3.laporan_furuncle

Upload: nita-andriyani

Post on 06-Apr-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    1/51

    39

    BAGIAN I

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Adhesi Sel

    1.1. Molekul Sel Adhesi

    Beberapa mekanisme yang terjadi dalam pelekatan sal dalam suatu

    jaringan, di bantu dengan molekul adhesive dalam jumlah yang banyak.

    Molekul adhesive tersebar dalam membrane plasma. Protein yang ada dalam

    pembentukan jaringan dapat di klasifikasikan menjadi molekul sel adhesi

    atau molekul sel junction.

    Molekul sel adhesi terbagi menjadi Ca2+- dependent dan Ca2+-

    independent. Ca2+ dependent terbagi menjadi cadherin dan selektin.Cadherin merupakan protein single-pass transmembran yang dapat

    penstabil kadar ion ca 2+ pada daerah extrasellular. Pada sel yang

    berdekatan cadherin akan mengikat cadherin lagi yang ada pada membrane

    plasma suatu sel yang berdekatan. Jenis pengikatan seperti ini adalah

    homophilic binding protein. Sedangkan Selectin berperan penting dalam

    pergerakan sel darah putih untuk dapat keluar dari pembuluh darah dan

    dapat menuju ke daerah yang terjadi peradangan, Pada tempat peradangan

    sel endotel akan dirangsang untuk dapat memproduksi selektin, selektin

    pada darah putih akan mempunyai afinitas tinggi terhadap selektin yang adapada sel endotel dan akan terjadi pengikatan sementara pada permukann

    sel endotel, Lalu setelah keluar dari pembuluh darah selektin akan berperan

    dalam reseptor signal yang akan menunjukan sel darah putih pada tempat

    peradangan. Pada selektin, jenis pengikatanya berupa heterophilic binding

    protein

    Molekul sel adhesi ada juga yang berupa ca 2+-independent yaitu N-

    CAM (neural cel adhesion molecule) dan ICAM (immunoglobulin cell adhesion

    molecul). Ncam akan ada perlekatan sel neural dan glial yang akan

    membentuk system syaraf pada saat perkembangan embryogenesis,

    Sedangkan ICAM yaitu suatu perlekatan yang menandakan suatu respon

    pertahanan diri. Contonya ketika terjadi peradangan, integrin pada sel darah

    putih dan yang ada pada permukann endotel akan membentuk suatu

    adhesive molekul yang sangat kuat.

    1.2. Cell Junction

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    2/51

    39

    Menurut Fungsinya, cell junction dibagi tiga :

    1.2.1. Occluding Junction / Tight Junction

    o Membentuk segel rapat (impermeabel) antara sel-sel untuk mencegah

    perpindahan ion dan air.

    o Terdapat pada epitel intestinal yang mencegah berpindahnya sari-sari

    makanan ke luar saluran. Membran yang berdekatan berfusi, daerah

    yang berfusi disebut tight junction atau zonula occiudens

    o Transmembran protein pada tight junction menggunakan interaksi

    homofilik antara domain ekstraceluler ketika interaksi Zo dengan

    domain interseluler dan protein lain. Oleh karena itu, pertahanan tight

    junction tergantung pada Ca.

    Gambar : Tight Junction

    1.2.2. Anchoring Junction

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    3/51

    39

    Anchoring Junction atau penghubung jangkar dimaksudkan untuk

    menghindari pemisahan antarsel ketika terjadi kontraksi. Anchoring Junction

    dibagi berdasarkan elemen sitoskeleton.

    a. Elemen sitoskeleton berupa aktin atau mikrofilamen.

    o Adheren junction

    Hubungan sel yang satu dengan sel yang lain dengan transmembran

    glikoprotein yaitu chaderin sebagai penghubungkan sel satu dengan

    sel yang lain. Transmembran protein melekat pada mikrofilamen aktin

    via vinculin, alpha-actinin, catenin, dan plakoglobin. Membentuk

    seperti sabuk yang disebut adhesion belt atau zonula adherens.

    Contohnya terjadi pada mekanisme morfologis neural tube selama

    embriogenesis pada vertebrata.

    o Adheren Junction antara sel dengan basa lamina pada matriks disebut

    focal contact atau adhesion plaque. Transmembran linker

    glikoproteinnya adlah fibronectin reseptpr, dan penghubung

    mikrofilamen dengan transmembran glikoproteinnya adalah vinculin,

    talin, dan alpha actinin. Terdapat integrin pada transmembran

    proteinnya. Focal contact membantu pergerakan seluler, contohnya

    pada leukosit yang bergerak mendekati agen kemotaksis selama

    respon imun.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    4/51

    39

    Gambar : Adhere Junction

    b. Elemen sitoskeleton berupa intermediet filamen

    Desmosom atau macula adheret

    transmembran linker protein berupa cadherin (desmocollin dan

    desmoglein), dan intraclullar attachment protein yaitu plakoglobin dan

    desmoplakin. Desmosom terdapat pada otot jantung, epidermis kulitdan epitel leher rahim.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    5/51

    39

    Gambar : Desmosom

    Hemidesmosom atau half desmosom

    Sama seperti desmosom, hanya saja yang dihubungkan bukan sel

    dengan sel tetapi sel dengan basa lamina pada matriks.

    Transmembran linker glikoproteinnya adalah lamina resptor. Terikat

    pada integrin pada membran.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    6/51

    39

    Gambar : Hemidesmosom

    1.2.3. Communicating Junction / Gap Junction

    Penghubung antarsel diikuti dengan adanya komunikasi atau hubungan

    antarsel yaitu perpindahan molekul elektik dan kimiawi). Terbentuk dari

    protein yang disebut connexon, enam subunit connexon membentuk

    hexamer yang disebut connexin. Terbentuknya pori hidrofilik berukuran 1,5

    nm di tengah connexin. Pori ini akan terbuka jika ada molekul yang akan

    berpindah dan tetap tertutup jika tidak ada molekul yang berpindah.

    Communicating junction disebut juga gap junction. Gap Junction terdapat

    pada beberapa jaringan sepeti lensa, liver, saraf, otot halus dan jantung.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    7/51

    39

    Gambar : Gap Junction

    Gambar : beberapa cell junction pada manusia

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    8/51

    39

    2. Pergerakan Sel (Cell Motility)

    2.1. Pergerakan Sitoskeleton

    Cytoskeleton bisa bergerak karena adanya motor protein. Motor protein

    terbagi menjadi 3:

    a. Miosin

    Miosin merupakan motor protein yang ada di mikrofilament. Setiap motor

    protein memilki Bagian head yang berfungsi untuk mengaktifkan

    pergerakan dengan cara mengikat ATP.

    b. Dynein

    Dynein merupakan motor protein yang berada di mikrotubul. Bisa bekerja

    di dalam dan di luar sel. Contoh kerja dynein di luar sel adalah sperma.

    Dynein bergerak kearah negative.

    c. Kinesin

    Kinesin merupakan motor protein yang berada di mikrotubul. Hanya

    bergerak di dalam sel. Kinesin bergerak ke arah positif.

    Pergerakan Cytoskeleton ada 3 macam:

    1. Pergerakan sel keratin

    a. Ekstensi

    Sel membentuk lamelapodium

    b. Adhesi

    Sel bergerak namun tail ( ujung ekor) tertancap atau teradhesi kuat di

    stratumnya.

    c. Translokasi

    Sel mulai berpindah tempat

    d. De Adhesi/ Retraction

    Sel tetap berjalan namun tailnya ditinggalkan

    2. Pergerakan Aktin Filament

    Pergerakan baru terjadi bila kepala filament bertemu dengan aktin.

    Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

    Coupling Hidrolisis ATP

    Kepala Aktin mengikat ATP

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    9/51

    39

    Dinein Aktin Filament

    Nukleotide binding

    Dinein terlepas ke arah samping dan terbentuk tempat untuknukleotida (nukleotida binding.

    Nukleotida binding

    Hidrolisis

    Dinein kembali melekat pada aktin Filament dan dinein

    menghidrolisis ATP menjadi ADP+Pi

    ADP + Pi

    Pi Release

    Phospat dipakai untuk menambah pergerakan

    Pi

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    10/51

    39

    ADP Release

    ADP dilepaskan untuk energi terakhir dalam suatu pergerakansehingga sel kembali dalam keadaan tidak berenergi dan siap

    untuk melakukan pergerakan berikutnya.

    3. Pergerakan Mikrotubul

    Pada mikrotubul pergerakan terjadi karena dinein yang kontraksi dan

    relaksasi. Adapun tahap-tahapnya ialah sebagai berikut:

    Dinein dalam keadaan relaksasi dan posisi mikrotubul masih sejajar

    mikrotubul

    dinein

    Dinein mengikat ATP dan berkontraksi sehingga menggeser salah

    satu mikrotubul

    ATP

    Dinein kehilangan ATP sehingga kembali dalam keadaan relaksasi

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    11/51

    39

    2.2. Flagel, Pseudopodia dan Cillia

    Flagel

    Flagel terdapat pada Flagellata, Coelenterata, Porifera dan

    Spermatozoa. Flagel digunakan untuk menggerakan seluruh sel untuk

    pindah. Pada spermatozoa flagella membina teras ekor, perlu untuk

    bergerak pindah dan maju dalam medium cair ( di air, dalam cairan mani

    atau lendir rahim). Gerakan ekor yang berisi flagel adalah meliuk spiral.

    Flagella dapat bergerak ke segala arah. Flagella juga memiliki teras

    aksonema yang mengandung 9 mikrotubul doublet dan 2 mikrotubul singlet.

    Mikrotubul doublet bergerak meluncur pada doublet tetangga, lewat lengan

    dinein.

    Cillia dan flagella memiliki kinetosom, yang terletak di dasar tonjolan

    sel. Badan ini digunakan untuk mengatur gerakan mengayuh dekat

    kinetosom oleh mikrotubul.

    Arah Gerak Flagel Kembali ke bentuk

    awal

    Tubulin B

    Tubulin A

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    12/51

    39

    Singlet

    Dinein Doublet

    A. Flagela Saat Relaksasi B. Flagela

    Saat Kontraksi

    Pseudopodia

    (Tunggal : pseudopodium ; dari pseudo = muda, semu; dan podos =

    kaki).

    Bentuk dan sifat : Psedopodia adalah tonjolan yang tidak tetap

    sitoplasma, yang perlu untuk bergerak pindah. Bnetuk atau organel gerak

    yang umum dimiliki sel yang bergerak bebas, seperti Amoeba, Plasmodium,

    leukosit, mesenkim, sel folikel, dan makrofag.

    Pseodopodia dapat terbentuk dalam segala macam lingkungan, baik

    air, udara, tanah atau substrat kering. Tapi pseudopodia yang disunakan

    untuk bergerak haruslah ketika sel atau hewan itu berada pada benda keras,

    seperti pada tanah, batuan, atau jaringan tubuh. Karena untuk dapat

    bergerak pindah diperlukan 2 hal, yaitu ada tempat melekat berupa objek

    padat dan ada tonjolan sitoplasma yang melekatkan tubuh ke objek. Setelah

    psedopodia melekat ke objek, bagian lain sel akan menyusul bergerak

    pindah ke objek itu.

    Teori gerakan : Ada 2 teori cara bergetak pseudopodia, yaitu :

    1. Teori kontraksi ektoplasma

    Teori ini diperkenalkan oleh Pantin dan Mast. Mula-mula terjadi kontraksi

    (pengerutan) daerah tepi sitoplasma yahg bening dan agak kental, yang

    disebut dengan ektoplasma. Kontraksi ini mendorong meningkatnya

    tekanan hidrostatis terhadapa bagian tengah sitoplasma yang disebutdengan endoplasma. Tekanan hidrostatis ini menyebabkan endoplasma

    ke daerah yang lebih rendah tekanan, sehingga sel secara keseluruhan

    bergerak pindah ke arah itu.

    2. Teori kontraksi endoplasma depan

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    13/51

    39

    Teori ini diperkenalkan oleh Allen. Kontraksi terjadi bila bagian depan

    endoplasma timbul tenaga dorong terhadap sel secara keseluruhan agar

    bergerak menjulur ke bagian yang berkontraksi.

    Bahan gerakan : Untuk terjadinya gerakan pseudopodia yang berfungsi

    tetaplah mikrofilamen dan mikrotubul. Mikrotubul untuk menyalurkansitoplasma bersama molekulprotein kontraktil. Yang membuat kontraksi

    ektoplasma atau endoplasma ialah protein kontraktil aktin dan miosin.

    Dalam keadaan istirahat atau kendur, aktin dalam bentuk monomer dan

    sitoplasma dalam fase sol(encer). Kalau akan terjadi kontraksi, monomer

    aktin itu akan beragregasi membentuk mikrofilamen, sehingga daerah itu

    dalam fase gel (kental).

    Sementara itu, mokrifilamen miosin sudah terbentuk dalam sitoplasma.

    Dengan kehadiran Ca2+, aktin akan meluncur saling mendekat, dengan

    menggunakan kait yang terkandung pada bagian ujung miosin. Dengansaling merapatnya aktin sesama dan miosin tempat merapatkan diri,

    maka terciptalah kontraksi bagian sitoplasma di tempat itu.

    Macam pseodopodia : Ada 3 macam menurut struktur dan

    morfologinya, yakni :

    1. Lobopodia

    Berbentuk gabungan (lobus). Pseudopodia macam ini besar dan tebal,

    tepinya melengkung. Di bagian ujung ada ektoplasma yang bening, dan

    dibelakangnya endoplasma bersama organel kecil (kecuali inti). Mula-

    mula pseudopodia tampak menjulur lalu melekat ke objek, disusul oleh

    berpindahnya seluruh sel ke objek, dan pseudopodianya pun hilang.

    Tampak lagi pseudopodia menjulur dan melekat, diikuti oleh

    berpindahnya sel ke objek tersebut. Terdapat pada Amoeba.

    2. Lamellipodia

    Tonjolan yang berbentuk bilah yang tipis dan lebar (lamella). Tak ada

    pembagian daerah ektoplasma dan endoplasma. Dalam pseudopodia

    terkandung mikrotubul, mikrofilamen, dan beberapa organel lain. Cara

    gerakan lamellipodia sama dengan lobopodia. Lamellipodia terdapat

    pada sel yang bergerak bebas pada tubuh Mammalia dan vetevrata lain;

    seperti leukosit, mesenkim, dan makrofag.

    3. Filopodia

    Tonjolan yang kecil panjang seperti benang (fillum). Di dalam tiap

    filopodium, yang mirip seperti terasnya, terkandung mikrofilamen aktin

    dan miosin. Filopodia jauh lebih cepat berbentuk dan ditarik,

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    14/51

    39

    dibandingkan dengan macam pseudopodia lain. Perannhya dikira

    terutama sebagai peraba dan penyalur daripada sebagai organel gerak.

    Tampaknya kalau sel akan bergerak pindah, filopodia berganti dengan

    pseudopodia yang besar, yakni lobopodia dan lamellipodia. Filopodia

    terdapat baik pada Amoeba ber-shell maupun pada Mammalia. Pada sel

    folikel dalam ovarium, filopodia terbentuk antara sel sepopulasi yang

    menyeliputi ovum, sampai menembus selaput itu sendiri

    Cillia

    (Tunggal : cillium). Terdapat pada Ciliata, vermes, larva berbagai

    hewan rendah, dan pada berbagai saluran dalam berbagai alat tubuh hewan

    tinggi.

    Pada hewan tinggi terutama terdapat pada lapisan epitel terdapat

    saluran pernafasan dan saluran kelamin. Pada sel yang bergerak bebas,

    yankni pda Protozoa dan larva bebagai hewan rendah, cilia bergerakbersama menciptakan gerak pindah sel atau individu yang memiliki. Pada

    hewan tinggi, gerak cilia adalah untuk mengayuh benda atau bahan yang

    berada dalam lumen saluran yang dilapisi. Dalam saluran nafas untuk

    mengayuhkan debu yang berada dalam lendir, dan dalam saluran kelamin

    betina untuk mengayuhkan ovum agar bergerak ke tempat pembuahan.

    Cilia baru dapat berfungsi dalam medium berair. Kalau individu tak

    hidup dalam air atau tempat lembab, atau suatu lapisan epitel tidak

    mengandung lendir, cillianya pun tak bisa bekerja. Arah gerakannya hanya

    ke satu arah. Kembalinya adalah dengan melengkung rendah agar zat yangdigerakkan tak kembali ke arah berlawanan. Secara bersama-sama pada

    suatu lapisan sel, cillia bergerak berirama. Dapat diibaratkan seperti gerak

    beralun daun lalang ditiup angin semilir.

    Cilia dapat bergerak karena mengandung unit alat gerak pada

    terasnya, disebut aksonema. Aksonema memiliki 9 mikrotubul duoblet

    melingkar dan 2 singlet di tengah. Cilium bergerak, karena gerakan lengen

    (dinein) meluncur pada doublet tetangga. Lengan itu mengandung ATPase,

    yang perlu untuk mengurai ATP menjadi ADP+P, sehingga timbul energi

    untuk gerakan. Untuk gerak meluncurn doublet bertetangga perlu kehadiranCa2+, Mg2+, dan ATP sendiri. Ion itu berada dalam sitoplasma, yang berarti

    juga dalam tubuh cilium. Doublet terdiri dari subfiber A dan subfiber B.

    Subfiber A belengan dinein.

    2.3. Extravasasi Leukosit

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    15/51

    39

    Sel motilitas dapat diwakilkan dengan extravasasi . extravasasi ialah

    proses perjalanan leukosit dari vessel lumen menuju jaringan interstitial

    akibat dari adanya inflammasi ( peradangan ) dengan cara mengaktifkan

    fungsi normal leukosit sebagai pertahanan tubuh dimana leukosit memakan

    agen pengganggu, membunuh bakteri dengan mikroba lain, menbersihkan

    jaringan nekrotis dan substansi lainnya. Urutan dari proses extravasasi

    adalah sebagai berikut :

    1. Marginasi

    Pada saat terjadi inflamasi, aliran darah menjadi lambat dan terjadi

    perubahan kondisi hemodinamis (pergerakan siklus darah) dan sel drah

    putih keluar ( migrasi ) dari pembuluh darah kapiler kemudian mengambil

    alih pada pasisi peripheral ( ujung tepi ) dan terakumulasi sepanjang

    permukaan endothelial.

    2. Rolling

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    16/51

    39

    Deretan leukosit berguling-guling dengan perlahan sepanjang

    endothelium dan melekat sementara pada permukaan endothelium ( adhesi

    transien ) yang melibatkan molekul selektin ( yaitu merupakan reseptor yang

    dikeluarkan leukosit dan endotel yang ditandai dengan adanya daerah

    extrasel yang mengikat gula tertentu ) yang meliputi selektin-E ( CD62E,

    dulu dikenal sebagai ELAM-1 ) yang terbatas pada endotel, selektin-P

    ( CD62P ) terdapat pada endotel dan trombosit ; dan selektin-L ( CD62L )

    terdapat sebagian besar pada permukaan leukosit. Selektin biasanya

    mengikat oligosakarida bersialat, contohnya : sialil-lewis x pada leukosit.

    Pada keadaan sel normal selektin endotel dikeluarkan pada kadar yang

    rendah atau tidak muncul sama sekali, pengaturan keluarnya selektin

    endotel ini diatur oleh mediator tertentu. Sebagai contoh : pada saat

    mediator tertentu seperti histamine, trombin, dan PAF (Platelet Activating

    Factor) menstimulasi redistribusi selektin-P maka endotel teraktivasi dan

    selektin-p yang pada keadaan normal ditemukan didalam werbel palade

    bodies intrasel dalam bentuk granula-granula menjadi tersebar ke

    permukaan sel untuk dijadikan tempat pengikatan leukosit, begitu juga

    dengan selektin-E yang pada keadaan normal tidak terdapat pada endotel

    dan diinduksi setelah adanya rangsangan dari mediator inflammasi sepertiSitokin TNF, IL-1. dan kemokin (kemotraktan sitokin)

    3. Adhesi

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    17/51

    39

    Leukosit akhirnya melekat kuat pada permukaan endotel ( adhesi )

    sebelum merayap diatas permukaan sel endotel dan melewati membranedasar dan masuk ke ruang extravaskular (transmigrasi/ diapedesis). Adhesi

    kuat ini diperantarai oleh molekul superfamili imuniglobulin pada sel endotel

    yang berinteraksi dengan integrin pada permukaan sel leukosit. Molekul

    adhesi endotel berupa ICAM-1 ( Intracellular adhesion molecule 1) dan

    VCAM1 ( vascular cell adhesion molecule 1) ; sitokin ,seperti TNF dan IL-1

    menginduksi pengeluaran ICAM-1 dan VCAM-1. Integrin biasanya muncul

    pada membrane plasma leukosit, tepapi tidak melekat pada ligannya yang

    sesuai sampai leukosit distimulasi oleh agen kemotaktik atau rangasang

    lainnya ( yang dihasilkan oleh sel endothelium atau sel lain ditempat

    peradangan ). Kemudian, hanya integrin yang mengalami perubahan bentuk

    yang diperlukan untuk memberikan afinitas pengikatan yang tinggi terhadap

    molekul adhesi endotel.

    4. Transmigrasi ( Diapedesis )

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    18/51

    39

    Setelah adhesi kuat terjadi pada permukaan endothel, cara leukosit

    bertransmigrasi terutama dengan menembus si antara sel pada intercellular

    junction PECAM-1 ( platelet endothelial cell adhesion molecule 1, juga

    disebut CD31) merupakan protein dominan yang menjadi perantara padaproses ini. Setelah melintasi endothelial junction, leukosit menembus

    membrane dasar dengan mensekresei kolagenase.

    5. Kemotaksis dan Aktivasi

    Setelah terjadi extravasasi, leukosit bermigrasi menuju daerah

    immflamasi mendekati gradient kimiawi yang prosesnya disebut

    kemotaksis . kemotaksis dibagi menjadi 3 kategori :

    Gerakan Acak : Terjadi saat tidak terjadi rangsangan .

    Chemokinesis : Gerakan memutar ditempat ketika terjadi karena

    meningkatnya velositas dan frekuensi saat ada stimulus disekitar sel

    tersebut.

    Chemotaxis : Sel bermigrasi saat ada rangsangan kimia .

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    19/51

    39

    Kedua zat eksogen dan endogen dapat bersifat kemotaktik terhadap

    leukosit, contohnya : 1) produk bakteri yang dapat larut, khususnya peptide

    dengan N-formilmetionin termini ; 2) komponen system komplementer,

    terutama C5a ; 3) produk metabolisme asam arakidonat ( AA ) ; 4) sitokin

    ( terutama kelompok kimokin , misal IL-8 ). Molekul kemotaksis berikatan

    pada reseptor permukaan sel tertentu sehingga mengaktivasi sel endothelial

    untuk mengirimkan sinyal kimia kepada leukosit dan menyebabkan leukosit

    bergerak mengikuti gradient kimiawi.

    6. Fagositosis

    Fagositosis terdiri atas tiga langkah berbeda, tetapi saling terkait. 1)

    pengenalan dan pelekatan pertikel pada leukosit yang akan menelannya ; 2)

    penelanan, dengan membentuk vakuola fagositik ; 3) pembunuhan dan

    degredasi material yang ditelan .

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    20/51

    39

    Pengenalan dan perlekatan partikel pada leukosit difasilitasi oleh protein

    serum yang dikenal dengan opsonin ; opsonin mengikat molekul spesifik

    pada permukaan mikroba dan permukaan leukosit .

    Pengikatan partikel secara opsonisasi itulah yang memicu penelanan

    ( engulfment )

    Gambar : keseluruhan proses ekstravasasi

    3. Ekstraselular Matriks

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    21/51

    39

    Gambar : Extraselular Matriks

    Ekstraselular Matriks ialah jaringan (suatu kompleks molekul) yang

    tersusun atau mengandung bernacam-macam materi yang tersimpan di

    bagian luar sel. Selain itu, ekstraselular matriks juga merupakan suatu

    matriks yang menghubungkan suatu sel dengan sel lain, saat sel tersebut

    membentuk jaringan yang asa penghubungnya.

    Ekstraselular matriks juga berbeda-beda dari jarinngan ke jaringan,

    seperti pada tendon ECM berbentuk seperti tali (ropelike) dan pada darahberbentuk fluid.

    ECM disekresi oleh sel-sel yang mendiaminya (sebagai contoh pada

    jarinngan ikat, sel yang mengahasilkan ECM adalah fibroblast) dan

    berkumpul menjadi jaringan di dalam sekeliling ruang sel. ECM membentuk

    proporsi volume yang signifikan pada jaringan.

    ECM tersusun dari tiga makromolekul komponen dasar, yaitu :

    Proteoglycans dan asam hyaluronic, Fibrous protein, dan Glikoprotein

    adhesif.

    3.1. Proteoglycans dan asam hyaluronic

    Proteoglycans

    Molekul ini membentuk gel yang sangat berair (hydrated gel) dan dapat

    dimampatkan yang memberikan daya pegas dan pelumasan.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    22/51

    39

    Proteoglycans tersusun atas inti protein yang berhubungan dengan

    satu atau lebih polisakarida yaitu glikosaminoglycans.

    Glikosaminoglycans merupakan polimer panjang disakarida spesifik

    yang mana satu dari dua gugus gula tersebut merupakan gula amino

    (baik N-acetylglukosamin atau N-acetylgalaktosamin).Disakarida ini

    tersusun menjadi rantai panjang tak bercabang, dan gula aminonya

    biasanya sulfated. Sulfat dan gugus karboksil pada bagian gula

    memnbuat glycosaminoglycans bermuatan negatif, sehungga menarik

    kation aktif seperti Na+. Hal ini mengakibatkan air menajdi tertarik ke

    dalam matriks, yang menimbulkan pembengkakan, atau turgor.

    Tekanan dari turgor membantu EMC melawan dan menahan kekuatan

    yang melawan kompresi atau tekanan jaringan.

    Glikosaminoglycans dapat dibagi menjadi empat kelompok utama,

    yakni :

    a. Asam hyaluronic tidak berikatan terhadap protein

    b. Chondroitin sulfate dan dermatan sulfate

    c. Heparan sulfate dan heparin berikatan kovalen

    dengan protein

    d. Keratan sulfate untuk membentuk

    proteoglycans

    Glycosaminoglycans

    Mr Unit disakridaulangan

    Protein

    Sulfat

    Asamhyaluronic

    cHondroitinsulfate

    Dermatansulfate

    5x103

    1x107

    5x103 5x104

    1x104 6x104

    Asam glukoronikdan N-

    acetylglukosamin

    Asam glukoronikdan N-acetylgalaktosamin

    glukoronik atau

    -

    +

    +

    -

    +

    +

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    23/51

    39

    Heparin sulfate

    Heparin

    Keratan sulfate

    5x103 1x104

    5x103 3x104

    5x103 2x104

    asam iduronik danN-acetylgalaktosamin

    glukoronik atau

    asam iduronik danN-acetylglukosamin

    glukoronik atauasam iduronik danN-acetylglukosamin

    Galaktosa dan N-acetylglukosamin

    +

    +

    +

    +

    ++

    +

    Asam Hyaluronic

    Molekul besar yang tersusun atas sejumlah disakarida multipel tanpa

    inti protein, juga merupakan bahan penyusun ECM yang penting,

    terutama karena kemampuannya mengikat banyak air menjadi suatu

    matriks kental menyerupai gelatin.

    3.2. Fibrous Protein

    Seperti kolagen dan elastin.

    Kolagen

    Kolagen merupakan protein yang palling banyak tersedia di dalam

    tubuh dan juga merupakan protein struktural fibrosa yang memberikan

    kekuatan renggang.

    Kolagen tersusun atas tiga helical rantai polipeptida, yang disebut -

    chains, yang akan menggulung (melipat) untuk membentuk

    superhelical triple-helix (pilinan rangkap tiga). Ketiga asam amino di

    dalam -chain yaitu glysin. -chain kolagen tersusun atas sejumlah

    bagian hydroxyproline dan hydroxylysine. Bagian hydroxyprolinepenting terhadap ikatan hidrogen antara -chain dan bagian

    hydroxylysine penting terhadap pengikatan molekul kolagen menjadi

    fibrils.

    Sekarang ini terdapat 27 tipe kolagen yang berbeda-beda yang mana

    terkode oleh 41 gene dan tersebar pada 14 kromosom.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    24/51

    39

    TipeI,II,III,V, dan XI merupakan kolagen fibril atau interstitial dan paling

    berlimpah. Sedangkan tipe IV merupakan kolagen nonfibril (berbentuk

    lembaran) dan komponen utama pada membran basalis, bersama

    dengan laminin. Kolagen lainnya berbentuk meshwork.

    Pembentukan fibril kolagen-chain disintesis sebagai propeptida yang menyusun asam amino

    ekstra. Tiga pro--chains berkumpul menjadi triple-helical molekul

    prokolagen yang kemudian akan disekresi. Pro--chain disintesis pada

    retikulum kasar, dan kemudian molekul prokolagen tersebut dikemas

    ke dalam granula sekretori. Granula sekretori akan ditransport ke

    permukaan sel sepanjang mikrotubul sitoplasma, dan kemudian

    prokolagen disekresikan. Di dalam ruang ekstraselular, propeptida akan

    terbelah dengan protease untuk membentuk unit dasar fibril, yaitu

    molekul tropokolagen, yang kemudian akan berkumpul menyatumenjadi fibril kolagen. Pembentukan fibril kolagen disatukan dengan

    oksidasi lysin yang spesifik dan bagaian hydroxylysine oleh enzim lisis

    oksidase. Hal tersebut menimbulkan cross-linking antara rantai molekul

    yang berdekatan, sehingga menstabilkan penyusun yang merupakan

    karakreristik dari kolagen. Cross-linking merupakan konstributor utama

    terhadap pemberi kekuatan kolagen.

    Elastin

    Fiber elastic tersusun atas protein elastin pada daerah sentralnya, yang

    dikelilingi oleh jaringan glikoprotein fibrilin yang menyerupai jaringan.

    Sejumlah elastin ditemukan pada dinding pembuluh darah besar,

    seperti aorta, dan pada uterus, kulit, dan ligamen. Elastin dihasilkan

    dan disekresikan oleh fibroblast. Molekul elastin merupakan cross-

    linked ke bagian lain. Jaringan seperti pembuluh darah, kulit, uterus,

    dan paru-paru membutuhkan elastisitas untuk menjalankan fungsinya.,

    yang mana harus merenggang stretch dan recoil. Walaupun kekuatan

    regangan diberikan oleh protein kolagen, akan tetapi kemampuan

    jaringan untuk recoil diberikan oleh fiber elastic. Fiber tersebut dapatmerenggang stretch selama beberapa kali dengan bertambah

    panjang dan kemudian kembali ke ukuran normalnya setelah melepas

    regangan tadi. Singkatrnya, ketika jaringan sedang stretching, molekul

    elastin bertambah panjang menjadi lebih lurus, yang merupakan

    nentuk tidak stabil. Ketika kekuatan stretchingnya dilepas (dihentikan),

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    25/51

    39

    molekul elastin kembali ke ukuran dan bentuk normalanya yaitu

    dengan random-coil.

    3.3. Glikoprotein adhesif

    Sel menghasilkan dan mengsekresi beberapa glikoprotein adhesif ke

    dalam ruang ekstraselular. Protein adhesif merupakan molekul

    multifungsional yang mengandung beberapa bagian yang terspesialisasi.

    Glikoprotein tersusun atas bagian yang berikatan terhadap permukaaan

    sel, bagian lainnya berikatan atau berinteraksi dengan kolagen. Dan yang

    lainnya berikatan terhadap proteoglycans. Hal tersebut mengakibatkan

    glikoprotein adhesif sebagai ekstraselular glue. Sehingga peran utamanya

    ialah melekatkan komponen ECM satu sama lain dan melekatkan ECM

    pada sel melalui integrin permukaan sel.

    Glikoprotein adhesif meliputi fibronektin dan laminin. Selain itu urutan

    peptida, arginin, glisin, asam aspartat (urutan RGD) penting bagi sel

    adhesi terhadap ekstraselular matriks.

    Fibronektin

    Merupakan glikoprotein adhesif yang terdapat pada jaringan ikat dan

    juga merupakan komponen utama pada interstitial. Fibronektin

    tersusun atas 2 rantai polipeptida, yang mana setiap subunit

    fibronektin berikatan disulfida; kemudian akan terlipat menjadi

    beberapa bagian globular. Fibronektin disintesis oleh berbagai sel,yaitu fibroblast, monosit, dan endotel. Fibronektin mempunyai tempat

    khusus untuk dapat berikatan pada suatu komponen ECM berspektrum

    luas (misalnya, kolagen, fibrin, heparin, dan proteoglikan). Fibronektin

    juga terikat terhadap glikoprotein transmembran besar yang disebut

    reseptor fibronektin. Adhesi ini diperantai oleh urutan RGD asam amino

    pada salah satu bagian fibronektin. Reseptor fibronektin merupakan

    anggota dari kelompok protein transmembran yang disebut integrins.

    Integrin berinteraksi dengan sitoskeleton untuk membentuk suatu

    penghubung transmembran antara sitoskeleton sel dan filamen pada

    ekstraselular matriks.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    26/51

    39

    Gambar : fibronektin

    Integrin

    Integrin itu sendiri meruoakan kelompok glikoprotein heterodimer

    transmembran (rantai dan ) yang daerah intarselnya berhubungan

    dengan unsur sitoskeletal (misalnya, vinkulin dan aktin pada

    perlekatan fokal). Interaksi antara integrin pada sel epitel terhadapECM melalui urutan RGD asam amino memberikan sinyal perlekatan

    sel dan dapat mempengaruhi pergerakan, proliferasi, atau diferensiasi

    sel. Selain itu, interaksi ini pun mendayagunakan jalur pemberian

    sinyal intrasel yang sama dengan yang digunakan oleh reseptor faktor

    pertumbuhan. Dengan mengaktifkan jalur pemberian sinyal intrasel,

    fibronektin meningkatan pula sensitivitas sel tertentu (seperti endotel)

    terhadap efek proliferasi faktor pertumbuhan. Perlu diketahui,

    pertumbuhan dan diferensiasi sel setidaknya melibatkan dua jenis

    sinyal yang bekerja secara bersamaan. Sinyal yang pertama berasal

    dari molekul terlarut, seperti faktor pertumbuhan dan penghambatpertumbuhan polipeptida. Sinyal yang kedua melibatkan unsur tidak

    terlarut pada ECM yang berinteraksi dengan integrin sel.

    Gambar : integrin dan matrix extraselular lain

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    27/51

    39

    Laminin

    Laminin merupakan glikoprotein

    adhesif yang paling berlimpah

    dalam membran basalis. Laminin

    disusun dari tiga rantai polipetida,yaitu A, B1, dan B2, yang

    semuanya berikatan disulfida

    terhadap lainnya untuk

    membentuk molekul crucifix-

    shaped. Seprti fibronektin, laminin

    merupakan molekul besar yang

    tersusun atas beberapa bagian

    fungsional. Bagian pertama

    berikatan terhadap reseptor

    laminin pada permukaan sel,

    bagian lainnya berikatan terhadap

    heparan sulfat, dan bagian lain yang belum berikatan akan terikat terhadap

    kolagen tipe IV. Selain sebagai perantara perlekatan pada membran basalis,

    laminin juga mengatur kelangsungan hidup, proliferasi, diferensiasi, dan

    motilitas sel. Laminin diproduksi oleh sel-sel epitel yang bersandar padda

    membran basalis.

    Ekstraselular Matriks terdapat dalam dua bentuk dasar, yaitu :

    1. Matriks interstitial.Bentuk ini terdapat dalam ruang antar sel dalam jaringan ikat, serta

    antara epitel, endotel, dan sel-sel otot halus. Matriks ini disintesis oleh

    sel mesenkim (misalnya, fibroblas) dan cenderung membentuk suatu

    gel amorf tiga dimensi. Penyusun utamanya ialah kolagen fibril dan

    nonfibril, elastin, fibronektin, proteoglycans, hyaluronic dan komponen

    lainnya.

    2. Membran basalis.

    Membran ini diproduksi oleh epitel dan sel-sel mesenkim dan

    terhubung dengan permukan sel. Membran ini terletak di bawah epitel

    dan yang cenderung membentuk suatu anyaman yang menyerupai

    cakram. Penyusunnya ialah kolagen nonfibrial (sebagian besar kolagen

    tipe IV), laminin, heparan sulfat, proteoglycan, dan glikoprotein

    lainnya.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    28/51

    39

    Ekstraselular matriks lebih dari sekedar bahan pengisi ruang di sekeliling sel;

    adapun berbagai macam peranannya, antara lain :

    a. Penyokong mekanis untuk berlabuhnya sel. Tanpa adanya perlekatan,

    sebagian besar jenis sel akan mati

    b. Penentuan orientasi sel (polaritas). Basolateral (sisi bawah) versus apikal(atas) merupakan pembeda penting bagi sebgaian besar sel dalam hal

    fungsi (misalnya, penyerapan zat gizi dari saluran pencernaan atau

    pelepasan enzim pencernaan dalam pankreas)

    c. Pengendalian pertumbuhan sel. Pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh

    sel adhesi dan bentuk sel. Pada umumnya, semkain kuat perlekatan suatu

    sel, sifatnya akan semakin proliferatif (dan kurang sintesis)

    d. Pemeliharaan diferensiasi sel. Jenis protein ECM mempengaruhi pula

    derajat diferensisasi. Yang menarik adalah bahwa ECM yang sama dapat

    memiliki efek yang berbeda, bergantung pada konteks mekanis pada

    temapat terdapatnya ECM (yaitu lunak vs kaku)

    e. Scaffolding (dasar) untuk pembaharuan jaringan. Semmua jaringan

    merupakan struktur yang memperbaharui diri secara dinamis, dan untuk

    mempertahankan struktur yang normal memerlukan suatu scaffold

    (dasar) membran basalis. Secara khusus perlu diperhatikan bahwa

    meskipun sel labil dan stabil mampu melakukan regenerasi, cedera pada

    jaringan tersebut tidak selalu dapat memulihkan struktur normal.

    Keutuhan stroma sel patrenkim ynag mendasari, dan khususnya

    membran basalis, merupakan hal yang sangat penting untuk regenerasi

    terorganisasi pada jaringan. Jika membran basalis rusak, sel berproliferasi

    secra kacau sehingga menghsilkan jaringan yang tak terorganisasi dan

    nonfungsional; cedera yang luas pada jaringan yang labil atau stabil

    puncaknya terutama pada pembentukan jaringan parut karena

    meluasnya fibroblast.

    f. Pembentukan lingkungan mikro jaringan. Membran basalis bertindak

    sebagai batas antara epitel dan jaringan ikat yang mendasari dan juga

    membentuk bagian dari perangkat filtrasi pada ginjal.

    g. Penyimpanan dan penyajian molekul pengatur. Sebagai contoh,dalam

    jaringan normal, faktor pertumbuhan fibroblast diekskresikan dan

    disimpan dalam membran basalis. Hal ini memungkinkan pengerahannya

    secara cepat untuk merangsang pertumbuhan sel dalam keadaan cedera

    lokal.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    29/51

    39

    4. Pembelahan Sel (Cell Division)

    4.1. Siklus Sel

    Siklus sel adalah periode pembentukan suatu sel melalui duplikasi

    kandungan sel dan kandungan genetiknya sampai tercapai pembagian

    dalam bentuk dua sel yang identik. Siklus sel dapat dibagi menjadi dua faseutama dalam aktivitas seluler yaitu fase mitotic dan interfase. Dalam fase

    mitotic terdapat (1) proses mitosis, dimana duplikat kromosom dipisahkan ke

    dalam dua nucleus, dan (2) sitokinesis, dimana sel membelah menjadi dua

    sel anak. Hanya sebagian kecil sel di dalam jaringan atau pada kultur

    ditemukan pada keadaan mitosis, menandakan sel menghabiskan banyak

    waktunya pada interfase. Fase mitotic biasanya hanya 30 sampai 60 menit,

    sedangkan interfase dapat berangsur selama beberapa jam, hari, minggu,

    otau lebih lama lagi tergantung pada tipe sel dan kondisi. Fase mitotic akan

    terjadi bila seluruh materi yang dibutuhkan telah cukup untuk memulaipembelahan, dimana sintesis makromolekul pada umumnya terhenti.

    Berbeda dengan fase mitotic, interfase merupakan periode ketika sel sering

    kali tumbuh secara volume dan menjalankan fungsi metabolic, seperi

    oksidasi glukosa, transkripsi, translasi, dan replikasi DNA.

    Gambar : siklus sel; terdiri dari fase utama yaitu fase mitotic (M) dan

    interfase (G1, S, G2)

    Interfase terbagi menjadi beberapa bagian fase, yaitu : Gap 1 (G1), S

    (Sintesis), dan Gap 2 (G2). Lama dari fase Sintesis, Gap 2, maupun Mitosis

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    30/51

    39

    relative konstan, sedangkan pada Gap 1 lamanya tidak konstan, inilah yang

    membedakan lamanya siklus sel dari sel satu dengan sel lainnya.

    Gap 1 (G1) merupakan fase dimana sel mengalami pertumbuhan.

    Lamanya tidak konstan, namun pada umumnya berkisar antara 30-40 % dari

    siklus sel. Pada fase ini terjadi beberapa kegiatan, diantaranya :o Sintesis RNA (transkripsi),

    o Membuat sitoplasma baru dan duplikasi organel,

    o Metabolisme sel, dan

    o Pertumbuhan serta perkembangan sel.

    Pada beberapa sel, lamanya G1 dapat berangsur dengan waktu yang

    sangat panjang atau bahkan sampai berhenti. Keadaan demikian disebut

    sebagai G0. Oleh karena itu terdapat 3 kategori sel :

    1. Sel seperti sel saraf, sel otot, atau sel darah merah yang telah

    terspesialisasi dan kehilangan kemampuan untuk membelah. Sel tersebut

    telah berdiferensiasi dan tetap pada keadaan demikian sampai dia mati.

    2. Sel yang secara normal tidak membelah tetapi dapat dipengaruhi untuk

    memulai sintesis DNA dan membelah ketika diberi stimulus yang tepat.

    Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sel hati, yang dapat

    dipengaruhi untuk berpoliferasi dengan surgical removal bagian dari hati,

    juga limposit yang dapat dipengaruhi untuk berpoliferasi dengan interaksi

    dengan antigen yang tepat.3. Sel yang secara normal melakukan aktivitas mitotic. Beberapa jaringan

    terus diperbaharui, dan sel baru harus secara terus menerus dibentuk

    melalui pembelahan sel. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : sel

    gonial (oogonia dan spermatogonia), hematopoetik stem sel, sel epitel.

    4.2. Pengontrol Siklus Sel

    Semua fase siklus sel diatur oleh suatu rentetan reaksi biokimia yaitu

    melalui pembentukan kompleks siklin-cdk (cyclin-dependent kinase).Kompleks ini penting karena:

    1. Kompleks siklin-cdk merupakan sentral mekanisme pengontrolan siklus

    sel dengan cara memfosforilasi protein tertentu sehingga dapat mengatur

    fase-fase siklus sel tersebut.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    31/51

    39

    2. Kompleks siklin-cdk menyediakan adanya hubungan antara perpindahan

    fase-fase pada siklus sel dengan system checkpoint yang memonitor

    kelengkapan setiap fase siklus sel. Hubungan ini timbul sebab bila ada

    kesalahan, katakanlah DNA damage ataupun cacat gangguan pada

    spindle mitosis maka checkpoint akan menghambat kemajuan siklus sel

    melalui penghambatan kompleks siklin-cdk.

    Gambar : makromolekul yang mengatur siklus sel

    Replikasi dan mitosis yang merupakan 2 tahap krusial dalam siklus sel

    dipengaruhi oleh pengaktifan suatu protein spesifik yang bekerja pada fase S

    dan fase mitotic yang disebut siklin-dependent protein kinase (cdk). Protein

    ini mempunyai subunit katalik yang hanya aktif bila membentuk kompleks

    dengan sub unit pengatur yang disebut siklin.

    Protein

    Kinase

    Regulatory subunit

    (siklin)

    Catalytic subunit

    (cdk)

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    32/51

    39

    Gambar : protein pengontrol siklus sel meregulasi setiap fase siklus

    terutama pada saat fase sintesis dan mitotic.

    Pada fase G2 lanjut atau pada fase M, sel mengandung M phase

    promoting factor (MPF), yang dapat mempercepat onset mitosis pada awal

    G2. MPV merupakan kompleks protein yang terdiri dari siklin B dan cdk. Pada

    fase S, sel mengandung S phase- promoting factor (SPF) yang dapat

    mempercepat fase S sehingga fase G1 dapat segera masuk ke fase S.

    4.3. Mitosis

    Mitosis merupakan proses pembelahan nucleus dengan replikasi

    molekul DNA dari tiap kromosom dibagi ke dalam dua nucleus. Mitosis selalu

    diikuti oleh sitokinesis, proses dimana sel terbagi menjadi dua bagian. Duasel anak dihasilkan dari mitosis dan sitokinesis mempertahankan materi

    genetic yang identik pada setiap sel anak. Oleh karena itu, mitosis

    mempertahankan jumlah kromosom dan menghasilkan sel baru untuk

    pertumbuhan dan pemeliharaan suatu organism. Mitosis terjadi di sel

    somatis. Secara umum mitosis meliputi beberapa tahap, yaitu : profase,

    metaphase, anaphase, telofase.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    33/51

    39

    Gambar : proses mitosis secara umum yang menghasilkan dua sel anakdengan jumah kromosom sama dengan induknya.

    Mitosis terbagi menjadi lima tahap, yaitu : prophase, prometaphase,

    metaphase, anaphase, dan telophase.

    1. Profase :

    1) Kromatin yang diduplikasi selama S phase, perlahan-lahan

    terkondensasi menjadi kromosom.

    2) Mitotic kromosom terdiri dari 2 kromatid yang dihubungkan pada satu

    daerah yang disebut centromer.

    3) Pada permukaan centromer terdapat 2 kinetochore yang merupakan

    daerah dari centromer yang berikatan dengan mikrotubul spindle dan

    memiliki peran dalam pergerakan chromosomal.

    4) Periode ketika cytoplasmic mikrotubul dihancurkan sebagai persiapan

    sel untuk pengaturan ulang dari mikrotubul sellular menjadi mitotic

    apparatus.

    2. Prometaphase :

    1) Memulai pembongkaran nucler envelope.

    2) Mikrotubul dari pembentukan spindel apparatus membuat hubungan

    dan berikatan ke kinetochore dari kromosom terkondensasi.

    3) Kromosom tersebar sembarangan sekitar spindle mitotic.

    Bagaimanapun, kromosom mulai menjalani pergerakan ke daerah

    equator dari spindle.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    34/51

    39

    3. Metaphase :

    1) Pergerakam kromosom di daerah tengah dari spindle.

    2) Periode tidak aktif atau istirahat sebagai persiapan proses anaphase.

    Gambar : proses mitosis

    4. Anaphase :

    1) Periode mitosis ketika sebagian kromatid terpisah.

    2) Waktu ketika sentromer terbagi dua.

    3) Saat ketika kromatid mulai migrasi mereka ke daerah kutub yang

    berlawanan.4) Kemungkinan, satu atau lebih protein yang menggubah kinetochore

    mengandung aktivitas ATPase yang mengizinkan pergerakan

    kromosom sepanjang spindle mikrotubul.

    5. Telophase :

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    35/51

    39

    1) Periode ketika kromatid yang telah selesai melakukan pemisahan ke

    kutub berlawanan.

    2) Pembentukan kembali nuclear envelope di sekeliling kromosom.

    3) Kondensasi kembali kromosom ke kromatin.

    4) Cytokinesis.

    Tiga kelas mikrotubul :

    1. Astral mikrotubul : tersusun seperti bentuk bintang di sekitar kutub

    spindlenya. Mikrotubul ini penting dalam penyesuaian kontraktil ring.

    2. Kinetochore mikrotubul : mengulur dari sentromer ke kinetochore dan

    penting untuk kelangsungan migrasi kromosomal yang terjadi selama

    mitosis.

    3. Spindle microtubule : mengulur dari sentrosom saat metaphase dan

    mikrotubul kemudian melengkapi mikrotubul lain yang mengulur dari kutu

    berlawanan. Mikrotubul polar ini terlibat dalam pendorongan dua kutub

    spindle dalam anaphase, jadi kontraktil ring dapat memecah sel jadi dua.

    Salah satu kunci dari peristiwa dalam morphogenesis spindle adalah

    pengikatan kromosom ke spindle mikrotubul. Terjadi hanya pada daerah

    kinetokor di mitotic kromosom.

    4.4. Meiosis

    Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi

    pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

    Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik

    meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada

    mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah

    sebagai berikut :

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    36/51

    39

    Gambar : meiosis 1

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    37/51

    39

    Gambar : Meiosis 2

    Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara

    telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah

    selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase

    istirahat atau interface.

    Yang berhubungan dengan variasi genetik selama meiosis I :

    1. Crossing over terjadi selama periode prophase I. Crossing over

    menghasilkan suatu pertukaran kromosom antara turunan ayah dan ibukromosom dari sepasang homolog. Pertukaran ini menghasilkan

    pencampuran gen-gen induk yang menuntun pada penambahan

    kombinasi genetic.

    2. Campuran mandiri dari kromosom induk selama meiosis I.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    38/51

    39

    3. Menghasilkan dua sel anak yang mempunyai jumlah DNA yang diploid.

    Tidak seperti mitosis, kedua sel anakan ini memiliki sel diploid yang

    berbeda dari induknya.

    Meiosis II :

    1. Menyerupai mitosis, dalam pembentukan spindle apparatus, dan

    pemisahan kromosom.

    2. Sel anak haploid karena tidak terjadi sintesis DNA selama meiosis II.

    3. Karena spesialisasi saat meiosis I, sel yang dihasilkan dari meiosis II

    benar-benar berbeda secara genetic.

    Perbedaan antara Mitosis dengan Meiosis

    Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis

    Tujuan Untuk pertumbuhanSifat mempertahan-kan

    diploid

    Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak

    Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)

    Tempat terjadinya sel somatis sel gonad

    5. Leukosit

    Leukosit adalah sel darah Yang mengendung inti, disebut juga sel darah

    putih. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata

    5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut

    leukositosis, bilakurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam

    mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik

    (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam

    sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak

    mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau

    bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil,

    sitoplasma sedikit; monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih

    banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil

    (atau eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat

    warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap

    terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    39/51

    39

    (pra zatnya). Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan

    humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan

    gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis lekosit dapat meninggalkan

    kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam

    jaringan penyambung. Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang

    dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan

    menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai

    jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada

    usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas

    dewasa tercapai. Bila memeriksa variasi Fisiologi dan Patologi sel-sel darah

    tidak hanya persentase tetapi juga jumlah absolut masing-masing jenis per

    unit volume darah harus diambil.

    Neutrofil

    Neutrofil berkembang dalam sum-sum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi,sel-sel ini merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Garis tengah

    sekitar 12 um, satu inti dan 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak diisi oleh

    granula-granula spesifik (0;3-0,8um) mendekati batas resolusi optik,

    berwarna salmon pinkoleh campuran jenis romanovky. Granul pada neutrofil

    ada dua :

    - Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase.

    - Granul spesifik lebih kecil mengandung fosfatase alkali dan zat-zat

    bakterisidal (protein Kationik) yang dinamakan fagositin.

    Neutrofil jarang mengandung retikulum endoplasma granuler, sedikit

    mitokonria, apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula glikogen.

    Neutrofil merupakan garis depan pertahanan seluler terhadap invasi jasad

    renik, menfagosit partikel kecil dengan aktif. Adanya asam amino D oksidase

    dalam granula azurofilik penting dalam penceran dinding sel bakteri yang

    mengandung asam amino D. Selama proses fagositosis dibentuk

    peroksidase. Mielo peroksidase yang terdapat dalam neutrofil berikatan

    dengan peroksida dan halida bekerja pada molekultirosin dinding sel bakteri

    dan menghancurkannya. Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti

    streptolisin toksin streptokokus membran granula-granula neutrofil pecah,mengakibatkan proses pembengkakan diikuti oleh aglutulasiorganel- organel

    dan destruksi neutrofil. Neotrofil mempunyai metabolisme yang sangat aktif

    dan mampu melakukan glikolisis baik secara arrob maupun anaerob.

    Kemampuan nautropil untuk hidup dalam lingkungan anaerob sangat

    menguntungkan, karena mereka dapat membunuh bakteri dan membantu

    membersihkan debris pada jaringan nekrotik. Fagositosis oleh neutrfil

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    40/51

    39

    merangsang aktivitas heksosa monofosfat shunt, meningkatkan

    glicogenolisis.

    Eosinofil

    Jumlah eosinofil hanya 1-4 % leukosit darah, mempunyai garis tengah 9um

    (sedikit lebih kecil dari neutrofil). Inti biasanya berlobus dua, Retikulumendoplasma mitokonria dan apparatus Golgi kurang berkembang.

    Mempunyai granula ovoid yang dengan eosin asidofkik, granula adalah

    lisosom yang mengandung fosfatae asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak

    mengandung lisosim. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu

    melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil.

    Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan anti bodi, ini merupakan

    fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap komplek

    antigen dan antibody. Eosinofil mengandung profibrinolisin, diduga berperan

    mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnyadiubah oleh proses-proses Patologi. Kortikosteroid akan menimbulkan

    penurunan jumlah eosinofil darah dengan cepat.

    Basofil

    Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12um, inti

    satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma

    basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti,

    granul bentuknya ireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis

    Romanvaki tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan

    mensekresi histamin dan heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakansel utama pada tempat peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit

    basofil. Hal ini menunjukkan basofil mempunyai hubungan kekebalan.

    Limfosit

    Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit

    darah.Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi,

    kromatin inti padat, anak inti baru terlihat dengan electron mikroskop.

    Sitoplasma sedikit sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula

    azurofilik. Yang berwarna ungu dengan Romonovsky mengandung ribosom

    bebas dan poliribisom. Klasifikasi lainnya dari limfosit terlihat denganditemuinya tanda-tanda molekuler khusus pada permukaan membran sel-sel

    tersebut. Beberapa diantaranya membawa reseptos seperti imunoglobulin

    yang mengikat antigen spesifik pada membrannya. Lirnfosit dalam sirkulasi

    darah normal dapat berukuran 10-12um ukuran yang lebih besar disebabkan

    sitoplasmanya yang lebih banyak. Kadang-kadang disebut dengan limfosit

    sedang. Sel limfosit besar yang berada dalam kelenjar getah bening dan

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    41/51

    39

    akan tampak dalam darah dalam keadaan Patologis, pada sel limfosit besar

    ini inti vasikuler dengan anak inti yang jelas. Limfosit-limfosit dapat

    digolongkan berdasarkan asal, struktur halus, surface markers yang

    berkaitan dengan sifat imunologisnya, siklus hidup dan fungsi.

    MonositMerupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit normal,

    diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20um,

    atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk

    tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan

    sifat tetap momosit Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa

    bim abu-abu pada sajian kering. Granula azurofil, merupakan lisosom primer,

    lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga

    ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Apa ratus Golgi

    berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus padadaerah identasi inti. Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan

    rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system

    retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan

    membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui

    aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan

    penyambung. DaIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan

    limfosit dan memegang peranan penting dalam pengenalan dan interaksi

    sel-sel immunocmpetent dengan antigen.

    6. Furuncle

    Folikelitis adalah peradangan pada selubung akar rambut. Penyebab

    dari folikelitis ini adalah bakteri stapilokokus yang memasuki kulit melalui

    folikel rambut.

    Jika infeksi bakteri ini telah meluas ke jaringan disekitar folikel

    rambut maka folikelitis ini disebut Furunkel, yaitu radang pada folikel rambut

    yang telah meluas sampai pada lapisan subkutan pada jaringan kulit.

    Kelainan ini bisa terjadi didaerah dimana saja pada tubuh kita, tetapi

    terutama terjadi pada daerah yang sering mengalami gesekan dan banyak

    berkeringat. Seperti wajah, leher, ketiak, bokong, dada, paha dan tungkai

    bawah. Kelainan ini bisa juga disebabkan oleh garukan. Atau bisa juga

    disebabkan karena mencabut rambut-rambut yang ada pada tubuh kita baik

    dengan disengaja atau pun tidak.

    6.1. Inflamasi

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    42/51

    39

    Inflamasi respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera

    atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan,

    mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang

    mengalami cedera.

    Aktivasi respon inflamasi terjadi pada jaringan yang cedera disebabkan olehinfeksi, ischemia (defisiensi darah pada suatu bagian, akibat konstriksi

    fungsional atau obstruksi aktual pembuluh darah), kehilangan nutrisi, defect

    dari imun tubuh, bahan kimia, temperatur yang sangat tinggi, radiasi

    ionisasi.

    Inflamasi terbagi menjadi 2 pola dasar yaitu :

    1) Inflamasi akut respon dini dari tubuh terhadap cedera atau kematian

    sel.

    Gambaran mikroskopis yang terjadi pada saat inflamasi :

    Vasodilatasi arteriol

    Peningkatan permeabilitas vaskular

    Pembatasan area yang terkena luka dari jaringan yang tidak

    mengalami radang (walling off). Proses pembatasan akan menunda

    penyebaran penyakit dan produk toksik

    Ekstravasasi leukosit

    Adapun tanda-tanda pokok dari inflamasi akut :

    a. Rubor (kemerahan)

    Rubor biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah

    inflamasi. Ketika reaksi inflamasi mulai timbul, terjadi vasodilatasi

    arteriol yang mengakibatkan peningkatan aliran darah dan

    penyumbatan lokal (hiperemia) pada aliran darah kapiler selanjutnya.

    Peleburan pembuluh darah ini merupakan penyebab timbulnya

    kemerahan (eritema).

    b. Kalor (panas)

    Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi inflamasi akut.Panas merupakan sifat reaksi inflamasi yang hanya pada permukaan

    tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari

    sekelilingnya.

    c. Dolor (rasa sakit)

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    43/51

    39

    Dolor dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara.

    Perubahan pH lokal, konsentrasi lokal ion-ion tertentu dan pengeluaran

    zat kimia tertentu (seperti histamin) dapat merangsang ujung-ujung

    saraf. Selain itu pembengkakan jaringan yang meradang

    mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang menimbulkan rasa

    sakit.

    d. Tumor (pembengkakan)

    Tumor diakibatkan oleh peningkatan permeabilitas vaskular yang

    mengakibatkan masuknya cairan kaya protein ke dalam jaringan

    ekstravaskular sehingga menurunkan tekanan osmotik intravaskular

    yang membuat air dan ion ke dalam jaringan ekstravaskular dan

    berakumulasi di sana.

    e. Fungtio laesa (perubahan fungsi)

    2) Inflamasi kronik

    Inflamasi kronik dapat dianggap sebagai inflamasi memanjang. Inflamasi

    kronik dapat berkembang dari inflamasi akut. Perubahan ini terjadi ketika

    respon akut tidak teratasi karena agen pencedera yang menetap atau

    karena gangguan proses penyembuhan normal.

    Inflamasi kronik terjadi pada keadaan :

    Infeksi virus

    Infeksi mikroba peristen

    Respon yang lama terhadap agen yang berpotensi toksik

    Penyakit autoimun terjadinya reaksi imun terhadap antigen

    dan jaringan tubuhnya sendiri yang berlangsung

    terus-menerus.

    Setelah proses inflamasi, jaringan melakukan penggantian sel yang cedera

    secara ireversible terhadap normalitas histologis dan fungsional. Proses ini

    meliputi netralisasi atau pembuangan berbagai mediator kimiawi,

    normalisasi permeabilitas vaskular, penghentian emigrasi leukosit diikuti

    kematian (apoptosis) neutrofil yang mengalami ekstravasasi, dan usaha

    gabungan antara drainase limfatik dan penelanan makrofag pada debris

    nekrotik yang menyebabkan pembersihan cairan edema, sel radang dan sisa

    sel yang rusak, kemudian diikuti pembentukan jaringan parut (scarring) atau

    fibrosis. Hal ini dilakukan jaringan agar terjadi regenerasi dan remodeling

    jaringan yang ruska serta untuk menormalkan fungsi jaringan.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    44/51

    39

    Infeksi

    Infeksi invasi dan pembiakan mikroorganisme di jaringan tubuh, secara

    klinis mungkin tidak tampak atau tidak timbul cedera seluler lokal

    akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel dan respon

    antigen-antibodi.

    Infeksi dapat terlokalisasi, subklinis dan bersifat sementara jika mekanisme

    pertahanan tubuh efektif. Infeksi lokal dapat menetap dan menyebar

    menjadi infeksi klinis atau kondisi penyakit yang bersifat akut, subakut atau

    kronik. Infeksi lokal dapat menjadi sistemik bila mikroorganisme mencapai

    sistem limfotik atau vaskular.

    Abses & Furuncle

    Abses kumpulan nanah setempat yang terkubur dalam jaringan atau

    rongga yang tertutup.

    Furuncle peradangan atau infeksi pada kulit akibat infeksi bakteri

    yang akhirnya akan membentuk supurasi/pernanahan.

    Penyebab furuncle biasanya adalah bakteri (golongan stafilokokus) yang

    pembentukannya dipengaruhi oleh iritasi lokal.

    6.2. Supurasi

    Bila netrofil mati dan makrofag menelan sejumlah besar bakteri dan jaringan

    nekrotik, maka pada dasarnya semua netrofil dan kebanyakan makrofag

    lainnya akan mati. Sesudah beberapa hari, dalam jaringan yang meradang

    berbagai jaringan nekrotik, netrofil yang sudah mati, makrofag mati, dan

    cairan jaringan, campuran seperti ini yg biasanya disebut nanah.

    6.3. Lymph Node

    a. Struktur

    Tersusun atas saluran-saluran sejumlah pembuluh limfe. Pembuluh ini

    menyaring limfe sebelum cairan tersebut kembali ke sirkulasi vena. Nodus

    limfe berbentuk oval atau menyerupai buncis yang berukuran antara 1-

    20mm. Limfe memasuki sebuah nodus melalui suatu kapsul fibrosa yang

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    45/51

    39

    melewati beberapa pembuluh limfe aferen dan keluar melalui pembuluh

    limfe eferen. Katup-katup tersebut hanya satu arah, ddengan bertujuan

    menjaga limfe tetap mengalir satu arah.

    b. Lokasi beberapa nodus limfe

    Nodus submaksilaris : terletak di bagian dasar mulut

    Nodus serviks : terletak pada leher (disepanjang otot

    sternokleidomastoid)

    Nodus aksilaris : di dalam lengan bawah dan regia dada atas

    Nodus inguinal : terletak di lipatan paha (selangkangan)

    c. Fungsi

    Jika banyak bakteri yang tersaring dari limfa, nodus akan membengkak

    beberapa kali ukuran normalnya karena terjadi poliferasi limfosit dan sel-sel lain.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    46/51

    39

    BAGIAN II

    PEMBAHASAN KASUS

    1. Kasus

    Anak laki-laki berusia 3 tahun dirawat di rumah sakit. Ibunya menjelaskan

    tentang single round lesion pada paha kanannya dan sangat sakit.

    Berdasarkan penjelasan ibunya, 5 hari sebelumnya dia menemukan

    adanya red follicular nodule lesion dip aha kanan anaknya. Lesion benjadi

    lunak dan di bagian atasnya terdapat supurasi. Tidak ada demam.

    Dokter menemukan 3 cm bisul kemerahan pada 1/3 anteroproximal paha

    kanannya. Dokter juga menemukan perluasan lymph node pada

    selangkangan kanan.

    Pemeriksaan umum berada pada batas normal

    Pemeriksaan laboratorium berada pada batas normal, kecuali pada

    jumlah sel darah putih yang sedikit naik. Pemeriksaan mikroskopik dari

    aspirasi bisul menunjukan Staphylococcus positif.

    Pengobatan : Anak itu telah diobati dengan antibiotic selama 5 hari. Lalu2 minggu kemudian, dia bertemu dokter lagi tanpa keluhan.

    2. Penjelasan

    Ronald, anak laki-laki berumur 3 tahun mengalami luka dibagian paha

    kanan atas, luka ini menyebabkan barier kulit menjadi rusak sehingga

    menyebabkan Bakteri stapilokokus yang merupakan flora normal kulit masuk

    melalui folikel rambut dan menginfeksi bagian folikel rambut tersebut,

    hingga menyebabkan peradangan pada folikel rambut yang disebut

    folikelitis. Karena memiliki enzim hialuronidase yang dapat menguraikan

    matrixekstra seluler sehingga dapat merusak sel junction yang terdapat

    pada matriksextra seluler tersebut, dan menyebabkan bakteri ini dapat

    meluas ke jaringan disekitar folikel rambut sampai pada lapisan subkutan,

    dan menimbulkan furunkel. Karena infeksi dari bakteri ini maka tubuh

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    47/51

    39

    melakukan respon protektifnya yang disebut sebagai inflamasi. Inflamasi ini

    merupakan salah satu respon dari proses imunitas tubuh untuk melawan

    agen-agen yang berbahaya bagi tubuh. Inflamasi yang terjadi pada pasien

    ini merupakan jenis inflamasi akut. Dilihat dari waktunya yang relatif cukup

    singkat, serta dilihat dari gejala-gejala yang dialami oleh Ronald yang

    merupakan tanda-tanda pokok dari inflamasi akut.

    Terjadi dua proses utama dalam inflamasi akut. Yang pertama adalah

    reaksi seluler yang menyebabakan emigrasi leukosit dari pembuluh darah

    keluar ke extravaskuler menuju daerah peradangan. Karena terjadi emigrasi

    leukosit secara terus-menerus untuk melawan bakteri, maka secara otomatis

    tubuh pun terus memproduksi leukosit secara besar-besaran danmenyebabkan jumlah dari sel darah putih pada pasien ini mengalami

    kenaikan.

    Selain WBC yang meningkat, emigrasi leukosit ke daerah peradangan

    ini pun menyebabkan supurasi dan akhirnya menimbulkan abses/ tumor. Hal

    ini disebabkan karena leukosit-leukosit yang beremigrasi untuk melawan

    bakteri tertimbun didaerah peradangan dan semakin lama timbunan ini

    terakumulasi dan menyebabkan abses/tumor pada pasien.

    Kerja dari leukosit untuk melawan bakteri ini pun dibantu oleh kelenjar

    limfe. Selain untuk membantu dalam proses imunitas tubuh, kelenjar limfe

    ini pun dapat mengurangi pembengkakan pada daerah peradangan. Bakteri-

    bakteri yang berada pada daerah peradangan yang belum dikalahkan oleh

    leukosit disalurkan pada pembuluh limfe, dan ditimbun dalam nodus limfe.

    Nodus limfe ini memiliki makrofag-makrofag untuk memfagositosis bakteri

    agar bakteri tidak menyebar keseluruh tubuh. Bakteri ini akan ditimbun pada

    nodus limfe yang paling dekat pada daerah peradangan. Dan nodus limfe

    yang terdekat pada daerah peradangan pada kasus ini adalah pada daerah

    inguinal.Untuk melawan bakteri-bakteri ini kemudian kelenjar limfe

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    48/51

    39

    menghasilkan banyak makrofag dan menyebabkan pembengkakan pada

    kelenjar limfe ini.

    Selain terjadi reaksi seluler, pada inflamasi akut ini pun terjadi reaksi

    vaskuler. Reaksi vaskuler ini adalah meningkatnya aliran pembuluh darah

    ( vasodilatasi ) serta meningkatnya permeabilitas pembuluh darah.

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    49/51

    39

    Diagram : patomekanisme kasus

    Inflamasi

    akut

    Furuncle

    Seluler :Emigrasi

    leukosit keextravaskul

    er

    vaskuler

    WBC supurasi

    absesnyeri

    vasodilata

    si

    Permeabilit

    as vaskuler

    kemera

    hanpanas

    Cairan plasma

    protein keluar

    ke

    extravaslkuler

    Bakteri dan

    cairan plasma

    disalurkan ke

    lymph node

    Bakteri di

    timbun di

    lymph node

    Makrofag di

    lymph node

    banyak

    Pembesaran

    lymph node

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    50/51

    39

    Pada saat vasodilatasi ( peningkatan aliran pembuluh darah ), arteriol

    mengalami pelebaran sehingga lebih banyak darah mengalir kedalam

    mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian

    saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah, sehingga

    menyebabkan warna kemerahan pada daerah peradangan tersebut.

    Banyaknya darah yang disalurkan tubuh pada permukaan daerah

    peradangan ini lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah yang

    normal dan menyebabkan panas lokal (panas pada daerah disekitar

    peradangan).

    Sedangkan peningkatan permeabilitas vaskuler yang terjadi karena

    hubungan antara sel-sel endotelium yang melapisi pembuluh-pembuluh kecilberubah dan menyebabkan cairan plasma protein keluar ke extravaskuler

    menyebabkan darah terkonsentrasi dengan baik dan viskositas darah

    menjadi naik serta aliran darah menjadi lambat. Dan akibatnya terjadilah

    peristiwa marginasi leukosit yang merupakan awal dari emigrasi leukosit

    diantara sel-sel endotel keluar ke extravaskuler menuju daerah peradangan.

    Leukosit ini kemudian akan melawan bakteri pada daerah peradangan.

    Setelah terjadi proses perlawanan, leukosit ini tertimbun di daerah

    paradangan bersama bakteri yang telah mati, baik leukosit yang mati

    ataupun masih hidup tertimbun bersamanya dan menyebabkan supurasi

    serta lama-kelamaan terakumulasi dan menimbulkan abses.

    Sedangkan untuk nyeri yang ditimbulkan oleh peradangan

    disebabkan karena pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan

    peningkatan tekanan lokal sehingga tanpa diragukan lagi dapat

    menimbulkan rasa sakit (nyeri).

  • 8/3/2019 3.laporan_furuncle

    51/51