abdul jalil_soekarno dan dakwah analisis bahasa dakwah dalam teks pidatonya tentang keislaman pasca...

Upload: ujangrahman

Post on 06-Oct-2015

275 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sokarno

TRANSCRIPT

  • SOEKARNO DAN DAKWAH : ANALISIS BAHASA DAKWAH

    DALAM TEKS PIDATONYA TENTANG KEISLAMAN

    PASCA KEMERDEKAAN

    Tesis

    Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

    untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar magister program studi Dakwah dan Komunikasi

    oleh :

    Abdul Jalil NIM : 00.2.00.1.07.01.0247

    Pembimbing :

    Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A.

    Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.

    PROGRAM STUDI DAKWAH DAN KOMUNIKASI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • iii

    PERSETUJUAN

    Tesis berjudul : Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah

    dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman

    Pasca Kemerdekaan

    Penyusun : Abdul Jalil

    NIM : 00.2.00.1.07.01.0247

    Program Studi : Dakwah dan Komunikasi

    Telah mendapat persetujuan pembimbing

    untuk diajukan di hadapan tim penguji Sekolah

    Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, September 2007

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • iv

    PENGESAHAN

    Tesis berjudul : Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah

    dalam Teks Pidatonya tentang Keislaman

    Pasca Kemerdekaan

    Penyusun : Abdul Jalil

    NIM : 00.2.00.1.07.01.0247

    Program Studi : Dakwah dan Komunikasi

    Telah dipertanggungjawabkan dalam sidang

    munqasyah Sekolah Pascasarjana Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari

    Rabu, 24 Oktober 2007 dan telah diterima sebagai

    salah satu syarat untuk memperoleh gelas magister

    pada sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    Jakarta, 24 Oktober 2007

    Tim Penguji,

    1. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. _________________

    2. Prof. Dr. H. Badri Yatim, M.A. _________________

    3. Prof . Dr. Amsal Bahtiar, M.A. _________________

    4. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A. _________________

    5. Dr. Sri Mulyati, M.A. _________________

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN

    Yang bertandatangan di bawah ini :

    Nama : Abdul Jalil

    Nomor Induk Mahasiswa : 00.2.00.1.07.01.0247

    Tempat, Tanggal lahir : Nganjuk, 1 Januari 1973

    Program Studi : Dakwah dan Komunikasi

    Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang

    berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidatonya

    tentang Keislaman Pasca Kemerdekaan adalah benar-benar karya asli saya,

    kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.

    Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya

    menjadi tanggung jawab saya.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, September 2007

    Abdul Jalil

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • ABSTRAK

    Judul : Tesis berjudul Soekarno dan Dakwah, Analisis Bahasa Persuasif dalam teks Pidatonya tentang Keislaman Pasca Kemerdekaan Penulis : Abdul Jalil NIM : 00.2.00.1.07.01.0247

    Permasalahan yang dijawab dalam tesis ini adalah apakah dan

    bagaimana Soekarno menggunakan bahasa dakwah qaulun balghun,

    qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan

    qaulun marfun dalam pidatonya tentang keislaman. Demikian juga

    bagaimana latar belakang individu dan sosial berpengaruh dalam bahasa

    dakwah Soekarno.

    Langkah pertama untuk menjawab permasalahan yang telah

    ditetapkan, penyusun menggunakan metode tafsir tematik (maud i).

    Dalam metode ini, ayat-ayat yang berbicara tentang term qaulun balgun,

    qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan

    qaulun marfun dihimpun untuk mendapatkan konsep masing-masing

    bahasa dakwah tersebut dalam perspektif al-Quran. Penulusuran konsep

    bahasa dakwah ini, ditinjau dari segi medan wacana (field of discourse)

    pelibat wacana (tenor of discourse) dan sarana wacana (mode of discourse),

    dan disajikan dalam bentuk tabel. Dengan cara ini, memudahkan

    penggunaan bahasa dakwah untuk menganalisis teks pidato Soekarno.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soekarno menggunakan bahasa

    dakwah qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun

    dan qaulun marfun dalam pidatonya, baik pada medan wacana (field of

    discourse), pelibat wacana (tenor of discourse) ataupun sarana wacana

    (mode of discourse). Hal ini menunjukkan penyikapan Soekarno dalam

    penggunaan bahasa dakwah dalam menghadapi keragaman audien.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • Secara keseluruhan, indikasi qaulun saddun dan qaulun marfun

    lebih banyak ditemukan pada teks pidato Soekarno tentang keislaman.

    Temuan ini terdapat pada semua ranah analisis. Dengan pola ini dapat

    dimaknai bahwa, dari segi medan wacana, pesan Soekarno pada pidatonya

    seputar tawaran pembaharuan pemikiran, pendayagunaan pikiran, motivasi

    untuk maju dan memberi semangat membangun kepada audien. Hal ini

    seirama dengan sarana (mode) penyampaiannya berupa bahasa yang

    sederhana, mudah dipahami, non formal, pengulangan (repetisi) dan

    menggunakan kata-kata yang motifatif. Dari segi tenor of discourse juga

    menunjukkan hal serupa. Soekarno menempatkan audien dalam pidatonya

    sebagai khalayak yang mampu berfikir secara logis. Karena itu penghadiran

    tokoh-tokoh tertentu dalam pidatonya adalah upaya Soekarno kerangka

    membangun kesadaran berfikir dan motivasi berbuat (beramal).

    Tidak terdapat indikasi bahasa dakwah Qaulun Layyinun dalam teks-

    teks pidato Soekarno. Bahasa dakwah ini mempunyai ciri khas halus,

    lembut tidak menyinggung, menggelitik dan ditujukan kepada penguasa,

    pejabat pengambil keputusan (penentu kebijakan). Ketiadaan Qaulun

    Layyinun dalam pidato Soekarno dipahami karena posisi Soekarno sebagai

    pemegang kekuasaan, kepala negara, presiden dan pemegang jabatan

    tertinggi di pemerintahan. Dengan demikian, adalah logis, jika tidak

    ditemui bahasa Qaulun Layyinun dalam penelitian ini.

    Latar belakang pribadi Soekarno, berupa sejarah kehidupan,

    kebudayaan, revolusi dan kondisi sosial masyarakat saat pidato

    disampaikan turut mempengaruhi pidato-pidato Soekarno. Keterpengaruhan

    ini terdapat pada medan wacana (field of discourse), pelibat wacana (tenor

    of discourse) ataupun sarana wacana (mode of discourse). Hal ini dipahami

    bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagaimana Soekarno tidak berdiri

    sendiri, tetapi berinteraksi dengan masyarakat dan kondisi sosial politik

    bangsa Indonesia turut mempengaruhi dirinya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadlirat Allah swt.,

    karena pertolonganNya, penyusun mampu menyelesaikan tugas penyusunan

    tesis ini. alawat dan salam untuk nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat

    dan pendakwah ajaran Ilahi.

    Mengkaji tokoh Soekarno mempunyai kesulitan tersendiri.

    Sungguhpun banyak literatur tentang tokoh ini, namun tetap saja penyusun

    menemui banyak kendala. Setidaknya ada asumsi bahwa sebuah tesis ditulis

    harus teruji kesahihannya. Demikian pula mencermati makna tersirat dari

    sekedar penampilan teks, membutuhkan kecermatan tersendiri. Kiranya

    tulisan ini mampu memberikan kesadaran bahwa banyak celah kehidupan

    yang bisa dimanfaatkan dalam menyampaikan ajaran Islam, baik tataran

    teoritis maupun aplikatif.

    Dan akhirnya dengan ijin Allah juga, penyusunan tesis ini selesai

    Hal demikian tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Maka dalam

    kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. dan Prof. Dr. Azyumardi Azra,

    M.A. selaku rektor dan direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam

    Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi

    kesempatan kepada penyusun mengikuti program pendidikan magister,

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • vii

    2. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, M.A. dan Prof. Dr. H. Badri Yatim,

    M.A., yang telah meluangkan waktu memberi bimbingan kepada

    penyusun,

    3. Kepala MAN Insan Cendekia, H. Abdul Gawi, Drs. Japar dan Kastolan,

    S.Pd., atas kesempatan untuk mengikuti program ini,

    4. Teman teman di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong, yang

    turut memompa semangat belajar,

    5. Ayahanda Rahmad dan ibunda Sufiah yang senantiasa melantunkan

    doa dan harapan buat penyusun. Kepada merekalah penyusun belajar

    mengarungi kehidupan sekaligus menghadapi tantangannya,

    6. Istri tercinta Muzdalifah Mursyad yang senantiasa menyemangati

    penyusun untuk segera menyelesaikan program pendidikan,

    7. Mas Syaifuddin, mbak Nadzir, Armedo dan Briant yang turut memberi

    dukungan moral bagi penyusun.

    Semoga Allah membalas kebaikan budi mereka dengan yang lebih

    baik. Akhirnya hanya kepada Allah saja, segala upaya ini penyusun

    kembalikan, kiranya dapat perkenanNya dan menjadi kunci pembuka

    perjuangan penyusun selanjutnya. Kepada pembaca yang berkenan

    memberi kritik dan saran guna perbaikan penyusunan tesis ini dikemudian

    hari, penyusun sampaikan terima kasih.

    Jakarta, Oktober 2007

    Penyusun,

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................ ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ iv

    PERNYATAAN .............................................................................. v

    KATA PENGANTAR ..................................................................... vi

    DAFTAR ISI .................................................................................... vii

    DAFTAR TABEL ............................................................................ xi

    PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................... xii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................ 13

    C. Pembatasan Masalah ............................... 14

    D. Rumusan Masalah ................................... 17

    E. Kajian Kepustakaan ............................... 17

    F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............... 21

    G. Metode Penelitian ................................... 22

    H. Langkah langkah Penelitian ................. 26

    I. Sistematika Penulisan ............................ 27

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • ix

    BAB II : BAHASA DAKWAH DALAM Al-QURAN

    A. Kewajiban Dakwah bagi Setiap Muslim .. 31

    B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran .......... 35

    1. Qaulun Balgun .................................. 41

    2. Qaulun Layyinun ................................. 50

    3. Qaulun Maysrun ............................... 58

    4. Qaulun Karmun ................................. 64

    5. Qaulun Saddun .................................. 69

    6. Qaulun Marfun ................................. 73

    BAB III : SOEKARNO DAN WACANA KEISLAMAN

    A. Latar Belakang Pemikiran Keislaman ...... 85

    B. Soekarno dan Wacana Keislaman ............. 98

    C. Beberapa Pemikiran Pembaharuan

    Soekarno

    1. Konsep Teologi Soekarno ..................... 114

    2. Konsep Syariah Menurut Soekarno ..... 121

    BAB IV : ANALISIS BAHASA DAKWAH DALAM TEKS

    PIDATO SOEKARNO TENTANG KEISLAMAN

    A. Qaulun Balgun ......................................... 148

    B. Qaulun Layyinun ...................................... 157

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • x

    C. Qaulun Maysrun ................................... 159

    D. Qaulun Karmun ..................................... 163

    E. Qaulun Saddun ...................................... 165

    F. Qaulun Marfun .................................... 203

    G. Analisis Bahasa Dakwah dalam Pidato

    Soekarno ................................................. 220

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................ 233

    B. Saran-saran .................................... ........ 236

    DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................... 238

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • xi

    DAFTAR TABEL

    1. The Psychology of Audience ..................................................... 39

    2. Karakteristik Qaulun Balgun .................................................... 49

    3. Karakteristik Qaulun Layyinun ................................................. 58

    4. Karakteristik Qaulun Maysrun ................................................ 64

    5. Karakteristik Qaulun Karmun .................................................. 68

    6. Karakteristik Qaulun Saddun ................................................... 73

    7. Karakteristik Qaulun Marfun ................................................. 79

    8. Bahasa Persuasif Dakwah, analisis Wacana (Semiotik sosial) .. 83

    9. Tokoh-Tokoh Pembaharu Pemikiran Islam yang

    Dikutip Soekarno dalam 10 Tulisan dan Pidatonya ................. 100

    10. Pidato-pidato Soekarno tentang KeIslaman Pasca

    Kemerdekaan ............................................................................. 146

    11. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah

    Medan Wacana (Field of Discourse) 223

    12. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah

    Pelibat Wacana (Tenor of Discourse) 227

    13. Bahasa Dakwah Teks Pidato Soekarno menurut ranah

    Sarana Wacana (Mode of Discourse) . 229

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • xii

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • xii

    TRANSLITERASI

    Arab Latin Arab Latin

    - z b ' t g f j q h k kh l d m n r w z h s ..'... sy y s .... d .... t ....

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • xii

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dakwah merupakan kewajiban asasi yang dibebankan Allah

    kepada setiap muslim. Dalam tataran praktis, Allah membebaskan

    pengemban tugas dakwah untuk menentukan metode yang berdayaguna

    dan berhasilguna. Hal ini mengharuskan pengemban dakwah untuk

    berfikir, meramu metode terbaik sesuai dengan proses dakwahnya.

    Allah menawarkan pilihan metode-metode tersebut dalam surat

    an-Nah l ayat 125,

    ) : (

    Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 1 (QS. An-Nah l 16 : 125)

    Ayat ini menunjukkan bahwa metode dakwah dapat berupa

    h ikmah (kebijaksanaan), mauizah h asanah (pengajaran yang baik) dan

    1 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 421.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 2

    mujdalah (perdebatan). Pemberian keleluasaan untuk memilih metode

    ini, didasarkan pada kenyataan sejarah bahwa pengemban dakwah tidak

    selalu berjalan mulus, sering mengalami konflik dengan obyek dakwah

    dan mendapat penentangan, menderita karena siksaan, ancaman bahkan

    dibunuh.2 Maka perlu penafsiran yang lebih operasional ketiga

    pendekatan itu, guna menunjang keberhasilan proses dakwah.

    Pendekatan pertama yang ditawarkan Allah adalah h ikmah.

    Secara umum berarti bijaksana. Pendekatan yang menggabungkan

    komitmen moral dan ketepatan memilih metode. Dakwah dilakukan

    dengan bentuk tauladan nyata (bi al-h l). Namun demikian, kata h ikmah

    mengandung banyak penafsiran. Sebagian menyatakan h ikmah adalah

    syariat Islam sendiri yaitu Norma dan prinsip-prinsip yang agung,

    yang sudah dijelaskan oleh Allah kepada kita dalam al-Quran dan

    diterangkan oleh Rasulullah.3 Kata h ikmah juga menyiratkan lebih dari

    sekedar ilmu dalam batasan kognitif tetapi sudah berintegrasi dengan

    rasa (afektif) yang menggerakkan perilaku (psikomotorik), sebagaimana

    pernyataan Syeikh Muhammad Abduh,

    2 Ismail ibn Kair al-Dimasqy, Tafsir Al-Quran al-Azim, Dr al-Marifah, Beirut, 1987, jilid II, h.613 dan Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsr al-Maragi, Dr Ihya al-Tura al-Arabiyah, Beirut, jilid V, 1985, hal.161-163.

    3 Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Methode dan Strategi Dawah Islam, terjemahan oleh Marsuni Sasaky, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1996, hal. 114.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 3

    Hikmah lebih dari ilmu, h ikmah adalah ilmu yang sehat, sudah dicernakan, yang berpadu dengan nilai rasa ,sehingga menjadi daya penggerak untuk melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat. Kalau dibawa ke bidang dakwah, untuk melakukan suatu tindakan yang berguna yang efektif.4

    Lebih lanjut, Toto Tasmara mempertegas, metode h ikmah ini

    sangat menonjol dalam bidang informatif, menyampaikan pesan

    semata-mata.5

    Terlepas dari berbagai penafsiran kata h ikmah, hal ini

    menunjukkan betapa metode ini sangat bersentuhan pada sisi

    kemanusiaan (human sense) obyek dakwah, karenanya dalam dakwah

    dituntut metode yang persuasif. 6 Dengan kata lain,

    Sebuah cara yang mengharuskan pengemban dakwah mengetahui kondisi obyeknya secara detil, sehingga dapat menentukan metode dakwah semanusiawi mungkin, metode yang menghargai obyek dakwah sebagai manusia dengan berbagai karakteristiknya. Karena dakwah adalah sebuah proses penyampaian pesan dari manusia ke manusia yang lain.7

    4 Muhammad Nair, Fiqh ad-Dakwah, International Islamic Federation of

    Student Organization, Salimiyah Kuwait, 1981, hal. 183.

    5 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, hal. 38.

    6 Istilah persuasif sering digunakan dalam bidang komunikasi, yang menyangkut empat aspek yaitu realita, komunikan dan komunikator yang otonom, lingkungan dan proses penyampaikan pesan. Baca Voctoria ODonnell dan Jude Kable, Persuasion, An Interactive Approach, Random House, New York, 1982, hal. 2 17.

    7 Hal ini bisa dilihat misalnya definisi-definisi etimologis kata dakwah. Endang S. Anshari, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, Usaha Enterprise, Jakarta, 1976, hal. 87. Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Wijaya, Jakarta 1971, hal. 1, dan Syekh Ali Mahfuz, Hidyah al-Mursyidn, Dar al-Miriyah, Mesir, 1975, hal. 7.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 4

    H ikmah merupakan metode yang harus disesuaikan dengan

    kondisi obyek dakwah baik tua, muda, kuat, lemah dan sebagainya

    (menempatkan masyarakat sesuai posisinya).8 Hikmah tidak bisa

    dilepaskan, bahkan membentuk kesatuan dengan pendekatan lain yaitu

    mauiz ah h asanah dan mujdalah. Karenanya metode h ikmah

    mendasari (grand approach) bagi metode-metode yang lain.

    Metode kedua adalah mauiz ah h asanah. Secara umum istilah ini

    berarti nasihat yang baik. Pengertian ini mengisyaratkan perwujudannya

    berbentuk ujaran atau wicara. Ucapan tersebut bisa jadi bersifat

    memberi pengetahuan (informatif), menghibur dan menyejukkan

    (tabsyr), memberi rasa takut akan ancaman kedurhakaan kepada Allah

    (tanr), memberi peringatan (takirah), dan lain sebagainya.

    Lebih rinci, secara terpisah Allah menyebutkan macam-macam

    metode ini dalam al-Quran, yang bisa dikategorikan sebagai bahasa

    dalam dakwah. Istilah tersebut adalah,

    Qaulun balgun (perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun layyinun (ucapan yang menyejukan, lemah lembut), qaulun maysrun ( perkataan yang mudah difahami, realistis), qaulun karmun (perkataan yang baik, mulia), qaulun saddun (perkataan yang benar, mengenai sasaran).9

    8 Muhammad Fath al-Baynuni, Al-Madkhal ila Ilmi ad-Dawah,

    terjemahan, Muassasah ar-Rislah, Madinah, 1994, hal. 244.

    9 Achmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251. Uraian lebih detil lihat Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, hal. 184 200.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 5

    Penyebutan berbagai ragam bahasa ini dalam konteks yang

    berbeda, sehingga dalam tataran praktis, perlu pemilihan bentuk yang

    sesuai dengan kondisi obyek dakwah.

    Metode yang ketiga adalah mujdalah yang berarti perdebatan.

    Kata jadal berarti penaklukan, penyempurnaan, diskusi sengit dan

    pertengkaran, serta menandingi h ujjah dengan h ujjah.10 Dalam al-

    Quran, metode ini diperuntukan manusia yang zalim dengan ciri di

    antaranya berusaha mencari kelemahan dan menjatuhkan pendakwah.

    Hal bisa dipahami dari ayat seperti berikut,

    ) :( Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan

    dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka dan Katakanlah: "Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri". 11 (QS. Al-Ankabut 29 ; 46)

    10 Lihat Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah, Jilid II, Gema Insani Press, Jakarta, 1993, hal. 215.

    11 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 635.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 6

    Ibnu Kair memberi keterangan berkaitan dengan metode

    perdebatan (mujdalah), ini dengan berkata,

    Ayat-ayat al-Quran yang menggambarkan perdebatan (mujdalah) lebih banyak yang berkonotasi negatif, karenanya Allah mengingatkan pengemban dakwah untuk berhati-hati menggunakan metode ini dan harus dengan cara yang lebih baik (billat hiya ah san), diperuntukkan bagi obyek dakwah dengan kualifikasi tertentu dan hendaknya dilakukan dengan cara-cara baik, ramah, lembut dan ungkapan yang baik pula.12

    Kesalahan penggunaan metode ini menimbulkan kegagalan

    dalam dakwah. Karena itu pengguna metode ini harus betul-betul

    menguasai dan didukung oleh penguasaan ilmu-ilmu yang lain.

    Berkaitan dengan itu, Imam Hasan menyatakan kehatian-hatiannya

    Jangan memperbanyak debat dalam soal apapun dan bagaimanapun,

    sebab perdebatan itu tidak membuahkan kebaikan.13 Hal ini disadari

    bahwa dalam metode ini ada tuntutan kemahiran berlogika dan bernalar

    secara baik dan taktis, dan tidak semua pengemban dakwah mempunyai

    kemampuan yang memadai.

    Begitulah isyarat al-Quran tentang ketiga metode dakwah.

    Pemahaman pengemban dakwah terhadap ketiga metode tersebut

    sangat membantu pelaksanaan dakwahnya. Karena itu pengemban

    12 Lihat Imam Hafiz Imaduddin Abul Fida Ismail bin Kair, Tafsr Al-

    Quran al-Azim, terjemahan, Jilid IV, Dr al-Jail, Beirut, Libanon, tth., hal. 572. 13 Sebagaimana dikutip Abbas as-Ssy, Bagaimana Menyentuh Hati Kiat-

    Kiat Memikat Obyek Dakwah, terjemahan Muhil Dhafir, Intermedia, Solo, 2000, hal. 205.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 7

    dakwah hendaknya memenuhi kualifikasi, kepribadian, integritas dan

    kecerdasan yang cukup. Al-Quran juga mengetengahkan banyak

    kisah-kisah para utusan Allah sebagai sosok pelaku atau pengemban

    dakwah yang baik dan ideal.

    Dalam sejarah nasional, nama Soekarno layak dipertimbangkan

    sebagai salah satu tokoh dakwah. 14 Sebagai seorang publik figur, dia

    mempunyai pengaruh cukup besar di berbagai kalangan. Sekalipun

    tidak tumbuh dari lingkungan Islam yang formal semacam pesantren

    atau madrasah, tetapi ide-ide pembaharuannya banyak dipengaruhi dan

    bersinggungan dengan masalah keislaman. Soekarno menawarkan

    pemikiran baru di kalangan masyarakat Islam Indonesia dan berusaha

    mendongkrak tradisi wacana keislaman tradisional saat itu. Pemikiran

    yang diajukan Soekarno merupakan gagasan untuk menterjemahkan

    ajaran Islam sesuai dengan tempat dan perkembangan peradaban

    manusia. Keyakinan Soekarno bahwa hakikatnya Islam sesuai dengan

    ruang dan waktu. Hal ini tampak pada pemikiran keislaman berupa

    keeratan ajaran Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tulisan

    dan pidato tentang perlunya rasio dalam memahami Islam, keharusan

    ijtihad, rethingking ajaran Islam adalah cermin dari hal tersebut.

    14 Pengakuan formal dalam bidang ini adalah diperolehnya gelar doktor

    kehormatan oleh Soekarno dalam bidang ilmu Usuluddin Jurusan Dakwah dari IAIN Jakarta, tanggal 2 Desember 1964.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 8

    Demikian pula tema-tema yang dimunculkan Soekarno tentang tabir /

    hijab, transfusi darah, dan bunga bank. Kebanyakan persoalan-

    persoalan tersebut merupakan hal baru pada saat itu. Lebih dari itu,

    semangat pemikiran Soekarno berusaha menghadirkan Islam dalam

    bingkai kebangsaan. Hal ini tercermin pada pemahaman Soekarno

    tentang bentuk hubungan Islam dan negara.

    Namun demikian, pemikiran-pemikiran Soekarno pada saat itu,

    baik dari segi isi atau pendekatan yang digunakannya mengundang

    polemik.15 Sungguhpun demikian, polemik dan perdebatan itu justru

    menunjukkan pentingnya gagasan Soekarno. Lebih dari itu, sisi

    kemenarikan tidak saja karena kebaharuan pemikiran keislaman

    Soekarno dan kesegaran idenya pada saat itu, tetapi juga pada cara

    penyampaian gagasannya.

    Penelusuran akan latar belakang kehidupan Soekarno,

    menemukan bahwa pemikiran Soekarno tentang Islam dipengaruhi oleh

    banyak hal. Sebagai seorang yang lahir di Jawa dan mengarungi masa-

    masa awal kehidupannya di lingkungan kebudayaan ini, unsur-unsur

    15 Nampak misalnya perdebatannya tentang memudakan pemikiran Islam dengan tokoh Islam seperti Sirajjuddin Abbas, Machfoedz S iddiq, A. Moeclis, Mhd. Hasbi, Agus Salim dan M. Nair. Lihat Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942, LP3ES, Jakarta, 1982, hal. 296. Atau dalam Islam Mazhab Indonesia, M.B. Hooker, terjemahan oleh Iding Rosyidin Hasan, Teraju, Jakarta, 2003, hal. 53 55. Atau lihat perdebatan Soekarno dengan M. Nair tentang nasionalisme dalam Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di indonesia, Paramadina, 1998, hal. 72 -81.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 9

    budaya Jawa mempengaruhi Soekarno. Salah satunya adalah

    pertunjukan kesenian wayang yang digemarinya, turut membentuk

    kepribadian Soekarno. Melalui dunia pewayangan ini, Soekarno

    tersosialisasikan dalam budaya Jawa. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan

    ini menjadi idola Soekarno dan sering Soekarno mengidentifikasi

    dirinya tokoh tersebut. Adipati Karna, Bima adalah di antara tokoh

    yang yang menjadi idolanya. Kekaguman Soekarno terhadap tokoh ini

    karena sifat-sifat dan karakter tokoh tersebut, seperti setia kawan,

    berani, membela kebenaran, pantang menyerah, sakti dan berjiwa

    juang. Bahkan nama Soekarno diberikan kepada Soekarno oleh

    ayahnya disertai harapan agar Soekarno mempunyai sifat-sifat dan

    karakter tokoh tersebut. 16

    Pengaruh budaya Jawa tersebut tidak saja pada pandangan

    Soekarno tentang kehidupan berserta dinamikanya, tetapi juga strategi

    penyampaian gagasan dalam pidatonya. Berkaitan dengan hal ini John

    D. Legge menulis,

    Dalam pidato-pidatonya kemudian, apabila ia ingin menyampaikan pikiran yang lebih pelik kepada khalayak Jawa, ia akan menggunakan kisah dan tokoh-tokoh pewayangan. Ini bukanlah sekedar taktik pidato belaka, sebab memang cukup lama ia hidup dan bergerak dalam dunia pemikiran wayang, dan memandang konflik-konflik masa kini dalam kerangka pewayangan, dan mungkin memandang dirinya sendiri sebagai

    16 Lihat Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia,

    terjemahan oleh Abdul Bar Salim, Gunung Agung, Jakarta, 1985, hal. 37-38.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 10

    dalang yang mengatur peristiwa-peristiwa dalam dunianya dan menguraikan makna hakikatnya. 17

    Bersamaan dengan itu, wawasan pemikiran Soekarno semakin

    berkembang. Semangat bacanya yang tinggi, membuat Soekarno

    banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Di sinilah Soekarno

    berkenalan dan menyerap pemikiran tokoh-tokoh pembaharu dunia

    Islam. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Jamluddin al-Afgani,

    Muhammad Abduh, Ali bin Abd ar-Rziq, Qasim Ali, Mustafa

    Kemal, Amir Ali dan sebagainya. 18 Demikian pula Soekarno

    berkenalan dengan tokoh-tokoh Islam pembaharu Indonesia seperti

    HOS Tjokroaminoto, Ahmad Dahlan. Bahkan kepada Tjokroaminoto,

    Soekarno pernah dititipkan oleh ayahnya ketika di Surabaya, sehingga

    Soekarno banyak belajar darinya. Semua tokoh-tokoh pembaharu ini

    turut mempengaruhi pemikiran Soekarno tentang keislaman. Pengaruh

    pemikiran dari tokoh-tokoh tersebut dan dinamika pemikiran Soekarno

    kemudian menjadi bahan polemik dengan tokoh-tokoh lain yang

    berbeda dengannya, seperti Ahmad Hasan dan M. Nair.

    17 John D. Legge, Sukarno, Sebuah Biografi Politik, terjemahan oleh Tim PSH, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal. 35.

    18 Lihat tabulasi konstelasi tokoh-tokoh pembaharu pemikiran Islam dalam dalam pidato-pidato Soekarno dalam M. Ridwan Lubis, Pemikiran Soekarno tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992, hal 132.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 11

    Dalam perjalanan hidup Soekarno, Soekarno banyak melihat

    ketidakadilan yang diterima oleh bangsa Indonesia. Penjajahan Belanda

    atas Indonesia menyebabkan kehidupan rakyat Indonesia porak

    poranda, sumber-sumber kesejahteraan tersumbat. Kolonial Belanda

    dengan sengaja membodohi rakyat dan memecah belah mereka.

    Sementara sumber kekayaan dikeruk, rakyat tertindas dan diperlakukan

    secara tidak adil. Keadaan ini memicu semangat perjuangan melawan

    penjajahan. Dalam masa revolusi ini, Soekarno menyaksikan keadaan

    rakyat dan merenungi nasib bangsanya, yang sebagian besar beragama

    Islam. Kesaksian akan nasib bangsa ini menyebabkan Soekarno

    melibatkan diri dalam kegiatan politik pada masa itu dan menyerap

    pemikiran nasionalis seperti Tjipto Mangunkusumo dan Douwes

    Dekker. Karena hal ini, Soekarno dipenjara dan diasingkan oleh

    pemerintah kolonial Belanda. Keadaan ini sangat mempengaruhi

    pemikirannya tentang keislaman dan pola penyampaian gagasannya.

    Latar belakang Soekarno yang kejawaan, masa perjuangan

    yang dilaluinya, kesaksiannya sendiri akan keterbelakangan umat

    Islam, kedekatannya dengan pemikiran-pemikiran pembaharuan dan

    idenya tentang kemajuan berpengaruh pada bangunan pemahamannya

    tentang Islam sekaligus cara mengkomunikasikannya. Hal ini

    diantaranya nampak dalam bentuk pidato-pidatonya tentang keislaman.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 12

    Dalam batas metode penyampaian pesan, Soekarno merupakan

    salah seorang yang berhasil menyampaikan pesan dakwah. Sekalipun

    pesan yang berupa hasil interpretasi kreatifitasnya itu berdampak sikap

    kritis dari para pengkritiknya, namun dia mampu membangkitkan

    semangat nasionalisme dan jiwa merdeka bangsanya. Keberhasilan itu

    sebagaimana ide-ide yang dibawanya telah membakar bangsa-bangsa

    di Asia dan Afrika, sehingga mereka bangkit dari kekantukan,

    kebodohan zamannya.19 Hal senada juga dinyatakan oleh Alfian,

    Tidak syak lagi bahwa di antara para pemikir modern Indonesia Sukarno adalah yang terpenting dan terbesar. Hal itu bukan saja karena kualitas pemikiran-pemikirannya yang orisinil dan briliyan, tetapi juga karena pemikiran-pemikiran itu berhasil menjangkau jauh ke dalam masyarakat. Kalau dalam kualitas keorisinilan pemikiran-pemikirannya mungkin ada beberapa tokoh lain yang mampu bersaing dengannya, tetapi dalam hal keluasan pengaruhnya memang tak ada duanya. Di samping seorang cendekiawan yang mempunyai kemampuan besar dalam menuangkan pemikiran yang jernih ke dalam berbagai tulisan, Sukarno adalah pula seorang orator yang luar biasa dan karismatis yang mampu menyampaikan pemikiran-pemikirannya dengan gaya yang amat menarik dan mudah dimengerti, kepada khalayak ramai yang mendengarkannya. 20

    Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk meneliti

    faktor bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno tentang keislaman.

    19 Lihat Solichin Salam, Bung Karno dalam Kenangan, Pusaka, Jakarta,

    1981, hal. 8.

    20 Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1982, hal. 77.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 13

    Dari sinilah kajian serius, mendalam tentang Soekarno dan dakwah

    (analisis teks pidatonya tentang keislaman) menemui urgensinya.

    B. Identifikasi Permasalahan

    Dari judul penelitian tentang bahasa dakwah Soekarno, bisa

    teridentifikasi banyak permasalahan di antaranya,

    1. Apa pemikiran pembaharuan Soekarno tentang keislaman,

    2. Bagaimana pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam,

    3. Apakah sosoknya yang nasionalis Soekarno menjadikannya tidak

    disebut seorang pengemban dakwah,

    4. Bahasa yang bagaimana yang digunakan dalam mensosialisasikan

    ide-ide pembaharuannya,

    5. Bagaimana kaitan kegiatan politik, budaya dengan pemikirannya

    tentang Islam,

    6. Apa kesesuian metode penyampaiannya dengan bahasa dakwah

    dalam al-Quran,

    7. Secara historis, kejiwaan, apakah sejarah revolusi mempengaruhi

    corak Soekarno dalam menyampaikan idenya,

    8. Bagaimana pola bahasa Soekarno menghadapi penguasa (pemerintah

    kolonial), rakyat jelata, kawan seperjuangan, kalangan akademisi,

    cerdik cendekia dan sebagainya.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 14

    C. Pembatasan Masalah

    Melihat sangat luasnya bentangan masalah sebagaimana terlihat

    dalam identifikasi masalah, maka perlu dibatasi permasalahannya.

    Karena itu perlu masalah didefinisikan secara lebih operatif.

    Kata analisis bahasa dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,

    berarti penelaahan yang dilakukan oleh peneliti atau pakar bahasa

    dalam menggarap data kebahasaan yang diperoleh dari penelitian

    lapangan atau dari pengumpulan teks. 21

    Dakwah adalah usaha Mengajak / menyeru kepada orang lain

    agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula

    untuk mengikuti sekelompok orang. 22

    Maksud analisis bahasa dakwah dalam penelitian ini adalah

    penelaahan data kebahasaan dalam teks pidato Soekarno. Data

    kebahasaan yang dimaksud adalah bahasa-bahasa yang digunakan

    dalam proses dakwah sebagaimana terdapat dalam al-Quran berupa

    qaulun balgun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun,

    qaulun layyinun dan qaulun marfun.

    21 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cetakan IX, 1997, hal. 37.

    22 Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan Epistemologi Islam, Makalah pada Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 15

    Teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang,

    23 sedang pengertian kata pidato adalah pengungkapan pikiran dalam

    bentuk kata-kata yang disampaikan kepada orang banyak24. Kata

    keislaman diartikan sebagai segala sesuatu yang bertalian dengan

    agama Islam.25 Dengan demikian maksud teks pidato keislaman

    Soekarno dalam penelitian ini adalah naskah-naskah dari pemikiran

    Soekarno yang berkaitan dengan agama Islam yang disampaikan kepada

    khalayak dalam bentuk verbal.

    Batasan teks-teks pidato Soekarno tentang keislaman dalam

    penelitian ini adalah dari sisi judul menunjukkan merujuk istilah dalam

    agama Islam. Naskah-naskah pidato tersebut disampaikan Soekarno

    pada peringatan-peringatan hari besar Islam. Demikian pula pidato pada

    acara resmi berkenaan dengan simbol keislaman seperti masjid dan

    lembaga pendidikan Islam. Demikian juga pidato Soekarno pada acara

    organisasi umat Islam seperti Muhammadiyah dan pertemuan yang

    melibatkan umat Islam dalam jumlah besar. Juga pidato yang

    dibawakan Soekarno pada acara khusus di mana Soekarno

    membawakan tema Keislaman seperti yang disampaikannya pada kuliah

    23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 1024. 24 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 766. 25 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 388.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 16

    umum dan amanat ketika dia mendapat gelar tertentu Pengayom Agung

    Muhammadiyah dan gelar doktor kehormatan.

    Istilah pasca berarti sesudah. 26 Kemerdekaan yang dimaksud

    adalah kemerdekaan Negara Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Saat

    Soekarno bersama Mohammad Hatta mengatasnamakan bangsa

    Indonesia menyatakan kemerdekaan Negara Indonesia. Pasca

    Kemerdekaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rentang waktu

    antara proklamasi 17 Agustus 1945 sampai Soekarno tidak menjabat

    sebagai presiden Republik Indonesia. Batasan rentang waktu ini

    ditentukan selain atas dasar pertimbangan berbagai faktor keterbatasan

    penyusun, juga didasarkan pada asumsi bahwa ide yang disampaikan

    pada masa ini cukup mewakili pemahaman Soekarno tentang Islam.

    Pada kenyataannya, peneliti tidak menemukan dokumen teks-teks

    pidato keislaman Soekarno dari tahun 1945 hingga 1952, sehingga teks-

    teks pidato yang dianalisis adalah teks pidato Soekarno dari tahun 1953

    hingga 1966 yaitu sebanyak 27 naskah sebagaimana dalam tabel 9.

    Dengan demikian batasan penelitian ini adalah analisis bahasa

    dakwah berupa qaulun balgun, qaulun layyinun, qaulun karmun,

    qaulun maysrun, qaulun saddun, dan qaulun marfun, yang terdapat

    dalam naskah-naskah pemikiran Soekarno berkaitan dengan agama

    26 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 734.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 17

    Islam yang disampaikannya secara verbal, sejak kemerdekaan Indonesia

    hingga Soekarno tidak menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan

    masalah maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Bahasa dakwah apa saja yang terdapat dalam teks-teks pidato

    Soekarno tentang keislaman sejak kemerdekaan hingga dia tidak

    menjabat presiden Republik Indonesia ?

    2. Bagaimana pola penerapan bahasa dakwah Soekarno dalam

    pidatonya tentang keislaman ?

    3. Bagaimana latar belakang Soekarno mempengaruhi penggunaan

    bahasa dakwah dalam naskah pidato Soekarno ?

    E. Kajian Kepustakaan

    Kajian mengenai aspek bahasa dakwah dalam teks-teks pidato

    Soekarno khusus tentang masalah keislaman sesudah masa kemerdekaan

    belum peneliti temui. Berbeda dengan tulisan tentang Soekarno, baik

    biografi maupun tentang pemikiran-pemikirannya, tentang Islam atau

    politik, sudah dijadikan bahan penelitian atau ditulis.

    Kajian tentang pemikiran Islam Soekarno di antaranya dilakukan

    oleh Muhammad Ridwan Lubis. Penelitian ini mengupas pandangan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 18

    Soekarno tentang ajaran Islam. Masalah yang juga diungkap dalam

    penelitian pendekatan Soekarno dalam memahami agama Islam. Islam

    tidak sebatas agama (religi) yang mengandung aspek ritual semata tetapi

    Islam adalah agama yang bersumber dari Allah dan mencakup urusan

    ibadah dan kemasyarakatan. Dalam penelitian ini juga ditunjukkan

    pendekatan historis Soekarno dalam mengkaji sebab-sebab kemunduran

    umat Islam dan upaya meraih kembali kemajuan. Riwayat hidup dan

    latar belakang kebudayaan, perjuangan bangsa yang mewarnai

    perkembangan pemikiran Soekarno menjadi bahasan pula. Demikian

    pula tawaran Soekarno akan pembaharuan pemikiran agama Islam yang

    mengundang polemik dengan beberapa tokoh Islam tentang tema-tema

    tertentu dibahas dalam penelitian ini. Analisis isi (content analysis)

    digunakan penulis dalam buku ini. Hal ini nampak pada distribusi dan

    frekuensi tema dan tokoh yang ditampilkan. 27

    Penelitian tentang pemikiran Soekarno lainnya dilakukan oleh

    Badri Yatim. Penelitian skripsi ini kemudian dibukukan.28 Badri Yatim

    mengupas sintesa pemikiran Soekarno tentang Islam dalam bingkai

    nasionalisme. Penulis juga mengetengahkan pemikiran-pemikiran

    Soekarno secara umum, nasionalisme kemudian mengkaitkan dengan

    27 Penelitian ini dibukukan dengan judul Pemikiran Sukarno tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1992.

    28 Buku yang dimaksud adalah Soekarno, Islam dan Nasionalisme, diterbitkan oleh Inti Sarana Aksara, Jakarta, tahun 1985.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 19

    pemikiran tentang Islam. Pemikiran penting Soekarno dalam buku ini

    antara lain terdapat titik temu antara Islam dengan nasionalisme.

    Demikian juga pemikirannya tentang kemungkinan kesatuan tiga aliran

    ideologi, Islam, marxisme dan nasionalisme.

    Kajian lain tentang pidato Soekarno dilakukan oleh Soemarjoto.

    Dalam bahasannya, Soemarjoto menganalisis secara singkat pemikiran

    Soekarno tentang Islam. 29 Soemarjoto menelaah masalah-masalah

    keislaman dari berbagai tulisan dan pidato-pidato Soekarno. Karena itu

    tema-tema pembaharuan pemikiran seperti masalah tabir, hubungan

    Islam dan negara, fiqih diulas dalam buku ini. Demikian pula

    pendekatan sejarah yang dipakai Soekarno untuk mencapai kejayaan

    umat Islam, ditampilkan oleh penulis. Hanya saja ulasan-ulasan itu

    kurang lengkap, karena hanya dilihat dari sudut pandang Soekarno.

    Polemik dan diskusi dengan pendapat tokoh yang lain masa itu tidak

    diungkap dalam buku ini.

    Kajian secara khusus tentang bahasa dakwah sejauh pengetahuan

    peneliti sulit ditemui. Buku yang mengupas bahasa dakwah di antaranya

    ditulis oleh Achmad Mubarok. Penulis buku ini mengetengahkan bahwa

    untuk menunjang kewajiban dakwah dilakukan upaya persuasif. Karena

    29 Ulasan pemikiran Soekarno ini dibukukan oleh Soemarjoto dengan

    judul Meniti Sejarah Menuju Kejayaan Islam, diterbitkan Toko Gunung Agung, Jakarta tahun 2001.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 20

    tujuan dakwah akan mudah dicapai jika metode yang digunakan

    menyentuh hati obyek dakwah. Faktor-faktor kejiwaan ini hendaknya

    dipertimbangkan dalam pelaksanaan dakwah. Berkaitan dengan dakwah

    bi al-lisn (dakwah menggunakan kata-kata), al-Quran memuat isyarat-

    isyarat bahasa dakwah yang ditampilkan secara terpisah. Bahasa dakwah

    itu adalah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun

    maysrun, qaulun saddun. Dengan tafsir, Mubarok merujuk kepada

    ayat-ayat al-Quran yang mengandung istilah-istilah tersebut dan

    menyimpulkan karakteristik masing-masing 30. Demikian juga masih

    dimungkinkan ditemukan jenis bahasa dakwah yang lain.

    Penelitian lain tentang bahasa dakwah dilakukan oleh penulis

    yang sama, yang kemudian dibukukan. 31 Penelitian ini bermula dari

    disertasi penulis yang membahas konsep nafs (jiwa) dalam al-Quran.

    Namun demikian bahasa dakwah hanya menjadi salah satu bagian dalam

    penelitian ini. Menurut penulis, salah satu upaya mengatasi masalah

    kejiwaan di jaman modern adalah kembali kepada al-Quran. Tawaran

    al-Quran itu dalam bentuk praktis dilakukan di antaranya dengan

    dakwah. Dalam usaha dakwah inilah bahasa dakwah memegang peranan

    30 Buku ini diterbitkan dengan judul Psikologi Dakwah oleh Pustaka

    Firdaus, Jakarta tahun 1999.

    31 Penelitian ini dibukukan dengan judul Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern, Jiwa dalam Al-Quran, diterbitkan oleh Paramadina tahun 2000 Psikologi Dakwah diterbitkan oleh Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 21

    penting. Pembahasan bahasa dakwah dalam penelitian ini seputar

    pemahaman teks bahasa dakwah dalam ayat al-Quran yang

    mengandung bahasa dakwah tersebut. Keterkaitan dengan telaah lain,

    seperti komunikasi, persuasi dan psikologi masih sedikit.

    F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Mengetahui bahasa-bahasa dakwah yang digunakan Soekarno

    dalam teks-teks pidatonya tentang keislaman,

    b. Mengidentifikasi pola bahasa dakwah dalam pidato Soekarno

    tentang keislaman,

    c. Mengetahui bagaimana latar belakang penggunaan bahasa

    dakwah Soekarno dalam pidatonya tentang keislaman.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Secara teori, hasil penelitian ini harapkan memiliki arti akademis

    (academic significance) menambah informasi dan dipertim-

    bangkan dalam memperkaya teori-teori dakwah, khususnya

    pemahaman tentang bahasa dakwah.

    b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

    pertimbangan oleh para pengemban dakwah dalam proses

    dakwahnya, terutama pertimbangan bahasa dakwah. Hal ini

    didasarkan bahwa setiap manusia karena faktor kejiwaan dan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 22

    situasional mempunyai kecenderungan dan memerlukan

    pendekatan tertentu pula.

    G. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Studi kepustakaan

    Sumber dan data penelitian ini baik primer maupun sekunder

    diperoleh dari buku-buku di perpustakaan. Sumber primer penelitian

    ini adalah teks-teks pidato dan amanat Soekarno sesudah

    kemerdekaan. Data ini diambil dari kumpulan naskah-naskah pidato

    Soekarno tentang keislaman. 32

    Sumber lain yang mendukung berupa buku-buku misalnya

    biografi Soekarno atau tulisan dan buku tentang pemikiran-

    pemikiran Soekarno tentang keislaman. Demikian pula buku-buku

    penunjang lain seperti sejarah, sosiologi, psikologi dan komunikasi.

    32 Naskah pidato-pidato Soekarno tentang keislaman secara khusus telah dibukukan di antaranya yaitu Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 tahun Bung Karno, Grasindo, Jakarta, 2001. Buku ini berisi pemikiran Soekarno tentang Islam berupa naskah-naskah tulisannya tentang itu dan pidato-pidato Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Bung Karno dan Wacana Islam, Kumpulan Pidato tentang Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1990. Buku ini khusus memuat pidato Soekarno tentang Islam. Buku lain adalah Ilmu dan Perjuangan, Inti Idayu Press, Jakarta, 1986. Buku ini memuat naskah pidato Soekarno tentang Islam, tetapi juga pidato lain yang dekat dengan masalah Islam seperti Ilmu dan amal.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 23

    2. Metode Tafsir tematik (maud i)

    M. Quraish Shihab menjelaskan tafsir tematik (maud i)

    dengan ungkapan,

    Ada juga yang memilih topik tertentu kemudian menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan topik tersebut, di manapun ayat itu ia temukan. Selanjutnya ia menyajikan kandungan dan pesan-pesan yang berkaitan dengan topik yang dipilihnya itu tanpa terikat dengan urutan ayat dan surat sebagaimana terlihat dalam mush af, dan tanpa menjelaskan hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik walaupun hal yang tidak berkaitan itu secara tegas dikemukakan oleh ayat yang dibahasnya. 33

    Dari pernyataan tersebut, tafsir ini merupakan salah satu

    metode memahami kandungan al-Quran tentang masalah-masalah

    spesifik. Masalah-masalah tersebut ditentukan terlebih dahulu

    kemudian merujuk kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah

    tersebut. Lebih lanjut al-Farmawi menulis tahapan tafsir ini yaitu :

    a. Mengumpulkan ayat yang dijadikan obyek bahasan, b. Diperlukan pengetahuan sebab, latar belakang turunnya berbagai

    ayat. Maksudnya untuk membantu memahami arti-arti ayat, c. Diteliti hubungan ayat (munsabat) ayat dengan ayat

    sebelumnya atau dengan ayat lain. Hal ini dapat disejajarkan dengan memperhatikan konteks pembicaraan yang mengitari suatu ayat,

    d. Diperkaya dengan hadi yang ada hubungannnya dengan pembahasan 34

    33 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran, Mizan, Bandung, 1996, hal

    xii. 34 Lihat Al-Farmawi, Al-Bidyah f at-Tafsr al-Maud i, terjemahan,

    Maktabah Jumhuriyah, Kairo Mesir, tth., hal. 52..

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 24

    Dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui maksud

    bahasa dakwah berupa qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun

    karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun.

    Metode ini memungkinkan untuk memberi batasan yang tegas tiap-

    tiap bahasa dakwah yang diteliti. Lebih spesifik, qaulun bagun,

    qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun maysrun, qaulun saddun

    dan qaulun marfun dibatasi sesuai medan, pelibat dan mode

    wacananya. Medan yang dimaksud adalah apa yang dibicarakan

    dalam suatu bahasa dakwah, pelibat adalah siapa saja yang terlibat

    berikut sifatnya, mode adalah gaya yang dipakai dalam suatu bahasa

    dakwah.

    3. Metode Deskriptif

    Hadari Nawawi menulis bahwa, Metode deskriptif dapat

    diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

    dengan menggambarkan / melukiskan keadaan obyek penelitian

    berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 35

    Demikian pula Sutrisno Hadi menulis, pada taraf deskriptif, orang

    hanya semata-mata melukiskan keadaan obyek atau peristiwa. 36

    35 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada Press,

    Yogjakarta, 1995, hal. 63. 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, Yogjakarta,

    1993, hal. 3.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 25

    Dalam metode ini, peneliti berusaha mengemukakan fakta-

    fakta dalam aspek yang diteliti agar jelas keadaan dan kondisinya.

    Penemuan fakta ini tidak sekedar menunjukkan jumlah fakta

    tersebut, tetapi juga mengemukakan hubungan satu dengan yang lain

    di dalam aspek yang diselidiki. Sehingga itu peneliti juga

    memberikan penafsiran yang adekuat terhadap fakta-fakta yang

    ditemukan. 37

    Penerapan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah

    untuk menggambarkan teks pidato Soekarno tentang keislaman.

    Bahasa dakwah yang terdapat dalam teks pidato Soekarno

    digambarkan keadaannya sesuai ranah analisis medan, pelibat dan

    sarana wacananya.

    4. Metode Induktif

    Metode ini diartikan metode pemikiran yang bertolak dari

    kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk menentukan hukum

    (kaidah) yang umum. 38 Sutrisno Hadi juga mengungkapkan bahwa,

    Dalam cara berfikir sintetik, orang berlandaskan pada pengetahuan-pengetahuan yang khusus, fakta-fakta yang unik dan merangkaikan fakta-fakta yang khusus itu menjadi sesuatu pemecahan yang bersifat umum. 39

    37 Hadari Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada

    Press, hal. 63.

    38 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, hal. 377. 39 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Andi Offset, hal. 2.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 26

    Dalam metode ini berbagai rumusan atau kesimpulan

    ditetapkan berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan dan kaidah-

    kaidah khusus.

    Penggunaan metode induksi dalam penelitian ini adalah

    penarikan kesimpulan hasil penelitian yang didasarkan fakta-fakta

    berupa bahasa-bahasa dakwah yang telah dinalisis dari setiap teks

    pidato Soekarno tentang keislaman.

    G. Langkah-langkah Penelitian

    Dengan perumusan masalah dan penentuan metode di atas,

    penelitian ini merumuskan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

    1. Mengumpulkan, mencari ayat yang secara tegas menunjukkan

    istilah qaulun baghun, qaulun layyinun, qaulun karmun, qaulun

    maysrun, qaulun saddun dan qaulun marfun,

    2. Mengetahui latar belakang, sebab turunnya ayat. Hal ini untuk

    membantu memahami maksud ayat,

    3. Meneliti hubungan ayat (munsabat) dengan ayat lain, yang masih

    dalam konteks pembicaraan, hal ini untuk memahami dan

    memperoleh gambaran tentang maksud ayat lebih utuh,

    4. Mencari hadi yang berkaitan dengan bahasa dakwah dimaksud,

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 27

    5. Melakukan interpretasi setiap bahasa dakwah yang disebutkan ayat,

    menurut medan, pelibat dan sarana wacana bahasa dakwah tersebut,

    6. Menganalisis setiap teks pidato, sesuai indikasi bahasa dakwah

    yang terdapat di dalamnya. Analisis ini dengan memperhatikan

    medan, pelibat dan sarana wacana pada setiap teks pidato,

    7. Membuat tabel distribusi bahasa dakwah yang ditemukan dalam

    setiap teks pidato sesuai dengan karakterik bahasa dakwah,

    8. Memberikan interpretasi data dari langkah sebelumnya, sesuai

    distribusi bahasa dakwah pada semua teks pidato,

    9. Menarik kesimpulan, berdasarkan hasil analisis terhadap semua teks

    pidato Soekarno.

    H. Sistematika Penulisan

    Dalam bab awal, penyusun muat konsep kegiatan penelitian

    secara umum. Hal ini dilakukan untuk dijadikan dasar bagi

    operasionalisasi penelitian. Penulisan diawali dengan pendahuluan yang

    berisi latar belakang, urgensi penelitian, identifikasi permasalahan, dan

    pembatasannya. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempunyai

    signifikansi dengan penelitian ini, juga dicantumkan dalam bab ini. Bab

    ini juga mencakup metode yang menuntun peneliti melakukan kegitan

    penelitian, tujuan yang menjadi arah penelitian. Pada akhirnya bentuk

    dan sistematika penulisan menjadi bahasan terakhir di bab ini.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 28

    Pada bab kedua akan diketengahkan bahasan tentang bahasa

    dakwah. Diawali dengan pembahasan tentang dasar kewajiban dakwah

    dan kepentingan dakwah bagi umat Islam. Pembahasan berikutnya

    ditampilkan bahasa dakwah dalam al-Quran. Ayat-ayat yang secara

    spesifik mengandung bahasa dakwah ditemui dalam bab ini. Kemudian

    disimpulkan dalam bentuk karakteristik masing-masing bahasa dakwah.

    Karakteristik ini dipetakan dengan analisi wacana. Masing-masing

    bahasa dakwah dipetakan menurut ranah medan wacana, pelibat wacana

    dan sarana wacana.

    Bab ketiga berisi tentang Soekarno. Diawali dengan biografinya,

    pengaruh budaya Jawa, perjalanan Soekarno selama perjuangan dan

    pendidikan formal yang dilaluinya. Bab ini juga memuat latar belakang

    pemikiran Soekarno tentang banyak hal. Pembahasan berikutnya tentang

    pemikiran Soekarno. Pengalaman hidup, bahan bacaannya terakumulasi

    dalam bentuk pemikiran yang dicantumkan dalam bab ini. Pemikiran

    tentang Islam, nasional serta analisis sejarah tentang kemunduran umat

    Islam ada di bab ini. Soekarno juga menawarkan pemecahan masalah

    agar umat Islam mengulang kejayaan masa lalu. Hal ini nampak pada

    pemikiran pembaharuan bidang teologi dan syariah yang dibahas di bab

    ini.

    Bab keempat adalah inti dari penelitian ini. Pembahasan diawali

    dengan tabulasi teks-teks yang akan diteliti. Berikutnya ditampilkan

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 29

    hasil analisis bahasa dakwah dalam teks pidato Soekarno. Tidak

    ketinggalan hasil itu ditabulasikan sesuai karakterisrik bahasa dakwah

    yang terdeteksi dalam setiap teks pidato. Pada akhirnya bab ini

    merangkum hasil analisis tiap teks dan dibuat interpretasi sesuai dengan

    karakteristik bahasa dakwah.

    Kesimpulan dan saran akan dicantumkan dalam bab terakhir

    yaitu kelima. Kesimpulan diambil berdasarkan penelitian yang ada di

    bab terdahulu. Kesimpulan adalah rangkuman hasil berupa indikasi

    bahasa dakwah yang dipakai Soekarno dalam pidatonya. Bagian akhir

    dari bab ini berupa saran atau rekomendasi sebagai tindak lanjut dari

    penelitian ini.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • BAB II

    BAHASA DAKWAH DALAM AL-QURAN

    A. Kewajiban Dakwah Bagi Setiap Muslim

    Dalam ajaran Islam, dakwah adalah sesuatu yang pasti ada dan

    dibebankan sebagai sebuah kewajiban kepada umatnya. Hal ini

    sebagaimana disinyalir oleh Thomas W. Arnold yang mengkategorikan

    Islam sebagai agama dakwah/misi di samping Budha dan Kristen.

    Dalam agama misi terdapat upaya menyebarluaskan kebenaran, mengajak orang-orang yang belum mempercayainya. Semangat untuk memperjuangkan kebenaran itu tidak kunjung padam pada diri penganutnya, sampai kebenaran yang diyakini itu terwujud alam fikiran, kata-kata dan perbuatan. 1

    Prosesi dakwah merupakan sebuah ajaran agama Islam yang

    harus dikerjakan pemeluknya. Dakwah dapat dikatakan sebagai tugas

    suci yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam

    Dengan demikian dakwah pada hakikatnya adalah usaha sadar

    dan berdasar ajaran untuk mengajak yaitu menyadarkan, mengarahkan

    dan membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan ketentuan ajaran

    agama Islam. Seperti definisi dakwah yang dinyatakan Amrullah

    Ahmad bahwa dakwah adalah Mengajak/menyeru kepada orang lain

    1 Thomas W. Arnold, Sejarah Dawah Islam, terjemahan oleh Nawawi

    Rambe, Widjaya, Jakarta, Cetakan ke-2, 1981, hal. 1.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 31

    agar masuk dalam sablillah, bukan mengikuti dai atau bukan pula

    untuk mengikuti sekelompok orang. 2

    Landasan hukum yang dipakai dalam melakukan dakwah adalah

    firman Allah dalam al-Quran surat Ali Imran 3 : 110,

    NGZ . u yz >p B & My_ z & $Y= 9 tbr D 's? $r yJ9$$ / cqyg Ys? ur ` t x6Z J9 $# tbq ZB s ?ur !$$/ 3 qs9 ur tB#u @ dr& =tG6 9$# tb%s3 s9 # Z yz Ng 9 4

    Ng Z iB cqYB sJ 9$# NdsY 2 r&ur tbq) x 9$# ) : ( Artinya : Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia

    menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. 3 (Ali Imran 3 : 110)

    Ayat ini menunjukkan agama Islam sebagai agama risalah, untuk

    seluruh umat manusia.4 Keberadaan Islam sebagai sebuah agama

    hendaknya juga menebarkan mashlahat kepada seluruh umat manusia.

    Karena itu umat Islam mempunyai kewajiban mengemban amanah

    dakwah, menyampaikan risalah Allah.

    2 Amrullah Achmad, Dakwah Islam sebagai Ilmu, Sebuah Pendekatan

    Epistemologi Islam, Makalah Simposium di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 14 Desember 1995, hal. 15.

    3 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 1995, hal. 94. 4 M. Nair, Fiqud Dawah, Ramadhani, Solo, 1989, Cet. Ke-8, hal. 109.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 32

    Sayyid Qutub menafsirkan ayat ini dengan membuat klasifikasi

    beban dakwah yaitu, pertama, dawah ila al-khair (mengajak/menyeru

    ke arah kebaikan) yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam secara

    keseluruhan, baik penguasa, jamaah, organisasi, dan sebagainya.

    Tegasnya, dakwah dalam kategori yang pertama ini dibebankan kepada

    siapa saja yang tergolong umat Islam, sebab mengajak berbuat kebaikan

    dapat dilakukan oleh setiap muslim dari golongan manapun.

    Kedua, dakwah dalam tahap amar maruf (menyuruh berbuat

    yang baik), dan ketiga, dakwah dalam bentuk nahi munkar (mencegah

    dari perbuatan munkar). Kategori dakwah yang kedua dan ketiga ini

    hanya dapat dilakukan oleh penguasa. Dengan demikian, kedua hal

    tersebut tidak akan diwujudkan tanpa kekuasaan. Maka penguasa

    mempunyai kewajiban menegakkan bentuk kedua dan ketiga.

    Sebagaimana pernyataannya Ajaran ilahi di bumi ini bukan sekedar

    nasihat, petunjuk dan penjelasan. Ini adalah satu sisi, sedang sisinya

    yang kedua adalah melaksanakan kekuasaan memerintah dan melarang,

    agar amar maruf dapat wujud, dan kemunkaran dapat sirna.5

    Hal ini juga dipertegas oleh Rasulullah sebagaimana sabda

    Beliau :

    5 Sayyid Qutub, F Zillil Quran, terjemahan oleh Ainur Rafiq Shaleh Tamhid, Robbani Press, Jakarta, Jilid II, hal. 348.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 33

    ) (

    Artinya : Diriwayatkan dari Tariq bin Syihab r.a., katanya: Orang pertama yang berkhutbah pada Hari Raya sebelum sembahyang Hari Raya didirikan ialah Marwan. Seorang lelaki berdiri lalu berkata kepadanya: Sembahyang Hari Raya hendaklah dilakukan sebelum khutbah. Marwan menjawab: Sesungguhnya kamu telah meninggalkan apa yang ada di sana. Kemudian Abu Said berkata: Orang ini benar-benar telah membatalkan apa yang menjadi ketentuan kepadanya sedangkan aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka dia hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kekuasaannya. Jika tidak mampu, hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman 6 (HR. Muslim)

    Kedua dalil, baik ayat maupun hadi di atas menunjukkan bahwa

    secara umum, setiap muslim berkewajiban menunaikan dakwah. Bahkan

    dalam kondisi terlemahpun, seseorang tetap dituntut melaksanakan

    6 Hadi ini diriwayatkan melalui jalur Abu Bakar bin Abu Syaibah dari

    Waki dari Sufyan dari Muhammad bin Muanna dari Muhammad bin Jafar dari Syubah dari Qais bin Muslim dari T ariq bin Syihab. Diambil dari CD Holy Quran versi 6.5 dan kumpulan Hadi Bukhari Muslim dan CD Maktabatu al-Hadi asy-Syarif. Tth.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 34

    kewajiban beramar maruf dan nahi munkar. Meskipun hal itu dilakukan

    hanya berupa penolakan dalam hatinya terhadap kemunkaran tersebut.

    Kewajiban ini sebanding dengan ancaman Allah bagi orang yang

    meninggalkan amar maruf nahi munkar sebagaimana firman Allah :

    b) %! $# tbqJ F3 t !$ tB tA tRr& !$# z` B =tG69 $# cr tI our m/ $ YYosS x= s% y7s9 'r & $tB cq =.'t Og Rq / w ) u$Z9 $# wur Og Jk= x6 !$# tP qt

    p yJu ) 9$# w ur Lie2t Og s9ur >#xt O 9 r& ) : ( Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa

    yangtelah diturunkan Allah, yaitu Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. 7 (al-Baqarah 2 : 173)

    Dengan demikian kewajiban berdakwah dapat dikategorikan

    menjadi dua hal. Pertama, secara umum kewajiban ini dibebankan

    kepada seluruh umat Islam, tanpa kecuali. Tuntutan menyampaikan

    ajaran agama berlaku bagi semua muslim. Dalam tahap pelaksanaannya

    disesuaikan dengan kemampuan seseorang dan kondisi seorang muslim.

    Kedua, secara khusus dakwah dilakukan oleh sekelompok prosfesional

    dalam dakwah. Hal ini bisa berupa para dai, mubalig, ulama, cerdik

    cendekia maupun para sarjana dakwah.

    7 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 42.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 35

    B. Persuasi Dakwah dalam Al-Quran

    Dalam surat an-Nahl 125 Allah menyatakan :

    $# 4n

  • 36

    sebagainya. Namun demikian, semua sifat tersebut pada hakikatnya

    berkaitan dengan tujuan dakwah, yaitu terjadi perubahan yang lebih

    baik pada obyek dakwah (madu).

    Dalam khazanah ilmu komunikasi, terdapat kesamaan antara

    dakwah dengan persuasi. Persuasi dalam komunikasi sebagaimana

    dakwah juga berusaha membuat perubahan pada obyek komunikasi

    (komunikan), seperti definisi sebagai berikut,

    Pesan yang disampaikan kepada sekelompok khalayak oleh pembicara yang hadir untuk mempengaruhi pilihan khalayak melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan tanggapan (respons) mereka terhadap gagasan, isu, konsep atau produk. Upaya persuasi akan berhasil baik bila pesan disampaikan memiliki akibat sesuai dengan yang diharapkan : pesan tersebut dalam beberapa hal mempengaruhi pilihan khalayak. 9

    Dalam pelaksanaan dakwah, sebagaimana persuasi maka

    pemahaman dan pengetahuan akan obyek dakwah sangat membantu

    pencapaian tujuan dakwah. Di sinilah diperlukan pengetahuan tentang

    sumber perilaku yaitu motif manusia untuk berbuat. Dalam ilmu

    Psikologi, hasil penelitian Abraham Maslow tentang hierarki kebutuhan

    manusia perlu dijadikan pertimbangan. Penelitian ini menunjukkan

    bahwa,

    9 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal. 147.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 37

    Adanya tiga butir signifikan pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional manusia, yakni (1) beberapa kebutuhan fisik dan emosional manusia ; (2) pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai aturan dan urutan yang jelas, yakni adanya kebutuhan yang harus lebih dahulu dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya bisa dipenuhi ; dan (3) setiap kebutuhan setelah dipenuhi sesuai aturannya secara otomatis mendorong manusia untuk mencari pemuasan pada kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi sampai akhirnya mencapai tingkat tertinggi. 10

    Hierarki Maslow tentang kebutuhan manusia secara lebih detil

    sebagai berikut, (dimulai dari kebutuhan paling mendasar)

    1. Kebutuhan fisik a. Makan dan minum b. Tidur c. Kesehatan d. Kebutuhan badani e. Olahraga dan itirahat f. Seks

    2. Kebutuhan keagamaan a. Aman dan selamat b. Perlindungan c. Nyaman dan damai d. Tidak ada ancaman atau bahaya e. Lingkungan tertib dan rapi

    3. Kebutuhan kasih sayang a. Penerimaan b. Rasa meneliti c. Keanggotaan danlam kelompok d. Cinta dan kasih sayang e. Partisipasi f. Kelompok

    4. Kebutuhan harga diri a. Pengakuan dan prestise b. Kepercayaan dan kepemimpinan c. Prestasi dan kemampuan d. Kompetensi dan sukses

    10 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja

    Rosdakarya, hal. 121.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 38

    e. Kekuatan dan intelegensi 5. Kebutuhan aktualisasi diri

    a. Pemenuhan potensi diri b. Mengerjakan hal yang benar-benar merupakan tantangan bagi

    pengetahuan c. Pemenuhan rasa ingin tahu intelektual d. Kreatifitas dan apresiasi estetik e. Penerimaan realitas 11 Berdasar kebutuhan-kebutuhan manusia ini, maka usaha

    memotivasi manusia, pendakwah seharusnya menggunakan metode

    yang berupaya menolong obyek dakwah untuk memenuhi kebutuhan-

    kebutuhan mereka secara bertahap. Dengan keselarasan metode dengan

    kebutuhan obyak dakwah, mempermudah pencapaian tujuan dakwah.

    Dan harus disadari bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang

    berbeda satu dengan yang lain. Hal ini akan berdampak pada metode

    yang digunakan dalam menyampaian pesan dakwah.

    Berkaitan dengan hierarki kebutuhan Maslow tersebut, dalam

    komunikasi persuasif terdapat pemilahan suasana kejiwaan audien yang

    dilakukan oleh Hollingworth dalam buku The Psychology of Audience.

    Pemilahan ini berdampak pada strategi yang digunakan untuk

    melakukan persuasi kepada mereka. Pemilahan audiens tersebut dalam

    bentuk tabel berikut,

    11 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja

    Rosdakarya, hal. 121.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 39

    Tabel 1

    The Psychology of Audience

    Audiens Pedestrian

    Audiens Pasif dan

    Kelompok Diskusi

    Audiens Terpilih

    Audiens Kesepakatan

    Audiens Terorganisir

    Atensi Minat Impresi Keyakinan Arahan

    ------- Minat Impresi Keyakinan arahan

    ------- ------- Impresi Keyakinan Arahan

    ------- ------- ------- Keyakinan Arahan

    ------- ------- ------- ------- Arahan

    12

    Usaha menarik perhatian khalayak dilakukan oleh komunikator

    sebagai langkah awal pada audien pedestrian. Hal ini sesuai dengan

    kejiwaan audien ini, yaitu tidak mempunyai hubungan langsung antara

    audiens dengan pembicara. Dalam kelompok audien pasif, pembicara

    berusaha menjaga perhatian dan minat khalayak agar tetap konsisten.

    Kepada audien terpilih, pembicara berusaha melakukan impresi berupa

    pemberian kesan yang mendalam. Hal ini sesuai dengan kejiwaan

    audien ini yaitu tidak bersimpati satu sama lain atau tidak simpati

    kepada pembicara. Sedangkan tipe kejiwaan audien kesepakatan yaitu

    mereka sudah tertarik kepada pesan pembicara namun belum ada

    keyakinan yang kuat. Karena itu komunikator memberi keyakinan akan

    pesan kemudian mengarahkannya. Sedangkan pada audien terorganisir,

    12 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja

    Rosdakarya, hal. 64.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 40

    mereka sudah memenuhi fase-fase sebelumnya. Khalayak sudah

    tertarik hingga mereka mempunyai keyakinan pada pesan komunikator.

    Dalam hal ini komunikator hanya memberikan instruksi-instruksinya. 13

    Berkenaan dengan metode dakwah, al-Quran memuat metode-

    metode dakwah yang bersifat verbal. Secara terpisah Allah

    memperkenalkan berbagai macam-macam metode mauiz ah h asanah

    ini. Metode-metode ini berupa ungkapan lisan (verbal) yang digunakan

    dalam proses dakwah. Bahkan Mubarok menyebutnya dengan bahasa

    dakwah 14 Penyebutannya secara terpisah menunjukkan masing-masing

    bahasa dakwah mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan

    yang lain. Penafsiran masing-masing bahasa dakwah ini membantu

    pendakwah dalam mengaplikasikannya dalam proses dakwah. Setiap

    bahasa dakwah ditampilkan dalam konteks yang berbeda. Dari makna

    dan konteks ayat yang mengitari tiap bahasa dakwah memungkinkan

    diidentifikasi tujuan, obyek, dan pilihan bahasa serta aspek teknis

    lainnya dari setiap bahasa dakwah.

    Macam-macam bahasa dakwah tersebut adalah qaulun balgun

    (perkataan yang membekas pada jiwa), qaulun layyinun (ucapan yang

    13 Bandingkan dengan tipologi audien dalam Jalaluddin Rakhmat,

    Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. hal. 98-102.

    14 Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian, Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, Jakarta, 2000, hal. 251.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 41

    menyejukan, lemah lembut), qaulun maysrun (perkataan yang mudah

    difahami, realistis), qaulun karmun (perkataan yang baik, mulia),

    qaulun saddun (perkataan yang benar, mengenai sasaran).15

    1. Qaulun Balgun (Ucapan yang Berkesan)

    Perkataan yang membekas pada jiwa (qaulun balgun)

    disebutkan dalam surat an-Nisa 4 : 63 yaitu,

    y7 s9'r & 9 $# Nn= t !$# $ tB Oh/q = % r's Nk] t Ng ur @% ur Nl ; _ NhR r& Kwq s% $ Z= t/ ) : (

    Artinya : Mereka itulah orang-orang yang Allah mengetahui apa ang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka ucapan yang berbekas pada jiwa mereka. 16 (an-Nisa 4 : 63)

    Raghib Isfahn menyatakan bahwa perkataan dianggap balg,

    paling tidak memenuhi tiga kriteria yaitu :

    a. Mempunyai nilai kebenaran dari sisi kebahasaan,

    b. Ada kesesuaian dengan maksud pembicaraan,

    15 Metode dakwah verbal menurut al-Quran ini, sudah dikaji dari segi kejiwaan. Lihat Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999, hal. 184 200. Dan Acmad Mubarok, Solusi Krisis Keruhanian , Jiwa dalam Al-Quran, Paramadina, hal. 251 260.

    16 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 129.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 42

    c. Mengandung kebenaran dari sisi isi (substansi). 17

    Jalaluddin al-Mah all dan as-Suyt menafsirkan qaulun

    balgun ini dengan Ungkapan yang membekas dalam hati orang

    munafik atau menghardik mereka sehingga mereka kembali dari

    kekafiran mereka.18

    Sedangkan menurut Quraish Shihab, kalimat qaulun balgun

    memiliki kriteria berikut :

    a. Tertampungnya seluruh pesan dalam kalimat yang disampaikan,

    b. Kalimatnya tidak bertele-tele tetapi tidak pula singkat sehingga mengaburkan pesan. Artinya, kalimat tersebut cukup, tidak berlebih dan berkurang

    c. Kosakata yang merangkai kalimat tidak asing bagi pendengaran dan pengetahuan lawan bicara, mudah diucapkan serta tidak berat terdengar,

    d. Kesesuaian kandungan dan gaya bahasa dengan sikap lawan bicara atau orang kedua tersebut boleh jadi sejak semula menolak pesan atau meragukannya, atau - boleh jadi telah meyakini sebelumnya. Atau belum memiliki ide sedikitpun tentang apa yang akan disampaikan,

    e. Kesesuaian dengan tata bahasa. 19 Jenis perkataan ini digambarkan al-Quran, 20 yang terkait

    dengan kisah-kisah perbuatan dan perangai orang munafik.

    17 Al-Ragib al-Isfahn, al-Mufradt f Gharib Al-Quran, ttp.,tth. hal. 60

    61. 18 Ahmad as-Sw al-Malik, H asyiyatu al-Allmah as-S w ala Tafsri

    al-Jallaini, Dr al-Fikr, Beirut, Libanon, Juz. I, 1993, hal. 301 19 M. Quraish Shihab, Tafsr Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian

    Al-Quran, volume 2, Lentera Hati, Jakarta, 2000, hal. 468-469.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 43

    Menghadapi orang-orang munafik, pendakwah dituntut kiat

    tersendiri. Isyarat ayat tentang ini berupa keharusan bersikap tegas,

    tajam, berkemampuan dalam berargumen, sifat keberanian dan

    membuat ungkapan yang tajam tetapi benar dan logis. Hal ini untuk

    mengimbangi sifat orang-orang munafik yang sebagaimana

    digambarkan dalam hadits Rasulullah yaitu pendusta, pengkhianat

    dan mudah ingkar janji.

    ) (

    Artinya : Rasulullah saw. Bersabda, Tanda orang munaafik itu ada tiga, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika dipercaya dia khianat21

    Kemampuan berbahasa seperti di atas, digunakan untuk

    mempersempit ruang gerak dan bantahan orang munafik, maka

    bahasa yang digunakanpun harus tidak mengandung makna ganda

    atau menimbulkan banyak pemaknaan. Kesalahan sedikit bahasa

    merupakan celah bagi orang munafik untuk membantah bahkan

    menjatuhkan kredibilitas pendakwah.

    20 Lihat Departeman Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, surat al-

    Baqarah 2 : 8 10 Dana Bhakti Wakaf, Jakarta, 1995, hal. 9 11. 21 Abu Husain Muslim bin al-Hajjj, S ahih Muslim bi Syarh an-Nawawi,

    Juz II, al-Matbaat al-Misriyat, Mesir, 1924, hal. 46.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 44

    Perkataan yang lemah lembut dan halus justru dianggap

    kelemahan oleh madu. Bahkan bisa jadi memberi kemungkinan

    kepada madu untuk memanfaatkan sisi yang dipandang lemah ini,

    sehingga melakukan penyerangan balik kepada pendakwah.

    Menghadapi orang-orang dengan kriteria tersebut, Allah

    memerintahkan kaum muslim menghadapinya dengan tegas,

    sebagaimana firmanNya :

    $pk r't < Z9$# gy_ u$69 $# t )oYJ9$# ur = $# ur Nk n= t 4 Ng1ur'tB ur OYyg y_ ( }/ur yJ 9$# ) : (

    Artinya : Wahai nabi, lawanlah orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam, yakni tempat kembali yang terburuk 22 (at-Taubah 9 : 73)

    Penggunaan bahasa dakwah ini nampak dalam rangkaian

    ayat al-Quran tentang perilaku orang-orang munafik dalam al-

    Baqarah ayat 8 20, sebagai berikut :

    z` Bur $ Y9 $# ` tB Aq) t $ YtB#u !$$ / Qqu9 $$/ur zFy$# $ tBur Nd t YBsJ / cqs !$# t%! $# ur (#qZ tB#u $tB ur cq ys Hw ) Ng |Rr& $ tBur tbr o Ng /q =% zD Ndy# ts !$# $Z ttB ( Og s9 ur >#xt

    22 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 291.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 45

    7O 9 r& $yJ / (#qR% x. tbq /3 t #s )ur @ % Ng s9 w (#r? F{$# (# q9$ s% $ yJ R) `t wU cqs= B Iw r& Ng R ) Nd tbr J9 $# ` 3s9 ur

    w tbr o # s )ur @ % Ng s9 (#qYB#u !$yJ x. z` tB#u $Z9 $# (#q9$s% ` BsR r& !$ yJx. z` tB#u !$ ygx 9$# 3 Iwr& Ng R ) Nd !$yg x 9$# `3s9 ur w tbqJ n= t # s)ur (#q) s9 t% !$# (#qZtB#u (#q9$ s% $ YtB#u # s )ur (# q n=yz 4 n

  • 46

    Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka, Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang membuat perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang yang lain telah beriman. Mereka menjawab, Apakah akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman? Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan , Kami telah beriman. Dan apabila mereka kembali kepada syetan-syetan mereka mereka mengatakan, Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok. Allah akan membalas olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka. Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telingnya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab mereka takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 47

    dan penglihatan mereka.Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. 23 (al-Baqarah 2 : 8 20)

    Ayat-ayat tersebut dengan tegas menunjukkan bahwa jenis

    bahasa dakwah ini yaitu qaulun balgun mempunyai kriteria

    ditujukan kepada orang yang mempunyai sifat munafik atau

    sejenisnya. Menurut Achmad Mubarok, ciri khas bahasa ini adalah

    "kalimat tajam, pedas tetapi benar, mengena pada sasaran, tidak

    basa-basi, benar dari segi bahasa dan substansinya." 24

    Dari segi tipe audien, hal ini sesuai dengan kategorisasi

    Jalaluddin Rakhmat. Audien bahasa dakwah qaulun balgun adalah

    kalangan yang bermusuhan (menentang atau berbeda pendapat

    dengan pendakwah). Ciri audien jenis bahasa dakwah ini adalah

    penentangan. Penentangan itu terjadi karena audien sudah

    mempunyai keyakinan sendiri yang berbeda dengan pendakwah

    atau karena hal lain yang tidak terlihat. Dalam hubungan

    komunikasi posisi pendakwah dengan audien adalah saling

    berseberangan. Karena itu hal terpenting dalam melakukan dakwah

    kepada mereka adalah mengupayakan audien menerima kehadiran

    pendakwah dan mau mendengarkan dakwah. Berkaitan dengan

    hal tersebut, Jalaluddin menulis,

    23 Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, hal. 10 11. 24 Achmad Mubarok, Jiwa dalam Al-Qur'an, Paramadina, hal. 254.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 48

    Penentangan itu boleh saja terjadi karena takut akan akibat yang tidak dikehendaki atau lebih menyukai alternatif lain daripada yang Anda tawarkan. Kadang-kadang penentangan itu cerminan dari prasangka yang tersembunyi... Karena Anda tahu khalayak Anda memusuhi usulan Anda, pertamakali, usahakan untuk menyambung persahabatan dengan khalayak Anda, dan menjadikan mereka mau mendengar...25

    Dalam praktik, jenis bahasa dakwah ini menggunakan

    strategi bahasa untuk membantah ide-ide umum yang diyakini

    atau disampaikan oleh orang lain. 26 Hal ini sesuai jenis audiens

    terpilih yang dilakukan oleh Hollingworth. Menurut Hollingworth

    keadaan khalayak ini adalah,

    Sebuah kelompok yang anggota-anggotanya berkumpul karena terdapat kesamaan tujuan, namun di antara para anggota kelompok tersebut tidak bersimpati satu sama lain atau bersimpati pada sudut pandang pembicara. Impresi, persuasi dan arahan pembicara memberikan karakterisasi pada kegiatan yang dijalankan dalam situasi ini. 27

    Contoh penerapan bahasa dakwah seperti yang dilakukan

    Soekarno. Tema pembicaraan yang dimunculkan Soekarno adalah

    memerangi segala macam kezaliman. lmperialisme, kolonialisme,

    neokolonialisme adalah salah satu bentuk kezaliman yang harus

    diberantas di muka bumi. Soekarno memandang, ilmperialisme,

    25 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, Pendekatan Praktis, Remaja

    Rosdakarya, hal. 101. 26 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja

    Rosdakarya, hal. 156. 27 Komunikasi Persuasif, Dedy Djamaluddin Malik (ed.), Remaja

    Rosdakarya, hal. 63.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 49

    kolonialisme, neokolonialisme masih bercokol di negara Malaysia.

    Karena itulah konfrontasi dengan negara Malaysia adalah usaha

    memerangi kezaliman. Soekarno berkata,

    Ini saudara-saudara, adalah lagi tuduhan yang meleset, saya dituduh menyalahi Islam, karena katanya, saya tidak menjalankan persahabatan dengan rakyat di sana. Pertama saya berkata, dan ini telah diketahui oleh saudara-saudara semuanya bahkan diketahui oleh seluruh dunia, bahwa kita tidak bermusuhan dengan rakyat di sana, tidak bermusuhan dengan rakyat Malaya, tidak bermusuhan dengan rakyat Singapura, tidak bermusuhan dengan rakyat Serawak, sama sekali tidak. Apalagi karena kita tahu bahwa terutama sekali di Malaya, Serawak, di Brunei rakyat di sana sebagian besar beragama Islam. Yang kita musuhi ialah imperialisme, neokolonialisme British yang nongkrong di pundaknya rakyat di sana itu yang kita musuhi. 28

    Tabel karakteristik qaulun balgun sebagai berikut :

    Tabel 2

    Karakteristik Qaulun Balgun

    MADU MATERI CIRI-CIRI CATATAN

    Orang munafik dan kafir

    Perkataan yang membekas di hati

    Tajam dan pedas. Benar dari segi bahasa. Paradigmanya sama dengan paradigma madu. Benar secara substansial

    Kesalahan kata akan dilecehkan Kesalahan paradigma disalahartikan. Kesalahan substansi diolok-olok. Lemah lembut dipandang sebagai kelemahan.

    28 Bung Karno dan Wacana Islam, Kenangan 100 tahun Bung Karno,

    Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 320.

    PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

  • 50

    2. Qaulun Layyinun (Ucapan yang menyejukkan)

    Menurut Ragib al-Isfahn, istilah "qaulun layyinun berarti

    perkataan yang lembut, lawan kata dari kasar. Pada awalnya