricular.

3. Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.

4. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan

gagal jantung sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi. Juga mengkaji potensi

arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan

ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.

5. Rontgen dada

Page 8: askep kardiovaskuler presntsi.docx

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi

atau hipertropi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal.

6. Oksimetri nadi

Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung kongestif akut

menjadi kronis.

7. Analisa gas darah (AGD)

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan (dini) atau

hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

8. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin

Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan baik BUN

dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.

9. Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre

pencetus gagal jantung kongesti

D. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah :

1. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.

2. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat

farmakologi

3. Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi

antidiuretik, diit dan istirahat.

Terapi Farmakologis :

1. Glikosida jantung.

Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi

jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan

volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema

Page 9: askep kardiovaskuler presntsi.docx

2. Terapi diuretik.

Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan harus hati – hati

karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.

3. Terapi vasodilator.

Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan

darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan

kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.

4. Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan & bemberian obat-obatan Furosemid (lasix)

diberikan bersama restriksi cairan buat meningkatkan diuresis & mengurangi efek

kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) buat

mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik buat mencegah

endokarditis bakterial.

5. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.

6. Non pembedahan : Penutupan dgn alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG

EKG menunjukkan gambaran normal sampai ada kalainan;

a. Hipertrofi ventrikel kiri dan Abnormalitas atrium kiri didapatkan pada penderita

dengan defek sedang.

b. .Pada VSD dengan defek besar didapatkan adanya hipertofi ventrikel kiri maupun

kanan dengan atau tanpa abnormalitas atrium kiri

c. Pada sindroma Eisenmenger didapatkan gambaran hipertropfi ventnikel kanan dengan

atau tanpa hipertrofi ventrikel kiri.

2. Foto Thoraks

Kardiomegali dengan gambaran adanya pembesaran Atrium kiri, venrikel kiri, kadang-

kadang ventrikel kanan, arteri pulmonalis yang prominen serta peningkatan vaskularisasi paru

berkorelasi langsung dengan besarnya pirau3.

3. Ekhokadiografi

Pemeriksaan two -dimeflsiOflal dan doppler echocardlogrphy dapat mengidentifikasi

besar dan lokasi defek, meinperkirakan besarnya tekanan arteri pulmonalis, juga

mengidentifikasi kelainafl lain yang rnenyertai serta mengestifliasi besarnya pirau.

4. Kateterisasi Jantung

a. Terdapat peningkatan saturasi oksigen di ventrikel kanan serta peningkatan tekanan di

atrim kin, ventrikel kin maupun arteri pulmonalis pada VSD yang sedang dan berat.

Page 10: askep kardiovaskuler presntsi.docx

b. menentukan rasio aliran darab ke paru dan sistemik (Qp/Qs ) seda menentukan raslo

tahanan paru dan sistemik (RpiRs) ,nilai tensebijt kemudian dipakal sebagal pedoman

indikasi dan kontraindikasi penutupan defek.

c. Jika tekanan di arteri pulmonalis sangat meningkat, tes dengan pembenian oksigen

100% untuk menilai reversibilitas vaskuler paru.

F. Komplikasi

Komplikasi dapat berupa :

1. Kerusakan atau kegagalan ginjal

Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat

menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat

membutuhkan dialysis untuk pengobatan.

2. Masalah katup jantung

Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada

katup jantung.

3. Kerusakan hati

Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu

banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang

mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.

4. Serangan jantung dan stroke.

Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di

jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan

pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.

G. Macam – macam penyakit kardiovaskuler

1. Gagal Jantung Kongestif.

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efektif

ke seluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan karena berhenti bekerja, namun karena

Page 11: askep kardiovaskuler presntsi.docx

tidak memompa sekuat yang seharusnya. Sebagai dampaknya, darah bisa berbalik ke paru-

paru dan bagian tubuh lainnya.

2. Inflamasi Jantung

Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang

menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung

dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.

3. Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam rematik,

yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.

4. Kelainan Katup Jantung

Katup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan

katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan

(stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan

katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping

pengobatan.

Page 12: askep kardiovaskuler presntsi.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN 

A. Pengkajian

1. Wawancara

a. Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab lain adalah

rubella, influenza atau chicken pox.

b. Riwayat prenatal seperti ibu yang menderita diabetes mellitus dengan ketergantungan

pada insulin.

c.   Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu, dan tidak

kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.

d.   Proses kelahiran atau secara alami ataua adanya factor-faktor memperlama proses

persalinan, penggunaan alat seperti vakum untuk membantu kelahiran atau ibu harus

dilakukan SC.

e.   Riwayat keturunan, dengan rnemperhatikan adanya anggota keluarga lain yang juga

mengalami kelainan jantung

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan

terhadap pasien yang menderita penyakit jantung pada umumnya. Secara spesifik data yang

dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung congenital ini adalah:

a. Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat pucat, banyak

keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.

b. Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. .

c. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan

region epigastrium.

d. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.

e. Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas.

f. Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan

retraksi.

g. Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2

tidak terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri

sternum,

Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki.

Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal

Page 13: askep kardiovaskuler presntsi.docx

B. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, frekuensi,

irama.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan  perubahan membran kapiler-alveolus yang

diakibatkan oleh tekanan kapiler paru.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung/meningkatnya

produksi ADH dan retensi natrium/air.

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai okigen, kelemahan umum,

dan immobilisasi.

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan  kurang pemahaman tentang

kondisi gagal jantung

C. Intervensi 

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Penurunan

curah jantung

berhubungan

dengan

perubahan

kontraktilitas

miokardial,

frekuensi,

irama dan

konduksi listrik

-Curah jantung

mencukupi

kebutuhan

individual

-komplikasi

teratasi

-tingkat

aktivitas

optimal

-proses

penyakit

dimengerti

menunjukkan

tanda vital dalam

batas yan bisa

diterima

-melaporkan

penurunan

dispnea

-ikut serta dalam

aktivitas yang

mengurangi

beban kerja

jantung

1. Auskultasi nadi

apikal dan

mengkaji

frekuensi, irama

jantung .

2. Catat bunyi

jantung

 

 

 

 

3. Mengkaji kulit

terhadap adanya

1. Mengetahui terjadinya

takikardi (meskipun pada

saat istirahat) untuk

mengkompensasi

penurunan kontraktilitas

ventrikel.

2. Pada auskultasi, S1 dan

S2 mungkin terdengar

lemah karena

menurunnya kerja pompa.

Irama Gallop umum (S3

dan S4) dihasilkan

sebagai aliran darah ke

serambi yang disteni.

Murmur dapat

menunjukkan

Inkompetensi/stenosis

katup.

3. Pucat menunjukkan

Page 14: askep kardiovaskuler presntsi.docx

pucat dan sianosis

 

 

 

4. Berikan

oksigen tambahan

dengan kanula

nasal/masker dan

obat  sesuai

indikasi 

(kolaborasi)

 

menurunnya perfusi

perifer ekunder terhadap

tidak adekutnya curah

jantung, vasokontriksi

dan anemia. Sianosis dapt

terjadi sebagai refrakstori

GJK. Area yang sakit

sering berwarna biru atu

belang karena

peningkatan kongesti

vena.

4. Meningkatkan sediaan

oksigen untuk kebutuhan

miokard untuk melawan

efek hipoksia/iskemia.

Banyak obat dapat

digunakan untuk

meningkatkan volume

sekuncup, memperbaiki

kontraktilitas dan

menurunkan kongesti

2. Pola nafas

tidak efektif

b.d kelemahan

spasme otot

Pola nafas

efektif setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selam di RS,

RR Normal ,

tak ada bunyii

nafas tambahan

dan

penggunaan

otot Bantu

pernafasan.

Dan GDA

1. Pola nafas

kembali

teratur

2. RR kembali

normal 16-24

x/menit

 

1. Monitor

kedalaman

pernafasan,

frekuensi, dan

ekspansi dada.

2. Catat upaya

pernafasan

termasuk

penggunaan

otot Bantu

nafas

3. Auskultasi

bunyi nafas dan

catat bila ada

1. Terapi oksigen membantu

pasien memenuhi

kebutuhan oksigen dan

mencegah terjadinya

hipoksia.

2. Memudahkan aliran

oksigen

 

Page 15: askep kardiovaskuler presntsi.docx

Normal bunyi nafas

tambahan

4. Tinggikan

kepala

(posisikan

semifowler)

dan Bantu

untuk mencapai

posisi yang

senyaman

mungkin.

Kolaborasi

pemberian

Oksigen dan px

BGA

3 Gangguan

pertukaran gas

berhubungan

dengan 

perubahan

membran

kapiler-

alveolus yang

diakibatkan

oleh tekanan

kapiler paru.

Gangguan

pertukaran gas

berkurang atau

hilang

Menunjukkan

status pernafasan

yang normal

berdasarkan :

PaO2 PaCO2,

pH arteri, dan

saturasi o2

dalam batas

normal

1. Pantau bunyi

nafas dan  catat

adanya crackles

pada pasien.

2. Membantu

pasien untuk

melakukan

perubahan

posisi secara

berkala.

3. Pantau hasil

dari GDA dan 

nadi oksimetri.

 

1. Menyatakan adanya

kongesti

paru/pengumpulan

secret  menunjukkan

kebutuhan untuk

intervensi lebih

lanjut.

2. Membantu

mencegah terjadinya

atelektasis dan

pneumonia pada

pasien.

3. Hipoksemia dapat

memberat selama

edema paru.

 

4 Kelebihan

volume cairan

Keseimbangan

volume cairan

Mempertahanka

n keseimbangan

1. Pantau

pengeluaran

1. Pengeluaran urine

mungkin sedikit dan

Page 16: askep kardiovaskuler presntsi.docx

berhubungan

dengan

menurunnya

curah

jantung/mening

katnya

produksi ADH

dan retensi

natrium/air

dapat

dipertahankan

selama

dilakukan

tindakan

keperawatan

cairan seperti

dibuktikan oleh

tekanan darah

dalam batas

normal, tak ada

distensi vena

perifer/ vena dan

edema

dependen, paru

bersih dan berat

badan ideal ( BB

ideal TB –100 ±

10 %)

urine, catat

jumlah dan

warna saat

dimana diuresis

terjadi.

2. Pantau/hitung

keseimbangan

pemasukan dan

pengeluaran

selama 24 jam.

dan  terapkan

terapi diuretic.

3. Pertahankan

pasien duduk

atau tirah

baring dengan

posisi

semifowler

selama fase

akut.

4. Kaji bising

usus. Catat

keluhan

anoreksia,

mual, distensi

abdomen dan

konstipasi.

5. Kolaborasi

dengan ahli

gizi untuk

menentukan

pekat karena penurunan

perfusi ginjal. Posisi

terlentang membantu

diuresis sehingga

pengeluaran urine dapat

ditingkatkan selama tirah

baring.

2. Terapi diuretic yang

diberikan  dapat

menyebabkan kehilangan

cairan

tiba-tiba/berlebihan

sehingga terjadi

hipovolemia.

3. Posisi tersebut

meningkatkan filtrasi

ginjal dan menurunkan

produksi ADH sehingga

meningkatkan diuresis.

4. Kongesti visceral (terjadi

pada GJK lanjut) dapat

mengganggu fungsi

gaster/intestinal.

5. Pasien perlu diberikan

diet yang tepat untuk 

memenuhi kebutuhan

kalori dalam pembatasan

Page 17: askep kardiovaskuler presntsi.docx

diet yang akan

dilakukan oleh

pasien.

natrium.

5 Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimban

gan suplai

okigen,

kelemahan

umum, dan

immobilisasi

Terjadi

peningkatan

toleransi pada

klien setelah

dilaksanakan

tindakan

keperawatan

selama di

perawatan

-berpartisipasi

aktif pada

aktivitas yag

diinginkan,

memenuhi

kebutuhan

perawatan diri

sendiri.

-mencapai

peningkatan

toleransi

aktivitas yang

dapat diukur,

dibuktikan oleh

menurunnya

kelemahan dan

kelelahan dan

tanda vital DBN

selama aktivitas

 

1.Periksa tanda

vital sebelum dan

setelah aktivitas,

khususnya bila

klien

menggunakan

vasodilator dan

obat-obat diuretic.

2.Catat respons

kardiopulmonal

terhadap aktivitas,

catat adanya

takikardi, diritmia,

dispnea

berkeringat dan

pucat.

3.Evaluasi

peningkatan

intoleran aktivitas.

4.Implementasi

program

rehabilitasi

jantung.

 

1. Hipotensi ortostatik dapat

terjadi dengan aktivitas

karena efek obat

(vasodilasi), perpindahan

cairan (diuretic) atau

pengaruh fungsi jantung.

2. Penurunan/

ketidakmampuan

miokardium untuk

meningkatkan volume

sekuncup selama aktivitas

dpat menyebabkan

peningkatan segera

frekuensi jantung dan

kebutuhan oksigen juga

peningkatan kelelahan

dan kelemahan.

3. Dapat menunjukkan

peningkatan

dekompensasi jantung 

daripada kelebihan

aktivitas.

4. Peningkatan bertahap

pada aktivitas

menghindari kerja

jantung/konsumsi oksigen

berlebihan. Penguatan

dan perbaikan fungsi

jantung dibawah stress,

bila fungsi jantung tidak

dapat membaik kembali.

Page 18: askep kardiovaskuler presntsi.docx

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

           Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah

besar yang sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung

bawaan tersebut dapat dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru

bermanifestasi secara klinis setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan

beberapa tahun.

Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa

menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan

operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung

bawaan pada anak dan pada orang dewasa.

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam mediastinum

di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa darah. Jantung

merupakan salah satu organ yang tidak  pernah beristirahat Dalam keadaan fisiologis,

pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan

menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini

mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan

pada kinerja jantung.

B. SARAN.

Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gagal jantung diperlukan

pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.

Informasi atau pendidikan kesehatan berguna untuk keluarga klien yang mengalami

penyakit kardivaskuler maupun yang tidak mengalami, karena ini merupakan sebuah penyakit

bawaan dan kelainan, jadi perlu diberitahu mengenai pendidikan kesehatan.

 

Page 19: askep kardiovaskuler presntsi.docx

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim

PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta

Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.Arif Mansjoer,

Suprohaitan,

http://agustinus-profile.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-sistem-imunitas.htm

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Wahyu Ika W, Wiwiek S. Kapita Selekta Kedokteran. Penerbit Media Aesculapius. FKUI

Jakarta : 2000