epistaksis anterior arif ridha

8
BORANG PORTOFOLIO 1 No. ID dan Nama Peserta : dr. Arif Ridha No. ID dan Nama Wahana : RSUD Bangkinang Topik :Epistaksis Anterior Tanggal (kasus) : 14-12- 2014 Presentan : dr. Arif Ridha Tanggal presentasi : 9- 12-2014 Pendamping : dr. Nur Aisyah M Kes Tempat presentasi : RSUD Bangkinang Obyektif presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Deskripsi : Laki-laki, 23 tahun, datang dengan keluhan hidung berdarah sejak 10 menit SMRS Tujuan : Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat Bahan bahasan : Kasus Tinjauan Pustaka Riset Audit Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi E- mail Pos Data pasien : Nama : Tn. I No. Registrasi : Nama klinik : RSUD Bangkinang Telp : Terdaftar sejak : Data utama untuk bahan diskusi : 1. Diagnosis/Gambaran Klinis : Epistaksis Anterior. Pasien seorang laki-laki 22 tahun yang memiliki hobi bermain sepak bola, saat bermain sepakbola tidak sengaja hidup pasien

Upload: arifridha

Post on 08-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Tugas Portofolio Internsip

TRANSCRIPT

BORANG PORTOFOLIO 1No. ID dan Nama Peserta:dr. Arif Ridha

No. ID dan Nama Wahana:RSUD Bangkinang

Topik:Epistaksis Anterior

Tanggal (kasus):14-12-2014Presentan:dr. Arif Ridha

Tanggal presentasi:9-12-2014Pendamping:dr. Nur Aisyah M Kes

Tempat presentasi:RSUD Bangkinang

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia

Deskripsi:Laki-laki, 23 tahun, datang dengan keluhan hidung berdarah sejak 10 menit SMRS

Tujuan:Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat

Bahan bahasan: Kasus Tinjauan Pustaka Riset Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos

Data pasien:Nama:Tn. INo. Registrasi:

Nama klinik: RSUD BangkinangTelp:Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi :

1.Diagnosis/Gambaran Klinis : Epistaksis Anterior. Pasien seorang laki-laki 22 tahun yang memiliki hobi bermain sepak bola, saat bermain sepakbola tidak sengaja hidup pasien tersundul kepala temannya.

2.Riwayat Pengobatan :-

3.Riwayat Kesehatan/Penyakit :Riwayat : Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat mimisan sebelumnya disangkal.

4.Riwayat Keluarga/Lain-lain :Riwayat penyakit yang sama di keluarga atau lingkungan sekitar tidak ada.

5.Riwayat Pekerjaan :Pasien bekerja sebagai Pegawai Swasta di salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Kampar. Pekerjaan rutin sebagai petugas di bidang administrasi yang tidak memiliki risiko mengalami trauma pada os nasal.

Daftar Pustaka :

1. Abelson TI. Epistaksis dalam: Scaefer, SD. Rhinology and Sinus Disease Aproblem- Oriented Aproach. St. Louis, Mosby Inc, 2008: 43 9 2. http://emedicine.medscape.com/article/863220-epistaxis3. Adam GL, Boies LR, Higler PA (eds) Buku Ajar Penyakit THT, Edisi Keenam, Philadelphia: WB Saunders, 2009. Editor Effendi H. Cetakan VI. Jakarta, Penerbit EGC, 2010

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis Epistaksis Anterior2. Tatalaksana Epistaksis Anterior

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio1. Subyektif : Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kedua lubang hidung sejak 10 menit sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengaku saat itu sedang bermain sepak bola dan lawan main pasien tidak sengaja menyundul daerah muka pasien, lalu mulai keluar darah dari hidung pasien. Pasien sudah mencoba menahan laju perdarahan menggunakan tissue, tetapi darah tidak kunjung berkurang. Riwayat mimisan sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat trauma pada hidung sebelumnya disangkal.Pasien bekerja sebagai Pegawai Swasta di salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Kampar. Pekerjaan rutin sebagai petugas di bidang administrasi yang tidak memiliki risiko mengalami trauma pada os nasal.Pasien hobi bermain sepak bola dan futsal bersama rekan-rekan kerjanya. Kegiatan ini dilakukan minimal 2x/ minggu.

2. Obyektif :Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, pasien tampak tenang, TD 120/80 mmHg, N 104 x/menit Regular-Equal-Isi Cukup, R: 24x/menit, S 36,8 oC. Mata : Konjungtiva anemis -/- , Leher: JVP tidak meningkat,. Thorax : Pergerakan dada simetris, Vesikular Breath Sound kanan = kiri, ronkhi-/-, wheezing-/- Jantung: Bunyi jantung I,II Murni Reguler, murmur -, gallop -, Abdomen : Cembung, BU (+) Normal, datar lembut NT (-). Ekstrimitas edema pretibial -/-

Status lokalis:Lubang Hidung kanan dan kiri mengeluarkan darahDeformitas tidak adaHematom -Faring: tidak terlihat darah mengalir

3. Assessment :

Dari anamnesis didapatkan gejala darah keluar dari kedua rongga hidung, hal ini dapat terjadi akibat pecahnya Kiesselbachs Plexus akibat trauma atau benturan yang terjadi saat bermain sepak bola. Selain itu bermain sepak bola di siang hari saat udara panas dan kelembaban rendah menjadi faktor risiko iritasi pada rongga hidung dan memudahkan terjadinya pecahnya Kiesselbachs Plexus. Adapun beberapa penyebab tersering pecahnya Kiesselbachs Plexus (epistaksis anterior) secara garis besar dibagi dua, lokal dan sistemik:Lokal: Trauma lokal akibat benturan atau nose picking. Udara panas dan kelembaban rendah Iritasi bahan Kimia. Abnormalitas septum Tumor daerah nasofaring Benda asing Reaksi inflamasi Vascular malformation Sistemik: Gangguan pembekuan darah Obat-obatan seperti antihistamin, kortikosteroid, dan NSAID Hipertensi Hereditary Haemorrhagic Telangiectasis Malnutrisi

4. Plan :Prinsip penanganan pada Epistaksis adalah menghentikan perdarahan, adapun hal-hal penting yang perlu dicari tahu sebelumnya:1. Riwayat perdarahan sebelumnya2. Lokasi perdarahan3. Apakah darah mengalir ke tenggorokan (epistaksis posterior) atau keluar dari hidung depan pada saat pasien duduk tegak.4. Lamanya perdarahan dan frekuensinya5. Riwayat gangguan perdarahan pada keluarga6. Hipertensi7. Penyakit Hati8. Diabetes Melitus9. Gangguan koagulasi10. Trauma hidung yang belum lama11. Obat-obatan anti-agregrasi trombosit

Tiga prinsip utama dalam penanganan epistaksis yaitu, menghentikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan mencegah terjadinya epistaksis ulang. Jika pasien mengalami syok, perbaiki dulu keadaan umum pasien. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:a.) Perbaiki keadaan umum penderita, penderita diperiksa dalam posisi duduk, kecuali bila penderita sangat lemah.b.) Pada anak dengan epistaksis ringan, perdarahan dapat dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cupping hidung ditekan ke arah septum dalam beberapa menit. (metode trotter)c.) Tentukan sumber perdarahan dengan tampon anterior yang telah dibasahi dengan adrenalin dan pantokain.d.) Bila perdarahan cukup jelas, dapat dilakukan elektrocauter untuk epistaksis anterior.e.) Bila perdarahan masih mengalir, dapat diberikan tampon anterior pada epistaksis anterior.

Setelah diagnosis epistaksis anterior ditegakkan dan penyulit-penyulit seperti riwayat gangguan pembekuan darah, riwayat tumor, riwayat mimisan berulang pada keluarga disangkal, perdarahan dihentikan dengan menggunakan kasa steril di kedua lubang hidung. Pasien diminta bernapas melalui mulut dengan posisi kepala menghadap ke atas. Selain itu, diberikan Vit K dan Asam traneksamat 1 tablet untuk membantu menghentikan perdarahan. Dua puluh menit kemudian, perdarahan berhenti dan pasien bisa pulang.