anatomi regio inguinal

9
Anatomi Regio Inguinal Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama penemunya sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis (1995), dinding abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya. Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan: a. Kulit (kutis) b. Jaringan sub kutis (camper’s dan scarpa’s) yang berisikan lemak c. Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui d. Apponcurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale (Poupart), Lakunare (Gimbernat) dan Colle’s e. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita f. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx inguinalis (Henle) dan konjoin tendon g. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis h. Preperitoneal connective tissue dengan lemak i. Peritoneum j. Superfisial dan deep inguinal ring

Upload: arifaarindina

Post on 29-Jun-2015

1.593 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Regio Inguinal

Anatomi Regio Inguinal

Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan

miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai nama penemunya

sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya Skandalakis (1995), dinding

abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya.

Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:

a. Kulit (kutis)

b. Jaringan sub kutis (camper’s dan scarpa’s) yang berisikan lemak

c. Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar

dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui

d. Apponcurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale (Poupart),

Lakunare (Gimbernat) dan Colle’s

e. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita

f. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx

inguinalis (Henle) dan konjoin tendon

g. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea

(Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis

h. Preperitoneal connective tissue dengan lemak

i. Peritoneum

j. Superfisial dan deep inguinal ring

Bila dilihat dari lapisan-lapisan pada anatomi bedah inguinal di atas, maka lokasi hernia itu

sendiri seperti Gambar di bawah ini.

Page 2: Anatomi Regio Inguinal

Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan

terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi kanalis inguinalis

adalah:

a. Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3 lateralnya

muskulus obliqus internus

b. Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu

dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian lateral. Bagian

medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang

dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversal

c. Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus

transversus abdominis dan aponeurosis

d. Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare

Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan defek

normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di bagian lateral

dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus transversus abdominis,

iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik

inferior di bagian medial. External inguinal ring adalah daerah pembukaan pada aponeurosis

muskulus obliqus eksternus, berbentuk “U” dangan ujung terbuka ke arah inferior dan

medial.

Isi kanalis inguinalis pria :

A. Duktus deferens

B. 3 arteri yaitu :

a. Arteri spermatika interna

b. Arteri diferential

c. Arteri spermatika eksterna

C. Plexus vena pampiniformis

D. 3 nervus:

a. Cabang genital dari nervus genitofemoral

b. Nervus ilioinguinalis

c. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik

E. 3 lapisan fasia:

a. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.

Page 3: Anatomi Regio Inguinal

b. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus internus dan

fasia otot

c. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal

Struktur Anatomi Keseluruhan di Daerah Inguinal

A. Fasia Superfisialis

Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa). Bagian

superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis, skrotum,

perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding abdomen ke arah

penis (Fasia Buck).

B. Ligamantum Inguinale (Poupart)

Merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus. Terletak

mulai dari Sias sampai ke ramus superior tulang publis

C. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus

Di bawah linea arkuata (Douglas), bergabung dengan aponeurosis muskulus obliqus

internus dan transversus abdominis yang membentuk lapisan anterior rektus. Aponeurosis

ini membentuk tiga struktur anatomi di dalam kanalis inguinalis berupa ligamentum

inguinale, lakunare dan refleksi ligamentum inguinale (Colles)

D. Ligamentum lakunare (Gimbernat)

Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon

obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias. Ligamentum ini membentuk sudut

kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini

membentuk pinggir medial kanalis femoralis

E. Ligamentum pektinea (Cooper)

Ligamentum ini tebal dan kuat yang terbentuk dari ligamentum lakunare dan aponeurosis

muskulus obliqus internus, transversus abdominis dan muskulus pektineus. Ligamentum

ini terfiksir ke periosteum dari ramus superior pubis dan ke bagian lateral periosteum

tulang ilium

F. Konjoin tendon

Merupakan gabungan serabut-serabut bagian bawah aponeurosis obliqus internus dengan

aponeurosis transversus abdominis yang berinsersi pada tuberkulum pubikum dan ramus

superior tulang pubis

G. Falx inguinalis (Ligamentum Henle)

Page 4: Anatomi Regio Inguinal

Terletak di bagian lateral, vertikal dari sarung rektus, berinsersi pada tulang pubis,

bergabung dengan aponeurosis transversus abdominis dan fasia transversalis

H. Ligamentum interfoveolaris (Hasselbach)

Sebenarnya bukan merupakan ligamentum, tapi penebalan dari fasia transversalis pada

sisi medial cincin interna. Letaknya inferior

I. Refleksi ligamentum inguinale (Colles’)

Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin

externa yang meluas ke linea alba

J. Traktus iliopubika

Perluasan dari arkus iliopektinea ke ramus superior pubis, membentuk bagian dalam

lapisan muskulo aponeurotik bersama muskulus transversus abdominis dan fasia

transversalis. Traktus ini berjalan di bagian medial, ke arah pinggir inferior cincin dalam

dan menyilang pembuluh darah femoral dan membentuk pinggir anterior selubung

femoralis

K. Fasia transversalis

Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus abdominis

L. Segitiga Hasselbach

Hasselbach tahun 1814 mengemukakan dasar dari segi tiga yang dibentuk oleh pekten

pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi oleh :

a. Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior

b. Medial : Bagian lateral rektus abdominis

c. Inferior : Ligamentum ingunale

(Gambar struktur anatomi inguinal dikutip dari Swartz Principle of Surgery 6th ed 1994)

Page 5: Anatomi Regio Inguinal
Page 6: Anatomi Regio Inguinal

Definisi

Hernia inguinalis adalah suatu penonjolan abnormal organ perut melalui daerah yang lemah

(defek) atau adanya kombinasi suatu defek dan kantong sedang protrusi tidak selalu harus ada

(Divilio, 1997).

©2003 Digitized by USU digital library 2

3.3. Insidensi

Diperkirakan 15 % populasi dewasa menderita hernia inguinal, 5-8 % pada rentang usia 25-

40 tahun dan mencapai 45 % pada usia 75 tahun. Hernia inguinalis dijumpai 25 kali lebih

banyak pada pria dibanding perempuan.

3.4. Etiologi

Penyebab terjadinya hernia inguinal masih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada

tiga penyebab :

- Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.

- Adanya kerlemahan jaringan /otot.

- Tersedianya kantong.

3.5. Klasifikasi

Dari berbagai klasifikasi yang ada, Divilio (1997) menganjurkan menggunakan klasifikasi

menurut Gilbert karena aplikasi klinis yang lebih mudah:

Page 7: Anatomi Regio Inguinal

1. cincin internal sempit.

2. cincininternal ada celah 1 jari

3. cincin internal ada celah 2 jari

4. kelemahan dinding posterior

5. ada defek 1 jari pada dinding posterior

6. pentaloon hernia

7. femoral hernia.

3.6. Gambaran Klinia dan Diagnosa

Gambaran klinis hernia inguinalis sangat dipengaruhi keadaan isi kantong hernia. Sering kali

penderita hanya mengeluh adanya benjolan dilipat paha/kantung pelir bila beraktivitas,

mengejan atau berbatuk dan akan menghilang bila penderita tidur. Adakalanya hanya merasa

tidak enak disekitar lipat paha. Kecuali ada penyulit yang bersifat akut dengan keluhan

penyumbatan. Pemeriksaan fisik pada orang dewasa biasanya cukup dengan inspeksi dimana

tampak benjolan seperti buah pear paralel dengan ligamentum inguinal, atau lebih bulat

kearah medial yang tidak memasuki skrotum bila suatu hernia direkta. Palpasi dilakukan

setelah benjolan direduksi jari diinsersikan melalui cincin eksterna pemeriksa akan dapat

merasakan impuls dorongan pada ujung jari pada hernia indirekta dan pada sisi jari bila

hernia direkta .

Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan klinis dan pemeriksaan fisik semata, tidak diperlukan

alat bantu diagnostik yang canggih (Divilio, 1997).