gambaran jantung dan kateterisasi.pptx

Post on 01-Feb-2016

236 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Gambaran Jantung Dan Kateterisasi

Pembimbing:

Kapten CKM dr. Hadi Zulkarnain M.Ked (card)

Disusun oleh:

Muhammad Zul Fahmi

Pendahuluan

Untuk menetukan fungsi dan patologi jantung serta menegakkan diagnosa dari penyakit jantung dapat menggunakan pencitraan berupa foto rontgen, echocardiography, dan kateter jantung.

Foto Rontgen

Tingkat penetrasi sinar x melalui tubuh berbanding terbalik dengan kepadatan jaringan, sehingga apabila jaringan yang berisi udara seperti paru dilewati sinar x akan memberi gambaran radio lusen atau berwarna hitam, sebaliknya pada jaringan dengan kepadatan maternal seperti tulang, penyerapan oleh sinar x akan memberi gambaran berwarna putih atau radioopaque.

Pada foto rontgen, setiap struktur jantung seperti otot jantung, katup dan semua strukturnya tidak dapat dibedakan karena mempunyai tingkat kepadatan jaringan yang sama.

Tetapi gambaran batas antara jantung dengan paru akan dapat dibedakan dengan jelas karena tingkat kepadatan dari kedua jaringan yang berbeda.

Foto rontgen dapat juga mengevaluasi ukuran ventrikel yang membesar akibat penyakit jantung. Perubahan ukuran ini dapat dinilai dari perubahan gambaran/bayangan jantung, dimana pembesaran jantung terjadi bila nilai CTR nya >50%.

Pola pembesaran ventrikel mempengaruhi penyakit tertentu. misalnya, dilatasi atrium kiri dan ventrikel kanan disertai gejala hipertensi paru akan memberi kesan adanya stenosis katup mitral.

Pada gambaran dilatasi arteri pulmonal dan ventrikel kanan tanpa disertai pembesaran pembesaran jantung sebelah kiri memberikan gambaran penyempitan pembuluh darah pulmonal atau peningkatan aliran darah arteri pulmonal.

Pada foto rontgen juga dapat terlihat dilatasi aorta dan arteri pulmonal. Penyebab pembesaran aorta adalah adanya pelebaran pembuluh darah dan penyakit katup aorta.

Munculnya pembuluh darah paru yang abnormal mencerminkan kelainan tekanan arteri, vena dan akiran darah paru. Peningkatan tekanan vena pulmonal seperti pada gagal jantung merupakan tanda peningkatan pembuluh darah, edema paru dan efusi pleura.

Echocardiography Echocardiography mempunyai peran dalam

diagnosis dan evaluasi gangguan/penyakit jantung. Penggunaan Echocardiography relatif aman, murah dan non-invasif.

Terdapat tiga jenis pemeriksaan Echocardiography, yaitu:

1. M-mode Echocardiography, merupakan bentuk yang tertua dan semua jenis Echocardiography, menyediakan data hanya dari satu sinar ultrasonik. Metode ini digunakan untuk pengukuran dari ketebalan dinding dan waktu pergerakan katup.

2. 2D Echocardiography, beberapa sinar ultrasonic ditransmisikan dari tansduser melalui busur/lengkungan yang luas untuk menghasilkan gambar-gambar 2D jantung di video monitor. Tehnik ini menggambarkan anatomi gerakan jantung, kelainan gerakan dinding dan katup serta massa intrakardiak juga dapat digambarkan. Gambaran 2D hanya memberikan bentuk dari struktur jantung.

3. Doppler imaging, mengidentifikasi arah dan kecepatan darah mengalir dan adanya turbulensi serta memungkinkan adanya gradien tekanan dalam jantung dan pembuluh darah.

Pengukuran kecepatan aliran darah:

v

Keterangan: v= kecepatan aliran darah

Fs= frekuensi pergeseran dopler

C= kecepatan suara dalam jaringan tubuh

f₀= frekuensi gelombang suara yang dipancarkan

ᴓ= sudut antara suara gelombang ditransmisikan

dengan sumbu aliran darah

Transesophageal Echocardiography

TEE, merupakan pemeriksaan jantung dengan menggunakan alat transduser yang masuk melalui esofagus sehingga menhasilkan gambaran struktur jantung dan aorta yang sangat jelas.

TEE, karena posisi yang dekat antara esofagus dengan jantung, maka TEE bermanfaat dalam penilaian kelainan aorta dan atrium karena kondisi yang kurang baik divisualkan pada gambar. Misalnya, TEE sangat sensitif untuk menilai trombus pada arteri kiri.

Cardiac Catheterization Cardiac Catheterizationberfungsi untuk

mendiagnosa kelainan kardiovaskular. Kateter intravaskular dimasukan untuk mengukur tekanan bagian ventrikel jantung, menetukan output dan vaskular resistensi serta untuk menyuntikan bahan radiopaque untuk memeriksa struktur jantung dan pembuluh darah.

Sebelum dipasang kateter pada arteri atau vena, pasien dilakukan anestesi lokal agar menghilangkan nyeri pada saat kateter dimasukkan. Kateter dimasukkan kedalam pembuluh darah yang sesuai.

Untuk mengukur tekanan di atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonal, kateter dimasukkan melalui vena jugularis, brakialis dan femoralis. Tekanan di aorta dan ventrikel kiri diukur melalui kateter yang dimasukkan kedalam arteri brakialis atau femoralis. Ketika dipembuluh darah kateter dipandu dengan menggunakan sistem fluoroskopi.

Electrocardiography Kontraksi jantung tergantung pada aliran

impuls listrik jantung. Pemasangan EKG bertujuan untuk mengetahui struktur dan fungsi jantung.

Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen kontraktil yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi.

Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses ini disebut potensial aksi.

Electrocardiography Lead

Terdapat 12 leads EKG yang mengukur aktivitas elektroda jantung dengan arah yang berbeda.

1. Bipolar Leads: Lead I, Lead II, Lead III

2. Unipolar Leads: aVR, aVL, aVF

3. Precordial Leads: V1, V2, V3, V4, V5, V6

Precordial Leads

Letak posisi elektroda

V1 Ics 4, 2 cm sebelah kanan dari sternum

V2 Ics 4, 2 cm sebelah kiri dari sternum

V3 Antara V2 dan V4

V4 Ics 5, linea midclavicular kiri

V5 Ics 5, linea axillary anterior kiri

v6 Ics 5, linea midaxillary kiri

Dasar Interprestasi EKG

EKG Waves (P, QRS, and T waves)

EKG Intervals (P-R, Q-T intervals)

EKG WavesQRS Complex (Ventricular Depolarization)

One Cardiac Cycle

P wave

T wave(Ventricular

Repolarization)

P wave(Atrial Depolarization)

EKG Intervals

P wave

QRS Complex

T wave P wave

P-RInterval

Q-TInterval

Gelombang P, gelombang yang ditimbulkan oleh sistole atrium (depolarisasi atrium) dan berfungsi untuk menilai adanya kelainan atrium, karakteristiknya yang normal adalah gelombang nya lembut dan tidak tajam, durasi normal 0,008-0,10 detik, tinggi tidak lebih dari 2,5 mm, Selalu positif di L II dan Selalu negatif di aVR

P Pulmonale

P Mitrale

Gelombang T, merupakan repolarisasi ventrikel. Gelombang bisa positif, negatif atau bifasik.

Interval PR, Diukur dari permulaan P sampai permulaan QRS, interbal ini merupakan cerminan depolarisasi strium dan perlambatan fisiologis di nodal AV dan berkas his, nilai normal 0,12-0,20 detik.

Kompleks QRS, merupakan sistol ventrikel/depolarisasi ventrikel, lebar normal 0,06-0,10 detik dan terdiri dari:

1. Gelombang Q, defleksi negatif pertama, merupakan depolarisasi septum interventrikel yang teraktivasi dari kiri ke kanan, durasi normal kurang dari 0,04/ 1 kotak kecil (kecuali sadapan III dan AvR) dan tingginya kurang dari sepertiga tinggi gelombang R.

2. Gelombang R, defleksi positif pertama, defleksi kedua disebut R’

3. Gelombang S, defelksi negatif pertama setelah R, defleksi kedua disebut gelombang S’.

Segmen PR, dibentuk dari akhir gelombang P sampai dengan awal kompleks QRS dan merupakan penentu garis isoelektrik.

segmen ST, merupakan tanda awal repolarisasi ventrikel kiri dan kanan, titik pertemuan anatara akhir komplek QRS dan awal segmen ST disebut J point. Jika J point berada dibawah garis isoelektrik disebut depresi J point dan jika diatas garis isoeletrik disebut elevasi J point.

Cara menghitung heart rate

a. 300

jumlah kotak besar antara R – R

b. 1500

jumlah kotak kecil antara R – R

c. Jika iramanya irregular Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 10 Atau ambil EKG 10 detik , hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 6

Arrhytmia

Tachyarrhythmia (rate >100 x/min)

QRS sempit (<0.12 ms)

QRS lebar (>0.12 ms)

Bradyarrhytmia (rate < 60 X/min)

AV blok derajat 1, 2 & 3

RBBB & LBBB

Bundle Branch Blocks

Gangguan konduksi melalui cabang-cabang bundle kanan dan kiri yang dapat berkembang karena kerusakan iskemik ataupun secara degeneratif sehingga depolarize ventrikel terjadi tidak normal.

Secara normal, durasi QRS kurang dari 0.10 (≤2.5 kotak kecil), tetapi pada keadaan Bundle Brach Block durasi QRS menjadi 0.10-0.12 (2.5-3.0 kotak kecil)

top related