arif kurangan nutup

11
24 BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Setelah melakukaan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, penulis akan membahas masalah keperawatan yang muncul selama pemberian asuhan keperawatan. Pengumpulan data subyektif maupun obyektif pada masalah hipertensi pada saat pengkajian ditemukan berbagai macam diagnose, antara lain nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan. Pada pengkajian masalah hipertensi diakibatkan karena kandungan air dan garam dalam tubuh terlalu banyak. B. Diagnosa Keperawatan 1. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata yang sesuai dengan teori yaitu : a. Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat 1) Batasan karakteristik a. Dipsnea b. Napas pendek c. Perubahan ekskursi dada d. Bradipnea

Upload: hafiz

Post on 01-Oct-2015

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

24

BAB IVPEMBAHASAN

A. PengkajianSetelah melakukaan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, penulis akan membahas masalah keperawatan yang muncul selama pemberian asuhan keperawatan. Pengumpulan data subyektif maupun obyektif pada masalah hipertensi pada saat pengkajian ditemukan berbagai macam diagnose, antara lain nyeri akut, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan. Pada pengkajian masalah hipertensi diakibatkan karena kandungan air dan garam dalam tubuh terlalu banyak.

B. Diagnosa Keperawatan1. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata yang sesuai dengan teori yaitu : a. Ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat1) Batasan karakteristika. Dipsnea b. Napas pendekc. Perubahan ekskursi dadad. Bradipneae. Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasif. Penurunan ventilasi semenitg. Napas dalamh. Napas cuping hidung2) Data yang ditemukan oleh penulis terhadap pasienDs : pasien mengatakan sesak nafasDo : pasien terlihat kesulitan bernafas

3) Alasan kenapa menegakan diagnosa iniSaya memilih diagnosa ini karena pada saat saya melakukan pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan saya melihat di buku NANDA DIC-NOC dan akhirnya menemukan diagnosa ini.

b. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.1) Batasan karakteristika. Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyerib. Perubahan tonus ototc. Posisi untuk menghindari nyerid. Respon autonomike. Perubahan selera makanf. Perilaku distraksi2) Data yang ditemukan oleh penulis terhadap pasienDs : pasien mengatakan nyeri P: Q: seperti ditusuk-tusukR: didada bagian tengahS: skala nyerinya 5T: hilang-timbulDo : pasien terlihat kesakitan3) Alasan menegakan diagnosa iniSaya memilih diagnosa ini karena pada saat saya melakukan pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan saya melihat di buku NANDA DIC-NOC dan akhirnya menemukan diagnosa ini.

2. Diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada kasus nyata tetapi ada dikonsep teori yaitu :a. Kekurangan volume cairan1) Batasan karakteristika. Hausb. Perubahan status mentalc. Penurunan turgor kulit dan lidahd. Penurunan haluaran urinee. Kulit dan membran mukosa keringf. Hematokrit meningkatg. Suhu tubuh meningkat2) Alasan mengapa tidak menegakan diagnosa iniKarena setelah dikaji pasien terlihat tidak kekurangan volume cairan.3. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus nyata tetapi tidak ada dikonsep teori yaitu :Tidak ada

C. Intervensi Berdasarkan pengkajian pada tanggal 18 Februari 2015 ditemukan data subyektif pasien mengatakan sesak nafas karena retraksi dinding dada. pasien mengeluh nyeri dada, nyeri seperti ditusuk-tusuk berada di dada bagian tengah, skala nyerinya 5 dan nyeri kadang hilang-timbul.Dari data tersebut kemudian dianalisa dan muncul diagnosa keperawatan ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi, nyeri akut b.d agen injuri biologis.Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis memunculkan ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi sebagai diagnosa pertama dikarenakan dalam pengkajian pasien mengatakan keluhan utamanya sesak nafas. Apabila tidak teratasi maka akan selalu menjadi beban bagi keluarga pasien untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-harinya, selain itu mungkin pasien menjadi ketergantungan dan manja.Sedangkan tujuan yang ingin dicapai penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam adalah sessak nafas dapat berkurang,. Upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan infuse RL 20 tpm, pemberian terapi obat inj. Ceftriaxon 1 gr, dan menganjurkan pasien untuk istirahat.

D. ImplementasiImplementasi yang dilakukan pada hari rabu tanggal 18 Februari 2015 untuk diagnosa ketidakefektifan pola nafas adalah memposisikan pasien untuk semi fowler, memonitor respirasi pasien, melakukan oksigenasi, serta mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.Sedangkan untuk diagnosa yang kedua : nyeri akut, implementasi yang telah dilakukan adalah melakukan pengkajian nyeri secara komperhensif.Pada tanggal 19 Februari 2015 implementasi yang telah dilakukan yaitu memberikan obat ceftriaxone 1 gr dan juga melakukan nebulizer : ventolin 2,5 mg dan flixotide 0,5 mg.

E. Evaluasi Evaluasi tanggal 19 Februari 2015 pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang, dan masih tampak pucat dan lemas. maka penulis menyimpulkan masalah ketidakefektifan pola nafas belum teratasi dan lanjutkan intervensi untuk mengkolaborasikan pemberian obat dan melakukan oksigenasi 2x L/mnt.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanSelama dilakukan asuhan keperawatan pada pada tanggal 18 Februari 19 Februari 2015 dengan gagal jantung kongestif, dapat diambil kesimpulan bahwa klien melakukan aktivitasnya masih dibantu dengan orang lain, sesak nafas, dan nyeri di dada. Asuhan keperawatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan klien, mencegah terjadinya komplikasi yang terjadi dari proses tidakan yang telah dilakukan. Tingkat keberhasilan dalam pemberian asuhan keperawatan juga harus memperhatikan hasil dari pengkajian untuk memperoleh data-data yang dikeluhkan atau yang dialami pasien sehingga perawat dapat menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sehingga nantinya perencanaan tindakan keperawatan dan pelaksanaan dari tindakannya tepat untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien dengan gagal jantung kongestif.

1. Diagnosa keperawatanDari hasil pengkajian diperoleh 2 diagnosa keperawatan, yaitu Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi dengan pasien mengatakan sesak nafas, Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan pasien mengatakan nyeri dada karena peningkatan retraksi dinding dada, nyeri seperti di tusuk tusuk, nyeri di bagian dada dengan skala 5 dan nyeri hilang timbul, pasien tampak menahan nyeri. dengan pasien mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya, pasien tampak bingung saat ditanya tentang penyakitnya.

2. Intervensi Dari hasil pengkajian sudah didapat diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang sedang dialami oleh pasien, penulis menentukan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dialami oleh Tn. S dengan gagal jantung kongestif. Pada diagnose ketidakefektifan pola nafas intervensi yang disusun oleh penulis adalah memastikan pasien untuk mengoptimalkan ventilasi, memonitor respirasi, melakukan oksigenasi dan juga mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian obat, nyeri akut intervensi yang disusun oleh penulis adalah kaji nyeri secara komprehensif, ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, ciptakan lingkungan yang nyaman, kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian obat.. Pada diagnosa kurang pengetahuan intervensi yang disusun oleh penulis adalah identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat, sediakan informasi pada pasien tentang kondisi pasien, gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit hipertensi dengan cara yang tepat, diskusikan pilihan terapi / penanganan.

3. ImplementasiDari intervensi tersebut, penulis mampu mengimplementasikan tindakan yang telah direncanakan pada pasien untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien Tn. S dengan Gagal Jantung Kongestif. Implementasi yang dilakukan selama 2 hari perawatan berjalan dengan lancar, pasien kooperatif sehingga tindakan keperawatan terlakasana dengan baik.

4. EvaluasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari penulis menetapkan hasil dari implementasi keperawatan yang sudah dilakukan, dari kedua diagnose tersebut dapat teratasi 2 masalah yaitu ketidakefektifan pola nafas dan nyeri akut.Setelah penulis menetapkan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi penulis melakukan pendokumentasian tindakan yang sudah dilakukan secara menyeluruh pada pasien dalam bentuk asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gagal jantung kongestif. Keberhasilan dari proses keperawatan adalah sangat tergantung dari proses asuhan keperawatan yang diberikan, selain proses asuhan keperawatan yang sesuai dengan asuhan keperawatan para tenaga perawat juga harus berkompeten untuk melakukan asuhan keperawatan yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadahi untuk melakukan proses asuhan keperawatan.

B. Saran1. Kepada Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Bagi rumah sakit untuk ditingkatkan dalam hal tabung oksigen pada setiap ruangan. Kebersihan dari ruangan juga hendaknya diperhatikan, terutama untuk ruangan pada kelas III. 2. Akper Serulingmas CilacapUntuk referensi buku di perpustakaan terkait dengan hipertensi mohon untuk ditambah, sarana prasarana penunjang seperti internet mohon untuk diperbaiki kualitasnya, dan memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan minat dalam membaca.3. Kepada perawatDalam berkomunikasi perawat tidak hanya memperhatikan komunikasi verbal yang dilakukan melalui kata-kata dan ucapan. Diharapkan untuk para perawat memperhatikan penggunaan alat perlindungan diri seperti sarung tangan, masker dalam melakukan tidakan keperawatan terutama pada tindakan perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz alimuh . 2012. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: CKG

Mubarak,Wahid iqbal dan Nurul Cahyatin. 2007. Kebutuhan Dasar Manusia Terapidan Aplikasi Peraktek. Jakarta: EKG

Tarwoto,dan wartonah,2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jakarta: EKGWilkinson,juditah M, 2011. Buku Saku Diagnose Keperawatan. Diagnosa NANDA Intervensi.NIC,Keperawatan Hasil NOC, Jakarta : EKG

Ilyas, Sdarta, 1985. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakrta

Mangunkusuma, Vidyopati W. 1988. Penanganan Cidera Mata Dan Aspek Sosial Kebutaan. Universitas Indonesia, Jakarta Doengoes, Marlyn E, 200, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGG Jakarta