anna ida sunaryo p (c551090011) - pak fredinan

8
 Anna Ida Sunaryo P 1 C551090011 EKOLOGI dan DISTRIBUSI Mytilus edulis A. Mytilus edulis Mytilus edulis atau sering disebut juga blue mussel  merupakan anggota kelas bivalvia. Meskipun Mytilus edulis sering disebut sebagai blue mussel , namun ternyata warna cangkang yang dimiliki spesies ini tidak hanya biru, ada yang berwarna ungu atau coklat gelap. Sama halnya dengan spesies bivalvia yang lain, Mytilus edulis juga memiliki dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligament . Pada bagian dalam cangkang berwarna putih, seperti mutiara, dengan mantel yang agak keputihan atau kuning. Pada cangkang juga terdapat dua buah otot adductor  yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Otot adductor  bagian anterior berukuran kecil, sedangkan adductor  posterior memiliki ukuran yang besar. Pada spesies ini, tidak ditemukan adanya sifon, tetapi terdapat pertautan antara filamen dengan cilia. Mytilus merupakan hewan sessile dengan kaki kecil dan memiliki bisus. Mytilus dewasa akan menempel pada substrat secara permanen. Secara taksonomis, Mytilus edulis memiliki klasifikasi sbb : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class : Bivalvia Subclass : Heterodonta Order : Mytiloida Family : Mytilidae Subfamily : Mytilinae Genus : Mytilus Species : Mytilus edulis

Upload: anna-ida

Post on 22-Jul-2015

106 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

EKOLOGI dan DISTRIBUSI Mytilus edulisA. Mytilus edulis

Anna Ida Sunaryo P C551090011

1

Mytilus edulis atau sering disebut juga blue mussel merupakan anggota kelas bivalvia. Meskipun Mytilus edulis sering disebut sebagai blue mussel, namun ternyata warna cangkang yang dimiliki spesies ini tidak hanya biru, ada yang berwarna ungu atau coklat gelap. Sama halnya dengan spesies bivalvia yang lain, Mytilus edulis juga memiliki dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligament. Pada bagian dalam cangkang berwarna putih, seperti mutiara, dengan mantel yang agak keputihan atau kuning. Pada cangkang juga terdapat dua buah otot adductor yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Otot adductor bagian anterior berukuran kecil, sedangkan adductor posterior memiliki ukuran yang besar. Pada spesies ini, tidak ditemukan adanya sifon, tetapi terdapat pertautan antara filamen dengan cilia. Mytilus merupakan hewan sessile dengan kaki kecil dan memiliki bisus. Mytilus dewasa akan menempel pada substrat secara permanen. Secara taksonomis, Mytilus edulis memiliki klasifikasi sbb : Kingdom Phylum Class Subclass Order Family : Animalia : Mollusca : Bivalvia : Heterodonta : Mytiloida : Mytilidae

Subfamily : Mytilinae Genus Species : Mytilus : Mytilus edulis

Anna Ida Sunaryo P C551090011

2

Gambar Mytilus edulis (FAO Fisheries, 2010)

Blue mussel merupakan organism filter feeder dan scavenger. Spesies ini akan mengambil makanan apa saja yang ditemukan di kolom air yang memiliki ukuran cukup kecil untuk dimakan. Nicol (1960) mengemukakan bahwa M.edulis biasanya mengkonsumsi organism atau pun partikel yang memiliki ukuran minimal 2. Ukuran partikel optimal yang efisien dikonsumsi adalah 7-8. Makanan blue mussel meliputi fitoplankton, dinoflagelata, diatom yang berukuran kecil, flagelata dan protozoa lainnya, detritus dan alga bersel satu.

B. Habitat Mytilus edulis Meskipun sebagian besar spesies mussels hidup di daerah litoral, seluruh anggota family Mytilidae juga memiliki kemampuan untuk hidup di daerah sublitoral. Mytilus edulis tersebar di perairan yang luas, daerah intertidal hingga subtidal. Spesies ini hidup mulai dari daerah yang pantai di estuary dangkal hingga laut pada kedalaman mencapai 499 m. Beberapa karakteristik habitat spesies ini adalah sbb : 1. Salinitas Mytilus edulis merupakan organism eurihaline, yaitu organism yang dapat mentolerir daerah dengan kisaran salinitas luas. Mytilus dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila berada pada daerah bersalinitas yang mendekati salinitas estuaria. Bila Mytilus terpaparkan pada daerah yang bersalinitas rendah pada jangka waktu singkat, Mytilus akan menghentikan aktivitas makan mereka. Mytilus juga menghentikan pertumbuhannya bila terpaparkan pada salinitas 18 . Namun demikian, bila dalam jangka waktu yang lama, M.edulis mampu berdaptasi dengan baik pada salinitas rendah. Misalnya pada daerah Baltic, M.edulis mampu beradaptasi dan berkembang dengan baik pada salinitas 4-5 (Kautsky, 1982)

2. Temperatur

Anna Ida Sunaryo P C551090011

3

Selain sebagai organism eurihaline, M.edulis juga merupakan organism euritermal. Mytilus mampu beradaptasi pada kisaran temperature yang luas, bahkan Mytilus juga mampu bertahan hidup hingga beberapa bulan pada kondisi beku. Spesies ini mampu mentolerir temperature mulai dari suhu 50C hingga 200C, yang merupakan perwakilan temperature pada daerah dingin hingga subtropical. Kisaran temperature paling atas yang mampu ditolerir oleh Mytilus adalah pada suhu 290C, sedangkan kisaran yang paling rendah adalah pada suhu -100C. Kemampuan Mytilus dalam beradaptasi terhadap temperature disebabkan karena adanya nucleating agents yang dihasilkan oleh organ dalam Mytilus (haemolymph). Malone and Dod (1967) mengemukakan bahwa temperature merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Mytilus. Mereka menunjukkan bukti penelitian yang dilakukan oleh Moosop (1922) yaitu bahwa pertumbuhan rata-rata terjadi pada saat temperature perairan hangat, pertumbuhan paling lambat terjadi pada temperature dingin. Di daerah subtropis, pertumbuhan Mytilus edulis terjadi paling baik pada saat musim semi. Tidak hanya pertumbuhan Mytilus yang dipengaruhi oleh temperature. Aktifitas silia yang dimiliki oleh Mytilus juga sangat tergantung pada temperature. Peningkatan temperature antara 0340C mengakibatkan aktivitas silia menjadi meningkat sehingga konsumsi oksigen oleh Mytilus juga menjadi ikut meningkat (Nicol, 1960) 3. Substrat Pada umumnya Mytilus menempelkan bisus pada substrat. Oleh karena itu, Mytilus membutuhkan daerah yang memiliki substrat kasar sebagai tempat menempelnya. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ditemukannya juga Mytilus pada daerah bersubtrat lumpur yaitu menempel cobbles, pebbles yang terdapat di sedimen lumpur tersebut. Meski demikan, spesies ini akan tumbuh dan berkembang lebih baik pada daerah yang berpasir atau berbatu. Tidak seperti anggota bivalvia pada umumnya, Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal. Hal ini karena Mytilus mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air.

4. Kualitas Air Mytilus edulis merupaka organism yang mampu melakukan toleransi yang cukup luas pada kondisi kualitas lingkungan yang berbeda. Tidak hanya mencakup salinitas dan temperature, tetapi

juga teramasuk keberadaan makanan. M.edulis mampu melakukan adaptasi, baik secara morfologi, tingkah laku dan fisiologi, terhadap fluktuasi keberadaan makanan, secara kualitas dan kuntitas, termasuk juga variasi partikel organic dalam kolom air. Keberadaan detritus organic dalam jumlah yang sangat berlebihan, diperkirakan menjadi penyebab kematian Mytilus. Hal ini disebabkan akumulasi yang berlebihan oleh Mytilus. Akan tetapi, sebagian besar diduga penyebab kematiannya adalah karena terganggunya kualitas perairan (Seed and Suchanek, 1992)

Anna Ida Sunaryo P C551090011

4

C. Distribusi Mytilus edulis

Gambar Persebaran Mytilus edulis (FAO Fishery Statistics, 2006 dalam FAO Fisheries, 2010) Mytilus edulis merupakan anggota Mytilidae yang memiliki persebaran yang paling luas. Spesies ini terdistribusi di di daeah empat musim (temperate), baik di belahan bumi utara maupun selatan. Secara geografis, Mytilus edulis pantai di utara Samudera Atlanktik, termasuk Amerika Utara, Eropa dan utara Palearctic. Pada daerah Eropa, distribusinya tersebar mulai dari White Sea di Rusia hingga selatan Perancis, sepanjang British Isles, barat daya dan utara Inggris dan barat Scotland. Di daerah Atlantik Bara, Mytilus ditemukan di utara Canada (FAO Fisheries, 2010). Pada daerah Amerika Utara, Mytilus edulis ditemukan di Samudera Arctic hingga Cabo San Lucas Baja, California. Spesies ini menghuni daerah pantai dangkal hingga dalam, terkadang di daerah sublitoral hingga mencapai kedalaman 29 m. Terdistribusi juga di perarian mid-litoral hingga sublitoral Samudera Arctic hingga Carolina Selatan. Pada perairan Amerika Selatan, Mytilus edulis ditemukan di perairan mid-litoral hingga sub litoral Valparaiso, Chile hingga Terusan Beagle, selatan Brazil dan

Argentina. Di daerah Eropa, Mytilus edulis terdistribusi pada daerah high litoral hingga sublitoral (Moore and Seed, 1986). Pada perairan di daerah Asia, Mytilus ditemukan di daerah intertidal Asamushi, utara Jepang dan Teluk Osaka. Di perairan ini, M.edulis merupakan biota bentik yang hidup di substrat berbatu. Tsuchiya and Nishihira (1986) menemukan bahwa di perairan Asamushi, terdapat blue mussels bed yang memiliki komposisi beragam usia dengan jumlah M.edulis yang melimpah. Tsuchiya (1979) berhasil membuat daftar seluruh organism bentik yang menghuni pantai intertidal Asamushi dan ternyata 80% dari total spesies adalah M.edulis. Bahkan lebih lanjut, Tsuchiya juga menemukan bahwa pada blue mussels bed tersebut ditemukan 80 spesies sebagai penghuninya. Pada belahan bumi bagian selatan, Mytilus edulis ditemukan di Australia dan Tasmania serta New Zealand. Pada perairan di Australia dan Tasmania, Mytilus ditemukan di Fremantle, Western Australia hingga Port Stephenss, New South Wales hingga Tasmania. Berada pada daeah low-litoral hingga sublitoral. Umumnya hingga kedalaman 18 m. Di New Zealand, spesies ini tersebar mulai dari sebalah utara dan selatan pulau, pada perairan mid-litoral hingga sublitoral (Moore and Seed, 1986) Daerah persebaran Mytilus dibatasi oleh dua faktor, yaitu faktor fisika dan faktor biologi. Faktor Fisika Suhu, dessication, ombak dan pasang surut merupakan faktor fisika yang membatas distribusi M.edulis. Selain itu, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi tingkat kelimpahan Mytilus. Suhu yang rendah, merupakan penyebab tingginya kematian Mytilus. Penaikan suhu, meskipun kecil akan sangat mempengaruhi tingkat survival Mytilus edulis. Oleh karena itu, perairan yang memiliki fluktuasi suhu tinggi, akan jarang atau bahkan tidak ada sama sekali ditemukannya M.edulis. Meskipun spesies ini merupakan organism eurithermal. Sedangkan ombak yang besar, mengakibatkan distribusi Mytilus sangat terbatas jaraknya. Bila ombak perairan terlalu besar, Mytilus akan mengalami kesulitas saat fase penempelan ketika masih berada dalam kondisi juvenile. Bagi Mytilus dewasa pun, terkadang sulit untuk mempertahankan posisi penempelannya. Faktor Biologi Meliputi kompetisi, predator dan pergerakan larva : Kompetisi. Mussels merupakan competitor yang efektif dan dominan. Namun demikian, bila pada bed yang sama ada dua jenis mussels, maka kompetisi interspesifik akan mengkibatkan salah satu spesies

Anna Ida Sunaryo P C551090011

5

kalah. Ada dua kemungkinan kompetisi interspesifik yang terjadi, yaitu pasokan makanan yang terbatas dan ruang penempelan yang terbatas. Predator. Keberadaan predator akan mempengaruhi tingkat kelimpahan mussels di wilayah perairan tersebut. Semakin banyak organism yang bertindak sebagai predator, maka kelimpahan mussels akan makin berkurang. Sehingga, distribusinya juga akan makin terbatas. Mytilus edulis merupakan organism menempel seperti bivalvia lainnya. Penempelan bysus pada substrat sangat kuat dan mengakibatkan spesies ini menjadi organism yang pasif. Mytilus edulis akan cenderung tetap berada di tempat menempel, meskipun terdapat predator pada perairan tersebut. Hal ini mengakibatkan Mytilus edulis sangat mudah menjadi makanan predator tersebut. Bila predator berada dalam jumlah yang banyak, tentu kelimpahan Mytilus edulis akan makin berkurang atau bahkan habis. Predasi ini tidak hanya saat Mytilus edulis dalam kondisi dewasa. Predasi saat dalam fase larva dan juvenile pun ikut mempengaruhi distribusi Mytilus edulis. Bila larva dan juvenile mengalami tingkat predasi yang tinggi, tentu spesies ini tidak dapat terdistribusi secara luas. Pergerakan Larva dan Juvenil. Saat Mytilus edulis berada dalam fase larva dan juvenile, mereka merupakan biota planktonik yang berenang mengikuti arus. Hal ini dilakukan hingga larva dan juvenile menemukan tempat yang sesuai untuk menempel atau hingga persediaan makanannya habis. Pergerakan larva dan juvenile yang terbatas, tentu akan mengakibatkan distribusinya saat dewasa juga dalam jarak yang dekat. D. Asosiasi Mytilus edulis Pertumbuhan serta aktivitas biologi M.edulis seperti filtering, biodeposition, dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dalam komunitas asosiasinya. Rendahnya kelimpahan larva Mytilus, dapat dijelaskan secara biologis, yaitu kemungkinan adanya predasi dari organism yang berasosiasi. Tsuchiya & Nishihira (1986) menjelaskan lebih lanjut bahwa pada siklus hidupnya, setelah larva menempel di batuan, satu lapisan mussel bed terbentuk. Seiring dengan perkembangannya, Mytilus memerlukan daerah yang lebih luas untuk menetap. Hal ini menyebabkan beberapa individu terdorong keluar dari bed dan sebagian lain semakin menguatkan bisus pada batuan. Hal ini menyebabkan terbentuknya double / multi layer mussel bed. Pada saat yang bersamaan, beberapa mussel mengalami kematian. Sehingga struktur asosiasi akan mengalami perubahan.

Anna Ida Sunaryo P C551090011

6

E. Peranan Ekologis Mytilus edulis

Anna Ida Sunaryo P C551090011

7

M.edulis memiliki kemampuan toleransi yang tinggi terhadap kenaikan permukaan substrat. Hal ini menyebabkan M.edulis mampu mengurangi tingkat kekeruhan kolom air akibat sedimen dengan kemampuan suspensinya. M.edulis juga dapat meningkatkan kesuburan perairan dengan

kemampuannya menjadi penangkap alga. M.edulis juga merupakan penyedia makanan bagi organism lain, baik dalam bentuk blue mussel beds yang luas maupun larva M.edulis. Organism yang menjadi predator M.edulis misalnya Asterias vulgaris, Cancer spp dan Carcinus spp, sedangkan organism pemangsa larva M.edulis misalnya Nucella lapilluss, Tautogolabrus. Selain hal yang disebutkan di atas, Mytilus edulis juga memiliki peranan penting sebagai bioindikator kondisi suatu perairan. M.edulis yang cenderung pasif, menempel dan menetap pada substrat, ternyata juga memiliki kemampuan untuk melakukan akumulasi bahan pencemar, termasuk di dalamnya adalah logam berat. Kemampuan tinggi dari Mytilus edulis untuk beradaptasi dengan lingkungan, memampukan Mytilus mengakumulasi pencemar tanpa mengganggu kehidupannya. Meskipun beberapa adaptasi tentu akan dilakukan. Perubahan morfologi, jenis kelamin dan kandungan kontaminan dalam tubuh M.edulis memudahkan kita untuk mengetahui seberapa parah pencemaran yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKABarkati S. 1989. Population structure of Mytilus edulis l. From Lindaspollene, Western Norway. Journal of Islamic Academy of Sciences 2:3, 160-164 Bates J. A Mussel Hybrid Zone: Genetics, Ecology and Evolution Implications for Aquaculture. http://www.mun.ca/biology/dinnes/Mussels/Mussels.html (tanggal akses 30 Januari 2010) Bierne N, Bonhomme F and David P. 2003. Habitat Preference and The Marine-Speciation Paradox. The Royal Society. Pub online 5 June 2003 FAO Fisheries. 2010. http://www.fao.org/fishery/culturedspecies/Mytilus_edulis/en_files/Mytilus_edulis/en.htm (tanggal akses 30 Januari 2010) Gosling E. 2003. Bivalve Molluscs : Biology, Ecology and Culture. Australia, Fishing News Books Malone PG and Dod JR. 1967. Temperature and Salinity Effects on Calcification Rate in Mytilus edulis and Its Paleoecological Implicatons.

Moore PG and Seed R. 1986. The Ecology of Rocky Coasts. New York, Columbia University Press.

Anna Ida Sunaryo P C551090011

8

Mytilus edulis, blue mussel. http://www.geog.mcgill.ca/climatechange/ReportsMap/mussellRpt.pdf (tanggal akses 30 Januari 2010) Nicol JAC. 1960. The Biology of Marine Animals. London, Sir Isaac Pitman & Sons Ltd Tsuchiya M. 1979. Quantitative survey of intertidal organisms on rocky shores in Mutsu Bay, with special reference to the influence of wave action. Bull. mar. Biol. Stn Asamushi, Tohoku Univ. 16: 69-86 Tsuchiya M and Nishihira M. 1986. Islands of Mytilus edulis as a habitat for small intertidal animals: effect of Mytilus age structure on the species composition of the associated fauna and community organization. Marine Ecology - Progress Series. Vol. 31: 171-178, 1986 http://www.jncc.gov.uk/marine/biotopes/biotope.aspx--biotope=JNCCMNCR00001202.htm akses 30 Januari 2010) http://www.ukmarinesac.org.uk/communities/habitats-review/hr6_1.htm (tanggal akses 30 Januari 2010) (tanggal