150857055 referat dr arif spondilosis

28
REFERAT PENATALAKSANAAN PADA PENDERITA SPONDILOSIS Oleh: Okky Dita R. G99121034 Shabrina Nur Zidny G0007156 Siti Effrida F. G0007228 Pembimbing : dr. Arif Nurudhin, Sp.PD KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI S U R A K A R T A

Upload: linatam

Post on 22-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

REFERAT

PENATALAKSANAAN PADA PENDERITA SPONDILOSIS

Oleh:

Okky Dita R. G99121034

Shabrina Nur Zidny G0007156

Siti Effrida F. G0007228

Pembimbing :

dr. Arif Nurudhin, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI

S U R A K A R T A

2012

Page 2: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spondilosis (spinal osteoarthritis) adalah suatu gangguan

degeneratif yang dapat menyebabkan hilanganya struktur dan fungsi

normal tulang belakang. Meskipun penuaan adalah penyebab utama, lokasi

dan tingkat degenerasi merupakan individual. Proses degeneratif dapat

mengenai daerah cervical, thoracal, dan/atau lumbal dari tulang belakang

yang mempengaruhi diskus intervertebralis dan facet joints. (Kalim, 1996)

Beberapa penelitian pada osteoarthritis telah menjelaskan bahwa

proses penuaan merupakan faktor resiko yang sangat kuat untuk

degenerasi tulang khususnya pada tulang vertebra. Suatu penelitian otopsi

menunjukkan bahwa spondylitis deformans atau spondylosis meningkat

secara linear sekitar 0% - 72% antara usia 39 – 70 tahun. Begitu pula,

degenerasi diskus terjadi sekitar 16% pada usia 20 tahun dan sekitar 98%

pada usia 70 tahun.

Pengobatan atau perawatan pada spondilosis dapat berupa

pengobatan konservatif maupun pembedahan. Terapi konservatif yang

paling sering digunakan adalah obat anti inflamasi (NSAIDs), modalitas

fisik, dan modifikasi gaya hidup. Tindakan pembedahan biasanya

dilakukan bila terapi konservatif gagal.

Page 3: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Spondilosis Servikalis

1. Definisi

Spondilosis servikalis merupakan suatu penyakit yang menyerang usia

pertengahan dan usia lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher

mengalami kemunduran (degenerasi).

2. Anatomi

Cervical spine terdiri atas 7 vertebra dan 8 saraf servikal. Fungsi utama

leher adalah menghubungkan kepala dengan tubuh. Stabilitas kepala

tergantung pada 7 buah vertebra servikal. Hubungan antara vertebra

servikal melalui suatu susunan persendian yang cukup rumit. Gerakan

leher dimungkinkan karena adanya berbagai pensendian, facet joint yang

ada di posterior memegang peranan penting.Sepertiga gerakan fleksi dan

ekstensi dan setengah dari gerakan laterofleksi terjadi pada sendi

atlantooccipitalis (dasar tengkorak dengan VC1).Sendi atlantoaxialis

(VC1-VC2) memegang peranan pada 50% gerakan rotational. VC2 hingga

VC7 memegang peranan pada dua per tiga gerakan fleksi dan ekstensi,

50% gerakan rotasi dan 50% gerakan laterofleksi.

Delapan saraf servikal berasal dari medulla spinalis segmen servikal, 7

saraf servikal keluar dari medula spinalis di atas vertebra yang

bersangkutan, namun saraf servikal ke 8 keluar dari medulla spinalis di

bawah VC7 dan di atas VTh1 serta costa pertama. Saraf-saraf ini

Page 4: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

memberikan layanan saraf sensorik pada tubuh bagian atas dan ekstremitas

superior berdasarkan pola dermatom. Sedangkan layanan motoris dan

refleks dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1. Layanan innervasi motorik dan refleks dari akar saraf

servikal

Cervical spine dalam kehidupan sehari-hari bekerja sangat berat, tidak

terhitung jumlah gerakan yang harus dilakukan dalam proses menunjang

fungsi kepala. Fungsi kepala antara lain berbicara, melihat, membau,

mendengar, makan / minum dan menahan keseimbangan sewaktu tubuh

bergerak. Setiap gerakan dari bagian tubuh tertentu harus diimbangi

gerakan servikal, maka tidak mengherankan nyeri servikal sering timbul.

(Meliala, 2003)

3. Patofisiologi

Spondilosis servikal merupakan hasil dari degenerasi diskus

intervertebralis. Umur diskus, fragmen dan fraktur. Awalnya terjadi dalam

nucleus pulposus yang menyebabkan lamella annular pusat tekuk kedalam

sedangkan band luar konsentris tonjolan luar annulus fibrosis. Hal ini

menyebabkan peningkatan stress mekanik pada kartilago vertebral.

Pembentukan tulang subperiosteal terjadi berikutnya, membentuk bar

osteofit yang memperpanjang aspek ventral dari kanal tulang belakang

Page 5: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

kadang dapat juga melewati batas jaringan saraf. Ini kemungkinan besar

untuk menstabilkan vertebra yang berdekatan, yang pergerakkannya

berlebihan sebagai hasil dari hilangnya material diskus. Selain itu

hipertropi dari proses uncinate terjadi, sering melewati dibagian

ventrolateral dari foramina intervertebralis. Iritasi saraf dapat juga terjadi

sebagai proteoglikan diskus intervertebralis yang terdegradasi.

Patologi

Yang mengenai lesi  primer mungkin kolapsnya diskus  dengan 

protrusi anuler  sekitar  kelilingnya.  Ligamen  terdorong  dari 

perlekatannya  pada  tepi badan ruas  tulang  belakang, terbentuk  osteofit 

reaktif, dan  ligamennya  sendiri menebal. Bersamaan dengan protrusi

anuler, osteofit dan ligament megurangi diameter anteroposterior kanal

spinal. Perubahan  osteoartritik pada sendi neuro-sentral, yang berdekatan

dengan foramina C3 hingga C7, menyebabkan proliferasi tulang

selanjutnya, yang  mempersempit foramina intervertebral yang sudah

sempit oleh protrusi diskus dan osteofit. Mobilitas tulang belakang sendiri

juga  terganggu,  terbatas karena perubahan diskus memberat dan meluas

pada tingkat  yang  tidak terkena diatas dan dibawahnya. Beberapa  faktor

berperan pada terbentuknya  tanda dan  gejala. Kord spinal, terletak terikat

pada kanal spinal yang menyempit, terancam akan tambahan  kompresi

bahkan saat gerak leher normal. Misalnya pada ekstensi, ligamen  flava 

melipat  dan  dapat menjadi penyebab kompresi posterior.  Karena gerakan

ekstrem yang mencapai kord  merupakan bahaya yang besar, gejala

mendadak bisa terjadi setelah fleksi atau ekstensi  berlebihan  akibat 

kecelakaan  atau  endoskopi  dengan anesthesia

Myelopathy spondylotik servikal terjadi akibat dari beberapa faktor

patofisiologi penting. Ini merupakan statis-mekanis, dinamis-mekanis,

iskemia saraf tulang belakang. Pada osteofit, saraf servikal menjadi

menyempit yang cenderung untuk mengembangkan terjadinya myelopathy

spondylotic servikal.

Page 6: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

4. Gejala

Spondilosis servikalis menyebabkan menyempitnya kanal spinalis

(tempat lewatnya medula spinalis) di leher dan menekan medula spinalis

atau akar saraf spinalis, sehingga menyebabkan Kelainanfungsi.

Gejalanya bisa menggambarkan suatu penekanan medula spinalis maupun

kerusakan akar sarafnya. Jika terjadi penekanan medula spinalis, maka

pertanda awalnya biasanya adalah

·         Perubahan pada cara berjalan.

·        Gerakan kaki menjadi kaku dan penderita berjalan dengan goyah.

·         Leher terasa nyeri, teutama jika akar sarafnya terkena.

·         Abnormalitas reflex

·         Mati rasa dan kelemahan pada lengan, tangan, dan kaki

·         Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus atau retensi urin

Kelemahan dan penciutan otot pada salah satu atau kedua lengan bisa

terjadi sebelum maupun sesudah timbulnya gejala penekanan medula

spinalis. Pasien biasanya berumur 40 tahun, mengeluh nyeri leher dan

kekakuan. Gejala timbul perlahan – lahan dan sering semakin buruk pada

saat bangun tidur. Nyeri dapat menjalar luas kebelakang kepala, otot

scapula dan turun kesalah satu atau kedua lengan. Parestesia, kelemahan

dan kekakuan kadang- kadang timbul. Secara khas terjadi eksaserbasi

gangguan yang semakin berat, dan terdapat periode reda yang relatif lama.

Penampilan pasien adalah normal. Nyeri tekan terasa pada otot leher

posterior dan daerah scapula, semua gerakan terbatas dan nyeri. Pada salah

satu atau kedua lengan kadang-kadang dapat ditemukan baal atau

kelemahan dan salah satu refleknya dapat tertekan.

Tanda-tanda Radiologi                       

1. Penyempitan ruang diskus, hanya mengenai satu ruang pada 40%, dua

ruang pada 40 %, dan lebih dari pada sisanya. Lebih sediikit dari

sepertiga mengenai C5/C6 dan sedikit kurang dari sepertiganya

mengenai C6/C7 atau C4/C5, jarang pada C3/C4 terkena dan C7/T1

jarang terjadi.

Page 7: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

2. Perubahan kurva normal, umumnya hilangnya lordosis normal,

mungkin terbatas hingga dua tulang belekang berdekatan, dan

mobilitas yang terbatas harus dibandingkan saat pengambilan posisi

fleksi dan ekstensi.

3. Osteofit lebih nyata dianterior, namun pertumbuhan berlebihan

diposterior lebih penting, penyempitan foraminal tampak hanya pada

tampilan oblik.

4. Indentasi mielografik dura anterior tidak selalu mendukung tingkat

maksimal kolaps diskus dan osteofit. Indentasi posterior akibat

ligament flava tampak bila film diiambil saat ekstensi. Blok total

jarang, naamun bila terjadi bisa berarti proolaps diskus akut.

5. CT scan yang dilakukan dalam beberapa jam setelah mielogram bisa

lebih tepat menentukan tempat dan perluasan kompresi. Perubahan

serupa  dapat tampak pada MRI scan sagital.

5. Komplikasi

Spondilosis servikal merupakan penyebab paling umum dari disfungsi

saraf tulang belakang pada orang dewasa yang lebih tua. Pada sejumlah

kecil kasus, spondilosis servikal dapat memampatkan satu atau lebih saraf

tulang belakang - sebuah kondisi yang disebut radikulopati servikal. Taji

tulang dan penyimpangan lain yang disebabkan oleh spondilosis servikal

juga dapat mengurangi diameter kanal yang saraf tulang belakang. Ketika

saluran spinalis menyempit ke titik yang menyebabkan cedera tulang

belakang, kondisi yang dihasilkan disebut sebagai myelopathy serviks.

Kedua radikulopati servikalis dan myelopathy serviks dapat

mengakibatkan cacat permanen.

a. Radikulopati Spondilotik Servikal

Nyeri  merupakan keluhan utama,tumpul dan sakit pada leher dan bahu

dengan nyeri menjalar dari lengan kesiku atau pergelangan. Walau hanya

satu akar terkena, nyeri menyebar kesekitar distribusi dermatom, mungkin

karena nyeri  juga terjadi didalam otot yang dicatu akar bersangkutan.

Nyeri  mungkin juga timbul dari diskus sendiri, menyebabkan nyeri pada

Page 8: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

leher, daerah trapezius  dan skapuler. Spasme  dan nyeri otot menambah 

penyebaran nyeri sekunder, terutama kedaerah oksipital, yang dikeluhkan

sebagai nyeri kepal. Parestesia  sering dialami pada lengan  dan ujung

jempol (akar C6 akibat lesi C5/6) atau pada jari tengah(C7  akibat  lesi

C6/7). Gangguan  sensori,  kelemahan, pengecilan otot dan perubahan

refleks biasanya ringan.Keluhan mungkin tampil relatif mendadak,

terkadang dipresipitasi oleh trauma, atau dapat terjadi perlahan- lahan; 

serangan  berulang  nyeri  akut terjadi pada beberapa  pasien. Terkadang

nyeri  berhubungan dengan pergerakan dan posisi. Keadaan ini harus

dibedakan dari neuritis  brakhial  postviral, kompresi  pintu  torasik

terhadap  pleksus brakhial, dan jeratan  perifer  saraf median  atau ulnar.

Yang terakhir ini terkadang tampak bersamaan dengan spondilosis,

sindroma 'double crush'.

Tindakan

Mengistirahatkan bagian yang terkena merupakan dasar dari semua

metoda.  Gerakan yang memperparah harus dicegah, walaupun

ini.merupakan kasus yang  individual. Lengan harus disangga dari bahu

yang sehat dengan saling disertai dengan analgesik; pemanasan lokal dan

diatermi gelombang pendek mungkin cukup memberikan perbaikan.

Fisioterapi aktif dikontra-indikasikan, selain  latihan  penguatan gelang

bahu. Anti-inflamatori non- steroidal mungkin bermanfaat. Kolar

memberikan immobilisasi yang lebih efektif, terbaik menggunakan kolar

jenis  Philadelphia dengan penyangga oksipital dan mental. Kolar cincin

sederhana dapat dipakai, namun kolar lembut hanya membuang waktu.

Agar efektif, kolar harus dipakai  dengan  benar  dan konsisten. Bila terjadi

perbaikan, pemakaian kolar bisa dihentikan secara bertahap. Pasien  bisa 

dianjurkan  kembali  bekerja dengan kolar terpasang, dan ini akan

bermanfaat karena immobilisasi harus diteruskan  hingga  3  atau 4 minggu

setelah nyeri berkurang; pergerakaan normal yang dilakukan secara

prematur sering  berakibat kambuhnya penyakit.

 

Page 9: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

b. Mielopati Spondilotik Servikal

         Timbulnya spastisitas tungkai secara perlahan adalah bentuk onset

yang paling sering, diketahui pertama-tama bisa berupa kelambatan atau

kekakuan  dalam  berjalan. Kelemahan kurang parah bila dibanding

peninggian  tonus dan peninggian refleks dalam. Lebih dari duapertiga

mengalami gangguan sensori, namun kecuali mielopati memburuk, jarang 

mencapai  tingkat  yang  jelas,  dan sering terjadi  pada torasik sebelah atas

dari pada servikal;  defisit  lain adalah  jenis radikuler, dan terkadang

dijumpai kelainan yang menyerupai  siringo-  mielia.  Banyak yang

mengeluh nyeri dan kaku leher, dengan kekakuan tangan serta parestesia

pada  osteofit C3/4.Perburukan mendadak mielopati servikal, atau bahkan

tampilnya sindroma kord spinal mendadak untuk pertama kalinya,

mungkin timbul setelah trauma.  Cedera hiperekstensi   yang  tidak  cukup 

untuk   menyebabkan fraktura atau dislokasi adalah yang paling

bertanggung jawab untuk mempresipitasi lesi spinal transversa  pada

pasien dengan spondilosis servikal, bahkan walau  tetap asimtomatis.

Tergelincir atau jatuh pada kepala (dengan akibat abrasi frontal) adalah

mekanisme yang umum, tapi juga  hiperekstensi  pada saat tindakan 

bedah  seperti tonsilektomi,  bronkhoskopi  dan  esofagoskopi;  bahkan

manipulasi untuk memasang pipa endotrakheal oleh ahli anestesi dapat

membahayakan kord, terutama ketika semua spasme  otot protektif

dihilangkan oleh obat  relaksan. Sindroma  kord  sentral yang terjadi 

menimbulkan  lesi neuron  motor  bawah  pada  tangan  serta   spastisitas

tungkai.  Setelah  berjalan  18  bulan,  sekitar   50 %  membaik.

Tindakan

       Riwayat sebenarnya, tidak akan mengarahkan  perjalanan biasanya

lambat. Sekali gejala tampil, dekompresi beda harus  dipertimbangkan, 

baik mewlalui  jalur anterior maupun posterior. Pada pendekatan anterior

dilakukan pengangkatan disk bersangkutan bersama dengan  batang

osteofit. Dekompresi harus diperluas  kelateral yaitu keproksimal kanal

akar. Pasak  tulang  allograf  atau tulang  yang  disterilkan  dengan  cara 

radiasi  serta  diliofilisasi  dipakai  menggantikan lubang jaringan dengan

Page 10: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

ukuran yang sama, mengisi badan ruas tulang belakang  berseberangan dan

disk yang berdegenerasi diantaranya (operasi Cloward). Ini bisa dilakukan 

pada dua atau tiga tingkat bila diperlukan. Terkadang fiksasi  anterior

tambahan dengan memakai  pelat  metal diperlukan. Dengan seleksi yang

teliti, 70-80 % pasti membaik.

6. Penatalaksanaan

Tanpa pengobatan, tanda-tanda dan gejala spondilosis servikalis biasanya

menurun atau stabil. Kadang –kadang ada yang memburuk. Tujuan

pengobatan adalah untuk mengurangi nyeri, membantu untuk

mempertahankan kegiatan yang biasa dilakukan dan mencegah ke sumsum

tulang belakang dan saraf.

Ada 3 jenis penanganan :

-          Ringan

-          Serius

-          Operasi

Penanganan kasus – kasus ringan

- Memakai penjepit leher ( collar neck) untuk membantu membatasi

gerakan leher dan mengurangi iritasi saraf.

-   Minum obat penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, (advil,

Motrin) atau asetaminofen.

-   Melakukan latihan yang diintruksi oleh ahli terapi fisik untuk

merengangkan leher dan bahu. Latihan oerobik juga dapat dilakukan

seperti berjalan dll.

Pengobatan kasus yang lebih serius

Untuk kasus yang lebih berat, perawatan nonsurgical mungkin termasuk:

-   Traksi pada leher untuk satu atauu dua minggu untuk mengurangi

tekanan pada saraf tulang belakang.

-   Modifikasi latihan dengan istirahat berselang. Orang- orang yang tetap

aktif dianjurkan tetap istirahat dalam posisi yang nyaman agar tidak

memperburuk rasa sakit dan pulih lebih cepat.

Page 11: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

-   Mengambil relaksan otot, saraf atau pil penghilang rasa sakit

(methocarbaamol/ robaxin  atau cyslobenzaprine terutama jika terjadi

kekejangan otot leher.

-   Penyuntikan obat kortikosteroid di sekitar diskus dan saraf antara tulang

belakang. Injeksi kortikosteroid mengkombinasikan  obat dengan obat

bius local untuk mengurangi rasa sakit dan perandangan. Obat- obat ini

dapat membantu mencegah kebutuhan operasi.

-   Rawat inap untuk mengontrol rasa nyeri intravena mungkin diperlukan

dalam kasus-kasus yang jarang terjadi ketika perawatan nonsurgigal

lain gagal.

Operasi          

Jika pengobatan konservatif gagal atau jika tanda-tanda dan gejala

neurologis ada seperti kelemahan di lengan atau kaki yang semakin

memburuk, perlu pembedahan. Prosedur bedah akan tergantung pada

kondisi yang mendasari seperti tulang menonjol atau stenosis tulang

belakang. Pilihan bedah yang paling umum mencakup:

Pendekatan frontal (anterior).

Dokter bedah akan membuat sebuah irisan di bagian depan leher dan

bergerak kesamping tenggorokan (trakea) dan kerongkongan untuk

mengekpos tulang belakang leher. Ini dilakukan agar dapat mencabut

diskus hernia atau tonjolan tulang, tergantung masalah yang mendasarinya.

Pendekatan posterior

Dokter bedah dapat melakukan pembedahan dari belakang, terutama jika

beberapa bagian sarat telah menyepit. Operasi ini disebut laminectomy,

untuk mrnghilangkan bagian tulang belakang diatas kanal tulang belakang

melalui insisi belakang leher.

Risiko operasi

Risiko dari prosedur ini termasuk infeksi, pendarahan, gumpalan

darah di vena kaki dan kerusakan saraf. Selain itu, operasi tidak mungkin

menghilangkan semua masalah yang terkait dengan kondisi, karena

beberapa saraf pada medulla spinalis mengalami kerusakan yang menetap.

Page 12: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

B.  Spondilosis Lumbalis

1. Definisi

Spondilosis lumbalis dapat diartikan perubahan

pada sendi tulang belakang dengan ciri khas

bertambahnya degenerasi discus intervertebralis

yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan

lunak, atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan

dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di

aspek anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior

dari tepi superior dan inferior vertebra centralis

(corpus). Secara singkat, spondilosis adalah kondisi dimana telah terjadi

degenerasi pada  sendi intervertebral yaitu antara diskus dan corpus

vertebra.

2. Patofisiologi

Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain:

a. Annulus fibrosus  menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar

dan muncul retak pada berbagai sisi.

b. Nucleus pulposus kehilangan cairan

c. Tinggi diskus berkurang

d. Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus

dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.

Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa

adanya lipping yang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus

yang menghasilkan penarikan dari periosteum dari annulus fibrosus. Dapat

terjadi dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi factor predisposisi

terjadinya crush fracture.

Pada ligamentum intervertebralis dapat menjadi memendek dan

menebal terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan. Pada

selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu

selongsong mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflamasi karena

jarak diskus membatasi canalis intervertebralis.

Page 13: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

Terjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan

perubahan pada osteoarthritis. Osteofit terbentuk pada margin permukaan

articular dan bersama-sama dengan penebalan kapsular, dapat

menyebabkan penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada

foramen intervertebralis.

3. Gejala

Gambaran klinis yang terjadi tergantung pada lokasi yang terjadi baik

itu cervical, lumbal dan thoracal. Untuk spondylosis daerah lumbal

memberikan gambaran klinis sebagai berikut:

a. Onset, biasanya awal nyeri dirasakan tidak ada apa-apa dan tidak

menjadi suatu masalah sampai beberapa bulan. Nyeri akut biasanya

ditimbulkan dari aktivitas  tidak sesuai.

b. Nyeri, biasanya nyeri terasa disepanjang sacrum dan sacroiliac joint.

Dan mungkin menjalar ke bawah (gluteus) dan aspek lateral dari satu

atau kedua hip. Pusat nyeri berasal dari tingkat L4, L5, S1.

c. Referred pain:

1) Nyeri mungkin saja menjalar ke arah tungkai karena adanya iritasi

pada akar persarafan. Ini cenderung pada area dermatomnya

2) Paha (L1)

3) Sisi anterior tungkai (L2)

4) Sisi anterior dari tungkai knee (L3)

5) Sisi medial kaki dan big toe (L4)

6) Sisi lateral kaki dan tiga jari kaki bagian medial (L5)

7) Jari kaki kecil, sisi lateral kaki dan sisi lateral bagian posterior kaki

(S1)

8) Tumit, sisi medial bagian posterior kaki (S2)

d. Parasthesia, biasanya mengikuti daerah dermatom dan terasa terjepit

dan tertusuk, suatu sensasi ”kesemutan” atau rasa kebas (mati rasa).

e. Spasme otot, biasanya ada peningkatan tonus erector spinae dan m.

quadratus lumborum. Seringkali terdapat tonus yang berbeda antara

Page 14: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

abduktor hip dan juga adductor hip. Kadang-kadang salah satu otot

hamstring lebih ketat dibanding yang lainnya.

f. Keterbatasan gerakan, semua gerakan lumbar spine cenderung terbatas.

Gerakan hip biasanya terbatas secara asimetrical. Factor limitasi pada

umumnya disebabkan oleh ketetatan jaringan lunak lebih dari spasm

atau nyeri.

g. Kelemahan otot, terjadi biasanya pada otot abdominal dan otot gluteal.

Kelemahan mungkin terjadi karena adanya penekanan pada akar saraf

myotomnya. Otot-otot pada tungkai yang mengalami nyeri menjalar

biasanya lebih lemah dibandingkan dengan tungkai satunya.

h. Gambaran radiografi, terdapat penyempitan pada jarak discus dan

beberapa lipping pada corpus vertebra.

4. Komplikasi

Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada

penderita nyeri punggung bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi karena

pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa

mempedulikan sikap tubuh normal. Hal ini didukung oleh ketegangan otot

pada sisi vertebra yang sakit.

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

Terdiri dari pengobatan konservatif dan pembedahan. Pada pengobatan

konservatif, terdiri dari analgesik dan memakai korset lumbal yang mana

dengan mengurangi lordosis lumbalis dapat memperbaiki gejala dan

meningkatkan jarak saat berjalan. Percobaan dalam 3 bulan

direkomendasikan sebagai bentuk pengobatan awal kecuali terdapat defisit

motorik atau defisit neurologis yang progresif.

Terapi pembedahan diindikasikan jika terapi konservatif gagal dan

adanya gejala-gejala permanen khususnya defisit motorik.  Pembedahan

tidak dianjurkan pada keadaan tanpa komplikasi. Terapi pembedahan

tergantung pada tanda dan gejala klinis, dan sebagian karena pendekatan

Page 15: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

yang berbeda terhadap stenosis spinalis lumbalis, tiga kelompok prosedur

operasi yang dapat dilakukan anatara lain: Operasi dekompresi, Kombinasi

dekompresi dan stabilisasi dari segmen gerak yang tidak stabil, dan operasi

stabilisasi segmen gerak yang tidak stabil

b. Penatalaksanaan Fisioterapi

Tujuan tindakan fisioterapi pada kondisi ini yaitu untuk meredakan

nyeri, mengembalikan gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur. Pada

pemeriksaan (assessment) yang perlu diidentifikasi adalah:

1) Gambaran nyeri

2) Faktor pemicu pada saat bekerja dan saat luang

3) Ketidaknormalan postur

4) Keterbatasan gerak dan faktor pembatasannya.

5) Hilangnya gerakan accessories dan mobilitas jaringan lunak dengan

palpasi.

Program intervensi fisioterapi hanya dapat direncanakan setelah

melakukan assessment tersebut. Adapun treatment yang bias digunakan

dalam kondisi ini, adalah sebagai berikut:

1) Heat , heat pad dapat menolong untuk meredakan nyeri yang terjadi

pada saat penguluran otot yang spasme.

2) Ultrasound, sangat berguna untuk mengobati thickening yang terjadi

pada otot erector spinae dan quadratus lumborum dan pada ligamen

(sacrotuberus dan saroiliac)

3) Corsets, bisa digunakan pada nyeri akut

4) Relaxation, dalam bermacam-macam posisi dan juga pada saat

istirahat, maupun bekerja. Dengan memperhatikan posisi yang

nyaman dan support.

5) Posture education, deformitas pada postur membutuhkan latihan pada

keseluruhan alignment tubuh.

6) Mobilizations, digunakan untuk stiffness pada segment lumbar spine,

sacroiliac joint dan hip joint.

7) Soft tissue technique, pasif stretching pada struktur yang ketat sangat

diperlukan, friction dan kneading penting untuk mengembalikan

Page 16: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

mobilitas supraspinous ligament, quadratus lumborum, erector spinae

dan glutei.

8) Traction, traksi osilasi untuk mengurangi tekanan pada akar saraf

tetapi harus dipastikan bahwa otot paravertebral telah rileks dan telah

terulur.

9) Hydrotherapy, untuk relaksasi total dan mengurangi spasme otot.

Biasanya berguna bagi pasien yang takut untuk menggerakkan spine

setelah nyeri yang hebat.

10) Movement, hold relax bisa diterapkan untuk memperoleh gerakan

fleksi. Bersamaan dengan mobilitas, pasien melakukan latihan

penguatan untuk otot lumbar dan otot hip. 

11) Advice , Tidur diatas kasur yang keras dapat menolong pasien yang

memiliki masalah sakit punggung dan saat bangun, kecuali pada

pasien yang nyeri nya bertambah parah pada gerakan ekstensi. Jika

pasien biasanya tidur dalam keadaan miring, sebaiknya menggunakan

kasur yang lembut.

Page 17: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

BAB III

PENUTUP

Spondilosis (spinal osteoarthritis) adalah suatu gangguan degeneratif yang

dapat menyebabkan hilanganya struktur dan fungsi normal tulang belakang.

Proses degeneratif dapat mengenai daerah cervical, thoracal, dan/atau lumbal

dari tulang belakang yang mempengaruhi diskus intervertebralis dan facet joints.

Pengobatan atau perawatan pada spondilosis dapat berupa pengobatan

konservatif maupun pembedahan. Terapi konservatif yang paling sering

digunakan adalah obat anti inflamasi (NSAIDs), modalitas fisik, dan modifikasi

gaya hidup. Tindakan pembedahan biasanya dilakukan bila terapi konservatif

gagal.

Page 18: 150857055 Referat Dr Arif Spondilosis

DAFTAR PUSTAKA

Aulina S. Anatomi dan Biomekanik Tulang Belakang. Dalam: Meliala L, Nyeri

Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis

Saraf Indonesia. Jakarta, 2003.

Guyton., Hall. 2006. Fisiologi Kedokteran Edisi 9.Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L,

Nyeri Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter

Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta, 2003.

Simon Carette, M.D., M.Phil., and Michael G. Fehlings, M.D., Ph.D. N Engl J

Med 2005; 353:392-399

Vookshoor A, Spondilolithesis, Spondilosis, dan Spondilisis. Dalam

www.eMedicene.com. Diakses tanggal 20 September 2012.