emp laporan praktikum iii
DESCRIPTION
SISTEM PENDINGINAN, PELUMASAN, DAN SISTEM TRANSMISI MOTOR BAKAR DALAMTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
(TPT 2021)
ACARA KE III
SISTEM PENDINGINAN, PELUMASAN, DAN SISTEM TRANSMISI
MOTOR BAKAR DALAM
Disusun Oleh :
Nama : Juli Trinantoro
NIM : 12/333133/TP/10398
Golongan : Rabu
Co. Ass : Mradipta Nindya Tama
LABORATORIUM ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motor bakar merupakan salah satu sumber tenaga penggerak yang
banyak dipakai di bidang pertanian. Motor bakar mempunyai peran penting di
bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai pemanfaatan,
antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi / gabah /
beras, penggerak pada mesin-mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut
di perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, dan hasil pertanian. Seperti
namanya (motor bakar) menghasilkan kerja melalui proses pembakaran.
Ketika proses pembakaran bahan bakar, terjadi proses penkonversian energi
kimia bahan bakar menjadi energi panas dan energi gerak. Panas dari
pembakaran dan gesekan antar komponen motor bakar dapat membuat mesin
panas dan mudah aus. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem untuk menjaga
agar panas yang terjadi dapat diatur sehingga tidak membuat motor bakar
cepat rusak. Sistem yang digunakan untuk merawat mesin adalah sistem
pendinginan dan pelumasan.Didalam motor bakar selain sistem pendingin dan
sistem pelumas juga terdapat sistem transmisi daya. Sistem ini berfungsi
untuk memindahkan gear agar motor dapat berjalan kedepan dan kebelakang.
Praktikum kali ini akan membahas tentang sistem pendinginan,
pelumasan dan transmisi daya pada motor bakar dalam. Disini akan diprlajari
bagian-bagian dan mekanisme kerja dari sistem pendinginan, pelumasan dan
transmisi daya pada motor bakar dalam.
B. Tujuan
1. Mempelajari sistem pendinginan dan perbandingan sistem yang ada.
2. Mempelajari sistem pelumasan dan cara kerja bagian-bagiannya.
3. Mengetahui cara mengukur kekentalan minyak pelumas dengan Engler
viscosimeter.
4. Mempelajari sistem penerusan daya pada motor bakar.
5. Mempelajari mekanisme kerja kopeling.
6. Mempelajari mekanisme kerja gigi transmisi (pernelling).
7. Mempelajari mekanisme kerja gigi differensial (gardan).
C. Manfaat
Setelah praktikum ini selesai, mahasiswa diharapkan bisa lebih
memahami bagian-bagian dan mekanisme kerja dari sistem pendinginan,
pelumasan dan transmisi daya. Selain itu mahasiswa juga akan dapat
mengetahui akan pentingnya sistem pendinginan, pelumasan dan transmisi
daya pada motor bakar dalam.
BAB II
DASAR TEORI
Motor bakar dalam bekerja dengan cara membakar bahan bakar dengan
campuran udara dalam ruang bakar. Proses ini menghasikan kerja dan panas.
Panas berlebih yang ditimbulkan dari proses ini dapat mengganggu kinerja mesin.
Oleh karena itu motor bakar atau mesin memerlukan sebuah sistem pendingin
untuk mencgah panas berlebih yang mungkin timbul. Selain dari proses
pembakaran, panas juga ditimbulkan oleh gesekan antara komponen-komponen
mesin yang bergerak. Hal ini sesuai dengan hukum fisika, dimana energi gerak
pada benda yang bergesekan sebagian akan diubah menjadi panas (Carey,1968).
Pendinginan motor adalah usaha untuk menghindarkan kenaikan
temperatur yang tinggi disebabkan oleh adanya pembakaran yang terjadi di dalam
silinder, katup, dan bagian lainnya termasuk minyak pelumas yang seharusnya
berfungsi untuk melumasi bagian-bagian tersebut. Pendinginan juga berfungsi
untuk mengontrol temperatur kerja pada beemacam-macam keadaan, kecepatan,
muatan, dan kalau diperlukan membantu menaikkan temperatur motor dengan
cepat jika temperatur terlalu rendah. Jika dilihat dari bahan pendingin,
pendinginan motor dibedakan atas dua macam, yaitu (Jama, 1979):
a. Pendinginan air (pendinginan tidak lansung)
b. Pendinginan udara (pendinginan langsung)
Motor-motor yang menggunakan udara sebagai pendinginnya, pada blok
motornya tidak dilengkapi dengan celah-celah air (water jacket), tapi pada bagian
luar blok motornya dilengkapi rusuk-rusuk pendingin. Pada pendinginan mesin
secara langsung digunakan hembusan udara pada sirip-sirip pendingin mesin yang
dibuat pada bagian silinder dan kepala silinder, sedangkan pada mesin yang
menggunakan pendinginan tidak langsung digunakan air pendingin (Saleh, 1972).
Untuk mengurangi bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh bagian-bagian
yang bergesekan maka diperlukan adanya pelumasan yang sempurna. Dengan
adanya pelumasan ini bagian-bagian yang bergesekan seperti metal-metal, roda-
roda gigi, dan sebagainya tidak menjadi terlalu panas, sehingga tidak lekas
menjadi aus (Saleh, 1972).
Fungsi minyak pelumas di dalam mesin bukan hanya sekedar untuk
mencegah terjadinya gesekan antara kedua komponen yang saling meluncur,
seperti contohnya antara torak dan dinding silinder, bantalan-bantalan dan
komponen lainnya. Minyak pelumas juga dapat berfungsi sebagai sekat untuk
mencegah menerobosnya gas dari bagian ruang bakar ke bagian bak engkol,
kemudian minyak pelumas dapat memindahkan energi panas dari komponen-
komponen di dalam mesin untuk dibuang pada udara di dalam bak penampung
minyak (carter). Disamping itu dengan adanya minyak pelumas berarti dapat
dicegah terbentuknya karat di dalam mesin dan produk-produk gas pembuangan
akibat penyalaan bahan bakar dapat diredam atau dikurangi (Daryanto, 1997).
Besarnya gesekan ditentukan berdasarkan besarnya koefisien gesek antara
permukaan yang saling kontak. Fungsi utama oli adalah mereduksi koefisien
gesek tersebut, sehingga nilainya menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan di
antara kedua permukaan yang bersinggungan tersebut terdapat lapisan oli.
Semakin tinggi kekentalan atau viskositas oli, maka koefisien gesek yang
direduksi akan semakin besar. Kekentalan oli ditentukan berdasarkan tingkat
kekentalan yang ditetapkan oleh sebuah organisasi otomotif, yaitu Society of
Automotive Engineers (SAE) (Crovse, 1980).
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk
konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan
yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah
kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau
sebaliknya. Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan
dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi
tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan
yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang
berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan
rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi.
Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem
transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin (Anonim, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Motor dengan sistem pendinginan yang berbeda-beda.
2. Komponen motor pada sistem pelumasan.
3. Engler Viscosimeter.
4. Thermometer.
5. Stopwatch.
6. Labu ukur 200 ml.
7. Motor peraga.
8. Gigi differensial.
B. Bahan
1. Pelumas dengan kekentalan yang berbeda-beda, dan
2. Air.
C. Cara kerja
Sistem Pendinginan dan Sistem Pelumasn
1. Sistem pendinginan yang ada digambar dan diamati serta dibandingkan.
2. Sistem pelumasan yang ada digambar dan diamati serta dibandingkan.
3. Pengujian viskositas beberapa jenis pelumas:
3.1. Wadah air diisi dengan air
3.2. Sumbat oli dipasang, labu ukur disiapkan dibawah cerat
3.3. Wadah minyak pelumas diisi dengan minyak pelumas yang akan
diperiksa sampai jarum tanda
3.4. Pemanas dipasang pada jaringan listrik
3.5. Pengaduk digerak-gerakkan supaya panas cepat merata
3.6. Setelah suhu minyak sedikit di atas suhu yang dikehendaki, steker
listrik dicabut
3.7. Setelah suhu turun sampai yang dikehendaki, sumbat dicabut sambil
stopwatch dihidupkan
3.8. Setelah dicapai volume oli keluar 200 ml, stopwatch dimatikan dan
sumbat ditutup, dicatat waktunya
3.9. Dihiutng kekentalan dalam derajat Engler, dengan membandingkan
waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 200 ml oli (detik) dengan
waktu untuk mengalirkan air pada suhu 100oF
3.10. Dikonversikan ke dalam satuan viskositas kinematik (stokes) melalui
tabel konversi, kemudian dilihat dalam tabel klasifikasi SAE pelumas.
Transmisi Daya
1. Bagian dan mekanisme kerja koppeling diamati.
2. Bagian dan mekanisme kerja gigi transmisi.
3. Bagian dan mekanisme kerja gardan diamati.
D. Analisa Data
1. Mencari waktu rata-rata yang diperlukan air dan pelumas untuk mencapai
volume 200 ml. T=
T1+T2
2
2. Menentukan derajat Engler dengan membandingkan waktu rata-rata yang
diperlukan pelumas untuk mencapai volume 200 ml dengan waktu rata-rata
yang diperlukan air untuk mencapai volume 200 ml.
Derajat Engler=T pelumas
T air
3. Menentukan viskositas kinematik dengan tabel dengan cara interpolasi
kemudian ditentukan kekentalan oli dengan tabel.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. SISTEM PENDINGINAN
1. Pendinginan Dengan Udara
Gambar 1Bagian-bagian pendinginan dengan udara adalah:
1. Udara Luar berfungsi udara dari luar untuk pendinginan
2. Sirip Pendingin berfungsi untuk menangkap udara luar
3. Busi berfungsi pematik api pada motor abakar bensin.
4. Ruang Bakar berfungsi untuk tempat pembakaran
5. Piston merupakan perapat yang dapat bergerak naik turun
6. Blower berfungsi untuk pendinginan/menangkap angin
7. Tutup pengarah aliran udara berfungsi sebagai penutup
Mekanisme kerja :
Dengan udara luar :
Aliran udara terjadi karena kecepatan motor. Perpindahan panas
dari blok mesin berlangsung ke sirip pendingin secara konduksi. Dari sirip
pendingin, panas mentransfer udara secara konveksi.
Dengan Blower :
Aliran udara dihasilkan dari putaran blower yang diarahkan dengan
kutup pengarah aliran udara menuju ke sirip pendingin untuk mengambil
panas
2. Pendinginan Dengan Air
a. Open jacket/Hopper
Gambar 2Bagian-bagian pendinginan hopper adalah:
1. Lubang pengisian berfungsi untuk memasukkan air
2. Hopper berfungsi sebagai wadah air
3. Katup intake berfungsi sebagai katub pemasukan
4. Katup exhaust berfungsi untuk katub pengeluaran
5. Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran
6. Water jaket berfungsi penampung air dibawah mesin
7. Piston merupakan perapat yang dapat bergerak naik turun
8. Poros engkol untuk mengubah gerak bolak balik menjadi putaran
9. Fly Wheel berfungsi menyimpan energi selama torak bergerak
10. Stang piston berfungsi untuk menggerakkan piston
Mekanisme kerja :
Air dimasukkan ke dalam hopper yang menyerubungi silinder. Prinsipnya
perpindahan panas secara konveksi di silinder ke air. Air yang paling cepat
panas berada di bagian paling bawah. Air yang sudah panas akan bergerak
ke atas, ketika sudah sampai atas kemudian melepaskan panas, setelah
dingin air bergerak ke bawah lagi untuk mengulangi prosesnya.
b. Thermosiphon (alami dan paksa)
Gambar 3Bagian-bagian pendingin thermosiphon :
1. Hopper berfungsi untuk penampung air
2. Air pendingin berfungsi sebagai bahan pendinginan
3. Ruang bakar untuk ruang pembakaran
4. Piston merupakan perapat yang dapat bergerak naik turun
5. Stang piston berfungsi untuk penggerak piston
6. Tangki air berfungsi menampung air
7. Saluran air masuk berfungsi untuk saluran air masuk
8. Saluran air keluar berfungsi untuk saluran air keluar
Mekanisme kerja :
Prinsip kerjanya sama hopper, bedanya tidak perlu penambahan air sebagai
penganti air yang menguap. Aliran pans bergerak melalui saluran air keluar
menuju ke tangki air lalu ke saluran air masuk. Untuk termosiphon paksa
pada saluran air keluar dilengkapi dengan pompa untuk menyedot air yang
sudah panas.
3. Pendinginan Dengan Air dan Udara (paksa)
Gambar 4Bagian-bagian pendingin air-udara :
1. Tutup radiator berfungsi untuk menutup radiator
2. Radiator berfungsi untuk pendingan mesin dengan air
3. Saluran air panas berfungsi untuk saluran air panas keluar
4. Saluran air dingin berfungsi untuk saluran air masuk kemesin
5. Fan berfungsi untuk kipas menyerap air
6. Thermostat berfungsi untuk mengukur suhu air panas atau dingin
7. Pompa berfungsi untuk memompa air masuk dan keluar
8. Ruang bakar berfungsi untuk ruang pembakaran
9. Water jaket berfungsi untuk tempat air dibawah mesin
Mekasime kerja :
Pada saat suhu tertentu termostat akan membuka dan mengalirkan air panas,
menuju ke radiator untuk didinginkan. Dari radiator, air yang sudah menjadi
dingin dipompa kembali menuju ke water jacket.
4. Thermostat dan Karub Pengaman
Perhatikan gambar thermostat dan katup pengaman (tutup radiator)
Gambar 5Mekanisme kerja :
Pada thermostat, pada suhu air ±80°C, thermostat akan membuka, maka
aliran air panas akan dipompa ke radiator untuk didinginkan. Setelah dicapai
suhu optimal mesin, thermostat akan menutup lagi.
Pada tutup radiator, pada saat air di radiator mencapai suhu tinggi, maka
tekanan akan mendorong tutup tekan ke atas hingga terbuka, sehingga
tekanan pada radiator akan seimbang dengan tekanan udara, keseimbangan
tersebut dihubungkan dengan sebuah saluran. Setelah keseimbangan tercapai,
maka tutup akan didorong turun oleh pegas, sehingga menutup tutup radiator.
B. Sistem Pelumasan
1. Aliran Pelumasan
Gambar 6 Bagian – bagiannya :
1. Tangki pelumas berfungsi untuk wadah oli
2. Filter berfungsi untuk saringan oli dari kotoran
3. Pompa berfungsi untuk memompa oli
4. Bagian yang dilumasi adalah bagian yang dilumasi oli
5. Saluran pelimpah berfungsi untuk saluran oli kemesin
Mekanisme kerja :
Untuk mencegah serbuk-serbuk logam dan kotoran-kotoran lainnya tidak
masuk ke dalam saluran limpahan, maka sebelmunya minyak disaring
dengan filter. Minyak pelumas atau oli dipompa dengan pompa oli (pompa
minyak) menuju bagian-bagian yang akan dilumasi. Oli pada tangki dihisap
oleh pompa melalui filter terlebih dahulu untuk menampung kotoran sisa
pelumasan sebelumnya, setelah difilter oli didistribusikan ke bagian yang
dibutuhkan melalui saluran pelimpah. Kerja mekanis pada pompa
menyebabkan pelumas naik melalui saluran pelimpah hingga akhirnya
mengisi bagian yang harus dilumasi.
2. Pelumasan Sistem Percikan
Gambar 7Bagian-bagian pelumasan percikan :
1. Batang torak berfungsi untuk penggerak torak naik dan turun
2. Saluran pelimpah berfungsi untuk saluran oli ke mesin
3. Poros engkol untuk mengubah gerak bolak balik menjadi putaran
4. Pen engkol
5. Ruang carter berfungsi untuk ruang oli
6. Sendok percik
7. Pompa berfungsi untuk memompa oli
8. Pegas katub berfungsi untuk pegas gerak katub
9. Bantalan berfungsi untuk untuk pelapis
Mekanisme kerja:
Sistem percik pada batang penggerak dilengkapi dengan alat yang
berbentuk sendok, sehingga pada waktu bergerak bagian tersebut tercebur
atau terbenam dalam ruang carter yang berisi oli atau minyak pelumas dan
melemparkan minyak tersebut pada bagian-bagian yang memerlukan
pelumasan.
3. Pelumasan Sistem Percik dan Tekan
Gambar 8Bagian-bagian pelumasan percik dan tekan :
1. Pompa berfungsi untuk memompa oli
2. Stang piston berfungsi sebagai batang gerak torak
3. Saluran penetes berfungsi untuk saluran penetes oli
4. Pen engkol
5. Poros engkol untuk mengubah gerak bolak balik menjadi putaran
6. Tangki oli berfungsi untuk tangki penampung oli
7. Saluran percik berfungsi untuk saluran pemercik oli
Mekanisme kerja :
Minyak pelumas dialirkan pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan
dengan suatu tekanan dari pompa minyak pelumas. Dengan suatu tekanan,
minyak pelumas mengalir melalui saluran dan pipa ke bagian seperti pen
engkol, poros engkol, batang piston, sedangkan untuk melumasi dinding
silinder tetap menggunakan sistem percik, sehingga disebut gabuangan
antara sistem percikan dan pompa (tekan).
4. Pelumasan Tekan Penuh
Gambar 9Bagian-bagian pelumasan tekan penuh :
1. Pompa gear berfungsi untuk menggerakkan gear
2. Sumbu pompa
3. Saluran minyak berfungsi untuk saluran mengalir minyak
4. Saluran balik adalah saluran untuk mengeluarkan oli
5. Poros noke
6. Poros engkol untuk mengubah gerak bolak balik menjadi putaran
7. Tangki oli berfungsi untuk menampung oli
8. Pompa untuk pemompa oli
Mekanisme kerja :
Gerakan putar dari poros engkol, selain untuk mengerakkan system lain
digunakan pula untuk mengerakkan pompa sehingga minyak pelumas yang
ada di tangki naik ke bagian yang perlu dilumasi.
C. UJI VISCOSITAS PELUMAS
1. Pelumas A :
Waktu (Pelumas) = 171 detik
Waktu (air) = 32,33 detik
Viscositas = 5,29 °engler
= 38,45 cstokes
SAE = 50
2. Pelumas B :
Waktu (Pelumas) = 76 detik
Waktu (air) = 32 detik
Viscositas = 2,375 °engler
= 14,91 cstokes
SAE = 40
Derajat Engler=T pelumas
T air
waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan 200 mlDerajat Engler :
Pelumas A 171
32,33 = 5,29 °engler
Pelumas B 7632
= 2,375 °engler
Pelumas A
Interpolasi :
6,22−5,293,29−5,55
= 0,4577−xx−0,04050
X = 0,3845 stokes
= 38,45 cstokes, SAE = 50
Pelumas B
Interpolasi :
2,85−2,3752,375−2,58
= 0,1890−xx−0,1663
X = 0,1491 stokes
= 14,91 cstokes, SAE = 40
D.SISTEM TRANSMISI DAYA
A. Koppeling (Clutch)
Gambar 10Bagian-bagian koppeling adalah :
1. Fly wheel berfungsi menyimpan energi selama torak bergerak
2. Driving plate
3. Throw out bearing berfungsi untuk gear perpindahan
4. Engsel berfungsi untuk tumpuan putar
5. Preasure plate
6. Spring clutch
7. Cover cluth
8. Release fork berfungsi sebagai batang hubung dari pedal ke engsel
9. Pedal clutch berfungsi untuk pinjakan koppeling
10. Crankshaft berfungsi batang penggerak roda
Mekanisme Kerja :
Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi
dari CrankSaft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling
menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang
akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja
sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin
tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjakatau
melepas pedal kopling melalui perantara Drek lahar.
B. Gigi-gigi Transmisi
Gambar 11
Bagian-bagian gigi transmisi adalah :
1. Out put shaft berfungsi sebagai batang untuk menggerakkan roda
2. Main gear
3. Main gear
4. Collar
5. Input shaft
6. Driving gear
7. Driven gear
8. Counter shaft
9. First gear adalah gigi putaran pertama/laju motor
10. Second gear adalah gigi putaran kedua/laju motor
11. Reserve gear untuk laju kebelakang
12. Reserve older gear
13. Selector port untuk laju kebelakang
Mekanisme kerja gigi transmisi (perseneling)
Gambar 12Hubungan antar roda gigi transmisi adalah :
Gigi satu : A-B-C-D-E-H-G
Gigi satu : A-B-C-D-F
Gigi tiga : A-B-C-E
Gigi empat : A-E
Gigi mundur : A-B-C-H-R
Gigi netral : A-B
B. Gardan (Differential Gear)
Gambar 13
Bagian-bagian gardan adalah :
1. Main shaft
2. Bevel pinion
3. Ring gear
4. Diverential bevel pinion and
spider
5. Side gear
6. Counte shaft
7. Housing
Mekanisme Kerja :
Pada saat mobil berjalan lurus :
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan
kanan sama-sama dalam kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban
yang ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah sama. Sehingga urutan
perpindahan putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive
pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ring gear bersama - sama
dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential
case, maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differential
case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan
pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat
jalan lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan side gear
kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus
sebenarnya pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side
gear untuk berputar bersama-sama dengan differential case dalam kecepatan
putaran yang sama. Bila differential case berputar satu kali, maka side gear
juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya dalam keadaan lurus.
Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as
roda dan kemudian menggerakkan roda.
Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian
dalam adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar.
Misalkan sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri
akan lebih besar daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan
perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut : Putaran dari as kopel akan
diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring
gear. Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa
juga untuk berputar. Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat
belok ke kiri, maka side gear sebelah kiri akan memberi perlawanan
terhadap pinion gear untuk tidak berputar. Gaya perlawanan dari side gear
kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri.
Dengan berputarnya pininon gear, maka side gear kanan akan diputar oleh
pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat dari side
gear kiri. Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda kemudian ke
roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat daripada roda kiri karena
side gear kanan berputar lebih cepat.
Uji Viscositas Pelumas
Engler Viscometer
Gambar 14Bagian – bagian Engler Viscosimete :
1. Kaki 7. Pemanas air dengan listrik
2. Tempat air pemanas 8. Pengaduk
3. Tempat oli yang diuji 9. Termometer oli
4. Tutup oli 10. Termometer air
5. Sumbat 11. Klem
6. Lubang ceret 12. Labu ukur 200 ml
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum acara 3 mempelajari sistem pendinginan, pelumasan, dan
transmisi daya motor bakar dalam. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
sistem pendinginan dan perbandingan sistem yang ada, mempelajari sistem
pelumasan dan cara kerja bagian-bagiannya, mengetahui cara mengukur
kekentalan minyak pelumas dengan Engler viscosimeter, mempelajari sistem
penerusan daya pada motor bakar, mempelajari mekanisme kerja kopeling,
mempelajari mekanisme kerja gigi transmisi (pernelling) serta mempelajari
mekanisme kerja gigi differensial (gardan).
Pada saat motor bakar pada mesin bekerja maka akan menghasilkan panas.
Panas ini berasal dari pembakaran bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar
dan gesekan-gesekan yang terjadi pada komponen-komponen mesin yang
bergerak. Jika terlalu panas, dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan
menyebabkan semakin encernya oli. Untuk itu diperlukan sistem pendinginan
yang dapat mempercapat pembuangan panas untuk mempertahankan suhu operasi
motor yang optimum dan mencegah terjadinya overheating.
Dalam sistem pendinginan terdapat beberapa macam pendinginan yaitu
pendinginan menggunakan udara, menggunakan air dan pendinginan
menggunakan air dan udara. Pada pendinginan dengan udara terdapat dua macam
udara yang digunakan yaitu menggunakan udara luar dan menggunakan blower.
Pada sistem pendingin menggunakan udara, kepala silinder dan blok mesin
dilengkapi dengan sirip-sirip yang bertujuan untuk memperluas permukaan mesin
sehingga bidang pertemuan mesin dengan udara akan semakin luas. Semakin luas
permukaan maka akan semakin cepat pula perpindahan panas yang terjadi. Sistem
yang menggunakan prinsip konduksi dan konveksi ini umumnya diterapkan pada
mesin-mesin bensin dengan ukuran kecil. Sedangkan pada pendinginan dengan
menggunakan air terdapat tiga macam cara yang dapat digunakan yaitu open
jacket atau hopper, Thermosiphon (alami dan paksa) dan termostat dan katub
pengaman. Untuk sistem pendingin dengan air ini menggunakan air sebagai media
pendinginnya. Pada bagian blok dan kepala silinder tidak dilengkapi dengan sirip-
sirip tetapi terdapat kantung-kantung air diantara ruang bakar yang disebut dengan
water jacket. Melalui water jacket, air dialirkan dalam mesin dengan sebuah
pompa yang terdapat pada radiator. Radiator bertugas mendinginkan air panas,
dimana air akan membuang panas yang diambil dari mesin ke udara luar secara
tidak langsung. Pada thermosiphon dan hopper, air akan membuang panas ke
udara secara langsung. Perbedaan antara termosiphon dan hopper adalah, pada
hopper tidak memiliki tangki penyimpanan air. Termosiphon memiliki dua tipe,
yaitu paksa dan alami. Untuk thermosiphon alami tidak terdapat pompa untuk
membantu aliran sirkulasi air. Sedangkan pada pendinginan dengan air dan udara
secara paksa, yang digunakan untuk mendinginkan mesin adalah air dan udara
sehingga mesin akan lebih cepat menjadi dingin. Pendinginan menggunakan air
dan udara secara paksa, pada saat suhu dari mesin mulai memanas hingga suhu
tertentu maka thermostat akan membuka secara otomatis sehingga air panas yang
telah digunakan akan dikeluarakan dari water jacket dan diganti dengan air dingin
yang akan dipompakan menuju water jacket dan untuk mendinginkan motor yang
bertambah panas suhunya.
Kelebihan dari sistem pendinginan dengan udara adalah konstruksi dari
mesin akan sangat sederhana, motor akan menjadi lebih ringan, tidak banyak
pekerjaan yang merepotkan serta tidak perlu penyediaan khusus bahan
pendinginan karena udara dapat diperoleh dengan mudah. Sedangkan kerugiannya
adalah panas jenis dari udara sangat rendah, mudah terpengaruh oleh keadaan
lingkungan dan terdapat efek dari pendinginan. Pada sistem pendinginan dengan
air terdapat keuntungan yaitu panas jenis air tinggi sehingga daya serap air
terhadap panas sangat besar, perlu penyediaan khusus dari bahan tetapi bahan
tersebut mudah sekali untuk didapat, sifat dari air mudah untuk dialirkan pada
celah-celah sempit dan air tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
sekitar. Sedangkan kerugian dari sistem pendinginan menggunakan air adalah
konstruksi dari mesin sangatlah rumit, konstruksi dari motor akan menjadi lebih
berat, dapat mengakibatkan korosi pada logam karen air mengandung kapur yang
dapat menghasilkan kerak yang dapat menyumbat saluran air atau yang lainnya
dan memerlukan penyediaan khusus. Itulah keuntungan dan kerugian dari setiap
sistem pendingin. Sistem pendingin yang digunakan harus menyesuaikan dari
kebutuhan mesin dalam bekerja.
Selain sistem pendinginan pada suatu mesin juga diperlukan suatu cara
untuk mengurangi daya yang hilang akibat pengaruh gesekan. Hal ini dapat
dilakukan menggunakan sistem pelumasan. Selain berfungsi untuk memperkecil
gesekan yang dapat menyebabkan hilangnya daya, pelumasan ini juga berfungsi
untuk mengurangi keausan, meredam suara, merapatkan torak dengan silinder,
membersihkan bagian-bagian motor, dan membantu pendinginan. Ada beberapa
sistem pelumasan, yaitu sistem percik, percik dan tekan, dan tekan penuh. Pada
pelumasan sistem percikan batang penggerak dilengkapi dengan alat yang
berbentuk sendok, sehingga pada waktu bergerak bagian tersebut tercebur atau
terbenam dalam ruang carter yang berisi oli atau minyak pelumas dan
melemparkan minyak tersebut pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
Sedangkan pada pelumasan sistem percik dan tekan minyak pelumas dialirkan
pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan dengan suatu tekanan dari
pompa minyak pelumas. Dengan suatu tekanan, minyak pelumas mengalir melalui
saluran dan pipa ke bagian seperti pen engkol, poros engkol, batang piston,
sedangkan untuk melumasi dinding silinder tetap menggunakan sistem percik,
sehingga disebut gabuangan antara sistem percikan dan pompa (tekan).
Sedangkan pada pelumasan tekan penuh gerakan putar dari poros engkol, selain
untuk mengerakkan sistem lain digunakan pula untuk mengerakkan pompa
sehingga minyak pelumas yang ada di tangki naik ke bagian yang perlu dilumasi.
Cepat atau lambatnya minyak pelumas berubah dari kental menjadi cair
dikenal dengan nama viscosity index. Semakin tahan minyak pelumas tersebut
terhadap perubahan temperatur maka akan semakin besar nomor viscosity
indexnya. Kekentalan minyak pelumas diberi tanda dengan SAE (Society of
Automotive Engineers). SAE (Society of Automotive Engineers) adalah suatu
badan yang memberi penomoran kekentalan oli. Satuan dari kekentalan oli adalah
SAE. Semakin tinggi nilai SAE, maka minyak pelumas tersebut semakin kental.
Kekentalan oli yang digunakan harus sesui dengan kondisi mesin yang digunakan.
Pelumas yang memiliki kekentalan lebih tidak berarti lebih baik dari pelumas
yang lebih encer. Jika penggunaan pelumas tidak sesuai, misalnya saja terlalu
kental maka dapat memperlambat gerakkan mesin sebaliknya jika terlalu encer
maka akan mudah menetes dan tidak melapisi mesin dengan baik. Tinggi level oli
pada ceret harus sesuai dengan batas yang ditentukan. Hal ini dikarenakan jika oli
terlalu banyak, poros engkol akan menyentuh genangan oli, dimana hal ini akan
menyebabkan timbulnya busa pada. Busa ini menyebabkan oli cepat encer karena
panas karena oli mengalami oksidasi. Oli yang berbusa akan sulit dipompa,
sehingga bagian-bagian mesin yana tidak terkena oli akan mudah aus atau rusak.
Sementara jika oli terlalu sedikit, gesekan mesin akan lebih besar karena koefisien
gesek meningkat sehingga mesin mudah aus.
Uji viskositas pelumas menggunakan alat uji Engler Viskosimeter
diperoleh data dengan dua kali ulangan. Dari dua kali ulangan diperoleh rata-rata
Tair pelumas A sebesar 32,33 detik, T pelumas A sebesar 171 detik, serta Tair
pelumas A sebesar 32 detik, T pelumas B sebesar 76 detik. Dari perhitungan
pelumas A diperoleh 5,29 °engler dan dari tabel dengan interpolasi diperoleh
38,45 cstokes sehingga SAE yang didapat 50 W (pelumas transmisi). Perhitungan
pelumas B diperoleh 2,375 °engler dan dari tabel dengan interpolasi diperoleh
14,91 cstokes sehingga SAE yang diperoleh 40 W (pelumas mesin). Sehingga
pelumas A lebih kental daripada pelumas B.
Pada suatu motor bakar sistem yang tidak kalah pentingnya adalah sistem
penerusan daya. Sistem transmisi daya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu
koppeling (clutch), gigi-gigi transmisi dan gardan (differensial gear).
Mekanisme kerja dari koppeling itu adalah fly wheel atau roda gila
meneruskan sekaligus menyimpan energi dari CrankSaft (kruk as) mesin saat
mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin
dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan diteruskan ke Roda.
Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan
kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat
menginjakatau melepas pedal kopling melalui perantara Drek lahar.
Mekanisme dari gigi-gigi transmisi adalah untuk gigi satu yang
dihubungkan antar roda gigi pada gigi transmisi adalah Driving Shaft lalu ke
Driven Shaft lalu ke Second Gear lalu ke First Gear lalu ke Main Gear lalu ke
Revearse Gear dan yang terakhir ke Main Gear. Untuk gigi dua dari Driving Shaft
lalu ke Driven Shaft lalu ke Second Gear lalu ke First Gear dan yang terakhir ke
Main Gear Untuk gigi tiga dari Driving Shaft lalu ke Driven Shaft lalu ke Second
Gear dan yang terakhir ke Main Gear. Untuk gigi empat dari Driven Shaft dan
yang terakhir ke Main Gear. Untuk gigi mundur dari Driving Shaft lalu ke Driven
Shaft lalu ke Second Gear lalu ke Revearse Gear dan yang terakhir ke Output
Shaft. Untuk gigi netral dari Driving Shaft berakhir pada Driven Gear.
Mekanisme kerja dari gardan adalah pada saat mobil berjalan lurus
perpindahan putaran dari as kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion.
Drive pinion akan memutar ring gear, dan ring gear bersama-sama dengan
differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion
gear akan terbawa berputar bersama dengan differential case karena antara
differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban
antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear
akan membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu
kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar,
pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-sama dengan
differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case
berputar satu kali, maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian
seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan
untuk menggerakkan as roda dan kemudian menggerakkan roda.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Motor bakar dalam memiliki beberapa sistem seperti sistem pendinginan,
sistem pelumasan dan sistem transmisi daya.
1.1. Sistem pendinginan memiliki empat macam cara pendinginan yaitu
sistem pendinginan dengan udara, sistem pendinginan dengan air,
sistem pendinginan dengan air dan udara secara paksa dan sistem
pendinginan pada thermostat dan katup pengaman.
1.2. Sistem pelumasan dibagi menjadi tiga cara yang berbeda yaitu
pelumasan dengan sistem percikan, pelumasan dengan sistem percik
dan tekan serta pelumasan dengan tekan penuh.
1.3. Sistem transmisi daya untuk meneruskan daya yang dihasilkan dari
motor ke roda penggerak terdapat tiga bagian yang bekerja antara lain
adalah koppeling (Clutch), gigi-gigi transmisi dan gardan (Differensial
Gear).
2. Setelah melakukan uji viskositas, diperoleh nilai SAE untuk pelumas A
yaitu 50 W dan pelumas B menunjukkan nilai 40 W.
B. Saran
Sebaiknya alat-alat yang akan digunakan saat praktikum lebih dipersiapkan
lagi. Jika ada yang rusak sebelum praktikum dimulai, maka praktikum tidak
akan berjalan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Sistem Transmisi. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_transmisi. Diakses pada Minggu, 14 November 2013 pukul 22.50 WIB.
Carey, David. 1968. How It Work : The Locomotive. England :Ladybird Ltd. Loughborough.
Crovse H. William. 1980. Automotive Mechanics 8th edition. USA : McGraw Hill.
Daryanto, Drs. 1997. Petunjuk Praktis Service Mesin Mobil. Jakarta : Bumi Aksara.
Jama, Jalius Drs. 1979. Motor Bensin. Jakarta : Balai aksara-Yudhistira.
Saleh, Marie r.a. 1972. Teknik Pemeliharaan Mobil. Jakarta : Kanisius.
LAMPIRAN