pemanfaatan animasi terhadap keterampilan …
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN ANIMASI TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP AL-FATH BSD
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Adelya Cahya Pertiwi
NIM 11160130000016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
1
ABSTRAK
Adelya Cahya Pertiwi. 11160130000016. Skripsi ―Pemanfaatan Animasi Terhadap
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII A SMP
Al-Fath BSD Tahun Pelajaran 2020/2021.‖ Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih media video animasi karena untuk menarik
minat belajar, membantu peserta didik dalam mengembangkan ide dan gagasannya, serta
media video mudah dipahami oleh peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis keterampilan menulis teks laporan hasil observasi
peserta didik dengan video animasi yang digunakan oleh peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari pengamatan, wawancara, tes, dan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan berbagai aspek dalam penilaian yaitu, kualitas
isi, organisasi penulisan struktur teks laporan hasil observasi, struktur bahasa, diksi, serta
ejaan, dan tata tulis.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai rata-rata pada tes pertama yaitu 65,9,
sedangkan pada tes kedua naik menjadi 79,25. Pada tes pertama,18 peserta didik berada
pada kriteria cukup dan 2 peserta didik berada pada kriteria baik. Pada tes kedua
meningkat, 6 peserta didik mendapat skor dengan kriteria sangat baik, 7 peserta didik
dengan skor kriteria baik, dan 7 peserta didik dengan skor kriteria cukup. Maka, dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis terhadap media animasi dapat digunakan oleh guru untuk
memperbaiki nilai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Media Animasi, Teks Laporan Hasil Observasi, Deskriptif Kualitatif
2
ABSTRACT
Adelya Cahya Pertiwi. 11160130000016. Thesis ―The Use of Animation in Writing
Text Skills of Observation Reports on VII A Students of SMP Al-Fath BSD year of
learning 2020/2021.‖ Department of Indonesian Language and Literature Education,
Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Instructor: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.
The researchers chose animation videos because to attract interesting in learning, help
students in developing ideas, and video easily to understood by students. This study aims to
describe and analyze writing skills of observation report with animation videos used by
researchers.
The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection techniques
is observation, interview, test, and documentation. This research used various aspect in the
assessment is quality of content, organization of writing structure, language structure,
diction, spelling and writing system.
Students get an average on the first test is 65.9 while in the second test was an increase
to 79.25. The first test, as many as 18 students are in criteria C and 2 students in B. The
second test was increasing, 6 students got a score in criteria A, 7 students got in criteria B,
and 7 students got in criteria C. Therefore, based on the results of analysis of the writing
skill of the observation report text using animation media proved successful.
Keywords: animation media, writing text skills of observation reports, descriptive
qualitative.
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan dengan judul ―Pemanfaatan Animasi Terhadap Keterampilan Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Al-Fath BSD Tahun Pelajaran
2020/2021.‖ Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, doa, serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Novi Diah, M. Hum. selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan saran kepada penulis selama proses penulisan
skripsi.
5. Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah yang
telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama perkuliahan.
6. Kepala Sekolah SMP Al-Fath BSD yang telah memberikan izin dan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Elih Laswati, S.Pd. selaku Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Al-Fath
BSD.
8. Orang tua beserta keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa
terbaiknya kepada penulis
4
9. Teman-teman PBSI A 2016, terima kasih atas kebersamaannya selama masa
perkuliahan.
10. Teman-teman seperjuangan, Hayuk Main Yuk.
11. Teman-teman yang menemani sejak SMA, Indah Muslimah, Siti Rohmah, dan
Yunia Firda Sari.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaaat dan menambah ilmu pengetahuan pada bidang Pendidikan
Bahasa Indonesia bagi yang membacanya, khususnya di lingkungan Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 24 November 2020
Adelya Cahya Pertiwi
5
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………………i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. 1
B. 4
C. 4
D. 4
E. 5
F. 5
BAB II LANDASAN TEORETIS 6
A. 6
B. 7
C. 11
D. 13
E. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21
A. 21
B. 21
C. 21
D. 23
1. 23
2. 24
E. 27
6
1. 28
2. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 31
A. 31
1. 31
2. 31
3. 32
4. 32
B. 35
1. 35
2. 35
C. 37
1. 37
2. 39
3. 41
4. 101
BAB V PENUTUP 102
A. 102
B. 102
DAFTAR PUSTAKA 103
Lampiran 105
7
DAFTAR TABEL
2.1 Indikator Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan Bahasa Indonesia8
3.1 Wawancara Guru 26
3.2 Wawancara Peserta Didik 26
3.3 Penilaian Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Peserta Didik28
3.4 Penentuaan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat29
4.1 Daftar Guru SMP AL-Fath BSD32
4.2 Daftar Tenaga Kependidikan SMP AL-Fath BSD34
4.3 Jumlah Peserta Didik SMP AL-Fath BSD34
4.4 Sarana dan Prasarana SMP AL-Fath BSD 35
4.5 Penilaian Tes Pertama 38
4.6 Penilaian Tes Kedua 40
4.7 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Al-Fath41
4.8 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Ibrahim41
4.9 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Muhammad 41
4.10 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Danendra 41
4.11 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Carissa53
4.12 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Lumi56
4.13 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Pandega59
4.14 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Raisha62
4.15 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Daksha66
4.16 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Nasyama69
4.17 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Quaneisha72
4.18 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Melati75
4.19 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Shireen78
4.20 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Faliha81
4.21 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Alvin84
4.22 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Fattashauma 86
8
4.23 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Tegar89
4.24 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Neatcy92
4.25 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Adzka95
4.26 Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Alya 97
4.28 Nilai Tes Pertama dan Kedua 100
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Lampiran 2 : Dokumentasi
Lampiran 3 : Wawancara dengan Guru
Lampiran 4 : Wawancara dengan Peserta Didik
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 7 : Surat Keterangan Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Keteranga Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9 : Surat Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa seseorang dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Tahap pertama seseorang dalam menerima bahasa yaitu menyimak. Kegiatan
menyimak dapat dilihat ketika anak yang belum bisa berbicara tetapi bisa merespon ucapan
orangtuanya. Selanjutnya keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara bukan hanya
dilihat ketika anak sudah mahir dalam berbicara, tetapi dapat dilihat ketika anak berani
berbicara di depan umum. Hal tersebut membuktikannya memiliki keterampilan berbicara
dengan baik. Tahap berikutnya yaitu membaca. Membaca merupakan tahap yang cukup
penting dalam keterampilan berbahasa seseorang. Suatu negara dapat dilihat apakah negara
tersebut maju atau tidaknya terlihat dari minat baca masyarakatnya. Suatu bangsa yang
maju berarti memiliki minat baca yang tinggi. Tahap terakhir kemampuan berbahasa yaitu
menulis. Keterampilan menulis membutuhkan komponen-komponen berbahasa lainnya
seperti menyimak dan membaca.
Keterampilan menulis telah diajarkan di sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Keterampilan menulis harus selalu dilatih agar tulisan semakin baik.
Pelajar dilatih agar memiliki keterampilan menulis yang baik dengan berbagai tugas
menulis di sekolah, mulai dari tulisan ilmiah, hingga sastra. Keterampilan menulis adalah
suatu keterampilan yang paling sulit. Peserta didik dituntut agar dapat mahir dalam menulis
pada seluruh materi pembelajaran. Padahal, banyak sekali materi teks pembelajaran
menulis, seperti menulis deskripsi, eksposisi, naratif, dll. Namun, peserta didik harus
mempelajari semuanya. Masalah seperti ini, belum dapat dipecahkan dengan baik.
Salah satu materi pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang melatih
keterampilan menulis peserta didik yaitu teks laporan hasil observasi. Pada teks tersebut
peserta didik akan menggambarkan secara umum dan khusus dari objek yang
diobsevasikan. Kemampuan menulis teks laporan hasil observasi cukup penting untuk
dikuasai bagi peserta didik. Selain menjadi bahasan materi yang diwajibkan dalam
2
kurikulum 2013, adanya pemahaman dan keterampilan menulis teks hasil observasi
menjadikan peserta didik mampu peka terhadap suatu hal secara detail.
Teks Laporan Hasil Observasi atau yang biasa dikenal dengan teks LHO termasuk
dalam materi kelas VII semester I pada kurikulum 2013 yang menekankan pembelajaran
saintifik. Teks ini berisi laporan dari hasil kegiatan observasi atau pengamatan untuk
memperoleh data tentang suatu masalah. Teks LHO memuat klasifikasi mengenai peristiwa
atau fenomena secara umum berdasarkan kriteria tertentu. Struktur teks LHO terdiri atas
definisi umum (bagian pembuka), definisi bagian (bagian isi), dan definisi manfaat (bagian
penutup). Definisi umum berisi pengertian suatu yang dibahas. Definisi bagian berisi
gambaran tentang suatu hal secara terperinci. Definisi manfaat berisi manfaat atau
keguanaan dari sesuatu yang dibahas.
Peserta didik akan mengobservasi secara objektif dan menuliskan hasil observasinya ke
dalam bentuk laporan. Dalam pembuatan teks LHO tidak jarang peserta didik mengalami
kesulitan. Salah satunya yaitu, peserta didik sulit untuk memulai dan mengembangkan ide
atau gagasannya ke dalam tulisannya. Jika kondisi seperti itu terjadi, maka proses
pembelajaran menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran dapat
menarik peserta didik dengan harapan peserta didik tidak hanya memahami materi saja,
tetapi dapat memproduksi tulisan yang baik pada teks LHO yang dibuatnya.
Penggunaan media pembelajaran dapat mempengaruhi tercapainya kemampuan peserta
didik dalam memahami materi pelajaran. Pendidik harus memilih media yang tepat agar
proses pembelajaran Bahasa Indonesia tercapai. Perkembangan teknologi yang pesat dapat
membuat pendidik dengan mudah mencari media pembelajaran. Hal ini dibantu dengan
adanya internet yang mendukung pendidik dalam mencari, memilih, mengolah, mengelola,
serta menampilkan media pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan diajarkannya.
Salah satu media pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi yaitu animasi.
Video animasi merupakan media yang cukup kompleks, karena perpaduan antara teks,
grafik, animasi, dan audio bergabung menjadi satu video, sehingga peserta didik terhibur
dan tidak jenuh. Video animasi dalam penelitian ini yaitu bertema ―Rokok‖ yang
dipublikasikan di saluran Youtube ―Yunita Anggraini‖ pada 2 Januari 2017. Video tersebut
3
merupakan iklan layanan masyarakat yang berbentuk motion graphic atau animasi yang
mengandung informasi berupa data dan fakta tentang rokok. Peneliti mengambil tema ini
karena peserta didik kelas VII merupakan peserta didik yang akan memulai masa remaja.
Pada prosesnya, mereka selalu ingin mencoba hal yang baru dan mereka akan mencontoh
orang-orang terdekatnya, misalnya keluarga yang merokok. Oleh karena itu, peneliti ingin
memberikan edukasi kepada peserta didik bahwa rokok merugikan bagi kesehatan manusia
karena terdapat zat-zat beracun yang mematikan. Selain itu, diharapkan dengan
menggunakan media video animasi ini, peserta didik dapat fokus belajar dan mampu
mengembangkan sebuah ide atau gagasannya ke dalam tulisannya.
Pembelajaran teks LHO dengan menggunakan media animasi telah dibuktikan berhasil
oleh peneliti. Media animasi dapat membantu peserta didik fokus belajar sehingga peserta
didik dapat memproduksi teks LHO dengan cukup baik. Selain itu, peserta didik juga
merasa senang dengan video animasi yang ditayangkan peneliti. Hal ini dapat dibuktikan
melalui hasil wawancara peneliti dengan peserta didik setelah tes berlangsung.
Kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan di sekolah, sekarang telah mengalami
perubahan karena kondisi yang tidak memungkinkan peserta didik belajar di kelas. Kondisi
seperti ini sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran Corona virus
disease (Covid-19). Sejak penyebaran Covid-19 semakin meluas, sektor pendidikan hampir
di seluruh dunia ditutup sementara. Namun, pembelajaran harus tetap berjalan yaitu dengan
memanfaatkan teknologi digital dan internet.
Di Indonesia, Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020
tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah untuk mencegah penyebaran
Covid-19. Di tengah pandemi ini, kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun
perguruan tinggi dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran jarak jauh dibagi menjadi dua yaitu, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan
(daring) dan luar jaringan (luring). Oleh karena itu, pada masa pandemi ini, penelitian akan
dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring) yang memungkinkan
peserta didik tetap berada di rumah.
4
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berjudul ―Pemanfaatan Animasi
Terhadap Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas
VII A SMP Al-Fath BSD Tahun Pelajaran 2020/2021‖. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat perbedaan hasil keterampilan menulis peserta didik dalam pembelajaran menulis
teks LHO dengan memanfaatkan dan tidak memanfaatkan media animasi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis mengidenfikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Peserta didik kurang berminat terhadap keterampilan menulis.
2. Peserta didik sulit mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam teks laporan hasil
observasi.
3. Guru dapat menggunakan media pembelajaran animasi agar pembelajaran berjalan
efektif.
4. Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 dilakukan agar mencegah
penularan semakin meluas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikaasi masalah yang telah dikemukakan, masalah yang muncul
sangat beragam sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar
pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu, permasalahan yang diteliti
difokuskan pada ―Pemanfaatan Animasi Terhadap Keterampilan Menulis Teks Laporan
Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII A SMP Al-Fath BSD Tahun Pelajaran
2020/2021‖ dengan memperhatikan struktur dan unsur kebahasaannya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Pemanfaatan Media Animasi Terhadap Keterampilan
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII A SMP Al-Fath BSD
Tahun Pelajaran 2020/2021 ?
5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan dan menganalisis Pemanfaatan Animasi Terhadap Keterampilan Menulis
Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Al-Fath BSD Tahun
Pelajaran 2020/2021.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis
kepada pihak yang terkait, di antaranya:
1. Secara Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian
pembelajaran teks laporan hasil observasi terutama di bidang keterampilan menulis.
Selain itu dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca
mengenai pemanfaatan media video animasi sebagai media pembelajaran Bahasa
Indonesia agar peserta didik berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran.
2. Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini memiliki maanfaat sebagai berikut:
a. Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dalam memilih media
pembelajaran yang tepat dan memperoleh metode yang lebih efektif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum.
b. Peserta didik
1) Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam teks laporan hasil observasi.
2) Penelitian ini diharapkan memberikan stimulus pada peserta didik agar
tujuan pembelajaran tercapai.
c. Peneliti lainnya
6
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Hakikat Keterampilan Menulis
1. Definisi Keterampilan Menulis
Menulis menurut Tarigan merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu.1
Dalman mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur yaitu:
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.2 Henson
berpendapat, ―Writing is to clarify ideas, explore new areas, contribute to the knowledge
base, and foster professional relationship."3 Artinya menulis bertujuan untuk memperjelas
ide, menjelajahi bidang-bidang baru, memberikan kontribusi kepada ilmu pengetahuan, dan
membina hubungan professional. Jadi, menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang
menggambarkan lambang-lambang grafik suatu bahasa untuk menghasilkan tulisan yang
bermakna dan kreatif.
2. Menulis sebagai Proses
Kegiatan menulis memiliki tiga fase yaitu, prapenulisan, penulisam, dan
pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mempersiapkan sebuah tulisan. Di dalamnya terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan,
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2018).,
h.22. 2 Dalman, H., Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012)., h.3.
3 Tonette S. Rocco dan Tim Hatcher. The Handbook of Scholarly Writing and Publishing. (San Francisco:
Jossey-Bass, 2011), h.4.
7
dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka karangan.
Berdasarkan kerangka karangan kemudian dilakukan pengembangan butir demi butir atau
ide demi ide ke dalam sebuah tulisan yang runtut, logis, dan enak dibaca. Itulah fase
penulisan. Selanjutnya, ketika buram (draf) karangan selesai, dilakukan penyuntingan dan
perbaikan. Itulah pascapenulisan, yang mungkin dilakukan berkali-kali untuk memperoleh
sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya.4
Pada prinsipnya, fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir juga dapat menolong kita berpikir kritis, juga dapat memudahkan kita merasakan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau presepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.5
Terdapat empat tujuan menulis yaitu: 1) wacana informatif untuk memberitahukan; 2)
wacana persuasif untuk meyakinkan; 3) tulisan literer untuk mengihibur yang mengandung
tujuan keindahan; 4) wacana ekspresif untuk mengekspresikan.
Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini, di
antaranya adalah:
a. Peningkatan kecerdasan
b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas
c. Penumbuhan keberanian
d. Pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi6
B. Hakikat Teks Laporan Hasil Observasi
1. Definisi Teks Laporan Hasil Observasi
Observasi merupakan suatu model atau bentuk kegiatan dalam penelitian. Istilah
observasi digunakan untuk kegiatan mengamati atau memperhatikan secara akurat,
4 Dalman, H., Op.Cit., h.7 – 8.
5 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h.22 – 23.
6 Dalman, H., Op.Cit., h.6.
8
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam
fenomena tersebut.7
Teks laporan observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh
melalui pengamatan. Melalui teks ini pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan atau
wawasan, bukan hasil imajinasi.8 Jadi, teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi
informasi yang memuat klasifikasi mengenai jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Teks LHO memaparkan hasil observasi secara sistematik, objektif dan berdasarkan fakta
yang didapat. Teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat
klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks hasil observasi
ini mendeskripsikan bentuk, ciri, atau sifat umum dari suatu objek.
Adapun dalam posisinya sebagai suatu laporan, baik yang menjelaskan kegiatan,
perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya, teks tersebut
berfungsi sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas suatu kegiatan yang
dilaksanakan penulisnya Laporan observasi dapat memberikan kondisi nyata tentang objek
yang diobservasikan dapat dipahami secara jelas dan terperinci.9
Berikut ini merupakan indikator kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang SMP.10
Tabel 2.1
Indikator kompetensi pengetahuan dan keterampilan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di jenjang SMP
Jenis Teks Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.2. Membedakan teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek melalui lisan ataupun
3.2.1 Mengidentifikasi
perbedaan teks hasil observasi
dengan teks deskripsi dilihat dari
7 Uti Darmawati, Ragam Teks: Pengetahuan dan Penerapan, (Yogyakarta: PT Intan Pariwara, 2018).,
h.11. 8 Engkos Kosasih, Jenis-Jenis Teks: Dalam Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK, (Jakarta: Erlangga, 2013).,
h.49. 9 Ibid., h.44 – 45
10 Endah Tri Priyatni, Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)., h.60 – 61.
9
Laporan
Hasil
Observasi
tulisan. tujuan sosialnnya.
3.2.2 Mengidentifikasi
perbedaan teks hasil observasi
dengan teks deskripsi dilihat dari
struktur isi dan ciri bahasanya.
4.2 Menyusun teks hasil
observasi tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek sesuai dengan
karakteristik teks yang akan
dibuat, baik melalui lisan
ataupun tulisan.
4.2.1 Menulis judul teks hasil
observasi sesuai dengan objek
yang diamati.
4.2.2 Menulis definisi atau
klasifikasi umum selaras dengan
objek yang dideskripsikan.
4.2.3 Menulis deskripsi
manfaat dari objek yang diamati.
3.3 Mengklasifikasi teks hasil
observasi baik melalui lisan
maupun tulisan
3.3.1 Menentukan isi (hal yang
dideskripsikan) dalam teks hasil
observasi.
3.3.2 Menentukan kategori teks
berdasarkan isi/hal yang
dideskripsikan.
4.3 Menelaah dan merevisi teks
hasil observasi baik secara lisan
maupun tulisan.
4.3.1Mendeskripsikan
kelengkapan teks laporan hasil
observasi dilihat dari struktur
isinya.
4.3.2 Mendeskripsikan
keakuratan aspek/hal yang
dideskripsikan / dilaporkan.
4.3.3 Mendeskripsikan
kesesuaian antara judul dan isi.
4.3.4 Mendeskripsikan
kebenaran teks dari aspek
penggunaan bahasa.
4.3.5 Merevisi teks sesuai
dengan hasil telaah
2. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Dalam teks LHO terdapat 4 struktur yaitu:
10
a) Definisi umum, menjelaskan objek yang diobsevasi, baik itu tentang
karakteristik, keberadaan, kebiasaan, pengelompokan, dan berbagai aspek
lainnya.
b) Definisi bagian, menjelaskan aspek-aspek tertentu dari objek yang diobservasi
secara terperinci, dilengkapi dengan data hasil observasi serta pendapat penulis.
c) Definisi manfaat menjelaskan kegunaan dari paparan tema yang dinyatakan
sebelumnya.11
3. Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi juga memiliki kekhasan dari bahasa yang digunakan.
Dilihat dari segi kebahasaannya, teks laporan hasil observasi memiliki ciri berikut:
a) Biasanya menggunakan nomina/kata benda untuk menginformasikan sesuai
sesuatu yang diamati.
b) Menggunakan kata sifat/keadaan untuk mendeskripsikan sesuatu/benda yang
diamati. (contohnya: pakaian yang berlapis-lapis dan sangat tebal)
c) Menggunakan kata kerja aksi untuk menjelaskan perilaku. (contoh:
memakannya mentah-mentah)
d) Menggunakan istilah-istilah teknis.
e) Menggunakan kata konkret sesuai fakta.12
4. Langkah-langkah menyusun teks laporan hasil observasi
a) Memilih objek pengamatan
Objek pengamatan dapat berupa peristiwa, benda, atau hal lain.
b) Mengumpulkan data dengan pengamatan objek dan wawancara
Untuk menyusun laporan, diperlukan data. Data diperoleh melalui dua cara,
yaitu dengan pengamatan langsung terhadap objek yang dipilih dan/atau
melalui wawancara dengan narasumber yang memahami objek yang diamati
tersebut.
11
Engkos Kosasih, Op.Cit., h.47. 12
Endah Tri Priyatni, Op.Cit., h.77.
11
c) Menyusun klasifikasi umum/definisi bagian dan deskripsi tiap-tiap bagian
Data-data yang telah diperoleh selanjutnya dipilih dan dikelompokan
berdasarkan kebutuhan. Data mana yang merupakan bagian definisi umum dan
data mana yang merupakan deskripsi bagian.
d) Menjabarkan data
Data-data yang telah dikelompokkan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
kalimat pokok dan kalimat penjelas.
e) Menentukan judul
Jika teks telah tersusun, tugas akhir adalah menentukan judul. Judul tentu saja
harus mencerminkan isi. Selain itu, judul sebaiknya dapat menarik minat orang
untuk membaca.13
Apabila diamati dengan seksama, ada persamaan antara teks deskripsi dengan teks
laporan hasil observasi. Kedua teks tersebut termasuk dalam genre faktual yang bertujuan
melaporkan hasil pengamatan terhadap sesuatu. Jika laporan pengamatannya bersifat umum
dan deskripsinya tidak dibubuhi dengan respon dari penulis maka teks tersebut kategori
teks deskripsi. Akan tetapi, apabila laporan hasilnya bersifat khusus, bertujuan mengajuk
emosi pembaca seolah-seolah merasakan, melihat, atau mendengar apa yang dideskripsikan
penulis, maka teks tersebut dikategorikan sebagai teks laporan hasil observasi.14
C. Hakikat Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‗tengah‘,
‗perantara‘ atau ‗pengantar‘. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau mengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.15
Dalam dunia pendidikan, media merupakan
13
Budi Waluyo, Bahasa dan Sastra Indonesia 1:untuk Kelas VII SMP dan MTs, (Solo: PT Tiga
Serangkai Mandiri, 2014)., h.22 14
Endah Tri Priyatni, Op.Cit., h.77 – 78. 15
Azhar Arsyad dan Asfah Rahman, Media Pembelajaran, (Jakarta, Rajawali Press, 2011), Cet.14, h.3.
12
sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audien (siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.16
Jadi media pembelajaran adalah suatu perantara yang membawa pesan dari suatu sumber
yang berisi informasi yang dapat merangsang pikiran agar terjadinya proses belajar.
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio
visual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus
disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru
yang bersangkutan, dan sebagainya.17
2. Video sebagai Media Audiovisual
Media audio visual (AVA) adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang
dapat dilihat, didengar, dan yang dapat dilihat dan didengar.18
Pemilihan media pembelajaran harus secara cermat dan sistematis. Hal ini agar proses
pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan efisien. Pada era modern penggunaan video
cukup populer untuk dijadikan sebagai media pembelajaran oleh pendidik, salah satunya
yaitu animasi. Video animasi merupakan bentuk media yang kompleks, karena dalam
animasi terdapat teks, grafik atau gambar yang diisi oleh suara pendidik dapat membuatnya
atau mengunduh dari berbagai situs daring. Animasi dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran, Punit menyatakan bahwa ―Animation isn’t simply the motion of few
character on screen however it’s additionally a good medium to from folks perceive the
message, particular young children … animations to assist learners perceive and bear in
mind data has greatly inflated since the appearance of powerfull graphic-oriented
16
Ibid., h.4. 17
Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, (Depok:
Nufa Citra Madiri, 2014)., h. 94. 18 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h.97 – 98.
13
computers and animation creating code.‖ 19
Menurutnya, animasi bukan hanya gerakan
beberapa karakter di layar, tetapi juga media yan baik untuk membuat seseorang menerima
pesan, terutama anak-anak. Animasi membantu peserta didik meningkatkan pemahaman
dan daya ingat data sejak kemuncuan dari kekuatan orientasi grafik komputer dan
pembuatan kode animasi.
Penggunakan media video animasi bertujuan untuk menyajikan informasi dalam
bentuk yang menyenangkan, menarik, dan mudah dimengerti karena telinga dan mata
digunakan utnuk menyerap informasi yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu,
pendidik di zaman sekarang akan menggunakan media video dalam membantu
pembelajaran baik di kelas maupun di lokasi berbeda (dengan pendidik). Berikut adalah
kelebihan dan keterbatasan video.
a. Kelebihan yang terdapat pada video.
1) Video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran, video menyajikan
gambar bergerak kepada siswa disamping suara yang menyertainya.
2) Video dapat menampilkan suatu fenomena yang suit untuk dilihat secara nyata.20
b. Kekurangan yang terdapat pada video.
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan.
2) Komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk
umpan balik yang lain.
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.21
D. Pendidikan Jarak Jauh
1. Definisi Pendidikan Jarak Jauh
Perkembangan dunia ini telah menumbuhkan keperluan terhadap digunakannya
pendekatan pendidikan lain, disamping pendekatan pendidikan konvensional tatap muka.
19
Punit Kumar Bopche, Animation: A Learning Tool, Tesis, Rourkela: National Institute of Technology,
2015, h.1, http://www.core.ac.uk diakses pada 1 Juli 2020 pukul 20.26 WIB. 20
Daryanto, Model Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011), h.79. 21
Arief S. Sadirman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT
Raja Grafinfo Persada, 2007), h.75.
14
Pendidikan lain itu adalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang pada mulanya, awal tahun
1990-an hanya dikenal dengan satu nama, yaitu pendidikan korespondensi.22
Peraturan
Kemdikbud nomor 24 tahun 2012 pendidikan jarak jauh yang selanjutnya disebut PJJ
adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya
menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, dan
media lain.23
Jadi, pendidikan jarak jauh adalah sistem pendidikan yang pendidik dan peserta
didiknya berada ditempat yang terpisah dan waktu yang mungkin berbeda yang
memungkinkan pembelajaran menggunakan teknologi dan media tanpa mengurangi peran
pengajaran.
Sejalan dengan perkembangan mutakhir dalam bidang teknologi komunikasi dan
informasi, beberapa istilah baru banyak dipergunakan seperti, belajar elektronik (e-
learning), belajar berbasis jaringan internet dan atau intranet, belajar maya (virtual
learning), online learning, belajar secara fleksibel (flexible learning), belajar sambil
bergerak (mobile learning), hybrid learning, dan blended learning.24
Setiap istilah tersebut
memiliki kesamaan dalam metode yang digunakan, yaitu pengajar menyampaikan materi
kepada peserta didik yang terhubung melalui teknologi dan media karena jarak yang
berjauhan.
Para ahli dan praktisi PJJ senantiasa berupaya menerapkan pengalaman dalam bidang
penggunaan teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas, efektivitas, dan efisiensi PJJ.25
Peran teknologi dalam PJJ sangat penting dan menonjol. Hal ini karena karakteristik PJJ
yang secara khusus menghendaki fungsi media dalam pembelajaran, Pengajar dan peserta
didik dihubungkan dengan teknologi dan pengajar membutuhkan media yang dapat
diandalkan dalam PJJ.
22
M. Atwi Suparman, Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan Jarak Jauh: Solusi untuk Kualitas dan
Aksebilitas Pendidikan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h.42. 23
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ―Penyelenggaraan Pendidikan
Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi‖, http://jdih.kemdikbud .go.id., diunduh pada 28 Juli 2020 pukul 16.24
WIB. 24
M. Atwi Suparman, Op.Cit., h.44. 25 Ibid., h.153.
15
2. Ciri Pokok Pendidikan Jarak Jauh
Menurut Keegan, terdapat enam komponen yang menjadi ciri pokok PJJ sebagai
berikut:
a. Keterpisahan secara semi atau permanen antara pengajar dan peserta didik
sepanjang proses pembelajaran, yang membedakan PJJ dengan pendidikan tatap
muka
b. Ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan sejak perencanaan dan persiapan
bahan ajar, sampai pemberian layanan kepada peserta didik yang membedakannya
dengan studi pribadi
c. Penggunaan media teknis: cetak, audio, video, dan atau komputer untuk
menyatukan pengajar dan peserta didik sekaligus membawa isi pendidikan
d. Penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat menarik manfaat
darinya dan bahkan dapat mengambil inisiatif dialog
e. Kemungkinan penemuan sekali-kali untuk keperluan pengajaran dan sosialisasi
f. Partisipasi dalam bentuk industrilisasi pendidikan dilihat dari berbagai subsistem
PJJ, seperti produksi dan reproduksi bahan ajar, dan pengiriman bahan ajar atau
transfer isi pendidikan.26
3. Kelebihan dan Keterbatasan Pendidikan Jarak Jauh
Kelebihan online learning dalam PJJ sebagai berikut.
a. Bila akses sangat terbuka dan peserta didik mempunyai komputer yang
berkualifikasi baik serta tersedia koneksi internet yang memadai, maka
pembelajaran melalui online dapat terserdia bagi peserta didik di seluruh dunia.
b. Sistem interaksi asynchronous tersedia dalam 24 jam sehari bagi peserta didik
tanpa hambatan dan perbedaan zona waktu.
c. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.
d. Bahan pembelajaran tersedia di semua sistem berbasis web
26
M. Atwi Suparman, Op.Cit., h.54.
16
e. Internet dapat memberikan layanan lingkungan belajar yang bersifat student-
centered
f. Peserta didik menjadi terampil dalam menggunakan sumber belajar melalui
internet27
Keterbatasan online learning dalam PJJ sebagai berikut.
a. Untuk daerah pedesaan dan kawasan ekonomi lemah, penggunaan internet
berkontribusi terhadap kesenjangan yang lebih luas
b. Bahan kuliah online mungkin sebagian besar masih berbasis teknologi bukan
berbasis materi dan prinsip pembelajaran
c. Bahan berbasis internet didesain dengan baik membutuhkan tenaga kerja yang
intensif, waktu yang lama, tenaga yang banyak, dan biaya yang besar
d. Cukup banyak pengajar yang mempunyai kesulitan dalam menyesuaikan diri
dengan model pembelajaran learner-centered
e. Pembelajar online mempersyaratkan peserta didik lebih bertanggung jawab untuk
proses dan kemajuan belajarnya sendiri28
E. Penelitian Relevan
Penelitian mengenai kemampuan menulis teks LHO telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian pada jurnal Eka Pratiwi
Farouq pada tahun 2017 di Prosiding Seminar Nasional II dengan judul ―Efektivitas Media
Pembelajaran Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 6 Wajo.‖29
Persamaan penelitian ini dengan penelitian
saya yaitu terletak pada subjek penelitian yang memakai media audio visual dalam menulis
teks laporan hasil observasi (LHO). Media audiovisual yang saya pakai yaitu motion
graphic iklan layanan masyarakan yang berjudul ―Rokok‖ yang menampilkan informasi,
data, fakta tentang rokok, sedangkan pada penelitian Eka, tidak disebutkan tema pada video
27
M. Atwi Suparman, Op.Cit., h.128 – 129 28
Ibid., h.130 – 131. 29
Eka Pratiwi Farouq, ―Efektivitas Media Pembelajaran Audio visual dalam Pembelajaran Menulis Teks
Laporan Hasil Observasi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 6 Wajo‖ (Semarang: Universitas PGRI
Semarang, 2017), https://prosiding.upgris.ac.id/index.php/, diakses pada 11 Juli 2020 pukul 14.14 WIB.
17
tersebut. Selain itu, Eka menggunakan metode penelitian eksperimen, sedangkan penelitian
saya menggunakan kualitatif.
Simpulan yang dihasilkan pada penelitian Eka yaitu; 1) sebelum menggunakan media
audiovisual, kemampuan menulis teks LHO peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Wajo
belum mencapai kriteria karena frekuensi hanya 8 peserta didik yang memperoleh 70 ke
atas dengan nilai rata-rata 59,90. 2) setelah menggunakan media audiovisual, kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi peserta didik kelas X SMA Negeri 6 Wajo telah
mencapai kriteria kemampuan menulis teks laporan hasil observasi yaitu frekuensi 24 orang
(77,42%) yang memperoleh nilai 70 ke atas dengan nilai rata-rata 80. 3) media audiovisual
efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi kelas X SMA
Negeri 6 Wajo.
Penelitian yang relevan kedua yaitu artikel yang ditulis oleh Elfira Yanesti pada tahun
2015. Penelitian tersebut berjudul ―Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Padang dengan Menggunakan Media Audio Visual.‖30
Penelitian Elfira Yanesti memiliki kesamaan dengan penelian saya yaitu menggunakan
keterampilan menulis teks LHO dan memakai media audio visual. Media audio visual yang
saya pakai yaitu animasi sedangkan pada penelitian Elfira tidak disebutkan. Perbedaan
penelitian saya dengan penelitian Elfira terletak pada metodologi penelitian. Saya memakai
metodologi penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan penelitian Elfira memakai kuantitatif
deskriptif. Penelitian ini memiliki simpulan yaitu, hasil menulis teks laporan hasil observasi
siswa kelas VII SMP Negeri 17 Padang dengan menggunakan media audio visual diperoleh
hasil gabungan keempat indicator tergolong baik dalam rentang 76% – 84%.
Penelitian selanjutnya yaitu, skripsi Azizi pada tahun 2017 dengan judul ―Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Obsrvasi dengan Menggunakan Strategi
30
Elfira Yanesti, ―Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 17
Padang dengan Menggunakan Media Audio Visual‖, (Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat, 2015),
https://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id, diakses pada 8 Agustus 2020 pukul 15.08 WIB.
18
Pemodelan pada Peserta Didik Kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta.‖31
Judul penelitian
tersebut memiliki kesamaan dengan judul penelitian saya yang terletak pada subjek
penelitiannya yaitu keterampilan menulis teks laporan hasil observasi. Namun, pada
penelitian saya menggunakan media pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil
kemampuan menulis teks LHO, sedangkan pada skripsi Azizi menekankan pemakaian
strategi belajar pemodelan sebagai hasil peningkatan menulis teks LHO.
Hasil yang didapat dalam skripsi ini terdapat 3 poin, yaitu: 1) peningkatan proses yang
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu antusiasme peserta didik, keaktifan, dan perhatian
peserta didik. Secara proses, setelah diberi tindakan menggunakan strategi pemodelan
motivasi peserta didik meningkat, dilihat dari perhatian dan reskon peserta didik yang
memperhatian materi pembelajaran menulis LHO. 2) peningkatan produk yang dapat
dilihat dari beberapa aspek yaitu kualitas isi, organisasi penulisan, ejaan dan tata tulis. 3)
rencana tindak lanjut. Penelitian ini ditindak lanjuti sebagai berikut, (a) strategi pemodelan
ini dapat digunaan sebagai salah satu alternatif dalam penggunaan strategi pembelajaran
dalam menulis teks LHO. (b) guru mata pelajaran bahasa Indonesia akan menerapkan
strategi pemodelan dalam pembelajaran menulis teks LHO.
Penelitian yang relevan lainnya yaitu skripsi yang ditulis oleh Siti Nurafifah,
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pada tahun 2014, dengan judul ―Penggunaan Media Audio Visual Dalam
Pembelajaran Menulis Teks Iklan Siswa Kelas VIII-6 SMPN 87 Jakarta‖. Persamaan antara
penelitian penulis dengan penelitian Siti Nurafifah yaitu dengan menggunakan media audio
visual dengan metode kualitatif. Namun, dalam penelitian saya materi pembelajarannya
adalah keterampilan menulis teks LHO, sedangkan Siti Nurafifah dengan materi teks
iklan.32
31 Azizi, ―Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Obsrvasi dengan Menggunakan Strategi
Pemodelan pada Peserta Didik Kelas VII C SMP Negeri 15 Yogyakarta‖, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), https://core.ac.uk.pdfPDF, diakses pada 11 Juli 2020 pukul 14.25 WIB. 32
Siti Nurafifah, ―Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis Teks Iklan Siswa Kelas
VIII-6 SMPN 87 Jakarta‖, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), https://repository.uinjkt.ac.id,
diakses pada pada 11 Juli 2020 pukul 15.12 WIB.
19
Simpulan dari penelitian Siti Nurafifah yaitu pembelajaran menulis teks iklan
berbentuk poster dengan menggunakan media audio visual pada peserta didik kelas VIII-6
SMP Negeri 87 Jakarta terbukti berhasil. Jumlah peserta didik yang belum mencapai KKM
pada teks kedua lebih sedikit dibandingan tes pertama. Nilai rata-rata pada tes pertama
belum berhasil mencapai KKM yaitu sebesar 7,1 sedangkan pada tes kedua naik menjadi
8,1. Aspek penilaian yang sangat mencolok mengalami perubahan adalah aspek
ketertarikan gambar.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Fath BSD yang bertempat di Jalan Lengkong
Gudang Timur Raya, RT. 002 RW 024 No. 24, Lengkong Gudang Timur, Kec. Serpong,
Kota Tangerang Selatan, Banten. Waktu pengambilan data dilakukan pada 27 Juli – 31 Juli
2020. Waktu penelitian skripsi ini dilaksanakan mulai 20 Juli – 10 November 2020.
B. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu popuasi dari keseluruhan peserta
didik kelas VII SMP Al-Fath BSD yaitu 58 peserta didik. Kemudian, sampel yang diambil
adalah peserta didik kelas VII A sebanyak 20 peserta didik. Hal ini merupakan rekomendasi
guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena hanya kelas VII A yang memiliki peserta
didik terbanyak, yaitu 20 peserta didik.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.33
Marilyn Lichtman menyatakan bahwa penelitian kualitatif yaitu ―about the systematic
investigation of social phenomena and human behavior and interaction. They involve more
than just obtaining test score. They involve careful and listening to people in their natural
settings. ‖34
yaitu tentang penyelidikan sistematis fenomena sosial, perilaku manusia, dan
33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2016), h.15. 34
Marlyn Lichtman, Qualitative Research in Education: A User Guide, (United States: Sage Publication,
2013), 3rd
ed, h.4.
22
interaksi. Mereka melibatkan lebih dari sekadar memperoleh nilai ujian. Merka melibatkan
kehati-hatian dan mendengarkan orang-orang di lingkungan alamai mereka.
Penelitian kualitatif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi
pemikiran dan interprtasi terhadap gejala yang diamati serta utuh (holistik) karena setiap
aspek dari objek itu mempunyai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.35
sedangkan,
penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.36
Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik
yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistemik/menyeluruh dan
sistematis.37
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti
secara tepat.38
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, yang dimaksud dengan ‗kualitatif‘
adalah datanya. Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau kata
sifat.39
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yaitu, metode penelitian kualitatif dilakukan
secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara berhati-hati
(dengan cermat) apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen
yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.40
Pendekatan yang tepat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif, atau yang biasa dikenal dengan penelitian deskriptif kualitatif.
Jadi, deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang memandang objek sebagai sesuatu yang
dinamis yang dilakukan secara alamiah dan data yang terkumpul akan dideskripsikan
dengan bentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
35 Sugiyono, Op.Cit., h. 17.
36 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2018), Cet.17, h.157. 37
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet.9, h.36 – 37. 38
Sukardi, Op.Cit., 39
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h.21. 40
Sugiyono, Op.Cit., h. 22.
23
Penggunaan pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk mengungkap penilaian yang
dilakukan oleh guru, maka dari itu diperlukan pengamatan yang mendalam. Selain itu,
dapat menemukan perubahan tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian terhadap
pembelajaran seperti, persespsi, motivasi, minat, mengembangkan ide, dan lain-lain.
Dengan demikian, penggunaan pendekatan ini dimaksudkan agar data berupa keterampilan
menulis teks laporan hasil observasi pada peserta didik kelas VII SMP Al-Fath BSD
digambarkan secara objektif dan apa adanya berdasarkan apa yang peneliti dapatkan.
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dibutuhkan teknik
pengumpulan data. Prosedur pengumpulan data penelitian menggunakan dua jenis data,
yang dapat digolongkan sebaai berikut.
1. Data Primer
Data primer meliputi tes keterampilan menulis teks laporan hasil observasi peserta
didik. Tes merupakan suatu bentuk pengukuran dan tes hanyalah suatu cara untuk
mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan) tentang peserta
didik.41
Tes umumnya untuk mengukur tingkat penguasaan dan kemampuan peserta
didik secara individual dalam cakupan dan ilmu pengetahuan yang telah ditentukan oleh
pendidik.42
Tes tentu memiliki kriteria yaitu reliabel dan validitas. Tes dapat dikatakan reliabel
apabila tes tersebut berdasarkan kemampuan subjek penelitian yang sesungguhnya. Cara
yang dilakukan peneliti dalam menentukan reliabilitas tes yaitu dengan melakukan tes
sebanyak dua kali, yaitu tes ke-1 dan tes ke-2 dengan cara mengorelasikan hasi tes
pertama dan kedua pada subjek penelitian yang sama. Kedua tes tersebut dilakukan
secara tertulis.
Tes pertama bertujuan untuk mengtahui kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi sebelum memanfaatkan media audio visual yang berupa video animasi.
41
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi: Edisi Kedua,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016), h.123. 42
Sukardi, Op.Cit., h.139.
24
Kemudian, pada tes kedua bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi setelah memanfaatkan media audio visual yang berupa video
animasi. Hasil dari tes ini diharapkan peserta didik mampu mengeksplor kemampuannya
dan mengembangkan ide dalam menulis. Selain itu, tes dapat memberikan informasi
kepada peneliti mengenai kemampuan peserta didik dalam menulis teks laporan hasil
observasi sebelum dan sesudah penggunaan media audio visual. Kemudian validitas tes
sebagai instrumen pengumpulan data dikatakan valid apabila tes tersebut bersifat sahih
dan yang diteliti sesuai dengan variabel penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dari nontes yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Observasi
Nasution dalam Sugiiyono menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Sedangkan Marshall menyatakan bahwa ―through observation, the
reasercher learn about behavior and the meaning attached to those behavior‖. Melalui
observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.43
Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengamati objek secara cermat dan terencana. Objek yang dimaksud, dapat berwujud
orang (misalnya peserta didik), kegiatan, keadaan, benda, dan lain-lain.44
Jadi,
observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi yang dilakukan peneliti yaitu secara daring. Hal ini karena kondisi yang
tidak memungkinkan peneliti melakukan observasi secara langsung, karena mengikuti
imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah demi menekan penyebaran Covid-19.
Selain itu, pembelajaran di sekolah dilakukan dengan PJJ. Proses pembelajaran Bahasa
43 Sugiyono, Op.Cit., h. 310
44 Burhan Nurgiyantoro, Op.Cit., h.111.
25
Indonesia dalam materi menulis teks laporan hasil observasi dilakukan secara daring
dengan menggunakan aplikasi Zoom.
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi dalam rangka penelitian
kualitatif, sehingga konteksnya alamiah atau apa adanya, yaitu dengan cara mengikuti
setiap proses pembelajaran di kelas dan bergabung pada ruang kelas di Zoom.
Hal yang diamati oleh peneliti adalah mengenai cara belajar peserta didik, dengan
cara penyampaian materi serta media yang digunakan oleh peneliti. Alat bantu yang
digunakan berupa lembar observasi aktivitas belajar peserta didik pada saat materi
menulis teks laporan hasil observasi. Selain itu, peneliti juga Selain itu, peneliti juga
menangkap layar (screenshoot) untuk dokumentasi.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi dari responden (peserta didik, orang yang diwawancarai) dengan melakukan
tanya jawab sepihak. Artinya, dalam kegiatan wawancara itu pertanyaan hanya berasal
dari pihak pewawancara, sedangkan responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan
saja.45
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya kecil/sedikit.46
Jadi, wawancara merupakan suatu cara untuk
mendapatkan informasi lebih mendalam dari responden dengan melakukan tanya jawab
lisan dengan dua orang atau lebih.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada pendidik dan peserta
didik kelas VII. Peneliti melakukan teknik wawancara semiterstruktur yaitu peneliti
menanyakan pertanyaan yang sudah tersusun secara sistematis, kemudian diperdalam
dengan menggali keterangan lebih dalam, maka keterangan yang didapat akan lebih
lengkap dan mendetail.
45 Burhan Nurgiyantoro, Op.Cit., h.114.
46 Sugiyono, Op.Cit., h. 194.
26
Wawancara yang dilakukan bersama pendidik menggunakan via telepon, guna
mendapatkan informasi mengenai minat dan ketertarikan peserta didik kelas VII
terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, peneliti dapat menemukan
informasi mengenai media pembelajaran yang sering dipakai oleh guru. Wawancara
yang dilakukan bersama peserta didik juga menggunakan via telepon, guna
mendapatkan informasi mengenai ketertarikan dan kesulitan peserta didik pada saat
pembelajaran keterampilan menulis teks laporan hasil observasi. Berikut adalah tabel
pertanyaan wawancara kepada guru dan peserta didik yang peneliti ajukan dan jawaban
atas wawancara ini berada pada lampiran.
1) Wawancara Guru
Tabel 3.1
Wawancara Guru
No Pertanyaan
1 Media apa yang biasa Ms gunakan ketika mengajar?
2 Apakah Ms pernah menggunakan media audio visual dalam mengajar
3 Bagaimana minat peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia
ketika memakai media audio visual?
4 Bagaimana pendapat Ms mengenai kegiatan pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi dengan media audio visual?
5 Apakah ada kendala atau kesulitan dalam mengajar materi teks laporan hasil
observasi?
2) Wawancara Peserta didik
Tabel 3.2
Wawancara Peserta Didik
No Pertanyaan
1 Apakah kamu pernah belajar menulis teks laporan?
2 Laporan apakah yang pernah kamu tulis?
3 Apakah saat kamu menulis teks laporan, guru memakai media pembelajaran?
27
4 [Jika guru memakai media pembelajaran] Media apa yang digunakan guru
saat mengajar teks laporan?
5 Bagaimana pemahaman kamu belajar menulis teks laporan hasil observasi
sebelum menggunakan media audio visual?
6 Apakah media audio visual dapat membantu kamu dalam menulis teks
laporan hasil observasi?
7 Apakah terdapat kesulitan atau kendala dalam belajar Bahasa Indonesia
ketika PJJ?
8 Apakah kamu tertarik pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan media audio visual?
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,
dan sebagainya.47
Hasil penelitian ini akan lebih kuat dan dapat dipercaya apabila
didukung dengan adanya bukti berupa dokumen. Dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti berbentuk tulisan dan gambar.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Sugiyono, analisis data kualitatif menyatakan bahwa ―data
analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts,
fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of
them and enable you to present what you have discovered to others‖. Menurutnya, analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.48
Data yang diperoleh (berupa kata-
kata, gambar, perilaku) tidak dituang dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan
47 Suharsini Arikunto, Op.Cit., h.274
48 Sugiyono, Op.Cit., h. 334.
28
tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar angka atau
frekuensi. Dalam melakukan analisis data, peneliti memberikan pemaparan gambaran
mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.49
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasi data, menjabarkannya ke dalam unit-
unit, melaksanakan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.50
Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ). Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, maka pengambilan data dilakukan
secara daring. Pengambilan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia sebagai pengajar materi teks laporan hasil observasi. Hasil pembelajaran
yang didapatkan oleh guru, diserahkan kepada peneliti sebagai data kemampuan menulis
teks laporan hasil observasi peserta didik kelas VII A SMP Al-Fath BSD.
1. Analisis Data Tes
a. Pada saat melakukan analisis data tes, peneliti terlebih dahulu membaca hasil
keterampilan menulis teks laporan hasil observasi peserta didik dan membuat
analisis serta dicatat.
b. Peneliti menentukan nilai atau skor untuk menggambarkan kemampuan peserta
didik secara individu dalam keterampilan menulis teks laporan hasil observasi.
Dalam menyesuaikan hasil pembelajaran dan memudahkan proses evaluasi,
peneliti modifikasi rubrik penilaian dari penilaian Burhan Nurgiyantoro dan
Buku Guru. Berikut aspek penilaian menulis teks laporan hasil obeservasi
menurut penilaian Burhan Nurgiyantoro.
49
Margono, Op.Cit., h.39. 50
Sugiyono, Op.Cit.,
29
Tabel 3.3
Penilaian Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Peserta Didik No Nama
Peserta
Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan dan
Tata Tulis
(3 – 10 )
Jumlah
Skor
1
2
3
n.
Berdasarkan rubrik penilaian menurut Burhan Nurgiyantoro, maka memerlukan
penilaian aspek yang lebih terperinci demi memudahkan peneliti dalam menilai
keterampilan menulis peserta didik. Oleh karena itu, peneliti membuat tabel modifikasi
untuk setiap aspek penilaian berdasarkan buku guru Bahasa Indonesia SMP kelas VII dan
buku Bahasa Indonesia SMP kelas VII sebagai sumber rujukan. Namun dalam penelitian
ini, tetap memakai rubrik penilaian menurut Burhan Nurgiyantoro.
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Setiap Aspek yang Dinilai Aspek
yang
Dinilai
Skor Kriteria
Skor
Maksimal
Kualitas Isi
(8 – 25)
8 – 10 Kurang: tulisan yang disajikan tidak rapih, namun sudah
sesuai dengan tema, sedikit sekali fakta yang ditemukan,
informasi yang disajikan kurang lengkap.
25
11 – 14 Cukup: tulisan yang disajikan kurang rapih, namun sudah
sesuai dengan tema, sedikit menggunakan fakta yang
mendukung, informasi yang disajikan kurang lengkap.
15 – 20 Baik: tulisan yang disajikan rapih, sesuai dengan tema,
menggunakan fakta yang mendukung, informasi yang
disajikan lengkap.
21 – 25 Sangat Baik: tulisan yang disajikan rapih, sesuai dengan
tema, bersifat informatif dan objektif, menggunakan fakta
yang mendukung, informasi yang disajikan lengkap.
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
7 – 8 Kurang: tulisan disusun hanya satu paragraf (satu struktur) 15
9 – 11 Cukup: tulisan disusun dengan dua paragraf (dua struktur)
11 – 13 Baik: tulisan disusun mengikuti struktur teks LHO dengan
menggunakan 3 paragraf (definisi, bagian, manfaat) namun
masih ditemukan salah penempatan kalimat pada struktur teks.
13 – 15 Sangat Baik: tulisan disusun mengikuti struktur teks LHO
dengan menggunakan 3 paragraf (definisi, bagian, manfaat)
dengan penempatan kalimat pada struktur teks yang sesuai.
Struktur
Bahasa
10 – 14 Kurang: struktur bahasa yang digunakan masih kurang baik,
ditemukan kesalahan kata tidak baku lebih dari 8, ditemukan
30
30
(10 – 30) kalimat yang tidak memiliki objek atau predikat.
14 – 19 Cukup: struktur bahasa yang ditemukan terdapat kata tidak
baku kurang dari 8, menggunakan bahasa yang baik, tidak
ditemukan bentuk kalimat SPOK atau SPO pada tulisannya.
20 – 24 Baik: struktur bahasa meliputi kata baku, jika ditemukan kata
tidak baku kurang dari 5, menggunakan bahasa yang baik dan
benar, sudah memakai bentuk kalimat SPOK dan SPO dengan
benar
25 – 30 Sangat Baik: struktur bahasa meliputi kalimat yang padu dan
efektif, jika ditemukan kata tidak baku kurang dari 3,
menggunakan bahasa yang baik dan benar, sudah memakai
bentuk kalimat SPOK dan SPO dengan benar
Diksi
(8 – 20)
8 – 10 Kurang: terdapat kesalahan dalam pemakaian diksi,
menggunakan kata idiomatik, kata istilah dalam bidang
tertentu, kata hubung (konjungsi) lebih dari 10.
20
11 – 14 Cukup: terdapat kesalahan dalam pemakaian diksi,
menggunakan kata idiomatik, kata istilah dalam bidang
tertentu, kata hubung (konjungsi) kurang dari 10 (9 – 10)
15 – 17 Baik: terdapat kesalahan dalam pemakaian diksi,
menggunakan kata idiomatik, kata istilah dalam bidang
tertentu, kata hubung (konjungsi) kurang dari 8 (6 – 8)
17 – 20 Sangat Baik: terdapat kesalahan dalam pemakaian diksi,
menggunakan kata idiomatik, kata istilah dalam bidang
tertentu, kata hubung (konjungsi) kurang dari 5.
Ejaan dan
Tata Tulis
(3 – 10 )
3 – 4 Kurang: terdapat kesalahan dalam penulisan ejaan kata, huruf
kapital, huruf miring, dan pungtuasi lebih dari 10.
10
5 – 6 Cukup: terdapat kesalahan dalam penulisan ejaan kata, huruf
kapital, huruf miring, dan pungtuasi kurang dari 10 (8 – 10)
7 – 8 Baik: terdapat kesalahan dalam penulisan ejaan kata, huruf
kapital, huruf miring, dan pungtuasi kurang dari 8 (6 – 8 )
8 – 10 Sangat Baik: terdapat kesalahan dalam penulisan ejaan kata,
huruf kapital, huruf miring, dan pungtuasi kurang dari 5.
Skor Maksimal 100
c. Menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus
= ∑
Keterangan: ∑
= Jumlah Nilai
Jumlah Peserta Didik
2. Analisis Data Nontes
Analisis data nontes dilakukan dengan cara membandingkan atau menyesuaikan hasil
data yang didapat dengan hasil tes. Data nontes dijadikan sebagai penguat data tes.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan mendeskripsikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang
meliputi sejarah pendidiran SMP AL-Fath BSD, keadaan sekolah seperti sarana dan
prasarana, tenaga pengajar (guru), peserta didik serta hasil penelitian yang meliputi
informasi kemampuan peserta didik pada tes pertama dan tes kedua. Kedua tes mengambil
tema yang sama yaitu rokok. Tes pertama pendidik tidak memakai media pembelajaran,
sedangkan pada tes kedua memakai media pembelajaran berupa video animasi tentang
rokok.
A. Deskripsi Data
1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMP AL-FATH
N.S.S : 202286305185
NPSN : 69921932
Status : Swasta
Bentuk Pendidikan : SMP
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Pendirian Sekolah : 421.3/Kep.4283-Dindik/201
Tanggal SK Pendirian : 26 November 2015
SK Izin Operasional : 421.3/Kep.4283-Dindik/201
Tanggal Izin SK Operasional : 26 November 2015
2. Sejarah Singkat Sekolah
Sekolah Al-Fath Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 2001 dengan jenjang
KB-TK-SD di Cirendeu, Tangerang Selatan. Sekolah Al-Fath berada di naungan
Yayasan Bina Insan Sakina yang didirikan dihadapan Notaris Tuti K. Setiahati Sutoro
dengan Akte Pendirian No.4/15 Februari 2001. Pada tahun 2006 sekolah Al-Fath
membuka cabang di BSD dan setahun kemudian SMP Al-Fath berdiri di Cirendeu dan
cabang BSD mulai mengikutinya sesuai dengan lulusnya tingkat 6 dari SD Al-Fath
32
BSD. Berbekal pengalaman 19 tahun, SMP Al-Fath mampu menghasilkan peserta didik
yang berkualitas.
Sekolah yang berlokasi di Jalan BSD Jombang RT 2 RW 4, Lengkong Gudang
Timur, Serpong, Tangerang Selatan, Banten ini mengusung tema ―Sekolah
Menyenangkan‖ karena memiliki berbagai kegiatan, seperti Art Corner, PAT, kelas seni
(musik, tari, lukis, dan teater) sedangkan ekstrakurikuler seperti, pramuka, paskibra,
BTQ, Basket (Putera dan Puteri), futsal, tennis, dll menjadi sarana bagi peserta didik
untuk menyalurkan bakat, minat, dan kreatifitas di SMP Al-Fath BSD.
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Membangun anak Indonesia yang mandiri, kreatif, inovatif, dan berakhlakul
karimah dan cinta lingkungan
b. Misi
1) Membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim berwawasan luas
dan berjiwa akhlakul karimah
2) Mendukung peserta didik mengembangkan diri sesuai dengan
kemampuannya masing-masing
3) Mengembangkan kreatifitas menulis dan berkomunikasi baik dalam Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris
4) Mendidik peserta didik mendiri dan bertanggung jawab serta berwawasan
teknologi Mendidik peserta didik berwawasan lingkungan dan cinta
lingkungan
4. Guru, Tenaga Kependidikan, dan Peserta didik
1) Data Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Al-Fath BSD
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan SMP AL-Fath BSD
No Nama Jabatan Tahun
Masuk
Pendidikan
Terakhir
1 Taufiq, S.Sos.I, M.Pd.I Kepala Sekolah 2003 S2
2 Ari Mahfudin, S.Pd.I Wakasek Bid.
Kesiswaan dan
2010 S1
33
Guru PAI
3 Rahmi Rahayu, S.Pd. Wakasek Bid.
Kurikulum dan
Guru Bahasa
Inggris
2016 S1
4 Wishnu Sasongko, M.Pd Koordinator
Ekskul dan Guru
PKN
2011 S2
5 Muhammad Dofir, S.Pd. Koordinator
Pembelajaran dan
Guru Matematika
2014 S1
6 Purnama Sari, S.Pd. Guru IPS 2019 S1
7 Elih Laswati, S.Pd. Guru Bahasa
Indonesia
2016 S1
8 Fajar Setio Utomo, S.Pd. Guru Bahasa
Indonesia
2016 S1
9 Widyawati Tria Rani, S.Pd. Guru Bahasa
Indonesia
2019 S1
10 Melky Yanes, S.Pd. Guru Prakarya 2006 S1
11 Diah Sugihati, S.Pd. Guru Bahasa
Jepang
S1
12 Ats-Tsauratul Maimanah,
S.Pd.
Guru Bahasa
Inggris
2015 S1
13 Bellania Shinta Maynanda,
S.Pd.
Guru Bahasa
Inggris
2019 S1
14 Ahmad Mitahul Khair, S.Pd. Guru IPA 2016 S1
15 Hendriyana, S.Si. Guru IPA 2016 S1
16 Azka Azzahra, S.Pd. Guru IPA 2019 S1
17 Mika Agusfianti, S.Pd. Guru Matematika 2013 S1
18 Puji Arisma, S.Pd. Guru Matematika 2019 S1
19 Habibullah, S.Pd. Guru Olahraga 2019 S1
20 Ade Nur Azizah, S.Pd.I Guru PAI 2014 S1
21 Nurhidayatullah, S.Pd.I Guru PAI 2015 S1
22 Sadewo Satriadi, S.Pd. Guru TIK dan
Komputer
2017 S1
23 Petugas TU 5 Staf TU - SMA/SMK
1 Staf TU - D3
2 Staf TU - S1
24 Tenaga Lainnya 8 Tenaga Lainnya - SMA/SMK
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua guru sudah menyelesaikan sekurang-
kurangnya Strata 1 dan mengampu mata pelajaran sesuai dengan jurusan yang
ditempuhnya. Selain itu, tidak ada tenaga pendidikan yang pendidikannya di bawah
34
SMA/SMK. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah Al-Fath BSD sudah mengutamakan orang
yang berpendidikan dan ahli dibidangnya.
2) Data Keadaan Peserta didik
Tabel 4.3
Jumlah Peserta Didik SMP AL-Fath BSD
Kelas Ket Tahun 2020-2021
VII
L 27
P 31
Jumlah 58
VIII
L 30
P 22
Jumlah 52
IX
L 20
P 25
Jumlah 45
Rekapitulasi
L 63
P 66
Jumlah 129
c. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana SMP AL-Fath BSD
Nama
Kondisi
Jumlah Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
Ruang Kelas 8 0 0 0 8
Ruang Guru 1 0 0 0 1
Ruang Kepala Sekolah 1 0 0 0 1
Ruang Tata Usaha 2 0 0 0 2
Perpustakaan 1 0 0 0 1
Laboratorium 0 1 0 0 1
Lapangan 3 0 0 0 3
Kolam Renang 3 0 0 0 3
Toilet 4 0 0 0 4
Tempat Parkir 2 0 0 0 2
Komputer 17 1 0 0 18
35
B. Deskripsi Pengumpulan Data
1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Video Animasi
Video animasi yang digunakan sebagai media pembelajaran menulis teks laporan
hasil observasi pada peserta didik kelas VII A SMP Al-Fath BSD bertema rokok. Video
ini diunduh pada laman video berbagi Youtube milik Yunita Anggraini dengan judul
―Rokok – Motion Grafis Iklan Layanan Masyarakat ǀ Politeknik Negeri Batam 2017
Semiotika Peirce‖ pada tautan https://youtu.be/P7Pc1GaoYiw.
Pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi termasuk ke dalam Kompetensi
Dasar 4.2 dengan indikator pencapaian kompetensinya. KD 4.2 yaitu menyusun teks
hasil observasi tanggapan deskriptif sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat,
baik melalui lisan ataupun tulisan, dan indikator pencapaian yaitu: 1) menulis judul teks
hasil observasi sesuai dengan objek yang diamati. 2) menulis definisi/klasifikasi umum
selaras dengan objek yang dideskripsikan. 3) menulis deskripsi manfaat dari objek yang
diamati.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Fath BSD tahun pelajaran 2020/2021 pada
semester ganjil. Pada penelitian ini, subjek penelitian yaitu peserta didik kelas VII yang
berjumlah 60 peserta didik. Sedangkan sempel yang diambil sebanyak 20 peserta didik,
yaitu kelas VII A. Alasan peneliti memilih VII A karena hasil rekomendasi dari guru
Bahasa Indonesia. Menurut guru tersebut, kelas VII A merupakan kelas yang paling
aktif dibandingkan dengan kelas lainnya.
Pembelajaran materi teks laporan hasil observasi dilakukan dengan menggunakan
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) secara daring. Dalam proses pengambilan data, peneliti
dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai pengajar materi teks laporan
hasil observasi. Hal ini karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir, sekolah
membatasi akses masuk bagi orang baru ke dalam lingkungan sekolah. Pembelajaran
dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan peneliti ikut hadir dalam
mengikuti pembelajaran sebagai anggota.
36
Dalam pengambilan data, peneliti tidak dapat melihat langsung proses peserta didik
memproduksi teks laporan hasil observasi karena pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan PJJ, tidak memungkinkan untuk melihat langsung prosesnya. Namun,
peserta didik dapat menanya secara personal kepada guru pada saat tes dimulai. Data
yang diambil tidak dimanipulasi oleh peneliti, karena hasil pembelajaran yang guru
dapatkan dari peserta didik, diserahkan kepada peneliti sebagai data kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi peserta didik.
Penelitian dirancang mengikuti sistem pembelajaran di sekolah, sehingga menjadi 3
kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk perkenalan dan menjelaskan
pengertian dan ciri-ciri teks laporan hasil observasi dengan tatap muka via aplikasi
Zoom selama 50 menit. Pada saat pertemuan pertama, tidak semua peserta didik hadir,
hanya 18 peserta didik yang mengikuti pembelajaran. 2 peserta didik lainnya izin.
Namun, untuk pertemuan berikutnya, guru sudah memberitahu di grup chat kelas agar
seluruh peserta didik kelas VII A untuk mengikuti tes yang diadakan pada pertemuan
berikutnya, karena tes ini akan dimasukkan sebagai bahan penilaian di rapor oleh guru
mereka.
Pertemuan kedua digunakan untuk menjelaskan struktur dan unsur teks laporan
hasil observasi dan melakukan tes ke-1. Pada tes ini, dilakukan untuk melihat
kemampuan awal peserta didik dalam menulis teks laporan hasil observasi.
Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka secara daring selama 20 menit setelah itu
pembelajaran di zoom diselesaikan. Peserta didik membuat teks laporan hasil observasi
secara mandiri dan hasilnya diserahkan kepada guru. Dalam proses memproduksi teks,
peserta didik dapat menanya kepada guru secara personal mengenai materi atau tes. Pada
pertemuan ini, semua peserta didik hadir dan mengumpulkan hasil tes kepada guru.
Pada pertemuan ketiga digunakan untuk menjelaskan kembali struktur dan unsur
teks laporan hasil observasi dan melakukan tes ke-2. Tes ini dilakukakan dengan
menggunakan media video animasi sebelum tes dimulai. Pembelajaran dilakukan secara
daring selama 20 menit dan secara luring selama 60 menit. Peserta didik juga dapat
menanya dalam proses memproduksi teks dan hasilnya diserahkan kepada guru secara
37
personal. Semua peserta didik hadir dan mengumpulkan hasil tulisannya kepada guru.
Pada penelitian ini, tidak dilakukan remedial. Peserta didik hanya melakukan tes
pertama dan kedua dalam membuat teks LHO.
C. Pembahasan
1. Deskripsi Hasil Data Tes Pertama
Dalam memperoleh data tentang kemampuan peserta didik menulis teks laporan
hasil observasi, maka dilakukan tes. Guru melakukan tes pertama setelah menjelaskan
materi teks laporan hasil observasi. Pada tes pertama dapat diketahui bahwa banyak
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menulis teks. Salah satu penyebabnya
yaitu peserta didik kurang memiliki informasi yang berupa fakta tentang rokok. Dalam
teks laporan hasil observasi, fakta sangat dibutuhkan. Hal ini karena teks laporan hasil
observasi merupakan teks hasil pengamatan peserta didik terhadap objek yang diamati.
Pada tes pertama, peserta didik kurang memahami teks laporan hasil observasi. Hal
ini terlihat dari hasil tes yang dilakukan. Peserta didik masih sulit menempatkan
informasi yang berupa fakta ke dalam struktur teks laporan hasil observasi. Fakta-fakta
yang ditulis masih bersifat umum mengenai objek. Namun, peserta didik mengikuti
instuksi yang diberikan guru dengan membuat teks laporan hasil observasi minimal tiga
paragraf.
Cukup banyak peserta didik yang sudah memperhatikan aspek bahasa pada teks
yang dibuatnya. Tidak sedikit peserta didik yang membuat teks dengan menggunaan
bahasa yang baik dan benar. Namun, dalam teks terlihat peserta didik sulit untuk
membuat kalimat yang padu. Berikut ini hasil data tes pertama dari kelas VII A SMP Al-
Fath BSD.
Tabel 4.5
Penilaian Tes Pertama
No Nama Peserta Didik Skor dan Aspek yang Dinilai
A B C D E Jum
lah
Skor
Kri
teria
1 Adzka Aviciena 10 8 25 15 7 65 C
2 Alfath Syahmi Hean 12 8 20 13 5 58 C
38
3 Alvin Adrian Putra 12 10 20 15 5 62 C
4 Alya Namira Pranowo 10 8 20 13 7 58 C
5 Carissa Kineta Namara 10 10 22 12 7 61 C
6 Daksha Harshavardana Adrian 15 12 23 12 5 67 C
7 Danendra Arsya Putra
Wardhana
15 11 25 12 6 69 C
8 Faliha Aliya Susilo 17 10 15 13 5 60 C
9 Fattashauma Hamidala
Puspanandi
12 10 22 15 7 64 C
10 Ibrahim Satria Anggara 15 11 25 12 7 70 C
11 Luminaire Tribuana Celmira 20 12 25 17 7 81 B
12 Melati Aida Khairani 16 13 20 12 5 66 C
13 Muhammad Aqsha Tintono 15 8 22 13 5 63 C
14 Nasyama Nindya Hime 15 14 25 15 6 75 C
15 Pandega Aryandry Prabaswara
Bawono
10 8 22 12 5 57 C
16 Quaneisha Caluellarifa Viery 15 13 23 15 7 73 C
17 Raisha Kanaya 15 10 23 13 6 67 C
18 Rr Neatcy Ramadhaniar Dhutri 10 8 23 14 8 63 C
19 Shireen Azalia Fauzan 12 10 22 13 5 62 C
20 Tegar Sujatmika 18 10 24 17 8 77 B
Keterangan:
A: Kualitas Isi (8-25)
B: Organisasi Penulisan Struktur (7-15)
C: Struktur Bahasa (10-30)
D: Diksi (8-20)
E: Ejaan dan Tata Tulis (3-10)
Skor rata-rata:
= ∑
=
= 65,9
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah diperoleh Pandega dengan skor
57 dengan masing-masing nilai pada setiap aspek yaitu, kualitas isi mendapat 10 poin,
organisasi penulisan struktur 8 poin, struktur bahasa 22 poin, diksi 12 poin, dan ejaan dan
tata tulis 5 poin. Skor tertinggi diperoleh Lumi dengan skor 81 dengan masing-masing nilai
pada setiap aspek yaitu, kualitas isi mendapat 20 poin, organisasi penulisan struktur 12
39
poin, struktur bahasa 25 poin, diksi 17 poin, dan ejaan dan tata tulis 7 poin. Skor rata-rata
peserta didik kelas VII A yaitu 65,9. Hasil analisis keterampilan menulis peserta didik
berada pada pembahasan penelitian.
2. Deskripsi Hasil Data Tes Kedua
Kemampuan menulis yang dimiliki oleh peserta didik berbeda-beda. Oleh karena itu,
hasil yang didapat beragam. Sebelum memulai tes kedua, peserta didik menonton video
animasi yang disajikan oleh peneliti. Video animasi ini diunduh pada laman Youtube milik
Yunita Anggraini dengan judul ―Rokok – Motion Grafis Iklan Layanan Masyarakat ǀ
Politeknik Negeri Batam 2017 Semiotika Peirce‖ dengan tautan
https://youtu.be/P7Pc1GaoYiw.
Guru memutar video animasi tersebut melalui aplikasi Zoom dan peserta didik dapat
menonton bersama di rumahnya masing-masing. Video animasi merupakan media
pembelajaran teks laporan hasil observasi. Media tersebut sudah disesuaikan dengan tema
pengamatan yaitu rokok. Setelah menonton video animasi, peserta didik menulis kembali
teks laporan hasil observasi dengan tema yang sama seperti tes pertama.
Pada tes kedua, dapat dilihat perbedaan peserta didik dalam membuat teks laporan
hasil observasinya. Dalam hal ini, peserta didik sudah menggunakan fakta-fakta yang
mendukung tentang rokok. Hanya saja, peserta didik masih kurang dalam memberikan
pandangan terhadap objek yang diamatinya. Berikut ini hasil data tes kedua dari kelas VII
A SMP Al-Fath BSD.
Tabel 4.6
Penilaian Tes Kedua
No Nama Peserta Didik Skor dan Aspek yang Dinilai
A B C D E Jum
lah
Skor
Kri
teria
1 Adzka Aviciena 20 12 22 13 5 72 C
2 Alfath Syahmi Hean 20 10 20 17 8 75 C
3 Alvin Adrian Putra 18 10 22 13 5 68 C
4 Alya Namira Pranowo 18 8 24 15 5 70 C
40
5 Carissa Kineta Namara 22 10 22 13 8 75 C
6 Daksha Harshavardana Adrian 23 13 25 17 8 87 SB
7 Danendra Arsya Putra
Wardhana
23 15 28 16 7 89 SB
8 Faliha Aliya Susilo 20 12 23 13 5 73 C
9 Fattashauma Hamidala
Puspanandi
23 14 27 18 5 87 SB
10 Ibrahim Satria Anggara 22 12 25 17 5 81 B
11 Luminaire Tribuana Celmira 24 12 28 20 7 91 SB
12 Melati Aida Khairani 23 14 23 15 5 80 B
13 Muhammad Aqsha Tintono 23 10 22 15 7 77 B
14 Nasyama Nindya Hime 22 10 22 15 5 74 C
15 Pandega Aryandry Prabaswara
Bawono
23 12 25 15 5 80 B
16 Quaneisha Caluellarifa Viery 22 10 22 15 7 76 B
17 Raisha Kanaya 25 14 26 16 7 88 SB
18 Rr Neatcy Ramadhaniar Dhutri 25 13 27 17 5 87 SB
19 Shireen Azalia Fauzan 22 13 22 17 5 79 B
20 Tegar Sujatmika 22 10 22 15 7 76 B
Keterangan:
A: Kualitas Isi (8-25)
B: Organisasi Penulisan Struktur (7-15)
C: Struktur Bahasa (10-30)
D: Diksi (8-20)
E: Ejaan dan Tata Tulis (3-10)
Skor rata-rata kelas
= ∑
=
=79.2
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah pada tes kedua keterampilan
menulis teks LHO diperoleh Alvin dengan skor 68 dengan masing-masing nilai pada setiap
aspek yaitu, kualitas isi mendapat 18 poin, organisasi penulisan struktur 10 poin, struktur
41
bahasa 22 poin, diksi 15 poin, dan ejaan dan tata tulis mendapat 5 poin. Nilai tertinggi
diperoleh lumi engan skor 91 dengan masing-masing nilai pada setiap aspek yaitu, kualitas
isi mendapat 24 poin, organisasi penulisan struktur 10 poin, struktur bahasa 28 poin, diksi
20 poin, dan ejaan dan tata tulis mendapat 7 poin. Hasil analisis keterampilan menulis
peserta didik berada pada pembahasan penelitian.
3. Pembahasan Penelitian
Berikut adalah hasil analisis data peserta didik dalam menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan media animasi. Analisis menulis teks laporan hasil
observasi terdiri dari beberapa kategori, yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan
sangat baik.
Tabel 4.7
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Al-Fath
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Alfath Syahmi Hean 20 10 20 17 8 75
ROKOK
Bahaya dalam kandungan rokok yaitu acetine acid yang biasanya terdapat
pada cuka,butane yang biasa digunakan untuk mancis, cadmium bahan baku
baterai, methane gas merupakan gas beracun, stearic acid terdapat pada lilin.
Bahaya rokok bagi tubuh yaitu contohnya kerontokan rambut,kulit
keriput,mata katarak, hilangnya pendengaran, kanker hidung, kanker kulit,
karies, osteoporosis, penyakit jantung, kanker lidah, mulut, kelenjar ludah,
tenggorokan dan kerongkongan.
5 Langkah mudah berhenti merokok: 1 kuatkan tekad dan niat. 2 minta
dukungan keluarga dan teman. 3 kurangi kadar merokok setiap hari. 4 hindari
kebiasaan kita yang ingin merokok. 5 lebih banyak minum air putih.
42
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Alfath memperoleh skor 75 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini Alfath menperoleh 20 poin,
karena kualitas isi yang disajikan baik, karena dalam tulisan ini, isi yang disajikan sudah
sesuai dengan tema yang ditentukan, yaitu rokok seperti pada kalimat berikut ―Bahaya
rokok bagi tubuh‖. Penguasaan materi dan tingkat pemahaman yang baik, membuat Alfath
mampu menulis sesuai dengan fenomena yang dibahas tentang rokok, kandungan rokok,
bahaya rokok, dan cara berhenti merokok. Selain itu, Alfath menulis fakta-fakta yang
akurat tentang rokok seperti pada kalimat ―kandungan rokok yaitu acetine acid yang
biasanya terdapat pada cuka …‖ Teks yang ditulis Alfath cukup sesuai dengan sifat teks
LHO yaitu bersifat informatif karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena
teks yang ditulis Alfath mudah dipahami dan objektif karena Alfath memaparkan informasi
rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Namun, pada paragraf pertama Alfath
menjelaskan hanya kandungan rokok, tidak ada definisi dari rokok. Oleh karena itu, Alfath
mendapat skor 20, karena kurang menjelaskan secara detail tentang rokok.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Alfath
mendapat nilai 10, karena organisasi penulisan struktur kurang tepat. Alfath tidak
mengikuti struktur teks LHO dengan lengkap. Dalam teks ini, Alfath hanya menulis
definisi bagian, tetapi tidak menulis definisi umum dan manfaat. Pada paragraf pertama
yang berisi ―bahaya dalam kandungan rokok” dan paragraf ketiga berisi ―5 langkah mudah
berhenti merokok‖ merupakan definisi bagian, karena informasi tersebut termasuk bagian
dari rokok. Pada definisi umum, Alfath dapat menulis pengertian atau definisi dari rokok
dan pada definisi manfaat dapat ditulis dengan manfaat atau simpulan dari teks rokok yang
ditulisnya. Alfath menulis sesuai instruksi guru sebanyak tiga paragraf, artinya Alfath
belum paham mengenai struktur penulisan teks LHO yang tepat. Dari uraian tersebut
menggambarkan bahwa teks LHO yang dibuat Alfath tidak sesuai dengan ketentuan
penilaian, karena penulisan struktur cukup penting untuk diperhatikan.
43
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Alfath mendapat 20 poin,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Hal ini dibuktikan Al-Fath
dengan tidak ada kesalahan dalam pengetikan. Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan
informasi yang disampaikan, tetapi kurang mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia seperti
pada kalimat,
―Bahaya rokok bagi tubuh yaitu contohnya kerontokan rambut‖
S O K
Pada kalimat tersebut secara stuktur kurang lengkap dan tidak memiliki pola dasar dalam
kalimat karena tidak memiliki predikat atau kegiatan yang dilakukan. Dalam kalimat
tersebut terdapat pemborosan kata, seperti ‖yaitu contohnya‖. Penggunaan kata ―yaitu‖ dan
―contohnya‖ termasuk pemborosan kata, karena kata tersebut adalah kata yang bersinonim,
sehingga pemakaian secara bersamaan merupakan pemborosan kata. Namun, Alfath sudah
memakai kata baku seperti kata ―tekad‖ yang memiliki kata tidak baku ―tekat‖. Oleh karena
itu, Alfath memperoleh nilai yang baik, karena termasuk dalam kriteria penulisan struktur
bahasa yang dibuat peneliti.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Alfath sudah cukup baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Alfath selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kata ―osteoporosis‖ atau pengeroposan tulang yang terjadi karena
merokok. Alfath sudah menggunakan kata idiomatik seperti pada frasa ―kandungan rokok‖
yaitu zat-zat yang termuat atau tercantum di dalam rokok. Alfath sudah menggunakan kata
istilah seperti pada kata ―butane‖ merupakan nama senyawa kimia yang berwujud gas.
Selain itu Alfath juga sudah menggunaan kata hubung yang tepat seperti ―dan‖ yang diikuti
koma(,) untuk klausa terakhir. Oleh karena itu, Alfath mendapat nilai yang sangat baik
yaitu, 17 karena memenuhi aspek penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Alfath mendapat nilai yang
cukup baik, karena sudah menulis tanpa adanya kesalahan penulisan ejaan kata, tetapi
Alfath belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan banyak
kesalahan pada kata istilah, seperti ―acetine acid‖ yang seharusnya ditulis dengan huruf
miring menjadi acetine acid, karena nama ilmiah dari senyawa kimia asam asetat. Selain
44
itu, penggunaan pungtuasi banyak mengalami eror. Pada penggunaan tanda baca koma (,)
Alfath mengalami eror seperti ―cuka,butane―. Pada kalimat tersebut, Alfath tidak
memberikan spasi sesudah tanda baca koma (,). Tetapi, Alfath terkadang menggunakan
spasi setelah koma (,) seperti ―kanker hidung, kanker kulit‖. Penulisan angka dan lambang
bilangan yang ditulis Alfath kurang tepat, seperti pada kalimat ―1 kuatkan tekad dan niat‖.
Pada kalimat tersebut terdapat penomoran, penulisan lambang bilangan dengan kelompok
pertama adalah penulisan lambang bilangan yang menyangkut penomoran.51
Dalam
penulisannya seharusnya menggunakan titik setelah angka, menjadi ―1. kuatkan tekad dan
niat‖. Oleh karena itu, Alfath mendapat nilai 8 karena termasuk kriteria penulisan ejaan dan
tata tulis yang baik.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Ibrahim
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Ibrahim Satria Anggara 22 12 25 17 5 81
Rokok
Rokok adalah tembakau, kertas, dan filter. Indonesia merupakan salah satu negara
perokok terbanyak di dunia. Provinsi terbanyak perokok di Indonesia adalah
Bangka Belitung,Kalimantan selatan dan riau dan sebaliknya provinsi perokok ter
bawah adalah jawa barat,jawa tengah,Yogyakarta.
Rokok mengandung Acetic acid, Butane, cadmium, methane gas, stearic acid,
arsenic, carbon monoxide, aceton, tolune, nicotine, ammonia, methanol,
fuel, choromium. Bahaya Bagi perokok adalah : mata katarak kanker paru paru
kanker payudara kanker hidung kulit keriput pendengaran rusak gigi rusak
kerontokan rambut.
Kesimpulannya adalah rokok akan merugikan semua orang dan hanya merusak
51
Sriyanto, Ejaan: Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014)., h. 67.
45
organ-organ dalam tubuh. Rokok juga tidak memiliki manfaat. Maka hindarilah
rokok.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Ibrahim memperoleh nilai 81 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Ibrahim mendapat nilai 22,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Ibrahim menulis dengan menarik dan isi
yang disajikan sesuai dengan tema yang ditentukan, yaitu rokok. Banyak informasi yang
disajikan oleh Ibrahim, seperti provinsi perokok terbanyak di Indonesia, kandungan rokok,
bahaya rokok, dan lain-lain. Dalam teks tersebut terdapat banyak fakta, salah satunya
―rokok mengandung acetic acid‖ yang merupakan zat berbahaya dari kandungan rokok.
Ibrahim menulis teks dengan baik karena sesuai dengan sifat teks LHO yaitu bersifat
informatif yang berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena teks yang ditulis mudah
dipahami dan objektif karena memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang
sebenarnya. Teks tersebut ditulis cukup menarik dengan menggunakan fon Calibri, tapi
tidak menggunakan rata kanan dan kiri. Maka terdapat enter pada kata ―methanol, fuel‖.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Ibrahim mendapat nilai 12, karena organisasi penulisan struktur lengkap dan tepat. Dalam
teks ini, Ibrahim menulis definisi umum, definisi bagian, dan simpulan dengan runtut. Pada
definisi umum, Ibrahim menjelaskan tentang definisi rokok dan data terbanyak yang
mengonsumsi rokok. Definisi bagian, Ibrahim menjelaskan kandungan dan bahaya rokok
bagi kesehatan. Pada simpulan, Ibrahim menjelaskan tidak ada manfaat dari rokok. Namun,
Ibrahim menulis kalimat imbauan seperti ―hindarilah rokok‖ yang kurang tepat berada di
teks laporan hasil observasi. Ibrahim dapat menulis peryataan berdasarkan fakta dan alasan
dari pernyataan tersebut pada bagian simpulan. Ibrahim menulis pernyataan ―rokok juga
tidak mempunyai manfaat‖ tetapi tidak menyertakan alasan dari pernyataannya tersebut.
46
Dari uraian tersebut menggambarkan bahwa teks LHO yang dibuat Ibrahim cukup sesuai
dengan ketentuan penilaian organisasi penulisan struktur teks LHO.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Ibrahim mendapat nilai 25,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Ibrahim mampu menulis
kalimat dengan tidak ada kesalahan dalam mengetik teks. Selain itu, Ibrahim menulis
dengan kalimat yang efektif karena tidak bertele-tele dan sistematis. Namun, terdapat
pemborosan kata pada kalimat ―bahaya bagi perokok adalah : … ―. Hal ini termasuk
pemborosan kata karena ―adalah‖ merupakan kata penjelas, artinya akan menjelaskan
bahaya yang didapat perokok dan tanda titik dua (:) digunakan untuk pemerian yang diikuti
kalimat uraian (bahaya bagi perokok). Struktur dalam kalimat yang dipakai Ibrahim sangat
baik karena berpola SPOK, seperti pada kalimat berikut.
―Indonesia merupakan salah satu negara perokok terbanyak di dunia‖
S P O K
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Ibrahim sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Ibrahim selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, yaitu rokok seperti pada kalimat ―rokok adalah tembakau, kertas, dan filter‖.
Pada kalimat awal tersebut, menandakan bahwa Ibrahim akan menjelaskan tentang rokok.
Pada teks ini, Ibrahim sudah menggunakan kalimat formal, seperti ―provinsi terbanyak
perokok di Indonesia …― Selain itu, Ibrahim memakai kata ―organ-organ‖ untuk
menjelaskan bagian dalam tubuh menusia. Kata tersebut memiliki makna yang lebih dari
satu. Ibrahim juga sudah menggunakan kata istilah, seperti pada kata ―cadmium‖ yang
merupakan istilah dari senaywa kimia yang serupa dengan logam. Namun, kata hubung
yang diguanakan Ibrahim kurang, seperti pada kalimat‖gigi rusak kerontokan rambut.‖
Pada kalimat tersebut seharusnya menggunakan konjungsi ―dan‖ karena terdapat dua frasa
yang setara dan harus menggunakan konjungsi dalam penggunaannya menjadi ―gigi rusak,
dan kerontokan rambut‖. Maka dari itu, Ibrahim mendapat skor 17 pada aspek diksi karena
pemakaian diksi yang digunakan sangat baik.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Ibrahim mendapat nilai
yang cukup. Pada aspek ini, ditemukan banyak kesalahan di dalam teks. Ibrahim belum
47
mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan banyak kesalahan pada
kata istilah, seperti ―arsenic‖. Pada kata tersebut seharusnya ditulis miring menjadi arsenic,
karena kata tersebut nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Ibrahim dapat menulis
dengan tidak menggunakan huruf miring jika penulisannya memakai kata serapan dari
arsenic yaitu arsenik. Punguasi yang digunakan Ibrahim kurang baik, karena ditemukan
banyak yang tidak memakai pungtuasi, seperti ―mata katarak kanker paru paru‖ Pada
kalimat tersebut seharusnya diberi pungtuasi koma(,) karena terdapat dua frasa yaitu ―mata
katarak‖ dan ―kanker paru-paru‖. Selain itu, pada kata ―paru paru‖ seharusnya ditulis
dengan menggunakan tanda hubung (-) menjadi ―paru-paru‖. Huruf kapital juga terdapat
kesalahan seperti ―Kalimantan selatan dan riau‖. Huruf ―s‖ pada ―Kalimantan selatan‖ dan
huruf ―r‖ pada ―riau‖ seharusnya ditulis dengan huruf kapital, karena merupakan nama
provinsi di Indonesia.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Muhammad
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Muhammad Aqsha
Tintono
23 10 22 15 7 77
ROKOK
ROKOK adalah barang yang berbahaya untuk manusia rokok bisa
membuat manusia menjadi sakit terutama adalah kanker paru paru, kanker
kemih, kanker ginjal, kanker mulut, serangan jantung, kerontokan rambut, kulit
keriput, mata katarak, hilangnya pendengaran, kanker hidung, kanker kulit,
karies ( gigi berlubang dan kuning ), osteoporosis ( pengeroposan ), penyakit
jantung, kanker lidah, mulut kelenjar dan masih banyak lagi.
Kandungan dalam rokok mengandung banyak racun. Ada 15 yaitu,
nikotin, ammonia, acrolein, formic acid, hydrogen cyanide dan masih banyak
sekali racun yang ada di dalam rokok tersebut. Perokok bisa diubah menjadi dua
yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif yaitu perokok yang langsung
48
mengisap rokok sedangkan perokok pasif yaitu perokok yang tidak sengaja
menghirup asap rokok. Rata rata orang Indonesia mengisap asap rokok yaitu 12,3
yaitu sama dengan satu bungkus rokok jadi orang Indonesia dalam beberapa
tahun membeli satu bungkus rokok jadi mereka hanya menyia nyiakan uangnya
hanya untuk membeli sebungkus rokok.
Jadi hentikan lah merokok. Ingat lah rokok dapat menyebabkan penyakit
dan tidak memiliki manfaat bagi kesehatan di masa depan dan untuk saat ini.
Sekian dan terima kasih.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Muhammad memperoleh nilai 77 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, kualitas isi yang disajikan sangat
baik dan sesuai dengan tema yang ditentukan. Selain itu Muhammad mengungkapkan
pandangannya terhadap suatu masalah sesuai dengan objek, seperti pada kalimat ―jadi
mereka hanya menyia nyiakan uangnya hanya untuk membeli sebungkus rokok‖.
Muhammad juga sudah menggunakan fakta-fakta yang mendukung dalam tulisannya,
seperti ―Ada 15 yaitu, nikotin, ammonia ... ―. Muhammad menulis teks dengan
menggunakan fon Calibri,ukuran 14, dan warna hitam. Namun hasil yang disajikan
membuat kurang nyaman dilihat. Oleh karena itu, Muhammad mendapat skor 23, termasuk
aspek kualitas isi yang sangat baik karena Muhammad menggambarkan secara detail
terhadap objek yang diobservasikan.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Muhammad mendapat 10 poin, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Pada definisi umum, Muhammad
menjelaskan definisi rokok dan penyakit yang didapatkan bagi perokok, Hal itu kurang
tepat karena penyakit yang didapatkan bagi perokok lebih tepat berada di definisi bagian.
Hal ini merupakan klasifikasi dari kandungan rokok yang berbahaya bagi tubuh, seperti
pada kalimat ―rokok bisa membuat manusia menjadi sakit terutama adalah kanker paru-
paru.‖Definisi bagian yang ditulis Muhammad juga sudah baik karena menjelaskan bahaya
49
rokok dan data penghisap rokok di Indonesia, seperti pada kalimat ―Rokok adalah barang
yang berbahaya untuk manusia‖. Data yang dijelaskan Muhammad seharusnya ditulis pada
definisi umum, karena menyangkut pada data umum tentang penghisap rokok. Simpulan
pada teks ini menggunakan kalimat imbauan, yang seharusnya tidak ditulis karena dalam
kaidah kebahasaaan teks LHO, penulis teks harus bersikap objektif, tidak memberikan
opini atau pandangannya yang bersifat mengimbau. Namun, Muhammad juga menulis
bahwa rokok membawa penyakit bagi tubuh seperti pada kalimat ―rokok dapat
menyebabkan penyakit dan tidak memiliki manfaat bagi kesehatan di masa depan dan
untuk saat ini.‖ Kalimat tersebut termasuk kalimat manfaat.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, struktur bahasa yang digunakan
cukup. Muhammad dapat membuat struktur kalimat dengan lengkap seperti pada kalimat
dibawah ini.
―Rokok adalah barang yang berbahaya untuk manusia‖
S P O Pel K
Muhammad menulis dengan kurang efektif, karena banyak ditemukannya pemborosan kata
seperti ―kandungan dalam rokok mengandung banyak racun.‖ Penggunaan kata
―kandungan‖ dan ―mengandung‖ memiliki arti yang sinonim yaitu, tercantum di
dalamnya.52
Oleh karena itu, penggunaan dua kata tersebut lewah, seharusnya kalimat
tersebut diganti menjadi ―rokok mengandung banyak racun.‖ Penggunaan bahasa yang
Ibrahim gunakan kurang formal untuk teks LHO seperti pada pemakaian kata ―bisa‖ pada
kalimat ―rokok bisa membuat manusia menjadi sakit.‖ Oleh karena itu, Muhammad
mendapat skor 22 karena termasuk kriteria baik dalam aspek struktur bahasa.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Muhammad baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Muhammad selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan. Muhammad juga menggunakan kata istilah seperti, ―karies ( gigi berlubang dan
kuning )‖. Muhammad juga menjelaskan arti dari karies. Muhammad sudah menggunakan
konjungsi dengan baik seperti, ―hydrogen cyanide dan masih banyak sekali racun…‖
Sebelum penggunaan konjungsi ―dan‖ seharusnya terdapat tanda baca koma (,) karena
52
KBBI Luring
50
menunjukkan bagian akhir dari kalimat penjelas. Pada teks ini, tidak ditemukan kata
idiomatik. Oleh karena itu, Muhammad mendapat skor 15 karena termasuk kriteria baik
dalam aspek diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Muhammad mendapat nilai
yang cukup. Dalam penulisan kata, ditemukan penulisan kata yang kurang tepat, seperti ―.
Namun, Muhammad belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena
ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―mulut kelenjar‖. Pada frasa tersebut
seharusnya ditulis ―kelenjar mulut‖. Selain itu, pada kata ulang, Muhammad tidak
menggunakan tanda hubung (-), seperti ―Rata rata orang Indonesia‖. Pada kata ―rata rata‖
seharusnya disisipi tanda hubung (-) menjadi ―rata-rata‖ karena kata tersebut merupakan
bentuk pengulangan dari kata ―rata‖. Muhammad sudah benar dalam menulis kata serapan
dari kata ―amonia‖. Pada kata tersebut ditulis tidak menggunakan huruf miring karena
sudah menjadi kata serapan dan masuk ke dalam KBBI. Penggunaan pungtuasi sudah
cukup baik pada tanda baca koma (,) seperti ―kanker kulit, karies‖. Namun pada kalimat
―mengisap asap rokok yaitu 12,3‖ seharusnya menggunakan tanda persen (%) karena
menunjukkan presentase dari orang yang menghisap asap rokok sebanyak 12,3%. Oleh
karena itu, Muhammad mendapat skor 7 karena termasuk kriteria cukup dalam aspek ejaan
dan tata tulis.
Tabel 4.10
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Danendra
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Danendra Arsya Putra
Wardhana
23 15 28 16 7 89
Rokok
Rokok menjadi salah satu barang yang paling sering dicari oleh masyarakat di
warung. Berdasarkan riset Kesehatan dasar 2013 oleh kementrian Kesehatan, 3
provinsi tertatas perokok adalah, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan Riau
51
dengan angka tertinggi 18,3 batang rokok perhari. Sedangkan 3 provinsi terbawah
adalah, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta dengan angka terendah 9,9
batang rokok setiap hari. Rata rata perokok aktif di Indonesia menghisap 12,3
batang setiap hari, yaitu setara dengan satu bungkus rokok setiap hari lebih dari
sepuluh tahun.
Ternyata rokok mengandung banyak sekali zat-zat berbahaya bagi kesehatan kita
seperti, acetic acid, butane, cadmium, methane gas, stearic acid, dan masih banyak
lagi. Terdapat banyak sekali akibat jika kita merokok, contoh nya adalah, rambut
rontok, kulit keriput, mata katarak, hilang nya pendengaran, kanker hidung, kanker
paru paru, dan masih banyak lagi. Jika tidak ingin terkena semua penyakit yang di
timbul kan oleh merokok, mulai lah untuk mengurangi kadar rokok setiap hari,
hindari kebiasaan yang membuat kita ingin merokok, sibukkan diri setelah makan,
perbanyak isirahat, dan ganti rokok menjadi permen.
Rokok memiliki bahaya untuk tubuh dan tidak memiliki manfaat yang baik bagi
kesehatan. Pria ataupun wanita, perokok aktif maupun pasif akan mendapat kerugian
jika merokok. Mulailah dari sekarang, dan berhenti merokok.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Danendra memperoleh nilai 88 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Danendra mendapat nilai 23,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Danendra dapat menjelaskan baik fenomena
berdasarkan fakta yang didapatkan. Selain itu, Danendra dapat mengungkapkan
pandangannya terhadap suatu masalah sesuai objek dan menggunakan fakta dan data yang
mendukung, seperti ―Berdasarkan riset Kesehatan dasar 2013 oleh kementrian Kesehatan‖.
Maka, tulisan yang disajikan menarik dan sesuai dengan tema. Dalam tulisan ini, Danendra
menulis sesuai dengan fon Times New Roman dan ukuran 12. Hanya saja, tulisannya
belum rapih, karena tidak menggunakan rata kanan-kiri dan pada judul berbeda stylenya
dengan teks. Oleh karena itu, Danendra mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi
aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Danendra mendapat nilai 15, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
52
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Pada definisi umum, Danendra menjelaskan
tentang rokok, data perokok di Indonesia, dan data jumlah rokok yang dikonsumsi perokok.
Pada definisi bagian menjelaskan kandungan rokok, penyakit dari rokok, dan cara
menghindari kebiasaan merokok. Pada simpulan, Danendra dapat menyimpulkan tulisannya
dengan baik seperti pada kalimat ―Rokok memiliki bahaya untuk tubuh dan tidak memiliki
manfaat yang baik bagi kesehatan‖. Maka dari itu, Danendra mendapat skor sempurna pada
aspek organisasi penulisan struktur teks LHO karena Danendra menjelaskan semua struktur
dengan detail dan memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Danendra mendapat nilai 28,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Danendra menulis
dengan padu. Struktur kalimat yang digunakan Danendra sudah memenuhi kalimat yang
efektif, yaitu kalimat yang mengandung unsur SPOK, seperti pada kalimat berikut.
―Rokok memiliki bahaya untuk tubuh‖
S P O K
Pada kalimat tersebut juga memakai kata baku, sistematis, dan menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Maka dari itu, Danendra mendapat nilai yang sangat baik, karena
memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Danendra sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Danendra selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―rokok mengandung banyak sekali zat-zat berbahaya bagi
kesehatan‖. Hal tersebut sangat berkaitan dengan rokok karena menjelaskan kandungan
rokok. Danendra juga menggunakan kata idiomatik pada kalimat ―perokok aktif maupun
pasif akan mendapat kerugian jika merokok‖. Kata ―kerugian‖ menggambarkan dampak
yang ditanggung oleh perokok aktif dan pasif. Pada kata istilah Danendra menggunakan
kata ―riset‖ sebagai penyelidikan dari kegiatan penelitian. Selain itu, penggunaan kata
hubung ―sedangkan‖ pada kalimat ―… perhari. Sedangkan 3 provinsi …‖ kurang tepat,
karena konjungsi tersebut merupakan konjungsi pertentangan yang menghubungkan dua
kata ataupun klausa yang sederajat. Maka, penulisannya tidak didahului oleh titik (.) tapi
tanda baca koma (,). Penulisan kalimat tersebut yang benar adalah ―… perhari, sedangkan 3
53
provinsi …‖. Oleh karena itu, Danendra mendapat skor 16 karena cukup memenuhi kriteria
penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Danendra mendapat nilai
yang cukup baik. Danendra sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan
kata. Namun, Danendra belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena
ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―cadmium, methane gas, stearic
acid‖, seharusnya kalimat tersebut ditulis dengan huruf miring menjadi ―cadmium, methane
gas, stearic acid‖. Hal ini karena cadmium, methane gas, stearic acid merupakan nama
senyawa kimia yang harus ditulis dengan huruf miring. Namun, Danendra dapat menulis
dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan seperti
cadmium yaitu kadmium.
Pungtuasi yang digunakan sudah baik, hal ini terlihat pada kalimat ―stearic acid, dan
masih banyak lagi.‖ Pada kalimat tersebut terdapat tanda baca koma (,) yang diikuti dengan
kata ―dan‖. Namun, penggunaan kata ganti ―-nya‖ ditulis dengan tidak tepat, seperti pada
kata ―contoh nya‖. Pada kata tersebut, penulisan kata ganti ―-nya‖ tidak diberi spasi, seperti
―contohnya‖. Penggunaan huruf kapital sudah tepat, seperti pada kalimat ―Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Yogyakarta.‖ Pada kalimat tersebut merupakan nama provinsi di Indonesia,
maka penggunaannya harus ditulis dengan huruf kapital. Oleh karena itu, Danendra
mendapat skor 7, karena memenuhi kriteria baik pada aspek ejaan dan tata tulis.
Tabel 4.11
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Carissa
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Carissa Kineta
Namara
22 10 22 13 8 75
Fakta tentang rokok
Rokok adalah salah satu barang yang banyak dicari di warung-warung dan banyak
54
yang menjadi perokok aktif yaitu bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak. Dan
tahukah kamu kalau provinsi teratas pemakai rokok ada Bangka Belitung= 18.3,
Kalimantan = 16.7, Riau= 16.5, sedangkan provinsi yang terbawah pemakai rokok
yaitu Jawa Barat = 10.7, Jawa Tengah= 10.1, D.I. Yogyakarta= 9.9
Banyaknya rokok yang dihisap oleh orang Indonesia ≥10 Tahun, setara dengan 1
bungkus rokok per-hari. Sedangkan bahayanya pemakaian rokok dapat
menyebabkan penyakit kanker hidung, penyakit jantung, kanker paru-paru,
kanker usus besar, tukak lambung, dll. Pria atau wanita perokok aktif atau pasif
semua ikut dirugikan.
Kesimpulan dari fakta-fakta rokok diatas adalah rokok itu merugikan kesehatan
manusia, sebagai perokok aktif maupun pasif
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Carissa memperoleh nilai 75 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Carissa mendapat nilai 22,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik.Carissa menulis dengan menarik dan sesuai
tema yang ditentukan, seperti pada kalimat ―Pria atau wanita perokok aktif atau pasif semua
ikut dirugikan‖. Carissa juga memasukkan fakta-fakta yang mendukung pada tulisannya,
seperti pada kalimat ―provinsi yang terbawah pemakai rokok yaitu Jawa Barat = 10.7, Jawa
Tengah= 10.1, D.I. Yogyakarta= 9.9‖. Teks tersebut cukup sesuai dengan sifat teks LHO
yaitu bersifat informatif karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena teks
yang ditulis Carissa mudah dipahami, dan objektif karena Carissa memaparkan informasi
rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Namun, Carissa kurang kompleks dalam
menjabarkan informasi tentang rokok. Carissa tidak Teks memakai fon Times New Roman,
ukuran 12 dengan rata kiri. Namun, teks ini kurang nyaman dibaca, karena semua kata
memakai dengan huruf tebal. Oleh karena itu, Carissa mendapat nilai cukup, sesuai dengan
kriteria penilaian aspek kualitas isi.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Carrisa
mendapat nilai 10, karena organisasi penulisan struktur kurang lengkap memenuhi definisi
55
umum, definisi bagian, dan simpulan. Carissa sudah mengikuti arahan guru dengan menulis
minimal tiga paragraf. Pada definisi umum, Carissa sudah benar menulis menggunakan
kalimat definisi ―adalah‖, tetapi Carissa menulis definisi rokok secara umum dalam
masyarakat, bukan menjelaskan makna atau arti dari rokok. Pada definisi bagian, Carissa
kurang mengklasifikasikan rokok karena tidak menyertakan kandungan rokok. Namun,
Carissa menulis bahaya rokok, seperti pada kalimat ―bahayanya pemakaian rokok dapat
menyebabkan penyakit kanker hidung …‖ Pada bagian simpulan, Carissa menulis pula
manfaat dari rokok, seperti pada kalimat ―… rokok itu merugikan kesehatan manusia,
sebagai perokok aktif maupun pasif.‖ Oleh karena itu, Carissa mendapat skor yang cukup
pada aspek organisasi penulisan teks LHO.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Carrisa mendapat nilai 22,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Carissa sudah memakai
kata baku, seperti pada frasa ―kanker hidung‖. Kata ―kanker‖ termasuk kata baku,
sedangkan bentuk tidak baku yaitu ―kangker‖. Selain itu, Carissa juga sudah menulis
kalimat dengan padu dan efektif karena bahasa yang digunakan tidak bertele-tele dan tidak
ada kalimat yang memakai pemborosan kata. Carissa dalam tulisannya sudah menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, ditemukannya kalimat yang kurang
formal berada di teks LHO, seperti ―Dan tahukah kamu kalau … ―karena kalimat tersebut
merupakan kalimat tanya retorik yang tidak memerlukan jawaban. Struktur kalimat yang
digunakan baik, karena Carissa sudah dapat menulis dengan menggunakan kalimat lengkap,
seperti pada kalimat berikut.
―Rokok adalah salah satu barang yang banyak dicari di warung-warung‖
S P O Pel K
Oleh karena itu, Carissa mendapat skor 22 yang termasuk skor penilaian yang baik karena
memenuhi aspek struktur bahasa.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Carissa baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Carissa selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada frasa ―perokok aktif atau pasif‖. Carissa juga menggunakan kata
idiomatik pada frasa ―Pria atau wanita … semua ikut dirugikan‖ untuk menggambarkan
56
bahaya rokok tidak memandang jenis kelamin. Selain itu Carissa memakai diksi yang
bersinonim seperti pada kata ―pria‖ dan ―wanita‖ yang bersinonim dengan kata ―laki-laki‖
dan ―perempuan‖. Kata istilah yang digunakan Carissa yaitu ―perokok aktif maupun pasif‖
untuk menjelaskan jenis perokok yang aktif merokok dan perokok pasif yaitu orang yang
jarang / tidak merokok, tetapi menghirup asap rokok.
Penggunan konjungsi yang digunakan kurang tepat seperti pada kalimat ―… setara
dengan 1 bungkus rokok per-hari. Sedangkan bahayanya pemakaian rokok dapat
menyebabkan penyakit …― Penggunaan konjungsi ―sedangkan‖ kurang tepat, karena
konjungsi ―sedangkan‖ merupakan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua
kalimat sederajat tetapi berlawanan. Pada kalimat tersebut, tidak menggambarkan kalimat
yang sederajat, karena inti kedua kalimat berbeda. Oleh karena itu, Carissa mendapat skor
13 karena termasuk penggunaan aspek diksi yang baik.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Carissa mendapat nilai yang
cukup baik. Carissa sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata.
Carissa menggunakan penulisan huruf kapital dengan tepat, seperti ―Bangka Belitung‖.
Frasa tersebut memang digunakan dengan huruf kapital pada huruf pertama karena
termasuk nama tempat yaitu provinsi di Indonesia. Namun, penggunaan pungtuasi Carissa
terdapat kesalahan, hal ini terlihat pada tanda hubung (-) untuk partikel per pada kata ―per-
hari‖. Kesalahan ini karena penulisan partikel per yang berari ‗demi‘, ‗tiap‘, atau ‗mulai‘
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya53
menjadi ―perhari‖. Selain itu, penggunaan
tanda koma (,) tidak ada pada kalimat ―Pria atau wanita perokok aktif atau pasif‖. Padahal
pada kalimat tersebut terdapat dua klausa ―pria atau wanita‖ dan ―perokok aktif atau pasif‖.
Maka penulisannya menjadi ―Pria atau wanita, perokok aktif atau pasif‖. Oleh karena itu,
Carissa mendapat nilai 8 karena pada aspek ini, Carissa menulis dengan ejaan dan tata tulis
yang sangat baik.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Lumi
53
Tim Grasindo, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: PUEBI dan Pembentukan Istilah, (Jakarta:
PT Grasindo, 2017), cet.2, h.37.
57
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Luminaire Tribuana
Celmira
24 14 28 20 6 91
Rokok
Rokok adalah batangan tembakau yang digunakan dengan cara dihisap. Rokok
berbahan dasar tembakau, kertas, dan filter diujung rokoknya. Indonesia memiliki
jumlah perokok terbanyak ke-5 di dunia, dan terbanyak di ASEAN. Merokok sangat
berbahaya karena rokok mengandung banyak bahan- bahan beracun. Akibat
merokok dapat dirasakan oleh perokok aktif dan pasif.
Rokok mengandung bahan- bahan beracun seperti; Acetone, Fuel, Methanol,
Chromium dll. Penyakit- penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok adalah; Mata
katarak, Kanker Paru- paru, Kanker Payudara, Kanker Hidung, Kanker Kulit dan
banyak lagi. Penyakit- penyakit ini juga dapat terjadi ke perokok pasif, yaitu orang
yang menghirup asap rokok dari perokok aktif di sekitarnya. Jumlah kematian yang
disebabkan oleh rokok semakin menambah tiap tahunnya. Pada tahun 2014 terdapat
458.632 jiwa yang ditelan akibat merokok. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
jumlah perokok di Indonesia. Ditahun 2014 juga, dilaporkan ada sebanyak 35%
perokok aktif di Indonesia.
Kesimpulannya, rokok sangat berbahaya dan dapat menyebabkan banyak kerugian.
Oleh sebab itu jauhilah rokok demi kesehatan dan kehidupan yang nyaman. Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Lumi memperoleh nilai 91 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Lumi mendapat nilai 24, karena
kualitas isi yang disajikan sangat baik. Lumi dapat membuat teks LHO dengan menarik dan
sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Informasi yang diberikan Lumi cukup
detail yang tidak diberikan oleh peserta didik lain yaitu, data jumlah kematian akibat rokok
pada tahun 2014, seperti pada kalimat ―Pada tahun 2014 terdapat 458.632 jiwa …‖. Lumi
membuat teks cukup sesuai dengan sifat teks LHO yaitu bersifat informatif karena berisi
58
informasi tentang rokok, komunikatif karena mudah dipahami, dan objektif karena Lumi
memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, Lumi
memberikan fakta-fakta yang mendukung, seperti ―Ditahun 2014 juga, dilaporkan ada
sebanyak 35% perokok aktif di Indonesia‖. Lumi menulis sesuai dengan fon Times New
Roman dan ukuran 12. Hanya saja, tulisannya belum rapih, karena tidak menggunakan rata
kanan-kiri.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Lumi
mendapat nilai 14, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum,
definisi bagian, dan simpulan. Pada bagian definisi umum, Lumi sudah menggunakan ciri
dari teks LHO yaitu memakai kata definisi, seperti ―Rokok adalah …‖ Pada definisi bagian,
Lumi mengklasifikasikan dengan cukup detail yaitu kandungan rokok, penyakit karena
rokok, data perokok 2014, dan data kematian akibat merokok 2014. Namun, data-data yang
ditulis di teks ini kurang tepat dimasukkan pada definisi bagian, karena pada definisi bagian
mencangkup klasifikasi rokok seperti klasifikasi pada ciri fisik rokok. Pada kesimpulan,
Lumi menyimpulkan dengan baik, tapi Lumi memberikan kalimat imbauan, seperti ―Oleh
sebab itu jauhilah rokok.‖ Kalimat persuasif kurang tepat jika ditulis pada teks LHO ciri
teks ini tidak memberikan opini, tidak subjektif, dan tidak memihak. Oleh karena itu, Lumi
mendapat skor 12 yang termasuk pada aspek organisasi penulisan teks LHO yang baik.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Lumi mendapat skor 28, karena
struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Lumi sudah memakai kata yang
baku seperti ―dihisap‖ yang merupakan kata baku ―hisap‖ dan bentuk tidak baku dari
―isap‖. Lumi juga menggunakan bahasa yang baik dan benar. Selain itu, Lumi sudah
menggunakan kalimat yang padu dan efektif karena sistematis dan tidak bertele-tele.
Struktur kalimat yang ditulis oleh Lumi sesuai dengan tatanan kalimat bahasa Indonesia,
seperti pada kalimat berikut.
―Rokok adalah batangan tembakau yang digunakan dengan cara dihisap‖
S P O K
Oleh karena itu, Lumi mendapat skor 28 yang termasuk dalam aspek struktur bahasa yang
sangat baik karena sesuai dengan kriteria penulisan yang dibuat oleh penulis.
59
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Lumi sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Lumi selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada frasa ―perokok aktif dan pasif‖. Selain itu, Lumi juga
menggunakan kata istilah bentuk singkatan, seperti pada kata ―ASEAN‖ untuk mengartikan
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara. Penggunaan konjungsi pada tulisan ini baik,
karena Lumi sudah menggunakan konjungsi antarkalimat ―oleh sebab itu‖ pada kalimat
―Oleh sebab itu jauhilah rokok‖. Oleh karena itu, Carissa mendapat skor 20, dengan aspek
penguasaan diksi yang sangat baik.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Lumi mendapat nilai yang
cukup baik. Lumi sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata. Pada
penggunaan pungtuasi terdapat kesalahan pemakaian tanda hubung (-). Penulisan tanda
hubung (-) tidak dipisah dengan kata yang mengikutinya, seperti pada kata ―bahan- bahan‖
yang seharusnya ―bahan-bahan‖. Selain itu, penulisan huruf kapital pada teks ini kurang
tepat, seperti pada frasa ―Kanker Payudara‖. Pada frasa tersebut seharusnya tidak ditulis
dengan huruf kapital menjadi ―kanker payudara‖ karena tidak termasuk awal kalimat.
Penggunaan kata depan ―di‖ pada kata ―Ditahun‖ tidak tepat, karena penulisan ―di‖
seharusnya dipisah, karena tahun merupakan nomina yang tidak bisa disambung
penulisannya dengan kata depan ―di‖. Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya.54
Oleh karena itu, Lumi mendapat nilai pada aspek ini,
karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.13
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Pandega
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Pandega Aryandry
Prabaswara Bawono
23 12 25 15 5 80
54 Tim Grasindo, Op.Cit., h.36.
60
Rokok adalah sebuah gulungan tembakau yang dibakar lalu dihisap. Rokok
memiliki bahan yang berbahaya seperti: Acetic Acid (bahan dalam cuka), Butane
(untuk mancis), Cadmium (bahan baterai), Methane gas (gas beracun), Stearic
Acid (terdapat pada lilin), Arseric (berbahaya bila dikonsumsi), Carbon Monoxide
(gas yang ada di kendaraan), Acetone (terdapat pada pembersih kuteks), Toluene
(zat pelarut yang biasa di gunakan di industri), Nicotine (zat pada pembasmi
serangga), Amonia (yang terdapat pada pembersih toilet), Methanol (bahan bakar
kendaraan dan juga roket), Fuel (bahan bakar kendaraan), Chromium (untuk cat).
Jumlah batang rokok tiap hari nya adalah 12,3 batang/setara dengan 1 bungkus
rokok per harinya. Provinsi 3 teratas adalah Bangka Belitung (18,3), Kalimantan
Selatan (16,7), Riau (16,3) dan 3 terbawah yaitu: Jawa Barat (10,7), Jawa Tengah
(10,1), D.I Yogyakarta (9,9). Bahaya dalam menghisap rokok adalah: Rambut
rontok, kulit keriput, mata katarak, hilangnya pendengaran, kanker hidung, kanker
paru-paru, kanker tenggorokan, kanker kulit, kanker lidah, kanker mulut, kanker
kelenjar ludah, kanker payudara, kanker usus besar, kanker anus, kanker lambung,
kanker rahim, emphysema, karies (gigi berlubang dan kuning), osteophorosis,
penyakit jantung, jari-jari pucat, tukak lambung, dan banyak lagi yang ditimbulkan
akibat merokok.
Seperti yang tadi saya jelaskan, rokok memiliki bahaya bagi tubuh. Maka itu, ayo
hindari rokok, karena rokok tidak memiliki manfaat bagi kesehatan.
Ini adalah laporan hasil observasi tentang Merokok semoga kalian suka!!
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Pandega memperoleh nilai 80 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Pandega mendapat nilai 23,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Pandega menulis dengan menarik dan sesuai
dengan tema yang ditentukan. Selain itu, Pandega menulis informasi tentang rokok dengan
61
cukup detail, seperti definisi rokok, kandungan rokok, data rokok yang dikonsumsi, data
perokok teratas di Indonesia, dan bahaya rokok. Pada bagian kandungan rokok, Pandega
sangat detail dalam menjelaskannya seperti ―luene (zat pelarut yang biasa di gunakan di
industri).‖ Pandega juga menambahkan fakta-fakta berupa data yang mengonsumsi rokok
perharinya, seperti pada kalimat ―Jumlah batang rokok tiap hari nya adalah 12,3 batang…‖
Teks ini sudah memuat sifat-sifat teks LHO yaitu, informatif karena berisi informasi
tentang rokok, komunikatif karena mudah dipahami, dan objektif karena Pandega
memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Pandega menulis sesuai
dengan fon Times New Roman dan ukuran 12. Hanya saja, tulisannya belum rapih, karena
tidak menggunakan rata kanan-kiri. Oleh karena itu, Pandega mendapat skor 23 karena
memenuhi aspek kualitas isi dengan sangat baik.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Pandega mendapat nilai 12, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Pada definisi umum Pandega sudah
memasukkan kata definisi yaitu ―adalah‖ seperti pada kalimat ―Rokok adalah sebuah
gulungan tembakau yang dibakar lalu dihisap.‖ Namun, pada bagian ini Pandega
memasukkan informasi yang kurang tepat, yaitu kandungan rokok. Kandungan rokok
merupakan klasifikasi dari rokok, maka lebih tepat jika dimasukkan pada definisi bagian.
Pada definisi bagian, Pandega memasukkan data perokok teratas di Indonesia. Data
perokok teersebut lebih tepat dimasukkan pada definisi umum, karena memuat hal-hal
umum tentang rokok. Pada simpulan, Pandega menulis kalimat imbauan, seperti ―ayo
hindari rokok.‖ Kalimat persuasif kurang tepat jika ditulis pada teks LHO ciri teks ini tidak
memberikan opini, tidak subjektif, dan tidak memihak. Oleh karena itu, Pandega mendapat
skor 12 yang termasuk pada aspek organisasi penulisan teks LHO yang baik.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Pandega mendapat nilai 25,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Pandega sudah memakai kata
yang baku seperti ―tukak‖ dan bentuk tidak baku dari ―tokak‖. Selain itu, Pandega
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pandega juga menggunakan kalimat yang padu
62
dan efektif karena sistematis dan tidak bertele-tele. Struktur kalimat yang digunakan
Pandega sudah baik, contohnya Pandega memakai struktur S P O K pada kalimat berikut.
―Provinsi 3 teratas adalah Bangka Belitung (18,3) ―
S P O
Maka, Pandega mendapat skor 25 yang termasuk pada aspek struktur bahasa teks LHO
yang sangat baik.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Pandega sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Pandega selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, yaitu rokok. Pada teks ini menggunakan kata idiomatik, seperti pada frasa
―gulungan tembakau‖. Kata ―gulungan‖ yang dipakai mengandung arti ―barang yang sudah
digulung.‖ ―Barang‖ yang digulung yaitu tembakau dan tembakau yang digulung akan
menjadi rokok. Pandega sudah menggunakan konjungsi antarkalimat dengan benar yaitu
pada frasa ―Maka itu‖. Selain itu, Pandega tidak menggunakan imbuhan ―se-― pada kata
―tiap‖. Frasa ―tiap hari‖ dapat digunakan karena kata ―tiap‖ atau ―setiap‖ dapat saling
mengantikan. Arti keduanya sama. Penggunaan kata istilah pada teks ini yaitu
―emphysema‖. Dalam dunia kesehatan, kata tersebut merupakan nama penyakit kronis
akibat kerusakan kantong udara pada paru-paru. Oleh karena itu, Pandega mendapat skor
15 yang termasuk pada aspek penggunaan diksi teks LHO yang baik.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Pandega mendapat nilai
yang cukup baik. Pandega sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan
kata. Namun, penulisan pada penggunaan kata ganti nya pada kata ‖hari nya‖ tidak tepat.
Kata ganti nya tersebut seharusnya ditulis tidak terpisah dengan kata sebelumnya, menjadi
―harinya‖. Kata ganti nya pada kata tersebut mempunyai arti yaitu perokok. Pada teks ini,
ditemukan banyak kesalahan. Pandega belum mengikuti penulisan huruf miring dengan
benar, karena ditemukan banyak kesalahan pada nama istilah, seperti pada kata
―Methanol‖. Kata tersebut seharusnya ditulis dengan huruf miring bukan huruf kapital,
karena kata tersebut merupakan nama ilimah dari salah satu jenis alkohol. Namun, Pandega
dapat menulis dengan tidak menggunakan huruf miring jika penulisannya memakai kata
63
serapan dari methanol menjadi metanol. Oleh karena itu, Pandega mendapat skor 5 karena
memenuhi aspek ejaan dan tata tulis dengan kategori cukup.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Raisha
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah
Skor
Raisha Kanaya 25 14 26 16 7 88
TEKS HASIL OBSERVASI ROKOK
-Raisha 7A-
Rokok adalah tembakau, kertas dan filter. Indonesia adalah negara ke-5 yang
mengonsumsi tembakau tertinggi sedunia dengan jumlah 190.846 ton pada 2011.
Dan juga pengguna rokok setiap harinya terus bertambah. Padahal sudah dikatakan
bahwa rokok itu tidak baik untuk kesehatan tubuh dan juga sangat merugikan bagi
pengguna rokok aktif maupun pasif. Pengguna rokok aktif yaitu orang yang
menghisap rokok dan pengguna rokok pasif yaitu orang yang menghisap asap rokok.
Rokok berbahaya karena terdapat kandungan yang berbahaya didalamnya,
contohnya yaitu Acetic acid yang biasanya terdapat pada cuka, Butane yang
digunakan untuk pembuatan mancis, Cadmium untuk bahan baku batrai, Methan
gassyang berupa gas beracun, Stearic acid yang terdapat pada lilin, Arsenic
merupakan zat beracun dan berbahaya jika dikonsumsi, Carbon monoxide zat
senyawa yang terdapat pada asap kendaraan, Acetone terdapat pada pembersih
kutek, toluene merupakan zat yang biasa digunakan di industri, Nacote merupakan
zat yang terdapat di pebasmi serangga, Amonia merupakan zat yang terdapat pada
pembersih toilet, Methanol sebagai bahan bakar kendaraan dan juga roket, Fuel
64
sebagai bahan bakl kendaraan, dan yang terakhir terdapat Chromium yang
digunakan untuk produksi warna dan cat. Semua zat itu sangat berbahaya bila kita
konsumsi karena dapat menyebabkan rambut rontok, kulit keriput,mata katarak,
hilangnya pendengaran, kangker hidung, kangker kulit, karies, osteoporosis,
penyakit jantung, kengker mulut, kangker payudara, emphysena dan kangker paru-
paru, jari-jari pucat, kangker usus besar dan anus, tukak lambung dan kangker
lambung, kerusakan sperma, kangke rahim dan banyak ada banyak lagi. Dan
terdapat juga beberapa cara untuk menghindari semua itu dengan tidak merokok,
lebih banyak minum airputih, memperbanyak tidur dan istirahat, sibukkan diri
setelah makan dan banyak lagi ha yang dapat dilakukan untuk menghindari rokok.
Kesimpulannya kita harus menghindari merokok karena rokok tidak ada manfaatnya
dan juga terdapat zat-zat berbahaya yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Raisha memperoleh nilai 88 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Raisha mendapat nilai 25, karena
kualitas isi yang disajikan sangat baik. Raisha sangat detail dalam memaparkan informasi
tentang rokok. Raisha menulis dengan menarik karena teks ini sesuai dengan fon Times
New Roman, ukuran 12 dan menggunakan rata kanan-kiri. dan sesuai dengan tema yaitu
rokok. Raisha dapat menjelaskan dengan baik fenomena berdasarkan fakta yang
didapatkan. Selain itu, Raisha dapat mengungkapkan pandangannya terhadap suatu masalah
sesuai objek dengan menggunakan fakta dan data yang mendukung, seperti pada kalimat
―Indonesia adalah negara ke-5 yang mengonsumsi tembakau tertinggi sedunia dengan
jumlah 190.846 ton pada 2011. ― Teks yang ditulis Raisha sudah memuat sifat-sifat teks
LHO yaitu, informatif karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena mudah
dipahami, dan objektif karena Raisha memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, Raisha mendapat skor 25 karena memenuhi aspek kualitas isi
dengan sangat baik.
65
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Muhammad mendapat nilai 14, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Pada definisi umum, Raisha menjelaskan
tentang rokok, data konsumsi tembakau 2011 di Indonesia, dan jenis-jenis perokok. Pada
bagian ini Raisha sudah menulis dengan ciri-ciri definisi umum yaitu menggunakan kata
definisi, seperti pada kalimat ―Rokok adalah tembakau, kertas dan filter.‖ Pada definisi
bagian menjelaskan kandungan rokok, penyakit dari rokok, dan cara menghindari kebiasaan
merokok. Pada simpulan, Raisha menyimpulkan dengan baik. Raisha menulis kalimat
―Kesimpulannya‖ untuk menegaskan bahwa paragraf ketiga yaitu simpulan. Hal ini
menandakan bahwa Raisha sangat paham struktur organisasi penulisan teks LHO. Oleh
karena itu, Raisha mendapat skor sangat baik pada aspek organisasi penulisan struktur teks
LHO karena telah menjelaskan semua struktur dengan detail dan memenuhi semua kriteria
yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Raisha mendapat nilai 26,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Raisha sudah dapat
menulis dengan padu. Struktur kalimat yang digunakan Raisha memenuhi ciri kalimat yang
efektif, yaitu kalimat yang mengandung unsur SPOK dan Pelengkap, seperti pada kalimat
berikut.
―Indonesia adalah negara ke-5 yang mengonsumsi tembakau tertinggi sedunia
S P O K Pel
Penggunaan kalimat tersebut sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Namun, terdapat penggunaan kata tidak baku pada frasa ―kangker lambung‖. Kata
―kangker‖ merupakan kata tidak baku dari kanker. Kanker adalah penyakit yang
disebabkan hormon. Maka dari itu, Raisha mendapat nilai yang sangat baik, karena
memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Raisha sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Raisha selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―rokok itu tidak baik untuk kesehatan tubuh‖. Kalimat
tersebut sangat berkaitan dengan rokok karena Raisha menjelaskan bahwa rokok memiliki
66
dampak yang tidak baik bagi tubuh. Namun, penggunaan kata hubung ―dan‖ seperti ―2011.
Dan juga pengguna rokok setiap harinya‖ tidak tepat karena konjungsi tersebut termasuk
konjungsi koordinatif (sederajat). Penggunaan konjungsi tersebut berada di antara klausa
pertama dan klausa kedua. Namun, pada kasus tersebut kata ―dan‖ dan ―juga‖ lebih baik
dihilangkan karena tidak tepat kata ―dan‖ dijadikan awal kalimat. Pada kata istilah Raisha
menggunakan kata ―Amonia‖ merupakan istilah pada senyawa kimia yang berupa gas. Oleh
karena itu, Raisha mendapat skor 16 karena memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Raisha mendapat nilai yang
cukup baik. Raisha sudah menulis dengan baik. Raisha belum mengikuti penulisan huruf
miring dengan benar, karena ditemukan banyak kesalahan pada nama istilah, seperti pada
kata ―Methanol‖. Kata tersebut seharusnya ditulis dengan huruf miring bukan huruf kapital,
karena kata tersebut merupakan nama ilimah. Namun, Raisha dapat menulis dengan tidak
menggunakan huruf miring jika penulisannya memakai kata serapan dari methanol menjadi
metanol. Selain itu, terdapat kekurangan huruf [m] pada kata ―pebasmi‖ menjadi
―pembasmi‖ karena seharusnya memakai imbuhan {pem-} bukan {pe-}. Selain itu,
penggunaan pungtuasi koma (,) kurang tepat, seperti pada frasa ―kulit keriput,mata
katarak‖. Pada tanda koma (,) seharusnya diberi spasi seperti ―kulit keriput, mata katarak‖.
Pada frasa ―airputih‖ juga tidak diberi spasi. Lalu pada frasa ―dan banyak lagi ha yang
dapat‖ terdapat kata ―ha‖ yang sepertinya kata tersebut belum sempat terhapus oleh Raisha.
Oleh karena itu, Raisha mendapat skor 7, karena memenuhi kriteria baik pada aspek ejaan
dan tata tulis.
Tabel 4.15
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Daksha
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Daksha Harshavardana
Adrian
23 13 25 17 8 87
67
Rokok sudah menjadi barang yang umum digunakan di Indonesia. Mulai dari bapak-
bapak, abang-abang, bahkan di kalangan anak muda. Rokok juga sering ditemukan di
minimarket terdekat. Karena rokok gampang dicari dan digapai, minat orang-orang
terhadap rokok meningkat setiap tahunnya. Kebanyakan orang-orang akhir-akhir ini
rela membuang-buang uang nya demi sebungkus rokok, padahal rokok mengandung
zat-zat yang merugikan.
Rokok mengandung zat-zat yang berbahaya. Zat berbahaya yang terkandung di dalam
rokok seperti: Acetic acid, butane, cadmium, carbon monoxide, nicotine, dan masih
banyak lagi. Karena zat -zat berbahaya tadi, rokok membawa kerugian bagi tubuh
seperti kerontokan rambut dan kulit wajah berkeriput. Selain itu, rokok juga
membawa penyakit serius yang membahayakan, dengan contoh: Penyakit jantung,
kanker paru-paru, kanker lambung, dan penyakit pernafasan.
Karena itu ayo mari mengajak orang terdekat kita untuk berhenti merokok demi
kepentingan bersama, dengan cara: Kuatkan tekad dan niat untuk berhenti merokok,
meminta dukungan dari orang terdekat dan keluarga, mengurangi jatah merokok
setiap hari, menyibukkan diri agar tidak ada waktu senggang untuk merokok, lebih
sering minum air putih, dan mulai kebiasaan ini ndari sekarang.
Rokok merupakan kegiatan yang cuma-cuma dan tidak ada manfaatnya, yang hanya
merugikan diri sendiri dan orang disekitar. Rokok banyak mengandung zat berbahaya
yang dapat menyebabkan penyakit. Karena itu mari kita sayangi diri sendiri dengan
tidak merokok.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Daksha memperoleh nilai 87 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Daksha mendapat nilai 23,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Daksha dapat menjelaskan dengan baik
fenomena berdasarkan fakta yang didapatkan. Selain itu, Daksha dapat mengungkapkan
pandangannya terhadap suatu masalah sesuai objek dan menggunakan fakta yang
mendukung, seperti ―Zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok seperti … ― Tulisan
ini sangat menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Dalam tulisan ini,
Daksha menulis sesuai dengan fon Times New Roman dan ukuran 12. Hanya saja,
68
tulisannya belum rapih, karena tidak menggunakan rata kanan-kiri dan pada judul berbeda
stylenya dengan teks. Oleh karena itu, Daksha mendapat skor yang sangat baik karena
memenuhi aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Daksha
mendapat nilai 13, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum,
definisi bagian, dan simpulan. Daksha membuatya dengan 4 paragraf. Pada definisi umum,
Daksha menjelaskan tentang rokok secara umum, seperti pada kalimat ―Rokok sudah
menjadi barang yang umum digunakan di Indonesia‖. Namun, Daksha tidak memakai ciri
khusus kaidah kebahasaan pada definisi umum, seperti penggunaan kata kerja definisi yaitu
―adalah, merupakan, ialah, dan lain-lain‖. Pada definisi bagian, Daksha memberikan
informasi yaitu kandungan rokok, penyakit akibat rokok, dan ajakan untuk berhenti
merokok. Kalimat persuasif seperti, ―ayo mari mengajak‖ kurang tepat berada di teks LHO
karena teks LHO, penulis tidak diperkenanankan untuk berpihak pada suatu hal. Pada
simpulan, Daksha menyimpulkan dengan sangat baik. Maka dari itu, Daksha mendapat skor
sangat pada aspek organisasi penulisan struktur teks LHO karena Daksha menjelaskan
semua struktur dengan baik dan memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Daksha mendapat nilai 25,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Daksha sudah memenuhi
kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang padu, sistematis, dan dalam penulisannya
mengandung unsur SPOK, seperti pada kalimat berikut.
―Rokok mengandung zat-zat yang berbahaya.‖
S P O K
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Namun, ditemukan kata
tidak baku pada kata ―pernafasan‖. Kata tersebut merupakan kata turunan dari ―napas‖ dan
kata tidak baku yaitu ―nafas‖. Maka, penulisan yang tepat adalah ―pernapasan‖ bukan
―pernafasan‖. Oleh karena itu, Daksha mendapat nilai yang sangat baik, karena memenuhi
semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Daksha sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Daksha selaras dan tepat dengan tema yang
69
ditentukan, seperti pada kalimat ―rokok membawa kerugian bagi tubuh‖. Kata idiomatik
pada teks Daksha yaitu pada frasa ―penyakit serius‖ yang artinya penyakit yang sangat
membahayakan dan mematikan, seperti kanker. Pada teks ini, ditemukan banyak kata
istilah, salah satunya yaitu ―nicotine‖. Nikotin adalah nama dari senyawa kimia yang
terdapat dalam rokok. Selain itu, penggunaan kata hubung "bahkan‖ seperti pada kalimat
―bahkan di kalangan anak muda‖. Kata ―bahkan‖ merupakan konjungsi antarkalimat untuk
menyataan penguatan Namun, terdapat kesalahan penggunaan konjungsi ―karena‖ pada
frasa ―Karena rokok‖. Konjungsi tersebut tidak tepat digunakan sebagai sebagai awal
kalimat, karena konjungsi tersebut sebagai hubungan dari penyebab pada klausa
sebelumnya yang tidak sama derajatnya. Oleh karena itu, Danendra mendapat skor 17
karena cukup memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Daksha mendapat nilai yang
cukup baik. Daksha sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata.
Namun, Daksha belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―cadmium‖ yang seharusnya ditulis dengan
huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun Daksha dapat menulis
dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan seperti
kadmium. Pungtuasi yang digunakan sudah baik, hal ini terlihat pada kalimat ―Zat
berbahaya yang terkandung di dalam rokok seperti: Acetic acid, butane, cadmium, carbon
monoxide, nicotine, dan masih banyak lagi.‖. Penggunakan tanda titik dua (:) pada contoh
di atas sudah tepat karena dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan. Pada kalimat tersebut terdapat tanda baca koma (,) yang
diikuti dengan kata ―dan‖. Namun, penggunaan kata ganti ―-nya‖ ditulis dengan tidak tepat,
seperti pada kata ―uang nya‖. Pada kata tersebut, penulisan kata ganti ―-nya‖ diberi spasi,
seharusnya tidak diberi spasi, menjadi ‖uangnya‖. Oleh karena itu, Daksha mendapat nilai
8 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang sangat baik.
Tabel 4.16
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Nasyama
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
70
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Nasyama Nindya Hime 22 10 22 15 5 74
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan ujungnya berisi filter. Satu
batang rokok memilki 15 racun: nikotin, ammonia, acrolein, formic acid, karbon
monoxida, phenol, acetol, nitrous oxide, formaldehyde, hydrogen cyanide, tart,
pyridine, methanol, methyl chloride, hydrogen sulfide.
Rokok dapat menyebabkan penyakit: kanker paru-paru, kanker kemih, kanker
ginjal, kanker mulut, serangan jantung. perokok dibagi menjadi 2 tipe yaitu: aktif dan
pasif. perokok aktif adalah orang secara langsung mengisap rokok, dan sedangkan
perokok pasif adalah orang yang tidak sengaja mengisap asap rokok. Indonesia
adalah Negara kelima yang mengosumsi tembakau tertinggi di dunia dengan jumlah
190.846 ton pada tahun 2011. Dari data tersebut dipastikan perokok diindonesia pada
tahun 2011 mencapai angka: 23% , dan mendekat 2012: 27%, 2013: 30%, 2014:
35%. Dari tingginya perokok diindonesia, kementrian kesehatan mencatat jumlah
korban meninggal akibat rokok, pada tahun 2011: 293.632, 2012: 329,800, 2013:
405.720, 2014: 458.632. jadi bisa dipastikan korban akibat rokok meningkat
bukannya menurun
Rokok bagianya tidak ada manfaatnya, tidak sehat bagi tubuh, bisa membuat
kita sakit, dan menyebabkan kita tidak sehat pada bagian tubuh kita.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Nasyama memperoleh nilai 74 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Nasyama mendapat nilai 22,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Nasyama sudah dapat menuis dengan
menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Nasyama dapat
menjelaskan dengan baik fenomena berdasarkan fakta yang mendukung, seperti pada
kalimat ―Satu batang rokok memilki 15 racun‖. Pada tulisan ini tidak diberi judul, tapi
71
Nasyama menulis sudah rapih karena menggunakan fon Times New Roman, ukuran 12,
dengan rata kanan-kiri. Oleh karena itu, Nasyama mendapat skor yang sangat baik karena
memenuhi kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Nasyama mendapat nilai 10, karena sudah mengikuti instruksi guru dengan menulis tiga
paragraf. Organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum, definisi bagian,
dan simpulan. Pada definisi umum, Nasyama menulis definisi rokok dan kandungan rokok.
Pada bagian ini, Nasyama memakai kata kerja definisi yang termasuk ciri kebahasaan dari
definisi umum yaitu ―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan ujungnya berisi
filter‖. Namun, informasi terkait kandungan rokok tidak termasuk ke dalam definisi umum,
melainkan klasifikasi yang lebih tepat dimasukkan ke dalam definisi bagian. Pada definisi
bagian, Nasyama menulis rokok menyebabkan penyakit, jenis perokok, data perokok di
Indonesia, dan data korban akibat rokok. data perokok di Indonesia dan data korban akibat
rokok termasuk dalam informasi umum dari rokok, maka penulisannya lebih tepat ditulis
pada definisi umum. Pada manfaat, Nasyama membuat kesimpulan kurang lengkap, tetapi
Nasyama sudah menulis manfaat dari rokok, seperti pada kalimat ―Rokok bagianya tidak
ada manfaatnya, tidak sehat bagi tubuh, bisa membuat kita sakit, dan menyebabkan kita
tidak sehat pada bagian tubuh kita. Maka dari itu, Nasyama mendapat skor cukup pada
aspek organisasi penulisan struktur teks LHO karena menulis struktur dengan lengkap.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Nasyama mendapat nilai 22,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Nasyama sudah memenuhi
kalimat yang efektif, yaitu memakai kata baku, kalimat yang padu, sistematis, seperti pada
penggunaan kalimat dengan struktur SPOPel berikut.
―Rokok dapat menyebabkan penyakit: kanker paru-paru, kanker kemih … ―
S P O Pel
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, Nasyama
mendapat nilai yang baik, karena memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Nasyama baik. Nasyama
menggunakan diksi yang selaras dan tepat dengan tema yang ditentukan, seperti pada kata
72
―perokok pasif‖. Pada teks ini, ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu
―formaldehyde‖. Kata formaldehyde atau formaldehida yaitu nama kimia gas berbau
menyengat yang digunakan dalam pembuatan bahan celup, plastic, serta resin tiruan.55
Kata
hubung yang digunakan dalam teks ini cukup baik, Nasyama memakai kata ―jadi‖ untuk
menghubungkan antarkalimat, seperti ―jadi bisa dipastikan korban … ―. Namun, konjungsi
antarkalimat berada di awal kalimat yang penulisannya setetlah tanda baca titik(.). Oleh
karena itu, Nasyama mendapat skor 15 karena menggunakan diksi dengan baik dan
memenuhi kriteria penilaian.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Nasyama mendapat nilai
yang cukup. Nasyama sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan dalam mengetik
(typo). Namun, Nasyama belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena
ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―methyl‖ yang seharusnya ditulis
dengan huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Nasyama dapat
menulis dengan tidak menggunakan huruf miring, jika penulisannya memakai kata serapan
menjadi metil. Dalam teks ini ditemukan kesalahan penulisan kata depan ―di‖ pada
kata―diindonesia‖. Kata depan tersebut seharusnya ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, menjadi ―di Indonesia‖ dan huruf [i] ditulis kapital karena kata ―Indonesia‖
merupakan nama tempat, nama negara, dan nama geografi. Pungtuasi yang digunakan
Nasyama sudah baik, seperti ―rokok memilki 15 racun: nikotin, ammonia‖. Pada kalimat
tersebut terdapat tanda baca titik dua (:) yang dipakai pada akhir suatu pernyataan yang
diikuti pemerincia atau penjelasan. Oleh karena itu, Nasyama mendapat nilai 5 pada aspek
ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.17
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Quaneisha
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
Jumlah Skor
55 KBBI Luring
73
(3 – 10)
Quaneisha Caluellarifa
Viery
22 10 22 15 7 76
Rokok
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan ujungnya diberi filter. Satu batang
rokok mengandung 15 racun-racun yang terkandung dalam rokok. Beberapa racun
yang terdapat pada rokok yaitu, nikotin, ammonia, acrolein, formic acid,
karbonmoxida, dll.
Rokok dapat menyebabkan penyakit, kanker paru-paru, kanker kandung kemih,
kanker ginjal, kanker mulut, dan yang paling parah adalah serangan jantung.
Perokok dibagi menjadi 2, yang aktif yang kedua pasif. Aktif adalah orang secara
langsung mengisap rokok. Sedangkan pasif adalah orang yang tidak sengaja
mengisap asap rokok. Indonesia adalah Negara ke-5 yang mengosumsi tembakau
tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846 ton pada tahun 2011. Perokok di tahun
2011 mencapai angka 23% , 2012 27%, 2013%, 2014 35%. Korban akibat rokok
malah meningkat setiap tahunnya.
Banyak orang yang terkena penyakit diakibatkan mengonsumsi rokok terlalu banyak.
Bahkan tidak hanya orang dewasa yang mengonsumsinya. Padahal, tidak ada
manfaat dari rokok. Rokok berbahaya karena didalamnya terdapat zat-zat yang
dapat merusak organ tubuh.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Quaneisha memperoleh nilai 76 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Quaneisha mendapat nilai 22,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Quaneisha menulis dengan menarik, sesuai
dengan tema yang ditentukan, dan cukup detail memaparkan informasi tentang rokok.
Quaneisha dapat menjelaskan dengan baik fenomena berdasarkan data dan fakta yang
74
mendukung seperti pada kalimat ―Indonesia adalah Negara ke-5 yang mengosumsi
tembakau tertinggi...‖ Kata ―tembakau‖ sangat terikat dengan rokok. Pada tulisan ini diberi
judul dan sudah rapih karena menggunakan rata kanan kiri, tetapi Quaneisha menulis
dengan fon Calibri dengan ukuran 12.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Quaneisha mendapat nilai 10, karena sudah mengikuti arahan guru untuk menulis sebanyak
tiga paragraf. Dalam teks ini, organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi
umum, definisi bagian, dan simpulan. Pada definisi umum, Quaneisha menjelaskan tentang
definisi rokok dan kandungan rokok. Kandungan rokok kurang tepat dimasukkan ke dalam
definisi umum, karena kandungan rokok merupakan klasifikasi dari rokok dan lebih tepat
jika dimasukkan ke dalam definisi bagian. Pada definisi bagian, Quaneisha memaparkan
penyakit akibat rokok, jenis perokok, data konsumsi tembakau, dan data perokok pada
tahun 2011. Data yang dimasukkan di sini, lebih tepat dimasukkan ke dalam definisi
umum, karena memuat informasi rokok secara umum. Pada simpulan, Quaneisha
menyimpulkan dengan cukup baik dan menulis manfaat dari objek, tetapi Quaneisha tahu
bahwa rokok tidak memiliki manfaat. Hal ini terlihat pada kalimat ―Padahal, tidak ada
manfaat dari rokok.‖ Maka dari itu, Quaneisha mendapat skor cukup pada aspek organisasi
penulisan struktur teks LHO karena teks yang dibuat Quaneisha memiliki struktur yang
lengkap dan memenuhi kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Quaneisha mendapat nilai 22,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini cukup baik. Quaneisha belum
menggunakan kalimat efektik karena ditemukan penggunaan kata yang lewah pada frasa
―15 racun-racun.‖ Frasa tersebut lewah karena menggunakan kata racun-racun untuk
menjelaskan banyak racun dalam kandungan rokok, tetapi sebelum kata tersebut sudah ada
angka ―15‖ yang menandakan bahwa banyak racun. Oleh karena itu, penggunaan frasa
yang tepat yaitu ―15 racun‖. Namun, struktur kalimat yang dipakai Quaneisha sudah baik,
dengan mamakai pola SPOPel, seperti kalimat berikut.
―Rokok dapat menyebabkan penyakit, kanker paru-paru …‖
S P O Pel
75
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Quaneisha juga sudah
menggunakan kata baku, seperti ―mengisap‖ yang merupakan kata turunan dari ―isap‖.
Bentuk tidak baku dari kata ―isap‖ yaitu ―hisap‖.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Quaneisha sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Quaneisha selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―Beberapa racun yang terdapat pada rokok …‖ Kata
idiomatik yang digunakan Quaneisha adalah ―parah‖ seperti pada kalimat ―paling parah
adalah serangan jantung‖. Kata ―parah‖ menggambarkan penyakit yang sangat berat dan
sukar diatasi. Penggunaan kata ―malah‖ pada kalimat ―Korban akibat rokok malah
meningkat‖ merupakan konjungsi pertentangan, di mana klausa pertama bertentangan
dengan klausa kedua. Namun, pada kalimat tersebut tidak menunjukkan pertentangan. Kata
istilah pada tulisan ini yaitu ―nikotin‖. ―nikotin‖ merupakan nama kimia beracun yang
terdapat dalam tembakau, bahan utama rokok. Oleh karena itu, Quaneisha mendapat skor
15 karena cukup memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Quaneisha mendapat nilai
yang cukup baik. Quaneisha sudah menulis dengan baik. Namun, Quaneisha belum
mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan banyak kesalahan pada
kata istilah, seperti ―acrolein‖ yang seharusnya ditulis dengan huruf miring karena nama
ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Quaneisha dapat menulis dengan tidak menggunakan
huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan seperti akrolein. Penggunaan kata
depan ―di‖ pada frasa ―di tahun‖ sudah tepat, karena penulisan harus dipisah, karena tahun
merupakan nomina yang tidak bisa disambung penulisannya dengan kata depan ―di‖. Kata
depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.56
Pada data
yang dimasukkan oleh Quaneisha terdapat kekurangan data persentase pada tahun 2013
seperti, ―2012 27%, 2013[…] %, 2014 35%.― Oleh karena itu, mendapat nilai 7 pada aspek
ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.18
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Melati
56 Tim Grasindo, Op.Cit., h.36.
76
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Melati Aida Khairani 23 14 23 15 5 80
Rokok
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter. Perokok dibagi
menjadi 2: aktif dan pasif. Aktif adalah orang secara langsung mengisap rokok, pasif
adalah orang yang tidak sengaja mengisap asap rokok. Indonesia adalah negara
kelima yang mengosumsi tembakau tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846 ton.
pada tahun 2011. Dari data tersebut dipastikan perokok di tahun 2011 mencapai
angka 23% , dan meningkat 2012 mencapai 27%, 2013 30%, 2014 35%. Korban
akibat rokok bukan berkurang malah meningkat.
1 batang rokok mengandung 15 racun-racun inilah contoh 15 racun-racun
yang terkandung didalam rokok: nikotin, ammonia, acrolein, formic acid, karbon
monoxida, phenol, acetol, nitrous oxide, formaldehyde, hydrogen cyanide, tart,
pyridine, methanol, methyl chloride, hydrogen sulfide. Rokok dapat menyebabkan
penyakit kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker kemih, kanker mulut dan yang
paling parah adalah serangan jantung.
Rokok mengandung zat-zat yang beracun dan mengundang penyakit-
penyakit yang sangat berbahaya. Rokok tidak ada manfaatnya tapi banyak orang
merokok. Maka banyak orang yang terkena penyakit bahkan ada yang sampai
meninggal.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Melati memperoleh nilai 78 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Melati mendapat nilai 23, karena
kualitas isi yang disajikan sangat baik. Melati dapat menjelaskan dengan baik fenomena
dengan objektif berdasarkan fakta yang didapatkan. Selain itu, Melati dapat
mengungkapkan pandangannya terhadap suatu masalah sesuai objek dan menggunakan
fakta dan data yang mendukung, seperti ―Indonesia adalah negara kelima yang mengosumsi
77
tembakau tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846 ton [,] pada tahun 2011. ―. Melati
menulis teks dengan fon Calibri, ukuran 18, rata kiri. Oleh karena itu, Melati mendapat skor
yang sangat baik karena memenuhi kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Muhammad mendapat nilai 14, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Melati sudah mengikuti arahan guru dengan
membuat sebanyak 3 paragraf. Pada definisi umum, Melati menjelaskan definisi rokok,
jenis perokok, dan data konsumsi tembakau 2011 – 2014. Dalam paragraf ini, Melati
menggunakan kata kerja definisi ―adalah‖, seperti pada kalimat ―Rokok adalah tembakau
yang digulung kertas dan filter.‖ Pada definisi bagian, melati menjelaskan kandungan rokok
dan penyakit karena rokok. Pada simpulan, Melati sudah membuat simpulan dengan cukup
baik. Melati juga sudah memasukkan manfaat dari objek, tapi karena rokok tidak memiliki
manfaat maka melati menggunakan kalimat ―Rokok tidak ada manfaatnya tapi banyak
orang merokok.‖ Maka dari itu, Melati mendapat skor sangat baik pada aspek organisasi
penulisan struktur teks LHO karena dapat menjelaskan semua struktur dengan baik dan
memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Melati mendapat nilai 23,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Melai sudah menggunakan kata
baku, seperti ―kanker‖. Kata tersebut merupakan kata baku, dan kata tidak bakunya yaitu
―kangker‖. Melati juga sudah membuat kalimat dengan padu. Namun, pada kalimat ―1
batang rokok mengandung 15 racun-racun inilah contoh 15 racun-racun yang terkandung
didalam rokok‖ tidak efektif, karena tidak adanya tanda baca sehingga cukup sulit untuk
membacanya. Melati dapat menambahkan tanda baca titik, menjadi ―1 batang rokok
mengandung 15 racun-racun. Inilah contoh 15 racun-racun yang terkandung didalam
rokok.‖ Melati sudah menulis struktur dengan pola kalimat SPOK, seperti pada kalimat
berikut.
―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter.‖
S P O K
78
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, Melati
mendapat nilai yang baik, karena memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Melati sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Melati selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kata ―Perokok dibagi menjadi 2: aktif dan pasif‖. Kata idiomatik
yang digunakan Melati adalah ―parah‖, seperti pada kalimat berikut ―… dan yang paling
parah adalah serangan jantung.‖ Pada kalimat tersebut kata ―parah‖ menggambarkan
penyakit yang sangat sulit dan sukar diatasi, dengan kata lain penyakit mematikan yaitu
serangan jantung. Kondisi di mana jantung berhenti mendadak. Pada teks ini, ditemukan
banyak kata istilah, salah satunya yaitu ―chloride‖. Klorida adalah nama dari senyawa
kimia yang terdapat dalam rokok. Selain itu, Melati menggunakan kata hubung intrakalimat
"malah‖ pada kalimat ―Korban akibat rokok bukan berkurang malah meningkat.‖ Kata
―malah‖ merupakan konjungsi pertentangan, di mana klausa pertama bertentangan dengan
klausa kedua. Oleh karena itu, Melati mendapat skor 15 karena cukup memenuhi kriteria
penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Melati mendapat nilai yang
cukup baik. Melati sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata
(typo). Namun, Melati belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena
ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―tart‖. Kata tersebut seharusnya
menggunakan huruf miring, tetapi Melati dapat menggunakannya dengan tidak memakai
huruf miring jika penulisannya menggunakan kata serapan, menjadi ―tar‖. ―Tar‖ adalah
komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah dihilangkannya komponen
nikotin dan cairan, bersifat karsinogenik.57
Selain itu pada kalimat ― … jumlah 190.846 ton.
pada tahun 2011‖ penggunaan tanda baca titik (.) kurang tepat, karena setelah titik (.)
terdapat kelanjutan dari kalimat sebelumnya, yaitu ―pada tahun 2011‖. Maka dari itu, tanda
baca titik (.) seharusnya diganti menjadi tanda baca koma (,) menjadi ―… jumlah 190.846
ton, pada tahun 2011.‖ Dalam teks ini ditemukan kata reduplikasi, seperti ―zat-zat‖ Kata
57 KBBI Luring
79
tersebut merupakan bentuk kata ulang dari kata ―zat‖. Oleh karena itu, Melati mendapat
nilai 5 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.19
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Shireen
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Shireen Azalia Fauzan 22 13 22 17 5 79
Tentang Rokok
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter. Indonesia adalah
negara ke-5 yang mengosumsi tembakau tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846
ton pada tahun 2011. Dari data tersebut dipastikan Perokok di tahun 2011
tercapai angka 23% dan meningkat pada tahun 2012,2013,2014 mencapai angka
35%. Bisa dipastikan korban akibat rokok bukannya berkurang malah meningkat.
Rokok dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru, kanker kemih,
kanker ginjal, kanker mulut, dan paling parah adalah serangan jantung. Perokok
dibagi jadi dua: aktif dan pasif. Rokok aktif adalah orang yang selalu mengisaf
rokok sedangkan pasif adalah orang yang tidak sengaja mengisaf asap rokok. Rokok
mengandung 15 racun-racun. Inilah contoh 15 racun-racun yang terkandung di
dalam rokok: nikotin, ammonia, acrolein, formic acid, karbon monoxida, phenol,
acetol, nitrous oxide, formaldehyde, hydrogen cyanide, tart, pyridine, methanol,
methyl chloride, hydrogen sulfide
80
Banyak orang yang masuk rumah sakit karena rokok tidak ada manfaat.
Rokok menyebabkan orang terkena kanker paru-paru dan tidak sedikit orang yang
mati akibat rokok. Jadi matikan rokok sebelum orang-orang mati.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Shireen memperoleh nilai 78 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Shireen mendapat nilai 22,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik. Shireen dapat menjelaskan dengan baik
fenomena berdasarkan fakta yang didapatkan. Selain itu, Shireen juga menggunakan data
yang mendukung, seperti ―Indonesia adalah negara ke-5 yang mengosumsi tembakau
tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846 ton pada tahun 2011.‖ Tulisan ini sangat menarik
dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Pada tulisan ini Shireen menggunakan
fon Calibri, ukuran 14, dan rata kiri. Oleh karena itu, Shireen mendapat skor yang sangat
baik karena memenuhi kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Shireen
mendapat nilai 13, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum,
definisi bagian, dan simpulan. Shireen membuat tulisan ini menjadi 3 paragraf, sesuai
dengan arahan guru. Pada definisi umum, Shireen menjelaskan tentang definisi rokok, data
konsumsi tembakau tahun 2011, data perokok 2012 – 2014. Shireen sudah membuat
definisi umum yang sesuai dengan ciri teks LHO yaitu memakai kata kerja definisi
―adalah‖ seperti pada kalimat ―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter.‖
Pada definisi bagian, Shireen sudah mengklasifikasikannya dengan baik, seperti penyakit
akibat rokok, jenis perokok, dan kandungan rokok. Pada simpulan, Shireen menyimpulkan
dengan cukup baik. Maka dari itu, Shireen mendapat skor sangat baik pada aspek
organisasi penulisan struktur teks LHO karena menjelaskan semua struktur dengan baik dan
memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
81
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Shireen mendapat nilai 22,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Shireen sudah memenuhi
kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang padu, sistematis, dan dalam penulisannya
mengandung unsur SPOK, seperti pada kalimat berikut.
―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter‖.
S P O K
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Namun, ditemukan
penggunaan kata tidak baku pada kata ―mengisaf‖. Kata tersebut merupakan kata turunan
dari ―isap‖ dan kata tidak baku yaitu ―isaf‖, ―hisap‖, dan―hisaf‖. Maka kata baku yang
benar yaitu ―mengisap‖. Shireen belum menggunakan kalimat efektif karena ditemukan
penggunaan kata yang lewah pada frasa ―15 racun-racun.‖ Frasa tersebut lewah karena
menggunakan kata racun-racun untuk menjelaskan banyak racun dalam kandungan rokok,
tetapi sebelum kata tersebut sudah ada angka ―15‖ yang menandakan bahwa banyak racun.
Oleh karena itu, penggunaan frasa yang tepat yaitu ―15 racun‖.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Shireen sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Shireen selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kata ―Perokok dibagi jadi dua: aktif dan pasif.‖ Kata idiomatik
yang digunakan Shireen adalah ―parah‖ seperti pada kalimat ―paling parah adalah serangan
jantung‖. Kata ―parah‖ menggambarkan penyakit yang sangat berat dan sukar diatasi. Pada
teks ini, ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu ―formaldehyde‖. Formaldehida
adalah nama dari senyawa kimia yang berwujud gas berbau menyengat. Selain itu,
penggunaan kata hubung ―jadi‖. Kata hubung tersebut memiliki fungsi sebagai menyatakan
akibat. Oleh karena itu, Danendra mendapat skor 17 karena memenuhi kriteria penilaian
diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Shireen mendapat nilai yang
baik. Shireen sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata. Namun,
Shireen belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan banyak
kesalahan pada kata istilah, seperti ―hydrogen‖ yang seharusnya ditulis dengan huruf
miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Shireen dapat menulis dengan tidak
82
menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan menjadi hidrogen.
Penggunaan kata depan ―di‖ pada kata ―digulung‖ tidak tepat, karena penulisan ―di‖
seharusnya dipisah. Kata ―gulung‖ merupakan nomina yang tidak bisa disambung
penulisannya dengan kata depan ―di‖. Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya.58
Pada kalimat ―… tahun 2012,2013,2014 mencapai angka
35%.‖ Shireen dapat tanda pisah untuk tahun yang disebutkan, yaitu ―2012, 2013, 2014‖
menjadi ―tahun 2012—2014 mencapai angka 35%.‖ Oleh karena itu, Shireen mendapat
nilai 5 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.20
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Faliha
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Faliha Aliya Susilo 20 12 23 13 5 73
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter terdapat banyak
kandungan zat racun yaitu nikotin ammonia, acritein, fernie acid, karbonmonoxida,
phenol,acetol,introusxide, formaldehyde,hydrogen cyanide, tart, phyride,
methanol, methychloride, hydrogel sulfide.
Rokok dapat menyebabkan kerontokan rambut, kulit keriput, hilangnya
pendengaran, kanker hidung, kanker kulit, karies gigi berlubang dan kuning dialami
hamper semua perokok osteoporis pengeroposan tulang, penyakit jantung, kanker
lidah, mulut, kelenjar ludah, tenggorokan dan kerongkongan, kanker payudara,
dan kanker paru-paru
Jumlah perokok dari 2011-2014 terus meningkat padahal merokok tidak ada
manfaatnya untuk orang yang merokok di Indonesia rokok menyebabkan penyakit
dihari tua nanti disebabkan oleh zat-zat beracun
58 Tim Grasindo, Op.Cit., h.36.
83
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Faliha memperoleh nilai 73 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Faliha mendapat nilai 20, karena
kualitas isi yang disajikan baik. Faliha dapat menjelaskan dengan baik fenomena
berdasarkan fakta yang mendukung, seperti ―kandungan zat racun yaitu nikotin [,]
a[m]monia‖. Tulisan ini cukup menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu
rokok. Namun, Faliha tidak memberi judul untuk tulisannya. Tulisan ini ditulis dengan fon
calibri, ukuran 18, rata kanan. Oleh karena itu, Faliha mendapat skor yang baik karena
memenuhi kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Faliha
mendapat nilai 12, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum,
definisi bagian, dan simpulan. Faliha sudah mengikuti arahan dari guru untuk menulis 3
paragraf. Pada definisi umum, Faliha menulis definisi rokok dan kandungan rokok. Faliha
sudah membuatnya dengan sesuai ciri kebahasaan teks LHO yaitu memakai kata kerja
definisi ―adalah‖ seperti pada kalimat ―rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan
filter.‖ Pada definisi bagian Faliha hanya memberikan informasi mengenai penyakit yang
ditimbulkan rokok. Pada bagian simpulan, Faliha sudah cukup baik menyimpulkan dan
memberikan informasi bahwa rokok tidak bermanfaat seperti pada kalimat ―padahal
merokok tidak ada manfaatnya untuk orang yang merokok di Indonesia.‖ Maka dari itu,
Faliha mendapat skor sangat baik pada aspek organisasi penulisan struktur teks LHO
karena sudah menulis struktur dengan baik dan memenuhi semua kriteria yang diajukan
oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Faliha mendapat nilai 23, karena
struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Faliha sudah menulis dengan
mengikuti pola kalimat SPO, seperti pada kalimat berikut.
―Rokok dapat menyebabkan kerontokan rambut‖
S P O
84
Kalimat di atas sudah menggunakan kata baku dan bahasa yang baik dan benar. Namun,
Faliha menulis kata yang penempatannya kurang sesuai seperti pada kalimat ―… gigi
berlubang dan kuning dialami hamper semua perokok osteoporis pengeroposan tulang,
penyakit jantung, kanker lidah, mulut, kelenjar ludah, tenggorokan dan kerongkongan,
kanker payudara, dan kanker paru-paru.‖ Pada kata ―hamper‖, merupakan salah pengetikan
atau Faliha menggunakan pengejaan otomatis pada Microsoftnya, maka fonem /i/ berubah
menjadi /e/. Hal ini sering terjadi ketika pengetikan, sedankan frasa ―dialami hamp[i]r
semua perokok‖ sebaiknya diletakkan di akhir kalimat, menjadi ―… gigi berlubang dan
kuning [,] osteoporis [,] pengeroposan tulang, penyakit jantung, kanker lidah, mulut,
kelenjar ludah, tenggorokan dan kerongkongan, kanker payudara, dan kanker paru-paru
[dialami hampir semua perokok].‖ Oleh karena itu, Faliha mendapat skor yang sangat baik,
karena memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Faliha sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Faliha selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kata ―Jumlah perokok dari 2011-2014 terus meningkat‖. Faliha
menggunakan konjungsi ―untuk‖ pada frasa ―untuk orang yang merokok‖. Konjungsi ini
merupakan konjugsi yang menyatakan sebab dari suatu kejadian. Oleh karena itu, Faliha
mendapat skor 13 karena cukup memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Faliha mendapat nilai yang
cukup. Faliha belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―phyride, methanol‖ yang seharusnya ditulis
dengan huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Faliha dapat menulis
dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan seperti
―metanol‖. Pada tulisan ini, banyak sekali yang tidak menggunakan tanda baca, sehingga
cukup sulit mencari akhir kalimat, seperti pada kalimat ―rokok adalah tembakau yang
digulung kertas dan filter terdapat banyak kandungan zat racun yaitu nikotin ammonia.‖
Dalam kalimat tersebut seharusnya disisipi tanda baca titik (.) atau konjungsi ―dan‖,
menjadi ―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas dan filter [.] Terdapat banyak
85
kandungan zat racun yaitu nikotin ammonia.‖ Oleh karena itu, Faliha mendapat nilai 5 pada
aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.21
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Alvin
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Alvin Adrian Putra 18 10 22 13 5 68
Rokok adalah bahan yang terbuat dari tembakau yang dilipat dan diberi filter. 1
batang rokok 15 racun seperti = nikotin Ammonia, Acroipn, Formic Acid, Karbon
Monoxide, Phenol, Acptol Nitrous, Hydrogene, dll.
Berbagai penyakit kangker paru-paru, kangker ginjal, kanker kemih, kangker mulut
dan yang lebih parah kangker serangan jantung. Perokok aktif dan pasif Indonesia
negara 5 menghasilkan tembakau 190.846 Ton dan meningkat 35% korban perokok
meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Alvin memperoleh nilai 68 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Alvin mendapat nilai 18, karena
kualitas isi yang disajikan cukup. Daksha dapat menjelaskan dengan baik fenomena
berdasarkan fakta yang mendukung, seperti ―1 batang rokok 15 racun seperti = nikotin
Ammonia.‖ Dalam tulisan ini, Alvin menulis sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu
rokok. Namun, informasi yang diberikan kurang detail mengenai rokok. Tulisan ini juga
tidak diberi judul dan menggunakan fon calibri, ukuran 18, rata kiri. Oleh karena itu, Alvin
mendapat skor yang cukup karena memenuhi kriteria aspek kualitas isi cukup.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Alvin
mendapat nilai 10, karena organisasi penulisan struktur kurang lengkap. Alvin menulis 2
paragraf tanpa melihat struktur teks LHO. Pada paragraf pertama terdapat informasi
86
mengenai defiisi rokok dan kandungan rokok. Kandungan rokok merupakan klasifikasi dari
rokok yang termasuk definisi bagian. Pada paragraf kedua terdapat informasi mengenai
penyakit dari merokok, jenis perokok, dan data konsumsi tembakau di Indonesia. Data
konsumsi tembakau di Indonesia termasuk informasi mengenai rokok secara umum, maka
penulisannya lebih tepat jika di paragraf pertama yaitu definisi umum. Alvin tidak
memberikan simpulan pada tulisannya. Maka dari itu, Avin mendapat skor cukup pada
aspek organisasi penulisan struktur teks LHO karena memenuhi struktur dengan baik.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Alvin mendapat nilai 22, karena
struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini cukup. Dalam tulisannya, Alvin
menggunakan struktur dengan pola SPOPEl seperi pada kalimat berikut.
―Rokok adalah bahan yang terbuat dari tembakau yang dilipat dan diberi filter.‖
S P O PEL
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Namun, ditemukan
penggunaan kata tidak baku pada frasa ―kangker paru-paru‖. Kata ―kangker‖ merupakan
kata tidak baku dari kanker. Kanker adalah penyakit yang disebabkan hormon. Pada frasa
―Perokok aktif dan pasif.‖ Alvin dapat menambahkan kalimat ―perokok dibedakan menjadi
dua yaitu …‖ agar kalimat Alvin menjadi sistematis dan padu. Maka dari itu, Alvin
mendapat nilai yang cukup, karena memenuhi kriteria cukup yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Alvin cukup. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Alvin selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kata ―Perokok aktif dan pasif‖ yang merupakan jenis perokok
(orang yang mengonsumsi rokok). Pada teks ini, ditemukan banyak kata istilah, salah
satunya yaitu ―nikotin‖. Nikotin adalah nama dari senyawa kimia yang terdapat dalam
rokok. Selain itu, penggunaan kata idiomatik seperti ―dan yang lebih parah.‖ Pada kalimat
tersebut kata ―parah‖ menggambarkan penyakit yang sangat sulit dan sukar diatasi, dengan
kata lain penyakit mematikan yaitu serangan jantung. Penggunaan konjungsi ―dan‖ pada
frasa ―menghasilkan tembakau 190.846 Ton dan meningkat 35%‖ merupakan tepat karena
konjungsi tersebut termasuk konjungsi koordinatif (sederajat). Penggunaan konjungsi
87
tersebut berada di antara klausa pertama dan klausa kedua. Oleh karena itu, Alvin mendapat
skor 13 karena cukup memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Alvin mendapat nilai yang
cukup baik. Alvin sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan penulisan kata.
Namun, Alvin belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―Hydrogene‖ yang seharusnya ditulis dengan
huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Alvin dapat menulis dengan
tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan seperti
―hidrogen‖ Pada tulisan ini, banyak sekali yang tidak menggunakan tanda baca, sehingga
cukup sulit mencari akhir kalimat, seperti pada kalimat ―Perokok aktif dan pasif Indonesia
negara 5 menghasilkan tembakau.‖ Dalam kalimat tersebut seharusnya disisipi tanda baca
titik (.) menjadi ―Perokok aktif dan pasif. Indonesia negara 5 menghasilkan tembakau.‖
Tabel 4.22
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Fattashauma
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Fattashauma Hamidala
Puspanandi
23 14 27 18 5 87
Rokok
Rokok adalah tembakau yang digulung kertas, dan diberi filter. Berdasarkan
Riskesdas 2013 (Riset Kesehatan Dasar) 3 provinsi teratas yaitu bangka belitung,
kalimantan selatan dan riau. 3 provinsi berbawah adalah Jawa Barat, Jawa Tengah
dan D.I Yogyakarta.
Perokok di bagi menjadi 2 yaitu aktif dan pasif. Rata-rata perokok aktif di
Indonesia mengisaf 12,3 batang rokok setiap hari yaitu setara dengan 1 bungkus
rokok perhari selama lebih dari 10 Tahun. Banyak uang terbuang percuma karena
rokok setiap harinya. Bahaya dalam kandungan rokok yaitu acetic acid, butane,
88
cadmium, methane gas, dll. Bahaya rokok bagi tubuh yaitu kerontokan rambut, kulit
keriput, mata katarak, hilangnya pendengaran, kanker hidung, kanker kulit, dan
banyak lagi kerugian lainnya yang ditimbulkan karena perilaku merokok. Pria
ataupun wanita, perokok aktif maupun pasif semua ikut diruguikan.
Ironinya dimasa modern ini kepedulian masyarakat khususnya perokok
terhadap kesehatan semakin luntur. Manfaatnya rokok tidak ada karena bisa
membunuh orang karena zat dalam kandungan rokok.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Fattashauma memperoleh nilai 87 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Fattashauma mendapat nilai 23,
karena kualitas isi yang disajikan sangat baik dan detail. Fattashauma dapat menjelaskan
dengan baik fenomena berdasarkan fakta dan yang mendukung, seperti ―berdasarkan
Riskesdas 2013 (Riset Kesehatan Dasar)‖ Tulisan ini sangat menarik dan sesuai dengan
tema yang ditentukan yaitu rokok. Teks yang ditulis Fattashauma cukup sesuai dengan sifat
teks LHO yaitu bersifat informatif karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif
karena teks mudah dipahami dan objektif karena memaparkan informasi rokok dengan
keadaan yang sebenarnya. Teks ini ditulis dengan fon calibri, ukuran 18, dan rata kiri. Oleh
karena itu, Fattashauma mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi kriteria aspek
kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
Fattashauma mendapat nilai 14, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi
definisi umum, definisi bagian, dan simpulan. Fattashauma sudah mengikuti arahan guru
dengan menulis 3 paragraf. Pada definisi umum memuat informasi definisi rokok dan data
perokok di daerah. Fattashauma memberikan kata kerja definisi ―adalah‖ seperti pada
kalimat ―Rokok adalah tembakau yang digulung kertas, dan diberi filter.‖ Pada definisi
bagian, Fattashauma mengklasifikasikan dengan cukup detail, memuat informasi jenis
perokok, kandungan rokok, dan bahaya rokok. Pada simpulan, Fattashauma sudah
menyimpulkan dengan baik. Maka dari itu, Fattashauma mendapat skor sangat baik pada
89
aspek organisasi penulisan struktur teks LHO karena menjelaskan semua struktur dengan
baik dan memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Fattashauma mendapat nilai 27,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Struktur kalimat yang
digunakan sudah baik karena berpola SPOK, seperti pada kalimat berikut.
―Bahaya dalam kandungan rokok yaitu acetic acid‖
S P O K
Kalimat di atas, sudah memenuhi kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang padu dan
sistematis. Namun, acetic acid ditulis dengan menggunakan huruf miring. Terdapat kata
tidak baku dalam teks ini yaitu pada kata ―mengisaf‖ yang seharusnya ―mengisap‖ karena
―isaf‖ merupakan kata tidak baku dari kata ―isap‖. Oleh karena itu, Fattashauma mendapat
nilai yang sangat baik, karena memenuhi semua kriteria yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Fattashauma sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Fattashauma selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti ―Banyak uang terbuang percuma karena rokok setiap harinya.‖ Kata
idiomatik pada teks ini yaitu ―ironinya‖. Kata tersebut berarti ―kejadian atau situasi yang
bertentangan dengan yang diharapkan atau yang seharusnya terjadi.59
Pada teks ini,
ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu ―cadmium‖. Kadmium adalah nama dari
senyawa kimia yang terdapat dalam rokok. Dalam teks ini banyak menggunakan konjungsi,
salah satunya ―karena‖ seperti pada kalimat ―kerugian lainnya yang ditimbulkan karena
perilaku merokok.‖ Oleh karena itu, Fattashauma mendapat skor 18 karena diksi yang
digunakan sangat baik dan memenuhi kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Fattashauma mendapat nilai
yang cukup baik. Terdapat kesalahan pengetikan (typo) pada kata ―diruguikan‖ yang
seharusnya ditulis ―dirugikan‖. Selain itu, Fattashauma belum mengikuti penulisan huruf
miring dengan benar, karena ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti
―cadmium‖ yang seharusnya ditulis dengan huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa
kimia. Namun, dapat ditulis dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan
59 KBBI luring
90
memakai kata serapan, menjadi kadmium. Pada frasa ―bangka belitung, kalimantan selatan
dan riau‖ seharusnya ditulis dengan huruf kapital, karena merupakan nama provinsi di
Indonesia. Selain itu, disisipi tanda baca koma (,) sebelum kata ―dan‖ menjadi ―Bangka
Belitung, Kalimantan Selatan, dan Riau‖. Penggunaan kata depan ―di‖ pada kata ―dimasa‖
tidak tepat, karena penulisan ―di‖ seharusnya dipisah, karena ―masa‖ merupakan nomina
yang tidak bisa disambung penulisannya dengan kata depan ―di‖. Kata depan seperti di, ke,
dan dari, ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.60
Oleh karena itu, Fattashauma
mendapat skor 5 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang baik.
Tabel 4.23
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Tegar
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Tegar Sujatmika 22 10 22 15 7 76
Rokok adalah tembakau yang dikelilingi kertas dengan ujung filter. Satu batang
rokok mengandung 15 macam racun, seperti nikotin, ammonia, carbon monoxide,
formic acid, dan lain-lain. Selain itu rokok bisa menyebabkan kanker paru-paru,
kanker kemih, kanker ginjal, kanker mulut, dan serangan jantung.
Perokok itu dibagi menjadi 2 tipe, aktif, orang yang secara langsung menghisap
rokok, dan pasif, orang yang tidak sengaja menghisap asap rokok. Indonesia adalah
negara urutan ke5 dalam pengkonsumsi tembakau tertinggi di dunia dalam jumlah
190.846 ton tahun 2011. Dipastikan perokok di Indonesia mencapai 23%. Pada
tahun 2011, dan meningkat pada tahun 2012, 2013, 2014 menjadi 35%. Dari
tingginya perokok di Indonesia, kementrian kesehatan mendata jumlah korban
meninggal akibat rokok. Pada tahun 2011 mencapai angka 293.628 jiwa sampai
60 Tim Grasindo, Op.Cit., h.36.
91
2014 mencapai 458.632 jiwa. Korban meninggal akibat rokok bukannya berkurang
malah meningkat. Jadi sebaiknya kita hentikan rokok mulai sekarang.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Tegar memperoleh nilai 76 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Tegar mendapat nilai 22, karena
kualitas isi yang disajikan sangat baik. Tegar dapat menjelaskan dengan baik fenomena
berdasarkan fakta dan data yang mendukung, seperti ―perokok di Indonesia mencapai 23%.
Pada tahun 2011.‖ Tulisan ini sangat menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan
yaitu rokok. Tulisan ini bersifat informatif karena berisi informasi tentang rokok dan
objektif karena memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Namun,
Tegar tidak memberi judul pada tulisannya. Tulisan ini ditulis dengan fon calibri, ukuran
16, rata kiri. Oleh karena itu, Tegar mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi
kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Tegar
mendapat nilai 10, karena organisasi penulisan struktur tidak lengkap memenuhi struktur
teks LHO dengan baik. Tegar menulis dengan 2 paragraf dan tidak mengikuti penulisan
struktur dengan baik dan benar. Pada paragraf pertama memuat informasi definisi rokok,
kandungan rokok, dan penyakit yang ditimbulkan karena merokok. Informasi kandungan
rokok dan penyakit yang ditimbulkan karena merokok, termasuk struktur definisi bagian.
Pada paragraf kedua memuat informasi jenis perokok, data konsumsi tembakau tertinggi,
dan data kematian karena rokok pada 2011. Maka dari itu, Tegar mendapat skor cukup pada
aspek organisasi penulisan struktur teks LHO.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Tegar mendapat nilai 22, karena
struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini cukup. Tegar menulis dengan mengikuti
struktur kalimat yang berpola SPOPEL, seperti pada kalimat berikut.
―Korban meninggal akibat rokok bukannya berkurang malah meningkat.‖
S P O PEL
92
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam teks ini,
ditemukan kata tidak baku pada kata ―kementrian‖. Kata tersebut merupakan kata turunan
dari ―menteri‖. Maka, penulisan yang benar yaitu ―kementerian‖ bukan ―kementrian‖. Pada
kalimat ―Indonesia adalah negara urutan ke5 dalam pengkonsumsi tembakau tertinggi di
dunia‖ kata ―pengkonsumsi‖ merupakan nomina, yang tidak tepat jika penempatannya
secara stuktur karena kata yang mengikutinya yaitu nomina juga ―tembakau‖. Maka,
penulisan yang tepat yaitu ―mengkonsumsi‖ yang merupakan verba dari nomina
―tembakau‖. Oleh karena itu, Tegar mendapat nilai yang cukup, karena memenuhi kriteria
penulisan struktur dengan cukup.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Tegar sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Tegar selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―kementrian kesehatan mendata jumlah korban meninggal
akibat rokok.‖ Penggunaan kata ―malah‖ pada kalimat ―Korban akibat rokok malah
meningkat‖ merupakan konjungsi pertentangan, di mana klausa pertama bertentangan
dengan klausa kedua. Pada teks ini, ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu
―nikotin‖. Nikotin adalah nama dari senyawa kimia yang terdapat dalam rokok. Dalam teks
ini, tidak ditemukan kata idiomatik. Oleh karena itu, Tegar mendapat skor 15 karena
memenuhi kriteria penilaian diksi dengan baik.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Tegar mendapat nilai yang
cukup baik. Tegar sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan pengetikan (typo).
Namun, Tegar belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―seperti ―carbon monoxide‖ yang seharusnya
ditulis dengan huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun Tegar dapat
menulis dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata
serapan menjadi ―karbon monoksida‖. Pada kalimat ―Pada tahun 2011, dan meningkat pada
tahun 2012, 2013, 2014 menjadi 35%.‖ Tegar dapat menggunakan tanda pisah (—) menjadi
―tahun 2012 — 2014 mencapai angka 35%.‖ Pada frasa ―urutan ke5‖ seharusnya
menggunakan tanda hubung (-) menjadi ―urutan ke-5‖. Oleh karena itu, Tegar mendapat
skor 7 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan tata tulis dengan baik.
93
Tabel 4.24
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Neatcy
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Rr Neatcy
Ramadhaniar Dhutri
25 13 27 17 5 87
ROKOK
- Rr Neatcy Ramadhaniar Dhutri 7H-
Rokok,rokok merupakan tembakau yang diberi kertas dan filter dalam satu rokok
terdapat 15 macam racun,rokok juga dapat menyebabkan banyak penyakit antara
lain;kanker paru-paru,serangan jantung,kanker ginjal,kanker kemih,kanker mulut dan
masih banyak lagi.,ada dua tipe perokok yang pertama perokok aktif yang merupakan
orang yang secara langsung mengisap rokok,dementara perokok pasif merupakan orang
yang secara tidak sengaja menhisap asap rokok.
Indonesia merupakan negara kelima yang mengonsumsi tembakau tertinggi didunia
dengan jumlah 190,846 ton pada tahun 2011.dari data tersebut dipastikan perokok di
Indonesia pada tahunn 2011 mencapai 23 % dan meningkat pada tahun 2012-2014
mencapai angka 35%.dari tingginya perokok di Indonesia kemenkes dapat mendata orang
yang meninggal akibat rokok,pada tahun 2011 mencapai angka 293.628 jiwa pada tahun
2012-2014 mencapai angka kematian hingga 458.632 jiwa,bedasarkan riset Kesehatan
dasar, 3 provinsi teratas dalam merokok adalah;bangka Belitung,Kalimantan selatan,dan
riau.sedangkan 3 provinsi terbawah adalah;Jawa Barat,Jawa Tengah,dan D.I.Yogyakarta
Dari paragraf di atas bisa dibayangkan beraoa rupiah terbung Cuma karena rokok,dan di
masa modern ini kepedulian masyarakat khususnya rokok terhadap Kesehatan semakin
berkurang ,ada beberapa Langkah yang bisa membuat kita semua berhenti
merokok;kuatkan tekad dan niat,minta dukungan teman atau keluarga,kurangi kadar
merokok setiap harinya,hindari kebiasaan yang membuat kita ingin merokok,lebih banyak
minum air putih,ganti rokok menjadi permen,mulailah dari sekarang.Masih mau merokok?
Mari Berpikir Dan Bertindak Untuk Hidup Lebih Baik.
- Rr Neatcy Ramadhaniar Dhutri 7H-
94
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Neatcy memperoleh nilai 87 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan sangat baik. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Neatcy mendapat nilai 25, karena
kualitas isi yang disajikan sangat baik. Neatcy dapat menjelaskan dengan baik fenomena
berdasarkan fakta dan data yang mendukung, seperti ―perokok di Indonesia pada tahunn
2011 mencapai 23 % dan meningkat pada tahun 2012-2014 mencapai angka 35%.‖ Tulisan
ini sangat menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Selain itu,
informasi yang diberikan Neatcy sangat detail. Neatcy menulis teks ini dengan fon calibri,
ukuran 11, dan rata kiri. Teks yang ditulis Neatcy cukup sesuai dengan sifat teks LHO yaitu
bersifat informatif karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena teks mudah
dipahami dan objektif karena memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, Neatcy mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi
kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Neatcy
mendapat nilai 13, karena organisasi penulisan struktur lengkap memenuhi definisi umum,
definisi bagian, dan simpulan. Neatcy sudah mengikuti arahan guru dengan membuat 3
paragraf. Pada definisi umum memuat definisi rokok, kandungan rokok, bahaya rokok, dan
jenis perokok. Selain itu, Neatcy juga sudah menggunakan ciri definisi umum dengan
menggunakan kaidah kebahasaan kata kerja definisi ―merupakan‖, seperti pada kalimat
―rokok merupakan tembakau yang diberi kertas dan filter.‖ Namun, bahaya rokok dan
penyakit yang ditimbulkan lebih tepat berada di definisi bagian. Pada definisi bagian
memuat data konsumsi tembakau 2011, data korban akibat merokok, dan data wilayah
perokok tertinggi di Indonesia. Pada simpulan, Neatcy sudah menyimpulan dengan baik.
Oleh karena itu, Neatcy mendapat skor sangat baik pada aspek organisasi penulisan struktur
teks LHO karena menjelaskan semua struktur dan memenuhi semua kriteria yang diajukan
oleh penulis.
95
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Neatcy mendapat nilai 26,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini sangat baik. Dalam teks ini
ditemukan kalimat yang berpola SPOKPEL, seperti pada kalimat berikut.
―Indonesia merupakan negara kelima yang mengonsumsi tembakau tertinggi
S P O K
didunia dengan jumlah 190,846 ton pada tahun 2011‖
PEL
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam teks ini juga
memakai kata baku yaitu ―mengonsumsi‖ dan bentuk tidak baku yaitu ―mengkonsumsi‖.
Oleh karena itu, Neatcy mendapat skor yang sangat baik, karena memenuhi semua kriteria
yang diajukan oleh penulis.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Neatcy sangat baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Neatcy selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―di masa modern ini kepedulian masyarakat khususnya
rokok terhadap Kesehatan semakin berkurang‖. Kata idiomatik pada teks ini yaitu ―berpikir
dan bertindak‖ pada kalimat ―Mari Berpikir Dan Bertindak Untuk Hidup Lebih Baik.
Maksudnya, Neatcy mengajak pembaca untuk berubah dari kebiasaan merokok agar hidup
sehat. Namun, dalam teks ini tidak ditemukan kata istilah karena Neatcy tidak menyebutkan
kandungan zat dalam rokok. Konjungsi yang digunakan pada teks ini yaitu ―sementara‖
pada kalimat ―d[s]ementara perokok pasif merupakan orang yang secara tidak sengaja
men[g]hisap asap rokok.‖ Oleh karena itu, Neatcy mendapat skor 17 karena memenuhi
kriteria penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Neatcy mendapat nilai yang
cukup baik. Dalam tulisan ini banyak ditemukan kesalahan penulisan kata seperti ―.
Namun, Neatcy belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―Dari paragraf di atas bisa dibayangkan beraoa
rupiah terbung‖ seharusnya ―Dari paragraf di atas bisa dibayangkan berapa rupiah
terbuang‖. Selain itu, kesalahan penggunaan tanda baca juga sering ditemukan seperti tanda
baca koma dan titik sehingga cukup sulit dibaca, seperti pada kalimat ―…dan masih banyak
96
lagi.,ada dua tipe perokok …‖ Pada kalimat tersebut terdapat 2 tanda baca sekaligus. Hal
ini tidak tepat karena seharusnya memakai tanda baca titik (.).
Tabel 4.25
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Adzka
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
(3 – 10)
Jumlah Skor
Adzka Aviciena 20 12 22 13 5 72
ROKOK
Rokok, rokok adalah tembakau yang dibungkus ketas dan diberi filter rokok juga
benda yang sering dipakai oleh orang orang seperti bapak bapak, abang tukang jualan,
remaja, ibu – ibu, dan anak – anak dibawah umur. 3 Provinsi teratas yaitu Bangka
belitung, Kalimantan Selatan, dan Riau lalu ada 3 Provinsi terendah yaitu jawa
barat, Jawa tengah, dan Yogyakarta.
Rokok mempunyai 15 macam racun yaitu nikotin, ammonia, acrolein,
karbon monoxida, DLL. Rokok dapat menyebab kan kanker paru paru, kanker
kemih, kanker ginjal, kanker mulut, dan serangan jantung.
Rokok dibagi menjadi 2 bagian yaitu perokok aktif, perokok pasif perokok
aktif adalah orang yang mehisap rokok dengan langsung lalu perokok pasif adalah
orang yang tidak segaja mehirup asap rokok dari perokok aktif. Setelah itu
indonesia menjadi no. 5 yang memanfaatkan tembakau terbanyak.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Adzka memperoleh nilai 72 yang
termasuk dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek
penilaian yang digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Adzka mendapat skor 20, karena
kualitas isi yang disajikan baik dan informasi yang diberikan cukup. Adzka dapat
menjelaskan dengan baik fenomena berdasarkan fakta yang mendukung, seperti pada
kalimat ―Rokok mempunyai 15 macam racun‖. Teks ini cukup menarik dan sesuai dengan
97
tema yang ditentukan yaitu rokok. Adzka menulis teks dengan fon calibri, ukuran 12, rata
kiri. Teks yang ditulis Adzka cukup sesuai dengan sifat teks LHO yaitu bersifat informatif
karena berisi informasi tentang rokok, komunikatif karena teks mudah dipahami dan
objektif karena memaparkan informasi rokok dengan keadaan yang sebenarnya. Namun,
Adzka kurang detail menjelaskan informasi mengenai rokok. Oleh karena itu, Adzka
mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi kriteria aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini,
mendapat nilai 12, karena Adzka menulis sesuai dengan arahan guru yaitu 3 paragraf.
Namun, pada teks tersebut tidak ada simpulan. Pada paragraf pertama, Adzka memuat
informasi definisi rokok, perokok, dan data provinsi terbanyak yang mengonsumsi rokok.
Informasi tersebut cocok untuk definisi umum, maka paragraf tersebut termasuk definisi
umum. Pada paragraf kedua memuat kandungan rokok dan bahaya rokok bagi kesehatan.
Informasi tersebut cocok untuk definisi bagian, maka paragraf tersebut termasuk definisi
bagian. Pada paragraf ketiga memuat jenis perokok dan konsumsi tembakau tertinggi.
Informasi ini cocok untuk defisini umum, dan bagian. Maka, dalam teks ini tidak terdapat
simpulan. Oleh karena itu, Adzka mendapat skor baik pada aspek organisasi penulisan
struktur teks LHO
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Adzka mendapat nilai 22,
karena struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini cukup. Dalam teks ini ditemukan
struktur kalimat berpola SPO, seperti pada kalimat berikut.
―Rokok dibagi menjadi 2 bagian yaitu perokok aktif, perokok pasif ―
S P O
Kalimat di atas sudah menggunakan kata baku dan bahasa yang baik dan benar. Namun,
dalam kalimat tersebut ditemukan kata yang tidak efektif seperti ―rokok‖ karena
kata‖bagian‖ yang dimaksudkan adalah jenis perokok. Maka kata yang tepat adalah
―perokok‖ (orang yang merokok). Oleh karena itu, Adzka mendapat nilai yang cukup pada
aspek stuktur bahasa.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Adzka cukup baik. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Adzka selaras dan tepat dengan tema yang
98
ditentukan, seperti pada kalimat ―rokok juga benda yang sering dipakai oleh orang orang
seperti bapak bapak, abang tukang jualan, remaja, ibu – ibu, dan anak – anak dibawah
umur.‖ Dalam kalimat tersebut terdapat frasa idiomatik yaitu ―abang tukang jualan‖ yang
artinya pedagang. Pada teks ini, ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu
―nikotin‖. Nikotin adalah nama dari senyawa kimia yang terdapat dalam rokok.
Penggunaan kata hubung ―setelah itu‖ pada kalimat ―Setelah itu indonesia menjadi no. 5
yang memanfaatkan tembakau terbanyak.‖ Konjungsi tersebut kurang tepat
penggunaannya, karena konjungsi ―setelah itu‖ merupakan konjungsi yang
menghubungkan waktu. Padahal dalam teks ini, tidak menghubungkan waktu pada 2
kalimat. Oleh karena itu, Danendra mendapat skor 13 karena cukup memenuhi kriteria
penilaian diksi.
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Adzka mendapat nilai yang
cukup. Dalam teks ini terdapat banyak kesalahan penulisan seperti ―se[n]gaja
me[ng]hirup‖. Selain itu, Adzka belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar,
karena ditemukan banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―acrolein‖ yang seharusnya
ditulis dengan huruf miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, dapat menulis
dengan tidak menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan
menjadi ―akrolein‖. Pungtuasi yang digunakan kurang baik, hal ini terlihat pada kalimat
―… filter [.] rokok juga benda yang sering dipakai … ―. Dalam kalimat tersebut seharusnya
diberi tanda titik (.) setelah kata ―filter‖ dan memulai dengan huruf kapital. Penggunaan
huruf kapital pada nama tempat banyak terjadi kesalahan seperti ―indonesia‖ seharusnya
ditulis ―Indonesia‖. Oleh karena itu, Adzka mendapat nilai 5 pada aspek ini, karena menulis
dengan ejaan dan tata tulis yang cukup.
Tabel 4.26
Hasil Analisis Keterampilan Menulis Teks LHO Alya
Nama Peserta Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan
dan
Tata
Tulis
Jumlah Skor
99
(3 – 10)
Alya Namira Pranowo 18 8 24 15 5 70
ROKOK
Apa itu rokok? Rokok adalah tembakau yg di gulung kertas dan ujungnya diberi
filter. Contoh racun yang ada didalam rokok Nikotin, ammonia, acrolein, formic
acid, karbonmonoxida, phenol, acetol, nitrous oxide, dll. Rokok dapat
menyebabkan penyakit kangker paru paru, kangker kemih, serangan jantung,
kangker ginjal, dan kangker mulut. Perokok dibagi menjadi dua tipe yg pertama
adalah aktif dan yang kedua pasif, perokok aktif adalah orang yg secara langsung
menghisap rokok sedangkan pasif adalah orang yang tidak sengaja menghisap
asap rokok. Indonesia adalah Negara ke lima yang mengkonsumsi tembakau
tertinggi di dunia dengan jumlah 190.846 ton pada tahun 2011. Korban akibat
rokok bukannya berkurang malah meningkat yang bisa dilakukan untuk
menghindari rokok antara lain,kuatkan tekad dan nekad,melakukan kegiatan
positif,perbanyak minum air putih.
Berdasarkan hasil penilaian menulis tersebut, Alya memperoleh nilai 70 yang termasuk
dalam tingkat penguasaan cukup. Nilai tersebut dapat dibuktikan dari aspek penilaian yang
digunakan, yaitu:
Penilaian pertama, aspek kualitas isi. Pada aspek ini, Alya mendapat nilai 18, karena
kualitas isi yang disajikan cukup. Alya dapat menjelaskan dengan baik fenomena
berdasarkan fakta yang mendukung seperti ―Perokok dibagi menjadi dua tipe‖. Isi tulisan
ini cukup menarik dan sesuai dengan tema yang ditentukan yaitu rokok. Namun, Alya
kurang detail memberikan informasi tentang rokok. Alya menulis dengan fon Calibri,
ukuran 18, rata kiri, dan latar berwarna ungu. Latar tersebut kurang nyaman dilihat oleh
mata. Oleh karena itu, Alya mendapat skor yang sangat baik karena memenuhi kriteria
aspek kualitas isi yang sesuai.
Penilaian kedua, aspek organisasi penulisan struktur teks LHO. Pada aspek ini, Alya
mendapat nilai 8, karena organisasi penulisan struktur tidak lengkap. Alya hanya membuat
100
satu paragraf saja. Paragraf ini menjelaskan definisi rokok, kandungan rokok, bahaya
rokok, jenis perokok, data konsumsi rokok tertinggi, dan cara menghindari rokok. Jadi,
tidak ada jelas paragraf ini termasuk definisi umum, bagian, atau manfaat. Namun, Alya
menulis sesuai dengan kaidah kebahasaan teks LHO yaitu memakai kata kerja definisi
―adalah‖ pada kalimat ―Rokok adalah tembakau yg di gulung kertas dan ujungnya diberi
filter.‖ Maka dari itu, Alya mendapat skor kurang baik pada aspek organisasi penulisan
struktur teks LHO.
Penilaian ketiga yaitu struktur bahasa. Pada aspek ini, Alya mendapat skor 24, karena
struktur bahasa yang digunakan dalam teks ini baik. Teks ini memenuhi kalimat yang
efektif, yaitu kalimat yang padu, sistematis, dan terdapat struktur yang berpola SPOPEL,
seperti pada kalimat berikut.
―Rokok adalah tembakau y[an]g di gulung kertas dan ujungnya diberi filter.‖
S P O PEL
Kalimat di atas sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Namun, terdapat
singkatan ―yg‖ yang kurang baik digunakan pada teks LHO karena teks LHO merupakan
teks yang bersifat ilmiah. Ditemukan kata tidak baku pada kata ―kangker‖. Kata ―kangker‖
termasuk kata tidak baku dari kata ―kanker‖. Oleh karena itu, Alya mendapat skor yang
baik pada aspek struktur bahasa.
Penilaian keempat yaitu diksi. Diksi yang digunakan Alya cukup. Dalam
penggunaaannya, diksi yang digunakan Alya selaras dan tepat dengan tema yang
ditentukan, seperti pada kalimat ―Perokok dibagi menjadi dua tipe‖. Pada teks ini tidak
ditemukan kata idiomatik. Namun, ditemukan banyak kata istilah, salah satunya yaitu
―nikotin‖. Nikotin adalah nama dari senyawa kimia yang terdapat dalam rokok.
Penggunaan kata hubung "sedangkan‖ pada kalimat ―perokok aktif adalah orang yg secara
langsung menghisap rokok sedangkan pasif adalah orang yang tidak sengaja menghisap
asap rokok.‖ sudah tepat karena konjungsi tersebut merupakan konjungsi pertentangan
yang menghubungkan dua kata ataupun klausa yang sederajat. Oleh karena itu, Alya
mendapat skor 15 karena cukup memenuhi kriteria penilaian diksi.
101
Penilaian kelima yaitu ejaan dan tata tulis. Pada aspek ini, Alya mendapat nilai yang
cukup. Alya sudah menulis dengan baik, tanpa adanya kesalahan pengetikan (typo).
Namun, Alya belum mengikuti penulisan huruf miring dengan benar, karena ditemukan
banyak kesalahan pada kata istilah, seperti ―acrolein‖ yang seharusnya ditulis dengan huruf
miring karena nama ilmiah dari senyawa kimia. Namun, Alya dapat menulis dengan tidak
menggunakan huruf miring jika menulis dengan memakai kata serapan menjadi ―akrolein‖.
Penggunaan kata depan ―di‖ pada kata ―didalam‖ tidak tepat, karena penulisan ―di‖
seharusnya dipisah, karena kata ―dalam‖ merupakan nomina yang tidak bisa disambung
penulisannya dengan kata depan ―di‖. Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya.61
Oleh karena itu, Alya mendapat skor 5 pada aspek ini,
karena menulis dengan ejaan dan tata tulis yang cukup. Pada penggunaan tanda baca koma
(,) Alya mengalami eror seperti pada klausa ―melakukan kegiatan positif,perbanyak minum
air putih―. Pada kalimat tersebut, Alya tidak memberikan spasi sesudah tanda baca koma
(,). Tetapi, Alya terkadang menggunakan spasi setelah koma (,) seperti ―phenol, acetol‖.
Oleh karena itu, Alya mendapat skor 5 pada aspek ini, karena menulis dengan ejaan dan
tata tulis yang cukup.
Rata-rata kelas
= ∑
= 79,25
4. Nilai Tes Pertama dan Kedua
Tabel 4.28
Nilai Tes Pertama dan Kedua Menulis Teks Laporan Hasil Observasi No Nama Peserta
Didik
Tes Pertama Tes Kedua
A B C D E HS K A B C D E HS K
1 Adzka
Aviciena
10 8 25 15 7 65 C 20 12 22 13 5 72 C
2 Alfath Syahmi
Hean
12 8 20 13 5 58 C 20 10 20 17 8 75 C
3 Alvin Adrian
Putra
12 10 20 15 5 62 C 18 10 22 13 5 68 C
4 Alya Namira 10 8 20 13 7 58 C 18 8 24 15 5 70 C
61 Tim Grasindo, Op.Cit., h.36.
102
Pranowo
5 Carissa Kineta
Namara
10 10 22 12 7 61 C 22 10 22 13 8 75 C
6 Daksha
Harshavardana
Adrian
15 12 23 12 5 67 C 23 13 25 17 8 87 SB
7 Danendra
Arsya Putra
Wardhana
15 11 25 12 6 69 C 23 15 28 16 7 89 SB
8 Faliha Aliya
Susilo
17 10 15 13 5 60 C 20 12 23 13 5 73 C
9 Fattashauma
Hamidala
Puspanandi
12 10 22 15 7 64 C 23 14 27 18 5 87 SB
10 Ibrahim Satria
Anggara
15 11 25 12 7 70 C 22 12 25 17 5 81 B
11 Luminaire
Tribuana
Celmira
20 12 25 17 7 81 B 24 12 28 20 7 91 B
12 Melati Aida
Khairani
16 13 20 12 5 66 C 23 14 23 15 5 80 C
13 Muhammad
Aqsha Tintono
15 8 22 13 5 63 C 23 10 22 15 7 77 B
14 Nasyama
Nindya Hime
15 14 25 15 6 75 C 22 10 22 15 5 74 C
15 Pandega
Aryandry
Prabaswara
Bawono
10 8 22 12 5 57 C 23 12 25 15 5 80 B
16 Quaneisha
Caluellarifa
Viery
15 13 23 15 7 73 C 22 10 22 15 7 76 B
17 Raisha
Kanaya
15 10 23 13 6 67 C 25 14 26 16 7 88 SB
18 Rr Neatcy
Ramadhaniar
Dhutri
10 8 23 14 8 63 C 25 13 27 17 5 87 SB
19 Shireen Azalia
Fauzan
12 10 22 13 5 62 C 22 13 22 17 5 79 B
20 Tegar
Sujatmika
18 10 24 17 8 77 B 22 10 22 15 7 76 B
Jumlah ∑65,9 Jumlah ∑79.25
Keterangan:
A: Kualitas Isi (8-25) B: Organisasi Penulisan Struktur (7-15)
C: Struktur Bahasa (10-30) D: Diksi (8-20)
E: Ejaan dan Tata Tulis (3-10) HS: Hasil
103
K: Kriteria
Kriteria Penilaian:
SB: Sangat Baik B: Baik C: Cukup D: Kurang
Tabel di atas merupakan rekapan hasil penilaian tes pertama dan kedua menulis teks
LHO sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Pada tes pertama
keterampilan menulis teks laporan hasil observasi peserta didik kelas 7A sebanyak 18
peserta didik berada pada kriteria cukup dan 2 peserta didik berada pada kriteria baik
dengan nilai rata-rata 65,9.
Nilai terendah pada tes pertama diperoleh Pandega dengan skor 57 dengan masing-
masing nilai pada setiap aspek yaitu, kualitas isi mendapat 10 poin, organisasi penulisan
struktur 8 poin, struktur bahasa 22 poin, diksi 12 poin, dan ejaan dan tata tulis 5 poin. Skor
tertinggi diperoleh Lumi dengan skor 81 dengan masing-masing nilai pada setiap aspek
yaitu, kualitas isi mendapat 20 poin, organisasi penulisan struktur 12 poin, struktur bahasa
25 poin, diksi 17 poin, dan ejaan dan tata tulis 7 poin.
Pada tes kedua nilai peserta didik menaik, 6 peserta didik mendapat skor dengan
kriteria sangat baik, 7 peserta didik dengan skor kriteria baik, dan 7 peserta didik dengan
skor kriteria cukup dengan nilai rata-rata 79,25. Nilai terendah pada tes kedua keterampilan
menulis teks LHO diperoleh Alvin dengan skor 68 dengan masing-masing nilai pada setiap
aspek yaitu, kualitas isi mendapat 18 poin, organisasi penulisan struktur 10 poin, struktur
bahasa 22 poin, diksi 15 poin, dan ejaan dan tata tulis mendapat 5 poin. Nilai tertinggi
diperoleh lumi engan skor 91 dengan masing-masing nilai pada setiap aspek yaitu, kualitas
isi mendapat 24 poin, organisasi penulisan struktur 10 poin, struktur bahasa 28 poin, diksi
20 poin, dan ejaan dan tata tulis mendapat 7 poin.
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan terdapat kenaikan nilai pada tes kedua. Aspek
yang paling signifikan terjadi kenaikan yaitu pada aspek kualitas isi dan organisasi
penulisan struktur. Hal ini terjadi karena peserta didik sebelumnya menonton video animasi
yang bertema Rokok. Peserta didik dapat menggali informasi mengenai rokok dan
menyalinnya kembali menjadi teks LHO yang padu dengan bahasanya sendiri. Peserta
didik yang kreatif, akan membuat tugasnya dengan hiasan. Peserta didik yang pintar terlihat
104
dengan penggunaan bahasa yang digunakan di dalam tulisannya. Selain itu, peserta didik
juga sudah cukup baik dalam menyusun kalimat kedalam struktur teks LHO yaitu, definisi
umum, definisi bagian, dan defisini manfaat.
Peserta didik kelas VII A secara keseluruhan mampu menulis teks LHO dengan
menggunakan bantuan media animasi sesuai dengan tema teks yang ditentukan peneliti
yaitu rokok. Pada tes pertama, jika dilihat peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam
membuat teks LHO, salah satunya dalam memperoleh informasi yang berupa fakta atau
data mengenai rokok. Maka dari itu, peserta didik kurang dalam aspek kualitas isi. Pada tes
kedua, peserta didik banyak mengalami kesulitan dalam membuat teks LHO, salah satunya
dalam memasukkan informasi dari video animasi ke dalam struktur teks LHO. Oleh karena
itu, peserta didik banyak yang masih keliru pada aspek organisasi struktur penulisan teks
LHO.
102
102
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap keterampilan menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan media animasi terbukti berhasill. Dengan ini dapat disimpulkan
bahwa terjadi kenaikan nilai tes kedua pada peserta didik kelas VII A SMP Al-Fath BSD
pada keterampilan menulis teks laporan hasil observasi dengan nilai rata-rata pada tes
pertama yaitu 65,9, sedangkan pada tes kedua naik menjadi 79,25.
Aspek penilaian yang sangat mencolok mengalami perubahan yaitu aspek kualitas isi
dan organisasi penulisan struktur teks. Hal ini terjadi karena pada tes pertama, peserta didik
masih cukup sulit mendapatkan informasi dan fakta dari rokok dan banyak peserta didik
yang tidak mengikuti struktur teks dengan baik, sedangkan pada tes kedua, peserta didik
terbantu dan mendapat inspirasi dari video animasi yang ditontonnya. Selain itu, video
animasi dapat membuat peserta didik menambah informasi dan wawasannya tentang rokok.
Di masa pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk mencegah penularan yang semakin meluas. Pada
prosesnya, guru dan peserta didik akan terhubung menggunakan teknologi dan internet agar
pembelajaran berjalan seperti di kelas. Penggunaan media animasi dapat membantu guru di
masa pandemic ini pada materi teks LHO agar pembelajaran berjalan efektif dan tujuan
pembelajaran tercapai. Selain itu, media animasi membuat peserta didik tertarik dalam
belajar teks LHO. Peserta didik dapat mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam
tulisannya.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka disarankan kepada guru Bahasa
Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi memakai
media animasi karena untuk memperbaiki nilai peserta didik. Selain itu untuk peneliti,
media animasi dapat dijadikan bahan penelitian dalam pembelajaran lainnya.
103
103
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta, 2013.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, 2013.
Azizi. ―Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Obsrvasi dengan
Menggunakan Strategi Pemodelan pada Peserta Didik Kelas VII C SMP Negeri 15
Yogyakarta‖. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2017.
https://core.ac.uk.pdfPDF. diakses pada 11 Juli 2020 pukul 14.25 WIB.
Bopche, Punit Kumar. Animation: A Learning Tool. Tesis. Rourkela: National Institute of
Technology. 2015. h.1. http://www.core.ac.uk diakses pada 1 Juli 2020 pukul 20.26
WIB.
Dalman. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Darmawati, Uti. Ragam Teks: Pengetahuan dan Penerapan. Yogyakarta: PT Penerbit Insan
Pariwara, 2018.
Daryanto. Model Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. 2011.
Farouq, Eka Pratiwi. ―Efektivitas Media Pembelajaran Audio visual dalam Pembelajaran
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 6 Wajo‖.
Semarang: Universitas PGRI Semarang. 2017.
https://prosiding.upgris.ac.id/index.php/. diakses pada 11 Juli 2020 pukul 14.14 WIB.
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar. Depok: Nufa Citra Madiri, 2014.
KBBI Luring
Kosasih, Engkos. Jenis-Jenis Teks: dalam Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK. Jakarta:
Erlangga, 2013.
Lichtman, Marlyn. Qualitative Research in Education: A User Guide. United States: Sage
Publication, 2013.
Margono. S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2017.
Nurafifah, Siti. ―Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Menulis Teks Iklan
Siswa Kelas VIII-6 SMPN 87 Jakarta‖. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
https://repository.uinjkt.ac.id. diakses pada pada 11 Juli 2020 pukul 15.12 WIB.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi: Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2016.
104
104
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ―Penyelenggaraan
Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi‖. http://jdih.kemdikbud .go.id. diunduh
pada 28 Juli 2020 pukul 16.24 WIB.
Priyatni, Endah Tri. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Rohani, Ahmad. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.
Rocco, Tonette S, dan Tim Hatcher. The Handbook of Scholarly Writing and Publishing.
San Francisco: Jossey-Bass, 2011.
Sadirman, Arief S. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT Raja Grafinfo Persada, 2014.
Setiyaningsih, Ika. Mengenal Jenis-Jenis Teks. Yogyakarta: PT Penerbit Insan Pariwara,
2018.
Sriyanto. Ejaan: Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2016.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Balitbang. Kemendikbud, 2017.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018.
Suparman, M. Atwi. Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan Jarak Jauh: Solusi untuk
Kualitas dan Aksebilitas Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa, 2018.
Tim Grasindo. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia: PUEBI dan Pembentukan
Istilah. Jakarta: PT Grasindo, 2017.
Waluyo, Budi. Bahasa dan Sastra Indonesia 1:untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo: PT
Tiga Serangkai Mandiri, 2014.
Yanesti, Elfira. ―Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas VII
SMP Negeri 17 Padang dengan Menggunakan Media Audio Visual‖. Padang: STKIP
PGRI Sumatera Barat. 2015. https://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id. diakses pada 8
Agustus 2020 pukul 15.08 WIB.
105
Lampiran
Tes pertama dan kedua Al-Fath
106
Tes pertama dan kedua Faliha
107
Tes pertama dan kedua Lumi
108
Tugas pertama dan kedua Ibrahim
109
110
Tugas pertama dan kedua Muhammad
110
Tugas Pertama dan kedua Pandega
111
Tes pertama dan kedua Raisha
Tes pertama dan kedua Carissa
112
113
Tes pertama dan kedua Danendra
114
Tes pertama dan kedua Quaneisha
115
Tes pertama dan kedua Nindya
116
Tes pertama dan kedua Daksha
117
Tes pertama dan kedua Melati
118
Tes pertama dan kedua Alvin
Tes pertama dan kedua Tegar
119
120
Tes pertama dan kedua Shireen
121
Tes pertama dan kedua Fattashauma
122
Tes pertama dan kedua Adzka
123
Tes pertama dan kedua Neatcy
Tes pertama dan kedua Alya
124
125
Dokumentasi Penelitian Pertemuan Pertama
126
127
Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia
Setelah Tes Kedua
Informan: Ms. Elih Laswati, S.Pd
1. Media apa yang biasa Ms gunakan ketika mengajar?
Jawab: Berbeda-beda. Misalnya, teks observasi karena perlu pengamatan maka
medianya biasanya menyiapkan beberapa video tentang pengamatan suatu objek atau
pengamatan suatu peristiwa. Maka dari hasil pengamatan anak-anak tersebut
menuangkan kembali atau menuliskan kembali hasil dari pengamatan menjadi teks hasil
observasi. Kalau teks deskripsi misalkan, karena dapat menjelaskan apapun,
mendeskripsikan sesuatu. maka biasanya siswa akan mengambil benda yang ada di
kelas, jika pada PJJ ini biasanya siswa mengambil benda yang terdekat dengan mereka,
lalu mereka menggambar. Setelah itu, mereka mendeskripsikan gambar tersebut. Lalu,
mereka mempresentasikan dan membuat teks deskripsinya. Jadi medianya, dapat berupa
media gambar atau video.
2. Apakah Ms pernah menggunakan media audiovisual dalam mengajar?
Jawab: Pernah. Media video dan film. Biasanya kalau film menganalisis unsur intrinsik
film yang diadaptasi dari novel. Selain itu, pada materi cerpen, biasanya menayangkan
film yang bertema pendidikan atau kartun. Media tersebut dapat bervariasi sesuai
dengan materi pembelajaran.
3. Bagaimana minat peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia ketika memakai
media audio visual?
Jawab: Menarik. Mereka terlihat antusias karena tidak boring (bosan). Biasanya Bahasa
Indonesia kan identik dengan menulis dan membaca. Namun, ketika menonton mereka
seperti tidak belajar sebetulnya, tapi mereka senang. Ketika mereka sudah menonton,
lalu kita tanya sesuai dengan materi yang disampaikan, mereka lebih cepat
memahaminya. Media audio visual ini sangat membantu.
4. Bagaimana pendapat Ms mengenai kegiatan pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi dengan media audio visual animasi?
128
Jawab: Sangat membantu mereka, karena akan menambah wawasan siswa dengan jelas
karena mereka selain menulis teks hasil observasi yang mereka amati dari media
tersebut mereka akan lebih mengetahui lebih banyak informasi yang terkandung dalam
media. Selain itu mereka juga dapat mengulang (video) ketika merangkai kalimat
menjadi paragraf. Setelah itu mereka dapat mengulas kembali untuk menyesuaikan teks
hasil observasi yang mereka buat.
5. Apakah ada kendala atau kesulitan dalam mengajar teks laporan hasil observasi?
Jawab: Tidak ada, karena siswa SMP cenderung lebih dewasa. Mereka sudah paham apa
yang disampaikan gurunya. Lalu medianya juga sudah jelas sehingga memudahkan
mereka, tetapi biasanya mereka masih belum membuat struktur kalimat dengan baik,
seperti kalimat umumnya di mana, kalimat khususnya di mana dan masih kurang
kosakata karena mungkin pembendaharaan kosakatanya kurang akibat dari membaca
yang kurang dan harus lebih ditingkatkan lagi.
129
Wawancara dengan Peserta Didik
Setelah Tes Kedua
Informan I: Alfath Syahmi Hean
1. Apakah kamu pernah belajar menulis teks laporan?
Jawab: Pernah
2. Laporan apakah yang pernah kamu tulis?
Jawab: Saya pernah membuat teks laporan sewaktu SD, mengamati berita.
3. Saat pembelajaran menulis teks laporan, apakah guru memakai media pembelajaran?
Jawab: Iya, media video
4. Apakah terdapat kesulitan atau kendala ketika belajar teks laporan hasil observasi?
Jawab: Iya, bila ada yang berbicara dengan cepat dan tidak sabar.
5. Bagaimana pemahaman kamu belajar menulis teks laporan hasil observasi sebelum
menggunakan video?
Jawab: Menjadi lebih mudah, karena seperti mengamati sesuatu.
6. Apakah media audio visual dapat membantu kamu dalam menulis teks laporan hasil
observasi?
Jawab: Iya, karena lebih jelas dan dapat dilihat kembali jika ada yang lupa.
7. Apakah kamu tertarik pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan video audio visual?
Jawab: Iya, karena bila ada yang lupa bisa di ulang kembali.
130
Informan II: Luminaire Tribuana Celmira
1. Apakah kamu pernah belajar menulis teks laporan?
Jawab: Pernah
2. Laporan apakah yang pernah kamu tulis?
Jawab: Saya agak lupa, sepertinya tentang tumbuhan
3. Saat pembelajaran menulis teks laporan, apakah guru memakai media
pembelajaran?
Jawab: Tidak, ceramah saja
4. Apakah terdapat kesulitan atau kendala ketika belajar teks laporan hasil observasi?
Jawab: Iya, saya kurang paham materinya
5. Bagaimana pemahaman kamu belajar menulis teks laporan hasil observasi sebelum
menggunakan video?
Jawab: Kalau waktu sebelum pakai video, saya kurang paham
6. Apakah media audio visual dapat membantu kamu dalam menulis teks laporan hasil
observasi?
Jawab: iya, jadi lebih paham karena bisa diputar ulang. Jadi bisa dipelajari lagi.
7. Apakah kamu tertarik pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan video audio visual?
Jawab: Iya, seru belajarnya karena ada gambarnya
131
Informan III: Pandega Aryandry Prabaswara Bawono
1. Apakah kamu pernah belajar menulis teks laporan?
Jawab: Pernah kayanya deh
2. Laporan apakah yang pernah kamu tulis?
Jawab: Saya gak pernah membuat teksnya
3. Saat pembelajaran menulis teks laporan, apakah guru memakai media
pembelajaran?
Jawab: Enggak, cuma ngejelasin aja
4. Apakah terdapat kesulitan atau kendala ketika belajar teks laporan hasil observasi?
Jawab: Ada sedikit kendala sebenernya, cuma masalah internet. Tapi paham kok
5. Bagaimana pemahaman kamu belajar menulis teks laporan hasil observasi sebelum
menggunakan video?
Jawab: Lumayan ngerti, Cuma kadang gak terlalu soalnya sinyal agak jelek
6. Apakah media audio visual dapat membantu kamu dalam menulis teks laporan hasil
observasi?
Jawab: Membantu, karena kan tugasnya tentang video itu. Tapi, bukan membantu
nyonteknya kak.
7. Apakah kamu tertarik pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan video audio visual?
Jawab: Tertarik, jadi kaya lebih menjelaskan karena lebih enak aja gitu. Buat
ngejelasin yang diajarkan sama Ms. Elih sebelumnya.
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP AL-FATH BSD
Mata Pelajara : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Laporan Hasil Observasi
Tema : Melakukan Observasi
Tujuan Pembelajaran :
1. Mengetahui teks laporan hasil observasi
2. Diskusi dengan melihat kejadian yang terjadi di sekitar
Kegiatan Pembelajaran
1. Pembelajaran menggunakan aplikasi Zoom.
2. Berdoa dan saling menjawab salam.
3. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berkenalan dengan peserta didik
4. Guru menjelaskan materi teks laporan hasil observasi tentang pengertian, ciri, dan
fungsi dan mengaitkan fenomena tentang rokok.
5. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok. Masing-masing kelompok memiliki 5
anggota.
6. Peserta didik mencari informasi penting tentang rokok, virus, gajah, dan kucing kepada
4 kelompok.
7. Peserta didik menulis poin penting berdasarkan tema yang diberikan. Setelah itu, setiap
kelompok mempresentasikan hasil yang didapat.
8. Guru dan Peserta didik memberikan simpulan mengenai teks laporan hasil observasi.
9. Guru menyampaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
10. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Asesmen/Penilaian
1. Carilah informasi dengan tema/jenis yang telah ditentukan dan mempresentasikannya.
Rubik nilai :
a. Jika mempresentasikan dengan baik, menarik, dan mencari informasi secara luas,
mendapat nilai 100.
b. Jika mempresentasikan dengan kurang baik, mendapat nilai 90
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Taufiq, S. Sos.I, M. Pd.I
Tangerang Selatan, 15 Agustus 2020
Guru Mata Pelajaran,
Elih Laswati, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
133
Satuan Pendidikan : SMP AL-FATH BSD
Mata Pelajara : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Laporan Hasil Observasi
Tema : Melakukan Observasi
Tujuan Pembelajaran :
1. Melakukan tes pertama untuk melihat kemampuan awal menulis teks laporan hasil
observasi
Kegiatan Pembelajaran
1. Pembelajaran menggunakan aplikasi Zoom.
2. Berdoa dan saling menjawab salam.
3. Guru membuka kegiatan pembelajaran.
4. Guru menjelaskan materi teks laporan hasil observasi tentang struktur dan unsur
kebahasan.
5. Peserta didik melakukan tes petama untuk melihat kemampuan awal menulis teks
laporan hasil observasi.
6. Setiap peserta didik menulis teks laporan hasil observasi bertema rokok.
7. Peserta didik diberi waktu untuk menulis secara mandiri.
8. Peserta didik tidak diizinkan untuk mencari informasi melalui google.
9. Namun, peserta didik dapat bertanya kepada guru jika ada yang ingin ditanyakan atau
tidak mengerti secara personal melalui chat Whats App.
10. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
Asesmen/Penilaian
Rubik nilai :
No Nama
Peserta
Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas
Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan dan
Tata Tulis
(3 – 10 )
Jumlah
Skor
1
2
3
n.
134
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Taufiq, S. Sos.I, M. Pd.I
Tangerang Selatan, 15 Agustus 2020
Guru Mata Pelajaran,
Elih Laswati, S.Pd.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMP AL-FATH BSD
Mata Pelajara : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Laporan Hasil Observasi
Tema : Melakukan Observasi
Tujuan Pembelajaran :
1. Melakukan tes kedua dengan menggunakan media animasi untuk melihat
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pembelajaran menggunakan aplikasi Zoom
2. Berdoa dan saling menjawab salam.
3. Guru mengulas kembali materi teks laporan hasil observasi secara singkat.
4. Guru melakukan mempersilakan peserta didik untuk bertanya jika ada yang masih
belum paham mengenai teks laporan hasil observasi
5. Guru menayangkan video animasi dengan tema rokok
6. Peserta didik melakukan tes kedua dengan menggunakan media video animasi
untuk melihat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi.
7. Peserta didik membuat teks laporan hasil observasi berdasarkan video animasi
tersebut.
8. Peserta didik diberi waktu untuk menulis secara mandiri.
9. Namun, peserta didik dapat bertanya kepada guru jika ada yang ingin ditanyakan
atau tidak mengerti secara personal melalui chat Whats App.
10. Menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
Asesmen/Penilaian
No Nama
Peserta
Didik
Skor dan Aspek yang Dinilai
Kualitas
Isi
(8 – 25)
Organisasi
Penulisan
Struktur
(7 – 15)
Struktur
Bahasa
(10 – 30)
Diksi
(8 – 20)
Ejaan dan
Tata Tulis
(3 – 10 )
Jumlah
Skor
135
1
2
3
n.
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Taufiq, S. Sos.I, M. Pd.I
Tangerang Selatan, 15 Agustus 2020
Guru Mata Pelajaran,
Elih Laswati, S.Pd.
136
137
138
139
140
141
142
143
144
RIWAYAT
PENULIS
Adelya Cahya
Pertiwi, lahir di
Tangerang,
30 November
1997. Perempuan
yang akrab
dipanggil
Adel ini lahir dari
pasangan
Wawan Gunawan
dan Ernie
Herliyani.
Adel mengawali
145
pendidikannya di MI Al-Istiqomah Kota Tangerang
pada tahun 2006 – 2010, kemudian ke SMPN 20 Kota
Tangerang dari 2010 – 2013, dilanjutkan ke sekolah
menengah atas di MAN 1 Kota Tangerang pada 2013
sampai 2016. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui jalur UMPTKIN. Adel
mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 dengan menulis
skripsi yang berjudul ―Pemanfaatan Animasi Terhadap
Keterampilan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik Kelas VII A SMP
Al-Fath BSD Tahun Pelajaran 2020/2021.‖