68954212-kelompok-1-fonologi

32
20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang pelajar bahasa akan menemui unsur-unsur dalam bahasa kedua atau asing mudah, dan unsur-unsur yang lain sangat sukar. Agar para pengajar dapat meramalkan kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar, mereka haruslah mengadakan suatu analisis konstrastif antara bahasa yang dipelajari dan bahasa yang digunakan pelajar sehari-hari, khususnya dalam komponen-komponen fonologi, morfologi, kosakata dan sintaksis. Pengertian analisis konstrastif dapat ditelusuri dengan melihat dua kata yang menjadikannya satu frasa. Kedua kata tersebut adalah kata analisis (analisys) dan kata konstrastif (contrast) yang berasal dari kata kontras. Secara harfiah, kamus Oxford menyebutkan bahwa analyisys adalah penyelidikan terhadap sesuatu dengan cara menguji bagian-bagiannya. Contrast dipaparkan memperbandingkan dua hal agar perbedaan diantara keduanya tampak jelas. Menurut Musthofa (2008), analisis kontrastif adalah atau lebih populer disingkat anakon adalah kegiatan memperbandingkan struktur bahasa ibu atau bahasa pertama (Bl) dengan bahasa yang diperoleh atau dipelajari sesudah bahasa ibu yang lebih dikenal dengan

Upload: agus-setiawan

Post on 06-Aug-2015

157 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang pelajar bahasa akan menemui unsur-unsur dalam bahasa kedua

atau asing mudah, dan unsur-unsur yang lain sangat sukar. Agar para pengajar

dapat meramalkan kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar, mereka haruslah

mengadakan suatu analisis konstrastif antara bahasa yang dipelajari dan bahasa

yang digunakan pelajar sehari-hari, khususnya dalam komponen-komponen

fonologi, morfologi, kosakata dan sintaksis.

Pengertian analisis konstrastif dapat ditelusuri dengan melihat dua kata

yang menjadikannya satu frasa. Kedua kata tersebut adalah kata analisis (analisys)

dan kata konstrastif (contrast) yang berasal dari kata kontras. Secara harfiah,

kamus Oxford menyebutkan bahwa analyisys adalah penyelidikan terhadap

sesuatu dengan cara menguji bagian-bagiannya. Contrast dipaparkan

memperbandingkan dua hal agar perbedaan diantara keduanya tampak jelas.

Menurut Musthofa (2008), analisis kontrastif adalah atau lebih populer

disingkat anakon adalah kegiatan memperbandingkan struktur bahasa ibu atau

bahasa pertama (Bl) dengan bahasa yang diperoleh atau dipelajari sesudah bahasa

ibu yang lebih dikenal dengan bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi

perbedaan kedua bahasa tersebut.

Menurut Fisiak (1981) bahwa analisis konstrastif adalah suatu cabang ilmu

linguistik yang mengkaji perbandingan dua bahasa atau lebih, tau sub-sistem

bahasa, dengan tujuan untuk menentukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-

persamaan bahasa-bahasa tersebut.

James (1980) berpendapat bahwa analisis konstrastif ialah suatu aktivitas

linguistic yang bertujuan menghasilkan tipologi dua bahasa yang kontrastif, yang

berdasarkan asumsi bahwa bahasa-bahasa itu dapat dibandingkan. Selanjutnya

James mengatakan, analisis konstrastif ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni (1)

sebagai suatu studi “antarbahasa” (interlanguage). Yang dimaksud James dalam

Page 2: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

hal ini adalah studi bagaimana seseorang yang mempelajari Bahasa Target (BT)

secara bertahap berubah dari seorang monolingual menjadi seorang bilingual, dan

disebut sebagai studi diakronik antarbahasa. Sudut pandang (2) adalah analisi

konstrastif sebagai studi yang murni dan terapan. Sudut pandang (3) ialah analisis

konstrastif dan kedwibahasaan. Kedwibahsaan (bilingual) mengacu pada

penguasaan dua bahasa oleh seorang individu atau suatu masyarakat. Yang mejadi

perhatian James ialah bagaiman seorang yang monolingual menjadi bilingual.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa analisis kontrastif adalah

pemahaman antardua bahasa, yaitu bahasa pertama (Bahasa Sumber) dengan

bahasa kedua (Bahasa Target), dengan cara membandingkannya, mencari

persamaan, kemiripan, dan perbedaan guna memberikan peta konsep kepada

pembelajar agar lebih mudah dalam mempelajari B2.

B. Dasar Utama Analisis konstrastif

Dasar utama analisis konstrastif adalah behaviorisme. Behaviorisme

adalah ilmu jiwa tingkah laku. Kaitannya dengan pemerolehan bahasa,

behaviorisme adalah aliran yang mempercayai bahwa seorang telah memiliki

dasar kebahasaan sebelum dirinya mempelajari bahasa lainnya. Terdapat dua hal

yang menjadi titik tolak dari behaviorisme ini, yaitu kebiasaan dan kesalahan.

Kaitannya dengan bahasa, kebiasaan dan kesalahan yang dimaksudkan adalah

kebiasaan berbahsa dan kesalahan berbahasa.

Aliran psikologi tingkah laku menjelaskan pengertian tingkah laku melalui

aksi dan reaksi, atau rangsangan yang menghasikan tanggapan (respon).

Rangsangan yang berbeda menghasilkan tanggapan yang berbeda pula. Hubungan

antara rangsangan tertentu dengan tanggapan tertentu menghasilkan kebiasaan.

Kebiasaan ini dapat terjadi dengan cara peniruan dan penguatan.

Ada dua karakteristik kebiasaan. Pertama kebiasaan yang dapat diamati.

Kebiasaan ini berupa kegiatan atau aktivitas yang dapat dilihat atau diraba. Kedua,

kebiasaan yang bersifat mekanis atau otomatis. Kebiasaan ini terjadi secara

spontan, tanpa disadari dan sukar dihilangkan.

Page 3: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Di dalam pemerolehan B1 (bahasa sumber), anak-anak menguasai bahasa

ibunya melalui peniruan. Peniruan ini biasanya diikuti oleh pujian atau perbaikan.

Melalui kegiatan menirukan, anak-anak mengembangkan pengetahuannya

mengenai struktur dan pola bahasa ibunya. Peristiwa semacam ini terjadi pula

dalam pemerolehan B2 (bahasa target). Melalui peniruan dan penguatan para

siswa mengidentifikasi hubungan antara rangsangan dan tanggapan yang

merupakan kebiasaan dalam ber-B2.

C. Hipotesis Analisis Konstrastif

Perbandingan antara struktur B1 dengan B2 yang akan dipelajari oleh para

siswa menghasilkan identifikasi perbedaan antara kedua bahasa tersebut.

Perbedaan itu merupakan dasar untuk memperkirakan butir-butir yang

menimbulkan kesulitan belajar bahasa dan kesalahan berbahasa yang dihadapi

oleh para siswa. Berpijak dari timbulnya kesulitan belajar dan kesalahan

berbahasa inilah muncul hipotesis analisis konstrastif.

Ada dua jenis hipotesis analisis konstrastif (Mustafa, 2008). Pertama,

hipotesis bentuk lemah. Hipotesis ini menyatakan bahwa analisis kontrastif

hanyalah bersifat diagnostik Karena itu analisis kontrastif dan analisis kesalahan

harus saling melengkapi. Analisis kontrastif menetapkan kesalahan mana

termasuk ke dalam kategori yang disebabkan oleh perbedaan Bl dan B2. Analisis

kesalahan berbahasa mengidentifikasi kesalahan di dalam korpus bahasa siswa.

Kedua, hipotesis bentuk kuat. Hipotesis ini menyatakan bahwa semua kesalahan

dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara Bl dengan

B2 yang dipelajari oleh siswa. Hipotesis ini didasarkan pada asumsi-asumsi

berikut.

1. Penyebab utama kesulitan belajar dan kesalahan dalam pengajaran bahasa

target adalah interferensi bahasa sumber.

2. Kesulitan belajar itu sebagai atau seluruhannya disebabkan oleh perbedaan

antara bahasa sumber dan bahasa target.

3. Semakin besar perbedaan antara bahasa target dan bahasa sumber semakin

besar pula kesulitan belajat yang timbul.

Page 4: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

4. Hasil perbandingan antara bahasa sumber dan bahasa target diperlukan

untuk meramalkan kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam belajar

bahsa target.

5. Unsur-unsur yang serupa antara bahasa target dan bahsa sumber akan

menimbulkan kesukaran bagi siswa.

6. Bahan pengajaran dapat disusun secara tepat dengan membandingkan kedua

bahasa itu, sehingga apa yang harus dipelajari siswa merupakan sejumlah

perbedaan yang disusun berdasarkan analisis konstrastif.

Dalam Studi AKON perlu dijajaki secara sistematis persamaan-persamaan

dan perbedaan-perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa target. Ini dapat dikaji

dalam dua tataran yang luas, yakni (1) tataran mikrolinguistik dan (2) tataran

makrolinguistik. Komponen-komponen mikrolinguistik ialah fonologi (sistem

fonem), kemudian morfologi (pembentukan kata dan kosakata), sintaksis (sistem

pembentukan kalimat), dan semantik (perubahan makna).

D. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang terkait dengan judul di atas sangat luas, sehingga tidak

mungkin permasalahan yang ada itu dapat terjangkau dan terselesaikan semua.

Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan masalah sehingga persoalan yang akan

diteliti menjadi jelas. Dalam makalah ini perlu membatasi ruang lingkup dan

pemfokusan masalah, sehingga persoalan yang diteliti menjadi jelas dan

kesalahpahaman dapat dihindari. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Konstrastif, mengenai hakikat, dasar utama, dan hipotesis

penelitian.

2. Pengkajian AKON secara sistematis persamaan-persamaan dan perbedaan-

perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa target dalam tataran fonetik.

3. Meramalkan kesulitan belajar siswa dalam kajian AKON fonetik.

Page 5: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

E. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusuan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hakikat AKON.

2. Untuk mengatahui perbedaan dan persamaan fonetik antara Bahasa Arab

dan Bahasa Indonesia.

3. Untuk meramalkan tingkat kesulitan.

Adapun tujuannya yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kontrastif

dan Analisis kesalahan.

Page 6: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

BAB II

Konsep Dasar Bahasa Indonesia Dan Bahasa Arab

A. Pengertian Fonologi

Fonologi secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dam logi

yaitu ilmu. Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis,

dan membicarakan runtutan binyi-bunyi bahasa. Menurut hierarki satuan bunyi

yang menjadi objek studinya, fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik.

1. Pengertian Fonetik

Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa

memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna

atau tidak.1

AKON fonologi antara bahasa sumber dan bahasa target yang

dibandingkan adalah fonem-fonem dalam bahasa sumber dan bahasa target untuk

melihat bunyi-bunyi manakah yang mudah dikuasai oleh pelajar bahasa target,

dan manakah yang berbeda atau tidak ada dalam bahasa sumber. Fonem-fonem

tersebut terbagi Fonem segmental (bunyi konsonan, vokal dan diftong) dan

Fonem suprasegmental (jeda, tekanan, dan nada).

Fonem segmental

Segmental adalah fonem yang bisa dibagi. Contohnya, ketika kita

mengucapkan “Bahasa”, maka nomina yang dibunyikan tersebut (baca: fonem),

bisa dibagi menjadi tiga suku kata: ba-ha-sa. Atau dibagi menjadi lebih kecil lagi

sehingga menjadi: b-a-h-a-s-a.

a. Klasifikasi vokal

Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi

lidah dan bentuk mulut.

Bahasa Arab memiliki tiga vokal pendek atau vokal utama ( الصوائت

) yaitu /a/ atau ,( القصيرة � ), /i/ atau ( ) dan /u/ ( ). Dan vokal panjang

الطويلة yaitu alif, Waw, dan Ya.2 ( (الصوائت

1 Abdul Chaer, Linguistik Umum. ( Jakarta: Rineka Cipta,2007) h. 1132 Syafrudin Tajudin, Lc., MA, Ilmu Dalalah ( Jakarta : Maninjau ) h. 61

Page 7: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Bahasa Indonesia memiliki enam vokal, yaitu /i/, /a/, /u/, /e/, /o/, /ə/.

b. Klasifikasi konsonan

Bunyi-bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan tiga kriteria, yaitu

posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikulasi.

Konsonan dalam bahasa Arab baku ada 28 fonem / ك / atau / k /, / م /

atau /m/, / ب / atau /b/, / ن / atau /n/, / س / atau /s/ dan seterusnya.

Konsonan dalam bahasa Indonesia ada 22 konsonan, yaitu /b/, /d/, /g/, /h/,

dan seterusnya.

c. Klasifikasi diftong

Mengapa disebut diftong atau vokal rangkap? karena posisi lidah ketika

memproduksi bunyi ini pada awalnya dan bagian akhirnya tidak sama.

Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang

bergerak, serta strikturnya. Namun yang dihasilkan bukan dua bunyi

melainkan satu bunyi karena berada dalam satu silabel. Contoh diftong

dalam bahasa Indonesia adalah [au] dalam kata kerbau. Diftong dalam

bahasa Indonesia ada 3, yaitu [au], [ai], dan [oi].

Sedangkan dalam bahasa arab secara tulisan tidak mempunyai diftong atau

vokal rangkap, akan tetapi ketika diucapkan ada. Contoh : بيع ketika

diucapkan dengan lambang bunyi ba-i-΄un. Contoh lainnya, دور, dengan

lambing bunyi da-u-ra.

Fonem suprasegmental

Dalam arus ujaran bunyi ada bunyi yang dapat disegmentasikan, sehingga

disebut bunyi segmental tetapi yang berkenaan dengan keras lembut, panjang

pendek dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bagian bunyi tersebut

disebut bunyi suprasegmental. Unsur suprasegmental akan dibicarakan di bawah

ini

a. Fonem Tekanan

Tekanan menyangkut masalah keras lunaknya bunyi. Suatu bunyi

segmental yang diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga

menyebabkan amplitudinya melebar, pasti dibarengi denan tekanan

keras. Sebaliknya, sebuah bunyi segmental yang diucapkan dengan

Page 8: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

arus udara yang tidak kuat sehingga amplitudonya tidak kua sehingga

amplitudonya menyempit, pasti dibarengi dengan tekanan lunak.

Contoh : Dia tidak mau makan

Tekanan pada suku kata <ma> berarti bahwa orang itu, meskipun

dipaksa tetap pada tempatnya.

Dia tidak mau makan

Tekanan pada suku kata < dia > berarti orang itu saja yang tidak mau

makan, sedang orang-orang lain sudah kenyang

b. Nada

Nada itu bervariasi dari penutur satu ke penutur yang lain. Secara

umum, nada yang normal yang digunakan oleh seorang pembicara

adalah nada /2/. Ini dapat dianggap suatu tolak ukur untuk digunakan

sebagai alat pemabanding dengan nada-nada yang lain. Nada /1/

disebut rendah, sedang nada /3/ disebut tinggi. Yang terakhir ini

bertumpah tindih dengan apa yang disebur ”Tekanan Utama”. Nada /4/

yang disebut sangat tinggi, jarang digunakan seorang penutur, kecuali

jika penutur menggungkapkan perasaan atau emosi, seperti terkejut,

kesakitan, marah, kesal dan sebagainya.

Contoh :

ketika seseorang mengucapkan nomina, “Ibu”, secara datar tanpa

diiringi oleh intonasi dan getaran-getaran tertentu, maka fonem yang

mengandung nomina “Ibu” tersebut hanya dapat dipahami maknanya

sebagai “Ibu” saja, tidak lebih. Tetapi kalau ia diucapkan dengan

intonasi yang kasar misalkan dan dengan getaran-getaran yang tidak

biasa, maka kita bisa tahu bahwa orang yang mengucapkannya itu

adalah orang yang kasar terhadap ibunya dan dari situ lantas kita bisa

menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah anak yang durhaka, yang

tak berbakti kepada orangtua.

c. Jeda

Page 9: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Jeda berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar. Disebut jeda

karena adanya hentian itu. Jeda ini dapat bersifat penuh dan dapat pula

bersifat sementara.

Jeda antar kata dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal

( / )

Jeda antarfrase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda ( //

)

Jeda antarkalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda

( # )

Contoh : # buku // matematika / baru #

# buku / matematika // baru #

2. Distribusi Fonem

Distribusi fonem adalah bagian yang membahas posisi fonem apakah

fonem tersebut terletak pada bagian awal,tengah atau akhir dalam sebuah kata.

Distribusi Vokal

Distribusi vokal lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.

Tabel Posisi Vokal Dalam Fonem

Posisi

Fonem Awal Tengah Akhir

/i/

/e/

/∂/

/a

/u/

/o/

/itik/ itik

/ekor/ ekor

/∂mas/ emas

/anak/ anak

/uler/ uler

/obat/ obat

/pizza/ pizza

/nenek/ nenek

/ruw∂t/ ruwet

/sakit/ sakit

/masuk/ masuk

/balon/ balon

/pagi/ pagi

/sore/ sore

/tipe∂/ tipe

/pita/ pita

/bau/ bau

/baso/ baso

Distribusi Konsonan

Page 10: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Distribusi konsonan lebih lanjut dijelaskan melalui tabel di bawah ini.

Tabel Posisi Konsonan Dalam Fonem

Posisi

Fonem Awal Tengah Akhir

/p/

/b/

/t/

/d/

/c/

/j/

/k/

/g/

/f/

/v/

/s/

/z/

/š/

/h/

/m/

/n/

/ň/

/ƞ/

/r/

/l/

/w/

/y/

/pawang/

/bapak/

/tikar/

/dua/

/cantik/

/jajan/

/kita/

/gagah/

/fakir/

/varia/

/suku/

/zeni/

/syarat/

/hari/

/maka/

/nama/

/nyata/

/ngidam/

/raih/

/lekas/

/wanita/

/yakin/

/apa/

/sabuk/

/kata/

/ada/

/beca/

/manja/

/paksa/

/tiga/

/kafan/

/lava/

/asli/

/lazim/

/isyarat/

/lihat

/kamu/

/anak/

/hanya/

/angin/

/juara/

/alas/

/hawa/

/gayung/

/siap/

/adab/

/rapat/

/abad/

-

/mi’raj/

/politik/

/gudeg/

/maaf/

-

/lemas/

/hafidz/

/arasy/

/basah/

/diam/

/daun/

-

/bening/

/putar/

/kesal/

-

-

Distribusi fonem dalam bahasa arab

Page 11: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

الصامتة األصوات

الكلمة آخر الكلمة وسط الكلمة أول الحرف

حرب

بيت

ثلث

برج

قمح

صراخ

وجد

استحوذ

اكبر

طراز

نفس

اش خف/

قصاص

صراط

حفظ

دمع

فراغ

حرف

طبق

سواك

نعل

نخم

بطن

نبأ

وجه

ذباب

بترول

مثل

شجرة

سحاب

سخصية

مدخل

تذكرة

قرية

مزمار

سبابة

مشكلة

مصر

Lاضرب

بطن

بيعة

بغتة

سفارة

بقرة

بكرة

سلسلة

دمع

منشفة

بأس

بهجة

بعيد

تراب

لث ثا

جدة

حبل

خير

دخل

ذرية

رئيس

زراعة

سبع

شاب

صاحب

ضحك

طباشير

ظرف

عين

غنم

فرصة

قلم

كتاب

لذيذ

رسةدم

نهر

اكرم

هجرة

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

م

ن

ء

ه

Page 12: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

الصائتة األصوات

الكلمة آخر الكلمة وسط الكلمة أول الحرف

عصا

غزو

اقصى

باب

كوب

ميناء

اسم

ولد

يتيم

ا

و

ي

3. Tulisan Fonetik

Tulisan yang dibuat untuk studi fonetik biasanya menggunakan aksara

latin dengan menambahkan tanda diakritik dan modifikasi pada huruf latin itu.

Dalam tulisan fonetik setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk

melambangkan satu bunyi bahasa.

Dalam tulisan fonetik setiap bunyi dilambangkan secara akurat artinya

mempunyai lambang sendiri, sedangkan dalam tulisan fonemik hanya perbedaan

bunyi yang signitif saja yakni membedakan makna, lambangnya pun berbeda. Dan

tulisan ortografi adalah tulisan yang umum ada dalam masyarakat.

Tulisan fonetik dalam bahasa Indonesia

Dalam studi linguistik dikenal adanya beberapa macam system tulisan dan

ejaan, diantaranya tulisan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan

fonemis, dan system aksara tertentu untuk ejaan ortografis.

Tulisan fonetik yang dibuat untuk keperluan studi fonetik, sesungguhnya

dibuat berdasarkan huruf huruf dari aksara latin, yang ditambah dengan sejumlah

tanda diakritik dan sejumlah modifikasi terhadap huruf latin itu.

Dalam tulisan fonetik setiap huruf atau lambing hanya digunakan untuk

melambangkan satu bunyi bahasa. Atau, kalau dibalik, setiap bunyi bahasa,

sekecil apapun bedanya dengan bunyi yang lain, akan juga dilambangkan hanya

dengan satu huruf lambing. Berikut contoh tulisan fonetik dalam bahasa

Indonesia.

[riatu eliizabEt- mərEsmiikan pəmbiuka?An p1Esta ‘olAh1r1aga səd1uniia,

ollmpii1adə kəd1uapulus1atu, di mOntr1eal s1Aptu l1alu?. Suuas1ana məriiAh di

Page 13: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

sətadiiOn-: : bər1atAp- yǍŋ mgAh 1itu, ť1AmpAk- p1ăda g1AmbAr k1irii1 atAs,

kt1ika sm1uua 1Atlit- , , səm1uua yǍŋ h1adIr dist1adyOn-: 1itu məmbər1ikAn-

pəŋhOrm1atAn- p1ăda bənd1eRa yǍŋ təŋ1a diiud1arakAn-. kOntiŋ1En Indon1Esya

k1anAn 1atAs t1AmpAk- məmas1uki sət1adiion d1alAm d1efile˘ p1ara

psərt1A? .Pət1iňju sAmsUl? Anwăr har1ahAp- t1Amp-Ak – p1aliŋ dəp1An

mmb1awa SẬŋ m1erAhp1uti.

Tulisan Ortografis:

Ratu Elizabeth meresmikan pembukaan Pesta Olahraga sedunia,

Olympiade 21, di Montreal sabtu lalu. Suasana meriah di stadion beratap yang

megah itu tampak pada gambar kiri atas, ketika semua atlit, semua yang hadir di

stadion itu memberikan penghormatan pada bendera yang telah diudarakan.

Kontingen Indonesia ( kanan atas ) tampak memasuki stadion dalam defile para

peserta.Petinju Syamsul Anwar harahap tampak paling depan membawa Sang

Merah Putih.

Tulisan Fonetik dalam bahasa Arab

الصتية الكتابة اإلمالئية الكتابة

م ل ق

نفس

م : ن

ت : ع ر ز

ن + : د شد ن د ر ب

ر + م ق ل ل ع

ن : + : : ر ف س م ل ب ء ي

ي + : شش د ر ر ب

قلم

نفس

نام

زراعة

شديدا بردا

القمر على

المسافرون يئوب

الشاي د بر5

األساسية الحركات رموز

من الصامت بعد به العربي يمثل رمز الصوت اسم

Page 14: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

اآلتية الكلمات

اكل

قف

كل

قام

سير

دور

[ , : ]

ـ[ : ]

[ _ : ]

[ ]

[ ] �

[ ]

الفتحة

الكسرة

الضمة

المد الف

المد ياء

المد واو

BAB III

Page 15: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Persamaan dan Perbedaan Vokal dan Konsonan Bahasa Arab

dengan Bahasa Indonesia

A. Vokal

Dari latihan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa antara

vokal bahasa Arab dan bahasa Indonesia terdapat kepersisan, aspek persamaan

dan perbedaan, yaitu:

1. Kepersisan antar kasroh qosiroh : / i / dalam bahasa Indonesia, demikian

pula antara dhommah qosiroh : / U / dengan / u / , dan antara fathah

qosiroh : / ð / dengan / ∂ /.

2. Aspek persamaan antara fathah tawilah / æ / dengan / a /, yaitu sama sama

vokal terbuka tidak bulat, dan sekaligus berbeda karena / æ / vokal depan

dan panjang sedangkan / a / vokal tengah dan pendek.

3. Perbedaannya adalah:

a. Didalam bahasa Indonesia terdapat vocal panjang seperti pada bahasa

arab : / i / , /u: /, dan / æ /.

b. Didalam bahasa Arab tidak terdapat vocal / e / dan / o /, dan tidak

terdapat diftong. Sedangkan didalam bahasa Indonesia dua hal ini

terdapat.

B. Konsonan

Adapun di dalam konsonan ditemukan persamaan, perbedaan, dan

kemiripan yaitu sebagai berikut :

1. Persaamaan antara / ب / dengan / b /, / م / dengan / m /, / ف / dengan /

f /, / ز / dengan / z /, / س / dengan / s /, / ر / dengan / r /, / د / dengan / d /, /

/ ,/ dengan / sy / ش / ,/ dengan / n / ن / ,/ dengan / l / ل / ,/ dengan / t / ت

/ dengan / w / و / ,/ dengan / h / ح / ,/ dengan / k / ك / ,/ dengan / y / ي

2. Perbedaan yaitu , bahwa di dalam bahasa Indonesia tidak terdapat :

a) Bunyi konsonan Mufakhkhom yaitu, / غ /, / ظ /, / ط /, / ض /, / ص / ,/

ز /ج /, / ق

Page 16: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

b) Bunyi konsonan yang bermakhroj root-pha-ryngeal, yaitu : / ع / dan /

ث /, /ذ /, / ظ / yang bermakhroj inter-dental / ح /

3. Kemiripan yaitu ,

a) Karena berdekatan tempat artikulasi atau makhroj yaitu terdiri dari

i. / dengan / s / ث/ dengan / z /, dan / ذ /

indental ( antar gigi ) geseran bersuara muroqqoq / ذ /

/ z /ap-alveolar (gusi) geseran bersuara muraqqoq

In-dental ( antar gigi ) geseran tak bersuara muroq / ث /

/ s / ap-alveolar (gusi) geseran tak bersuara muroqqoq

ii. / dengan / z / ظ /

in-dental (antargigi) geserab bersuara muroqqoq / ظ /

/ z / ap-alveolar (gusi ) geseran bersuara muroqqoq

iii. / dengan / k / ق/

dorso-uvular ( anak tekak ) letup tak bersuara mufakhkhom / ق /

/ k /dorso-ulvular (langit-langit lunak ) letup tak bersuara muroqqoq

b) Karena bersaman tempat artikulasi/makhraj tetapi berbeda pada salah

satu sifatnya, yaitu :

i. / Dengan / s / ص /

Ap-alveolar geseran tak bersuara mufakhkhom / ص /

/ s / Ap-alveolar geseran tak bersuara muraqqaq

ii. / Dengan / d / ض /

Ap-alveoral letup bersuara mufakhkhom / ض /

/ d / Ap-alveolar letup bersuara muraqqaq

iii. / Dengan / t / ط /

Ap.den.alveolar letup tak bersuara mufakhkhom / ط /

/ t / Ap.den.alveolar letup tak bersuara muroqqoq

iv. / Dengan / kh / خ /

Dorsovelor geseran tak bersuara mufakhkhom / خ /

/ kh / Dorsovelar geseran tak bersuara muroqqoq

Page 17: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

c) Karena bersamaan tempat artikulasi atau makhroj dan salah satu dari

sifat sifatnya, yaitu:

i. / dengan / g / غ /

dorso-velar geseran bersuara mufakhkhom / غ /

/ g / dorso-velar letup bersuara muraqqaq

ii. / ج / dengan / j /

fronto-palatal tengah-tengah paduan suara / ج /

/ j / fronto-palatal letup besuara muroqqoq

C. Prediksi mengenai kesalahan atau kesulitan.

Dalam hal bunyi- bunyi bahasa , baik vokal maupun konsonan bahasa

Arab yang persis sama dengan vokal dan konsonan bahasa Indonesia

sebagaimana tersebut diatas, maka bagi orang-orang Indonesia tidak akan

mendapat kesulitan di dalam pengucapannya.

Dalam hal bunyi-bunyi bahasa Arab yang memiliki kemiripan dengan

bunyi-bunyi bahasa Indonesia sebagaimana telah diuraikan di atas, maka oran-

orang Indonesia kemungkinanmengalami kesalahan di dalam mengucapkannya.

Bisa saja pengucapannya tertukar dengan bunyi bahasa-bahasa Indonesia yang

mirip tersebut, misalnya pengucapan / ض / dengan / d / , / غ / dengan / g /, / ذ /

dengan / z /, / ث / dengan / s / dan seterusnya.

Dalam hal bunyi bahasa- bahasa Arab yang bermakhroj dan bercara ucap

yang tidak dimiliki kebiasaan lidah orang orang Indonesia, maka orang Indonesia

akan mengalami kesulitan di dalam mengucapkannya, misalnya bunyi-bunyi

yang makhroj interdental dan root pharyngeal, dan bunyi bunyi yang diucapkan

dengan tafkhim.

Khususnya dalam hal bunyi bunyi vokal bahasa Arab, karena semuanya

memiliki dasar persamaan prinsipal, maka pengucapannya akan sangat mudah

bagi orang Indonesia.

BAB IV

Page 18: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Analisis kontrastif adalah atau lebih populer disingkat anakon adalah

kegiatan memperbandingkan struktur bahasa ibu atau bahasa pertama (Bl) dengan

bahasa yang diperoleh atau dipelajari sesudah bahasa ibu yang lebih dikenal

dengan bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan kedua bahasa

tersebut.

Ada dua jenis hipotesis analisis konstrastif (Mustafa, 2008). Pertama,

hipotesis bentuk lemah. Hipotesis ini menyatakan bahwa analisis kontrastif

hanyalah bersifat diagnostik Karena itu analisis kontrastif dan analisis kesalahan

harus saling melengkapi. Analisis kontrastif menetapkan kesalahan mana

termasuk ke dalam kategori yang disebabkan oleh perbedaan Bl dan B2. Analisis

kesalahan berbahasa mengidentifikasi kesalahan di dalam korpus bahasa siswa.

Kedua, hipotesis bentuk kuat, menyatakan bahwa semua kesalahan dalam B2

dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara Bl dengan B2 yang

dipelajari oleh siswa.

Dalam Studi AKON mejajaki secara sistematis persamaan dan perbedaan

antara bahasa sumber dan bahasa target. Ini dapat dikaji dalam (1) tataran

mikrolinguistik (2) tataran makrolinguistik. Komponen-komponen mikrolinguistik

ialah fonologi (sistem fonem), kemudian morfologi (pembentukan kata dan

kosakata), sintaksis (sistem pembentukan kalimat), dan semantik (perubahan

makna).

Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan

membicarakan runtutan binyi-bunyi bahasa. Ejaan adalah peraturan

penggambaran atau pelambangan bunyi ujar suatu bahasa. Karena bunyi ujar

adalah dua unsur, yaitu segmental dan suprasegmental, ejaan pun menggambarkan

atau melambangkan kedua unsur bunyi tersebut.

Perlambangan unsur segmental bunyi ujar tidak hanya bagaimana

melambangkan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk tulisan atau huruf, tetapi juga

Page 19: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

bagaimana menuliskan bunyi-bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, dan

kalimat, bagaimana memenggal suku kata, bagaimana menuliskan singkatan,

nama orang, lambang-lambang teknis keilmuan dan sebagainya. Perlambangan

unsure suprasegmental bunyi ujar menyangkut bagaimana melambangkan

tekanan, nada, durasi, jedah dan intonasi. Perlambangan unsure suprasegmental

ini dikenal dengan istilah tanda baca atau pungtuasi.

Tata cara penulisan bunyi ujar ini bias memanfaatkan hasil kajian

fonologi,terutama hasil kajian fonemik terhadap bahasa yang bersangkutan. Oleh

karena itu, hasil kajian fonemik terhahadap ejaan suatu bahasa disebut ejaan

fonemis.

B. Kritik dan Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekuranganya,

dimulai dari segi bahasa, tekhnik penulisan dan kesalahan redaksional. Oleh

karena itu kami sebagai penyusun sangat mengharapkan keritik dan saran yang

tentunya bersifat membangun dan mampu memperbaiki penyusunan karya tulis

berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: 68954212-Kelompok-1-FONOLOGI

20

Chaer, Abdul . Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.2007

Muin, M. A. , Drs. Abdul . Analisis Konstrastif Bahasa Arab dan Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pustaka Alhusna Baru. 2004

Nababan, Prof. Dr. Sri Utari Subyakto. Analisis Konstrastif dan Kesalahan Suatu

Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa. Jakarta: IKIP Jakarta. 1994

Tajudin, Lc., MA, Shafrudin. Ilmu Dalalah. Jakarta : Maninjau