oleh anna maharani 105451101016

88
i PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) BAHAN ALAM TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI PADA KELOMPOK B TK KUSUDARSINI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ANNA MAHARANI 105451101016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2021

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

i

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) BAHAN ALAM

TERHADAP PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI PADA

KELOMPOK B TK KUSUDARSINI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ANNA MAHARANI

105451101016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2021

Page 2: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

vi

Page 3: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

vii

Page 4: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

viii

Page 5: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

ix

Page 6: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

x

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

AL-BAQARAH AYAT : 286

Allah tidak akan membebani seseorang

melainkan dengan kesanggupannya.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Kedua orangtuaku, Ayahanda Sajadi dan Ibunda Kurniati, kakak, adik, serta

sahabatku.

Terima kasih atas doa harapan dan dukungannya.

Page 7: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xi

ABSTRAK

Anna Maharani, 2021. Pengaruh Alat Permainan Edukatif Bahan Alam (APE)

terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini di Kelompok B TK

Kusudarsini Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar. Pembimbing I Herman dan Pembimbing II Arie Martuty.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Alat

Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas

Anak Pada Kelompok B TK Kusudarsini Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap

Perkembangan Kreativitas Anak Pada Kelompok B TK Kusudarsini Makassar.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen metode quasi eksperimen

yang menggunakan desain Nonequivalent Control Grup Design terdapat dua

kelompok yang digunakan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yang terdiri dari pretest, treatment, posttest kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dan kelompok kontrol tidak di beri perlakuan. Subjek dalam penelitian

ini adalah kelompok B TK Kusudarsini Makassar yang berjumlah 26 Anak Didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada pretest kelompok

eksperimen diperoleh skor 9,07, pretest kelompok kontrol 7,92, dan pada saat

posttest kelompok eksperimen 12,5, posttest kelompok kontrol 8,61. Kemudian

didukung pula dengan hasil perhitungan menggunakan (SPSS) versi 25 dengan uji

independen sample t-test sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari

0,05 (5%), yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah

terdapat pengaruh yang signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kreativitas anak menggunakan

APE Bahan Alam antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di TK

Kusudarsini Makassar.

Kata Kunci: Perkembangan Kreativitas, Alat Permainan Edukatif Bahan Alam.

Page 8: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaiakan skripsi ini yang berjudul β€œPengaruh Alat Permainan Edukatif

Bahan Alam Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini Kelompok B di

TK Kusudarsini”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah

SAW yang telah mengantarkan dari alam kegelapan menuju alam yang terang

benderang ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa mustahil terwujud

tanpa adanya bimbingan dan motivasi serta dukungan dari berbagai pihak baik

moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang

terhormat pembimbing I Bapak Herman. S.Pd., M.Pd dan pembimbing II Ibu

Arie Martuty. S.Si., M.Pd. yang telah memberikan banyak bimbingan serta

arahan sehingga proposal ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. Selaku dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,

Bapak Tasrif Akib , S.Pd.,M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Page 9: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xiii

Muhammadiyah Makassar. Serta seluruh pihak yang telah membantu untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga semua bantuan dan bimbingan yang yang telah diberikan kepada

penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi

para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Makassar, 2021

Penulis,

Page 10: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .............................................................................................. 8

1. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 8

2. Perkembangan Kreativitas Anak ........................................................... 8

3. Alat Permainan Edukatif ...................................................................... 16

B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 26

Page 11: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xv

C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 32

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33

C. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 34

D. Instrument Penelitian ................................................................................. 35

E. Variable Penelitian ..................................................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 35

G. Teknik analisis data .................................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 39

B. Pembahasan ................................................................................................ 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................... 54

B. Saran ........................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

LAMPIRAN .......................................................................................................... 58

Page 12: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Nilai Pretest Anak pada Kelompok Eksperimen B1 ............................. 39

4.2 Nilai Pretest Anak pada Kelompok Kontrol B2 ..................................... 41

4.3 Nilai Posttest Kelompok Eksperimen B1 .............................................. 45

4.4 Nilai Posttest Kelompok Kontrol B2 .................................................... 47

4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen B1............................ 48

4.6 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 49

4.7 Hasil Uji t-Test ....................................................................................... 51

Page 13: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ....................................................................................... 27

3.1 Desain Quasi Eksperimen ...................................................................... 32

Page 14: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa hakikat pendidikan adalah β€œusaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat bangsa dan

Negara.

Berdasarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini yaitu pendidikan yang diberikan

bagi anak usia dini (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai

rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani

maupun rohani agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan

berikutnya, melalui PAUD diharapkan anak dapat mengembangkan seluruh

potensi yang dimilikinya yang meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai

agama, sosial, emosional, bahasa, seni, menguasai sejumlah pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan perkembangan, serta memiliki motivasi dan sikap

belajar untuk berkreasi.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah layanan yang diberikan pada anak

sedini mungkin sejak anak dilahirkan kedunia ini sampai kurang lebih anak

berusia enam-delapan tahun. Pendidikan pada masa-masa ini

Page 15: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

2

merupakan sesuatu hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dari semua

pihak yang bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak, terutama

orangtua dan atau orang dewasa lainnya yang berada dekat dengan anak.

Apabila lingkungan memberikan stimulasi dan pengaruh yang baik, maka

anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya, walaupun anak

memiliki potensi bawaan yang baik, tetapi lingkungan tidak mendukung

perkembangannya maka potensi bawaan tersebut tidak akan pernah terwujud

dan menjadi apa-apa.

Solehudin (Susanto, 2017:17), mengemukakan bahwa β€œlima fungsi

dari pendidikan anak usia dini, yaitu pengembangan potensi, penanaman

dasar-dasar akidah dan keimanan, pembentuk perilaku yang diharapkan,

pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, serta

pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif”.

Maka dari itu, setiap anak yang lahir telah membawa potensi dalam

dirinya, termasuk potensi kreativitas. Kreativitas merupakan salah satu potensi

yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Setiap anak

memiliki bakat kreatif yang dapat dikembangkan sejak dini. Bakat kreatif anak

yang tidak di kembangkan sejak dini maka bakat tersebut tidak berkembang

secara optimal. Oleh sebab itu diperlukan upaya pendidikan yang dapat

mengembangkan kreativitas anak.

Munandar (Susanto, 2011:111), mengemukakan bahwa

β€œkreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas

hidupnya. Dalam era perkembangan ini tidak dapat dipungkiri bahwa

kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada

sumbangan kreatif, berupa ide baru, penemuan-penemuan baru, dan

Page 16: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

3

teknologi baru dari anggota masyarakatnya. untuk mencapai hal itu,

perlulah sikap tingkah laku kreatif dipupuk sejak dini, agar anak didik

kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan baru dan pencari

kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta).

Salah satu pendekatan yang dilakukan pada anak usia dini untuk

merangsang dan mengembangkan kreativitas anak adalah dengan kegiatan

bermain yang dilakukan dengan menggunakan sarana, alat permainan yang

edukatif dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar kita.

Untuk mendukung perkembangan kreativitas anak maka diperlukan

satu alat belajar yang menarik dan dapat mengoptimalkan perkembangan dan

kemampuan anak. Alat permainan edukatif adalah berbagai macam alat atau

benda yang dapat digunakan untuk bermain. Dimana suatu alat atau benda

tersebut dapat merangsang dan mengembangkan kemampuan anak. Alat

permainan edukatif (APE) adalah alat untuk belajar sambil bermain, termasuk

juga alat untuk bermain secara bebas serta kegiatan di bawah kepemimpinan

guru.

Menurut Meyke dkk (Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:

29) mengemukakan bahwa Alat permainan edukatif (APE) merupakan alat

bermain yang sengaja dirancang secara khusus untuk kebutuhan

pendidikan. Lebih lanjut Depdiknas Dirjen PAUD (2007) menjelaskan, alat

permainan edukatif (APE) merupakan sesuatu yang bisa digunakan sebagai

fasilitas ataupun perlengkapan buat bermain yang memiliki nilai edukatif

(pembelajaran) serta bisa meningkatkan segala keahlian anak. Dengan

menggunakan APE akan meningkatkan daya imajinasi, berpikir kreatif,

Page 17: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

4

menghasilkan suatu yang baru menciptakan bermacam alternatif pemecahan

permasalahan serta memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi

lingkungan yang ada di sekelilingnya.

Jean Piaget (Nurjannah Elis dkk, 2018) menyebutkan β€œanak

seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu

harus bisa membawa siswa untuk mempersiapkan peraga yang tepat”. Dalam

pembuatan alat pembelajaran guru kreatif sering memakai sekitar yang

terdekat yang mungkin bahan-bahannya sudah dikenal oleh siswa. Bahan

alam yaitu bahan yang sudah ada di alam yang bisa dipergunakan menjadi

barang bermanfaat bagi penggunanya. Bahan-bahan alam yang bisa

ditemukan di sekitar alam.

Dalam aktivitas bermain anak bisa mengembangkan kreativitasnya,

dalam kegiatan bermain anak didik memerlukan alat atau media agar dapat

mendukung perkembangannya. Dengan memanfaatkan benda alam di sekitar

sehingga dapat dijadikan media permainan dengan nilai edukatif bagi anak

seperti dedaunan, pelepah pisang, pasir, dan batu-batuan. Contoh seperti anak

bisa melukis atau mencetak daun, membuat topi, boneka dari daun juga dalam

kegiatan matematika seperti mengukur daun. Batu di manfaatkan untuk

permainan menghitung dan bunyi-bunyian, serta pelepah pisang sebagai alat

permainan.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada TK

Kusudarsini, Kecamatan Biringkanaya, Makassar khususnya pada kelompok

B dapat disimpulkan bahwa di sekolah tersebut masih minim dalam

Page 18: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

5

penggunaan alat permainan edukatif (APE) terkhusus APE bahan alam yang

ada di lingkungan sekolah untuk dibuat media pembelajaran atau bermain

untuk anak, guru hanya fokus pada media yang telah ada, contohnya seperti

balok, gambar dan huruf-huruf serta alat peraga lainnya yang ada sekolah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal

16 Januari 2020 di TK Kusudarsini, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

khususnya pada kelompok B di peroleh data bahwa guru yang mengajar masih

minim dalam menggunakan APE khususnya APE bahan alam yang tersedia di

lingkungan sekitar untuk dijadikan media pembelajaran atau bermain untuk

anak. Dengan kata lain guru lebih fokus pada media yang sudah ada di

sekolah, seperti media konstruktif balok kayu yang sudah jadi atau di beli,

media gambar dan huruf-huruf yang sudah jadi atau di beli. Kemudian

observasi dilanjutkan pada tanggal 09 September 2020 dengan hasil yang

masih sama.

Guru di sekolah tersebut kurang tertarik untuk menggunakan bahan

alam dengan alasan memerlukan pengelolaan yang terencana dan tidak

bertahan lama. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya pengalaman anak

secara langsung terkait bahan alam.

Melihat pemanfaatan bahan alam masih sangat minim di sekolah

tersebut inilah yang menjadi alasan peneliti ingin melaksanakan penelitian.

Peneliti ingin melihat perkembangan kreativitas anak lebih jauh lagi melalui

media bahan alam.

Page 19: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan kreativitas Anak sebelum dilakukan penggunaan

APE bahan alam di kelompok B TK Kusudarsini?

2. Bagaimana perkembangan kreativitas anak setelah dilakukan penggunaan

APE bahan alam di Kelompok B TK Kusudarsini?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan pemanfaatan APE bahan alam terhadap

perkembangan kreativitas anak kelompok B TK Kusudarsini?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui keadaan awal perkembangan kreativitas anak sebelum

menggunakan bahan alam pada kelompok B TK Kusudarsini.

2. Agar dapat mengetahui apakah ada perkembangan terhadap kreativitas anak

setelah dilakukan proses belajar menggunakan APE bahan alam di kelompok

B TK Kusudarsini.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh APE bahan alam terhadap

perkembangan kreativitas anak kelompok B TK Kusudarsini.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah kreativitas anak

melalui aktivitas bermain dengan menggunakan bahan alam agar dapat

melaksanakan pendidikan yang lebih baik baik untuk kedepannya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak

Page 20: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

7

Adanya kegiatan pengembangan melalui alat permainan edukatif bahan alam,

diharapkan anak lebih aktif dan percaya diri dalam mengekspresikan

kreativitasnya.

b. Bagi Guru

Sebagai motivasi untuk memanfaatkan dan menciptakan alat permainan

edukatif bahan alam sehingga proses pembelajaran lebih beragam dan

senantiasa bersifat akademis.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini memberi sumbangan sekolah dalam rangka

perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar anak lebih berkualitas.

Page 21: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang diajukan berdasar pada penelitian yang telah dilakukan

oleh Ismi yunitasari pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa adanya

pengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak kelompok B dengan

menggunakan APE bahan alam. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan

skor pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan sedangkan pada

kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan tidak mengalami

peningkatan dengan kata lain tidak ada perubahan yang signifikan terhadap

perkembangan kreativitasnya. Anak yang memperoleh skor tertinggi pada

kelompok eksperimen yaitu sebanyak 26,7% sedangkan pada kelompok

kontrol sebanyak 16,7%.

2. Perkembangan Kreativitas Anak

a. Pengertian Kreativitas

Masganti (2016:2) Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang

memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk tersebut diperoleh

melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan

hanya rangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan

informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.

Supriyadi (Rachmawati dan Euis, 2017:13), Mengatakan bahwa:

Page 22: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

9

β€œKreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia

menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir

tingkat tinggi implikasikan terjadinya eskalasi dalam

kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas,

diferensial, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan”.

Clarkl Montakis (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:13-14),

mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam

mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk

terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain. Pada umumnya

definisi kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, produk,

dan press. Lebih lanjut Rhodes (Rachmawati dan Euis

Kurniat2017:14), menyebut keempat jenis definisi kreativitas ini sebagai

β€œfour P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product” Keempat P ini

saling berkaitan: pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam proses

kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dan lingkungan, akan

menghasilkan produk kreatif.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses,

metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis,

fleksibel, integrasi, diskontinuitas, dan diferensial yang berdaya guna dalam

berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.

Page 23: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

10

b. Bentuk Kreativitas Anak Usia Dini

Ihat Hatimah (Masganti, 2016 :9) mengemukakan beberapa bentuk

kreativitas pada anak usia dini, yaitu:

1. Gagasan/berpikir kreatif, yang meliputi:

a) berpikir luwes yaitu anak yang mampu mengungkapkan pengertian

lain yang mempunyai sifat sama, mampu memberikan jawaban

yang tidak kaku, mampu berinisiatif

b) berpikir orisinil yaitu anak mampu mengungkapkan jawaban yang

baru, anak mampu mengimajinasi bermacam fungsi benda.

c) berpikir terperinci yaitu anak yang mampu mengembangkan ide

yang bervariasi, mampu mengerjakan sesuatu dengan tekun,

d) mampu mengerjakan dan menyelesaikan tugas dengan teliti dan

terperinci.

e) berpikir menghubungkan yaitu anak yang memiliki tingkat

kemampuan mengingat masa lalu yang kuat, memiliki kemampuan

menghubungkan masa lampau dan masa kini.

2. Aspek sikap, yang meliputi:

a) rasa ingin tahu yaitu anak tersebut senang menanyakan sesuatu,

terbuka terhadap situasi asing, senang mencoba hal-hal yang baru.

b) ketersedian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

dilontarkan guru, tertarik untuk memecahkan masalah-masalah

baru.

Page 24: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

11

c) keterbukaan yaitu anak yang senang beragumentasi, senang

terhadap pengalaman orang lain.

d) percaya diri yaitu anak yang berani melontarkan berbagai gagasan,

tidak mudah dipengaruhi orang lain, kuat pendirian, memiliki

kebebasan berkreasi.

e) berani mengambil resiko yaitu anak yang tidak ragu mencoba hal

baru, selalu berusaha untuk berhasil, dan berani mempertahankan.

3. Aspek karya, yang meliputi:

a) permainan yaitu anak yang berani memodifikasi berbagai mainan,

mampu menyusun berbagai bentuk mainan.

b) karangan yaitu anak mampu menyusun karangan, tulisan atau

cerita, mampu menggambar hal yang baru, memodifikasi dari yang

telah ada.

Adapun menurut Parnes (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:14),

bahwa kreatif hanya akan terjadi jika dibandingkan melalui masalah yang

mengacu pada lima macam perilaku kreatif sebagai berikut:

1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang

serupa untuk memecahkan suatu masalah.

2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan

berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori

yang biasa.

3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang

unik atau luar biasa.

Page 25: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

12

4. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan

pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi

kenyataan.

5. Sensitivity (kepekaan) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan

masalah Sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

c. Ciri-ciri Kreativitas

Menurut Supriadi (Rachmawati dan Euis Kurniati, 2017:15) bahwa:

β€œ Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori,

kognitif, dan nonkognitif. ciri kognitif diantaranya orisinalitas,

fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri non

kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif.

Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang

dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan

apapun.Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas

yang memiliki kondisi psikologis yang sehat. Kreativitas tidak

hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan

mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya

kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat

menghasilkan karya kreatif”

Sementara itu sund (Susanto, 2011: 119), menyatakan bahwa, individu

dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5. Cenderung lebih suka tugas berat dan sulit.

Page 26: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

13

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif melaksanakan tugas.

8. Menggapai pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih

banyak.

9. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

d. Karakteristik Kreativitas Anak Usia Dini

Anak kreatif merupakan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, mempunyai minat yang besar, memiliki kegemaran dan kegiatan yang

kreatif. Anak kreatif memiliki rasa percaya diri, karena mereka berani

mengambil resiko artinya dalam melakukan sesuatu bagi mereka amat berarti

dan disukai mereka tidak mendengarkan kritikan dari orang lain.

Nurul Aini dkk (2018: 16) Adapun lima karakteristik tindakan anak

kreatif yakni:

1. Anak kreatif belajar dengan cara-cara kreatif

Dalam proses pembelajaran Seharusnya memberikan kesempatan pada

anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh

pengalaman yang berkesan dan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih

lama diingat.

2. Anak kreatif dapat kembali pada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat

dari cara yang berbeda.

Anak kreatif adalah anak yang suka belajar untuk memperoleh

pengalaman. Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang

sama berkali-kali. Jika pengalaman pertama telah diperoleh maka mereka akan

Page 27: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

14

mencoba dengan cara lain sehingga akan muncul pengalaman baru. Dengan

demikian anak telah mampu menghasilkan sesuatu yang baru dan original

sesuai dengan kemmapuannya.

3. Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi dan memecahkan masalah dengan

menggunakan pengalamannya.

Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman

yang berkesan akan diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang

dilakukan.

4. Anak kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai

pencerita yang alami.

Anak kreatif memiliki kuriositats yang tinggi. Untuk memenuhi

kuriositasnya diperlukan bekal pengalaman dan pengetahuan yang lebih

banyak dibandingkan anak-anak yang kurang kreatif. Pengetahuan dan

pengalaman itu akan lebih bermakna dan akan bertahan lama apabila

diperoleh secara langsung.

e. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas

Pada dasarnya manusia memiliki potensi kreativitas sejak

dilahirkannya ke dunia, setiap manusia memiliki potensi kreativitas yang

berbeda-beda dan sesuai kadar kemampuan, tinggal bagaimana manusia

mengembangkan potensi yang sudah ada dalam diri nya

Hurlock (Susanto, 2011:124), mengemukakan beberapa faktor

pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu:

Page 28: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

15

1. Waktu, untuk menjadi kreatif, kegiatan anak Seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga hanya sedikit waktu bebas bagi mereka untuk

bermain dengan gagasan, konsep, dan mencobanya dalam bentuk baru dan

original.

2. Kesempatan menyendiri, hanya apabila tidak mendapat tekanan dari

kelompok sosial anak dapat menjadi kreatif.

3. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang

dewasa.

4. Untuk menjadi kreatif mereka harus terbebas dari ejekan dan kritik yang

seringkali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif

5. Sarana, sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya harus disediakan

untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan

unsur penting dari semua kreativitas

6. Lingkungan yang merangsang, Lingkungan rumah dan sekolah harus

merangsang kreativitas, ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi

dan dilanjutkan hingga nama sekolah dengan menjadikan kreativitas, suatu

pengalaman yang menyenangkan dan dihargai secara sosial.

7. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif, orang tua yang tidak terlalu

melindungi atau terlalu posesif terhadap anak, mendorong anak untuk

mandiri.

8. Cara mendidik anak, mendidik anak secara demokratis dan permisif di rumah

dan sekolah meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik otoriter

memadamkannya.

Page 29: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

16

9. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, kreativitas tidak muncul dalam

kehampaan. makin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik

dasar-dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.

Utami Munandar (Susanto, 2011:127), mengemukakan bahwa faktor

penghambat kreativitas anak yaitu:

1. Mengatakan kepada anak bahwa ia akan dihukum jika berbuat salah.

2. Tidak membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.

3. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.

4. Tidak membolehkan anak bermain dengan yang berbeda dari keluarga anak

tak mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.

5. Anak tidak boleh berisik.

6. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak.

7. Orang tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.

8. Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.

9. Orang tua tidak sabar dengan anak.

10. Orang tua dan anak adu kekuasaan.

11. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.

3. Alat Permainan Edukatif

a. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)

Guslinda dan Rita Kurnia (2018:29), Alat permainan edukatif

(APE) merupakan berbagai macam alat atau benda yang bisa digunakan untuk

bermain. Dimana alat atau suatu benda dapat merangsang dan meningkatkan

seluruh perkembangan dan kemampuan anak. Alat permainan edukatif adalah

Page 30: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

17

media bermain sambil belajar termasuk juga alat untuk bermain secara bebas

serta kegiatan di bawah kepemimpinan guru.

Meyke (Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:29), Mengemukakan bahwa

β€œAPE adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk

kepentingan pendidikan”. Lebih lanjut Depdiknas Dirjen PAUD, menjelaskan

β€œalat permainan edukatif yaitu semua benda yang bisa dimanfaatkan menjadi

fasilitas ataupun alat untuk bermain yang memiliki unsur edukatif

(pembelajaran) agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak.

b. Jenis dan Alat Permainan Edukatif

Jenis Alat permainan edukatif bagi anak usia dini menurut Guslinda dan

Rita Kurnia (2018:34), dikelompokkan berdasarkan:

1) Tempat. Dari segi tempat APE ada dua yaitu alat permainan yang berada di

luar ruangan dan alat permainan yang berada di dalam ruangan. Alat

permainan yang berada di luar ruangan umumnya alat-alat permainan yang

dalam kategori besar-besar. Seperti ayunan, pelosot-an, putaran, papan titian,

dan sebagainya. Alat permainan edukatif yang di luar ini lebih pada

pengembangan kemampuan fisik dan motorik anak. Sedangkan alat

permainan edukatif yang ada di dalam ruang itu dikatakan alat permainan

edukatif yang enteng di bawa oleh anak. Maka dari itu alat permainan

edukatif dibagi dan diatur sesuai area.

2) Aspek perkembangan serta tujuan. Jenis kedua ini pada APE dikelompokkan

berdasarkan kegunaannya dan tujuan pengembangan. Jadi APE akan

Page 31: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

18

dikelompokan berdasarkan aspek perkembangan anak, seperti untuk

perkembangan bahasa, kognitif, fisik-motorik, sosial dan lain sebagainya.

c. Tujuan dan Manfaat Alat Permainan Edukatif

Banyak tujuan yang bisa didapatkan dari alat permainan edukatif,

khususnya bagi pendidikan anak usia dini. Ariesta Riany (2009: 2), Tujuan

APE dalam proses belajar anak usia dini adalah sebagai alat bantu orang tua

dan guru atau pendidik untuk:

1) Membantu memotivasi dan merangsang anak untuk melakukan berbagai

kegiatan guna menemukan pengalaman baru yang bermanfaat untuk

eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah pertumbuhan

dan pengembangan bahasa, kecerdasan, fisik, sosial, dan emosional anak.

2) Memperjelas materi pelajaran yang diberikan kepada anak

3) Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain (belajar).

Ariesta Riany (2009: 3), manfaat yang diperoleh dari alat permainan

edukatif (APE) bagi anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan

daya serap dan daya ingat anak didik.

2. Mengandung kesesuaian dengan kebutuhan aspek perkembangan,

kemampuan, dan usia anak didik sehingga tercapai Ai indikator kemampuan

yang harus dimiliki anak.

3. Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah

terjadi interaksi, memperkuat tingkat pemahaman, dan mengembangkan

daya ingat anak.

Page 32: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

19

4. Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.

5. Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.

6. Memiliki nilai efisiensi sehingga mudah dalam pengadaan dan

penggunaannya.

d. Ciri-ciri Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat permainan edukatif untuk anak usia dini yang dimaksud yaitu alat

permainan yang dirancang khusus untuk anak usia dini. Alat permainan

tersebut dirancang berdasarkan kebutuhan untuk pengembangan potensi-

potensi yang ada pada diri anak. Untuk itu alat permainan edukatif berbeda

dengan alat permainan secara umumnya. Karena itu alat permainan untuk

pendidikan anak usia dini memiliki beberapa ciri. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Zaman dkk, (Guslinda & Rita Kurnia, 2018:32) APE untuk

anak usia dini yaitu:

1) Ditujukan untuk anak usia PAUD atau TK

Maksudnya alat permainan yang dibuat hendaknya digunakan untuk

anak usia PAUD atau TK bukan untuk anak SD yang usianya berbeda dengan

anak PAUD. Kalau tidak sesuai dengan tingkat usia anak tentu tidak tepat

sasaran dan bahkan akan dapat menyalahi dari ketentuan untuk pengembangan

aspek perkembangan anak. Misalnya Puzzle, jumlah kepingan puzzle yang

diberikan kepada anak usia 3-4 tahun itu akan berbeda dengan jumlah

kepingannya dengan usia 5-6 tahun. Anak usia 3-4 tahun itu jumlah

kepingannya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar dan sebaliknya untuk

usia 5-6 tahun itu jumlah kepingannya lebih banyak dan ukurannya kecil.

Page 33: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

20

2) Berfungsi untuk mengembangakan aspek-aspek perkembangan anak

PAUD atau TK

Alat permainan yang dirancang atau dibuat harus dapat

mengembangkan aspek perkembangan yang ada pada anak usia dini. Untuk itu

dalam pengembangan alat permainan edukatif harus paham tentang aspek

perkembangan yang akan dikembangkan atau distimulus supaya APE nya

tidak salah fungsi.

3) Bisa dipergunakan dengan beberapa macam bentuk, cara, agar bersifat

multifungsi.

Alat permainan yang dirancang baiknya bisa digunakan ataupun

dimainkan dengan beberapa macam cara dan bentuk untuk menghasilkan

bentuk-bentuk yang merangsang anak dan menemukan sesuatu yang baru.

4) Aman bagi anak

Alat permainan edukatif yang baiknya aman bagi anak, dengan kata

lain aman dari aspek bentuk keseluruhannya misal, tidak runcing, tajam, serta

hal yang bisa melukai anak. Dari aspek bahan yang dipergunakan juga tidak

membahayakan misal bisa menyebabkan keracunan.

5) Dikembangkan agar dapat memberi dorongan aktif juga kreatif

Dimaksudkan agar (APE) yang digunakan baiknya bisa menghasilkan

sesuatu yang berguna. Dengan anak bermain (APE) imajinasi dan daya kreasi

anak bisa menghasilkan sesuatu.

6) Mengandung nilai pendidikan

Page 34: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

21

Setiap APE yang dibuat hendaknya mengandung nilai pendidikan

(edukatif). Untuk itu dalam pengembangan APE harus jelas aspek

pengembangannya dan juga usia yang menggunakan. Karena kalau tidak jelas

aspek apa yang akan dikembangkan tentu terjadi proses pendidikannya.

e. Kriteria Alat Permainan Edukatif

Jumlah alat permainan di dunia ini ragam dan bentuknya sangat

banyak, Bahkan tidak bisa teridentifikasi secara pasti. Akan tetapi dari sekian

banyak, tidak semua alat permainan bisa dikatakan edukatif. Dapat dikatakan

edukatif, Setiap alat permainan harus mempunyai Kriteria kriteria tertentu.

Adapun Kriteria-kriteria alat permainan yang baik dan mempunyai nilai

edukatif adalah:

1) Sesuai dengan usia anak

Setiap alat permainan edukatif harus disesuaikan dengan usia anak.

Sebab apabila tidak sesuai akan dapat membahayakan bagi anak. Sebagai

contoh, ketika anak masih berumur 0-2 tahun,Janganlah diberikan alat

permainan berupa benda-benda yang mudah tertelan, seperti kelereng dan

koin. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, bisa memasukkan setiap benda

yang didapatkan ke dalam mulutnya. Jika diberikan alat permainan yang

mudah tertelan, maka akan mengganggu Keselamatan nya. Di samping itu,

Kesesuaian alat permainan edukatif dengan usia anak dimaksudkan sebagai

alat stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karenanya,

dalam memberikan alat permainan edukatif kepada anak harus betul-betul

Page 35: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

22

memperhatikan usia anak, supaya anak dapat menggunakan alat permainan

edukatif dengan aman dan nyaman.

2) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hal yang utama dari APE yaitu bisa mendukung stimulasi tumbuh

kembang anak. Harapannya agar APE dapat mempermudah dalam pencapaian

standar tumbuh kembang anak, serta dapat dijadikan sarana pembelajaran

anak. Maka dari itu, alat permainan dikatakan edukatif, apabila dapat

berfungsi sebagai sarana mengembangkan berbagai potensi yang ada pada diri

anak.

3) Menarik dan bervariasi.

Bentuk menarik dan bervariasi merupakan kunci alat permainan

Disukai oleh anak-anak. Apabila APE bervariasi dan menarik maka anak akan

antusias dan merasa senang dalam memperagakan alat permainan tersebut.

APE juga sebaiknya berbentuk variatif dan atraktif agar anak tidak merasa

bosan dalam kegiatan bermain. Dari bermain yang bersemangat ini akan

membangkitkan motivasi anak untuk terus belajar berbagai hal melalui alat

permainan edukatif yang dimainkan bersama teman sebayanya.

4) Memiliki banyak kegunaan .

Alat permainan yang yang baik dan edukatif ialah yang bisa digunakan

atau dimainkan dengan berbagai cara dan mampu merangsang berbagai

perkembangan anak. Kalau alat permainan edukatif hanya monoton saja akan

menimbulkan kebosanan pada diri anak, serta menjadikan anak tidak bisa

mengeksplor kreativitasnya dengan baik. Oleh karenanya. dalam memilih

Page 36: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

23

media bermain buat anak baiknya bersifat multifungsi, agar media bermain

memiliki nilai edukasi untuk anak.

5) Aman/nyaman.

Hal utama yang harus diperhatikan oleh orang tua atau guru adalah

rasa nyaman dan aman ketika anak bermain. APE adalah alat permainan yang

memiliki kriteria keamanan. Buat apa permainan bagus, mewah, dan mahal,

akan tetapi dapat membahayakan keselamatan anak. Tentu hal itu tidak

memberikan nilai-nilai pendidikan, melainkan membuat anak mengalami

cedera mengalami cedera dan menimbulkan kekhawatiran .Oleh karena itu,

Pilihlah alat permainan yang aman dan nyaman saat digunakan, supaya anak

dapat bermain bebas sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya.

f. Fungsi Alat Permainan Edukatif

Yasbiati dan Gandama Gilar (21: 2018) Alat permainan edukatif

(APE) memegang peranan penting dalam mencapai hasil pendidikan yang

baik pada anak usia dini. APE yang sesuai dengan perkembangan anak akan

memberikan perasaan senang dan aman serta merangsang anak melakukan

kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Alat untuk membantu dan mendukung proses pembelajaran anak usia dini

agar lebih baik, menarik, dan jelas.

2) Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

3) Memberi kesempatan kepada anak memperoleh pengetahuan baru, dan

memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat permainan;

Page 37: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

24

4) Memberi kesempatan kepada anak usia dini untuk mengenal lingkungan

dan mengajarkan kepada anak untuk mengetahui kekuatan dirinya.

g. Pentingnya Alat Permainan Edukatif

Dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini, alat permainan edukatif

memiliki peranan cukup penting. Karena melalui alat permainan edukatif ini

kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan lancar, menarik, kreatif, dan

menyenangkan, Sehingga dapat mempermudah tercapainya tujuan

pembelajaran. Selain itu, dengan alat permainan edukatif ini anak belajar tapi

terasa bermain. Maksudnya meskipun aktivitas yang dilakukan anak adalah

bermain, namun dalam bermain itu sesungguhnya anak telah belajar.

Maka sering kali ada sebuah ungkapan β€œbermain sambil belajar”. Bermainnya

anak merupakan proses belajarnya anak. Dengan bermain anak dapat belajar

banyak hal yang belum diketahui sebelumnya, baik menyangkut kognitif,

bahasa, maupun sosial emosional.

Menurut Adang Ismail (Fadhillah, 2017: 61) Beberapa hal yang

menjadikan alasan mengapa alat permainan edukatif penting bagi anak usia

dini adalah:

1) Permainan edukatif dapat meningkatkan pemahaman dapat meningkatkan

pemahaman terhadap kehidupannya atau mengembangkan kepribadian.

2) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak.

3) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan anak untuk

menciptakan hal baru.

4) Permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak.

Page 38: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

25

5) Permainan edukatif dapat mempertajam perasaan anak.

6) Permainan edukatif dapat memperkuat rasa percaya diri anak.

7) Permainan edukatif dapat merangsang Imajinasi anak.

8) Permainan edukatif dapat melatih kemampuan berbahasa anak.

9) Permainan Edukatif dapat melatih kemampuan motorik Dan kasar anak.

10) Permainan edukatif dapat membentuk moralitas anak.

11) Permainan edukatif dapat melatih keterampilan anak.

12) Permainan edukatif dapat mengembangkan sosialisasi anak.

13) Permainan edukatif dapat membentuk spiritualitas anak.

h. Alat Permainan Edukatif Bahan Alam

Jean Piaget (Nurjannah Elis dkk, 2018) menyebutkan bahwa β€œanak

seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu

harus bisa membawa anak untuk mempersiapkan peraga yang tepat”. dalam

pembuatan alat pembelajaran guru yang kreatif sering berkreasi memakai alat

peraga yang berada di lingkungan sekitar yang terdekat yang mungkin bahan-

bahannya sudah dikenal oleh anak. Bahan alam yaitu bahan yang sudah ada di

alam yang bisa dipergunakan menjadi barang bermanfaat bagi penggunanya.

Bahan-bahan alam bisa ditemukan di sekitar alam.

Tujuan dari penggunaan bahan alam adalah:

1) Memperkaya alat bermain dalam pembelajaran.

2) Mendorong guru supaya kreatif untuk menggunakan bahan untuk

dijadikan sebagai media bermain.

3) Murah, mudah didapat karena tersedia.

Page 39: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

26

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran akan memberikan manfaat kepada Anak didik apabila

guru dan pihak sekolah merencanakan pembelajaran dengan menggunakan

metode yang menarik dan menyediakan media atau alat permainan yang dapat

merangsang kemampuan anak.

Dalam penelitian ini Guru dan anak memiliki peran penting untuk

mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu peneliti mempersiapkan dan

merencanakan kegiatan yang akan dilakukan, selanjutnya peneliti menjelaskan

manfaat dan kegunaan APE bahan alam kemudian mengajukan pertanyaan

terkait apa yang bisa anak didik ciptakan menggunakan bahan alam agar anak

dapat menyajikan karyanya, setelah itu peneliti mengevaluasi hasil karya anak

tentang kreatifitasnya pada APE bahan alam sesuai dengan indikator

penilaian.

Berikut ini adalah gambaran kerangka berpikir berdasarkan tujuan

penelitian. Agar dapat dipahami tujuan dan maksud penelitian.

Page 40: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

27

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Dalam pengujian hipotesis ini, jika tidak ada pengaruh antara alat

permainan edukatif bahan alam dengan perkembangan kreativitas anak, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Dan sebaliknya jika alat permainan edukatif bahan alam

mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak, maka Ho di tolak

dan Ha diterima.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas

anak antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan

dengan memanfaatkan APE bahan alam di TK Kusudarsini.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas

anak antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan

dengan pemanfaatan APE bahan alam di TK Kusudarsini.

Langkah pembuatan alat

permainan edukatif bahan alam:

Persiapan/perencanaan Pelaksanaan (praktek/penyajian)

Tindak lanjut/evaluasi

Pembuatan alat

permainan edukatif

bahan Alam

Indikator yang dinilai:

Anak dapat membuat karya

(APE) sesuai dengan

kreativitasnya menggunakan

bahan alam

Perkembangan

kreativitas

Guru dan Anak

Page 41: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian quasi eksperimen. Bentuk desain yang digunakan yaitu

Nonequivalent Control Group Design. Pada metode ini dibagi menjadi dua

kelompok yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dua kelas ini diberi

perlakuan berbeda, kelas eksperimen B1 diberi treatment menggunakan APE

bahan alam yakni batang pisang, daun, pasir, dan batu-batuan. Sedangkan

pada kelas kontrol B2 tidak diberi treatment menggunakan APE bahan

alam seperti batang pisang, daun, pasir, dan batu-batuan, tetapi hanya

menggunakan alat permainan yang ada di TK Kusudarsini Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar, tiap kelompok diberikan pretest tujuannya

untuk melihat kondisi awal, apakah ada perbedaan pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Dibawah ini desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

KELOMPOK

PARTISIPAN/ANAK TK PRE TEST

PERLAKUAN

(TREATMENT) POST TEST

Kelompok eksperimen

(kelas B1)

O1 X O2

Kelompok Kontrol

(kelas B2)

O3 - O4

Gambar 3.1 Desain Quasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

Page 42: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

33

Keterangan:

O1 & O3 : Penilaian awal pada kedua kelompok anak didik, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuannya untuk mengetahui

nilai kreativitas awal anak didik.

X : Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan

memanfaatkan APE bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-

batuan dan batang pisang dengan maksud untuk mengembangkan

kreativitas anak. Sementara pada kelompok kontrol tidak dilakukan

treatment dengan menggunakan APE bahan alam, melainkan

mereka belajar sebagaimana biasanya.

Oβ‚‚& O4 : Penilaian akhir pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol untuk mengetahui perkembangan kreativitas

anak didik dengan yang diberikan treatment bahan alam dan yang

tidak diberi treatment dengan penggunaan bahan alam.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak didik

kelompok B1 dan B2 yang berjumlah 26 orang di TK Kusudarsini Kecamatan

Biringkanaya Kota Makassar

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua anak

kelompok B yang terdiri dari kelompok B1 13 Anak dan Kelompok B2 13

Page 43: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

34

Anak, dikarenakan jumlah populasi sedikit, maka populasi jumlah tersebut di

sampel total atau dengan kata lain seluruh populasi dijadikan objek

penelitian., teknik ini disebut juga dengan sampling jenuh. Maka dari itu

langsung ditentukan kelas B1 sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B2

sebagai kelompok kontrol.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel dengan

tegas sehingga menjadi faktor-faktor yang dapat diukur dan dipahami orang

lain dan tidak membuat pemahaman yang berbeda dengan variabel yang

diteliti. Adapun definisi operasional yang di maksud sebagai berikut:

1. Alat permainan edukatif menggunakan bahan alam adalah aktivitas mengolah

bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan batang pisang untuk

dibuat berbagai alat permainan yang bernilai edukatif agar memberikan

pengalaman pendidikan dan pengalaman belajar yang menyenangkan dan

menarik untuk anak didik di TK.

2. Pengembangan kreativitas anak merupakan keahlian individu agar dapat

menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya

baru. Kreativitas merupakan suatu proses untuk meningkatkan daya imajinatif

dan rasa ingin tahu anak untuk menghasilkan sesuatu yang baru menjadi suatu

hasil yang berguna untuk kegiatan bermain anak. Kreativitas juga mampu

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas. Perkembangan

kreativitas anak disini usia 5-6 tahun. Dalam penelitian ini, diharapkan anak

Page 44: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

35

dapat menghasilkan karyanya sendiri dari dedaunan, pasir, batu-batuan dan

batang pisang.

D. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data pada penyusunan instrumen penelitian ini

menggunakan :

1. Observasi

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi yang bersifat terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala

likert, pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda ceklis pada

pernyataan/indikator yang menunjukkan perilaku atau perkembangan yang

terlihat pada anak.

2. Dokumentasi

Sebagai pengambilan bukti fisik ataupun kegiatan penunjang

penelitian berupa foto sekolah, kegiatan, dan hasil karya anak didik.

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini berupaya mengkaji dua variabel, yakni β€œAPE dan

pengembangan kreativitas.

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah β€œalat

permainan edukatif (APE) dengan menggunakan bahan alam”

2. Variable terkait (Y) dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah

β€œperkembangan kreativitas.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Page 45: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

36

Metode observasi digunakan agar peneliti bisa mendapatkan data

terkait penggunaan APE bahan alam seperti batang pisang, daun, batu-batuan,

dan pasir, pada perkembangan kreativitas anak. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung.

Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung yaitu

sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan dengan

menggunakan alat permainan edukatif bahan alam untuk mengetahui

perkembangan kreativitas anak di TK Kusudarsini.

Agar saat melakukan observasi lebih terarah maka peneliti

menggunakan lembar observasi sebagai pedoman agar hasil pengumpulan data

lebih mudah untuk diolah. Pedoman ini di isi menggunakan tanda ceklis sesuai

dengan indikator pencapaian anak.

2. Metode Dokumentasi

Pada metode ini peneliti menangkap data saat proses kegiatan dan hasil

karya yang dibuat anak.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan agar hasil analisis dapat

dideskripsikan atau digambarkan terkait data yang telah dikumpulkan. Untuk

memperoleh gambaran umum mengenai rata-rata tingkat perkembangan

kreativitas anak didik maka dilakukan perhitungan rata-rata dengan rumus

sebagai berikut:

Page 46: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

37

P = βˆ‘π‘₯

𝑁Dimana : P = Rata-rata

x = Nilai/harga

N = Jumlah data

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial merupakan analisis yang dilakukan untuk

mendalami dan melihat hasil data yang didapatkan dari sampel sebagai

gambaran karakter atau ciri dari satu populasi. Uji hipotesis dalam penelitian

ini adalah uji t-test namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji

normalitas .

a. Uji Normalitas

Pengujian ini yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diambil berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian

ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dengan menggunakan taraf

signifikansi 5% atau 0,05, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut:

Jika p value β‰₯ Ξ± = 0,05 maka distribusinya adalah normal.

Jika pvalue ≀ Ξ± = 0,05 maka berdistribusi tidak normal.

b. Uji t-test

Uji hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu uji statistik

independent sample t-test yang menggunakan program komputer SPSS versi

25. Uji ini memiliki tujuan agar peneliti dapat melihat perbandingan

perkembangan kreativitas anak didik sebelum dan sesudah diberi beri

Page 47: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

38

perlakuan menggunakan APE bahan alam. Dalam pengambilan keputusan

dengan membandingkan nilai Sig. (2-tailed) dengan Ξ± =0,05 (5%). Jika nilai

signifikansi < 0,05 (5%), maka Ho ditolak, dan sebaliknya Jika nilai

signifikansi β‰₯ 0,05 (5%), maka Ho diterima

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas

anak didik antara yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi

perlakuan menggunakan APE bahan alam di TK Kusudarsini

Makassar

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam perkembangan

kreativitas anak didik antara yang diberi treatment menggunakan

bahan alam dan yang tidak diberi treatment menggunakan APE

bahan alam di TK Kusudarsini Makassar.

Page 48: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Hasil Pretest

Tiap kelompok diberi pretest dimaksudkan agar peneliti mendapatkan

gambaran awal terkait apakah ada perbedaan perkembangan kelompok

eksperimen B1 dan kelompok kontrol B2. Peneliti memberikan pretest pada

hari Senin tanggal 11 januari 2021 yang dilakukan pada kelompok

eksperimen, kemudian Pada hari Rabu tanggal 13 januari 2021 peneliti

kembali memberikan pretest pada kelompok kontrol. Hal ini dilakukan agar

peneliti bisa mendapatkan penilaian awal mengenai aspek yang ingin

dikembangkan dalam hal ini perkembangan kreativitas menggunakan bahan

alam. Data dikumpulkan dengan cara mengamati secara langsung. Skor hasil

pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.1.

Nilai Pretest Perkembangan Kreativitas Anak pada

Kelompok Eksperimen B1

NO SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

PRETEST

1 MHM 8

2 NA 10

3 DP 5

4 NM 7

5 RA 9

6 NBB 9

Page 49: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

40

7 NA 10

8 AFM 11

9 MD 11

10 MF 8

11 NSA 10

12 SK 11

13 AU 9

Jumlah 118

Rata-rata 9,07

Dari tabel diatas dapat dilihat data pretest menunjukkan bahwa

perkembangan kreativitas anak didik pada kelompok eksperimen perlu

ditingkatkan melihat ada beberapa anak didik yang memperoleh skor

rendah. Anak didik yang memperoleh skor rendah rata-rata perlu

ditingkatkan perkembangan kreativitasnya. Pada saat membuat APE dari

bahan alam beberapa anak masih bingung ingin berkreasi seperti apa dan

alhasil meniru apa yang dibuat oleh temannya.

Berdasarkan data hasil pretest yang menunjukkan skor tertinggi

adalah 11, dan ada 3 anak didik yang mendapat skor tertinggi, sementara

skor terendah adalah 5 dan terdapat 1 anak didik yang mendapat skor

terendah. Anak didik yang mendapatkan skor tertinggi menunjukkan anak

sudah mampu membuat suatu kreasi dengan bahan alam yang diberikan

oleh guru sedangkan anak didik yang mendapat skor rendah masih

memerlukan bantuan guru dan meniru apa yang dibuat oleh temannya.

Berikut skor pretest perkembangan kreativitas anak di kelompok

kontrol B2 yang dilaksanakan dengan pengamatan secara langsung:

Page 50: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

41

Tabel 4.2.

Skor Pretest Perkembangan Kreativitas Anak pada

Kelompok Kontrol B2

NO SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

PRETEST

1 HHP 9

2 ANK 10

3 PA 9

4 MFAI 9

5 KA 10

6 DA 8

7 MFI 7

8 LZAR 9

9 ASK 11

10 FM 8

11 NFA 8

12 ZA 6

13 QKR 8

Jumlah 103

Rata-rata 7,92

Dari tabel diatas dapat dilihat data pretest menunjukkan bahwa

perkembangan kreativitas anak didik pada kelompok kontrol tidak jauh berbeda

dengan perkembangan kreativitas anak pada kelompok eksperimen.

Dari data pretest menunjukkan skor tertinggi pada kelompok kontrol

adalah 11 dan hanya terdapat 1 anak yang mendapatkan skor tertinggi, sementara

skor terendah adalah 6 dan terdapat 1 anak didik yang mendapat skor terendah.

Anak didik yang mendapatkan skor tertinggi menunjukkan anak sudah mampu

membuat suatu kreasi dengan bahan alam yang diberikan oleh guru sedangkan

Page 51: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

42

anak didik yang mendapat skor rendah masih memerlukan bantuan guru dan

meniru apa yang dibuat oleh temannya.

b. Kegiatan Perlakuan (Treatment)

Treatment merupakan pemberian perlakuan kepada subjek. Dalam

penelitian ini bahan alam yang digunakan sebagai media pemberian perlakuan.

Peneliti melakukan kegiatan treatment ini untuk mengetahui apakah alat

permainan edukatif bahan alam berpengaruh terhadap perkembangan kretivitas

anak kelompok B TK Kusudarsini. Pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan

selama 3 hari pada tanggal 14, 16, dan 19 Januari 2021. Adapun treatment yang

dilakukan peneliti dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Treatment Pertama

Treatment pertama dilakukan pada hari kamis 14 Januari 2021. Kegiatan

yang dilakukan pada treatment pertama yaitu peneliti meminta anak untuk duduk

melingkar kemudian membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

berdoa, kemudian memberikan sapaan kepada anak dan menanyakan kabar setiap

anak sembari bernyanyi. Pada kegiatan awal peneliti memberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait benda-benda alam yang ada dilingkungan anak untuk

meningkatkan keingintahuan anak, dengan sigap anak menjawab pertanyaan

peneliti terkait benda alam yang sering anak lihat dan jumpai, kemudian

dilanjutkan dengan peneliti memperkenalkan bahan-bahan alam seperti batang

pisang. Peneliti melanjutkan dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik

apa yang akan mereka buat dengan batang pisang ini dengan sangat antusias

mereka menjawab dengan berbagai ide ada yang akan membuat mobil-mobilan

Page 52: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

43

ada yang ingin membatik dan adapun yang ingin membuat pedang, setelah

menjelaskan dengan batang pisang.

Peneliti kemudian membagikan batang pisang untuk dikreasikan, setelah

berkreasi dengan batang pisang peneliti mengajak anak untuk melakukan gerak

dan lagu agar anak merasa rileks dan tidak merasa bosan setelah melakukan

kegiatan peneliti mendokumentasikan setiap karya anak.

Pada perlakuan (treatment) pertama beberapa anak didik sudah mampu

berkreasi dengan batang pisang dan daun-daunan sesuai dengan ide kreatifnya

namun beberapa anak juga masih perlu bimbingan oleh peneliti dan juga guru.

2. Treatment Kedua

Treatment kedua dilaksanakan pada hari sabtu 16 januari 2021. Pada

treatment kedua ini sama dengan treatment pertama. Dimana peneliti meminta

anak untuk duduk melingkar kemudian membuka pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan berdoa, kemudian memberikan sapaan kepada anak dan

menanyakan kabar setiap anak sembari bernyanyi, peneliti memberikan

pertanyaan-pertanyaaan terkait benda-benda alam yang ada dilingkungan anak,

dengan antusias anak menjawab pertanyaan peneliti terkait benda alam yang

sering anak lihat dan jumpai, kemudian dilanjutkan dengan peneliti

memperkenalkan bahan alam yang akan digunakan yaitu berbagai jenis daun

seperti daun mangga, daun pisang, dan daun jambu, peneliti mengajukan

pertanyaan terkait apa yang akan dibuat anak menggunakan bahan alam daun

kemudian anak menjawab akan membuat bungkusan kue dari daun pisang,

membuat mahkota dari daun mangga, dan ada yang ingin membuat kupu-kupu

dari daun jambu.

Page 53: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

44

Pada perlakuan (treatment) kedua anak didik sudah mampu berkresi

dengan bahan alam yang disediakan dan membuat sesuatau sesuai dengan ide

kreatifnya namun beberapa anak juga masih perlu bimbingan oleh peneliti dan

juga guru.

3. Treatment Ketiga

Treatment ketiga dilaksanakan pada hari selasa 19 januari 2021.

Pelaksanaan treatment ketiga ini dilakukan layaknya treatment sebelumnya

dimana peneliti meminta anak untuk duduk melingkar kemudian membuka

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa, kemudian memberikan

sapaan kepada anak dan menanyakan kabar setiap anak sembari bernyanyi,

peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait benda-benda alam yang ada

dilingkungan anak, dengan antusias anak menjawab pertanyaan peneliti terkait

benda alam yang sering anak lihat dan jumpai, kemudian dilanjutkan dengan

peneliti memperkenalkan bahan-bahan alam yang akan digunakan yaitu pasir dan

batu-batuan ada anak yang bercerita kalau ia sering bermain pasir ketika

berkunjung ke pantai dan di sana juga terdapat batu-batuan. Peneliti melanjutkan

dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik apa yang akan mereka buat

dengan pasir, ada yang menjawab akan membuat istana pasir, ada yang ingin

membuat kue, dan ada yang ingin menggambar dengan pasir diatas kertas. Setelah

menjelaskan tentang pasir peneliti kembali memberikan pertanyaan kepada anak

didik apa yang akan dibuat dengan batuan-batuan, sambil bersahut-sahutan anak

menjawab ingin mewarnai batu seperti yang ada di halaman rumahnya, dan

beberapa lainnya ingin membuat bunyi-bunyian dari batu, ada juga yang

Page 54: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

45

menggambar pasir menggunakan batu. Setelah melakukan kegiatan peneliti

mendokumentasikan setiap karya anak.

Pada perlakuan (treatment) kedua anak didik sudah mampu berkresi

dengan bahan alam yang disediakan dan membuat sesuatau sesuai dengan ide

kreatifnya namun peneliti melihat masih ada beberapa anak juga masih perlu

arahan dan bantuan oleh peneliti dan juga guru.

c. Deskripsi Hasil Posttest

Setelah diberikan perlakuan (treatment) peneliti memberikan posttest. Dari

data posttest tersebut, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif. Adapun hasil

analisis data posttest tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Skor Hasil Posttest Perkembangan Kreativitas Anak pada

Kelompok Eksperimen B1

NO SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

POSTTEST

1 MHM 12

2 NA 13

3 DP 12

4 NM 13

5 RA 11

6 NBB 10

7 NA 8

8 AFM 13

9 MD 10

10 MF 9

11 NSA 12

12 SK 13

13 AU 14

Jumlah 150

Rata-rata 12,5

Page 55: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

46

Berdasarkan tabel diatas hasil posttest menunjukkan perkembangan

kreativitas anak menggunakan APE bahan alam pada kelompok

eksperimen B1 mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Perkembangan kreativitas anak didik mengalami peningkatan yang sangat

baik dari hasil skor pada saat pretest. Hal ini dikarenakan pada saat

treatment anak didik di berikan dukungan agar dapat membuat lebih dari

satu kreasi. Perkembangan kreativitas menggunakan bahan alam terdiri

dari berkreasi dengan batang pisang, membuat sesuatu dari daun dengan

berbagai bentuk, membuat kreasi dengan pasir, dan berkreasi dengan batu-

batuan di luar instruksi guru. Sehingga pada saat pemberian treatmen

menggunakan bahan alam anak dapat mengembangkan kreativitasnya.

Hasil posttest menunjukkan tingkat perkembangan kreativitas anak

menggunakan APE bahan alam pada kelompok eksperimen B1

berkembang dengan sangat baik dilihat dari anak yang mendapatkan skor

terendah pada saat pretest dengan skor 5 kemudian dilakukan treatment

dan memperoleh hasil melalui posttest dan mendapatkan skor 12. Skor

anak didik dari data pretest ke posttest mengalami peningkatan yang

cukup baik terbukti dari banyaknya anak didik yang memperoleh skor

tinggi pada saat posttest. Tujuan diadakan posttest ini untuk melihat

perbedaan perkembangan kreativitas anak setelah diberikan treatment.

Berikut skor hasil posttest pada kelompok kontrol B2 yang

dilaksanakan dengan cara mengamati secara langsung:

Page 56: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

47

Tabel 4.4.

Skor Posttest Perkembangan Kreativitas Anak pada

Kelompok Kontrol B2

NO SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

POSTTEST

1 HHP 8

2 ANK 9

3 PA 11

4 MFAI 10

5 KA 7

6 DA 8

7 MFI 8

8 LZAI 10

9 ASK 7

10 FM 8

11 NFA 7

12 ZA 10

13 QKR 9

Jumlah 112

Rata-rata 8,61

Hasil posttest pada kelompok kontrol B2 menunjukkan

perkembangan kreativitas anak menggunakan APE bahan alam tidak

menunjukkan perubahan yang signifikan dikarenakan pada kelompok kontrol

ini tidak dilakukan treatment melainkan anak belajar dengan guru seperti

biasanya. Skor tertinggi pada kelompok kontrol adalah 11 dan hanya terdapat

1 anak yang mendapatkan skor tertinggi, sementara skor terendah adalah 7 dan

terdapat 3 anak didik yang mendapat skor terendah. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada perubahan yang begitu jelas pada kelompok kontrol B2 dari

pretest ke posttest.

Page 57: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

48

d. Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest Perkembangan Kreativitas

Hasil data dari skor pretest kemudian akan dibandingkan dengan data

skor posttest untuk melihat selisih nilai (skor) data sebelum diberikan

perlakuan (treatment) dan data sesudah diberikan perlakuan (treatment)

dengan tes menggunakan bahan alam untuk melihat perkembangan kreativitas

anak.

Tabel 4.5

Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen B1

NO SUBJEK

PENELITIAN

SKOR

PRETEST

SKOR

POSTTES

HASIL NILAI

PENINGKATAN

1 HHP 8 12 4

2 ANK 9 13 3

3 PA 11 12 1

4 MFAI 10 13 4

5 KA 7 11 2

6 DA 8 10 1

7 MFI 8 8 2

8 LZAI 10 13 2

9 ASK 7 10 1

10 FM 8 9 1

11 NFA 7 12 2

12 ZA 10 13 2

13 QKR 9 14 4

Jumlah 118 150 29

Rata-rata 9,07 12,5 2,29

Dari tabel diatas menunjukkan 13 subjek penelitian mengalami

peningkatan dalam perkembangan kreativitasnya setelah diberikan perlakuan

(treatment) menggunakan APE bahan alam. Dan masih ada anak didik yang

masih harus dikembangakn kreativitasnya.

Page 58: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

49

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Tujuan dari Uji normalitas untuk melihat apakah nilai rata-rata yang

diperoleh anak pada pretest-posttest berdistribusi normal. Berikut standar

pengujiannya:

Jika Pvalue β‰₯ Ξ± = 0,05 maka berdistribusi normal.

Jika Pvalue ≀ Ξ± = 0,05 maka berdistribusi tidak normal.

Hasil uji yang digunakan adalah Statistik Produk and Service Solution

(SPSS) versi 25 menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dan Shapiro Wilk.

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas

Kelompok Kolmogorov-smirnov

a

Saphiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil

Pre_Eks

Post_Eks

Pre_Con

Post_Con

.175 13 .200* .903 13 .147

.216 13 .098 .918 13 .235

.167 13 .200* .958 13 .724

.217 13 .094 .906 13 .161

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan SPSS 25 dengan uji

kolmogorov smirnov dan Shapiro wilk dari skor pretest dan posttest pada

perkembangan kreativitas anak berdistribusi normal.

Page 59: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

50

Hasil uji normalitas menunjukkan nilai kolmogorov smirnov dan Shapiro

wilk pada pretest eksperimen dengan skor 0,200 dan pretest kontrol 0,200 lebih

besar dari 0,05 (sig>0,05) sedangkan pada posttest eksperimen dengan skor 0,098

dan pretest kontrol 0,94 menunjukkan lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) sehingga

keduanya dinyatakan berdistribusi normal. Pada skor Saphiro Wilk pada pretest

eksperimen adalah 0,147 dan pada pretest kontrol 0,724 hal ini sesuai dengan

(sig>0,05), sedangkan skor posttest eksperimen 0,235 dan skor pada posttest

kontrol 0,161 lebih besar dari (sig>0,05) dan keduanya berdistribusi normal.

b. Uji t-test

Berikut hasil pengujian hipotesis dari uji t-independent sample test

menggunakan program SPSS (25) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig

. t df

Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Perkembang

an

Kreativitas

Equal

variance

s

assume

d

.953 .33

9 4.565 23 .000 2.955 .647 1.616 4.294

Equal

variance

s not

assume

d

4.615 22.

250 .000 2.955 .640 1.628 4.282

Page 60: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

51

Berdasarkan hasil uji independent sample t-test diperoleh nilai Sig.(2-

tailed) dengan jumlah 0,000. ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang artinya Ha

diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa APE bahan alam

memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan kreativitas anak pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

B. Pembahasan

Penulis melakukan penelitian di TK Kusudarsini kota Makassar. Dalam

hal ini peneliti mengambil sampel kelompok B1 sebagai kelompok eksperimen

yang berjumlah 13 anak dan kelompok B2 sebagai kelompok kontrol yang

berjumlah 13 anak.

Proses pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan APE

bahan alam sedangkan proses pembelajaran di kelompok kontrol hanya

memanfaatkan media yang sudah ada di sekolah. Saat pretest dan posttest

diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengukur

perkembangan kreativitas.

Dari hasil analisis data pretest-posttest yang sudah dilakukan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh hasil yang berbeda, proses

pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan APE Bahan Alam dengan

perolehan nilai pretest yaitu sebanyak 9,07 dengan nilai skor posttest kelompok

kontrol sebanyak 8,61, kemudian pada kelompok kontrol hanya menggunakan

alat peraga yang ada di sekolah seperti balok dan gambar memiliki skor nilai pada

pretest 7,92, dan nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen sebanyak 12,5.

Berdasarkan nilai hasil tersebut disimpulkan bahwa penggunaan APE bahan alam

dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak didik.

Page 61: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

52

Masganti (2016:2) Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang

memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/produk tersebut diperoleh melalui

proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya

perangkuman, tetapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi

yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. Maka dari itu perkembangan

kreativitas anak harus dikembangkan salah satunya melalui alat permainan

edukatif bahan alam.

APE Bahan Alam yang diaplikasikan oleh peneliti dalam kegiatan

belajar mengajar mampu menciptakan anak didik yang lebih kreatif, Meyke

(Guslinda dan Rita Kurnia, 2018:29), Mengemukakan β€œAPE adalah alat

permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan”.

Dalam pembuatan APE dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan suatu ide

produk yang bernilai edukatif karena dengan APE bahan alam anak didik dapat

mengetahui media-media dari alam kemudian bisa dijadikan alat permainan dan

memberi pengetahuan lebih untuk anak didik. Selain itu anak didik diharapkan

untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran agar anak didik lebih menikmati

lagi proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan media atau APE Bahan

Alam yang menyenangkan bagi anak. Dengan adanya APE Bahan Alam yang

menyenangkan yang menyenangkan diharapkan dapat membuat suasana

pembelajaran di dalam kelas lebih menarik serta dapat meningkatkan kreativitas

anak khususnya pada kelas eksperimen.

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas pada perkembangan kreativitas

anak tampak nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sampel

Page 62: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

53

berdistribusi normal, pada pretest eksperimen dengan skor 0,200 dan pretest

kontrol 0,200 lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) sedangkan pada posttest eksperimen

dengan skor 0,098 dan pretest kontrol 0,94 menunjukkan lebih besar dari 0,05

(sig>0,05) sehingga keduanya dinyatakan berdistribusi normal. Pada skor Saphiro

Wilk pada pretest eksperimen adalah 0,147 dan pada pretest kontrol 0,724 hal ini

sesuai dengan (sig>0,05), sedangkan skor posttest eksperimen 0,235 dan skor

pada posttest kontrol 0,161 lebih besar dari (sig>0,05) dan keduanya berdistribusi

normal.

Dari uji analisis independent sample t-test diperoleh nilai Sig .(2-tailed)

sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang artinya Ha

diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang

signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara kelompok eksperimen dan

kelompok control

.

Page 63: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa. Tingkat

kreativitas anak kelompok kontrol saat diberikan pretest tidak jauh berbeda

dengan perkembangan kreativitas anak kelompok eksperimen hal ini dapat

dilihat dari perhitungan hasil analisis deskriptif dimana anak yang

mendapatkan skor tertinggi pada kelompok kontrol memiliki nilai yang sama

dengan anak kelompok kontrol yaitu dengan skor 11.

Pemanfaatan APE bahan alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan

batang pisang, terbukti berpengaruh cukup signifikan dalam mengembangkan

kreativitas anak khususnya pada kelompok eksperimen yang diberikan

perlakuan menggunakan bahan alam, dari hasil posttest menunjukkan skor

belajar anak pada kelompok eksperimen B1 mengalami peningkatan yang

cukup baik terlihat dari hasil analisis deskriptif yang menunjukkan banyaknya

anak didik yang memperoleh skor tertinggi sehingga dari data pretest ke

posttest mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Perkembangan kreativitas anak yang diberikan perlakuan lebih tinggi

dari kelompok anak yang tidak diberikan perlakuan. Hal ini dapat dilihat dari

perhitungan analisis statistik inferensial pada uji normalitas dengan (sig>0,05)

yang berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan yang dilakukan dengan

bantuan program SPSS versi 25 diketahui besarnya nilai t pada output SPSS

setelah dilakukan uji analisis independent sample t-test diperoleh nilai (2-

Page 64: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

55

tailed) sebesar 0,000. Nilai sig. (2-tailed) ini lebih kecil dari 0,05 (5%), yang

artinya Ha diterima dan Ho ditolak maka kesimpulannya adalah terdapat

pengaruh yang signifikan dalam pengembangan kreativitas anak antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari kesimpulan nilai diatas,

pemanfaatan APE Bahan Alam berupa dedaunan, pasir, batu-batuan dan

batang pisang, terbukti dapat mengembangkan kreativitas anak disebabkan

pemanfaatan bahan alam sangat cocok untuk menstimulasi potensi alami

kreativitas anak yang mana mudah didapatkan dari lingkungan sekitar.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian

yang telah peneliti lakukan sebagai berikut:

1. Bagi Guru: sebaiknya memanfaatkan bahan alam yang ada di lingkungan

sekitar sekolah sehingga dapat menimbulkan ide-ide kreatif dan bervariasi

dalam pembelajaran.

2. Bagi orang tua, agar selalu memberikan pemahaman kepada anak mengenai

benda-benda alam yang ada disekitar anak.

3. Bagi peneliti, jika ingin melakukan penelitian lebih lanjut, tentang APE Bahan

Alam dalam perkembangan kreativitas anak usia dini hendaknya melengkapi

kekurangan penelitian tentang perkembangan kreativitas anak dengan media

yang lebih bervariatif.

Page 65: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

56

DAFTAR PUSTAKA

Aini Nur, Ibnu Nasikin dan Zumrotul Bariroh. 2018. Montase dan Pembelajaran.

Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Ariesta, Riany. 2009. Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung: PT

Sandriarta Sukses

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk

Anak Usia Dini, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Fadhillah, M. 2018. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada

Media.

Nurjannah Elis, Imas Nasidah, Fifiet. 2018. Pengaruh APE Bahan Alam Terhadap

Aspek Perkembangan Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Ceria, 5 (1):8.

Guslinda dan Rita Kurnia. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Surabaya:

CV Jakad Publishing

Kumala Dewi, Nurul. 2018. Pengaruh Alat Permainan Edukatif Barang Bekas

Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak 5-6 Tahun Di Raudhatul Athfal

Akhlakul Karimah Kotabumi Lampung. Skripsi. (online). Lampung:

Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Masganti. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini teori dan Praktik.

Medan: Perdana Publishing

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2017. Strategi Pengembangan Kreativitas

Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak , Jakarta: PT Kharirma Putra

Utama.

Seminar, Retno Dewi. 2012. Psikologi Bermain. Surabaya: Airlangga University

Press

Suryana, Dadan. 2018. Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:

Prenada Media Group

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group

Susanto, Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), Jakarta:

PT Bumi Aksara

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi.

Makassar. Panrita Press Unismuh Makassar.

Page 66: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

57

Yasbiati dan Gandama Gilar. 2018. Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini

(Teori dan Konsep Dasar). Tasikmalaya: Ksatria Siliwangi

Yunitasari, Ismi. 2017. Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam

Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Skripsi). Lampung:

Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Page 67: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

58

LAMPIRAN

Kisi-kisi Instrumen

Page 68: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

59

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam Terhadap

Perkembangan Kreativitas Anak Kelompok B TK di Kusudarsini

Variable Indikator Item Observasi Teknik

Perkembangan

Kreativitas

menggunakan

APE bahan alam

Membuat karya (APE) sesuai

dengan kreativitasnya

menggunakan bahan alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

Observasi

Membuat sesuatu dari

daun dengan berbagai

bentuk.

Observasi

Membuat kreasi dengan

pasir

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan

diluar instruksi guru

Observasi

Page 69: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

60

Lampiran 2

Instrument Observasi Perkembangan Kreativitas Anak Menggunakan Alat

Permainan Edukatif (APE) Bahan alam

Indikator Item Observasi Penilaian

BSB BSH MB BB

4 3 2 1

Membuat karya (APE)

sesuai dengan

kreativitasnya

menggunakan bahan

alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

Membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

Membuat kreasi dengan

pasir

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan diluar

instruksi guru

Page 70: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

61

Lampiran 3

Rubrik Penilaian Observasi Perkembangan Kreativtas Anak Dengan Alat

Permainan Edukatif (APE) Bahan Alam

Keterangan

BSB :Berkembang Sangat Baik

BSH : Berkembang Sesuai Harapan

MB : Mulai Berkembang

BB : Belum Berkembang

1. Membuat karya sesuai dengan kreativitasnya

a. Anak dapat berkreasi dengan batang pisang

BSB : Jika anak sudah mampu berkreasi dengan dengan batang

pisang tanpa bantuan guru dan mau membantu temannya

BSH : Jika anak dapat berkreasi dengan batang pisang tanpa

bantuan guru

MB : Jika anak dapat berkreasi dengan batang pisang namun

masih dengan bantuan guru

BB : Jika anak belum mampu berkreasi dengan batang pisang

b. Anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan berbagai bentuk

BSB : Jika anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan

berbagai bnetuk tanpa bantuan guru dan mau membantu

temannya

Page 71: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

62

BSH : Jika Anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan

berbagai bentuk tanpa bantuan guru

MB : Jika anak mampu membuat sesuatu dari daun dengan

berbagai bentuk namun masih dengan bantuan guru

BB : Jika anak belum mampu membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

c. Membuat kreasi dengan pasir

BSB : Jika Anak dapat membuat kreasi dengan pasir

tanpa bantuan guru dan mau membantu temannya

BSH : Jika Anak dapat membuat kreasi dengan pasir tanpa

bantuan guru

BSB : Anak dapat membuat kreasi dengan pasir dengan bantuan

guru

BB : Anak belum mampu membuat kreasi dengan pasir

d. Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar instruksi guru

BSB : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar

instruksi guru dan tanpa bantuan guru serta membantu

temannya.

BSH : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar

instruksi guru dan tanpa bantuan guru.

MB : Jika Anak dapat berkreasi dengan batu-batuan diluar

instruksi guru namun masih dengan bantuan guru

Page 72: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

63

BB : Jika anak belum mampu berkreasi dengan batu-batuan

diluar instruksi guru.

Page 73: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

64

Lampiran 4

Instrument Observasi Pretest Perkembangan Kreativitas Anak

Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam

Nama :AFM

Kelompok : Eksperimen B1

Berilah tanda (βœ“) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak

(BB) Belum Berkembang : 1

(MB) Mulai Berkembang : 2

(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3

(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4

Indikator Item Observasi Penilaian

BSB BSH MB BB

4 3 2 1

Membuat karya (APE)

sesuai dengan

kreativitasnya

menggunakan bahan

alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

βœ“

Membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

βœ“

Membuat kreasi dengan

pasir

βœ“

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan diluar

instruksi guru

βœ“

Page 74: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

65

Instrument Observasi Pretest Perkembangan Kreativitas Anak

Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam

Nama : ASK

Kelompok : Kontrol B2

Berilah tanda (βœ“) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak

(BB) Belum Berkembang : 1

(MB) Mulai Berkembang : 2

(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3

(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4

Indikator Item Observasi Penilaian

BSB BSH MB BB

4 3 2 1

Membuat karya (APE)

sesuai dengan

kreativitasnya

menggunakan bahan

alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

βœ“

Membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

βœ“

Membuat kreasi dengan

pasir

βœ“

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan diluar

instruksi guru

βœ“

Page 75: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

66

Instrument Observasi Post-test Perkembangan Kreativitas Anak

Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam

Nama :AFM

Kelompok : Eksperimen B1

Berilah tanda (βœ“) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak

(BB) Belum Berkembang : 1

(MB) Mulai Berkembang : 2

(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3

(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4

Indikator Item Observasi Penilaian

BSB BSH MB BB

4 3 2 1

Membuat karya (APE)

sesuai dengan

kreativitasnya

menggunakan bahan

alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

βœ“

Membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

βœ“

Membuat kreasi dengan

pasir

βœ“

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan diluar

instruksi guru

βœ“

Page 76: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

67

Instrument Observasi Post-test Perkembangan Kreativitas Anak

Menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE) Bahan alam

Nama : ASK

Kelompok : Kontrol B2

Berilah tanda (βœ“) yang sesuai dengan perkembangan kreativitas anak

(BB) Belum Berkembang : 1

(MB) Mulai Berkembang : 2

(BSH) Berkembang Sesuai Harapan : 3

(BSB) Berkembang Sangat Baik : 4

Indikator Item Observasi Penilaian

BSB BSH MB BB

4 3 2 1

Membuat karya (APE)

sesuai dengan

kreativitasnya

menggunakan bahan

alam

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

βœ“

Membuat sesuatu dari daun

dengan berbagai bentuk.

βœ“

Membuat kreasi dengan

pasir

βœ“

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan diluar

instruksi guru

βœ“

Page 77: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

68

Lampiran 5

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari / Tanggal : Kamis/14

Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun

Tema / Sub Tema : Alam Semesta/ Batang Pisang

Langkah-langkah :

1. Menentukan tema pembelajaran

2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan

3. Mengatur tempat duduk anak

4. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan hari ini

5. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang

di sampaikan

6. Bercerita tentang β€œpisang dan daun” yang berkenaan dengan bahan

alam

7. Pengenalan bahan alam yaitu daun dan batang pisang

8. Membagikan batang pisang, daun beserta alat pendukung pembuatan

ape.

9. Anak memulai kegiatan

10. Mengawasi anak melakukan kegiatan

11. Mengevaluasi hasil kerja anak

Page 78: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

69

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari / Tanggal : Sabtu/16

Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun

Tema / Sub Tema : Alam Semesta/Daun

Langkah-langkah :

1. Menentukan tema pembelajaran

2. Mempersiapkan alat yang akan digunakan

3. Mengatur tempat duduk anak

4. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan

5. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang

di sampaikan

6. Bercakap-cakap tentang macam-macamβ€œdaun-daunan.”

7. Pengenalan bahan alam yaitu daun

8. Membagikan daun-daunan beserta alat pendukung pembuatan ape.

9. Anak memulai kegiatan

10. Mengawasi anak melakukan kegiatan

11. Mengevaluasi hasil kerja anak

Page 79: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

70

SKENARIO PEMBELAJARAN

Hari / Tanggal : Selasa/19

Kelompok / Usia : B / 5-6 Tahun

Tema / Sub Tema : Alam Semesta/Pasir & batu-batuan

Langkah-langkah :

12. Menentukan tema pembelajaran

13. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

14. Mengatur tempat duduk anak

15. Menjelaskan terlebih dahulu kegiatan hari ini

16. Merangsang anak untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang

di sampaikan

17. Bercerita tentang pasir dan batu-batuan

18. Pengenalan bahan alam yaitu pasir dan batu-batuan

19. Membagikan bahan alam berupa pasir dan batu-batuan beserta alat

pendukung pembuatan ape.

20. Anak memulai kegiatan

21. Mengawasi anak melakukan kegiatan

22. Mengevaluasi hasil kerja anak.

Page 80: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

71

Lampiran7

DATA PRETEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK EKSPERIMEN B1 TK KUSUDARSINI

Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

MHM NA DP NM RA NBB NA AFM MD MF NSA SK AA

BSB 4 0

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 16

BB 1 βœ“ 1

Membuat sesuatu dari

daun dengan berbagai

bentuk.

BSB 4 0

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 18

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

BB 1 βœ“ 1

Membuat kreasi dengan

pasir

BSB 4 0

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 21

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 10

BB 1 0

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan

diluar instruksi guru

BSB 4 0

BSH 3 βœ“ βœ“ 6

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 14

BB 1 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 4

Page 81: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

72

8 9 5 8 8 9 10 11 11 8 10 11 10 115

DATA PRETEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK KONTROL B2 TK KUSUDARSINI

Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

HHP ANK PA MFAI KA DA MFI LZAR ASK FM NFA ZA QKR

BSB 4

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 16

BB 1 βœ“ 1

Membuat sesuatu

dari daun dengan

berbagai bentuk.

BSB 4 βœ“ 4

BSH 3 βœ“ βœ“ 6

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 18

BB 1 βœ“ 1

Membuat kreasi

dengan pasir

BSB 4 βœ“ 4

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 14

BB 1 βœ“ 1

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan

BSB 4 0

Page 82: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

73

diluar instruksi guru

BSH 3 βœ“ 3

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 14

BB 1 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 5

9 10 9 9 10 8 7 9 11 8 8 6 8 111

DATA POSTTEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK EKSPERIMEN B1 TK KUSUDARSINI

Item Kriteria Skor Nama Jumlah

Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

MHM NA DP NM RA NBB NA AFM MD MF NSA SK AA

BSB 4 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 16

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ 9

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 10

BB 1 βœ“ 1

Membuat sesuatu dari

daun dengan berbagai

bentuk.

BSB 4 βœ“ βœ“ 8

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 21

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 8

BB 1 0

Membuat kreasi dengan

pasir

BSB 4 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 32

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

MB 2 βœ“ 2

BB 1 0

Page 83: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

74

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan

diluar instruksi guru

BSB 4 βœ“ 4

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 18

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

BB 1 0

12 13 12 13 11 10 8 13 10 9 12 13 14 153

DATA POSTTEST PERKEMBANGAN KREATIVITAS KELOMPOK KONTROL B2 TK KUSUDARSINI

Item Kriteria Skor Nama Jumlah Anak dapat berkreasi

dengan batang pisang

HHP ANK PA MFAI KA DA MFI LZAR ASK FM NFA ZA QKR

BSB 4 βœ“ βœ“ 8

BSH 3 βœ“ βœ“ βœ“ 9

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 12

BB 1 βœ“ βœ“ 2

Membuat sesuatu

dari daun dengan

berbagai bentuk.

BSB 4 0

BSH 3 βœ“ 3

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 20

BB 1 βœ“ βœ“ 2

Membuat kreasi BSB 4 βœ“ 4

Page 84: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

75

dengan pasir BSH 3 βœ“ 3

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 14

BB 1 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 4

Anak dapat berkreasi

dengan batu-batuan

diluar instruksi guru

BSB 4 0

BSH 3 0

MB 2 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 8

BB 1 βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ βœ“ 9

8 9 11 10 7 8 8 10 7 8 7 10 9 98

Page 85: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016
Page 86: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

Lampiran 8

Daftar Anak Didik Kelompok Eksperimen B1

No Nama Anak Didik Kelompok L/P

1 Muh. Hafiz Maysan

B1 L

2 Nur Akila

B1 P

3 Davina Putri

B1 P

4 Nasya Maheswari

B1 P

5

Renaldi Aljabar

B1 L

6

Nadya Bunga Batara

B1 P

7

Naura Alisha

B1 P

8

A. Fadel Mubarak

B1 L

9

Muh. Dzakwan

B1 L

10

Muh. Fachri

B1 L

11 Nazwa Syalsa Andini

B1 P

12

Siti Khaerunnisa

B1 P

13

Azizah Auni

B1 P

Page 87: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

Daftar Anak Didik Kelompok Kontrol B2

No Nama Anak Didik Kelompok L/P

1 Harya Hendra Pratama

B2 L

2 Andi Nafisah Kiran

B2 P

3 Putra Almeeta

B2 L

4 Muh. Faith Al.ihram

B2 L

5 Khanza Athaya

B2 P

Dany Aditya

B2 L

7 Muh. Faiz Isman

B2 L

8 Lutfie Zaky Al.Radit

B2 L

9 Andi Sadina Kirana

B2 P

10 Fathan Mubina

B2 L

11 Nur Faizah Aulia

B2 P

12 Zaskia Azzahra

B2 P

13 Qiara Khanza Ranindya

B2 P

Page 88: Oleh ANNA MAHARANI 105451101016

RIWAYAT HIDUP

Anna Maharani. Dilahirkan di Pulau Balang Lompo

pada tanggal 03 Maret 1998, dari pasangan Ayahanda Sajadi

dan Ibunda Kurniati. Penulis masuk sekolah taman kanak-

kanak di TK Pertiwi Pulau Balang Lompo dan tamat pada

tahun 2004, Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004 di

SD Negeri 26 Pulau Balang Lompo dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 1

Liukang Tupabbiring pada tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Liukang

Tupabbiring pada tahun 2015. Pada 2016 penulis melanjutkan pendidikan pada

Program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar.