trauma muskuloskeletal emp

Post on 03-Jan-2016

65 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kuliah modul p2k2

TRANSCRIPT

TUGAS MAHASISWA1. FRAKTURE2. DISLOCATION3. FRAKTURE-DISLOCATION4. FRAKTUR COLLES5. FRAKTUR SMITH6. FRAKTUR ANTEBRACHII7. FRAKTUR HUMERI8. FRAKTUR FEMUR 9. FRAKTUR CRURIS 10. FRAKTUR TULANG BELAKANG11. OSTEOPOROSIS12. OSTEOARTRITIS13. OSTEOCHONDROMA 14. OSTEOMA15. CARPAL TUNNEL SYNDROME

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

dr. HITAPUTRA A.W., SpB

dr Emika Prastyan

PENDAHULUAN

KOMPONEN MUSKULOSKELETAL :

• TULANG => EPIPHYSEAL PLATE

• OTOT => TENDO

• SENDI

=> LIGAMENTUM

=> MEMBRANA SINOVIAL

=> KAPSUL SENDI

PENDAHULUAN

AKIBAT TRAUMA

• Tulang => fraktur

• Otot/tendo => kontusio / ruptur

• Sendi => dislokasi

=> haematrosis

=>Ruptur ligamentum

=> ketidak stabilan sendi

FRAKTUR

Definisi :Fraktur adalah hilangnya atau putusnya kontinuitas tulang

FRAKTUR

Klasifikasi klinis fraktur :1. Fraktur greenstick 2. Fraktur fissure 3. Fraktur komplit4. Fraktur komminutif 5. Fraktur stress 6. Fraktur impacted.7. Fraktur avulsi 8. Faktur kompresi

FRAKTUR

AA B

A. Tipe fraktur komminutif

B. Tipe fraktur obliq

FRAKTUR

Macam fraktur berdasarkan hubungan ujung fragment fraktur dengan jaringan sekitarnya sebagai berikut :

1. Fraktur tertutup

2. Fraktur terbuka

3. Fraktur komplikata

4. Fraktur patologis

FRAKTUR

Gaya atau trauma penyebab fraktur dapat berupa :

• Gaya langsung

• Gaya tidak langsung

Informasi mekanisme injury sangat penting

Menyebakan tipe fraktur yg berbeda

FRAKTURPada tulang panjang• Gaya twisting => fraktur spiral• Gaya bending dan kompresi => fraktur

tranversal disertai separasi triangular fragment butterfly

• Kombinasi twisting, bending dan kompresi => fraktur oblik pendek

• Tarikan tendon atau ligament => fraktur avulsi.

Pada tulang kanselous seperti vertebra atau calcaneal memberikan crush fracture yang komminutif.

FRAKTUR

a. Gaya langsung => fraktur transversal

b. Gaya twisting => fraktur spiral

FRAKTURDisplacement fraktur

FRAKTUR

Bagaimana mendiagnosa fraktur ?

AnamnesaPemeriksaan fisik

Pemeriksaan radiologi

FRAKTUR

Anamnesa :• Identitas penderita • Keluhan nyeri lokal dengan atau tanpa

disertai penurunan fungsi• Mekanisme injury, berat ringannya

trauma • Kapan terjadinya, tempat kejadian• Apakah sudah mendapat pertolongan • Siapa yang menolong, apa yang telah

dilakukan.

FRAKTURPemeriksaan fisik. • Look

– bengkak, deformitas (angulasi, pemendekan dan rotasi)

– luka => berhubungan dengan fraktur atau tidak– fat globule ada / tidak

• Feel – Diskontinuitas , krepitasi dan false movement– NVD? => periksa pulsasi arteri, status sensorik

• Movement– pergerakan pada distal dan proksimal dari fraktur

sesuai dengan toleransi pendirita karena nyeri => untuk menilai adakah keterlibatan sendi dan syaraf.

FRAKTUR

Pemeriksaan radiologi.

• Harus meliputi dua sendi dan dua proyeksi.

• bahkan kalau diperlukan dua sisi dan dua waktu/kesempatan.

FRAKTUR

Dalam menggambarkan/mendiagnosa fraktur hendaknya meliputi :

1. Tempat fraktur.

2. Luas atau tingkat fraktur.

3. Bentuk atau tipe fraktur.

4. Hubungan antara fragment fraktur.

5. Hubungan fraktur dengan dunia luar.

6. Komplikasi.

Prinsip-prinsip Penatalaksanaan Fraktur

Terapi fraktur meliputi 3 dasar obyektif yaitu :1. Reduksi / reposisi : menempatkan kembali fragment tulang

pada posisi seanatomis mungkin. => dengan reduksi tertutup / reduksi terbuka

2. Mempertahankan reduksi sampai healing dan cukup untuk mencegah displacement (immobilisasi).=> 3 metoda yang lazim yaitu (1) fiksasi eksternal dengan cast atau splint, (2) traksi dan (3) fiksasi internal dengan nail, plate atau screw.

3. Mengembalikan fungsi otot, sendi dan tendon (rehabilitasi). => mencegah joint stiffness & disuse atrophy.=> dilakukan sesegera mungkin

Bagaimana fraktur itu healing ?

Proses repair fraktur bermacam-macam berdasarkan pada:

• tipe tulang yang fraktur

• seberapa besar pergerakan pada tempat fraktur

Pergerakan ujung fragment diperlukan dalam pembentukan kallus

Bagaimana fraktur itu healing ?

Pada tulang tubular dan tidak adanya fiksasi yang kaku, proses healing dalam 5 fase yaitu :

1. Fase Destruksi jaringan dan pembentukan hematoma

2. Fase Inflamasi dan proliferasi seluler

3. Fase Pembentukan kallus

4. Fase Konsolidasi.

5. Fase Remodeling.

Bagaimana fraktur itu healing ?

Menilai penyembuhan fraktur pada penderita

Status union dari fraktur dinilai dengan: pemeriksaan klinis => tidak ada pergerakan

pada tempat fraktur => clinical union pemeriksaan radiologi => adanya kalus yang

menjembatani fraktur => radiological union

Berapa lama fraktur akan menyatu/konsolidasi?

Tidak ada jawaban yang pasti

Mengapa?

banyak faktor yang berpengaruh

misalnya : umur, aliran darah, tipe fraktur, status gizi, keadaan umum dan lain-lain

Perkins’ timetable

Fraktur spiral :• ekstremitas atas menyatu dalam 3 minggu dan

untuk konsolidasi membutuhkan waktu 2 kalinya (6 minggu)

• untuk ekstremitas bawah dua kalinya.

Prediksi waktu

Gambaran ini hanya pedoman kasar Harus didapatkan bukti klinis dan radiologist

dari konsolidasi sebelum stress penuh diberikan tanpa splintage.

Penyembuhan abnormal dari fraktur

Malunion : fraktur menyambung dalam waktu yang normal tetapi posisi tidak anatomis ( ada deformitas tulang)

Deleyed union : fraktur healing secara nyata tetapi waktu yang diperlukan lebih dari perkiraan normal.

Non-union : tulang gagal menyatu sampai pada batas waktu 6 bulan dari cidera.

Penyembuhan abnormal dari fraktur

Penyebab lokal non-union diantaranya yaitu :

1. distraksi dan separasi fragment

2. interposisi jaringan lunak diantara fragment, biasanya otot

3. pergerakan yang berlebihan pada garis fraktur

4. suplai darah yang jelek

KOMPLIKASI FRAKTUR

Komplikasi sistemik.• Shock• Koagulopati diffusa

• Disfungsi respirasi

Komplikasi lokal yang awal: infeksi, robeknya otot/ tendon, cidera vaskuler termasuk kompartemen sindroma, cidera syaraf, cidera visceral, cidera ligament dan haemathrosis.

Komplikasi lokal yang lambat : avascular necrosis, deleyed union, non-union, malunion, miositis ossifikan, tendonitis, kompresi atau terputusnya syaraf, kontraktur Volkmann, ketidak stabilan sendi, dan kekakuan sendi.

TRAUMA SENDI

dr. HITAPUTRA A.W., SpB

dr. Emika Prastyan

TRAUMA SENDI

Disebabkan o/ gaya memilin / membengkok => meregangkan ligamentum & kapsul sendi

Dapat berakibat :Ligamentum robek / fraktur avulsiGangguan stabilitas sendiKerusakan permukaan sendiFraktur intraartikuler

STABILITAS SENDI

Tiga faktor struktural yang bertanggung jawab untuk memberikan stabilitas sendi :

1. Kontur permukaan sendi yang saling berlawanan

2. Integritas dari kapsul fibrosa dan ligamentum3. Kekuatan protektif otot yang menggerakkan

sendi

Defek faktor struktural di atas => Menyebabkan gangguan stabilitas sendi

Pentingnya faktor-faktor stabilitas ini berbeda-beda pada masing-masing tipe sendi.

Sebagai contoh :• Sendi ball and socket seperti sendi pinggul,

kontur sendi adalah faktor yang amat penting. • Sendi engsel seperti pada sendi lutut,

ligamentum adalah faktor yang amat penting• Sendi yang bergerak bebas seperti sendi bahu,

stabilitas sendi sangat tergantung pada integritas dari kapsul fibrosa dan kekuatan protektif otot –otot sekitarnya.

Derajat ketidak stabilan sendi

Tiga derajat ketidak stabilan sendi yaitu :• Ketidak stabilan sendi yang tersembunyi (occult

joint instability): ketidakstabilan sendi yang hanya tampak jika sendi dilakukan penekanan / diberikan stress.

• Subluksasi yaitu permukaan sendi hilang dari hubungan normal tetapi masih tetap kontak satu sama lainnya.

• Dislokasi (luksasi) yaitu kontak antara permukaan sendi hilang secara lengkap dengan kata lain tidak ada kontak sama sekali antara kedua permukaan sendi.

PENYEMBUHAN LIGAMENT

Ruptur ligamentum sembuh dengan skar fibrosa Ruptur parsial ligamentum sembuh cukup kuat. Ruptur total ligamentum terdapat gab dan sembuh

hanya dengan jaringan skar fibrosa => ligamentum lebih panjang dan relatif lebih lemah.

Waktu yang diperlukan untuk sembuh bervariasi tergantung pada ukuran dan gaya yang diterima.

Ligamentum sendi jari sembuh dalam 3 minggu, Ligamentum besar pada lutut memerlukan waktu

sampai 3 bulan.

TIPE SPESIFIK DARI CEDERA SENDI

CONTUSIO SENDI • sendi menerima benturan langsung• membran sinovial bereaksi terhadap cedera

dengan memproduksi efusi• pembuluh darah sinovial mungkin ruptur dan

akan terjadi haemarthrosis. • Stabilitas sendi baik • pemeriksaan radiologi => adakah fraktur

intraartikuler?• Penatalaksanaan : NSAID dan istirahatkan

sendi. Jika ada efusi sendi / haemathrosis => dilakukan aspirasi dan pembebatan dengan elastik bandage (Robert John bandage).

TIPE SPESIFIK DARI CEDERA SENDI

STRAIN LIGAMENTBeberapa serabut ligamentum yang robek dan sendi tetap

stabil. Sebagai akibat cedera sendi dengan gaya memilin atau

gaya membengkok pada posisi abnormal.Gambaran klinis. • memar pada jaringan sekitar sendi, sendi bengkak dan

sangat nyeri• nyeri tekan yang terlokalisir pada ligamentum yang

cedera dan nyeri bertambah bila ligamentum diregangkan

Terapi. • pemberian NSAID, • sendi harus diimmobilisasi dan diistirahatkan sampai

nyeri akut reda. • Nyeri reda => gerakan aktif dan latihan untuk

menguatkan otot (muscle exercise).

TIPE SPESIFIK DARI CEDERA SENDI

RUPTUR LIGAMENTLigamentum yang robek secara lengkap akan

disertai ketidakstabilan sendi. Mekanisme gaya yang menyebabkan ruptur

ligament seperti pada strain ligament tetapi gaya lebih kuat.

Gambaran Klinis. • Nyeri yang berat dan mungkin didapatkan

perdarahan dibawah kulit. • Sendi sangat bengkak / adanya haemarthrosis. • Penderita sangat membatasi untuk diperiksa. • Hati-hati => stabilitas sendi negatif palsu oleh

karena adanya kontraksi otot akibat kompensasi nyeri.

RUPTUR LIGAMENT

Radiologi.

Pemeriksaan radiologi u/ membedakan ruptur ligament atau avulsi tulang tempat perlekatan ligamentum tersebut.

Terapi => konservatif atau operatif

RUPTUR LIGAMENT

Terapi konservatif :• Diberikan NSAID • Immobilisasi (ligamentum dipertahankan tanpa

regangan) selam 4 – 6 minggu• Setelah itu gerakan dan latihan dianjurkan tetapi

regangan ligament dihindari.Indikasi terapi konservatif sebagai berikut :• Jika repair pembendahan sulit atau kurang

menguntungkan• Ketika ketidakstabilan sendi tidak nyata• Dan terutama pada penderita tua yang kurang

membutuhkan sendi.

RUPTUR LIGAMENT

Terapi operatif :

Diindikasikan pada penderita muda dgn ketidakstabilan sendi yang nyata => dikarenakan begitu jaringan lunak mengalami retraksi => tidak mungkin untuk dipertemukan tanpa dijahit.

Post operasi sendi diimmobilisasi 3 – 4 minggu

Setelah itu sendi dijaga dari regangan selama 4 – 6 minggu.

TIPE SPESIFIK DARI CEDERA SENDI

DISLOKASIGambaran klinis.• Sendi sangat nyeri, pergerakan nyeri dan terbatas• Penderita berusaha memposisikannya pada posisi

yang nyaman dan menghindari semua gerakan. • Tungkai seringkali dibantu atau diposisikan pada

posisi yang khas• Bentuk sendi abnormal dan terkadang teraba

penonjolan tulang yang bergeser.Radiologi.Pemeriksaan radiologi memastikan diagnosis. Apakah hanya dislokasi / subluksasi atau disertai

dengan fraktur => fraktur dislokasi .

DISLOKASI

Dislokasi berulang (recurrent dislocation). Terjadi bila ligamentum dan kapsul sendi rusak. Sering terlihat pada sendi bahu dan sendi patellofemoral.

Dislokasi habitualis ( voluntary dislocation ). Disini penderita pandai mendislokasikan / mensubluksasikan

sendi dengan mengkontraksikan ototnya secara sengaja (volunter).

Disebabkan oleh kelemahan ligamentum (lagamentous laxity)

Hati-hati kebiasaan ini sering menunjukkan suatu manipulasi dan kepribadiaan neurosis

Operasi tidak ada manfaatnya pada penderita neurosis,

DISLOKASI

Terapi.• Reposisi sesegera mungkin setelah diagnosa ditegakkan

dengan anestesi umum dan mungkin diperlukan pelemas otot (muscle relaxant).

• Setelah reposisi, sendi diimmobilosasi sampai kurang lebih 3 - 4 minggu => menunggu penyembuhan jaringan lunak (soft-tissue healing) terjadi.

• Jika ligamentum ruptur maka harus direpair.

Komplikasi.• Hampir sama dengan komplikasi fraktur. • Adapun diantaranya yaitu : cedera vascular, cedera syaraf,

Nekrosis avaskuler, Ossifikasi heterotopik, Kekakuan sendi, dan Osteoarthritis sekunder.

Dislokasi Artikulasio Coxae Sinistra

top related