kardiovaskuler (laporan praktikum)

32
I. JUDUL “SISTEM KARDIOVASKULER” II. TUJUAN Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. III. DASAR TEORI Pada manusia dan mamalia lain, berbagai mekanisme yang mengatur sistem kardiovaskular telah berkembang. Mekanisme ini meningkatkan suplai darah ke jaringan aktif dan meningkatkan atau mengurangi pengeluaran panas dari tubuh melalui redistribusi darah. Dalam menghadapi masalah seperti pendarahan, mekanisme ini mempertahankan aliran darah yang menuju jantung dan otak. Bila masalah yang terjadi berat, aliran ke organ vital ini di pertahankan dengan mengurangi sirkulasi ke bagian tubuh yang lain (Ganong, 2005:616). Penyesuaian sirkulasi di pengaruhi dengan mengubah curah pompa (jantung), mengunah diameter pembuluh tahanan (terutama arteriol), atau mengubah jumlah darah yang berkumpul dalam pembuluh kapasitasi (Vena). Kaliber arteriol sebagian disesuaikan oleh autoregulasi. Kaliber arteriol ini juga di perbesar jaringan aktif oleh metabolit vasodilator yang dibentuk setempat. Dipegaruhi oleh zat yang disekresikan oleh endotel, dan diatur

Upload: adha-qiftiya

Post on 17-Jul-2016

71 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Pada manusia dan mamalia lain, berbagai mekanisme yang mengatur sistem kardiovaskular telah berkembang. Mekanisme ini meningkatkan suplai darah ke jaringan aktif dan meningkatkan atau mengurangi pengeluaran panas dari tubuh melalui redistribusi darah. Dalam menghadapi masalah seperti pendarahan, mekanisme ini mempertahankan aliran darah yang menuju jantung dan otak. Bila masalah yang terjadi berat, aliran ke organ vital ini di pertahankan dengan mengurangi sirkulasi ke bagian tubuh yang lain (Ganong, 2005:616).Penyesuaian sirkulasi di pengaruhi dengan mengubah curah pompa (jantung), mengunah diameter pembuluh tahanan (terutama arteriol), atau mengubah jumlah darah yang berkumpul dalam pembuluh kapasitasi (Vena). Kaliber arteriol sebagian disesuaikan oleh autoregulasi. Kaliber arteriol ini juga di perbesar jaringan aktif oleh metabolit vasodilator yang dibentuk setempat. Dipegaruhi oleh zat yang disekresikan oleh endotel, dan diatur secara sistematis oleh zat vasoaktif dalam darah dan syaraf yang menginvesi arteriol. Kaliber pembuluh kapasitansi juga di pengaruhi oleh zat vasoaktif dalam arah dan oleh saraf vasomotor. Mekanisme regulasi sistemik bersinergi dengan mekanisme lokal dan menyesuaikan respons vaskular (Ganong, 2005:616)Sistem peredaran terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe. Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau intertisiil. Saluran limfe mengumpulkan, menyaring, dan menyalurkan kembali kedalam darah limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran (Pearce, 2002:121).Jantung merupakan organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya diatas dan puncaknya dibawah. Apex-nya (puncak) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian-kejadin yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah disebut siklus jantung. Gerakan jantung berasal dari nodus sinus atrial, kemudian kedua atrium berkontraksi. Gelombang kontraksi bergerak melalui berkas his dan kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis yaitu kontraksi atau sistol dan pengendoran atau diastol. Kontraksi dari dua atrium terjadi serentak dan disebut sistol atrial. Seupa dengan itu kontraksi dan pengenduran vetrikel disebut juga sistol atau diastol ventrikuler (Pearce, 2002:125).Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari darah dipompa oleh jantung . Denyut nadi merupakan frekuensi perputaran banyaknya peredaran darah ke jantung dan diukur untuk menentukan frekuensi denyut jantung 2. Denyutnadi digunakan untuk parameter fungsi tubuh manusia, yang berkisar antara 60-100 denyut permenit. Orang yang mempunyai frekuensi denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang terlatih menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa darah, sedangkan denyut nadi istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah kemampuan jantung memompa darahlemah yang menggambarkan terganggunya kondisi fisik seseorang 2. Semakin tinggi denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus menerus, maka dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Juga dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik meningkat, aliran darah yang melalui paru meningkat empat sampai tujuh kali lipat. Efektivitas pompa jantung tiap denyut jantung 40 sampai 50 persen lebih besar pada orang yang terlatih daripada orang yang tidak terlatih (Sandi, I Nengah, 2013).Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap dinding Arteri (pembuluh nadi) saat Jantung memompakan darah ke seluruh tubuh manusia

TRANSCRIPT

Page 1: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

I. JUDUL

“SISTEM KARDIOVASKULER”

II. TUJUAN

Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

III. DASAR TEORI

Pada manusia dan mamalia lain, berbagai mekanisme yang mengatur

sistem kardiovaskular telah berkembang. Mekanisme ini meningkatkan

suplai darah ke jaringan aktif dan meningkatkan atau mengurangi

pengeluaran panas dari tubuh melalui redistribusi darah. Dalam menghadapi

masalah seperti pendarahan, mekanisme ini mempertahankan aliran darah

yang menuju jantung dan otak. Bila masalah yang terjadi berat, aliran ke

organ vital ini di pertahankan dengan mengurangi sirkulasi ke bagian tubuh

yang lain (Ganong, 2005:616).

Penyesuaian sirkulasi di pengaruhi dengan mengubah curah pompa

(jantung), mengunah diameter pembuluh tahanan (terutama arteriol), atau

mengubah jumlah darah yang berkumpul dalam pembuluh kapasitasi (Vena).

Kaliber arteriol sebagian disesuaikan oleh autoregulasi. Kaliber arteriol ini

juga di perbesar jaringan aktif oleh metabolit vasodilator yang dibentuk

setempat. Dipegaruhi oleh zat yang disekresikan oleh endotel, dan diatur

secara sistematis oleh zat vasoaktif dalam darah dan syaraf yang menginvesi

arteriol. Kaliber pembuluh kapasitansi juga di pengaruhi oleh zat vasoaktif

dalam arah dan oleh saraf vasomotor. Mekanisme regulasi sistemik

bersinergi dengan mekanisme lokal dan menyesuaikan respons vaskular

(Ganong, 2005:616)

Sistem peredaran terdiri atas jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.

Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran

melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa

darah ke jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang

diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas makanan dan bahan buangan.

Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstraseluler atau intertisiil.

Saluran limfe mengumpulkan, menyaring, dan menyalurkan kembali

Page 2: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

kedalam darah limfenya yang dikeluarkan melalui dinding kapiler halus

untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap

menjadi bagian sistem peredaran (Pearce, 2002:121).

Jantung merupakan organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan

dengan basisnya diatas dan puncaknya dibawah. Apex-nya (puncak) miring

kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Jantung adalah sebuah

pompa dan kejadian-kejadin yang terjadi dalam jantung selama peredaran

darah disebut siklus jantung. Gerakan jantung berasal dari nodus sinus atrial,

kemudian kedua atrium berkontraksi. Gelombang kontraksi bergerak melalui

berkas his dan kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan jantung terdiri atas

dua jenis yaitu kontraksi atau sistol dan pengendoran atau diastol. Kontraksi

dari dua atrium terjadi serentak dan disebut sistol atrial. Seupa dengan itu

kontraksi dan pengenduran vetrikel disebut juga sistol atau diastol

ventrikuler (Pearce, 2002:125).

Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari

darah dipompa oleh jantung . Denyut nadi merupakan frekuensi perputaran

banyaknya peredaran darah ke jantung dan diukur untuk menentukan

frekuensi denyut jantung 2. Denyutnadi digunakan untuk parameter fungsi

tubuh manusia, yang berkisar antara 60-100 denyut permenit. Orang yang

mempunyai frekuensi denyut nadi di bawah 60 denyut permenit bagi orang

terlatih menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa darah,

sedangkan denyut nadi istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah

kemampuan jantung memompa darahlemah yang menggambarkan

terganggunya kondisi fisik seseorang 2. Semakin tinggi denyut nadi

seseorang, menunjukkan semakin berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus

menerus, maka dipastikan bahwa produktivitas kerja akan menurun. Juga

dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Aktivitas fisik

meningkat, aliran darah yang melalui paru meningkat empat sampai tujuh

kali lipat. Efektivitas pompa jantung tiap denyut jantung 40 sampai 50

persen lebih besar pada orang yang terlatih daripada orang yang tidak terlatih

(Sandi, I Nengah, 2013).

Page 3: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

Tekanan Darah adalah jumlah tenaga darah yang ditekan terhadap

dinding Arteri (pembuluh nadi) saat Jantung memompakan darah ke seluruh

tubuh manusia. Tekanan darah merupakan salah satu pengukuran yang

penting dalam menjaga kesehatan tubuh, karena Tekanan darah yang tinggi

atau Hipertensi  dalam jangka panjang akan menyebabkan perenggangan

dinding arteri dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Pecahnya

pembuluh darah inilah yang menyebabkan terjadinya Stroke. Terdapat 2

(dua) pengukuran penting dalam Tekanan darah, yaitu Tekanan Sistolik dan

Tekanan Diastolik. Tekanan Sistolik (Systolic Pressure) adalah Tekanan

Darah saat Jantung berdetak dan memompakan darah.Tekanan Diastolik

(Diastolic) adalah Tekanan darah saat Jantung beristirahat di antara detakan

(Prameswari, 2013).

Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah

dijumpai beragam metode pengukuran tekanan darah, baik secara non invasif

(alat di luar organ) maupun invasif (alat di dalam organ). Metode pemantauan

tekanan darah secara non invasif yang paling populer saat ini adalah

Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara elektronik pada ibujari pasien

[2,3,4]. Metode ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%) sehingga

hanya baik untuk pemantau tekanan darah bagi orang sehat. Metode invasif

dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan pada pembuluh darah pasien.

Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk diterapkan pada

pasien yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode pemantau

tekanan darah yang lain, bersifat non invasif, dalam keadaan darah mengalir,

walau demikian yang dikerjakan penulis masih dalam bentuk modelnya (Jati,

et.al . 2013)

Page 4: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

IV. METODE PENELITIAN

IV.1 Alat dan Bahan

IV.1.1 Alat: - Tensimeter (sphygmomanometer)

-Stetoskop

-Stopwatch

-Meja dan Bangku

IV.1.2 Bahan: -Praktikan

IV.2 Cara Kerja

a) Mengukur Tekanan darah

Memasang manset udara pada lengan probandus

Menempatkan stetoskop di telinga

Memastikan stetoskop dalam kondisi On

Mencari Arteri Brankhialis di bagian siku probandus

Meletakkan stetoskop pada arteri brankhialis probandus

Memastikan kantung tekanan pada posisi tertutup

Memompa kantung tekanan hingga 160 mmHg

Page 5: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

b) Menghitung denyut Nadi

Membuka kantung tekanan secara perlahan

Mendengarkan dan menandai bunyi pertama (Sistole) dan kedua (Diastole) yang terdengar

Membuka kantung tekanan hingga menunjukkan angka nol

Mengulangi semua langkah dan dilakukan saat probandus selesai berlari selama 5 menit

Menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan

Merasakan denyut nadi serta menghitungnya selama 60 detik

Melakukan pertihungan kembali setelah probandus berlari selama 5 menit

Page 6: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

V. HASIL PENGAMATAN

Page 7: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini membahas tentang sistem kardiovaskuler,

dengan tujuan mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Alat yang digunakan adalah

tensimeter yaitu fungsinya sebagai alat pengukur tekanan darah, meliputi

tensimeter air raksa, tensimeter digital, dan tensimeter clock. Selain itu juga

digunakan stopwatch sebagai pengukur waktu saat pengukuran denyut nadi.

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara auskultasi yaitu

mendengarkan suara yang di produksi oleh tubuh melalui stetoskop,

semetara pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara palpasi yaitu

menyentuk, merasakan serta meraba struktur dengan ujung-ujung jari. Bahan

yang digunakan adalah probandus sebagai objek pengukuran tekanan darah

dan denyut nadi.

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler.

Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.

Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung ,

komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi

darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut

secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah

mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang

terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui

venula dan vena.

Denyut nadi adalah denyutan arteri dari gelombang darah yang mengalir

melalui pembuluh darah sebagai akibat dari denyutan jantung. Denyut nadi

sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan denyut jantung.

Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan atau dengan

cara palpasi, disamping itu dapat pula ditentukan dengan menggunakan

peralatan elektronik yang sederhana maupun yang modern.Pemeriksaan

Page 8: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

denyut nadi dan pengukuran tekanan darah merupakan faktor yang dapat

dipakai sebagai indicator untuk meilai system kardiovaskuler.

Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting

dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat

kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum. Mengukur

denyut nadi di pergelangan tangan Cara mengukur denyut nadi di

pergelangan tangan sangatlah mudah. Tempatkan telunjuk dan jari tengah di

bawah pergelangan tangan secara berlawanan lalu tekan datar dengan jari

sampai Anda merasakan denyut nadi. Sementara itu untuk Mengukur denyut

nadi di leher Caranya adalah dengan menempatkan telunjuk dan jari tengah

di sisi jakun dengan lembut. Jangan menekannya terlalu kuat karena akan

menyebabkan pasien kesulitan dalam bernafas. Cukup tekan hingga Anda

menemukan bagian rongga dan tekan perlahan hingga Anda merasakan

denyut nadi.Hal yang perlu diperhatiikan adalah jangan menekan denyut

nadi di kedua sisi leher karena hal tersebut akan membuat aliran darah ke

otak menjadi terhambat dan menyebabkan pusing dan pingsan.

Denyut nadi normal pada bayi bayi usia 0 - 1 bulan = 70 - 190 denyut per

menit.

Denyut nadi normal pada bayi usia 1 - 11 bulan = 80 - 160 denyut per menit.

Denyut nadi normal pada anak anak usia 1 - 2 tahun = 80 - 130 denyut per

menit. Denyut nadi normal pada anak anak usia 3 - 4 tahun = 80 - 120

denyut per menit. Denyut nadi normal pada anak anak usia 5 - 6 tahun = 75 -

115 denyut per menit. Denyut nadi normal pada anak anak usia 7 - 9 tahun =

70 - 110 denyut per menit. Denyut nadi pada remaja, orang tua dan manula:

60 - 100 denyut per menit.Denyut nadi atlet = 40 - 60 denyut per menit.

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh

permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh

darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong

darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system

pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara

ventrikel kiri dan atrium kanan.

Page 9: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus

jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah

yang kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung

tersusun atas empat fase yaitu,

1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)

Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun

dibandingkan dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah dalam tiga

tahapan, yakni pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan pengisian yang

lebih lambat (diastasis), hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial.

Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic Volume), yang merupakan volume

darah total yang mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih 130 mL.

2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)

Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole

selama sisa siklus. Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai

berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat tajam, namun darah masih

belum dapat keluar dari jantung dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan

pulmonary trunk (10 mmHg) masih lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel,

serta masih menutupnya keempat katup jantung. Dalam fase ini, volume darah

dalam ventrikel adalah tetap, sehingga dinamakan isovolumetrik.

3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)

Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel

melampaui tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga tekanan

puncak adalah 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel

kanan. Darah yang keluar jantung saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke

Volume (SV), yang besarnya sekitar 54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal

disebut End Systolic Volume (ESV); dengan demikian SV = EDV – ESV.

4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)

Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase

ini juga disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan

ventrikel belum menerima darah dari atria. Maka yang dimaksud dengan tekanan

sistole adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa

ke dalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan

Page 10: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

diastole adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke

pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan

diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure .

Dalam mengukur tekanan darah, terdapat 3 jenis tensimeter yang digunakan,

yaitu tensimeter air raksa, tensmeter digital dan tensimeter clock. Tensimeter raksa

adalah alat pengukur tekanan darah yang berbahan dasar raksa sebagai indikator

pengukuran. Tensimeter jenis ini memiliki keunggulan pada tingkat akurasi yang sangat

bagus. Paling bagus dibandingkan tensimeter jenis lainnya. Pada umumnya tingkat

keakuratan alat kesehatan manual jauh lebih tinggi dari pada yang digital. Demikian

juga dengan tensimeter. Mungin itulah sebabnya kenapa tensimeter manual lebih

disukai oleh para tenaga medis.Namun, menggunakan tensimeter ini harus sangat

berhati-hati. Jika salah dalam menggunakan bisa berbahaya untuk kesehatan, bahkan

menyebabkan kematian akibat keracunan logam berat merkuri.Radiasi logam berat alat

ini kemungkinan bisa timbul akibat kebocoran pada tabung raksa. Air raksa keluar dan

terhirup oleh manusia. Kebocoran ini bisa terjadi akibat kelalaian atau faktor lain yang

menyebabkan tabung penampung dan penguapan air raksa mengalami keretakan atau

pecah.

Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur

tekanan darah yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital memiliki

beberapa keunggulan, yaitu:

Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat.

Praktis, hasil pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital.

Multifitur, alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang

bermanfaat. Seperti grafik tekanan darah (apakah darah normal atau tidak?) dan fitur

irreirreguler heart beat.

Tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya, karena cara penggunaan tidak

jauh beda dengan tensimeter air raksa.

Namun demikian, perlu kita ketahui juga bahwa tensimeter digital juga memiliki

kelemahan dimana tingkat akurasinya pengukuran lebih rendah dari pada tensimeter

raksa. Akurasi pengukuran pada tensimeter digital ini dipengaruhi oleh banyak faktor

diantaranya kondisi baterai (daya), usia pemakaian (semakin lama pemakaian semakin

Page 11: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

menurun tingkat akurasi) dan teknologi produk. Oleh karena itu kalibrasi secara berkala

perlu dilakukan. Dan untuk proses kalibrasi digunakan tensimeter air raksa.

Tensimeter Aneroid atau biasa dikenal dengan nama Tensimeter Jarum atau clock

merupakan salah satu jenis alat pengukur tekanan darah secara manual. Tensimeter

Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan, balon pompa, serta selang

yang tersambung ke manset. Hasil pengukuran dapat diketahui dari angka yang

ditunjukkan oleh jarum pada meteran yang berbentuk bulat.Kelebihan dari penggunaan

Tensimeter Aneroid adalah bentuknya yang ringkas, sehingga mudah untuk dibawa

bepergian, serta akurasi hasil pengukuran yang tinggi.

Dari ketiga jenis tensimeter yang digunakan, tensimeter yang paling

tinggi akurasinya adalah tensimeter air raksa, di susul tensimeter clock dan

tensimeter digital. Meskipun tergolong tensimeter paling konvensional namun

tensimeter air raksa tetap memiliki tingkat akurasi tertinggi. Meskipun diluar negeri

sudah dilarang penggunaanya namun tensimeter ini tetap menjadi favorit para pelaku

medis.

Sementara itu Pemeriksaan tekanan darah sebaiknya dilakukan dalam posisi

duduk dengan siku lengan  menekuk  di atas  meja dengan posisi telapak tangan

menghadap ke atas dan posisi lengan sebaiknya setinggi jantung . Sebaiknya sebelum

dilakukan pemeriksaan pastikan kandung kemih anda kosong dan hindari konsumsi

kopi, alkohol dan rokok, karena semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan

darah  dari nilai sebenarnya. Sebaiknya istirahat duduk dengan tenang selama 5

menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat pemeriksaan. Tenangkan

pikiran anda, karena pikiran yang tegang dan stress akan meningkatkan tekanan

darah. Langkah-langkah mengukur tekanan darah yang benar adalah sebagai berikut:

1. Pasanglah manset pada lengan atas , dengan batas bawah  manset 2 -

3 cm dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan

menekan tepat di atas denyutan arteri di lipat siku ( arteri brakialis)

2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis 

3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)

4. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah

pulsasi arteri radialis menghilang.

Page 12: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

5. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibirkan menurun

perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik

6. Bila bunyi pertama terdengar , ingatlah dan catatlah sebagai tekanan

sistolik.

7. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolik

8. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan

manset.

Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan

jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi

nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang

bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu

titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada

jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi

teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi

puncak atau tekanan sistolik.

Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan

mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara

khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi

lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan

arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di

bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung

mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang

nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam

karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-

tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai

aliran laminar dan aliran darah menjadi normal kembali . Adapun bunyi yang didengar

saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi

yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial

dari arteri brachialis.

Dari hasil pengukuran tekanan darah dan denyut nadi saat praktikum didapat

hasil sebagai berikut:

Page 13: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

1. Muhammad efendi yang berjenis kelamin laki- laki serta usia 21 tahun, dari

hasil pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital didapat

hasil, sebelum berlari denyut nadinya 70/menit dan tekanan darahnya 92/58

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 79/menit dan tekanan

darahnya menjadi 135/121 mmHg.

2. Hany F.R yang berjenis kelamin perempuan serta usia 21 tahun, dari hasil

pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter clock didapat hasil,

sebelum berlari denyut nadinya 63 /menit dan tekanan darahnya 120/80

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 102/menit dan tekanan

darahnya menjadi 140/90 mmHg.

3. Ervan Prasetyo yang berjenis kelamin laki- laki serta usia 22 tahun, dari hasil

pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital didapat hasil,

sebelu mberlari denyut nadinya 91/menit dan tekanan darahnya 110/68

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 95/menit dan tekanan

darahnya menjadi 146/83 mmHg.

4. Cici Risky Y. yang berjenis kelamin perempuan serta usia 21 tahun, dari

hasil pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa didapat

hasil, sebelum berlari denyut nadinya 82 /menit dan tekanan darahnya 90/60

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 103/menit dan tekanan

darahnya menjadi 110/60 mmHg.

5. Elok Nur Faiqoh yang berjenis kelamin perempuan serta usia 21 tahun, dari

hasil pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa didapat

hasil, sebelum berlari denyut nadinya 100/menit dan tekanan darahnya

100/80 mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 120/menit dan

tekanan darahnya menjadi 110/80 mmHg.

6. Sandi Pradipta yang berjenis kelamin laki- laki serta usia 21 tahun, dari hasil

pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital didapat hasil,

sebelu mberlari denyut nadinya 88/menit dan tekanan darahnya 123/82

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 116/menit dan tekanan

darahnya menjadi 130/72 mmHg.

7. Zakyah yang berjenis kelamin perempuan serta usia 20 tahun, dari hasil

pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter clock didapat hasil,

Page 14: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

sebelum berlari denyut nadinya 74 /menit dan tekanan darahnya 100/80

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 124/menit dan tekanan

darahnya menjadi 100/70 mmHg.

8. Maya Umi H. yang berjenis kelamin perempuan serta usia 20 tahun, dari

hasil pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter air raksa didapat

hasil, sebelum berlari denyut nadinya 73/menit dan tekanan darahnya 118/74

mmHg. Setelah berlari denyut nadinya menjadi 88/menit dan tekanan

darahnya menjadi 130/90 mmHg.

Dari data diatas diketahui denyut nadi dan tekanan darah setiap orang berbeda.

Hal itu disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi dan tekanan

darah. Faktor faktor tersebut adalah:

a. Pengaruh perubahan posisi tubuh

Seperti halnya benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu,

aliran darah pun akan semakin cepat mengalir bila posisi seseorang

sedang berdiri, artinya tekanan darah tidak hanya berhubungan dengan

aliran dan resistansi, tapi juga gravitasi. Berbeda jika posisi seseorang

sedang berbaring, dimana gravitasi dapat diabaikan. Pada orang yang

berdiri, terjadi perbedaan tekanan kardiovaskular antara jantung dengan

bagian tubuh yang tidak selevel dengan jantung. Pada gambar B, semua

tekanan intravaskular di kaki meningkat sekitar 90 mmH (arteri dan

vena). Hal ini karena gravitasi itu memberikan efek yang sama terhadap

tekanan arteri dan vena pada satu level.

b. Pengaruh olahraga

Olahraga fisik merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi sistem kardiovaskuler. Perubahan tersebut juga

dipengaruhi tipe olahraga fisik (apakah dominan olahraga dinamik-

ritmik-isotonik atau statik-isometrik), intensitas dan durasi olahraga,

umur individu, dan tingkat kebugaran individu. Keadaan sistem

kardiovaskular yang berubahan yang terjadi pada remaja normal yang

tidak terlatih dalam merespon olahraga dinamik seperti berlari dapat

dilihat pada gambar 3. Perhatikan bahwa denyut jantung dan curah

jantung sangat meningkat selama olahraga dan tekanan arteri rata-rata

Page 15: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

serta tekanan darah juga meningkat secara signifikan. Perubahan ini

memperlihatkan kebutuhan metabolik otot rangka dengan meningkatkan

aliran darah ke otot rangka.Sebagai tambahan, otot yang berkontraksi

dapat mengkompresi pembuluh darah jika kontraksinya melebihi 10%

tegangan maksimum. Jika tegangan lebih dari 70%, maka aliran darah

akan terhenti sama sekali.Namun diantara kontraksi, aliran darah akan

sangat meningkat sehingga aliran darah per satuan waktu di suatu otot

yang berkontraksi secara ritmik meningkat hingga 30 kali lipat.3

c. Pengaruh Umur

Variabel usia juga mempengaruhi sistem kardiovaskular. Neonatus

normal memiliki denyut jantung istirahat (resting heart rate) yang tinggi

(rata- rata 140/menit) dan tekanan darah arteri yang rendah (rata- rata

60/35 mmHg). Perubahan yang cepat terjadi hingga tahun pertama, yaitu

denyut jantung 120/menit dan tekanan darah arteri 100/65

mmHg. Perubahan juga terjadi pada pembuluh darah, diantaranya

berkurangnya densitas kapiler di beberapa jaringan dan meningkatnya

total resisten pembuluh darah perifer. Perubahan- perubahan ini

menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dan tekanan darah arteri

rata- rata. Perubahan tekanan darah yang diinduksi oleh baroreseptor

arterial akan berkurang fungsinya seiring bertambahnya usia. Hal ini

dikarenakan berkurangnya akitivitas aferen dari baroreseptor arterial

karena kekakuan arteri (arterial rigidity) yang meningkat. Selain itu,

jumlah norepinefrin yang bekerja di saraf simpatis juga akan berkurang

semakin bertambahnya umur.

d. Pengaruh Jenis Kelamin

Pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap sistem kardiovaskular

hanya sedikit didokumentasikan. Perempuan yang premenopause

memiliki masa ventrikel kiri yang lebih kecil dibandingkan dengan

laki-laki pada umur yang sama, yang berarti, merefleksikan cardiac

afterload yang lebih rendah. Hal ini terjadi akibat tekanan darah

arterial yang rendah, aortic compliance lebih besar, dan kemampuan

untuk menginduksi vasodilator lebih tinggi. Perbedaan ini

Page 16: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

diperkirakan dihubungkan dengan efek protekif dari estrogen dan

dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada perempuan

premenopause. Setelah menopause, perbedaan tersebut tidak berarti

lagi, karena kenyataannya pada perempuan tua dengan penyakit

jantung iskemi sering menunjukkan prognosis yang lebih buruk

dibandingkan laki-laki. Terdapat juga perbedaan yang dihubungkan

dengan jenis kelamin dalam hal elektrik kardia. Yaitu pada

perempuan memiliki denyut jantung intrinsik yang lebih rendah dan

interval QT yang lebih panjang dibanding laki-laki. Perempuan

seperti itu lebih memiliki risiko yang besar berkembang menjadi

sindrom QT panjang dan torsades de pointes. Selain itu, perempuan

juga memiliki risiko dua kali lebih besar dibanding laki-laki

dalam atrioventrikular nodal re-entry tachycardias.Akan tetapi, yang

perlu digaris bawahi adalah bahwa dalam proses fisiologik

kardiovaskular yang paling dasar, tidak terlalu dipengaruhi oleh

perbedaan jenis kelamin. Jadi, individu yang berbeda memiliki

respon dasar fisiologis yang sama.

e. Pengaruh Aktivitas Respirasi

Aktivitas fisik yang berhubungan dengan inspirasi dan ekspirasi

mempunyai efek yang besar pada aliran darah balik dan curah jantung

(cardiac output). Selama inspirasi normal, tekanan intratoraks berkisar 7

mmHg, dimana diafragma berkontraksi dan rongga dada

mengembang.1 Tekanan ini meningkat dengan jumlah yang sama selama

ekspirasi. Selama pernapasan berlangsung, tidak hanya pergerakan udara

keluar masuk paru yang terjadi, namun tekanan yang dihasilkan juga

ditransmisikan ke dinding- dinding vena besar di rongga dada dan

mempengaruhi aliran balik vena dari perifer ke jantung. Fenomena ini

disebut juga pompa respirasi (respiratory pump).Selama inspirasi,

tekanan intratoraks berkurang sehingga tekanan di vena sentral juga

berkurang. Hal ini menyebabkan aliran balik vena (vena return) dan

volume vena sentral meningkat sehingga pengisian jantung kanan

meningkat. Sesuai hukum Starling, keadaan ini juga

Page 17: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

meningkatkan stroke volume dan cardiac output di jantung kiri. Hal ini

akan meningkatkan tekanan darah arteri dan merangsang baroreseptor

arterial. Proses inspirasi yang mengurangi tekanan intratoraks juga

merangsang baroreseptor di pembuluh darah dan dinding jantung.

Rangsangan yang diterima oleh kedua reseptor akan

mengaktivasimedullary cardiovascular centers untuk menurunkan

tekanan darah yaitu dengan meningkatkan kerja parasimpatis dan

menurunkan kerja simpatis.

f. Pengaruh Akselerasi

Gaya yang bekerja pada tubuh sebagai akibat akselerasi sering

dinyatakan dalam satuan g, yaitu 1 g adalah gaya gravitasi pada

permukaan bumi. G positif adalah gaya akibat percepatan yang

bekerja pada sumbu tubuh longitudinal, dari kepala sampai kaki;

Sedangkan g negatif adalah gaya akibat akselerasi yang bekerja pada

arah yang berlawanan. Ketika terpajan oleh g posistif, darah

‘terlempar’ ke bagian bawah tubuh. Tekanan arteri di kepala

berkurang, begitu juga dengan tekanan intrakranial dan vena dan hal

ini menyebabkan penurunan aliran ke kepala. Curah jantung

dipertahankan untuk beberapa saat karena darah diambil dari

cadangan vena pulmonalis dan karena daya kontraksi jantung

menguat. Namun pada percepatan melebihi 5 g, pengelihatan akan

menjadi gelap dalam waktu sekitar 5 detik, sebelum kemudian

kehilangan kesadaran. Efek g positif dapat bekerja secara efektif jika

digunakan baju antigravitasi yang dapat memberikan gaya yang

setara dengan g posistif. Hal ini mengurangi pengumpulan darah di

vena. Besaran g negatif menyebabkan peningkatan curah jantung,

tekanan arteri serebrum, kongesti berat pada pembuluh kepala dan

leher, ekimosis di sekitar mata, nyeri berdenyut yang berat pada

kepala, dan akhirnya gangguan mental. Walaupun terjadi

peningkatan hebat pada tekanan arteri serebrum, pembuluh di otak

tidak robek karena biasanya terjadi peningkatan tekanan intrakranial

sehingga menujang dinding pembuluh. Toleransi terhadap gaya g

Page 18: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

yang menembus tubuh jauh lebih besar dibandingkan terhadap g

longitudinal. Manusia dapat mentoleransi 11 g yang bekerja dengan

arah penggung ke dada selama 3 menit dan 17 g yang bekerja dengan

arah dada ke punggung selama 4 menit.

Selain faktor yang sudah disebutkan diatas, diketahui dari hasil praktikum bahwa

setelah melakukan aktivitas lari maka denyut nadi dan tekanan darah pada praktikan

mengalami kenaikan. Peningkatan denyut nadi yang signifikan ini merupakan hasil

dari respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini juga berfungsi

untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama

latihan. Pada latihan fisik akan terjadi perubahan pada sistem cardiovaskular yaitu

peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke

organ yang aktif. Peningkatan curah jantung ini dilakukan dengan meningkatkan isi

sekuncup dan denyut jantung10. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung

akan mengkonsumsi O2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama

kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O2 ikut naik pula.

Konsumsi O2 oleh otot jantung ini dapat dihitung dengan mengalikan denyut nadi

dan tekanan darah sistolik.

Pemeriksaan tekanan darah dan palpasi banyak dilakukan ditangan kiri karena

tangan kiri jarang di gunakan untuk aktivitas berat. Selain itu jantung juga berada di

rongga kiri tubuh, sehingga suara akan lebih mudah terdengar. Selain itu pada tangan

kiri jarang terdengar suara bising yang mengganggu pengukuran.

VII. PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan cara auskultasi yaitu

mendengarkan suara yang di produksi oleh tubuh melalui stetoskop dan

tensimeter, semetara pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara

palpasi yaitu menyentuh, merasakan serta meraba struktur dengan

ujung-ujung jari. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi dan tekanan

darah adalah, posisi tubuh, aktivitas tubuh, umur, jenis kelamin, respirasi

tubuh dan akselerasi.

VII.2 Saran

Page 19: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

Sebaiknya jumlah tensimeter di laboratorium di tambah, supaya setiap

praktikan mendapat kesempatan melakukan pengukuran pada saat

praktikum sistem kardiovaskuler.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong,W.F.2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC

Jati, B.M.E., Kusminarto, SU Bambang A., Irawan, B. 2013. Sistem Monitor Tekanan Darah Arteri Pada Lengan Dengan Metode Nmr (Dalam Bentuk Model). Jurnal Fisika Indonesia. Vol. 17(51):2-4

Pearce, Evelin C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Prameswari, T.S., Khairun Nisa. 2013. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Setelah Gilir Jaga Malam Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal Medical. Vol. 2 (4): 1-8

Sandi, Nengah I. 2013. Hubungan Antara Tinggi Badan, Berat Badan, Indeks Massa Tubuh, Dan Umur Terhadap Frekuensi Denyut Nadi Istirahat Siswa Smkn-5 Denpasar. Jurnal Olahraga dan Kebugaran. Vol.1 (1):38-44

Page 20: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“SISTEM KARDIOVASKULER”

OLEH :

NAMA : ADHA QIFTIYATUL M

NIM : 120210103020

KELAS : A

KELOMPOK : 1

Page 21: KARDIOVASKULER (LAPORAN PRAKTIKUM)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015