24 upaya peningkatan minat dan prestasi belajar ips

Upload: metta

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    1/9

    JURNAL SOSIALITA Volume 3 Nomor 4 September 2011

    UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI METODE QUANTUM TEACHING SISWA

    KELAS V SD TEGALSARI SRIGADING SANDEN

    KABUPATEN BANTUL TAHUN 2010

    Eni Purwanti dan Salamah

    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan minat dan prestasi belajar

    IPS melalui metode Quantum Teaching siswa kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden KabupatenBantul.

    Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul.Penelitian menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan dua siklus.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, kuesioner, dan tes hasil

    belajar IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi,kuesioner, dan tes hasil belajar IPS. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian iniadalah deskriptif kuantitatif dengan persentase. metode Quantum Teaching dikatakan

    berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS apabila telah tercapai ketuntasan belajar klasikal 80%, dengan ketuntasan individu 75%.

    Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode Quantum Teaching mampumeningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul..Minat belajar siswa meningkat ditunjukkan dari siswa yang minat belajar sangat baik sejumlah10 siswa (27,8%) menjadi sejumlah 23 siswa (63,9%) pada akhir siklus II.

    Penerapan metode Quantum Teaching mampu meningkatkan prestasi belajar IPS kelas VSD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Prestasi belajar IPS siswa meningkat dari

    rata-rata sebesar 74,28 pada tahap awal, 77,25 pada siklus I dan 81,56 pada siklus II.Kata Kunci : Metode Quantum Teaching, Minat Belajar, Prestasi Belajar IPS

    PendahuluanPendahuluan

    Peningkatan kualitas pendidikan tampaknya masih merupakan isu sentral beberapa tahunke depan atau mungkin untuk selamanya. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya kualitas

    pendidikan di Indonesia. Laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 2005mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-110 dari 117negara. Laporan UNDP tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesiarelatifrendah(Santyasa, 2007:100).

    Salah satu hal yang hams dilakukan guru adalah melakukan reformasi dalam cara mengajarkepada anak didik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam pendidikanadalah Quantum Teaching, yang dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran.Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asalBulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pastimempengaruhi hasil belajar. Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter, murid Lozanov,dan Mike Hernacki, mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadiQuantum learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    2/9

    kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik. Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yangdibangun dePorter(Ridho,2005:l).

    Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba untuk menerapkan metode QuantumTeaching untuk meningkatkan sikap dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Tegalsari, Srigading,

    Sanden Kabupaten Bantul. Hal ini didasaripengalamanpeneliti mengajar di tempat tersebut, banyak siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran IPS. IPS dipandang sebagai pembelajaranyang bersifat hapalan, sehingga banyak siswa yang bersikap pasif dalam pembelajaran danterkesan kurang menghargai pentingnya pelajaran IPS. Selain hal tersebut, maka prestasi belajarIPS di SD Tegalsari, Srigading, Sanden Kabupaten Bantul, juga dipandang masih belummemuaskan.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, maka masalah yang ingin dikaji ialah bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui metode Quantum Teaching siswa kelas V SDTegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul tahun 2010 ?.

    Landasan Teori

    Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dansebagainya. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yangdikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilaiyang diberikan guru (Depdiknas, 2005 : 895). Adapun Suryabrata (2002 : 324), menyatakan

    bahwa nilai raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan prestasi belajar siswa selama masa tertentu. European Centre for the Development ofVocational Training (Cedefop) (2010 : 22), menyatakan bahwa learning outcomes are definedas statements of what a learner knows, understands and is able to do on completion of a learning

    process, which are defined as knowledge, skills and competences. Pendapat tersebut diartikan bahwa hasil belajar didefinisikan sebagai sebuah pernyataan apa yang siswa ketahui, pahami danmampu dikerjakan pada saat proses pembelajaran selesai, dimana merupakan sebuah

    pengetahuan, keterampilan dan kompetensi.Berdasarkan pendapat di atas maka prestasi belajar adalah penguasaan 'pengetahuan,

    keterampilan, dan kompetensi yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang ditunjukkan darinilai tes atau raport yang diberikan oleh guru.

    Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalamrancangan, penyajian dan fasilitas super camp. Diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikanseperti Accelarated Learning (Lozanov), Multiple Intelegences (Gardner), Neuro LinguisticProgramming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry,Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Element of Effective Instruction (Hunter).Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paketmultisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkankemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi (Nata, 2006:3536).

    Menurut DePorter et al (2009 : 60 Quantum Teaching bersandar pada konsep ini: BawalahDunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah Asas Utama-alasan dasar di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Segala hal yangdilakukan dalam kerangka Quantum Teaching. Setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangankurikulum, dan setiap metode instruksional dibangun di atas prinsip Bawalah Dunia Mereka keDunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    3/9

    Asas tersebut menyiratkan bahwa untuk melaksanakan suatu pembelajaran diperlukan pemahaman yang cukup tentang audience kita. Dengan begitu akan memudahkan semua proses pembelajaran itu sendiri. Pemahaman itu amat penting karena setiap manusia memilikidinamikanya sendiri. Siswa scbagai manusia telah dibekali denganberbagai potensi untuk

    berkembang (Salamah, 2006:25 26).

    Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Teaching adalah metode pembelajaran multisensori, multikecerdasan,dan kompatibel dengan otak, dengan konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, danAntarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka, dengan cara mengubah bermacam-macam interaksi yangada di dalam dan di sekitar momen belajar, sehingga" mengubah kemampuan dan bakat alamiahsiswa yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.

    Pada pembelajaran Quantum Teaching, pembelajaran harus dilakukan denganmenyenangkan siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran dapat menjadi efektif. QuantumTeaching menganggap bahwa semua pribadi adalah penting, sehingga dipersiapkan lingkunganagar semua siswa merasa penting, aman dan nyaman. Lingkungan emosional juga diperhatikandalam pembelajaran dengan Quantum Teaching. Lingkungan belajar dan emosional akan

    menjadi stimulus yang merangsang kemampuan mental yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Kondisi dan kemampuan mental siswa akan sangat berpengaruh terhadapkesiapannya menerima pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.

    Pembelajaran Quantum Teaching juga berusaha mengembangkan otak kiri dan otak kanan.Guru akan berusaha menciptakan jalinan pengertian dengan siswa dengan cara menggunakan

    bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang positif. Keyakinan terhadap dirisendiri dipupuk dan ditingkatkan, akan meningkatkan minat belaj ar siswa. Hal ini menjadi suatumodal yang kuat untuk tercapainya prestasi belaj ar yang optimal.

    Metode Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden

    Kabupaten Bantul tahun pelajaran 2009/2010 sejumlah 36 siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menggunakan model Spiral dari Kemmis danTaggart (1988). Dalam penelitian ini metode Quantum Teaching dikatakan berpengaruh terhadap

    prestasi belaj ar IPS apabila telah tercapai ketuntasan belajar klasikal £ 80%, dengan ketuntasanindividu ^75%.

    Hasil PenelitianA. Observasi Awal

    Observasi awal pembelajaran IPS kelas V dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru memberikan pembelajaran dengan pokok bahasan kerajaan dan peninggalan Hindu di Indonesia, pada kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Kediri.Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, maka dapat dideskripsikan prestasi belajar IPS sebagai

    berikut:Tabel 1

    Rangkuman Prestasi Belajar IPS pada Observasi Awal Nilai Jumlah Siswa %

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    4/9

    Jumlah 36 100,0Sumber : Data primer diolah, 2011

    Hasil refeleksi pada observasi awal melalui diskusi dengan guru kelas V, didapatkan:1. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik perhatian dan motivasi belaj ar siswa.

    2. Guru kurang merangsang keaktifan siswa. Aktivitas siswa masih sebatas mendengarkan penjelasan guru dan mencatatat.3. Minat belaj ar siswa hanya terlihat tinggi pada awal pembelaj aran. Metode pembelaj aran

    yang diterapkan guru belum mampu menjaga minat belaj ar siswa yang tinggi dari awalsampai dengan akhir pembelaj aran.

    4. Metode pembelaj aran yang diterapkan guru, belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Hal ini dibuktikan dari belum tercapai indeks ketuntasanyang ditentukan dalam penelitian yaitu minimal 80% jumlah siswa mencapai nilai 75

    belum tercapai.

    B. Siklus I

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, denganmetode yaitu quantum teaching, kooperatif tanya jawab, dan ceramah, dengan kompetensidasar mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu diIndonesia dengan menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya.

    Pada siklus I performance guru sudah dinilai sangat baik. Kemampuan guru dalammembangkitkan minat belajar siswa dinilai baik pada pertemuan pertama dan sangat baik

    pada pertemuan selanjutnya. Kemampuan guru mengorkestra lingkungan belajar siswadinilai baik. Kemampuan guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan terhadapmateri pelajaran pada pertemuan pertama dan kedua dinilai cukup baik dan pada pertemuanketiga dan keempat dinilai baik. Kemampuan guru merayakan keberhasilan siswa dalammemahami pelajaran dinilai baik pada pertemuan pertama dan dinilai sangat baik pada

    pertemuan selanjutnya.Minat belajar siswa pada siklus I secara umum sudah terlihat baikmulai pada pertemuan pertama. Hal ini terlihat dari perhatian dan keseriusan siswamengikuti semua proses pembelajaran hanya beberapa siswa di bagian bangku belakangyang kurang serius mengikuti pembelajaran, pada siklus I.

    Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa-siswa tersebut terlihat mencoret-coret buku,serta terkadang berbisik-bisik dengan teman sebangkunya. Namun demikian mereka tidakmengganggu siswa yang lain, sehingga suasana kelas tetap kondusif.

    Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran masih relatif kurang baik. Halini terlihat dari interaksi guru dengan siswa yang didominasi siswa-siswa tertentu khususnyasiswa yang duduk di bangku deretan depan. Adapun siswa yang duduk di bangku belakangterlihat kurang aktif berinteraksi melalui tanyajawab dengan guru.

    Selain itu, pada saat dilakukan diskusi kelompok, tidak semua dapat aktifmenyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Interaksi siswa dalam berdiskusi terlihatkurang baik, karena ada anggota kelompok yang dominan sedangkan yang lain terlihatkurang aktif dan berani mengeluarkan pendapatnya.

    Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran juga masih terlihat kurang baik. Hal ini terlihat dari keberanian siswa yang masih kurang untuk maju danmenyimpulkan materi pelajaran. Pada saat guru menawarkan kepada siswa siapa yang beranimenyimpulkan materi, maka hanya siswa di bangku deretan depan yang terlihat

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    5/9

    mengacungkan tangan. Selain itu, pada saat tanyajawab sebelum pelajaran ditutup, makasiswa yang aktif dan dapat menjawab lebih banyak siswa di bangku deretan depan.

    Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, maka dapat dideskripsikan prestasi belajar IPSsebagai berikut:

    Tabel 2

    Prestasi Belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus INilai

    Tahap Awal Siklus 1 N % N %

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    6/9

    volume kecil sehingga hanya terdengar pada saat suasana sunyi. Tambahan yang ada dalamsiklus II adalah dengan menambah wangi-wangian yang lembut di ruangan kelas.Penambahan wewangian ini, menimbulkan suatu ketenangan sehingga diharapkan akan

    berpengaruhterhadap konsentrasi siswa.Guru lebih banyak memberikan umpan balik berupa komentar dan kata kunci untuk

    mengarahkan pola pikir siswa, sehingga dapat menyimpulkan materi pelajaran. Pada saatdilakukan diskusi kelompok, guru berputar dan mengamati jalannya diskusi dan sesekalimemberikan umpan balik, sehingga siswa lebih mudah dalam menyimpulkan materi yangdiajarkan guru. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa agar beranimengeluarkan pendapat. Guru menyatakan lebih menghargai siswa yang beranimengeluarkan pendapat walaupun pendapatnya kurang tepat, daripada siswa yang tidak

    berani mengeluarkan pendapat.Cara yang dilakukan guru dalam merayakan keberhasilan dalam belajar juga masih

    sama dengan siklus I, yaitu dengan memberikan penghargaari terhadap kelompok atau siswayang berhasil memahami dan menyimpulkan materi pelajaran. Selain itu, juga dilakukandengan meneriakkan yel-yel yang memberikan semangat.

    Minat belajar siswa pada siklus II dipandang sudah baik. Hal ini terlihat dari keseriusandan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang berada di bangku deretan belakang, yang pada siklus I terlihat kurang serius, maka pada siklus II sudah dapat menj adiserius dalam mengikuti pelaj aran.

    Pada siklus II, pada saat pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok, makainteraksi dalam kelompok terlihat cukup baik. Pada siklus II, maka kelompok ditentukanguru secara heterogen, sehingga dalam satu kelompok terdapat siswa yang pandai, sedangdan kurang pandai. Semua anggota kelompok berani mengeluarkan pendapatnya, sehinggadiskusi kelompok menjadi lebih hidup.

    Kemampuan siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran sudah dinilai baik. Pada saatguru menawarkan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran, maka hampir semuasiswa mengacungkan tangan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum

    pernah maju, untuk menyimpulkan materi pelajaran. Pada saat tanya jawab sebelum pelajaran ditutup, maka siswa juga terlihat aktif termasuk siswa di bangku deretan belakang.

    Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, maka dapat dideskripsikan prestasi belajar IPS pada siklus II sebagai berikut:

    Tabel 3Prestasi belajar IPS Berdasarkan Ketuntasan Pada Siklus II

    Nilai Tahap Awal Siklus I Siklus II N % N % N %

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    7/9

    3. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah baik. Siswa berani untukmenyatakan pendapat, maju ke depan untuk menyimpulkan, bertanya kepada guru, danmenjawab pertanyaan guru.

    4. Guru telah berhasil merangsang alur berpikir siswa, sehingga mampu menyimpulkanmateri pelaj aran.

    5.

    Kriteria keberhasilan sesuai rumusan dalam hipotesis tindakan yaitu minimal 80% jumlahsiswa mencapai nilai 75 sudah tercapai.

    Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Penerapan metode Quantum Teaching mampu meningkatkan minat belajar siswakelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Minat belajar siswa meningkatditunjukkan dari siswa yang minat belajar sangat baik sejumlah 10 siswa (27,8%) menjadisejumlah 23 siswa (63,9%) pada akhir siklus II. Penerapan metode Quantum Teachingmampu meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden

    Kabupaten Bantul. Prestasi belajar IPS siswa meningkat, dari rata-rata sebesar 74,28 padatahap awal, menjadi 77,25 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 81,56 pada siklus II

    B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dideskripsikan di atas, maka dapat disarankan hal-

    hal sebagai berikut:1. Bagi Guru SD Tegalsari Srigading Sanden Bantul

    Hendaknya dapat membuat perencanaan strategi pembelajaran dengan pendekatanQuantum Teaching pada semuabidang studi yang diajarkan. Hal ini diharapkan dapatmeningkatkan prestasi dan minat belajar siswa.

    2. Bagi Sekolah Hendaknya dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajarandengan pendekatan Quantum Teaching, dengan menyediakan buku-buku acuan danmengikutkan dalam kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan penerapan pembelajarandengan pendekatan Quantum Teaching.

    DAFTAR PUSTAKAAbdul Rachman Abror. (2002). Psikologi Pendidikan . Jakarta : PT Tiara Wacana.

    Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam . Jakarta: Kencana.

    Abuddin Nata. (2006). Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia . Jakarta: Kencana.

    Cedefop. (2010). Learning Outcomes Approaches in VET Curricula: A Comparative Analysis of Nine European Countries , dalam www.cedefop.europa.eu. diakses 10Desember2010.

    Depdiknas. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka.

    DePorter, B dan Hernacki, M. (2000). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

    http://www.cedefop.europa.eu/http://www.cedefop.europa.eu/

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    8/9

    Menyenangkan . Penerjemah: Alhiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.

    DePorter, B., Reardon, M., Nourie, S. H. (2009). Quantum Teaching: Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas . Penerjemah: Ari Nilandari. Bandung: Kaifa.

    Dewi Salma. Prawiradilaga dan Eveline Siregar (editor). (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan .Jakarta : Kencana dan Universitas Negeri Jakarta.

    Djam'an Satori dan Aan Komariah. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.

    Ihat Hatimah, Sadri, Ngadi Marsinah. (2008). Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan .Jakarta: Universitas Terbuka.

    I Wayan Santyasa. (2007). Keberadaan Dan Kepentingan Pengembangan Model PelatihanUntuk Pembinaan Profesi Guru , dalam www.freewebs.com. diakses 20 Oktober 2009.

    Kember, David. (2003). Internasional Encyclopedia of Higher Education: Improving The

    Quality of Teaching & Learning in Higher Education .NQwDeM: Crest Publishing House.

    Martinis Yamin. (2005). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi . Jakarta: Gaung PersadaPress.

    Mulyani. (2006). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Quantum Teaching PadaSub Pokok Bahasan Kalor Siswa Kelas VIII Semester I SMPN 2 Ungaran Tahun Ajaran2005/2006 . dalam http://digilib.unnes.ac.id. . diakses 20 Oktober 2009.

    Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, Implementasi dan Inovasi . Bandung : Remaja Rosdakarya.

    ________. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan : Sebuah Panduan Praktis, cetakankelima , Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

    Mustaqim. (2001). Psikologi Pendidikan . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Nana Syaodih Sukmadinata (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan . Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

    Ngalim Purwanto. (2003). Psikologi Pendidikan . Bandung : PT. Remaj a Rosdakarya.

    Peters, R. S. (editor) (1969). The Concept of Education . New York : The Humanities Press.

    Rasyid Ridho. (2005). Cerahkan Dunia Pendidikan Dengan Metode Quantum Teaching,dalam http //kihariyadi.jogia.bloghi.com. diakses 20 Oktober 2009.

    Rochiati Wiriaatmadja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas : Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen . (cetakan kedua). Bandung: RemajaRosdakarya.

    Salamah. (2006). Pengembangan Model-Model Pembelajaran Alternatif Bagi Pendidkan IslamSuatu Alternatif Solusi Permasalahan Pembelajaran Agama Islam) . Jurnal

    http://www.freewebs.com/http://digilib.unnes.ac.id/http://digilib.unnes.ac.id/http://www.freewebs.com/

  • 8/17/2019 24 Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Ips

    9/9

    FIKRAH Vol. 5, No.l, Januari-Juni 2006, dalam http://idb2.wikispaces.com. diakses 20Oktober 2009.

    Saptanti Rahayu. (2009). Penggunaan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 1 Ditinjau dan Inteligensia Siswa di SMA Negeri 7Surakarta (Suatu Penelitian Tindakan Kelas). Tesis Program Studi PendidikanKependudukan dan Lingkungan Hidup. Fakultas Pascasarjana UNS. dalamhttp://digilib.uns.ac.id. diakses 20 Oktober 2009.

    Singer dan Nourie. (1998). Improving Student Performance, Student Engagement and Teacher Effectiveness with Quantum Learning for Teachers. dalam www.supercamp.com. diakses20 Oktober 2009.

    Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

    Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT.Bumi Aksara.

    Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan . Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

    Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.

    Winkel, WS. (2004). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar . Jakarta: PN. Balai Pustaka.

    http://idb2.wikispaces.com/http://digilib.uns.ac.id/http://www.supercamp.com/http://www.supercamp.com/http://digilib.uns.ac.id/http://idb2.wikispaces.com/