6.pengujian jml bhn agrt lolos no 200
DESCRIPTION
agregatTRANSCRIPT
-
modul
PENGUJIAN JUMLAH BAHAN AGREGAT LOLOS SARINGAN NO. 200
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT LITBANG JALAN DAN JEMBATAN
BALAI BAHAN DAN PERKERASAN JALAN 2008
-
i
Pengantar
-
ii
Daftar Isi
Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar isi .......................................................................................................................... ii
1. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
2. Pengambilan contoh agregat ................................................................................ 2 2.1. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk kerucut ......................... 2
2.2. Pengambilan contoh dari timbunan agregat bentuk trapesium ..................... 3
2.3. Pengambilan Contoh dari Ban Berjalan (conveyor belt) ............................... 4
2.4. Pengambilan Contoh Dari Pengangkutan ..................................................... 5
2.5. Pengambilan Contoh dari Hamparan Lapangan ........................................... 6
2.6. Pengambilan Contoh dari Sumber Agregat Potensial ................................... 7
2.7. Pengambilan Contoh Dari Sumber Batuan Padat/Kompak (massive) .......... 8 2.1.1. Pengambilan contoh dari truk pengangkut atau dari bak mesin
penampung ....................................................................................... 2
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 1
PENGUJIAN JUMLAH BAHAN AGREGAT LOLOS SARINGAN NO.200
1. Pendahuluan Pengambilan contoh dan pengujian merupakan dua hal yang sangat penting dalam fungsi pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas produksi apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh dan prosedur pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar. Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji material adalah kegagalan untuk mengambil contoh yang mewakili. Apabila contoh yang dikirim ke laboratorium tidak mewakili kondisi bahan yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan apabila digunakan, mungkin menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh harus dilakukan dengan prosedur standar, baik Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun AASHTO atau ASTM atau standar internasional yang lain. Pengujian laboratorium terhadap sifat-sifat fisik agregat yang digunakan sebagai bahan baku, meliputi untuk : Ukuran butir, yaitu dengan melakukan analisa saringan Gradasi, yaitu dengan melakukan analisa saringan Kebersihan, yaitu dengan melakukan analisa saringan basah Kekerasan, yaitu dengan melakukan uji abrasi/keausan dengan mesin abrasi Bentuk partikel, yaitu dengan melakukan uji partikel ringan pada egregat, uji
kepipihan agregat, Tekstur permukaan agregat, yaitu dengan melakukan uji angularitas, Kelekatan terhadap aspal, yaitu dengan melakukan pengujian kelekatan
agregat terhadap aspal,
Hasil pengujian akan menentukan penerimaan atau penolakan, baik bahan maupun hasil pekerjaan, maka pengujian harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Pengujian agregat diperlukan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik agregat sebelum digunakan sebagai bahan campuran beraspal.
Jenis pengujian agregat diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1.a. Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Kasar
Jenis Pengujian Standar Pengujian 1. Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 SNI 03-2417-200X
2. Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991
3. Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat
SNI 03-3407-1994
4. Material lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996
5. Agregat kasar bentuk pipih, lonjong, atau pipih dan lonjong (**)
RSNI T-01-2005
6. Angularitas SNI 03-6877-2002
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2006 Catatan : (*) 95/90 menunjukkan 95 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90 %
agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih (**) Pengujian dengan perbandingan lengan alat uji terhadap poros 1 : 5
Tabel 1.b. Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Halus
Jenis Pengujian Standar Pengujian 1. Nilai Setara Pasir SNI 03-4428-1997 2. Material Lolos Saringan No. 200 SNI 03-4142-1996 3. Angularitas SNI 03-6877-2002
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3. campuran beraspal panas, Desember 2006
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 2
2. Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Lolos Saringan No. 200
Alat dan prosedur pengujian mengacu pada SNI 03-4142-1996
a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no. 200 dengan cara pencucian.
Tujuan pengujian untuk mengetahui persen jumlah agregat yang lolos saringan no. 200. Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no. 200, dinyatakan dengan persen dari selisih berat contoh sebelum dan sesudah pencucian, yang merupakan bahan halus yang terkandung dalam agergat.
Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, dan cara pengujian jumlah agregat yang lolos aringan no. 200 (0,075 mm).
b. Peralatan
Saringan no 200 (0,075 mm) dan no. 16 (1,18 mm) Wadah untuk mencuci contoh Timbangan (ketelitian maksimum 0,1 % berat benda uji) Oven, dilengkapi dengan pengatur suhu (110 5)oC
c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji dan Bahan Pembersih
Siapkan benda uji dalam kondisi kering oven dengan berat sesuai ketentuan ukuran maksimum agregat (Tabel 1.)
Tabel 1. Ketentuan berat kering minimum benda uji
Ukuran maksimum agrgat Berat kering minimum benda uji
Ukuran saringan mm gram
No. 8 2,36 100 No. 4 4,75 500 3/8 9,50 1000 3/4 19,0 2500
1 1/2 38,1 5000
Siapkan bahan yang digunakan untuk pembersih (detergent atau sabun) untuk mempermudah pemisahan bahan halus yang melekat pada agregat
c.2. Persiapan Peralatan
Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian.
Gambar 1.a. Saringan dan wadah untuk mencuci
Gambar 1.b. Timbangan Gambar 1.c. Pengering oven
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 3
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Pencucian Menggunakan Air
1). Timbang wadah tanpa dan dengan benda uji, untuk mendapatkan berat benda uji.; (Gambar 2.)
2). Masukkan benda uji ke dalam wadah dan tambahkan air hingga seluruh benda uji terendam; (Gambar 3.)
3). Aduk benda uji atau goyang-goyang wadah sehingga butir-butir halus terpisah dari butir-butir kasar dan butir-butir halus melayang dalam air; (Gambar 4.)
4). Tuangkan air dan benda uji ke dalam saringan yang telah disusun (saringan no. 16 yang dibawahnya dipasang saringan no. 200); (Gambar 5.)
5). Kembalikan benda uji ke dalam wadah, tambahkan air dan goyang-goyang; kemudian tuangkan air dan benda uji ke dalam saringan; (Gambar 6.)
6). Lakukan hal di atas sampai air pencuci agregat benar-benar jernih; (Gambar 7.)
Gambar 2. Timbang benda uji Gambar 3. Masukkan air kedalam wa-dah berisi benda uji hingga terendam
Gambar 4. Aduk dan goyang-goyang-kan wadah hingga butir halus terpisah
dan melayang dalam air
Gambar 5. Tuangkan ke saringan yang telah disusun (no. 16 dan
no. 200)
Gambar 6. Kembalikan ke dalam wa-dah, tambah air dan goyang-goyang,
kemudian tuangkan ke saringan
Gambar 7. Lakukan seterusnya hing-ga air pencuci benar-benar jernih
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 4
7). Masukkan sisa contoh yang tertahan pada saringan no. 16 dan no. 200 ke dalam wadah dan keringkan dalam oven pada suhu (110+5)0C sampai beratnya tetap; (Gambar 8.)
8). Kemudian timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 % dari berat benda uji; (Gambar 9.)
d.2. Perhitungan :
Hitung persen bahan agregat yang lolos saringan no. 200, dengan rumus :
- Berat kering benda uji awal : W3 = W1 W2 - Berat kering benda uji sesudah pencucian : W5 = W4 W2 - Bahan lolos saringan no. 200 : W6 = {(W3-W5) / W3} x 100 %
dimana : W1 = Berat kering benda uji + wadah [gram] W2 = Berat wadah [gram] W3 = Berat kering benda uji awal [gram] W4 = Berat kering benda uji sesudah pencucian + wadah [gram] W5 = Berat kering benda uji sesudah pencucian [gram] W6 = % bahan lolos saringan no. 200
d.3. Pencucian Mengunakan Bahan Pelarut
Pencucian dengan menggunakan bahan pelarut pada dasarnya sama dengan yang diuraikan di atas, kecuali ke dalam air yang digunakan pertama kali merendam contoh ditambahkan bahan pelarut.
Gambar 8.a. Masukkan ben-da uji yang tertahan # no.
16 dan no. 200 kedalam ma-sing-masing wadah
Gambar 8.b. Keringkan masing-masing wadah dalam oven pada suhu
(110+5)0C
Gambar 9. > Timbang benda uji yang
tertahan # no. 16 dan no. 200
Gambar 8.c. Keluarkan dari oven
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 5
Contoh hasil pengujian lihat Tabel 2.
Tabel 2. Contoh Hasil Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat Yang Lolos Saringan No. 200 (0,075 mm)
No. Contoh 1/5
Ukuran Maksimum Agregat No. 4 (4,75 mm) Satuan
I II Berat Kering Benda Uji + Wadah (W1)
Berat Wadah (W2)
Berat Kering benda Uji Awal (W3) = (W1 W2)
800
150
650
825
125
700
Gram
Gram
Gram
Berat Kering Benda Uji Sesudah
Pencucian + Wadah (W4)
Berat Kering Benda Uji Sesudah
Pencucian (W5) = (W4 W2)
780
630
680
680
Gram
Gram
Persen Bahan Lolos Saringan
No. 200 (0,075 mm)
W6 = {(W3-W5) / W3} x 100 %
3,0
2,8
%
Hasil I = %
Hasil II = %
Rata-rata = (I + II) / 2
2,9
%
-
Pengujian Jumlah Bahan Agregat Lolos Saringan N0. 200 .
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 6