keperawatan gawat darurat pertemuan 6

Post on 09-Dec-2016

256 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KEGAWATAN SISTEM PERSARAFAN

1. Spinal Cord Injuri.2. Peningkatan tekanan

intra cranial (TIK).3. Kejang.

SPINAL CORD INJURY (SCI)

Ns. ARLANSYA, S. Kep

Spinal Cord Merupakan jaringan saraf berbentuk silinder yang

berada dirongga spinal yaitu dari kepala sampai ke T 12.

LI sampai S 5 adalah cauda equina merupakan akar saraf.

Terdiri dari milyaran serabut saraf untuk mengirimkan informasi sensasi ke otak dan menggerakkan anggota gerak yang terkena.

Saraf servical memberika pergerakan dan rasa pada lengan , leher dan bagian atas tubuh.

Saraf toracal mensyarafi otot bagian tubuh dan abdomen

Lumbal dan sakrum mensarafi otot kaki , bladder, bawel dan sexual organ.

Anatomi tulang belakang 7 : Ruas vertebra servical

12 : Ruas vertebra toracal5 : Ruas vertebra lumbal5 : Ruas sakral yang telah menyatu disebut sacrum4 : Ruas tulang ekor yang telah menyatu disebut xocygius

Myotome

C3,4 dan 5 mensarafi otot otot diapragma C5 mensarafi otot shoulder dan fleksi elbow C6 mensarafi fleksi wrist C7 Extensi elbow C8 fleksi jari T1 merentangkan jari T1-T 12 mensyarafi dinding dada dan otot abdomen L2 Fleksi HIP L3 Knee ekstensi L4 Otot betis L5 Mengerakkan jempol kaki S1 Plantar fleksi S2,3,4 dan 5 mensarafi bladder , bowel dan organ sex

dan otot pelvic.

Penyebab1. Kecelakaan motor (48%), 2.1 juta setahun2. Jatuh (21%).3. Trauma tajam (15%)4. Cedera olah raga (14%).

Dermatome

TRAUMA VERTEBRA DEFINISI

Trauma yang terjadi pada tulang belakang dari C1-S5

ETIOLOGI KECELAKAAN: trauma vertebra lebih dominan pada pria usia muda yang diakibatkan oleh kecelakaan

Spine Cedera cervical

2.4% trauma tumpul pasien mengalami setidaknya cedera juga pada TB.

Kira 20.000 cedera MS setahun di US.

Hampir 1,25 juta dollar US untuk merawat cedera MS permanen

CEDERA DASH BOARD

DESELERASI CEPAT VERTIKAL

CEDERA YANG SERING TERJADI PADA BENTURAN SAMPING

CEDERA AKIBAT TABRAKAN DARI BELAKANG Peningkatan kecepatan

yang tiba-tiba gerakan kebelakang hiperekstensi tulang leher terjadi deselerasi cepat kedepan jika kendaraan tiba-tiba menabrak atau berhenti

Harus dicatat kerusakan bagian depan dan belakang kendaraan juga bagian dalam dan posisi headreast

PEJALAN KAKI VS KENDARAAN

PATOFISIOLOGI

Hemorrhage Kontusio/robekan

Sirkulasi darah ke subst. Grisea terganggu

Hipoksia,edema,lesi hemorragi

Iskemia

Nekrotik

Kerusakan mielin dan akson

Menembus ke ekstradural,subdural Serabut saraf mulai

Membengkak

Gangguan neurologi sesuai lesi

1. Syok spinal : tidak adanya aktivitas refleks

2. Hilang fungsi motorik sebagian / parsial : melawan gravitasi, tahanan

3. Hilang fungsi sensorik sebagian/total : suhu,sentuhan nyeri.

4. Pada awalnya HR meningkat . . .> Bradikardi, TD meningkat. . .> hypotensi

5. Nyeri akut dipunggung atau leher menjalar disepanjang saraf

Gambaran Klinis

Lanjut. . .

6. Refleks tendon dan aktivitas refleks perianal abnormal

7. Hilangnya keringat dan tonus vagomotor8. Retensi sekresi paru,penurunan

pungsipungsi,penurunan O2, peningkatan Pa CO2 (gagal napas ,edema pulmonal)

9. Inkontinensia urine, retensi urine, distensi kandung kemih

10. Ileus paralitik (konstipasi)11. Hilangnya kontrol suhu (hipertermia)

Foto : servikal, torakal, lumbal, sakral CT Scan, MRI Melograf

Tes Diagnostik

1. Nilai fungsi motorik dan sensorik2. Nilai status neurologis : tingkat kesadaran 3. Nilai adanya cedera kepala tertutup4. Nilai status pernapasan : beri 02, AGD,

oksimetri 02,ventilator mekanik.5. Lakukan suction dengan hati-hati

(stimulus saraf vagus. .> bradikardi. . > henti jantung)

6. Siapkan kateterisasi kandung kemih

Penanganan :

Lanjut. . .

7. Siapkan pemasangan NGT8. Lakukan protokol perawatan kulit10. Cegah terjadinya infeksi11. Berikan dukungan emosional pada

pasien dan keluarga.12. Lakukan persiapan pembedahan bila

ada indikasi operasi

A. Pengkajian 1. Identitas pasien dan keluarga 2. Pemeriksan fisik : - System pernafasan : pola,suara napas. - System neurologis : nyeri, pupil, lemah - System kardiovasculer : hipo/hipertensi - Syestem musculoskletal : hemiparise,

luka - System perkemihan : inkont, retensi urin.

ASUHAN KEPERAWATAN

B. Diagnosa keperawatan: 1. Tidak efektif bersihan jalan nafas 2. Nyeri 3. Gangguan mobilisasi fisik 4. Gangguan integritas kulit 5. Kurang perawatan diri 6. Cemas pasien dan keluarga 7. Resiko kurang volume cairan 8. Resiko infeksi

TERIMA KASIH

Pengertian : Peningkatan tekanan intrakranial (TIK)

intracranial pressure (ICP) merupakan peningkatan tekanan pada otak di dalam kranium atau tengkorak yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan serebrospinal.

ICP Normal: 1 – 15 mm Hg.

NS. ARLANSYA, S.Kep

PENINGKATAN TEKANAN INTRA KRANIAl ( TIK )

Ruang kranial merupakan struktur yang kaku dengan total volume yang tetap : Otak (80%), Darah (12%), Cairan sereborspinal/ lCS (8%) = sangat konstan.

Tengkorak dan kanalis vetebralis membentuk perlindungan yang kuat terhadap : otak, medulla spinalis, cairan serebrospinalis dan darah ( Hukum Monro Kellie ).

Pendahuluan

Penambahan volume hanya dapat terjadi bila terdapat penekanan/kompresi pada kompartemen lain.

Satu-satunya bagian yang dapat mengimbangi (buffer capacity). . .> kompresi sinus venosus, sehingga terjadi perpindahan LCS kearah aksis lombosakral.

Bila sudah maksimal cendrung terjadi peningkatan volume pada kompartemen sehingga terjadi peningkatan TIK.

Lanjut. . .

Faktor risiko volume cairan serebrospinal meningkat peningkatan TIK perfusi jaringan serebral menurun peningkatan edema otak pergeseran jaringan otak pada duramater herniasi kematian.

Peningkatan TIK dapat juga menyebabkan iskemia/infark jaringan otak dan kematian otak.

Herniasi menyebabkan penurunan jaringan otakdari area bertekanan tinggi menuju area yang bertekanan rendah batang otak

koma/kematian.

PATOFISIOLOGI

1. Gangguan pada Crebro sfinalis (CSF) a. Perubahan absorpsi : miningitis,obstuksi csf b. Perubahan produksi : gangguan pleksius koroid

hidrosefalus kronik

2. Gangguan Cerebrovaskuler a. trombosis, emboli, anerisma,hemoragik,

hematom, tumor pada otak sentral. b. ganguan perifer yang menyebabkan ketidak

seimbangan status cerebrovaskuler : CHP, kompresi vena jugularis interna, overload cairan

FAKTOR PENYEBAB

3. Keadan yang mempengaruhi parenkim otak :

trauma kepala, perdarahan subarachnoid, hidrosefalus, edema cerebri, hipoksia, tumor cerebri, abses toksik ensefalopati.

KOMPLIKASI : 1. Penurunan kesadaran, kematian 2. Herniasi batang otak, anoksia otak 3. Kejang umum/ fokal 4. Syndrome of inappropriate antidiuritik

hormon (SIADH)

Lanjutan. . .

1. Trias TIK : (nyeri kepala, muntah proyektil, papel edema), penurunan kesadaran, gelisah, iritabel.

2. Penurunan fungsi neurologis : perubahan bicara, reaksi pupil, sensori motorik, mual- muntah, pandangan kabur.

3. Triad cusing : indikasi herniasi otak (tekanan darah sistolik meningkat, nadi meningkat, nafas ireguler).

MANIFESTASI KLINIS

Pemeriksan elektrolit (kalium, natrium, klorida)

Angiografi serebral,CT scan, MRI Pemeriksan Doppler transkranial Hindari pungsi lumbal : menyebabkan

herniasi otak Alat pemantau TIK Observasi : tingkat kesadaran, reaksi pupil,

fungsi sensori-motorik, kelainan saraf cranial.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pertahankan jalan napas, hati-hati melakukan suction.

Posisi kepala dipertahankan 30 – 60 “ Hindari rotasi dan fleksi leher, panggul yang

ekstrem. Nilai status neurologis dan mental, GCS,

pupil, fungsi motor dan sinsorik Nilai tanda- tanda meningeal ( sakit

kepala,rigiditas nukal/leher, fobia cahaya)

PENATALAKSANAN

Pantau tanda- tanda vital, kontrol demam, ICP Berikan diuritik osmotik/manitol,

furosemide/lasik, batasi cairan bila perlu. Berikan sedasi I.V secara hati-hati. Hati-hati terhadap kejang/beri antikonvulsan

bila diperlukan. Pantau AGD dan oksigenasi. Ventilasi mekanik sesuai hasil AGD. Pembedahan craniotomi untuk drainase LCS. Perawatan ICU.

Lanjut. . .

Pengkajian : 1. Pemeriksan GCS. 2. Tingkat kesadaran. 3. Respon pupil. 4. Gerakan mata. 5. Tanda- tanda vital. 6. Pemeriksan syarap kranial ( refleks, otot

wajah).

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan : 1. Ganguan perfusi jaringan cerebral. 2. Gangguan mobilitas fisik. 3. Gangguan komunikasi verbal. 4. Gangguan persepsi sensori. 5. Kurang perawatan diri. 6. Kurang pengetahuan.

TERIMA KASIH

Pendahuluan

Dalam buku kedokteran moderen ada dua terminologi yang terkait sebagai kejang, dikenal sebagai :

Seizures : merujuk pada temuan- temuan fisik yang terjadi pasca aktivitas kelistrikan yang abnormal pada otak.

Convolsion : keadan ketika tubuh bergetar secara cepat dan tidak terkontrol, terbentuk dari otot-otot yang berkontraksi dan relaksasi bergilir dengan cepatnya.

Ns. ARLANSYA, S. Kep

GANGGUAN KEJANG

Di Indonesia digunakan sebagai terminologi yang umum untuk kedua hal tersebut, selain itu dikenal juga sebagai Step/stuip dibeberapa daerah ( kerasukan ).

Kadang sulit mengetahui seseorang mengalami kejang, beberapa mungkin hanya mengalami “ Staring Spells” : tatapan kosong, pingsan, gerakan tubuh/ bola mata tidak wajar sehingga sering disebut atypical absence tampak tidak ada tanda- tanda, hal ini membuat kejang sering lewat tanpa disadari.

Lanjut. . .

Pengertian : Gangguan kejang merupakan pelepasan

listrik dari neuron- neuron yang terjadi secara sementara, abnormal, tiba- tiba, berlebihan dan tidak terkontrol di korteks serebri.

Status epileptikus(SE), yang berarti aktivitas kejang yang terus- menerus, merupakan kedaruratan medis.

1. Epilepsi.2. Penyalahgunaan obat atau alkohol.3. Toksisitas obat (aminophylline), reaksi

alergi.4. Cedera kepala, trauma, CVA, hipertensi5. Infeksi, tumor SSP.6. Sakit kepala, demam (anak)7. Hipoksia8. Ganguan metabolik akut (hipoglikemi,

hiponatremia, hipokalemia, gagal ginjal).9. Eklamsia pada ibu hamil.

Beberapa faktor risiko terjadinya kejang :

1. Hilang kesadaran diikuti priode kebingungan (tidak dapat mengingat kejadiantertentu).

2. Perubahan tingkah laku.3. Berliur/berbusa di mulut.4. Mendengkur/mendengus.5. Kehilangan kontrol BAK/BAB.6. Perubahan gairah: mendadak marah,

takut,panik, tertawa.

Gejala sepesifik yang muncul, umumnya tergantung bagian otak yang terkena

7. Gangguan gerakan bola mata.8. Bergetar seluruh tubuh.9. Tiba-tiba terjatuh.10. Menggertakan Geligi.11. Napas tertahan sementara.12. Kejang otot tidak terkontrol/menghentakan

anggota badan. Hal- hal tersebut akan berhenti dalam beberapa

detik, menit, kadang-kadang sampai 15 “.

Lanjut. . .

Edema pulmonal. Aspirasi pulmonal. Disritmia jantung. Hiper/hipo tensi. Hipoksia. Dehidrasi. Mioglobinuria. Cedera oral ataumuskuloskeletal.

Komplikasi

EEG (Elektroensefalogram). CT Scan kepala , MRI. Elektrolit, urium creatinin, kalsium,

magnisium, Gula darah. EKG (aritmia jantung). AGD atau oksimetri nadi. Test alergi obat dalam darah.

Tes Diagnostik

1. Prioritas utama mencegah terluka dan cedera.2. Untuk mencegah jatuh letakan pada tempat

yang datar, jauhkan dari benda tajam.3. Beri bantalan pada kepala4. Longgarkan pakaian yang ketat, terutama

dileher.5. Rebahkan penderita kesalah satu sisi

tubuhnya untuk menghindari aspirasi.6. Dampingi penderita sampai sadar, bantuan

medis datang.7. Sebaiknya pada penderita kejang diberikan

gelang penanda medis.

Perawatan di Rumah

1. Penderita mengalami kejang untuk pertama kali.2. Kejang bertahan 2 - 5 menit.3. Penderita tidak sadar, prilaku tidak normal

kembali pasca kejang.4. Kejang berulang kembali setelah kejang awal

berhenti.5. Penderita kejang didalam air.6. Penderita sedang hamil, menderita luka.7. Penderita tidak memiliki pengenal medis.8. Mengalami kejang yang berbeda dari kejang

yang biasa dialaminya.

Kapan menghubungi petugas medis

1. Minum obat sesuai anjuran dokter.2. Libatkan anggota keluarga dalam pengawasan.3. Istirahat, tidur yang cukup.4. Hindari stress.5. Olah raga teratur.6. Makan makanan dengan gizi seimbang.7. Hindari minum alkohol, obat- obat terlarang.8. Gunakan helm standar saat berkendaran motor.9. Berikan obat antikonvulsan (valium,dilantin,luminal,

ativan,propofol, medazolam).10. Hindari faktor pencetus.11. Observasi jalan napas, berikan O2.

Pencegahan

1. Pengkajian a. Identitas pasien dan keluarga. b. Pemeriksan fisik. - System pernapasan : pola napas,suara

napas - System neurologis : kaku, trimor - System kardiovasculer : bradikardi, hipotensi - System musculosekletal : praktur, luka - System pencernaan : mual, muntah,BAB - System perkemihan : inkontensia urine

Masalah keperawatan

1. Tidak efektip bersihan jalan napas2. Gangguan perfusi jaringan cerebral3. Penurunan curah jantung4. Gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit5. Gangguan integritas kulit6. Resiko injuri7. Resiko infeksi

Diagnosa Keperawatan

TERIMA KASIH

top related