analisis hubungan antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa...

110
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Perguruan Tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Diantara beberapa Perguruan Tinggi ternama yang ada di Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi. Universitas Negeri Gorontalo khususnya pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Pendidikan Matematika diharapkan mampu mencetak sumber daya manusia berkualitas yang nantinya akan menjadi ujung tombak bagi kemajuan bangsa. Untuk itu, kualifikasi dosen sangat diperlukan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan agar mahasiswa memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang berkembang pesat. Resmawan 4114 07 092

Upload: mhawanskiung

Post on 27-Jul-2015

324 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran Perguruan Tinggi untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berdaya saing tinggi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa.

Diantara beberapa Perguruan Tinggi ternama yang ada di Indonesia, Universitas

Negeri Gorontalo merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang diharapkan

mampu mencetak sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi.

Universitas Negeri Gorontalo khususnya pada Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Jurusan Pendidikan Matematika diharapkan mampu mencetak

sumber daya manusia berkualitas yang nantinya akan menjadi ujung tombak bagi

kemajuan bangsa. Untuk itu, kualifikasi dosen sangat diperlukan untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan agar mahasiswa memiliki

kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja yang berkembang pesat.

Kualifikasi dosen mutlak diperlukan karena metode atau keterampilan

mengajar yang diterapkan oleh dosen sangat berpengaruh pada proses belajar

mahasiswa. Hal ini di dukung oleh Wasty Soemanto (2003: 115) yang

menyatakan bahwa metode mengajar yang dipakai oleh pendidik sangat

mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik atau dengan kata

lain, metode yang dipakai oleh pendidik menimbulkan perbedaan yang berarti

bagi proses belajar. Artinya, semakin baik cara dosen dalam mengelola kelas

dengan penerapan ketampilan mengajar secara efektif pada saat proses

pembelajaran berlangsung, hal ini pula akan membuat mahasiswa menjadi lebih

Resmawan 4114 07 092

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

2

fokus menerima materi yang diberikan. Sebaliknya jika dosen tidak mau peduli

dengan susana kelas dalam pembelajaran, maka yang timbul dibenak mahasiswa

hanya kejenuhan dan ketegangan. Perhatian tidak lagi terfokus untuk menerima

materi tetapi lebih terfokus pada waktu kapan akan berakhir proses pembelajaran

ini. Dengan demikian, setiap dosen dituntut untuk dapat menerapkan keterampilan

mengajar secara efektif.

Penarapan keterampilan mengajar secara efektif dapat diukur berdasarkan

beberapa indikator seperti kemampuan bertanya, kemampuan memberi penguatan,

kemampuan menjelaskan, kemampuan mengadakan variasi, kemampuan

membuka dan menutup pelajaran, kemampuan mengelola kelas, dan kemampuan

membimbing diskusi kelompok kecil serta kemampuan mengajar kelompok dan

perorangan dalam setiap proses pembelajaran (Hamid Darmadi, 2009: 1). Diantara

beberapa keterampilan tersebut, peneliti mengambil fokus pada keterampilan

dalam mengelola kelas yang nantinya akan dijadikan sebagai salah satu variabel

dalam penelitian. Keterampilan mengelola kelas dapat diukur berdasarkan

beberapa indikator seperti sikap tanggap, membagi perhatian, pemberian petunjuk

yang jelas, pemberian teguran, dan pemberian penguatan (Purwiro Harjati, 2008:

7). Hal ini sangat penting karena pengelolaan kelas menentukan kinerja dosen

dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, dalam perkembangannya kinerja dosen saat ini banyak

dikeluhkan oleh mahasiswa. Keluhan-keluhan banyak muncul dari segi metode

pengajaran yang diterapkan oleh sebagian besar dosen di Jurusan Pendidikan

Matematika. Berdasarkan pengamatan penulis selama menjalani studi, sebagian

Resmawan 4114 07 092

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

3

besar dosen yang memberi mata kuliah tidak lagi memperhatikan cara

pengelolaan kelas dengan baik. Sebagai akibatnya, tidak dapat tercipta susana

kelas yang menyenangkan karena dosen terlalu menjaga sekat dengan mahasiswa

dan cenderung malas untuk memberi penjelasan secara detail. Pemberian mata

kuliah dengan metode diskusi atau pemberian tugas tanpa bimbingan lebih lanjut

senantiasa menjadi andalan dengan alasan agar mahasiswa bisa mandiri tanpa

harus menunggu suapan pengetahuan dari dosen. Padahal, dengan menerapkan

pengelolaan kelas yang baik bukan berarti membuat mahasiswa bersikap pasif

dalam proses pembelajaran tetapi sebaliknya hal itu dapat memicu semangat

untuk belajar dengan serius.

Berbicara tentang pengelolaan kelas, hal ini tidak terlepas dari kegiatan

belajar yang pada akhirnya mengarah pada hasil belajar. Hasil belajar yang

diharapkan tentunya adalah hasil belajar yang baik. Sudah menjadi fitrah manusia

bahwa setiap individu memiliki kehendak untuk mencapai hasil belajar yang

sebaik mungkin. Sementara untuk mencapai hasil belajar yang optimal tidak lepas

dari kondisi lingkungan dimana peserta didik dapat belajar dengan efektif dan

dapat mengembangkan kemampuan diri atau daya eksplorasinya sebab

berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar hanya

dimungkinkan oleh adanya pengalaman belajar yang optimal itu (Umar

Tirtarahardja, 2008: 41).

Mencapai hasil belajar yang optimal merupakan sesuatu yang tidak mudah

bagi setiap orang. Demikian juga yang dialami oleh mahasiswa. Untuk itu, ada

beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pendidik, salah satu diantaranya

Resmawan 4114 07 092

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

4

yang akan dibahas lebih lanjut dalam penelitian ini yaitu keterampilan mengajar

yang difokuskan pada keterampilan mengelola kelas. Keterampilan mengelola

kelas yang diterapkan oleh dosen atau tenaga pendidik memiliki peranan penting

dalam menanamkan pemahaman kepada mahasiswa pada setiap proses belajar

mengajar.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa faktor keterampilan mengajar

khususnya pada segi pengelolaan kelas jarang sekali kita jumpai dalam proses

pembelajaran dikampus, sementara keterampilan mengajar dosen menjadi salah

satu faktor yang dapat berpengaruh pula pada kemampuan mahasiswa dalam

meningkatkan hasil belajar secara optimal.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik

untuk mengadakan suatu penelitian terarah dengan judul “Analisis Hubungan

antara Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas dengan Hasil Belajar

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti dapat mengidentifikasi

beberapa pokok masalah sebagai berikut:

1.2.1 Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan ilmu

pengetahuan yang sangat pesat, dibutuhkan sumber daya manusia yang

handal dan berdaya saing tinggi.

Resmawan 4114 07 092

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

5

1.2.2 Dalam perkembangannya kinerja dosen saat ini banyak dikeluhkan oleh

banyak mahasiswa. Keluhan-keluhan banyak muncul dari segi metode

pengajaran yang diterapkan oleh sebagian besar dosen di perguruan tinggi.

1.2.3 Penerapan keterampilan mengajar secara efektif dapat menimbulkan

perbedaan yang berarti bagi proses belajar mahasiswa.

1.2.4 Mahasiswa membutuhkan dosen yang senantiasa menerapkan

keterampilan mengajar secara efektif sehingga dapat memusatkan

perhatian pada penerimaan materi yang diberikan.

1.2.5 Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa penerapan keterampilan

mengajar secara efektif secara umum tidak lagi kita jumpai pada sebagian

besar dosen.

1.2.6 Mahasiswa membutuhkan suasana kondusif dan menyenangkan dalam

pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan dosen

dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa di Jurusan Pendidikan

Matematika?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara keterampilan

Resmawan 4114 07 092

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

6

dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa di Jurusan

Pendidikan Matematika.

1.5 Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

kepada semua pihak terutama kepada para penyelenggara pendidikan dalam

mengelola proses pembelajaran khususnya di Jurusan Pendidikan Matematika.

Secara khusus penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan kepada:

1.5.1 Bagi dosen, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana

yang positif sehinga dapat lebih memperhatikan keterampilan mengajar

tertuama dalam hal pengelolaan kelas sebagai salah satu faktor eksternal

yang dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Dosen diharapkan

dapat menerapkan keterampilan mengelola kelas secara efektif dan efisien

sehingga dapat tercipta suasana kondusif dan menyenangkan dalam proses

perkuliahan.

1.5.2 Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memicu kratifitas

belajar dan lebih proaktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat

tercipta komunikasi dan umpan balik dalam setiap proses pembelajaran di

kelas.

1.5.3 Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan tentang pengaruh keterampilan dosen dalam mengelola kelas

terhadap hasil belajar mahasiswa di Jurusan Pendidikan Matematika.

Resmawan 4114 07 092

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori2.1.1 Pengertian Mengajar

Mengajarmerupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

moral yang cukup berat. Berhasilnya  pendidikan pada siswa sangat bergantung

pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni

(2000:74) mengatakan guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah

orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji  apa

yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya  dalam batas-

batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat

dikemukakan bahwa orientasi  pengajaran  dalam  konteks  belajar  mengajar 

diarahkan untuk  pengembangan  aktivitas  siswa  dalam  belajar.

Menurut Hamalik (2002: 53) mengajar dapat diartikan sebagai (1)

menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada

generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan

kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5)

kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu

proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sedangkan J. Mursell dan S. Nasution (2008: 8) berpendapat bahwa mengajar

pada dasarnya adalah mengorganisasi pelajaran. Masalah mengajar dengan sukses

adalah mengorganisasi pelajaran untuk memperoleh hasil-hasil yang autentik,

yang sungguh-sungguh, dan yang sejati. Berdasarkan pendapat ini, kriteria utama

Resmawan 4114 07 092

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

8

mengajar dengan sukses dapat kita lihat dari hasil mengajar itu sendiri sebagai out

put dari sebuah pengorganisasian pembelajaran.

Sementara itu, Hamzah B. Uno (2009: 18) mengungkapkan bahwa strategi

pengorganisasian dalam pembelajaran merupakan metode untuk mengorganisasi

isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu

pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram,

format dan lainnya yang setingkat dengan itu.

Jika berbicara tentang pembelajaran sebagai sebuah organisasi, maka

dalam proses pembelajaran itu seorang guru adalah organisator yang bertugas

untuk mengelola kelompok pembelajaran yang terlibat didalamnya sehingga dapat

memungkinkan kelompok dan individu-individu di dalamnya dapat berfungsi

secara efektif.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa mengajar pada dasarnya merupakan aktivitas kompleks yang

dilakukan oleh guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan

sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi suatu

proses belajar mengajar.

2.1.2 Keterampilan Dasar Mengajar

Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang

berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Menurut Faried Wajdi & Moh.

Uzer Usman (2009: 1) dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8

keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu;

Resmawan 4114 07 092

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

9

keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan

mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan

menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil,

keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan

perseorangan.

2.1.2.1 Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus

merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan

pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi

hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan

meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat

mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional

menjadi lebih efektif.

Pada hakikatnya melalui pertanyaan kita akan mengetahui dan

mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Jika dikaitkan

dengan proses pembelajaran, maka kegiatan bertanya jawab antara guru dengan

siswa ataupun antara dosen dengan mahasiswa, antara sesama siswa atau

mahasiswa menunjukkan adanya interaksi dikelas yang dinamis dan multi arah.

Menurut Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 2) bertanya merupakan

ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di

berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil

Resmawan 4114 07 092

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

10

pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong

kemampuan berpikir.

Kegiatan bertanya akan lebih efektif jika pertanyaan yang diajukan cukup

berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan. Menurut

Hamid Darmadi (2009: 1), tujuan guru mengajukan pertanyaan adalah

(1) mengembangkan pendekatan CBSA (2) menimbulkan rasa keingintahuan (3)

merangsang fungsi berpikir (4) mengembangkan keterampilan berpikir (5)

memfokuskan perhatian siswa (6) menstruktur tugas yang akan diberikan (7)

mendiagnosis kesulitas belajar siswa (8) mengkomunikasikan harapan yang

dinginkan oleh guru dari siswanya (9) merancang terjadinya diskusi dan

memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek

didik.

Jika kita perhatikan tujuan-tujuan pertanyaan sebagaimana tercantum

dalam kutipan diatas, maka sudah sepantasnya hal ini harus dikuasai oleh guru

maupun dosen, entah itu guru/ dosen pemula maupun yang sudah professional

karena hal ini dapat menimbulkan umpan balik dari materi yang disampaikan serta

juga dapat menggugah perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.

2.1.2.2 Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam

kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan

verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan

Resmawan 4114 07 092

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

11

penguatan non verbal merupakan penguatan yang dinyatakan dengan mimic,

gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lain (Hamid Darmadi, 2009: 2).

Menurut Udin Winataputra (2008: 3) penguatan adalah respon yang

diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang menyebabkan siswa

tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik

tersebut. Sementara itu Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 2)

mengemukakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,

apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari

modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan

memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas

perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.

Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat

meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Penggunaan penguatan dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas

dimaksudkan untuk menciptakan iklim kelas yang kondusif sehingga siswa dapat

belajar dengan optimal. Demikian juga yang dialami oleh mahasiswa. Untuk

mencapai hasil belajar yang optimal, mahasiswa setidaknya juga memerlukan

suasana kelas yang mendukung dan kondusif.

Agar dapat memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus

diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik

pelaksanaannya. Disamping itu, juga perlu diingat bahwa penguatan harus

diberikan dengan hangat dan penuh semangat serta tidak menggunakan kata-kata

yang tidak pada tempatnya (Hamid Darmadi, 2009: 2).

Resmawan 4114 07 092

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

12

2.1.2.3 Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi mengandung makna perbedaan.Dalam kegiatan pembelajaran,

pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja

ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat

perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Menurut Udin Winataputra (2008:

4) variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di

dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan

minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta

meningkatkan kadar keaktifan siswa.

Sedangkan menurut Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 3) Variasi

dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam

pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen,

antara lain:

1) Variasi dalam cara mengajar guru yang meliputi : penggunaan variasi suara

(teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau

kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye

contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah

guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers

movement).

2) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat

pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke

dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi

penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan

Resmawan 4114 07 092

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

13

yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart

(auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi

alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid

dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.

Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan

kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

Sementara itu, tujuan utama guru melakukan variasi dalam kegiatan

pembelajaran adalah untuk mengurangi kebosanan peserta didik sehingga

perhatian mereka terpusat pada pelajaran (Hamid Darmadi, 2009: 3). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam

konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi

kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa

menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi.

2.1.2.4 Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar

percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah

berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan

guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang

masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

Resmawan 4114 07 092

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

14

Menurut Hamid Darmadi, (2009: 4) pengertian menjelaskan dalam

kaitannya dengan kegiatan pembelajaran mengacu pada perbuatan

mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana dan

sistematis sehingga dalam penyajiannya peserta didik dapat dengan mudah

memahaminya. Demikian juga Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 4)

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah

penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk

menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

Adapun menurut Udin Winataputra (2008: 4) komponen keterampilan

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1) Merencanakan materi penjelasan yang mencakup hal-hal tentang:

a) Menganalisis masalah;

b) Menentukan hubungan; serta

c) Menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.

2) Menyajikan penjelasan, yang mencakup hal berupa:

a) Kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan

bahasa lisan;

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif

atau deduktif;

c) Pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya

mengajar, dan membuat struktur sajian; dan

d) Balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat

pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.

Resmawan 4114 07 092

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

15

Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru atau tenaga

pendidik karena dengan penguasaan ini dapat memungkinkan bagi guru untuk

meningkatkan efektifitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya,

meningkatkan pemahaman peserta didik, membantu peserta didik memperluas

cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana

sumber belajar.

Kegiatan menjelaskan dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu

siswa atau peserta didik memahami berbagai konsep dan prosedur secara objektif,

membimbing peserta didik memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan

peserta didik, memberi kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta

memperoleh balikan tentang pemahaman peserta didik. Hamid Darmadi (2009: 4)

memberikan perincian tentang komponen-komponen dan prinsip-prinsip

keterampilan menjelaskan sebagai berikut:

1. Keterampilan merencanakan penjelasan mencakup:

a) Isi pesan yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan

contoh-contoh

b) Hal-hal yang berkaitan dengan siswa atau peserta didik

2. Keterampilan menyajikan penjelasan mencakup:

a) Kejelasan

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi yang mengikuti pola induktif dan

deduktif

c) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting

d) Umpan balik

Resmawan 4114 07 092

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

16

3. Penyajian penjelasan harus didasari prinsip-prinsip:

a) Adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan pembelajaran

b) Sesuai dengan keperluan

c) Mengingat latar belakang dan kemampuan siswa atau peserta didik

d) Diberikan secara spontan atau sesuai dengan rencana yang telah disiapkan

e) Isi penjelasan bermakna bagi siswa atau peserta didik.

Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan

selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/

masalah yang dijelaskan.

2.1.2.5 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk

meningkatkan pengalaman peserta didik dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan

perhatian peserta didik tertuju pada materi pelajaran yang akan mereka pelajari.

Menurut Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 4) yang dimaksud

dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan

prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap

kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang

dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

Adapun Hamid Darmadi (2009: 4) berpendapat bahwa kegiatan membuka

Resmawan 4114 07 092

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

17

pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja melainkan juga pada

awal setiap penggal kegiatan, misalnya pada saat memulai kegiatan tanya jawab,

mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan diskusi, mengawali pekerjaan tugas,

dan sebagainya. Sedangkan Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan

pernyataan guru untuk menyimpulkan atau mengakhiri kegiatan inti.

Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental

peserta didik agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan

memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi yang akan dibicarakan

dalam kegiatan pembelajaran.Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir

setiap penggal kegiatan seperti mengakhiri kegiatan diskusi, Tanya jawab,

menindaklanjuti pekerjaan rumah dan sebagainya.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran bukanlah kegiatan

mengabsen peserta didik atau memintanya berdoa tetapi kegiatan menyiapkan

mentaln siswa untuk menerima pelajaran dan mengakhiri pelajaran dengan baik.

Komponen-komponen menutup pelajaran terdiri dari meninjau kembali,

mengadakan evaluasi penguasaan peserta didik dan memberikan tindak lanjut

(Hamid Darmadi, 2009: 5).

2.1.2.6 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Menurut Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 5) diskusi kelompok

adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam

interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,

pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

Resmawan 4114 07 092

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

18

Sementara itu, Hamid Darmadi (2009: 5) memberi penjelasan tentang

hakikat dan manfaat diskusi kelompok kecil sebagai berikut:

1. Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu format pembelajaran yang

mempunyai ciri-ciri:

a) Melibatkan 3-9 orang siswa setiap kelompoknya

b) Mempunyai tujuan yang mengikat

c) Berlangsung dalam interaksi tatap muka informal

d) Berlangsung menurut proses sistematis

2. Diskusi kelompok kecil bermanfaat bagi siswa untuk:

a) Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi

b) Meningkatkan disiplin

c) Meningkatkan motivasi belajar

d) Mengembangkan sikap saling membantu

e) Meningkatkan pemahaman

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa

menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses

yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih

bersikap positif. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan

kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di

dalamnya ketrampilan berbahasa.

Resmawan 4114 07 092

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

19

2.1.2.7 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar

klasikal bisaa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi

beberapa kelompok kecil yang berjalan secara berkelompok dan beberapa orang

siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan (Hamid Darmadi, 2009: 9).

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar

antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.

Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan

pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing

dan memudahkan belajar serta ketrampilan merencanakan dan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar (Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman, 2009: 5).

Dengan demikian, pengajaran kelompok kecil dan perseorangan

memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya

hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa ataupun siswa dengan siswa.

2.1.2.8 Keterampilan Mengelola Kelas

Menurut Hamid Darmadi (2009: 6) pengelolaan kelas adalah seperangkat

kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan,

mengulang, atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan dengan

hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta

mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.

Sedangkan menurut Faried Wajdi & Moh. Uzer Usman (2009: 5)

pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara

Resmawan 4114 07 092

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

20

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka

perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan

dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan

dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran,

dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap

gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan

tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Berdasarkan berapa pendapat diatas, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara

kondisi lingkungan dalam kelas dengan tujuan untuk menjaga stabilitas kegiatan

belajar mengajar sehingga dapat tercipta suasana kondusif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan kelas sangat diperlukan dalam

proses pembelajaran agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar

dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana

belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.

Hamid Darmadi (2009: 6) menjelaskan bahwa secara garis besar, terdapat

2 komponen utama dalam hal pengelolaan kelas, yaitu:

1) Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan

dan pemeliharaan kondisi belajar, dan

2) Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian

kondisi belajar optimal.

Resmawan 4114 07 092

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

21

Adapun menurut Purwiro Hardjati (2008: 7) keterampilan yang

berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal

meliputi: menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian

kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, dan memberi

penguatan. Sedangkan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian

kondisi belajar yang optimal meliputi: Modifikasi tingkah laku, Pengelolaan

kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah.

Terkait dengan pendapat di atas, maka untuk lebih mengefisienkan

penelitian yang akan dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

indikator-indikator yang akan digunakan sebagai tolak ukur keterampilan

mengelola kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Menunjukkan sikap tanggap

b) Membagi perhatian

c) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

d) Memberikan teguran

e) Memberi penguatan

2.1.3 Hakikat Belajar2.1.3.1 Pengertian Belajar

Beberapa ahli mengemukakan pengertian belajar dalam memberikan

gambaran tentang pengertian belajar. Menurut Morgan et.al. dalam Maftukhah

(2007: 30) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen

yang terjadi karena hasil dari praktek atau pengalaman. Menurut Slameto (2003:

Resmawan 4114 07 092

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

22

78) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar merupakan

suatu proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala

sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar yang dikemukakan

oleh beberapa ahli, dapat diambil pengertian bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang relatif permanen yang lingkungannya.

2.1.3.2 Prinsip Belajar

Menurut Thomas dan Rohwer dalam Maftukhah (2007: 31) prinsip belajar

yang efektif adalah strategi belajar itu hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan

karakteristik siswa yang menggunakannya, strategi belajar yang efektif yaitu yang

memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari, dan

membuat sesuatu menjadi baru, strategi belajar ini hendaknya melibatkan

pengolahan mental tingkat tinggi pada diri seseorang, pemantauan yang efektif

yaitu siswa mengetahui kapan dan bagaiman cara menerapkan strategi belajarnya

dan bagaimana cara menyatakan bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat,

kemujaraban personal bahwa siswa harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan

berhasil apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Dalam hal ini penyampaikan materi harus sesuai dengan rencana

pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Selain itu guru dapat

Resmawan 4114 07 092

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

23

membantu siswa dengan cara menyelenggarakan ujian berdasarkan pada materi

yang telah dipelajari. Dengan adanya ujian atau evaluasi guru dapat mengetahui

apakah tujuan dari pembelajaran sudah berhasil, karena keberhasilan belajar akan

ditentukan dengan hasil prestasinya.

2.1.3.3 Tujuan Belajar

Menurut Burhanuddin Salam (2004: 6) pada dasarnya belajar itu adalah

mengadakan hubungan antara sebuah respon tertentu dengan sebuah stimulus

yang tadinya tidak berhubungan. Belajar memiliki tiga pokok tujuan antara lain:

a. Pengumpulan/ akumulasi pengetahuan

b. Penanaman konsep dan kecekatan

c. Pembentukan sikap-sikap dan tingkah laku

Menurut hamalik (2006: 148) Tujuan belajar yaitu untuk memperoleh

pengetahuan tentang belajar, menambah ketrampilan belajar, mengetahui

kebisaaan dan sikap belajar yang baik. Dari penjelasan di atas dapat peneliti

simpulkan bahwa tujuan dari belajar adalah adanya perubahan dari pembelajar

dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.

2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Arden N Frandsen dalam Suryabrata Sumadi (2004: 253) mengatakan

bahwa hal yang dapat mendorong manusia atau seseorang untuk belajar karena

sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas, sifat yang kreatif yang ada

pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, keinginan untuk mendapatkan

Resmawan 4114 07 092

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

24

simpati dari teman-teman, orang tua dan guru, keinginan untuk memperbaiki

kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, adanya keinginan untuk

mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran dan ganjaran atau hukuman

sebagai akhir daripada belajar.

Menurut Slameto (2003: 54), secara umum faktor yang mempengaruhi

belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Menurut Ahmadi (2007: 260) Faktor intern meliputi faktor biologis dan

faktor psikologis. Faktor biologis berhubungan dengan jasmani anak sedangkan

faktor psikologis berhubungan dengan rohaniah.

Selanjutnya akan diuraikan beberapa bagian yang merupakan faktor

biologis maupun psikologis.

1. Faktor Biologis

Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan dengan jasmaniah anak

atau peserta didik (Ahmadi, 2007: 260). Faktor ini meliputi:

a) Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor penting dalam belajar. Pelajar yang tidak

sehat badannya, tentu tidak dapat belajar dengan baik, konsentrasi terganggu, dan

pelajaran akan sukar masuk. Menurut Ahmadi ( 2007: 261) dalam keadaan seperti

Resmawan 4114 07 092

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

25

ini jika kita memaksa anak untuk belajar giat, maka kita akan bersalah sebab

bagaimanapun anak tidak akan dapat belajar dengan baik.

b) Cacat Fisik

Cacat fisik tentunya juga dapat menghambat proses belajar, misalnya saja

orang buta, tuli, gangguan pendengaran, tangan hanya satu dan cacat fisik lainnya.

Untuk memberikan pembelajaran pada anak seperti ini memerlukan lembaga

khusus atau Pendidikan Luar bisaa (Ahmadi, 2007: 261). Dengan demikian,

jelaslah bahwa cacat fisik juga merupakan salah satu faktor yang dapat

menghambat pembelajaran.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohaniah

(Ahmadi, 2007: 261). Faktor ini terdiri dari:

a) Intelegensi

Intelegensis adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektir, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto,

2003: 55). Jadi intelegensi adalah kesanggupan seseorang untuk beradaptasi

dalam berbagai situasi dan dapat diabstraksikan pada suatu kualitas yang sama.

Resmawan 4114 07 092

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

26

b) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus menerus disertai dengan rasa senang dan dari situ diperoleh kepuasan

(Hilgard dalam Slameto, 2003: 55). Jadi minat adalah sesuatu yang timbul karena

keinginan sendiri tanpa adanya paksan dari orang lain atau kecenderungan jiwa

seseorang kepada sesuatu yang bisaanya disertai dengan perasaan senang.

c) Bakat

Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sejak lahir diperoleh

melalui proseses genetik yang akan terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar

(Hilgard dalam Slameto, 2003: 55). Jadi, dengan bakat yang ada seorang anak

dapat menyalurkan kemampuan yang dimilikinya, sehingga hal ini dapat menggali

potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan potensi diri.

d) Motivasi

Motivasi adalah motif yang sudah aktif, saat orang melakukan suatu

aktivitas (Darsono dalam Maftukhah, 2007: 34). Jadi motivasi adalah keseluruhan

daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Resmawan 4114 07 092

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

27

b. Faktor Ekstern

Selain faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa, terdapat juga faktor

ekstern yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (Ahmadi, 2007:264).

1. Lingkungan Keluarga

Faktor keluarga merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar anak.Menurut Ahmadi (2007: 264) faktor keluarga meliputi

orang tua, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

a) Orang Tua

Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan

pendidikan yang baik tentu akan sukses belajarnya. Sebaliknya orang tua yang

tidak mempedulikan pendidikan anaknya dan acuh tak acuh tentu tidak akan

berhasil dalam belajarnya (Ahmadi, 2007: 265). Hubungan acuh tak acuh dan

tanpa kasih sayang akan menimbulkan frustasi dan kekecewaan pada diri seorang

anak. Adapun hubungan yang baik antara orang tua dengan anak yang disertai

dengan bimbingan dapat menimbulkan motivasi belajar bagi sang anak untuk

lebih meningkatkan prestasinya. Dengan demikian, faktor keluarga sangat

berpengaruh terhadap proses belajar anak.

Resmawan 4114 07 092

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

28

b) Suasana Rumah

Suasana rumah yang terlalu ganduh atau terlalu ramai tidak akan

memberikan waktu belajar yang baik buat anak. Misalnya saja suasana rumah

tangga yang selalu tegang dan selalu banyak pertengkaran diantara angota-

anggotanya. Hal ini dapat membuat anak merasa sedih dan kecewa sehingga

kurang bersemangat untuk belajar. Sebaliknya, suasana keluarga yang

menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang akan memberi motivasi yang

mendalam bagi anak untuk senantiasa belajar dengan baik.

c) Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

Anak dalam belajar kadang-kadang memerlukan sarana yang terkadang

harganya mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak mencukupi, hal ini dapat

menjadi penghambat anak dalam belajar. Sebaliknya, anak dari keluarga mampu

dapat membeli alat-alat kelengkapan belajar sehingga dapat belajar dengan baik.

2. Lingkungan Sekolah

Ahmadi (2007: 266) memberikan penjelasan bahwa lingkungan sekolah

kadang-kadang juga menjadi faktor penghambat bagi anak untuk belajar.

Termasukm dalam faktor ini antara lain:

a) Interaksi guru dengan murid; Guru yang kurang berinteraksi dengan murid

menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar arena siswa merasa jauh

dengan guru, sehingga siswa akan segan beradaptasi secara aktif dengan guru.

Resmawan 4114 07 092

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

29

b) Cara penyajian; Guru menggunakan beberapa metode dapat membantu

meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kegiatan belajar

mengajar serta minat siswa untuk belajar.

c) Hubungan antar murid; Guru harus mengendalikan kelas supaya dapat bekerja

sama dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

d) Standar pelajaran di atas ukuran, maksudnya guru berpendirian untuk

mempertahankan wibawanya dengan memberikan pelajaran di atas ukuran

standar. Akibatnya, anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Guru

dalam menuntut penguasaan kepada murid harus sesuai dengan kemampuan

siswa masing-masing, yang penting tujuan yang dirumuskan dapat tercapai.

e) Media pendidikan; Jumlah alat bantu mengajar akan menentukan lancar

tidaknya kegiatan belajar mengajar, antara lain seperti buku di perpustakaan,

peralatan alat laboratorium atau media lainnya.

f) Tugas rumah; guru jangan terlalu banyak memberikan tugas rumah, sehingga

anak tidak mempunyai waktu untuk belajar ataupun kegiatan lain.

g) Keadaan gedung; Banyaknya siswa dalam satu ruang kelas dapat

mengakibatkan ketidak efektifannya kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Lingkungan Masyarakat

Menurut Ahmadi (2007: 267) Faktor yang termasuk dalam lingkungan

masyarakat yang terkadang dapat menghambat kemajuan belajar anak antara lain:

a) Media massa, kadang anak membaca buku selain buku pelajaran, sehingga

lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi.

Resmawan 4114 07 092

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

30

b) Teman bergaul, untuk mengembangkan sosialisasinya, anak perlu

bergauldengan anak lain, tetapi perlu diawasi agar jangan sampai

mendapatkan teman bergaul yang kurang baik pengaruhnya, karena perbuatan

yang kurang baik akan mudah menular pada orang lain.

c) Cara hidup lingkungan, cara hidup lingkungan sekitar besar pengaruhnya pada

pertumbuhan anak.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor pengajar atau dosen,

khususnya diamati pada gaya mengajar dosen.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Gagne (dalam Uno, 2004: 265) mengemukakan bahwa

hasil belajar sebagai kapabilitas (kemampuan tertentu) sebagai akibat dari belajar.

Sedangkan menurut Hamalik (2002: 159) hasil belajar adalah menunjuk pada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator adanya derajat

perubahan tingkah laku siswa. Bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang terdiri dari sejumlah aspek,

dimana hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek

tersebut. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain : pengetahuan , pemahaman,

kebisaaan, keterampilan, apresiasi, emosional dan sikap.

Hasil belajar sangat erat hubungannya dengan proses belajar mengajar

ditinjau dari dua segi, yakni dari segi proses dan segi hasil belajar. Dari segi

Resmawan 4114 07 092

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

31

proses artinya keberhasilan pengajaran terletak pada proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh siswa sebagai akibat proses-proses yang dilakukan oleh siswa

(Sudjana, 2005: 109).

Dimiyati dan Mujiono (2002: 109) mengatakan bahwa ”hasil belajar

adalah sebuah kegiatan belajar mengajar yang menghendeki tercapainya tujuan

pengajaran dimana hasil belajar ditandai dengan skala nilai.”

Menurut Oemar Hamalik dalam Indra Munawar (2009: 120),

”Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai

melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

Pengetahuan (mengingat,menghapal)

a. Pemahaman (mengintetpretasikan)

b. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)

c. Analisis (menjabarkan suatu konsep)

d. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)

e. Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dan sebagainya).

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu sebagai berikut:

Resmawan 4114 07 092

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

32

a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)

b. Merespon (aktif berpartisifasi)

c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai nilai-nilai tertentu)

d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilaiyang dipercayai)

e. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup).

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, sebagai berikut:

a. Peniruan (menirukan gerak)

b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)

c. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)

e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).”

Berdasarkan pengertian di atas, maka hasil belajar dapat diartikan sebagai

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya dalam bentuk perubahan kemampuan siswa dalam meningkatkan

prestasi belajar dan memiliki perubahan sikap dan keterampilan sebagai hasil dari

usaha yang dilakukan.

2.1.5 Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Hasil belajar sangat erat hubungannya dengan proses

belajar mengajar ditinjau dari dua segi, yakni dari segi proses dan segi hasil

Resmawan 4114 07 092

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

33

belajar. Dari segi proses artinya keberhasilan pengajaran terletak pada proses-

proses yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan pihak terkait

yakni bagaimana keterampilan dosen dalam melakukan pengelolaan kelas serta

bagaimana sikap mahasiswa dalam merespon kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh dosen. Sedangkan dari segi hasil artinya keberhasilan pengajaran

terletak pada hasil belajar mahasiswa setelah dilakukan evaluasi pembelajaran.

Sementara itu, keterampilan mengajar yang dalam hal ini adalah teknik

pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran dapat diukur dengan beberapa

indikator yang telah ditetapkan sebagaimana yang tercantum pada kajian teori

yaitu (1) menunjukkan sikap tanggap, (2) membagi perhatian, (3) memberikan

petunjuk-petunjuk yang jelas, (4) memberikan teguran, dan (5) memberikan

penguatan.

Adapun untuk poin (1) menunjukkan sikap tanggap, dapat diukur dengan

beberapa sub indikator seperti memandang secara seksama, gerakan mendekati,

memberikan pernyataan, memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan. Poin

(2) membagi perhatian, diukur dengan sub indikator berupa perhatian secara

visual, yaitu mengalihkan perhatian sejenak dari kegiatan sebelumnya kepada

kelompok atau individu tertentu dan perhatian secara verbal, yaitu memberika

komentar singkat terhadap aktivitaf individu yang diamati. Poin (3) petunjuk yang

jelas, diukur dengan sub indikator berupa pemberian petunjuk kepada seluruh

kelompok dan petunjuk kepada setiap individu. Poin (4) teguran, dapat diukur

dengan beberapa sub indikator antara lain menekan pada tingkah laku positif,

menyarankan alternatif tingkah laku, memberika teguran yang keras,

Resmawan 4114 07 092

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

34

menggunakan mimik dan gerak, menggunakan nama mahasiswa, dan menetapkan

harapan-harapan. Sedangkan yang terakhir poin (5) penguatan, diukur dengan sub

indikator berupa penguatan verbal dan non verbal. Penguatan verbal dapat

dilakukan dengan kata-kata sementara penguatan non verbal dapat dilakukan

melalui mimik dan gerak, mendekati, sentuhan, dan mengadakan kegiatan

menyenangkan.

Keterampilan dalam mengelola kelas dalam pembelajaran merupakan

salah satu faktor ekstrinsik yang berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa.

Adanya kemauan dan motivasi belajar yang tinggi dari mahasiswa merupakan

faktor utama yang dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Namun yang

menjadi masalah dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa adalah bagaimana

kreatifitas dosen dalam mengelola kelas dalam proses pembelajaran sehingga hal

itu dapat memancing kemauan belajar dan meningkatkan motivasi mahasiswa

untuk berprestasi. Mahasiswa memiliki karakter yang berbeda-beda dalam

penerimaan informasi dalam proses pembelajaran. Hal seperti inilah yang

menunut bagi seorang tenaga pendidik untuk senantiasa menerapkan keterampilan

mengajar yang dalam hal ini adalah keterampilan mengelola kelas secara optimal

sehingga pemberian penjelasan dapat diterima oleh mahasiswa secara efektif dan

merata.

Hasil belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu

dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia, khususnya manusia yang

berada pada bangku kuliah mengingat hasil belajar sebagai indikator kualitas dan

kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa. Untuk lebih memperjelas

Resmawan 4114 07 092

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

35

hubungan kedua variabel tersebut, maka di bawah ini digambarkan bagan sebagai

berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat kita pahami bahwa keterampilan

Dosen dalam mengelola kelas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar mahasiswa. Keterampilan Dosen dalam mengelola kelas pada saat proses

pembelajaran berlangsung dapat mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk

lebih meningkatkan semangat untuk berprestasi. Dengan demikian, dapat diduga

bahwa keterampilan dosen dalam mengelola kelas memiliki pengaruh terhadap

hasil belajar mahasiswa. Makin baik keterampilan mengelola kelas yang

diterapkan oleh dosen, maka akan semakin tinggi hasil belajar mahasiswa.

2.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori sebagaimana yang telah uraian diatas maka

peneliti dapat merumuskan hipotesis bahwa terdapat hubungan yang positif antara

Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Matematika.

Resmawan 4114 07 092

Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas (X):

a. Menunjukkan Sikap Tanggap

b. Membagi Perhatianc. Memberikan Petunjuk-

Petunjuk yang Jelasd. Memberikan Tegurane. Memberikan Penguatan

Hasil Belajar Mahasiswa (Y)Diukur berdasarkan hasil

belajar mahasiswa pada akhir semester.

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2010-2011 selama kurang lebih 4 bulan (Oktober, November, Desember, Januari)

mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian3.2.1 Populasi

Menurut Margono (2009:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa ragular jurusan pendidikan

matematika mulai dari semester III sampai semester VII dengan jumlah 331 orang

yang tersebar di 12 kelas.

3.2.2 Sampel dan Teknik Sampling

Dalam rangka penetapan sampel, Arikunto (2002: 104) mengemukakan

bahwa apabila populasi lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil adalah

sebanyak 10 s/d 15 % atau 20 s/d 25 %. Sedangkan apabila populasinya kurang

Resmawan 4114 07 092

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

37

dari 100 orang maka sampelnya adalah seluruh populasi. Adapun dalam penelitian

ini, penentuan sampel diambil sebanyak 10 % dari jumlah populasi.

Agar di peroleh sampel yang representatif, maka teknik sampling yang

digunakan adalah Propostional Random Sampling, yakni teknik yang dilakukan

untuk memperoleh sampel yang representatif, seimbang atau sebanding dengan

banyaknya subyek dalam masing-masing kelas populasi yang tersebar dalam 12

kelas. Banyaknya sampel yang diambil dapat ditentukan melalui perhitungan

sebagai berikut:

Sampel = Populasi x 10 %

Sampel = 331 x 10 %

Sampel = 33,1 %

≈ 33 Orang

Penetapan sampel secara keseluruhan dapat dihitung dengan mengambil

10 % dari tiap-tiap kelas. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Data Penyebaran Anggota Sampel Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Tahun Pelajaran

2010-2011.

No Semester Kelas Populasi Sampel (10%*Populasi)1

III

A 30 32 B 30 33 C 32 34 D 31 35

V

A 20 26 B 28 37 C 29 38 D 27 39

VII

A 30 310 B 22 211 C 24 212 D 28 3

Jumlah 331 33

Resmawan 4114 07 092

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

38

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain

(Sugiyono, 2009: 60). Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang terdiri dari:

3.3.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependent (terikat) yang disebut dengan variabel X (Sugiyono, 2009: 61). Yang

menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan dosen dalam

mengelola kelas dengan memperhatikan indikator sebagai berikut:

a) Menunjukkan Sikap Tanggap

b) Membagi Perhatian

c) Memberikan Petunjuk-Petunjuk yang Jelas

d) Memberikan Teguran

e) Memberikan Penguatan

3.3.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas yang disebut dengan

variabel Y (Sugiyono, 2009: 61). Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian

ini adalah hasil belajar mahasiswa jurusan pendidikan matematika yang di ambil

secara dokumentasi dari tata usaha jurusan pendidikan matematika.

Resmawan 4114 07 092

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

39

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

pendekatan korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua

buah variabel yaitu keterampilan dosen dalam mengelola kelas (Variabel X)

dengan hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika (Variabel Y).

3.4 Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini adalah regresi korelasi dengan analisis jalur

yang dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar 2. Pola hubungan Variabel X dengan Variabel Y

Dimana

X = variabel bebas, yaitu keterampilan dosen dalam mengelola kelas Y = variabel terikat, yaitu hasil belajar mahasiswa

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipakai ada dua

macam, yaitu:

3.5.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa

Jurusan Pendidikan Matematika.

Resmawan 4114 07 092

X Y

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

40

3.5.2 Metode angket

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh data tentang

keterampilan dosen dalam mengelola kelas.

Angket atau kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan

cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis

pula oleh responden (Margono, 2009: 167). Angket yang digunakan berupa

angket tertutup dalam bentuk berstruktur dan berisi pertanyaan-pertanyaan

maupun pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi dan indikator variabel

keterampilan mengajar dosen. Angket terdiri dari 33 nomor pernyataan, setiap

item pernyataan dilengkapi dengan 4 alternatif jawaban dalam bentuk skala

penilaian 4, 3 , 2, 1 sesuai dengan jenis pertanyaan dan indikator yang diukur.

Sebelum angket diedarkan pada anggota sampel, terlebih dahulu diuji

kesahihan dan keterandalan terhadap 30 orang responden di luar sampel.

Pengujian ini dilakukan sebagai pemenuhan syarat validitas dan reliabilitas.

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan bahwa tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang yang akan diukur. Reliabilitas adalah

pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi apakah instrumen yang digunakan

untuk menjaring data benar-benar meyakinkan sebagai instrumen pengumpul

data. Pengujian validitas angket lebih dititikberatkan pada uji kesejajaran skor

antar item dengan skor total dari item, dimana dalam penyusunannya tolak ukur

yang digunakan berasal dari indikator-indikator yang ada.

Perhitungan koefisien validitas dilakukan dengan menggunakan rumus

koefisien Korelasi Product Moment, yakni:

Resmawan 4114 07 092

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

41

r xy=n∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

√[n∑ X 2−(∑ X )2 ] [n∑ Y 2−(∑Y )2 ](Arikunto, 2002: 243)

Dengan : rxy = Validitas tes n = Jumlah responden ∑X = Skor setiap item ∑Y = Skor total responden

Adapun kriteria pengujian validitas butir adalah apabila r butir lebih besar

dari r tabel, maka butir dinyatakan valid (diterima) dalam hal lain ditolak.

Sedangkan pengujian reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha

Crombach, yakni

r11=| KK−1||1−∑ σb

2

σ12 |

(Arikunto, 2002: 171)

Dimana : r11 = Reabilitas instrumenk = Banyaknya butir instrumen

∑ σ

b2 = Jumlah varians butir instrumen

σ

12 = Varians total instrumen

Berikut ini akan diuraikan tahapan pengembangan Instrumen

Keterampilan Mengelola Kelas.

a. Definisi Konseptual

Pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara

kondisi lingkungan dalam kelas dengan tujuan untuk menjaga stabilitas kegiatan

belajar mengajar sehingga dapat tercipta suasana kondusif dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian pengelolaan kelas sangat diperlukan dalam

Resmawan 4114 07 092

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

42

proses pembelajaran agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar

dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana

belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar.

Hamid Darmadi (2009: 6) menjelaskan bahwa secara garis besar, terdapat

2 komponen utama dalam hal pengelolaan kelas, yaitu:

3) Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan

dan pemeliharaan kondisi belajar, dan

4) Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian

kondisi belajar optimal.

b. Definisi Operasional

Keterampilan mengelola kelas adalah skor total yang diperoleh mahasiswa

dengan mengisi/menjawab setiap pernyataan dalam kuesioner/angket penelitian

dengan indikator; bersikap tanggap dengan beberapa aspek yang diukur

berdasarkan sub indikator (1) memandang secara seksama, (2) gerakan mendekati,

(3) memberi pernyataan, (4) memberi rekasi terhadap gangguan dan kekacauan;

membagi perhatian dengan sub indikator (1) perhatian secara visual, (2) perhatian

secara verbal; memberi petunjuk yang jelas dengan sub indikator, (1) petunjuk

kepada seluruh kelompok, (2) petunjuk kepada mahasiswa secara individu;

memberi teguran dengan sub indikator (1) menekan pada pola tingkah laku

positif, (2) menyarankan alternatif tingkah laku, (3) teguran yang keras

(4) menggunakan nama mahasiswa; dan memberi penguatan dengan sub indikator

Resmawan 4114 07 092

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

43

(1) penguatan dengan kata-kata (verbal), (2) penguatan berupa mimik dan gerakan

(3) penguatan dengan gerakan mendekati, dan kegiatan yang menyenangkan.

c. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas

Kisi-kisi instrumen keterampilan mengelola kelas disajikan pada Tabel 2

berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas

No Indikator Aspek yang diukur Jumlah ItemNomor Item

1. Bersikap tanggap

1. Memandang secara saksama

2. Gerakan mendekati3. Memberikan pernyataan4. Memberikan rekasi

terhadap gangguan dan kekacauan

91,3,5,7,9,14

,19,23,30

2. Membagi perhatian

5. Perhatian secara visual (Mengalihkan perhatian kepada kelompok atau individu tertentu)

6. Perhatian secara verbal (Memberi komentar singkat terhadap aktivitas individu yang diamati)

102,10,12,13,

16,17, 20,25,28,32

3. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

7. Memberikan petunjuk kepada seluruh kelompok

8. Memberikan petunjuk kepada mahasiswa secara individu

4 4,11,18,21

4. Memberi teguran

9. Menekan pada tingkah laku positif

10. Menyarankan alternatif tingkah laku

11. Teguran yang keras12. Menggunakan nama

mahasiswa

4 6,22,24,26

5. Memberi penguatan

13. Memberikan penguatan dengan kata-kata (verbal)

14. Penguatan berupa mimik dan gerakan

15. Penguatan dengan gerakan

6 8,15,27,29,31,33

Resmawan 4114 07 092

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

44

mendekati16. Kegiatan yang

menyenangkan

d. Hasil Uji Coba Lapangan1) Pengujian Validitas Butir

Uji coba instrumen keterampilan mengelola kelas dilaksanakan pada 30

orang responden pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA

Universitas Negeri Gorontalo tahun pelajaran 2010-2011 di luar sampel.

Instrumen ini berisi 33 butir soal dengan berbentuk pernyataan dilengkapi dengan

4 alternatif jawaban yaitu: a. Selalu b. Kadang-Kadang, c. Hampir Tidak Pernah

d. Tidak Pernah. Masing-masing jawaban diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1

untuk pernyataan atau pertanyaan positif sedangkan untuk peryataan negatif diberi

skor 1, 2, 3, 4. Analisis butir skor ini menggunakan rumus Korelasi Product

Moment (Arikunto, 2002: 243) yaitu korelasi antara skor butir dengan skor total.

Kriteria pengujian validitas butir adalah apabila r butir lebih besar dari r tabel,

maka butir dinyatakan valid (diterima) dan dalam hal lain ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Exel For Windows 2007, dari 33 butir soal yang diujikan kepada 30

mahasiswa (responden) diperoleh 21 butir soal atau 63,64 % yang dinyatakan

valid dan 12 butir soal atau 36,36 % dinyatakan tidak valid (drop). Butir-butir

yang valid tersebut adalah butir 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 16, 18, 19, 21, 23,

24, 25, 26, 27, 28, dan 29 sedangkan butir-butir yang tidak valid adalah butir

nomor 1, 5, 11, 13, 15, 17, 20, 22, 30, 31, 32, dan 33. Hasil perhitungan disajikan

pada lampiran 3, poin A.

Resmawan 4114 07 092

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

45

2) Pengujian Reliabilitas Instrumen

Perhitungan reliabilitas instrumen keterampilan mengelola kelas, setelah

butir yang tidak valid dihilangkan menggunakan formula Alpha Cronbach dengan

bantuan program Microsof Exel For Windows 2007. Dari hasil perhitungan

diperoleh reliabilitas sebesar 0,82757. Hasil perhitungan disajikan pada lampiran

3, poin B.

. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat instrumen keterampilan

mengelola kelas memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Tingkat kepercayaan

instrumen keterampilan mengelola kelas ini dilihat dari klasifikasi besarnya

koefisien reliabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford sebagaimana yang

dikutip Sulistyowati (2009: 70) adalah sebagai berikut.

r < 0,20 : Tingkat reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ r < 0,40 : Tingkat reliabilitas rendah

0,40 ≤ r < 0,70 : Tingkat reliabilitas sedang

0,70 ≤ r < 0,90 : Tingkat reliabitas tinggi

0,90 ≤ r ≤ 0,100 : Tingkat reliabilitas sangat tinggi

Dengan memperhatikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas empirik,

maka 21 butir pernyataan tentang keterampilan mengelola kelas dinyatakan

memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Hasil perhitungan

disajikan pada lampiran 3, poin B.

Resmawan 4114 07 092

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

46

e. Kisi kisi Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas (Setelah Butir yang Tidak Valid dihilangkan)

Kisi-kisi instrumen keterampilan mengelola kelas, setelah butir yang tidak

valid dihilangkan disajikan pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Mengelola Kelas Setelah Butir yang Tidak Valid Dihilangkan

No Indikator Aspek yang diukurJumlah

ItemNomor Item

1. Bersikap tanggap

17. Memandang secara saksama18. Gerakan mendekati19. Memberikan pernyataan20. Memberikan rekasi terhadap

gangguan dan kekacauan

62, 5, 7, 10, 15,

13

2. Membagi perhatian

21. Perhatian secara visual (Mengalihkan perhatian kepada kelompok atau individu tertentu)

22. Perhatian secara verbal (Memberi komentar singkat terhadap aktivitas individu yang diamati)

68, 11, 17, 20, 21, 19

, 3. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas

23. Memberikan petunjuk kepada seluruh kelompok

24. Memberikan petunjuk kepada mahasiswa secara individu

3 3, 12, 14

4. Memberi teguran

25. Menekan pada tingkah laku positif26. Menyarankan alternatif tingkah laku27. Teguran yang keras28. Menggunakan nama mahasiswa

3 4, 16, 18

5. Memberi penguatan

29. Memberikan penguatan dengan kata-kata (verbal)

30. Penguatan berupa mimik dan gerakan

31. Penguatan dengan gerakan mendekati

32. Kegiatan yang menyenangkan

3 1, 6, 9

3.6 Teknik Analisis Data

Resmawan 4114 07 092

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

47

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian,

yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan

untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-

rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku

(standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan histogram, sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian.

3.6.1 Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji normalitas

galat regresi Y atas X dengan menggunakan uji Liliefors (L0) (Sudjana, 2002:

467). Uji normalitas galat regresi dimaksudkan untuk melihat apakah data hasil

pengukuran berdistribusi normal atau tidak sehingga analisis selanjutnya dapat

dilakukan. Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut.

H0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normalH1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jikaL0 ≤ Ltabel dan H0 ditolak jika

L0>Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah:

1. Menentukan Persamaan Regresi Y atas X.

Resmawan 4114 07 092

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

48

Model regresi linear untuk variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X

adalah, Ŷ=a+bX , dimana harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan

rumus berikut.

a=(∑Y ) (∑ X2 )− (∑ X )(∑ XY )

n∑ X2−(∑Y )2

b=n∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )

n∑ X2−(∑ Y )2

Dimana:

a = Konstantab = Koefisien korelasi arah regresi∑ X = Jumlah nilai keterampilan dosen dalam mengelola kelas

∑Y = Jumlah nilai hasil belajar mahasiswa

∑ X2 = Jumlah kuadrat nilai keterampilan dosen mengelola kelas

∑ XY = Hasil kali antara nilai keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa

2. Melaksanakan perhitungan normalitas galat regresi Y atas X dengan menggunakan uji Liliefors dengan tahapan sebagai berikut:

(1) Pengamatan X1, X2, …., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, …., Zn dengan

menggunakan rumus Zi=X i−¿S¿

Dimana :

X = Rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus:

¿∑ X i

n¿¿

S = Standar deviasi yang diperoleh dengan rumuss=¿

s=√ ni (∑ X i2)−(∑ X i )

2

n❑ (n❑−1 )

Resmawan 4114 07 092

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

49

(2) Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F ( Z i )=P ( Z ≤ Z i )

(3) Menghitung proporsi Z1, Z2, …., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:

S ( Zi )=Banyaknya , Z1 , Z2 ,… ,Zn yang≤ Z i

n

(4) Menghitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.

(5) Mengambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Harga tersebut dinamakan L0. Jika L0 ≤ Ldaftar maka galat regresi

berdistribusi normal, dan sebaliknya, jika L0¿ Ldaftar maka galat regresi

tidak berdistribusi normal.

3.6.2 Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana

Bila hasil pengujian telah menyimpulkan bahwa data yang diperoleh

berdistribusi normal, dilanjutkan dengan analisis yang menggunakan analisis

regresi dan korelasi sederhana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari Persamaan Regresi

Untuk keperluan ini dipergunakan suatu persamaan umum sebagai berikut:

Ŷ=a+bX (Sudjana, 2002: 315)

Untuk menghitung harga a dan b dipergunakan rumus:

a=(∑Y ) (∑ X2 )− (∑ X )(∑ XY )

n∑ X2−(∑Y )2

b=n∑ XY−(∑ X ) (∑ Y )

n∑ X2−(∑ Y )2

Resmawan 4114 07 092

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

50

Dengan:

a = Konstantab = Koefisien korelasi arah regresi∑ X = Jumlah nilai keterampilan dosen dalam mengelola kelas

∑Y = Jumlah nilai hasil belajar mahasiswa

∑ X2 = Jumlah kuadrat nilai keterampilan dosen mengelola kelas

∑ XY = Hasil kali antara nilai keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa

2. Menguji Signifikansi Regresi (Menguji Keberartian Koefisien Arah Regresi)

Untuk menguji keberartian arah regresi Ŷ=a+bX , menggunakan uji

Fisher dengan rumus sebagai berikut.

Fhitung=JK (reg )JK (s )(n−2 )

Dimana:

JK(reg) = b∑ XY=b(∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

n )JK(S) = JK(T) – JK(a) – JK(reg)

Keterangan:JK(reg) = JK(b|a) = Jumlah Kuadrat Regresi b|aJK(S) = Jumlah Kuadrat SisaJK(T) =∑Y 2 = Jumlah Kuadrat Total

JK(a) = ∑ Y 2

n = Jumlah Kuadrat Regresi a

Hipotesis yang diuji:

H0 : Model regresi tidak signifikan/berarti.H1 : Model regresi signifikan/berarti.

Kriteria pengujian:

JikaFhitung≥ Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan

(dk) pembilang 1 dan dk penyebut = n - 2 maka regresi signifikan, dalam hal lain

tidak signifikan.

Resmawan 4114 07 092

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

51

3. Menguji Linearitas Persamaan Regresi (Kelinearan Regresi)

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel X dan

variabel Y apakah benar-benar liniear maupun berarti.Hubungan antara kedua

variabel tersebut dinyatakan oleh persamaan regresi dengan batas-batas kelinearan

dan keberartian sebagaimana terdapat pada penjelasan-penjelasan rumus di bawah

ini.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher dengan rumus:

Fhitung (TC )=RJK (TC )RJK (G )

Dimana:

RJK(TC) = JK (TC )dk (TC )

; RJK(G) = JK (G )dk (G )

JK(G) = ∑x

❑ {∑Y i−(∑ Y i )

2

ni}

JK(TC) = JK(S) – JK(G), dk(TC) = k - 2 dan dk(G) = n – k

Keterangan:RJK(TC) = Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna CocokRJK(G) = Rata-rata Jumlah Kuadrat Galatk = Banyaknya Kelompok Data Menurut Y

Hipotesis yang diuji:

H0 = Model Regresi Berbentuk LinearH1 = Model Regresi Tidak Berbentuk Linear

Kriteria Pengujian:

Jika Fhitung≥ Ftabel maka H0 diterima, dalam hal lain H0 ditolak pada taraf

signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = k - 2 dan dk

penyebut = n - k.

Resmawan 4114 07 092

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

52

4. Menghitung Koefisien Korelasi

Untuk menentukan apakah ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi

orang tua dengan hasil belajar mahasiswa siswa digunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut.

r xy=n∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

√[n∑ X 2−(∑ X )2 ] [n∑ Y 2−(∑Y )2 ]Keterangan:

r xy = Koefisien Korelasi antara Skor keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa

X = Nilai Tabel tingkat keterampilan dosen dalam mengelola kelasY = Nilai Tabel Hasil Belajar Mahasiswan = Jumlah Sampel

Nilai r adalah: | r | ¿ 1 atau -1 ¿ r ¿ 1, yang bermakna:

r = 0 : Tidak ada hubungan/pengaruh antara variabel X dengan Yr = 1 : Hubungan/pengaruh positif sempurna antara variabel X dan Yr = -1 : Hubungan/pengaruh negatif sempurna antara variabel X dengan Y

Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang diperoleh

besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan seperti pada Tabel 4

berikut:

Tabel 4. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangan rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

Resmawan 4114 07 092

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

53

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1, 00 Sangat kuat

(Sugiyono, 2005: 216).

5. Menghitung Koefisien Determinasi

Menghitung koefisien determinasi (r2

atau R2

) dimaksudkan untuk

melihat tingkat keeratan hubungan antara variabel keterampilan dosen dalam

mengelola kelas (X) dengan hasil belajar mahasiswa (Y). Rumus yang digunakan

adalah:

Koefisien Determinasi = r2¿ 100%

6. Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi (Menguji Keberartian Hubungan)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji keberartian koefisien

korelasi adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Pasangan Hipotesis Yang Diuji

Ho : Koefisien Korelasi tidak Signifikan/Berarti

H1 : Koefisien Korelasi Signifikan/Berarti.

2. Uji t

t=r √ n−21−r2

(Sugiyono, 2005: 234)

Dimana : t = Nilai Hitung Statistik r = Nilai Koefisien Korelasi antara keterampilan dosen dalam

mengelola kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswan = Banyaknya sampel.

Resmawan 4114 07 092

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

54

3. Kriteria pengujian

Tolak H 0 jika t hitung≥t tabel dan pada keadaan lain H 0 diterima, pada taraf

signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2

3.7 Hipotesis Statistik

Hipotesis penelitian ini dinyatakan dalam bentuk hipotesis statistik sebagai

berikut.

Ho : ρ = 0

H1 : ρ ≠ 0

Keterangan:

Ho : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis alternatifρ : Koefisien Korelasi Populasi antara keterampilan dosen dalam

mengelola kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa.= : Tidak Ada Hubungan antara keterampilan dosen dalam mengelola

kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa. ≠ : Ada Hubungan antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas

dengan Hasil Belajar Mahasiswa. Jika ρ > 0, maka terdapat

Hubungan Positif antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa dan jika ρ < 0, maka terdapat Hubungan Negatif antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan Hasil Belajar Mahasiswa.

Resmawan 4114 07 092

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang

meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

gambaran tentang karakteristik skor dari subjek penelitian dari setiap variabel

yang telah diteliti, (b) hasil pengujian persyaratan analisis, (c) hasil pengujian

hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian4.1.1 Hasil Pengujian Analisis Deskriptif Data Penelitian

Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari: keterampilan

dosen dalam mengelola kelas (X) dan hasil belajar mahasiswa jurusan pendidikan

matematika (Y). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-

rata atau mean (M), modus (Mo), median (Me), standar deviasi (SD), distribusi

frekuensi, dan histogram. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 5

dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9.

Resmawan 4114 07 092

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

56

Tabel 5. Rekapitulasi Skor Data Hasil Penelitian

VariabelData

Skor Min

Skor Max

Range Mean Modus Median SD

X 45,70 69,20 23 58,17 59,1 58,61 137,39

Y 2,40 4,00 1,6 3,07 3,00 3,00 4,81

Keterangan:X= Keterampilan Dosen dalam Mengelola KelasY= Hasil Belajar Mahaiswa Jurusan Pendidikan Matematika

Uraian deskripsi data hasil penelitian secara lengkap disajikan sebagai

berikut.

a. Data Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas

Data keterampilan dosen dalam mengelola kelas dijaring melalui kuesioner

yang tersebar ke dalam 21 butir pernyataan. Secara teoretik skor minimum yang

dicapai adalah 21 dan skor maksimum adalah 84. Berdasarkan rentangan skor

maksimum dan minimum doperoleh rerata teoretik adalah 52,5.

Berdasarkan hasil kuesioner kecemasan belajar yang dijaring dari 33 orang

mahasiswa diperoleh skor maksimum 69,20, skor minimum 45,70, rerata (M)

sebesar 58,17; modus (Mo) sebesar 59,1; median (Me) sebesar 58,61; dan standar

deviasi (SD) sebesar 137,39. Dari skor maksimum dan minimum tersebut,

diperoleh rentangan skor 23, panjang kelas interval 4 dan banyaknya kelas

interval 6. (hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9). Sebaran data-data

tersebut disajikan dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas

No.

Kelas Interval

XiFrekuensi Absolut

Presentase Relatif (%)

Resmawan 4114 07 092

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

57

1.

2.

3.

4.

5.

6.

46 - 49

50 - 53

54 - 57

58 - 61

62 - 65

66 – 69

47,5

51,5

55,5

59,5

63,5

67,5

4

3

7

9

6

4

12,12

9,09

21,21

27,27

18,18

12,12

Jumlah 33 100

Berdasarkan Tabel 6 nampak bahwa ada 9 orang mahasiswa atau 27,27%

yang memberikan penilaian terhadap keterampilan dosen dalam mengelola kelas

dengan skor sekitar rata-rata, ada 10 orang mahasiswa atau 30,30% memberikan

penilaian dengan skor di atas rata-rata, dan 14 orang mahasiswa atau 42,42%

memberikan penilaian dengan skor di bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan penilaian bahwa keterampilan

dosen dalam mengelola kelas masih dibawa rata-rata.

Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 6

di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 3 berikut:

Resmawan 4114 07 092

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

58

47.5 51.5 55.5 59.5 63.5 67.50

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

4

3

7

9

6

4

Interval Keterampilan Mengelola Kelas (X)

Gambar 3. Histogram Frekuensi Keterampilan Mengelola Kelas

b. Data Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika

Data hasil belajar mahasiswa jurusan pendidikan matematika diambil dari

nilai akhir semester berdasarkan Kartu Hasil Studi yang sesuai dengan arsip nilai

mahasiswa di jurusan Pendidikan Matematika. Secara teoritik skor minimum yang

dicapai adalah 0 dan skor maksimum adalah 4,00. Berdasarkan rentangan skor 0

sampai 4,00, diperoleh rerata teoritik sebesar 2,00.

Berdasarkan data dari 33 orang mahasiswa jurusan pendidikan

matematika, diperoleh skor minimum 2,40; skor maksimum 4,00; rerata (M)

sebesar 3,07; modul (Mo) sebesar 3,00; median (Me) sebesar 3,00; dan standar

deviasi (SD) sebesar 4,81 (Perhitungan disajikan pada lampiran 9). Berdasarkan

data hasil belajar mahasiswa tersebut, setelah diurutkan mulai dari data terkecil

hingga data terbesar dapat disajikan dalam table 7 berikut:

Resmawan 4114 07 092

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

59

Tabel 7. Tabel Frekuensi Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika

No Xi Frekuensi Absolut Persentase Relatif (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

2,40

2,50

2,60

2,80

2,90

3,00

3,10

3,20

3,40

3,50

3,70

3,80

4,00

3

1

3

4

2

7

1

3

2

2

1

2

2

9,09

3,03

9,09

12,12

6,06

21,21

3,03

9,09

6,06

6,06

3,03

6,06

6,06

Jumlah 33 100

Berdasarkan Tabel 7 nampak bahwa ada 7 orang mahasiswa atau 21,21%

memperoleh skor hasil belajar sekitar rata-rata, ada 13 orang mahasiswa atau

39,39% memperoleh skor di atas rata-rata, dan 13 orang mahasiswa atau 39,39%

memperoleh skor di bawah rata-rata.

Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 6

di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4.2. berikut:

Resmawan 4114 07 092

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

60

2.4 2.5 2.6 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.4 3.5 3.7 3.8 40

1

2

3

4

5

6

7

8

Hasil Belajar Mahasiswa (Y)

Gambar 4. Histogram Hasil Belajar Mahasiswa

4.1.2 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah pengujian normalitas galat regresi Hasil Belajar Mahasiswa (Y) atas

Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas (X). Pengujian normalitas data

menggunakan uji galat taksiran (Y-Y ) dengan menggunakan uji Lilliefors (l0)

Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut:

H0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normalH1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika L0≤ Ltabel dan tolak H0 jika

L0> Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05,

sehingga untuk n = 33 maka nilai Ltabel =

0,886

√33 = 0,1542.

Resmawan 4114 07 092

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

61

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For

Windows 2007 diperoleh L0 = 0,0569 (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran

10). Karena nilai L0 = 0,0569 < Ltabel = 0,1542 maka di simpulkan bahwa galat

regresi Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi

berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear

sederhana Y atas X dipenuhi.

Rangkuman hasil pengujian normalitas galat regresi Y atas X di sajikan

pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Galat Regresi Hasil Belajar Mahasiswa (Y) atas Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas (X)

Galat Taksiran L0

LtKesimpulan

α = 0,05

(Y - Y ) 0,0569 0,1542 Normal

4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa persyaratan analisis

korelasi dan regresi sederhana yakni pengujian normalitas data penelitian telah

dipenuhi. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini

layak menggunakan Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana. Hipotesis yang

akan diuji adalah: ” Terdapat hubungan positif antara keterampilan dosen dalam

mengelola kelas (X) dengan Hasil Belajar Mahasiswa (Y), yaitu semakin tinggi

Resmawan 4114 07 092

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

62

tingkat keterampilan dosen dalam mengelola kelas, akan semakin tinggi pula hasil

belajar yang dicapai oleh mahasiswa”.

Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data variabel

keterampilan mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa menghasilkan arah

regresi b sebesar 0,05 dan konstanta a sebesar 309,07. Dengan demikian bentuk

hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi

Y= 309,07 + 0,05X

Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan

regresi ini harus memenuhi syarat linearitas dan signifikansi regresi. Untuk

mengetahui kelinearan dan derajat signifikansi (keberartian regresi) digunakan uji

F. Dengan menggunakan bantuan program program Excel For Windows 2007

diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 9. (Perhitungan disajikan pada

lampiran 11, poin 2 dan 3).

Tabel 9. ANAVA Untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Dari Hasil Belajar Matematika atas Keterampilan dosen dalam mengelola kelas

Sumber varians

dk JK RJK FhitungFtabel

α = 0,05

Total 33 317,51 - -

Resmawan 4114 07 092

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

63

Regresi (a)

Regresi (b|

a)

Sisa

1

1

31

310,96

2,56325

3,98675

310,96

2,56325

-

19,93* 4,16

Tuna cocok

Galat

28

3

3,90675

0,08

0,1395

0,02675,2247ns 8,62

Keterangan:

dk : Derajat kebebasanJK : Jumlah KuadratRJK : Rata-rata Jumlah Kuadratns : Regresi Berbentuk linear* : Sangat signifikan

Dari tabel ANAVA di atas untuk uji signifikansi persamaan regresi

diperoleh Fh itung = 19,93 untuk taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan

dk penyebut = 31 diperoleh F (0,95 )(1,31 ) = 4,16. Dengan kriteria pengujian jika

Fh itung≥ Ftabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk)

pembilang 1 dan dk penyebut = n-2 maka regresi signifikan, dalam hal lain tidak

signifikan. Karena Fh itung= 19,93 > F tabel = 4,16, berarti persamaan regresi Y =

309,07 + 0,05X signifikan (berarti).

Kemudian untuk pengujian linearitas persamaan regresi diperoleh Fh itung

= 5,2247 untuk taraf nyata α = 0,05 dk pembilang = 28 dan dk penyebut = 3

diperoleh F (0,95 )(28,3) = 8,62. Dengan kriteria pengujian Jika Fhitung≤F tabel maka

model regresi berbentuk linear, dalam hal lain jika Fhitung>F tabel , maka model

regresi tidak berbentuk linear pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat

Resmawan 4114 07 092

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

64

kebebasan (dk) pembilang = k - 2 dan dk penyebut = n - k. Karena Fh itung = 5,2247

< F tabel = 8,62, berarti persamaan regresi Y=309,07+0,05 X berbentuk linear.

Persamaan ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor keterampilan

mengelola kelas, maka skor hasil belajar mahasiswa akan meningkat sebesar 0,05

unit pada konstanta 309,07.

Untuk uji korelasi sederhana skor keterampilan dosen dalam mengelola

kelas (X) dengan skor hasil belajar mahasiswa (Y) diperoleh nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,604491. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata berarti

(signifikan) setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan

menggunakan uji-t pada α = 0,05. Ini berarti bahwa koefisien korelasi

keterampilan dosen dalam mengelola kelas (X) dengan hasil belajar mahasiswa

(Y) adalah signifikan (análisis uji signifikansi koefisien korelasi disajikan pada

lampiran 11, poin 4 dan 6) . Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan positif antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas (X)

dengan Hasil Belajar Mahasiswa (Y) teruji kebenarannya, yaitu semakin tinggi

tingkat keterampilan dosen dalam mengelola kelas, akan semakin tinggi pula hasil

belajar yang diperoleh mahasiswa.

Pengaruh positif antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan

hasil belajar mahasiswa didukung oleh koefisien determinasi (r2) sebesar

0,365409. Hal ini berarti bahwa 36,54 % variasi yang terjadi pada hasil belajar

mahasiswa dijelaskan oleh variasi keterampilan dosen dalam mengelola kelas (X)

melalui persamaan regresi Y=309,07+0,05 X .

Resmawan 4114 07 092

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

65

Rangkuman hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi antara

keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa dan

kontribusinya disajikan pada tabel 10, serta perhitungannya disajikan pada

lampiran 11, poin 4, 5 dan 6).

Tabel 10. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Keterampilan Dosen dalam Mengelola Kelas (X) dengan Hasil Belajar

Mahasiswa (Y)

n dk r xy r2 Kontribusi(%)

t hit

t tabel

α = 0,05

33 31 0,604491 0,365409 56,15 4,224972 * 2,0395

Keterangan:

n = Jumlah Respondenr xy = Koefisien Korelasi antara Keterampilan dosen dalam mengelola kelas

dengan Hasil belajar mahasiswar2 = Koefisien Determinasi antara Keterampilan dosen dalam mengelola kelas

dengan Hasil belajar mahasiswa * = Koesifien Korelasi Signifikan (t h¿¿ = 4,224972 > t tab = 2,0395 pada

taraf nyata α = 0,05)

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya serta mengacu

pada rumusan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan positif antara

keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa

jurusan pendidikan matematika, maka diperlukan uji statistik yang akan

digunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti.

Resmawan 4114 07 092

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

66

Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi antara keterampilan

dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa adalah

Y=309,07+0,05 X . Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu

skor keterampilan dosen dalam mengelola kelas akan diikuti oleh kenaikan skor

hasil belajar mahasiswa sebesar 0,05 unit pada konstanta 309,07. Dengan kata lain

makin tinggi tingkat keterampilan dosen dalam mengelola kelas, makin tinggi

pula hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa.

Hubungan antara kedua variabel juga diperkuat dengan nilai koefisien

korelasi antara antara kedua variabel (r xy) sebesar 0,604491. Hasil perhitungan

koefisien korelasi sebesar 0,604491 ini mengindikasikan bahwa hubungan antara

keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil belajar mahasiswa adalah

hubungan positif dan kuat. Kuatnya hubungan kecemasan belajar dengan hasil

belajar mahasiswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi (r2 ) sebesar

0,365409 dengan kontribusi 36,54%. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada

sebesar 36,54 % variasi hasil belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh

keterampilan dosen dalam mengelola kelas, sedangkan 63,46 % ditentukan oleh

faktor lain, misalnya faktor eksternal seperti sarana dan prasarana belajar,

lingkungan keluarga, serta kondisi sosial ekonomi maupun faktor-faktor internal

dari mahasiswa seperti motivasi belajar, perhatian, minat, intelegensi dan

sebagainya. Hal ini diperkuat oleh pendapat Slameto (2003: 54) yang menyatakan

bahwa secara umum faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern dan

faktor ekstern. Sementara itu Ahmadi (2007: 260) mengemukakan bahwa faktor

intern meliputi faktor biologis seperti kesehatan dan cacat fisik, dan faktor

Resmawan 4114 07 092

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

67

psikologis seperti integensi, minat, bakat, dan motivasi. Adapun faktor ekstern

meliputi orang tua, suasana rumah, keadaan sosial ekonomi, serta lingkungan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Hal yang tidak dapat dihindari oleh seorang peneliti sebagai makhluk yang

jauh dari kesempurnaan adalah adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian

baik itu keterbatasan dari dalam diri peneliti sendiri maupun yang berasal dari luar

yang juga turut berpengaruh dalam pengambilan data. Walaupun dalam penelitian

ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi peneliti menyadari bahwa

dalam skripsi ini masih terdapat beberapa keterbatasan, khususnya pada instrumen

penelitian. Keterbatasan ini bukan hal yang disengajakan tetapi semata-mata

karena kemampuan peneliti dan pengaruh pihak-pihak lain yang secara langsung

maupun tidak langsung terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ini.

Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Keterbatasan instrumen penelitian, disadari peneliti karena terbatasnya

sumber yang berhasil diperoleh peneliti dalam penyusunan teori.

Keterbatasan teori secara langsung menyebabkan keterbatasan instrumen,

terutama dalam hal indikator-indikator dari keterampilan mengelola kelas.

Artinya, bila diperoleh sumber-sumber rujukan teori yang lebih banyak, akan

lebih dapat mengungkap variabel-variabel penelitian dengan baik.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya divalidasi oleh 2 orang

pakar disertai dengan arahan pembimbing, artinya bahwa semakin banyak

Resmawan 4114 07 092

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

68

pakar yang dilibatkan dalam validasi instrumen, akan turut berpengaruh

terhadap tingkat kualitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.

3. Data keterampilan mengelola kelas diperoleh melalui kuesioner/ angket

penelitian. Instrumen ini bukan merupakan satu-satunya instrumen yang

mampu mengungkap keseluruhan aspek yang diteliti meskipun telah diuji

melalui uji coba lapangan dan menghasilkan tingkat reliabilitas yang tinggi.

Salah satu hal yang tidak dapat dikontrol peneliti adalah kemauan mahasiswa

sebagai responden untuk mengungkap keadaan sebenarnya yang ditemukan

dilapangan terkait dengan keterampilan dosen dalam mengelola kelas.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Resmawan 4114 07 092

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

69

Dari hasil pengujian hipotesis penelitian, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

5.1.1 Dalam perhitungan dan hasil analisis terdapat hubungan positif dan

signifikan antara keterampilan dosen dalam mengelola kelas dengan hasil

belajar mahasiswa jurusan pendidikan matematika.

5.1.2 Koefisien determinasi sebesar 0,365409 atau 36,54%, menggambarkan

bahwa kontribusi yang diberikan oleh variabel keterampilan dosen dalam

mengelola kelas (X) terhadap hasil belajar mahasiswa (Y) adalah sebesar

36,54%

5.1.3 Dari hasil analisis dipeeroleh bahwa adanya hubungan yang positif dan

berarti (signifikan) antara partisipasi siswa terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Matematika.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti

menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

5.2.1 Sebagai tenaga pengajar yang profesional, hendaknya dosen tidak serta

merta beranggapan bahwa dalam proses pembelajaran dikelas mahasiswa

harus senantiasa berpartisipasi secara aktif, sementara dosen hanya

memberikan apa yang muncul dari partisipasi mahasiswa karena pada

dasarnya mahasiswa membutuhkan sesuatu yang lebih dari dosen serta

suasana yang menyenangkan dan kondusif selama pelaksanaan kegiatan

belajar. Oleh karena itu dosen hendaknya lebih memperhatikan bagaimana

Resmawan 4114 07 092

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

70

kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung karena hal ini akan turut

berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa.

5.2.2 Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh peneliti baik pada hasil

penelitian maupun pada pengkajian teori, maka variabel keterampilan

mengelola kelas masih membutuhkan beberapa pengkajian dan penelitian

lebih khusus dan lebih mengarah pada individu yang diteliti. Hendaknya

peneliti lain bisa mengadakan penelitian secara langsung pada dosen

terkait dengan keterampilan mengelola kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmawan 4114 07 092

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

71

Harjati, Purwiro. 2008. Keterampilan Dasar Mengajar. Internet: http://www.purjatifis.blogspot.com/. Akses: 26 Oktober 2010

Indra Munawar. 2009. Hasil Belajar (Pengertian dan Defenisi). Internet: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan definisi.html. Akses : 4 Oktober 2010

Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Mursell, J.& Nasution, S. 2008. Mengajar dengan Sukses.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Salam, Burhanuddin. 2004. Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika (Edisi VI). Bandung: Tarsito

....................... 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

……….... 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sulistyowati. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis, Tesis. Gorontalo: PPs Universitas Negeri Gorontalo.

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Wadji, Farid & Usman, Uzer. 2009. Delapan Kompetensi Dasar Mengajar. Internet:http://edukasi.kompasiana.com/2009/10/19/delapan-kompetensi-dasar-mengajar/ akses: 23 Oktober 2010.

Resmawan 4114 07 092

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN DOSEN DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

72

Winataputra, Udin. 2008. Keterampilan Dasar Mengajar. internet: http://massofa.wordpress.com/2008/01/25/ketrampilan-dasar-mengajar/ akses: 23 Okt0ber 2010

Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf  Publishing.

Resmawan 4114 07 092