› xmlui › bitstream › handle... · bab ii kajian teori 2.1 bahasa jurnalistik2015-08-29 · 8...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Bahasa Jurnalistik
Dewabrata (2004:23), mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang
tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan melekat dalam
definisi jurnalistik. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-
kata yang pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.
Mengenai bahasa jurnalistik,Anwar (1991:1) berpendapat bahasa yang
digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers
ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu: singkat, padat,
sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
Dari uraian di atas, bahasa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai bahasa yang
digunakan oleh wartawan dan tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang
terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik dan bersifat singkat, padat, sederhana,
lancar, jelas, lugas, dan menarik.
2.2 Struktur Berita
Menurut Semi (1995: 81), struktur penulisan berita sering dinilai sebagai
bentuk piramida terbalik. Artinya, bagian atas merupakan bagian yang besar bobot
9
isinya, segala keterangan penting berada disini; kemudian secara berangsur-angsur
disampaikan bagian yang kurang penting.
Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2006:126), menjelaskan mengenai pola
piramida, yakni berita dimulai dengan ringkasan atau klimaks dalam alinea
pembukanya, kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam alinea-alinea berikutnya
dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau dalam urutan yang semakin
menurun daya tariknya. Alinea-alinea berikutnya yang memuat rincian berita disebut
tubuh berita dan kalimat pembuka yang memuat ringkasan berita disebut teras berita
atau lead.
Struktur berita secara keseluruhan menurut Semi(1995:87):
1. Judul berita (headline)
Judul berita merupakan gambaran topik berita yang berfungsi memberitahukan
tentang berita apa yang disajikan.
2. Baris tanggal (dateline)
Baris tanggal merupakan informasi tentang tanggal atau bulan berita itu ditulis dan
kemudian diiringgi oleh keterangan sumber berita atau inisial surat kabar yang
menjadi sumber berita tersebut.
3. Teras berita (lead/intro)
Teras berita merupakan ringkasan berita yang diletakkan dibagianawal berita.
Penjelasan semi ini sejalan dengan pendapat Simbolon (dalam Ermanto, 2005:76)
mengungkapkan bahwabagian peristiwa yang dianggap paling penting diletakkan
di teras berita atau paragraf awal.
10
4. Tubuh berita(body)
Tubuh berita merupakan keseluruhan dari peristiwa yang diangkat menjadi berita.
Tubuh berita merupakan penerusan dan penjabaran lebih lanjut isi teras berita.
2.3 Judul Berita Berbahasa Inggris (Headline) dan Strukturnya
Swan (2009:211)menyatakan “Headlines are short title above news reports.
English news headlines can be difficult to understand. One reason for this is that
headlines are often written in a special style, which is very different from ordinary
English.” Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa judul berita atau headlines
adalah judul pendek yang terdapat di atas laporan berita. Headlines berbahasa Inggris
dapat sulit dimengerti, salah satu alasannya yaitu karena headlines sering ditulis
dengan gaya khas yang sangat berbeda dengan bahasa Inggris pada umumnya.
Struktur penulisan yang tidak umum dan singkat terlihat jelas pada berita
berbahasa Inggris dan paling jelas terlihat pada bagian judul berita
atauheadlines.Headlines merupakan hal pertama dan seringkali merupakan satu-
satunya bagian yang paling menarik bagi pembaca. Para penulis headlines tidak
memiliki banyak ruang untuk menulis sehingga seringkali mengesampingkan aturan
gramatikal dan menggunakan struktur nonstandar dalam menulis headlines yang
efektif.
Swan (2009:211) mengelompokkan sebelas struktur penulisan headlines
yaitu:
11
1. Headlines are not always complete sentences. Many headlines consist of noun
phrases with no verb. Menurutnya pendapat tersebut, headlines tidak selalu berbentuk
kalimat, tidak sedikit headlines hanya berupa frasa nomina tanpa disertai verba.
Contoh:
a. MORE WAGE CUTS
b. HOLIDAY HOTEL DEATH
2.Headlines often contain strings of three, four or more nouns; nouns earlier in the
string modify those that follow. Menurutnya, headlines tidak jarang terdiri dari tiga
hingga lebih dari empat rentetan nomina; nomina yang terletak lebih awal
menerangkan nomina yang mengikuti.
Contoh:
c. FURNITURE FACTORY PAY CUT ROW
3.Headlines often leave out articles and the verb be. Menurutnya, headlines
seringkali menghapuskan articles dan verb be.
Contoh:
d. SHAKESPEARE PLAY IMMORAL SAYS MINISTER.
4. In headlines, simple tenses are often used instead of progressive or perfect forms.
The simple present is used for both present and past events. Menurutnya, di dalam
headlines, simple tenses sering dipakai dibanding bentuk progressive atau perfect.
Contoh:
e. BLIND GIRL CLIMBS EVEREST (=…HAS CLIMBED…)
12
5. Many headline words are used as both nouns and verbs, and nouns are often used
to modify other nouns. Artinya, banyak kata-kata headlines yang memiliki dua fungsi
yaitu sebagai nomina maupun verba, dan nomina seringkali dipakai untuk
menerangkan nomina lain.
Contoh:
f. US CUTS AID TO THIRD WORLD (=Cuts adalah verba, Aidadalah
nomina)
g. AID CUTS ROW (=Aid dan Cuts adalah nomina)
h. CUTS AID REBELS (= Cuts adalah nomina, aid adalah verba)
6. Headlines often use infinitives to refer to the future. „For‟ is also used to refer to
future movements or plans. Artinya, headlines seringkali menggunakan infinitives
untuk mengacu pada future tense dan menggunakan „for‟ untuk mengacu pada
pergerakan yang akan datang atau perencanaan.
Contoh:
i. PM TO VISIT AUSTRALIA
j. TROOPS FOR GLASGOW?
7. Auxillary verbs are usually dropped from passive structures. Artinya, auxillary
verbs selalu dihilangkan dalam bentuk pasif.
Contoh:
k. SIX KILLED IN EXPLOSION (= SIX PEOPLE HAVE BEEN KILLED)
8. As and in are often used instead of longer connecting expressions. Artinya, „as‟
dan „in‟ lebih sering digunakan dibandingkan ungkapan lain yang lebih panjang.
13
Contoh:
l. HOSPITAL BOSS AXED AS PATIENTS DIE. (= . . . BECAUSE PATIENT
DIE)
9. A colon (:) is often used to separate the subject of a headline from what is said
about it. Artinya, tanda titik dua (:) sering kali digunakan untuk memisahkan subjek
headlines dengan apa yang dibicarakan.
Contoh:
l. STRIKES: PM TO ACT
10. Quotation marks („. . .‟) are used to show that words were said by somebody else,
and that the report does not necessarily claim that they are true.Dari pendapat
tersebut dijelaskan bahwa tanda kutip („. . .‟) digunakan untuk menunjukan kata-kata
yang diucapkan orang lain, dan sesuatu yang belum tentu benar.
Contoh:
m. CRASH DRIVER „HAD BEEN DRINKING‟
11. A question mark (?) is often used when something is not certain. Menurut
pernyataannya, tanda tanya (?) sering kali digunakan untuk menandakan sesuatu yang
belum pasti.
Contoh:
n. CRISIS OVER BY SEPTEMBER?
14
2.4 Sentential Headlines
Sentential headlines adalah headlines yang memiliki struktur kalimat reguler,
contohnya, headline dengan subject dan sebuah finite verb phrase yang merupakan
frasa yang hanya berupa satu kata atau frasa yang kata pertamanya berupa sebuah
finite verb dan/atau elemen lain dari verb phrase yang (jika ada) diikuti oleh non-
finite verbs(Quirk, 1991:149).
Menurut Crystal (2003), “As far as sentence structure is concerned, there are
two main types of sentence- simple and multiple sentence.” Pendapat tersebut
mengemukakan bahwa ada dua tipe kalimat pokok jika dilihat dari strukturnya, yaitu
kalimat simple dan multiple. Struktur kalimat yang paling lazim adalah kalimat
simple, yakni kalimat paling umum yang dipakai oleh semua kalangan usia. Dalam
penulisan, kalimat simple sangat efektif untuk mendapatkan perhatian pembaca atau
untuk meringkas argumen karena mudah untuk dipahami (Praskova, 2009:6).
2.4.1 Kalimat
Richard (1985) berpendapat bahwa “sentence is the largest unit of
grammatical organization within which part of speech (e.g noun, verb, adverb, and
grammatical classes (e.g word, phrases, clause) and said to function. Sementara
Quirk (1973:43) menyatakan bahwa “it is usually assumed that the sentence is the
highest ranking unit of grammar, and hence that the purpose of grammatical
sentence in English”, menurut pendapat Quirk tersebut biasa diasumsikan bahwa
kalimat adalah unit gramatikal teratas, oleh sebab itu bahwa tujuan deskripsi
15
gramatikal bahasa Inggris adalah untuk mendefinisikan dengan maksud
mendefinisikan fungsi kategori sebagai sebuah kalimat gramatikal dalam bahasa
Inggris.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri yang terdiri atas konstituen dasar berupa satu atau lebih
klausa yang ditata dengan pola tertentu.
2.4.1.1 Simple Sentence
Simple sentence atau kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas
satu klausa independen (Leech, 2006). Simple sentence terdiri dari satu subject dan
satu finite verb phrase, serta keterangan jika perlu. Quirk (1991) membedakan jenis-
jenis klausanya sebagai berikut:
a. Subject – Verb
Contoh:
(1)John [S] arrived [V]
b. Subject – Verb – Object
Contoh:
(2) Peter and I [S] play [V] tennis [O].
c. Subject – Verb – Complement
Contoh:
(3)He [S] became [V] the manager [SC].
d. Subject – Verb – Adverbial
16
Contoh:
(4) I [S] went [V] to the shop [Adv].
e. Subject – Verb – Object – Object
Contoh:
(5)Lucy [S] gave [V] her mother [O] a book [O]
f. Subject – Verb – Object – Complement
Contoh:
(6)You [S] make [V] me [O] nervous [C].
g. Subject – Verb – Object – Adverbial
Contoh:
(7) Sue [S] put [V] her dress [O] into the wardrobe [Adv].
Adverbia lainnya dapat ditambahkan ke dalam semua tipe klausa di atas.
2.4.1.2 Compound Sentences
Biber (1999:227) menyatakan, “there are three major coordinators in
English- and, or, and but”. Menurut pernyataan tersebut, ada tiga koordinator utama
dalam bahasa Inggris yaitu and, or, dan but. Biber (1999:227) menyatakan bahwa
koordinator tersebut tidak hanya menghubungkan antar klausa, namun juga kata atau
frasa. Terkadang, klausa tidak dihubungkan dengan koordinator, melainkan dengan
sebuah koma. Compound sentences mengandung dua atau lebih klausa, dan semua
klausa yang terkandung berada dalam tingkat yang sama. Dengan kata lain, klausa-
17
klausa tersebut dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal independen yang bukan
merupakan kalimat kompleks.
Contoh:
(8)I came by car and Peter arrived by train.
2.4.1.3 Complex Sentences
Quirk menyatakan, “A complex sentence is like a simple sentence in that it
consists of only one main clause, but unlike a simple sentence it has one or more
subordinate clauses functioning as an element of the sentence”. Pernyataan Quirk
tersebut menjelaskan bahwa sebuah kalimat kompleks seperti kalimat tunggal karena
hanya memiliki satu main clause atau induk kalimat, namun kalimat kompleks
memiliki satu atau lebih klausa subordinat yang berfungsi sebagai unsurnya.
Menurut Trask (1999:35), “Traditionally, a clause is a grammatical unit
consisting of a subject and a predicate, and every sentence must consist of one or
more clauses.” Swan (1996:1) berpendapat, “Clause is a part of a sentence which
contains a subject and a verb, usually joined to the rest of the sentence by a
conjunction.” A clause is a group of words that are closely related, but a clause must
have a subject and verb”.(Schmidt,1995:344)
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa klausa adalah unit
gramatikal yang lebih kecil dari kalimat, memuat unsur subjek dan predikat, dan
berpotensi menjadi sebuah kalimat.
18
Pada umumnya klausa dalam bahasa Inggris dibedakan menjadi dua jenis
yaitu main clause atau induk kalimat dan subordinate clause atau anak kalimat.
1. Main Clause
Main Clause adalah sebuah klausa yang dapat berdiri sendiri seperti kalimat.
Menurut Miller (2002) “Independent clause is a sentence structure that can stand
alone.”
Contoh,
(16) I met a man two days ago.
2. Subordinate Clause
Subordinate clause merupakan bagian dari sebuah kalimat, dan karenanya,
subordinate clause tidak dapat berdiri sendiri, selalu bergantung pada main clause
dan tidak mempunyai makna yang penuh. Subordinate clause biasanya ditandai
dengan subordinate conjunction yaitu who, whom, whose, which, that, if, whenever,
what, dan, nevertheless.
Contoh,
(17) I met a man who is very kind to everybody two days ago.
Subordinate clause terbagi kedalam beberapa jenis, misalnya:
a. Klausa Nomina (Noun Clauses)
Milada Broukal mengatakan bahwa “A noun clause is a subordinate clause. A
noun clause has a subject and a verb and can be used like a noun, either as a subject
or an object.” Artinya, klausa nomina merupakan subordinate clause yang memiliki
subjek dan predikat yang dapat berfungsi sebagai subjek atau objek.
19
Klausa nomina dapat dikenali dengan kata-kata seperti when, where, why,
how, who/whom, what, which, whose, whether, if, dan that.Untuk klausa nomina yang
dimulai dengan kata that, biasanya merupakan sebuah kalimat pernyataan dari sebuah
fakta atau ide.
Contoh,
(18) We know that the world is round.
Pada contoh di atas kata that berfungsi sebagai objek dari verba know.
Kata kerja lain yang dapat diikuti oleh klausa nomina yang menggunakan kata
that antara lain adalah agree, recognize, guess, imagine, forget, show, realize,
remember, regret, observe, know, hope, doubt, figure out, think, dan understand.
Seperti nomina dalam kelas kata, klausa nomina selain berfugnsi sebagai
objek juga dapat berfungsi sebagai subjek.
Contoh,
(19) That the world is round is a fact.
b. Klausa Adjektiva (Adjetive Clauses)
Klausa adjektiva merupakan subordinate clause yang menjelaskan kata benda
dan kata ganti yang biasanya ditandai dengen adanya relative words seperti who,
whom, whose, that, dan which sehingga klausa adjektiva sering disebut juga relative
clause.
Schmidt (1995) berpendapat, “Relative clause modifies nouns and sometimes
whole sentence.” “An adjective clause is a subordinate or dependent clause, so it
must be connected to a main or independent clause.” (Broukal, 2002). Klausa
20
adjektiva sendiri merupakan sebuah anak kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
Relative clause berfungsi untuk mengidentifikasi orang (persons), benda mati
(things), dan untuk memberikan informasi tambahan. Relative clause dapat dikenali
dengan hadirnya kata ganti seperti who,whom, whose, that, dan which.
Untuk menggantikan orang (persons), digunakan who atau that, sedangkan
untuk menggantikan benda mati (things), digunakan which atau that,
Ciri-ciri relative clause menurut Schmidt (1995) adalah:
1. Memiliki setidaknya satu subjek dan satu predikat;
2. Biasanya mengikuti sebuah nomina atau pronomina dan bergfungsi untuk
mengidentifikasi atau menjelaskan nomina atau pronominal tersebut;
3. Dapat muncul dimana saja dalam sebuah kalimat, tetapi relative clause biasanya
ditempatkan setelah kata benda yang dimodifikasi;
4. Sebuah relative clause ditandai dengan sebuah subordinator (relative pronoun)
seperti who, whom, whose, which, dan that;
5. Subordinator dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari relative clause;
6. Subordinator yang berfungsi sebagai objek dapat dihilangkan.
c. Adverbial Clause (Klausa Adverbia)
Menurut Broukal (2002), “An adverb clause is a subordinate clause
(dependent clause) with a subject and a verb. An adverb clause may come before or
after the main clause.” Berikut ini adalah beberapa kata umum yang digunakan untuk
mengenali sebuah adverb clause, atau lebih dikenal dengan clause markers.
21
a) Adverbial clause showing time, biasanya ditandai dengan konjungsi seperti
after, as, before, as soon as, since, until, when, while, whenever, once, by the
time, till.
b) Adverbial clause showing manner, yang ditandai dengan konjungsi seperti
as,as if, as though, just as, like.
c) Adverbial clause showing cause and effect, yang ditandai dengan konjungsi
seperti because, now, that, since, as long as, as ,, so that.
d) Adverbial clause showing opposition yang ditandai dengan konjungsi seperti
although, though, even though, while, whereas.
e) Adverbial clause showing condition, yang ditandai dengan konjungsi seperti
if, even if, only if, in the event that, in case that, provided that, unless.
f) Adverbial clause showing purpose yang ditandai dengan konjungsi seperti so
that, in order that, in order to.
g) Adverbial clause showing result, yang ditandai dengan konjungsi seperti
so…that, such…that.
h) Adverbial clause showing place, yang ditandai dengan konjungsi seperti
where, wherever, everywhere.
2.4.3 Non-sentential Headlines
Struktur non-sentential headlines lebih rendah kalimat pada umumnya;
strukturnya tidak berterima (Praskova, 2009:10). Dengan struktur seperti itu, Crystal
(dalam Praskova, 2009:10) menyebutnya minor sentences, yaitu kalimat tanpa finite
22
verb form atau tanpa verb form sama sekali yang umumnya terdapat pada bahasa tulis
seperti notices, headlines, labels, advertisements, subheadings, web sites, dan pada
wadah lain yang pesannya disampaikan secara „block‟. Karena strukturnya yang tidak
atau dibawah kalimat pada umumnya atau merupakan block language, non-sentential
headlines akan berupa minor sentences, non-finite clauses, dan frasa.
Istilah block language diperkenalkan oleh Strauman (1935), orang pertama
yang mempelajari headlines. Menurut Mardh (1980:12), Strauman mendefinisikan
block language sebagai salah satu jenis ungkapan linguistik yang terdapat pada
telegram, judul buku, diaries, iklan, resep, kamus, katalog, poster dan label,
headlines, dll. Senada dengan Strauman, Quirk (1985:845) berpendapat bahwa block
language merupakan jenis ungkapan linguistik yang terdapat pada label, judul,
pemberitahuan, headlines, dan iklan.
Quirk (1985:845) menyatakan,
“Simple block languagemessages are most often nonsentences, consisting of a
noun or noun phrase or nominal clause in isolation; no verb is needed,
because all else necessary to the understanding of the message is furnished by
the context.”
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pesan sederhana block language umumnya
bukan berupa kalimat utuh atau nonsentences, terdapat sebuah nomina, frasa nomina,
atau klausa nominal yang terpisah; tidak memerlukan kata kerja, karena pemahaman
terhadap pesan dipermudah oleh konteks.
Untuk memperjelas pendapat di atas, penulis menambahkan pendapat yang
dikemukakan oleh Quirk (1985:845),
23
“Some forms of block language have recognizable clause structures. Those
forms deviate from regular clause structures in omitting closed-class items of
low information value, such as the finite forms of the verb BE and the articles,
and other words that may be understood from the context.”
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa bentuk lain dari block language
memiliki struktur klausa yang dapat dikenali. Bentuk-bentuk tersebut berbeda atau
menyimpang dari struktur klausa reguler atas penghilangan terhadap hal-hal yang
kadar informasinya rendah, seperti bentuk finite verb „be‟ dan artikel, dan kata-kata
lainnya yang dapat dipahami melalui konteks. Alasan penggunaan block language
adalah keterbatasan ruang tulis dan adanya tujuan untuk menginformasikan pesan
dengan cepat dan reduksi sintaktis.
Menurut Mardh (1980:12) block language dikategorikan oleh unsur leksikal
yang lebih rendah dari kalimat seperti dependent clause (contoh, How coal is the
future), frasa nomina (contoh, Drivers in panic over fuel strike), dan penghilangan
kata-kata yang kadar informasinya dianggap rendah seperti articles dan bentuk finite
dari verba be (contoh, Shakespeare Play Immoral Says Minister).
2.4.3.1 Minor Sentences
Minor sentences adalah kalimat tanpa finite verb form atau tanpa verb form
sama sekali. Crystal (2006:216) membagi jenisnya sebagai berikut: ucapan salam
untuk situasi sosial (misalnya,Hello,Thanks), interjeksi emosional (misalnya,Eh?,
Ugh!), peribahasa atau pepatah (misalnya,Easy come, easy go), bentuk singkatan di
24
kartu pos, instruksi atau komentar (misalnya,wish you were here), dan kata atau frasa
yang digunakan sebagai seruan, pertanyaan, dan perintah (misalnya,Nice day!,Taxi?).
2.4.3.2 Non-finite Clauses
Biber et al. (1999:259, 262) berpendapat bahwa non-finite clause pada
umumnya merupakan dependent clause yang biasa muncul di dalam sebuah kalimat
dibarengi dengan main clause. Namun dalam kondisi tertentu, dependent clause dapat
digunakan secara terpisah terutama dalam block language. Non-finite clause menurut
Leech (2006) adalah klausa yang tidak memiliki non-finite verb phrase dan terbagi
atas infinitive clauses (contohnya, To get the jobwas what he really wanted.), -ing
clauses (contohnya, Walking home, I got very tired.), dan –ed clauses (contohnya,
The work finished, we could leave early. Ketiga klausa tersebut dapat memiliki
peranan sebagai subjek, objek langsung, atau komplemen.
Praskova (2009:24) membagi dua jenis headlines yang merupakan non-finite
clauses, yaitu:
a) Headlines dengan verba past participle yang umumnya mengacu pada masa
lampau, contoh: Wind turbine destroyed by storm yang memiliki kemungkinan
interpretasi (A/The) Wind turbine was/has been destroyed by (a/the) storm. Contoh
headline tersebut, menurut Biber (1999:167), merupakan headline berbentuk pasif
yang jarang ditemukan dalam percakapan, namun sering ditemukan dalam berita.
25
b) Headlines dengan to-infinitive yang biasanya mengacu pada masa yang akan
datang. Contoh: Winehouse to be questioned by police, yang memiliki kemungkinan
interpretasi Winehouse is going to/is to/will be questioned by (the) police.
2.4.3.3 Frasa
Richard et al. (1985) mengatakan “a phrase is a group of words which forms
a grammatical unit. A phrase does not contain a finite verb and does not have a
subject-predicate structure”, pendapat tersebut menyatakan bahwa frasa adalah
gabungan kata yang membentuk unit gramatikal. Frasa tidak mengandung finite verb
dan tidak memiliki struktur subjek-predikat.
Roberts(1964), mengatakan: the term phrases here to mean sometimes group
of words and sometimes single word. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa frasa
terkadang merupakan sekelompok kata dan terkadang satu kata tunggal.
Dari dua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa frasa merupakan satu
atau gabungan kata yang bersifat nonpredikatif.
Hariyono (2002:181) dalam tata bahasa Inggris, frasa atau phrase dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa
adverbia, dan frasa preposisi.
2.4.3.3.1 Noun phrase (Frasa Nomina)
Noun phrase (Frasa Nomina) adalah frasa yang dapat berfungsi sebagai
subyek atau obyek dalam sebuah kalimat,
26
Contoh:
(9) The beautiful girl over there is my sister.
(10) He is the governor of West Java.
Kata the pada contoh (9) merupakan sebuah determiner yang membentuk frasa
nomina. Wishon & Burks (1980) mengklasifikasikan menjelaskan determiners
sebagai berikut: “determiners give different degrees of specifity to the nouns to
modify.”
Selanjutnya Wishon & Burks (1980) mengklasifikasikan empat jenis determinator
berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Determiners berbentuk counters and measures, yang digunakan dengan count nouns
seperti a, an, one, two, first, second, few, a few, many (more, most), several, no, both,
all, some, any, enough.
2. Determiners berbentuk qualifiers yang digunakan dengan mass nouns seperti much
(more, most), a lot of, little, a little, no, all, some, any, enough.
3. Determiners berbentuk pointers, yang digunakan baik dengan mass nouns maupun
count nouns kecuali untuk these dan those yang hanya digunakan untuk count nouns
saja. Determiners berbentuk pointers ini, yaitu: this, that, these, those, either, neither,
the.
4. Determiners berbentuk possessives digunakan baik dengan mass nouns maupun count
nouns seperti my, yours, his, her, its, our, their.
27
Quirk et al (1991) mengklasifikasikan determiners sebagai berikut:
Predeterminers, ie all items which can precede any central determiners (including
zero article) in a noun phrase, eg: all, both, double. Contoh: all the furniture.
Central determiners, including those items listed in 5.22ff, eg the article such as this,
some. Contoh: Some new office furniture, all those fine musicians.
Postdeterminers, which follow central determiners but precede premodifiers, eg
adjectives. Postdeterminerss include eg numerals,such as many, few, several. Contoh:
the few survivors.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa determiners merupakan
pembatas makna nomina yang mengikuti atau mendahuluinya.
2.4.3.3.2 Verb Phrase (Frasa Verba)
VerbPhrase (frasa verba) adalah frasa yang terdiri dari gabungan kata kerja
bantu (auxillaryverb) dengan kata kerja (verba) yang membentuk suatu bentuk waktu
(tense) tertentu.
Contoh:
(11) I will take a bath.
(12) I have taken a bath.
28
2.4.3.3.3 Adjective Phrase (Frasa Adjektiva)
AdjectivePhrase (frasa adjektiva) adalah frasa yang berfungsi sebagai kata
sifat untuk menerangkan kata benda.
Contoh:
(13) The old building is scary.
2.4.3.3.4 Adverb Phrase (Frasa Adverbia)
AdverbPhrase (frasa adverbia) adalah frasa yang berfungsi sebagai keterangan.
Contoh:
(14) He is crying very loudly.
2.4.3.3.5 Prepositional Phrase (Frasa Preposisi)
Frasa preposisi berfungsi sebagai penghubung antara frasa nomina yang diikuti dan
struktur yang mendahuluinya.
Contoh:
(15) He is sitting in the garden.
Quirk et al (1999: 62-63) membagi frasa dalam lima kategori, yaitu: Verb Phrase,
Noun phrase, Adjective Phrase, Adverb Phrase, dan Prepositional Phrase.