(blok 13) pleno 5 - b-05

Post on 19-Feb-2016

28 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Masalah kulit

TRANSCRIPT

PLENO SKENARIO 5B-05

Siti Chalizar Syifa Nasution Rayhan Safitri Sitti Maziyyah Aini Hilwa Salsabila Asy-Syifa Fauzia Nurul Islami

Anggota Kelompok

Reda HayatiNadia Anisah RizarDayu Pila Fita IdlaIlham RistanandaFadhil KurniaRaiz Izzan Basyari

Iwan, 21 tahun datang ke Puskesmas Rawatan Lhoksukon diantar oleh warga pasca kecelakaan lalu lintas terjatuh dari sepeda motor yang menabrak pohon. Saat tiba di UGD, pasien mengeluh kesakitan pada paha kanan atas. Tidak ada riwayat penurunan kesadaran ataupun nyeri di tempat lain. Pada pemeriksaan didapatkan paha kanan atas tampak oedem, dan deformitas angulasi. Selanjutnya terlihat kedua belah kaki mengalami discepency dimana kaki kanan lebih pendek dibandingkan kaki kiri. Tidak terdapat luka dan tidak terdapat perubahan warna kulit pada tungkai bawah hingga jari kaki. Petugas di unit gawat darurat melakukan pemasangan bidai dan membawa penderita ke ruang rontgen untuk pemeriksaan radiologi. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan TD: 140/80 mm/Hg, nadi: 112x/menit, RR: 20x/menit.

Dok, Tolong Pahaku Sakit

Discrepency pada kakiKetidaksesuaian ukuran antara kedua

kaki. Deformitas angulasi

Fragmen fraktur yang membentuk sudut. Bidai

Usaha untuk imobilisasi bagian yang trauma dan juga untuk mengurangi nyeri serta memudahkan proses pemindahan.

Identifikasi Istilah

Cedera tulang

dan sendi ekstremitas

bawah

Konsep

1. Bagaimana tindakan saudara terhadap kasus diatas dan bagaimana tatalaksana awalanya?

2. Apakah pada pasien terjadi trauma langsung atau tidak langsung?

3. Mengapa kaki kanan lebih pendek?4. Mekanisme terjadinya deformitas angulasi?5. Mengapa edema?6. Interpretasi dari vital sign?

Identifikasi masalah

8. Apa saja screening awal untuk kasus trauma?9. Apa yang terjadi pada iwan?10. Apa saja derajat faktur tertutup?11. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemasangan bidai?12. Bagaimana edukasi pasien pasca pengobatan?13. Mengapa tidak terjadi penurunan kesadaran?14. Apa defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, faktor resiko, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, pencegahan, prognosis, komplikasi fraktur?15. Bagaimana proses penyembuhan tulang?

Analisa Masalah

Penurunanan kesadaran terjadi karena adanya syok hemorragic, hipovolemik (hilang darah > 1500 ml), atau pun cedera kepala. Misalnya pada curiga cedera kepala terkumpulnya darah pada os temporal Terjadi herniasi Penurunan kesadaran. Contoh: ICH ; SDH.

13. Mengapa tidak terjadi penurunan kesadaran?

TD: 140/80 mmHg = Prehipertensi (kompensasi perdarahan yang diakibatkan oleh trauma)

Pulse: 112x/menit = Takikardi (Kompensasi perdarahan)

RR : 20x/menit = Normal (Batas maksimal RR)

6. Bagaimana Interpretasi dari vital sign?

Frakur merusak pembuluh darah, jaringan sekitar munculnya respon inflamasi -->Hematom dilatasi kapiler pada otot peningkatan tekanan intrakapiler stimulasi histamin pada otot yang iskemik dan protein dalam plasma hilang dan masuk ke jaringan interstisial Edema.

5. Bagaimana mekanisme edema?

- Fraktur pada paha kanan karena kecelakaan- Fraktur yang dialami adalah fraktur

langsung- Fraktur tertutup karena tidak adanya luka.

9. Apa yang tejadi pada iwan?

DefenisiFraktur : terputusnya continuitas dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang kuat

14. Apa defenisi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, faktor resiko, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, pencegahan, prognosis, komplikasi fraktur?

Fraktur tertutup : tidak ada hubungan dengan dunia luarFraktur terbuka : karena adanya perlukaan kulit

Klasifikasi

Menurut sudut patahan:

Di Indonesia, angka kejadian fraktur: 1,3 juta/tahun

Secara umum, fraktur:- Laki-laki >> (<45 tahun)- Perempuan >> (Lansia atau pasca menopause) Fraktur ekstremitas bawah: 46,2% dari semua

insiden kecelakaan. Fraktur femur termasuk tiga besar kasus fraktur

yang disebabkan oleh benturan atau trauma kuat seperti kecelakaan sepeda motor/mobil.

Epidemiologi

Fraktur karena trauma (langsung dan tidak langsung)

Fraktur patologik (Contoh: tumor, rachitis, osteomyelitis)

Fraktur spontan (Contoh: Polio dan pada orang dengan latihan militer)

Etiologi

Usia lanjut Pascamenopause Massa otot berkurang Osteoporosis (penurunan massa tulang) Olahraga berat Kegemukan, yang meningkatkan beban

pada otot, kerangka, tendon dan ligament Kekerasan, kecelakaan mobil.

Faktor Resiko

Deformitas angulasi Nyeri terus menerus dan bertambah berat Functio laesa Discrepancy Perubahan warna kulit pada bagian yang

cedera Pembengkakan Krepitasi Spasme otot

Gejala Klinis

- Fraktur tertutup- Dislokasi- Subluksasi

Diagnosis banding

Anamnesis cepat Pemeriksaan fisik (Look, feel, movement) Gejala klinis Pemeriksaan penunjang (X-ray, CT scan)

Gejala Klinis di Skenario :- Discrepancy- Deformitas Angulasi- Tidak adanya luka di permukaan kulit=> Fraktur tertutup

Diagnosis

Tergantung:- Usia

Semakin tua, semakin buruk.- Penyakit penyerta

cth: DM- Konsumsi obat-obatan tertentu

cth: NSAID- Tipe fraktur- Suplai nutrisi- Merokok

Prognosis

Pencegahan Primer Menghindari traumaMenggunakan alat-alat pelindung

Pencegahan

Pencegahan SekunderMemberikan pertolongan pertama yang tepat dan terampil.

Mengangkat penderita dengan posisi yang benar agar tidak memperparah bagian tubuh yang terkena fraktur untuk selanjutnya dilakukan pengobatan.

Diagnosis dengan cepat dan tepat. Pengobatan yang dilakukan dapat berupa

traksi, pembidaian dengan gips atau dengan fiksasi internal maupun eksternal

Pencegahan Tersier Tujuannya untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan tindakan pemulihan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi kecacatan.

Rehabilitasi Medis Latihan fungsional secara perlahan untuk

mengembalikan fungsi gerakan dari tulang yang patah.

Cepat- Syok hemoragik- Emboli lemak- Infeksi- Kompartemen syndrom- Lesi neurovaskular Lambato Malunion : Bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis

abnormal (angulasi, perpendekan, atau rotasi) dalam waktu yang normal

o Delayed union : Fraktur sembuh dalam jangka waktu yang lebih dari normal

o Nonunion : Fraktur yang tidak menyambung (6-8 bulan)o Kekakuan sendi/kontraktur

Komplikasi

Karena banyak otot yang melewati titik fraktur tsb dan otot-otot tsb dalam keadaan normal (baik inervasi maupun tonusnya).

Sehingga otot tersebut akan menarik fragmen distal fraktur menuju proximal oleh tegangan otot => fragmen distal mendekati fragmen proksimal => menarik hingga melebihi titik fraktur => terlihat memendek

2. Mengapa kaki kanan menjadi lebih pendek?

Penatalaksaan awal fraktur selalu dipakai prinsip ATLS ( Advaced Tarauma Life Support ), artinya SELAMATKAN JIWA PASIEN, barur ditanggulangi frakturnya.

Hindari :Trauma yang terselebung yang fatal, sistematis, tegas, menelusuri tanda, keluhan, anamnesa dan kerja sama terpadu.

1. Bagaimana tindakan saudara terhadap kasus di atas dan bagaimana tatalaksana Awalnya ?

ATLS terdiri dari 2 tahap:1. PRIMARY SURVEYA : Airway + C spine ControlB : Breathing + Ventilation SupportC : Circulation + Hemorrhage ControlD : Disability evaluasi neurologis untuk menilai tingkat

kesadaran secara sederhana dengan metode AVPUA : Alert ( sadar )V : Verbal ( respon suara )P : Pain ( respon nyeri )U : Unresponsive

E : Exposure + Environment

2. SECONDARY SURVEYSetelah keadaan umum stabil baru mulai penatalaksaan fraktur. Ancaman Hidup berupa :

- Tension Pneumthorax- Open Pneumothorax- Fail Chest- Massive Hemothorax- Cardiac temponade- Commusio cordis

1 hal yang paling sering dilupakan atau luput dari pemeriksaan adalah TRAUMA PELVIS, walaupun telah dilakukan resusitasi, masih dalam keadaan shock, curigai keadaan ini, dilakukan TEST KOMPRESI dan test dekompresi pelvis. Sebab trauma pada daerah ini pendarahan bisa 2 – 3 liter.

Dasar penatalaksanaan Fraktur adalah “ 4R “1. Recognition : diagnosa2. Reduction : dilakukan kedudukan fragmen

fraktur bergeser terhadap aligment3. Retaining : tindakan fiksasi untuk

mempertahankan kedudukan4. Rehabilitation : mengembalikan fungsi

anggota gerak.

Pada Skenario :- Di puskesmas, pasien di evaluasi ATLS (Perhatikan

keadaan umum pasien, jika syok berikan RL atau NaCl 0,9%)

- untuk mengurangi nyeri dan immobilisasi fraktur agar tidak terjadi tauma sekunder, lakukan pemasangan Bidai kemudian tinggikan ( pemasangan harus melewati 2 sendi )

- Jika nyeri sekali, berikan analgesik- Buat rontgen foto minimal 2 posisi ( AP dan Lateral )- Rujuk segera

Edukasi pada pasien fraktur :Edukasi jalan

Jika fraktur memerlukan penggunaan alat bantu jalan, fisioterapi dapat menunjukkan alat yang paling sesuai dan cara jalannya untuk mendukung kesembuhan optimal dan aman.Demi amannya, Latihan jalan dilakukan secara bertahap, yaitu :

1. Non Weight BearingAdalah berjalan dengan tungkai tidak diberi beban ( menggantung ) Dilakukan selama 3 minggu setelah di operasi.

Bagaimana edukasi pasien pasca pengobatan?

2. Partial Weight Bearing Adalah berjalan dengan tungkai diberi

beban hanya dari beban tungkai itu sendiri. Dilakukan bila callus telah mulai terbentuk ( 3 – 6 minggu ) setelah operasi.

3. Full Weight Bearing Adalah berjalan dengan beban penuh dari

tubuh. Dilakukan setelah 3 bulan pasca operasi dimana tulang telah terjadi konsolidasi secara kuat.

Edukasi pasien di rumah :

Klien dengan fraktur biasanya dipulangkan kerumah masih dalam keadaan memakai pembalut / bandage, splint, gips atau fiksasi eksternal. - Edukasi kepada keluarga pasien terkait

perawatan luka- Edukasi kepada keluarga tentang

komplikasi atau tanda – tanda terjadinya.

- Edukasi kapan dan dimana keluarga harus menemui tenaga kesehatan / pelayanan kesehatan profesional.

Terdapat 4 Fase:1. Inflamasi2. Granulasi jaringan3. Bony Callus4. Remodelling

Bagaimana proses penyembuhan tulang?

1. Pemeriksaan kepala leher2. Foto roentgen paru jantung3. Foto polos abdomen4. Foto roentgen pelvis

Screening awal trauma

Rule of 2: 2 View : AP dan Lateral 2 Joint : sendi atas dan bawah fraktur 2 Limb : ekstermitas sebelahnya 2 injuries : fr. Femur => rontgen juga pelvis 2 occasion : 2 waktu pemotretan

Radiologi

Trauma

DD

- nyeri lokal- Deformitas angulasi- Edema- discrepancy

Strukturisasi

Dislokasi Fraktur

Definisi s.d.

Prognosis

1.Penyembuhan tulang dapat terjadi secara alami

2.Pembidahian dilaksanakan setelah evaluasi ABCDE

3.Perlu diketahui jenis dan lokasi fraktur guna kepentingan tatalaksana

Sintesis

top related