2.1 definisi komunikasieprints.umm.ac.id/53986/3/bab ii.pdf7 bab ii tinjauan pustaka 2.1 definisi...

23
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Komunikasi Carey dalam Alo Liliweri (2002) mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses ritual yang mengemukakan informasi melalui dua model, yakni model transmisi yang berarti merepresentasikan pertukaran keyakinan atau informasi, dan komunikasi sebagai pola dasar dalam menarik orang lain untuk bergabung dalam kelompok. Berbeda dengan Effendy (1989) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang yang bermakna pikiran dan perasaan yang dilakukan sesorang kepada orang lain secara langsung atau tidak langsung dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku. Misalnya seorang ibu yang menelpon anaknya yang ada di perantauan untuk beribadah, termasuk dalam proses komunikasi. Selain konsep tersebut, Harold Lasswell mengemukakan komunikasi adalah sebuah proses siapa yang menyampaikan pesan, apa yang disampaikan, melalui media apa disampaikannya, kepada siapa pesan disampaikan, bagaimana tanggapannya (Wiryanto,2004). Menurut peneliti konsep yang diusung oleh Effendy adalah konsep yang tepat untuk menjabarkan komunikasi yang berhubungan dengan budaya dalam bentuk ritual.Karena pesan dari sebuah komunikasi tidak hanya berupa kata-kata melainkan sebuah lambang pula.

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Komunikasi

    Carey dalam Alo Liliweri (2002) mendefinisikan komunikasi adalah suatu

    proses ritual yang mengemukakan informasi melalui dua model, yakni model

    transmisi yang berarti merepresentasikan pertukaran keyakinan atau informasi, dan

    komunikasi sebagai pola dasar dalam menarik orang lain untuk bergabung dalam

    kelompok. Berbeda dengan Effendy (1989) mengemukakan bahwa komunikasi

    adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang yang bermakna

    pikiran dan perasaan yang dilakukan sesorang kepada orang lain secara langsung atau

    tidak langsung dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku.

    Misalnya seorang ibu yang menelpon anaknya yang ada di perantauan untuk

    beribadah, termasuk dalam proses komunikasi. Selain konsep tersebut, Harold

    Lasswell mengemukakan komunikasi adalah sebuah proses siapa yang

    menyampaikan pesan, apa yang disampaikan, melalui media apa disampaikannya,

    kepada siapa pesan disampaikan, bagaimana tanggapannya (Wiryanto,2004).

    Menurut peneliti konsep yang diusung oleh Effendy adalah konsep yang tepat

    untuk menjabarkan komunikasi yang berhubungan dengan budaya dalam bentuk

    ritual.Karena pesan dari sebuah komunikasi tidak hanya berupa kata-kata melainkan

    sebuah lambang pula.

  • 8

    2.1.1 Unsur Komunikasi

    Berdasarkan definisi komunikasi oleh Harold Lasswell, terdapat unsur

    komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :

    a. Sumber, bisa juga disebut pengirim (sender), komunikator.

    Sumber adalah pihak yang mempunya kebutuhan untuk berkomunikasi,

    sepertii individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.

    b. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Dalam

    bentuk seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan,

    nilai, gagasan atau simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna.

    c. Media atau saluran, alat yang digunakan untuk mengirim pesan dari sumber

    kepada penerima.

    d. Penerima, disebut juga komunikanadalah pihak yang menerima pesan dari

    sumber.

    e. Efek, apa yang terjadi pada penerima, saat ia menerima pesan (Mulyana,

    2008:69-71)

    Dari lima unsur Harols Lasswell diatas, Cangara (2002:53) menambahkan dua

    unsur dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi”, yaitu:

    f. Tanggapan Balik (feedback), menurut Porter and Samovar, umpan balik

    adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkin menilai

    keefektifan komunikasi yang dilakukan.

  • 9

    g. Lingkungan, lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat

    mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor disini dapat digolongkan atas

    empat macam, yakni lingkungan fisik, sosial budaya, lingkungan psikologis,

    dan dimensi wakt

    2.1.2 Proses Komunikasi

    Dalam proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses komunikasi

    secara primer dan secara sekunder.

    a. Proses Komunikasi Secara Primer

    Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau

    perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)

    sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah

    bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya, yang secara langsung

    mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

    Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas

    karena hanya bahasa-lah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada

    orang lain.

    Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga

    terekspresikan secara fisik. Tetapi, mengapaikan tangan, atau memainkan jari-jemari,

    atau mengedipkan mata, atau menggerakan anggota tubuh lainnya, hanya dapat

    mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas)

  • 10

    Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat, seperti asap, pentongan,

    bedug, sirene, dan lain-lainnya, serta warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua

    lambang itu amat terbatas kemampuannya kepada orang lain.

    Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi

    memang melebihi kial, isyarat dan warna dalam hal kemampuan menerjemahkan

    pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa.Namun demi sebuah

    keefektifitasan komunikasi lambang-lambang tersebut sering dipadukan

    penggunaannya.

    Berdasarkan paparan di atas, pikiran atau perasaan seseorang baru akan

    diketahui ketika ada dampaknya kepada orang lain,apabila ditransmisikan dengan

    menggunakan media primer tersebut, yakni lambang-lambang. Dengan perkataan

    lain, pesan (message) yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari

    isi (The Content) dan lambang (symbol). Dengan demikian kita dapat mengetahui

    betapa bahasa sangat penting dalam proses komunikasi. ( Effendy, 1986: 15-16)

    a. Proses komunikasi secara sekunder

    Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

    seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

    kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

    Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

    komunikasinya, dikarenakan komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang

  • 11

    relatif jauh atau jumlahnya banyak.surat, telepon, teleks, surat kabar, radio, televisi

    dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

    Pada umumnya ketika kita berbicara di dalam masyarakat, yang dinamakan

    media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan diatas.Jarang

    sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan

    bahasa sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran atau perasaan

    yang dibawanya, menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat

    dipisahkan. Pada akhirnya seiring berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

    kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication) mengalami

    kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan

    komunikasi berlambang gambar dan warna.

    Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan

    media yang dapat diklarifikasikan sebagai media massa (mass media) dan media nir-

    massa atau media non-massa. (Effendy, 1986: 21-23).

    2.1.3 Fungsi Komunikasi

    William I Gorden dalam buku Mulyana (2008:24-33) membangi fungsi

    komunikasi menjadi empat dan saling berhubungan, yaitu:

    1. Komunikasi sosial

    Komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri,

    untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari

  • 12

    tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan

    memupuk hubungan dengan orang lain.

    2. Komunikasi Ekspresif

    Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain,

    namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk

    menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut

    dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.

    3. Komunikasi Ritual

    Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang

    biasanya dilakukan secara korelasi.Suatu komunitas sering melakukan

    upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, para

    antropolog menyebutnya rites of passage.Mereka yang berpartisipasi dalam

    bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka

    kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama

    mereka.

    4. Komunikasi Instrumental

    Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum yaitu:

    menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan ,

    dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

    Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform)

    mengandung muatan persuasif dalam arti pembicara menginginkan

    pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya

    akurat dan layak diketahui.

  • 13

    2.1.4 Model Komunikasi

    Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Serba Ada Serba

    Makna” membagi model komunikasi menjadi tujuh model, yakni:

    a. Komunikasi satu arah dan Sellf-Action

    Komunikasi satu arah ialah pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan

    tidak dikehendaki adanya umpan balik dari penerima pesan.Para ahli

    mengatakan bahwa model ini pesannya sangat terpusat.

    b. Komunikasi Dua Arah dan Interaksi

    Model ini memberi kedudukan sama kepada pengirim pesan dan penerima

    pesan. Penerima pesan mendapat kesempatan untuk memberikan umpan balik

    atas pesan yang diberikan oleh pengirim pesan.Pada model ini fokusnya pada

    penerima.

    c. Komunikasi Transaksi

    Model yang membuat komunikasi menjadi efektif, memfokuskan pada makna

    yang ada dalam sebuah pesan.Pada komunikasi transaksi, penerima pesan

    memberikan umpan balik kepada pengirim pesan sampai keduanya sama-

    sama memahami pesan yang telah dikirim atau disampaikan.

    d. Model Transmisi

    Model transmisi menggambarkan bahwa peran komunikasi massa sebagai

    penerima atau pemancar pesan. Pada model ini diharapkan semua elemen

    dalam komunikasi dapat digunakan dalam proses komunikasi.

  • 14

    e. Model Ritual dan Ekspresif

    Komunikasi tidak hanya dimaknai sebagai proses pertukaran pesan, tetapi

    komunikasi dimaknai sebagai representasi keyakinan dari keyakinan antara

    anggota kelompok. Terdapat berbagi partisipasi dan kesamaan perasaan dalam

    keyakinan, ideologi, dan keyakinan iman.Contohnya komunikasi yang terjadi

    dalam upacara keagamaan, festifal seni budaya dan sebagainya.

    f. Model Publisitas

    Pesan dirancang sedemikian rupa agar dapat memperkenalkan,

    memperlihatkan, mempertahankan nama dan kehormatan seseorang,

    perkumpulan orang atau organisasi, melalui publisitas. Fokus pada pesan yang

    terjadi pada proses komunikasi satu arah.

    g. Model Resepsi

    Pada model ini memfokuskan pada pesan dan penerima.Pesan yang telah

    disampaikan tergantung bagaimana penerima menerjemahkan pesan tersebut

    dan setiap orang berbeda.Contoh tayangan televisi yang memiliki rating tinggi

    diasumsikan memiliki kualitas yang bagus, namun seberapa besar

    kebenerannya tergantung resepsi setiap orang.

    2.2 Definisi Kebudaya

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

    yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal

    yang berkaitan dengan budi dan perilaku manusia.Pendapat berbeda disampaikan

    oleh sarjana lain yangmembedakan arti budaya dan kebudayaan. Budaya adalah

  • 15

    “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa.Sedangkan kebudayaan adalah

    hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut.Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan

    tersebut tidak ada, budaya dianggap sebagai singkatan dari kebudayaan.

    (Koentjaraningrat, 2002:181)

    Masyarakat seringkali mendefinisikan kebudayaan dengan

    sederhana.Memberi pengertian bahwa kebudayaan adalah seni, perlu diingat bahwa

    kebudayaan melebihi seni tersebut karena kebudayaan termasuk jaringan kehidupan

    antar manusia. Alo Liliweri (2002) mengartikan kebudayaan sebagai pandangan

    hidup dari kelompok sosial dalam bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-

    simbol yang mereka terima tanpa dipikirkan, semuanya diwariskan melalui proses

    komunikasi yang ditiru dari generasi ke generasi. Dari konsep tersebut dapat

    dipahami bahwa suatu kebudayaan dimaknai sebagai pandangan hidup yang menjadi

    kiblat manusia dalam kehidupan sehari-hari.

    Berbeda dengan Larry A. Samovar dan Richart E. Porter mengungkapkan

    kebudayaan berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayan,

    nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan wkatu, peranan, relasi ruang, konsep yang

    luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh

    sekelompok orang atau generasi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai ilmu

    pengetahuan yang ditukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang

    besar (Gudykunt dan Kim,1992). Lebih tegas Edward T.Hall mengatakan bahwa

    kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan (Edward T.Hall,

    1981).

  • 16

    Nilai adalah konsep abstrak yang dimiliki individu mengenai apa yang

    dianggap benar dan buruk, benar dan salah, diperkenankan dan tidak diperkenankan.

    Salah satu unsur yang berkaitan dengan budaya adalah kepercayaan. Unsur lain yang

    penting dalam sebuah kebudayaan adalah bahasa, sistem yang membuat kode dan

    simbol secara verbal ataupun non verbal, sesuai keperluan komunikasi yang

    dibutuhkan.

    2.3 Definisi Ritual

    Fox dalam Ni Wayan Sumitri (2016, 7) menjelaskan bahwa ritual adalah

    upacara korban yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memulihkan dan memelihara

    keselarasan hubungan dengan Tuhan, roh leluhur, dan roh alam semesta.Seperti

    dalam konteks budaya yang meliputi upacara adat, upacara kenegaraan, upacara

    keagamaan. Lain pula Dedy Mulyanal dalam bukunya yang berjudu “Ilmu

    Komunikasi: Suatu Pengantar”menggambarkan ritual sebagai peristiwa yang

    sederhana. Misalnya anak mengatakan, “Bu, Pak, saya pergi,” sebelum ia pergi

    kuliah, sambil menyalami atau mencium tangan orangtuanya. Seseorang mengatakan

    selamat pagi kepada atasannya setiap ia masuk kantor atau seseorang mengucapkan

    selamat tinggal sambilmelambaikan tangan ketika ia berpisah dengan orang yang

    dicintainya di bandara udara. Ritual-ritual kecil itu berfungsi sebagai perekat

    hubungan antar pribadi.

    Peneliti mengambil kesimpulan bahwa ritual tidak hanya dilakukan secara

    berkelompok akantetapi bisa dilakukan secara individu seperti yang dicontohkan oleh

    Deddy Mulyana.Rumahuru dalam jurnal pembangunan Vol. 12 (2014)

  • 17

    mengemukakan bahwa di Indonesia ritual dibedakan menjadi dua yaitu ritual

    kelompok dan ritual individu.

    2.4 Komunikasi Sebagai Ritual

    Menurut Carey, komunikasi lekat dengan sharing (saling berbagi), partisipasi,

    asosiasi, pengikut, dan kepemilikan akan keyakinan bersama. Praktik-praktik

    komunikasi yang dilakukan manusia pada dasarnya ditujukan untukmenjalin

    interaksi. Carey juga menjelaskan bahwa proses komunikasi pada konteks ritual juga

    tidak sekadar mengirim dan menerima pesan, akan tetapi ditujukkan untuk

    memelihara dan menjaga nilai dan norma yang sudah dibentuk sejak lama. Dapat

    diambil kesimpulan bahwa komunikasi dalam konsep ritual, memandang komunikasi

    sebagai milik bersama yang digunakan untuk menjaga dan memlihara nilai dan norma

    tertentu yang ada pada masyarakat(Tuti, 2015).

    2.5 Komunikasi Ritual

    James W. Carey dalam bukunya “Communication As Cultural Revisied

    Edision”menyebutkan bahwa, ”In a ritual definition, communication is linked to

    terms such as “sharing,” “participation,” “association,” “fellowship,” and “the

    possession of a common faith.”Komunikasi ritual pun tidak secara langsung

    ditujukan untuk menyebarluaskan informasi atau pengaruh tetapi untuk menciptakan,

    menghadirkan kembali, dan merayakan keyakinan-keyakinan ilusif yang dimiliki

    bersama.

  • 18

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi ritual adalah hal

    ikhwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan.

    Selain konsep tersebut, Hamad (2006 ; 2-3) mendefinisikan komunikasi ritual

    adalah hubungan yang erat dengan kegiatan berbagi, berpartisipasi, berkumpul,

    bersahabat, dari suatu komunitas yang memiliki satu keyakinan yang sama.

    Berdasarkan pemaparan konsep tersebut, peneliti menarik benang merah

    bahwa komunikasi ritual tidak hanya menyampaikan pesan yang berisikan simbol-

    simbol akan tetapi memiliki tujuan untuk mengubah cara pandang, berfikir, dan

    bersikap dalam menciptakan , menghadirkan kembali, dan merayakan keyakinan

    yang dimiliki bersama dapat diterapkan dengan hal-hal yang sederhana.

    Salah satu contohnya adalah komunikasi ritual yang dilakukan oleh

    masyarakat Aboge (Aliran Rebo Wage)akan membuat among atau sesaji berupa kopi

    dan air putih. Pada hari tersebut dipercaya bahwa roh keluarga atau saudara akan

    datang berkunjung, sehingga diberikan among agar para roh tersebut senang dan

    merasa dihargai. Hal tersebut merupakan penerapan komunikasi ritual antara manusia

    dengan kepercayaannya.Manusia bisa mengetahui bahwa roh tersebut merasa sedih

    dari mimpi. Berbeda dengan ritual yang diselenggarakan ketika malam jumat legi,

    masyarakat aboge akan melakukan selamatan yang dibagikan kepada tetangganya,

    terdiri dari nasi dan lauk pauk kesukaan mendiang keluarga atau saudara yang sudah

    meninggal seperti ikan bandeng, kue kering atau roti, ketan, dan buah. Pada

    selamatan tersebut komunikasi yang terjadi anatara manusia dengan manusia yang

    ada disekitarnya dalam sebuah keyakinan bersama.

  • 19

    Berbeda pula yang dibagikan oleh I Ketut Donder dalam bukunya yang

    berjudul Esensi Bunyi Gamelan Dalam Prosesi Ritual Hindu: Perspektif Filosofis,

    Psikologis, Sosiologis, dan Sains. Ritual Bhuta terfokus pada usaha berkomunikasi

    dengan kekuatan halus atau roh yang disebut Bhuta. Ketika gamelan dimainkan,

    suaranya akan mengundang setan untuk hadir.

    Masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah terdapat Tradisi Nyadran yang

    dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Dalam tradisi tersebut

    terdapat hubungan komunikasi ritual antara manusia dengan leluhur dan

    Tuhan(www.wikipedia.org/wiki/Nyadran).

    2.5.1 Karakteristik Komunikasi Ritual

    Dalam memahami komunikasi ritual, perlu untuk memahami apa yang

    menjadi karakteristik dalam komunikasi ritual, Andung (2010) menyajikan beberapa

    karakteristik Komunikasi ritual sebagai berikut :

    a. Komunikasi dimaknai sebagai kegiatan berbagi, berpartisipasi, berkumpul,

    dan bersahabat dan memiliki keyakinan bersama.

    b. Proses komunikasi ritual merujuk pada pandangan Carey menekankan bahwa

    salah satu dari model komunikasi sosial, proses komunikasi ritual tidak

    berpusatpada transfer (pemindahan) informasi, melainkan lebih

    mengutamakan sharing (berbagi) mengenai budaya bersama.

    c. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ritual adalah bahasa tutur lisan dan

    simbolik.

    http://www.wikipedia.org/wiki/Nyadran

  • 20

    d. Hal yang paling menonjol dalam komunikasi ritual adalah pemilihan simbol

    komunikasi yang unik dan berbeda.

    e. Media dimaknai sebagai pesan dalam komunikasi ritual

    2.5.2 Ciri-ciri Komunikasi Ritual

    James W. Carey dalam Hamad (2006) memberikan ciri-ciri komunikasi ritual

    sebagai berikut;

    a. Komunikasi dikaitkan denagn terminologi-terminologi seperti berbagi

    (sharing); partisipan (participation), asosiasi (association), persahabatan

    (fellowship), memiliki keyakinan yang sama (the possession of common faith),

    b. Komunikasi tidak diarahkan untuk menyebarluaskan pesan melainkan

    ditujukan untuk memelihara satu komunitas dalam satu waktu dan tidak

    diarahkan untuk memberikan informasi melainkan untuk menghadirkan

    kembali kepercayaan bersama,

    c. Proses komunikasi dalam pandangan ini diibaratkan dengan upacara suci

    (sacred ceremony) dimana setiap orang berada dalam suasana perhasahabatan

    dan kebersamaan,

    d. Penggunaan bahasa dalam komunikasi ritual tidak disedikan untuk

    kepentingan informasi tetapi untuk konfirmasi (peneguhan nilai komunitas),

    tidak untuk mengubah sikap atau pemikiran, tapi untuk menggambarkan

    sesuatu yang dianggap penting oleh sebuah komunitas, tidak untuk

    membentuk fungsi-fungsi, tetapi untuk menunjukkan sesuatu yang sedang

    berlangsung dan mudah pecah dalam sebuah proses sosial,

  • 21

    e. Dalam model komunikasi ritual, seperti dalam upacara ritual komunikan

    diusahakan terlibat dalam drama suci itu, tidak hanya menjadi penganut atau

    penonton,

    f. Agar komunikasi ikut larut dalam proses maka pemilihan simbol komunikasi

    hendaknya berakar dari tradisi komunitas itu sendiri, seperti hal-hal unik, yang

    asli, dan yang baru dari mereka.

    Berbeda dengan McQuail dan Windahl dan McQuil dalam Hamad (2006)

    yang memberikan ciri-ciri komunikasi:

    a. Komunikasi ritual atau komunikasi ekspresif bergantung pada pengertian dan

    perasaan bersama. Bersifat merayakan (celebratory), menikmati

    (consummentory) dan menghias (decorative),

    b. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi ritual biasanya bersifat

    tersembunyi (laten) dan bermakna ganda (ambigu), tergantung pada hubungan

    dan simbol yang tersedia dalam sebuah kebudayaan, bukansimbol yang dibuat

    oleh partisipan komunikasi,

    c. Medium dan pesan dalam komunikasi ritual umumnya susah dipisahkan,

    d. Simbol dalam komunikasi ritual ini berfungsi sebagai simbolisasi untuk ide-

    ide dan penilaian atas keramah-tamahan, perayaan, dan persahabatan.

    2.6 Sumber Mata Air

    Air merupakan komponen penting dalam kehidupan, ketika bangung tidur

    pertama kali yang dicarai adalah air.Sebagian dari tubuh manusia mengandung air.

  • 22

    Air sering digunakan manusia untuk kegiatan sehari hari seperti, memasak, mencuci,

    mandi, dan minum. Beberapa orang memiliki sumber air yang berbeda, ada yang

    berasal dari PDAM danada yang dari swadaya masyarakat.

    Direktotat penyehatan air Dirjen PPM dan PLP Departemn Kesehatan

    Republik Indonesia (1997:6) mata air atau air tanah adalah air yang berada di dalam

    tanah untuk memperolehnya dapat dilakukan dengan cara menggali atau dibor atau

    secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air)(http://www.academia.edu).

    Sumber mata air perlu dijaga kebersihannya agar air yang dikonsumsi

    terbebas dari penyakit. Kualitas air yang baik ialah yang langsung berasal dari

    Sumber mata air, karena masih belum tercampur oleh bahan kimia. Sumber mata air

    bisa ditemui di daerah pegunungan atau pedesaan. Proses alamiah membuat sumber

    mata air muncul dan menghidupi kebutuhan manusia.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002,

    bahwa setiap pengelola sumber mata air diwajibkan melakukan pengolahan dan

    pengawasan sumber mata air, dengan cara:

    1. Menjamin air yang diproduksi memenuhi syarat-syarat kesehatan, dengan

    melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air yang diproduksi.

    2. Melakukan pengamanan terhadap sumber mata air baku yang dikelola dari

    segala bentuk pencemaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku. Dalam melakukan pengelolaan terhadap sumber mata air yang

    memperoleh pengawasan dari pemerintah dan instansi terkait (Dinas

    Kesehatan)

  • 23

    2.7 Hubungan Sumber Mata Air dengan Komunikasi Ritual

    Sumber mata air merupakan aset terbesar yang harus dijaga keberadaannya.

    Segala cara dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dekat dengan keberadaan sumber

    mata air. Karena air adalah komponen penting dalam kehidupan manusia. Peneliti

    pernah mendengar percakapan beberapa orang bahwa

    apabila listrik padam manusia masih bisa hidup tetapi kalau air yang kering

    maka akan membuat hidup susah.

    “Penyakralan sumber mata air merupakan bentuk

    melestarikan arti penting sumber mata air dalam

    kehidupan dengan pendekatan kearifan lokal sesuai

    dengan keyakinan masyarakat bersangkutan”(Tjahjono,

    2008:97)

    Hal tersebut yang membuat masyarakat Dusun Cangar tergerak untuk

    menggagas penyakralan Sumber Mata Air Gemulo untuk melestarikan keberadaan

    sumber mata air terbesar kedua di Kota Batu melalui komunikasi ritual yang dikemas

    menjadi acara Festival Mata Air dengan pendekatan kearifan lokal masyarakat Dusun

    Cangar.

    2.8 Komunikasi Verbal

    Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dilakukan melalui kata-kata, lisan

    maupun tulisan.Melalui kata-kata dapat diungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,

    gagasan dalam menyampaikan fakta, data, dan informasi untuk saling bertukar

    perasaan dan pemikiran, bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi

  • 24

    verbal. Seperti murid yang diabsen oleh gurunya dengan berkata “hadir” sebagai

    bukti bahwa murid tersebut berada di kelas.

    2.9 Komunikasi Non-Verbal

    Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan tidak menggunakan

    kata-kata melaikan menggunakan simbol atau lambang bahasa yang tidak langsung

    diucapkan, seperti bahasa tubuh, bau, gestur, mimik (ekspresi wajah). Menurut Larry

    A. Samovar dan Richard E. Porter dikutip dari buku Dedy Mulyana yang berjudul

    “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, komunikasi nonverbal mencakup semua

    rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

    dihasilakn individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai

    pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilku yang

    disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari komunikasi secara keseluruhan.

    2.10 Festival Mata Air

    Festival Mata Air merupakan acara tahunan yang dilakukan setiap akhir

    tahun kisaran bulan Oktober sampai November dan sebagai upaya yang dilakukan

    masyarakat Dusun Cangar dalam mengkampanyekan tentang Menjaga sumber mata

    air dan lingkungan.Acara tersebut diprakarsai oleh masyaraat Dusun Cangar.

    Festifal Mata Air memiliki empat acara utama, sebagai berikut:

    Acara pertama ialah serangkaian ritual dan ruwat yang dilakukan di Sumber

    Mata Air Gemulo berupa selamatandengan membawa sesajen, doa bersama, dan

    ditutup dengan makan bersama. Acara kedua, warga berkumpul untuk

  • 25

    membersihkan area sumber mata air dari rumput dan sampah, selanjutnya menanam

    pohon dan tanaman di sekitar sumber mata air.Acara ketiga, mengarak tiga tumpeng

    dengan isian yang berbeda yaitu tumpeng nasi, tumpeng “polo pendem” artinya

    jenis tanaman yang cara penanamannya di pendam(pendem) seperti ubi, singkong,

    kacang, dan talas, dan tumpeng jajanan anak kecil seperti makanan ringan. diringi

    oleh beberapa masyarkat yang membawa “ancak” dan “ogok-ogok”. Selain

    mengarak tiga tumpeng, juga ada lesung yang ikut diarak pula.Acara keempat

    merupakan acara penutup dari Festifal Mata Air, berisi pagelaran seni dan diskusi

    dengan tema pelestarian lingkungan terutama sumber mata air.Pada acara penutup

    ini semua masyarakat berpartisipasi mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan

    lansia.Dengan menunjukkan berbagai pertunjukkan seperti drama, tarian tradisional,

    puisi, dan kesenian lainnya.

    2.11 Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan peneliti melalui data pustaka

    (literature review) ditemukan beberapa penelitian terdahulu yang memili persamaan

    dengan apa yang peneliti teliti, yaitu tentang kasus konflik Sumber Mata Air Gemulo

    Batu yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk memasak, mandi,

    mencuci,mengairi lahan pertanian dan sebagai penyuplai air ke Malang.Untuk

    menghindari adanya persamaan, peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang

    relevan dengan peneitian ini, antara lain:

  • 26

    Tabel 2.11 Uraian Penelitian Terdahulu

    Nama

    Peneliti

    Judu/

    Fokus

    Pendekatan

    Hasil Saran

    Teori Metode

    Wininda

    (201110

    0403113

    51)

    UMM

    2011

    Analisis

    Wacana

    Pada

    Pemberitaan

    Konflik

    Sumber

    Mata Air

    Gemulo

    Batu Dalam

    Kontruksi

    WWW.WA

    LHIJATIM.

    OR.ID

    Analisis

    Wacana

    Teun A.

    Van

    Dijk

    Kualitatif

    Interpretatif

    1.Pemberitaan

    hanya mengarah

    pada satu pihak

    yaitu

    masyarakat

    Umbul Gemulo,

    sehingga

    praktek

    jurnalisme

    lingkungan

    cenderung

    mengarah pada

    praktek

    jurnalisme

    advokasi.

    2. Pemilihan

    kata pejuang

    Penelitian

    perlu

    dikembang

    kan

    dengan

    metode

    dan teori

    lain selain

    Van Dijk

  • 27

    lingkungan dan

    mengancam,

    digunakan

    untuk

    mengontruksi

    bagaimana

    konflik tersebut

    berlangsung

    antara

    masyarakat

    Umbul Gemulo

    Batu, Badan

    Perencana

    Pembangunan

    Daerah Kota

    Batu, Investor

    The Rayja, dan

    Forum

    Masyarakat

    Peduli Mata

    Air, WALHI

    Jatim

  • 28

    Ahmad

    Zahir

    (201010

    3103110

    22)

    UMM

    2010

    Dinamika

    Konflik

    Antara

    Masyarakat

    dan

    Pemerintah

    Kota Dalam

    Rencana

    Pembangun

    an Hotel RR

    di Kota

    Batu

    Teori

    Ralf

    Dahrend

    orf

    Kualitatif

    Deskriptif

    Pembangunan

    Hotel RR di

    Dusun Cangar,

    Desa Bulukerto,

    Kecamatan

    Bumiaji, Kota

    Batu

    menyoalkan

    keadaan antara

    pemerintah,

    pihak hotel

    maupun

    masyarakat

    lokal mengingat

    lokasi yang

    berdekatan

    dengan sumber

    mata air.

    Disaranka

    n agar

    pemerintah

    segera

    menyelesai

    kan

    permasala

    han kasus

    sumber

    Umbul

    Gemulo.

    Dari uraian tersebut dapat dilihat adanya persamaan objek penelitian, yakni

    kasus konflik Sumber Mata Air Gemulo Kota Batu.Sedangkan perbedaanya antara

    penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada fokus penelitian, metode

    penelitian, sumber data penelitian, dan teori yang digunakan. Penelitian terdahulu

  • 29

    banyak memberikan sumbangsih mengenai konflik yang terjadi di Sumber Mata Air

    Gemulo, Saudari Wininda dalam skripsinya mengenai Analisis Wacana Pada

    Pemberitaan Konflik Sumber Mata Air Gemulo Batu Dalam Kontruksi

    WWW.WALHIJATIM.OR.ID memberikan gambaran mengenai kasus konflik

    Sumber Mata Air Gemulo yang berbeda maknanya dalam sebuah pemberitaan,

    sedangkan saudara Ahmad Zahir dalam skripsinya mengenai Dinamika Konflik

    Antara Masyarakat dan Pemerintah Kota Dalam Rencana Pembangunan Hotel RR di

    Kota Batu memberikan gambaran dari sudut pandang Sosiologi berupa alur konflik

    yang terjadi di Sumber Mata Air Gemulo Batu dari beberapa pihak yang terlibat

    seperti Pemerintah, masyarakat lokal, investor dan beberapa pihak lainnya.

    2.12 Fokus Penelitian

    Adapun fokus dari penelitian ini adalah proses komunikasi ritual yang

    dilakukan masyarakat Dusun Cangar, Bulukerto Batu dalam mempertahankan

    Sumber Mata Air Gemulo melalui Festival Mata Air. Yang peneliti maksud dengan

    proses Komunikasi ritual adalah proses interaksi, pertukaran pesan,tanggapan

    yangterjadi saat proses pelaksanaan Festival Mata Air.

    Dalam Festival Mata Air terdapat beberapa ritual yang dilakukan oleh

    masyarakat Dusun Cangar, yaitu: pertama ritual yang ada pada acara selamatan,

    kedua reboisasi di sengar sumber Gemulo, ketiga ritual yang ada pada acara arak-

    arakan tumpeng, keempat acara penutup yang diisi dengan pentas seni dan diskusi.